Anda di halaman 1dari 11

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan COVID-19 sebagai pandemi global pada

pertengahan Maret 2020. Saat itu, penyebaran virus corona telah mencapai tingkat yang
mengkhawatirkan di banyak negara dunia. Dikutip dari Kompas, dalam waktu kurang dari tiga
bulan, COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 126.000 orang di 123 negara.
Laporan kasus positif COVID-19 di Indonesia pertama kali diumumkan pada Maret 2020. Dua
orang yang didapati positif terinfeksi virus corona adalah warga Depok, Jawa Barat. Keduanya
diduga tertular virus corona setelah melakukan kontak langsung dengan warga negara Jepang.
Sejak temuan kasus positif pertama itu, jumlah orang Indonesia yang terinfeksi COVID-19
terus bertambah. Pemerintah telah memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar
di beberapa daerah untuk membatasi pergerakan warga. Namun, penyebaran virus corona di
Indonesia terus meluas. 
Dikutip dari situs Satuan Tugas Penanganan COVID-19, per 5 November 2020, jumlah kasus
positif COVID-19 mencapai 425.796, dengan 357.142 orang sembuh, dan 14.348 meninggal
dunia. Pemerintah terus mengingatkan warga agar mematuhi protokol kesehatan demi
memperlambat penyebaran virus corona dan melandaikan kurva COVID-19.
Berbagai Cara Penyebaran Virus Corona
Para ahli kesehatan sudah berulang kali menjelaskan tentang cara penyebaran virus corona.
Anda juga mungkin sudah mengetahui informasi ini. Namun, demi terus menjaga keselamatan
diri dan keluarga, tak ada salahnya untuk mengingat kembali apa saja cara penyebaran virus
corona.
 Melalui droplet
Droplet adalah tetesan kecil atau cipratan yang dikeluarkan seseorang dari hidung atau mulut
saat bersin, batuk, berbicara, atau bernapas. Bila Anda terkena droplet seseorang yang terinfeksi
virus corona, kemungkinan besar Anda akan tertular.
 Melalui udara
Sebelumnya, WHO menyatakan virus corona tidak bisa menular melalui udara (airborne).
Namun, pernyataan itu direvisi pada awal Juli 2020. WHO kini menyatakan virus corona bisa
menular melalui partikel-partikel kecil yang melayang di udara.
Droplet yang dikeluarkan orang yang terinfeksi virus corona dapat menguap lebih cepat
daripada jatuh ke tanah atau ke permukaan lain. Droplet yang menguap itu kemudian
membentuk aerosol yang mengandung partikel virus yang dapat melayang di udara hingga
setengah jam.
 Melalui permukaan yang terkontaminasi
Permukaan benda yang sudah terkontaminasi virus corona dapat menjadi media penyebaran
virus tersebut. Bila Anda memegang permukaan yang terkontaminasi, kemudian tangan Anda
memegang hidung, mulut, atau mata, risiko Anda untuk terinfeksi virus corona langsung
meningkat.
Dalam situs Detikhealth disebutkan, virus corona bisa bertahan hidup di permukaan tertentu
selama 2-3 hari. Karena itu, masyarakat selalu diingatkan agar sebisa mungkin tidak memegang
permukaan benda di tempat umum.
Bila terpaksa harus menyentuhnya, Anda harus segera mencuci tangan dengan sabun atau hand
sanitizer untuk mematikan kuman di tangan. Permukaan benda-benda yang banyak dipegang
orang juga harus dibersihkan dengan cairan disinfektan sesering mungkin untuk mencegah
penyebaran virus corona.
 Melalui limbah manusia
Dalam situs Detikhealth dijelaskan, sebuah studi menunjukkan partikel virus corona ditemukan
pada limbah manusia (urine dan feses). Namun, WHO menyatakan masih perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk memastikan penularan melalui cara ini. Pastinya, dalam laman
resmi WHO disebutkan penyebaran virus corona juga bisa melalui darah dari ibu ke anak atau
dari hewan ke manusia.

Perjalanan Penyebaran Virus Corona di Indonesia


Hingga kini, tidak ada yang dapat memastikan kapan pandemi COVID-19 akan berakhir.
Masyarakat di seluruh dunia masih menanti pembuatan vaksin COVID-19 yang dapat menekan
risiko manusia terinfeksi virus corona.
Mendekati setahun sejak virus corona pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok, ada
baiknya melihat kembali bagaimana perjalanan penyebaran virus corona di Indonesia sejak
merebak pada Maret 2020.
 Maret
Pada bulan ini, kasus positif COVID-19 pertama kali ditemukan di Indonesia. Jumlah kasus
COVID-19 kemudian mengalami pertambahan signifikan, hingga melebihi 100 kasus per hari.
Per 31 Maret 2020, jumlah kasus positif COVID-19 yang tercatat adalah 1.528, dengan pasien
meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona mencapai 136.
 April
Penyebaran virus corona mengalami peningkatan yang eksponensial pada bulan ini.
Penambahan kasus positif COVID-19 per hari mencapai lebih dari 300, dengan jumlah kasus
terbanyak berasal dari DKI Jakarta. Pada 10 April, Jakarta memberlakukan kebijakan
pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mencegah meluasnya penularan COVID-19.
Dalam situs Detikhealth disebutkan, per 9 April 2020, seluruh provinsi di Indonesia telah
melaporkan adanya kasus positif COVID-19. Dikutip dari situs Kompas, pada akhir April 2020,
jumlah orang Indonesia yang tercatat terinfeksi virus corona mencapai 10.118.
 Mei
Jumlah orang yang terinfeksi virus corona terus meningkat. Pada pertengahan Mei,
penambahan kasus harian bahkan mencapai lebih dari 400, sebagian besar masih terjadi di DKI
Jakarta. Pada bulan ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masih memberlakukan PSBB.
Jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia mencapai angka 20.000 pada 21 Mei. Pada akhir
Mei, penambahan kasus harian COVID-19 sudah melebihi 500, dengan total kasus se-Indonesia
mencapai 25.773.
 Juni
Dikutip dari situs Kompas, jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia mencapai angka
30.000 pada 6 Juni. Pada 25 Juni, jumlah kasus COVID-19 di Indonesia meningkat hingga
50.000.
 Juli
Pada 3 Juli, jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia mencapai 60.000. Enam hari
kemudian, angka tersebut naik menjadi 70.000. Pada 27 Juli, kasus positif COVID-19 di
Indonesia sudah melebihi 100.000.
 Agustus
Pada bulan ini, jumlah orang Indonesia yang terinfeksi COVID-19 terus bertambah. Namun,
pada bulan ini juga terjadi rekor kasus pasien yang dinyatakan sembuh, yaitu 3.560 pada 24
Agustus. Per 31 Agustus, total kasus COVID-19 di Indonesia yang dinyatakan sembuh
mencapai 125.595.
 September
Pada bulan ini terjadi penambahan kasus COVID-19 terbanyak dibandingkan bulan-bulan
sebelumnya. Dikutip dari situs Detikhealth, jumlah kasus COVID-19 mencapai 200.000 pada 8
September.
Situs CNN Indonesia memberitakan, dalam satu bulan penambahan kasus mencapai 112.212
atau sekitar 3.740 kasus per hari di bulan September. Peningkatan ini sangat mengkhawatirkan
karena di beberapa negara, kurva COVID-19 sudah mulai melandai.
Kenaikan kasus COVID-19 ini diiringi dengan beberapa kali rekor jumlah kematian harian
tertinggi akibat COVID-19, yaitu 134 kasus kematian pada 3 September, 135 kasus kematian
pada 16 September, dan 160 kasus kematian pada 22 September.
 Oktober
Dikutip dari situs Detikhealth, pada 4 Oktober, kasus COVID-19 di Indonesia menembus angka
300.000. Pada 28 Oktober, angka tersebut sudah bertambah menjadi 400.483 kasus positif.
Salah satu langkah yang dilakukan pemerintah dalam menghadapi peningkatan kasus COVID-
19 adalah meningkatkan kapasitas tes. Jumlah laboratorium untuk tes COVID-19 kemudian
ditambah. Pada pertengahan Maret 2020, terdapat 12 laboratorium untuk tes COVID-19 di
Indonesia, dari sebelumnya hanya satu, yaitu Laboratorium Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan.
Dikutip dari situs Kompas, pada awal April 2020, pemerintah mendatangkan 20 alat pendeteksi
virus corona dari Swiss, yang terdiri atas jenis ekstraktor otomatis RNA (ribonucleic acid) dan
detektor PCR (polymerase chain reaction). Ekstraktor otomatis RNA itu disebut mampu
mengetes 1.000 spesimen per hari, sedangkan detektor PCR kapasitas mencapai 500 tes per
hari.
Dengan adanya alat baru ini, pemerintah menargetkan pemeriksaan hingga 10.000 tes PCR per
hari. Pemerintah juga telah mengaktifkan puluhan laboratorium tes cepat molekuler (TCM)
untuk membantu pemeriksaan tes metode RT-PCR. Per Juni 2020, terdapat 139 laboratorium
RT-PCR untuk memeriksa sampel COVID-19 yang tersebar di seluruh Indonesia.

Terus Praktikkan Protokol Kesehatan Selama Pandemi


Selama pandemi COVID-19 masih berlangsung, Anda harus terus disiplin menerapkan protokol
kesehatan, terutama saat berada di ruang publik atau saat harus berada di keramaian. Ini adalah
langkah utama untuk melindungi diri sekaligus mencegah penyebaran virus corona.
 WHO juga mengingatkan beberapa tempat yang rawan menjadi sumber penyebaran
virus corona, yaitu:
 Tempat ramai
 Tempat yang sempit
 Ruangan yang tertutup
Tak bisa dipungkiri, COVID-19 adalah penyakit yang berbahaya dan dapat berakibat fatal.
Semoga Anda tidak pernah lupa menerapkan protokol kesehatan berikut saat sedang berada di
luar rumah atau di tempat-tempat dengan ciri-ciri seperti di atas.
 Selalu mengenakan masker
Ya, selalu kenakan masker saat Anda harus keluar rumah. Selama Anda mengenakan masker
sesuai dengan pedoman yang benar, Anda dapat mengurangi risiko penularan virus corona.
 Tidak menyentuh benda-benda saat di tempat umum
Sebisa mungkin, hindari menyentuh berbagai benda di tempat umum. Bila Anda terpaksa harus
menyentuh beberapa benda, seperti tombol lift, gagang pintu, dan sebagainya, segera bersihkan
tangan dengan hand sanitizer atau mencucinya dengan sabun setelahnya.
 Selalu jaga jarak
Selama pandemi COVID-19 belum berakhir, Anda harus selalu ingat untuk melakukan physical
distancing saat berada di luar rumah. Jaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter agar
terhindar dari penyebaran virus corona dari orang yang berbicara, batuk, atau bersin.
 Mencuci tangan dengan benar
Ingatlah agar sering mencuci tangan dengan benar, yaitu menggunakan sabun di bawah air
mengalir dan menggosok seluruh bagian tangan selama minimal 20 detik. Jika Anda berada di
jalan atau di luar ruangan, Anda dapat membersihkan tangan dengan hand sanitizer dengan
kandungan alkohol 60% yang efektif membunuh kuman.
Pada masa pandemi seperti ini, risiko untuk menderita penyakit selain COVID-19 tetap ada.
Karena itu, jangan ambil risiko dan segera miliki asuransi kesehatan untuk melindungi diri
Anda dan keluarga dari risiko kerugian finansial akibat sakit.
PFI Mega Life adalah perusahaan asuransi yang menyediakan berbagai solusi dan produk
asuransi untuk memenuhi kebutuhan perlindungan bagi Anda dan keluarga Anda. Solusi
perlindungan yang ditawarkan PFI Mega Life disesuaikan untuk kebutuhan spesifik Anda untuk
jangka pendek dan panjang.
Asuransi kesehatan Mega Hospital Investa dari PFI Mega Life menawarkan manfaat berupa
santunan rawat inap karena sakit atau kecelakaan, santunan rawat inap ICU/ICCU, santunan
meninggal dunia karena sakit dan kecelakaan, serta pengembalian premi (no-claim bonus).
Produk asuransi kesehatan Mega Hospital Investa menawarkan manfaat perlindungan yang
nyaman, namun premi yang harus dibayarkan ramah di kantong. Dengan memiliki asuransi
Mega Hospital Investa, Anda cukup membayar premi mulai dari Rp 7.000 per hari untuk
mendapatkan manfaat pertanggungan sampai dengan Rp 1.000.000 per hari.
Segera ajukan permohonan untuk Mega Hospital Investa agar Anda dapat memiliki
perlindungan jaminan kesehatan yang membuat hidup lebih tenang dan nyaman, termasuk di
masa pandemi.
KOMPAS.com - Penyebaran virus corona secara global, masih terus bertambah dari
hari ke harinya. Melansir data dari laman Worldometers, hingga Rabu (27/1/2021)
pagi, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 100.801.465 (100 juta)
kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 72.810.592 (72 juta) pasien telah sembuh, dan
2.164.749 orang meninggal dunia. Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak
25.823.680 dengan rincian 25.715.995 pasien dengan kondisi ringan dan 110.129
dalam kondisi serius. Baca juga: Link Siaran Langsung Penyuntikan Vaksin Covid-19
Dosis Kedua Presiden Jokowi

Berikut 10 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak:

1. Amerika Serikat: 26.006.765 kasus, 435.314 orang meninggal, total sembuh


15.762.994

2. India: 10.690.279 kasus, 153.751 orang meninggal, total sembuh 10.358.328

3. Brasil: 8.816.254 kasus, 218.918 orang meninggal, total sembuh 7.798.655

4. Rusia: 3.756.931 kasus, 70.482 orang meninggal, total sembuh 3.174.561

5. Inggris: 3.689.746 kasus, 100.162 orang meninggal, total sembuh 1.662.484

6. Perancis: 3.079.943 kasus, 74.106 orang meninggal, total sembuh 219.152

7. Spanyol: 2.733.729 kasus dan 56.799 orang meninggal

8. Italia: 2.485.956 kasus, 86.422 orang meninggal, total sembuh 1.917.117

9. Turki: 2.442.350 kasus, 25.344 orang meninggal, total sembuh 2.322.511

10. Jerman: 2.163.113 kasus, 54.390 orang meninggal, total sembuh 1.844.000.

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia Indonesia
Lihat Foto Kepala Biro Humas Kementerian Sosial, Sony Manalu menambahkan
pihaknya berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 dan pemerintah daerah untuk
mencegah penyebaran virus corona di panti sosial. (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)
Kasus virus corona di Indonesia tercatat juga mengalami peningkatan, baik dari jumlah
kasus, sembuh, maupun yang meninggal dunia. Hingga Selasa (26/1/2021) pukul
12.00 WIB, kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 13.094. Sehingga jumlahnya
saat ini menjadi 1.012.350 orang. Sedangkan untuk kasus sembuh, juga ada
penambahan sebanyak 10.868 orang. Penambahan itu sekaligus menjadikan total
pasien yang telah sembuh menjadi 820.356 orang. Namun, pasien yang meninggal
dunia karena infeksi Covid-19 ini juga ikut bertambah sebanyak 336 orang. Maka,
jumlah pasien yang meninggal dunia kini jumlahnya menjadi 28.468 orang. Baca juga:
Daftar 108 Daerah Berstatus Zona Merah Covid-19 di Indonesia, Jawa Tengah Masih
Tertinggi Amerika Serikat Lihat Foto Presiden Joe Biden menandatangani perintah
eksekutif pertamanya di Gedung Putih pada Rabu (20/1/2021).(AP PHOTO/EVAN
VUCCI) Pemerintahan Biden akan membeli 200 juta lebih banyak vaksin Covid-19 dan
bakal menyalurkan lebih banyak ke negara bagian. Biden mengatakan, walaupun
akan lebih banyak dan cepat orang yang diinokulasi karena adanya dosis tambahan
ini, pandemi agaknya akan terus memburuk. "Ini akan memakan waktu berbulan-bulan
sampai kami bisa mendapatkan sebagian besar orang Amerika divaksinasi," kata
Biden dikutip dari Al Jazeera, Selasa (26/1/2021). Dari data Universitas Johns
Hopkins, AS telah mencatat jumlah tertinggi kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di dunia
dengan lebih dari 25,4 juta. Sementara itu, dlaporkan terdapat lebih dari 242.000
kematian terkait virus corona juga telah dilaporkan di seluruh AS. Baca juga: Pandemi
Virus Corona dan Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Moderna di AS... Portugal
Pemerintah Portugal didesak untuk memindahkan pasien Covid-19 ke luar negeri pada
Selasa (26/1/2021). Hal ini lantaran tingginya angka kematian yang mencapai rekor
dan sistem pasokan oksigen di sebuah rumah sakit besar dekat Lisbon sudah
kewalahan karena penggunaan yang berlebihan. Melansir Reuters, Selasa
(26/1/2021), korban jiwa akibat Covid-19 dalam 24 jam terakhir mencapai rekor 291
jiwa. Walhasil, total kasus menjadi 653.878 kasus dengan 11.012 kematian. Menurut
ourworldindata.org, Portugal saat ini memiliki rata-rata kasus tujuh hari dan kematian
tertinggi di dunia per juta orang. Baca juga: WHO Rencanakan Persetujuan Beberapa
Vaksin Covid-19, Apa Saja? WHO Lihat Foto Ilustrasi WHO(Shutterstock/Askarim)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan pedoman klinis baru pada Selasa
(26/1/2021) untuk merawat pasien Covid-19. Pedoman ini termasuk mereka yang
menunjukkan gejala persisten setelah pemulihan, dan disarankan menggunakan anti-
coagulant dosis rendah untuk mencegah penggumpalan darah. "Dalam pedoman yang
baru adalah bahwa pasien Covid-19 di rumah harus menggunakan oksimetri nadi,
yang mengukur kadar oksigen, sehingga Anda dapat mengidentifikasi apakah kondisi
seseorang di rumah memburuk dan sebaiknya harus dirawat di rumah sakit," jelas
Juru Bicara WHO Margaret Harris seperti dilansir Reuters, Selasa (26/1/2021). WHO
menyarankan dokter untuk menempatkan pasien dalam posisi tengkurap, di depan
mereka, yang ditujukan untuk meningkatkan aliran oksigen. "Juga kami
merekomendasikan, penggunaan anti-coagulant dosis rendah untuk mencegah
pembentukan gumpalan darah di pembuluh darah," kata Harris. Baca juga: WHO
Tetapkan Madinah sebagai Salah Satu Kota Tersehat Dunia Dunia Jumlah kasus virus
corona yang dikonfirmasi di seluruh dunia telah melampaui 100 juta. Tonggak sejarah
yang suram dicapai pada Selasa (26/1/2021), menurut data Universitas Johns
Hopkins, hanya lebih dari setahun setelah kasus pertama dilaporkan di Wuhan, China.
Selama 12 bulan terakhir, pandemi telah memaksa pemerintah untuk memerintahkan
penutupan, jam malam, larangan perjalanan, dan pembatasan masyarakat. Lebih dari
2,1 juta orang telah meninggal karena Covid-19 secara global dan lebih dari 55 juta
orang telah pulih dari penyakit tersebut. Terlepas dari perkembangan perawatan untuk
Covid-19 dan peluncuran vaksin di banyak negara, varian baru virus yang baru-baru
ini terdeteksi di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil telah menciptakan ketidakpastian
tentang kapan pandemi kemungkinan akan berakhir. Baca juga: Link Siaran Langsung
Penyuntikan Vaksin Covid-19 Dosis Kedua Presiden Jokowi

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Update Corona di Dunia 27


Januari: 100 Juta Kasus | WHO Rilis Pedoman Klinis Terbaru untuk Rawat Pasien
Covid-19", Klik untuk
baca: https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/27/093100765/update-corona-di-
dunia-27-januari--100-juta-kasus-who-rilis-pedoman-klinis?page=all.
Penulis : Dandy Bayu Bramasta
Editor : Sari Hardiyanto
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

Liputan6.com, Jakarta Total kasus COVID-19 di dunia telah mencapai 100 juta,


berdasarkan data Johns Hopkins University, Kamis (28/1/2021). Pasien meninggal
sebanyak 2,1 juta dan 55,6 juta dinyatakan sembuh.

10 negara dengan kasus COVID-19 terbanyak adalah:

Kasus Indonesia juga sudah tembus 1 juta. Itu menjadikan Indonesia negara pertama
di Asia Tenggara dan Asia Timur yang menembus treshold sejuta. Posisi Indonesia
saat ini berada di nomor 19 dunia.

Negeri jiran Malaysia mencatat 194 ribu kasus dan sedang lockdown.

Di Timur Tengah, kasus di Arab Saudi tercatat berjumlah 367 ribu dan Uni Emirat Arab
mendata 289 ribu kasus.

Sementara, kasus di China masih belum menembus 100 ribu. Kasus di negara itu kini
berjumlah 99 ribu.

KOMPAS.com - Tercatat ada lebih dari 97 juta kasus Covid-19 di seluruh dunia,
dengan jumlah kematian lebih dari dua juta. Sementara di Indonesia, total kasus
Covid-19 di Indonesia 939.948 orang. Setiap harinya belasan ribu kasus bertambah.
Menurut data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Rabu (20/1/2021) pukul 12.00
WIB, terdapat 149.388 kasus aktif Covid-19 atau 15,9 persen dari total kasus
terkonfirmasi. Untuk mencegah penularan semakin meluas, penting bagi kita
memahami cara penyebaran virus corona agar tidak terinfeksi dan menulari orang lain.
Dilansir WebMD, para ahli mengatakan penularan virus corona SARS-CoV-2 antar
manusia dapat terjadi karena empat cara.lar Baca juga: ASI Eksklusif di Indonesia
Meningkat Tajam Selama Pandemi Covid-19 1. Tetesan pernapasan (droplets) dan
aerosol Ketika orang yang terinfeksi Covid-19 batuk, bersin, atau berbicara, droplets
atau partikel kecil yang disebut aerosol membawa virus ke udara dari hidung atau
mulut mereka. Siapapun yang berada dalam jarak 2 meter dari pembawa virus
tersebut dapat menghirupnya ke paru-paru mereka. Lihat Foto Ilustrasi penularan
Covid-19 melalui airborne (Dok. SHUTTERSTOCK/METAMORWORKS) 2. Transmisi
udara Penelitian menunjukkan bahwa virus dapat hidup di udara hingga 3 jam. Virus
dapat masuk ke paru-paru Anda jika seseorang menghirup udara yang mengandung
virus itu. Para ahli masih menyelidiki atas seberapa sering virus menyebar melalui jalur
udara dan seberapa besar kontribusinya terhadap pandemi. 3. Transmisi permukaan
benda Lihat Foto Ilustrasi membersihkan kemasan makanan setelah berbelanja untuk
menghindari penularan virus corona yang menyebabkan Covid-19.
(SHUTTERSTOCK/Maridav) Cara lain untuk tertular virus corona baru adalah ketika
Anda menyentuh permukaan tempat seseorang yang terkena virus batuk atau bersin.
Anda mungkin menyentuh meja atau gagang pintu yang terkontaminasi lalu
menyentuh hidung, mulut, atau mata Anda. Virus dapat hidup di permukaan seperti
plastik dan baja tahan karat selama 2 hingga 3 hari. Untuk menghindari hal ini terjadi,
bersihkan dan desinfeksi semua meja dapur, kenop, dan permukaan lain yang Anda
dan keluarga sentuh beberapa kali sehari. 4. Feses-oral Studi juga menunjukkan
bahwa partikel virus dapat ditemukan di feses atau tinja orang yang terinfeksi. Tetapi
para ahli tidak yakin apakah infeksi dapat menyebar melalui kontak dengan tinja orang
yang terinfeksi. Jika orang tersebut menggunakan kamar mandi dan tidak mencuci
tangan, mereka dapat menempelkan virus ke benda yang disentuhnya dan
menularkan virus ke orang lain. Baca juga: 3 Pertanyaan Penting Terkait Vaksin
Covid-19, Ini Penjelasan Ahli Virus paling sering menyebar melalui orang yang
memiliki gejala. Namun bukan tidak mungkin virus menyebar dari orang dengan Covid-
19 yang tidak menunjukkan gejala apa pun. Beberapa orang yang tidak tahu bahwa
mereka telah terinfeksi Covid-19 dapat menularkannya ke orang lain. Ini disebut
penyebaran asimtomatik. Anda juga dapat menularkannya sebelum Anda melihat
tanda-tanda infeksi, yang disebut penyebaran presymptomatic. Pencegahan virus
akan efektif hanya jika kita juga menerapkan protokol kesehatan lain di saat
bersamaan. Ini termasuk kebersihan yang ketat saat mengenakan masker,
pembuangan yang benar dari barang sekali pakai yang mungkin terkontaminasi, cuci
tangan secara teratur dengan sabun, dan jaga jarak. Selain itu, lingkungan sekitar
harus selalu didisinfeksi secara sistematis.

Menjawab pertanyaan itu, ternyata ada simulasi data yang menggunakan


teknologi artificial intelligence (AI) yang bisa memperkirakan jawabannya. Data
tersebut dirancang oleh Data-Driven Innovation Lab milik Singapore University of
Technology and Design (SUTD).

SUTD menggunakan model matematis SIR (susceptible-infected-recovered) untuk


memprediksi akhir pandemi di ke-27 negara.

Model ini menggunakan metode analisis statistik berdasarkan data jumlah individu
maupun populasi yang rentan, positif terinfeksi, dan sembuh. Prediksinya cenderung
berubah dengan data yang selalu diperbarui setiap harinya.

Prediksi Akhir Pandemi Virus Corona di Indonesia pada Bulan Juni

Prediksi Akhir Pandemi Virus Corona di Indonesia pada Bulan Juni (Foto: Singapore
University of Technology and Design (SUTD))

Dari hasil simulasi data yang ada, Indonesia berada di peringkat 24 dari 27 negara
yang bisa mengakhiri wabah virus corona paling cepat.

Indonesia diprediksi baru bisa mencapai akhir pandemi corona pada 6 Juni – termasuk
salah satu yang terlama dibanding negara lain.

Butuh waktu sekitar 1,5 bulan lagi bagi Indonesia untuk berada di akhir pandemi.
Kasus positif virus corona di Indonesia akan mencapai 97 persen dari yang
diperkirakan pada 6 Juni.
Bahkan, dengan Amerika Serikat yang notabenenya sekarang menjadi negara nomor
satu dengan kasus COVID-19 terbanyak, kita diramalkan kalah cepat. AS diprediksi
akan mengalami akhir pandemi sekitar 14 Mei.

Sebagai informasi tambahan, berikut tanggal-tanggal prediksi akhir pandemi yang


dibuat oleh SUTD:

 Singapura: antara 30 April-24 Mei


 AS: antara 14 Mei-4 September

 India: sekitar 24 Mei

 Turki: sekitar 8 Mei

 Arab Saudi: antara 13 Mei-22 Juni

 Italia: sekitar 8 Mei

 Inggris: sekitar 16 Mei

 Jerman: sekitar 3 Mei

 Prancis: sekitar 6 Mei

 Spanyol: sekitar 1 Mei

 Kanada: sekitar 22 Mei

 Australia: 13 Juni

 Jepang: sekitar 16 Mei

 Dubai: sekitar 21 Mei

 Rusia: sekitar 24 Mei

 Iran: sekitar 20 Mei

 Qatar: antara 10 Juni-4 Agustus

 Oman: sekitar 25 Mei

 Mesir: sekitar 8 Juni

 Yordania: sekitar 6 Mei

 Filipina: sekitar 10 Mei

 Indonesia: sekitar 4 Juni

 Malaysia: sekitar 6 Mei

 Pakistan: antara 2 Mei-14 Juni

 Bahrain: antara 10 Mei-25 Juli


 Lebanon: sekitar 7 Mei

 Kuwait: antara 30 April-3 Juni

Syeikh Ahmad Ungkap 13 Cara Mencegah Corona dalam Islam


Rusman SiregarRabu, 18 Maret 2020 - 21:43 WIB

loading...

Syeikh Ahmad Ungkap 13 Cara Mencegah Corona dalam Islam

Virus Corona adalah makhluk Allah sekaligus tentara Allah yang Allah kirimkan kepada
hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Allah Ta'ala berfirman: "...wamaa Ya'lamu
Junuuda Rabbika ilaa Huwa (Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Rabbmu
melainkan Dia sendiri)." (QS Muddatstsir ayat 31).

5. Membaca Zikir Pagi dan Sore 3 Kali:

ِ ْ‫ِبسْ ِم هَّللا ِ الَّذِي اَل َيضُرُّ َم َع اسْ ِم ِه َشيْ ٌء فِي اَأْلر‬


‫ض َواَل فِي ال َّس َما ِء َوه َُو ال َّسمِي ُع ْال َعلِي ُم‬

Bismillahilladzi La Yadhurru Ma'asmihi Syai'un fil Ardhi wa Laa fis Sama’i wa Huwas
Sami'ul 'Alim.

"Dengan nama Allah yang bersama nama-Nya, tidak ada sesuatu pun yang
membahayakan, baik di bumi maupun di langit dan Dia Maha Mendengar dan Maha
Mengetahui.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi)

6. Membaca Zikir Sore 3 Kali.

‫ت مِنْ َشرِّ َما َخلَ َق‬


ِ ‫هللا ال َّتامَّا‬
ِ ‫ت‬ ُ ‫َأع‬
ِ ‫ُوذ ِب َكلِ َما‬

A'uudzu bi kalimaatillahit taammaati min syarri maa khalaq'

"Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk
ciptaan-Nya".

8. Membaca Doa:

‫ َومِنْ َسيِّـِئ اَأْلسْ َق ِام‬،‫ َو ْالـ ُج َذ ِام‬،‫ َو ْالجـ ُ ُن ْو ِن‬،‫ص‬ َ ‫اَل ٰلّ ُه َّم ِإ ّنـِيْ َأع ُْو ُذ ِب‬
ِ ‫ك م َِن ْال َب َر‬

"Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari penyakit belang, gila dan lepra serta dari
penyakit-penyakit yang buruk (membahayakan)."

Anda mungkin juga menyukai