pertengahan Maret 2020. Saat itu, penyebaran virus corona telah mencapai tingkat yang
mengkhawatirkan di banyak negara dunia. Dikutip dari Kompas, dalam waktu kurang dari tiga
bulan, COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 126.000 orang di 123 negara.
Laporan kasus positif COVID-19 di Indonesia pertama kali diumumkan pada Maret 2020. Dua
orang yang didapati positif terinfeksi virus corona adalah warga Depok, Jawa Barat. Keduanya
diduga tertular virus corona setelah melakukan kontak langsung dengan warga negara Jepang.
Sejak temuan kasus positif pertama itu, jumlah orang Indonesia yang terinfeksi COVID-19
terus bertambah. Pemerintah telah memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar
di beberapa daerah untuk membatasi pergerakan warga. Namun, penyebaran virus corona di
Indonesia terus meluas.
Dikutip dari situs Satuan Tugas Penanganan COVID-19, per 5 November 2020, jumlah kasus
positif COVID-19 mencapai 425.796, dengan 357.142 orang sembuh, dan 14.348 meninggal
dunia. Pemerintah terus mengingatkan warga agar mematuhi protokol kesehatan demi
memperlambat penyebaran virus corona dan melandaikan kurva COVID-19.
Berbagai Cara Penyebaran Virus Corona
Para ahli kesehatan sudah berulang kali menjelaskan tentang cara penyebaran virus corona.
Anda juga mungkin sudah mengetahui informasi ini. Namun, demi terus menjaga keselamatan
diri dan keluarga, tak ada salahnya untuk mengingat kembali apa saja cara penyebaran virus
corona.
Melalui droplet
Droplet adalah tetesan kecil atau cipratan yang dikeluarkan seseorang dari hidung atau mulut
saat bersin, batuk, berbicara, atau bernapas. Bila Anda terkena droplet seseorang yang terinfeksi
virus corona, kemungkinan besar Anda akan tertular.
Melalui udara
Sebelumnya, WHO menyatakan virus corona tidak bisa menular melalui udara (airborne).
Namun, pernyataan itu direvisi pada awal Juli 2020. WHO kini menyatakan virus corona bisa
menular melalui partikel-partikel kecil yang melayang di udara.
Droplet yang dikeluarkan orang yang terinfeksi virus corona dapat menguap lebih cepat
daripada jatuh ke tanah atau ke permukaan lain. Droplet yang menguap itu kemudian
membentuk aerosol yang mengandung partikel virus yang dapat melayang di udara hingga
setengah jam.
Melalui permukaan yang terkontaminasi
Permukaan benda yang sudah terkontaminasi virus corona dapat menjadi media penyebaran
virus tersebut. Bila Anda memegang permukaan yang terkontaminasi, kemudian tangan Anda
memegang hidung, mulut, atau mata, risiko Anda untuk terinfeksi virus corona langsung
meningkat.
Dalam situs Detikhealth disebutkan, virus corona bisa bertahan hidup di permukaan tertentu
selama 2-3 hari. Karena itu, masyarakat selalu diingatkan agar sebisa mungkin tidak memegang
permukaan benda di tempat umum.
Bila terpaksa harus menyentuhnya, Anda harus segera mencuci tangan dengan sabun atau hand
sanitizer untuk mematikan kuman di tangan. Permukaan benda-benda yang banyak dipegang
orang juga harus dibersihkan dengan cairan disinfektan sesering mungkin untuk mencegah
penyebaran virus corona.
Melalui limbah manusia
Dalam situs Detikhealth dijelaskan, sebuah studi menunjukkan partikel virus corona ditemukan
pada limbah manusia (urine dan feses). Namun, WHO menyatakan masih perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk memastikan penularan melalui cara ini. Pastinya, dalam laman
resmi WHO disebutkan penyebaran virus corona juga bisa melalui darah dari ibu ke anak atau
dari hewan ke manusia.
10. Jerman: 2.163.113 kasus, 54.390 orang meninggal, total sembuh 1.844.000.
Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia Indonesia
Lihat Foto Kepala Biro Humas Kementerian Sosial, Sony Manalu menambahkan
pihaknya berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 dan pemerintah daerah untuk
mencegah penyebaran virus corona di panti sosial. (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)
Kasus virus corona di Indonesia tercatat juga mengalami peningkatan, baik dari jumlah
kasus, sembuh, maupun yang meninggal dunia. Hingga Selasa (26/1/2021) pukul
12.00 WIB, kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 13.094. Sehingga jumlahnya
saat ini menjadi 1.012.350 orang. Sedangkan untuk kasus sembuh, juga ada
penambahan sebanyak 10.868 orang. Penambahan itu sekaligus menjadikan total
pasien yang telah sembuh menjadi 820.356 orang. Namun, pasien yang meninggal
dunia karena infeksi Covid-19 ini juga ikut bertambah sebanyak 336 orang. Maka,
jumlah pasien yang meninggal dunia kini jumlahnya menjadi 28.468 orang. Baca juga:
Daftar 108 Daerah Berstatus Zona Merah Covid-19 di Indonesia, Jawa Tengah Masih
Tertinggi Amerika Serikat Lihat Foto Presiden Joe Biden menandatangani perintah
eksekutif pertamanya di Gedung Putih pada Rabu (20/1/2021).(AP PHOTO/EVAN
VUCCI) Pemerintahan Biden akan membeli 200 juta lebih banyak vaksin Covid-19 dan
bakal menyalurkan lebih banyak ke negara bagian. Biden mengatakan, walaupun
akan lebih banyak dan cepat orang yang diinokulasi karena adanya dosis tambahan
ini, pandemi agaknya akan terus memburuk. "Ini akan memakan waktu berbulan-bulan
sampai kami bisa mendapatkan sebagian besar orang Amerika divaksinasi," kata
Biden dikutip dari Al Jazeera, Selasa (26/1/2021). Dari data Universitas Johns
Hopkins, AS telah mencatat jumlah tertinggi kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di dunia
dengan lebih dari 25,4 juta. Sementara itu, dlaporkan terdapat lebih dari 242.000
kematian terkait virus corona juga telah dilaporkan di seluruh AS. Baca juga: Pandemi
Virus Corona dan Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Moderna di AS... Portugal
Pemerintah Portugal didesak untuk memindahkan pasien Covid-19 ke luar negeri pada
Selasa (26/1/2021). Hal ini lantaran tingginya angka kematian yang mencapai rekor
dan sistem pasokan oksigen di sebuah rumah sakit besar dekat Lisbon sudah
kewalahan karena penggunaan yang berlebihan. Melansir Reuters, Selasa
(26/1/2021), korban jiwa akibat Covid-19 dalam 24 jam terakhir mencapai rekor 291
jiwa. Walhasil, total kasus menjadi 653.878 kasus dengan 11.012 kematian. Menurut
ourworldindata.org, Portugal saat ini memiliki rata-rata kasus tujuh hari dan kematian
tertinggi di dunia per juta orang. Baca juga: WHO Rencanakan Persetujuan Beberapa
Vaksin Covid-19, Apa Saja? WHO Lihat Foto Ilustrasi WHO(Shutterstock/Askarim)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan pedoman klinis baru pada Selasa
(26/1/2021) untuk merawat pasien Covid-19. Pedoman ini termasuk mereka yang
menunjukkan gejala persisten setelah pemulihan, dan disarankan menggunakan anti-
coagulant dosis rendah untuk mencegah penggumpalan darah. "Dalam pedoman yang
baru adalah bahwa pasien Covid-19 di rumah harus menggunakan oksimetri nadi,
yang mengukur kadar oksigen, sehingga Anda dapat mengidentifikasi apakah kondisi
seseorang di rumah memburuk dan sebaiknya harus dirawat di rumah sakit," jelas
Juru Bicara WHO Margaret Harris seperti dilansir Reuters, Selasa (26/1/2021). WHO
menyarankan dokter untuk menempatkan pasien dalam posisi tengkurap, di depan
mereka, yang ditujukan untuk meningkatkan aliran oksigen. "Juga kami
merekomendasikan, penggunaan anti-coagulant dosis rendah untuk mencegah
pembentukan gumpalan darah di pembuluh darah," kata Harris. Baca juga: WHO
Tetapkan Madinah sebagai Salah Satu Kota Tersehat Dunia Dunia Jumlah kasus virus
corona yang dikonfirmasi di seluruh dunia telah melampaui 100 juta. Tonggak sejarah
yang suram dicapai pada Selasa (26/1/2021), menurut data Universitas Johns
Hopkins, hanya lebih dari setahun setelah kasus pertama dilaporkan di Wuhan, China.
Selama 12 bulan terakhir, pandemi telah memaksa pemerintah untuk memerintahkan
penutupan, jam malam, larangan perjalanan, dan pembatasan masyarakat. Lebih dari
2,1 juta orang telah meninggal karena Covid-19 secara global dan lebih dari 55 juta
orang telah pulih dari penyakit tersebut. Terlepas dari perkembangan perawatan untuk
Covid-19 dan peluncuran vaksin di banyak negara, varian baru virus yang baru-baru
ini terdeteksi di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil telah menciptakan ketidakpastian
tentang kapan pandemi kemungkinan akan berakhir. Baca juga: Link Siaran Langsung
Penyuntikan Vaksin Covid-19 Dosis Kedua Presiden Jokowi
Kasus Indonesia juga sudah tembus 1 juta. Itu menjadikan Indonesia negara pertama
di Asia Tenggara dan Asia Timur yang menembus treshold sejuta. Posisi Indonesia
saat ini berada di nomor 19 dunia.
Di Timur Tengah, kasus di Arab Saudi tercatat berjumlah 367 ribu dan Uni Emirat Arab
mendata 289 ribu kasus.
Sementara, kasus di China masih belum menembus 100 ribu. Kasus di negara itu kini
berjumlah 99 ribu.
KOMPAS.com - Tercatat ada lebih dari 97 juta kasus Covid-19 di seluruh dunia,
dengan jumlah kematian lebih dari dua juta. Sementara di Indonesia, total kasus
Covid-19 di Indonesia 939.948 orang. Setiap harinya belasan ribu kasus bertambah.
Menurut data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Rabu (20/1/2021) pukul 12.00
WIB, terdapat 149.388 kasus aktif Covid-19 atau 15,9 persen dari total kasus
terkonfirmasi. Untuk mencegah penularan semakin meluas, penting bagi kita
memahami cara penyebaran virus corona agar tidak terinfeksi dan menulari orang lain.
Dilansir WebMD, para ahli mengatakan penularan virus corona SARS-CoV-2 antar
manusia dapat terjadi karena empat cara.lar Baca juga: ASI Eksklusif di Indonesia
Meningkat Tajam Selama Pandemi Covid-19 1. Tetesan pernapasan (droplets) dan
aerosol Ketika orang yang terinfeksi Covid-19 batuk, bersin, atau berbicara, droplets
atau partikel kecil yang disebut aerosol membawa virus ke udara dari hidung atau
mulut mereka. Siapapun yang berada dalam jarak 2 meter dari pembawa virus
tersebut dapat menghirupnya ke paru-paru mereka. Lihat Foto Ilustrasi penularan
Covid-19 melalui airborne (Dok. SHUTTERSTOCK/METAMORWORKS) 2. Transmisi
udara Penelitian menunjukkan bahwa virus dapat hidup di udara hingga 3 jam. Virus
dapat masuk ke paru-paru Anda jika seseorang menghirup udara yang mengandung
virus itu. Para ahli masih menyelidiki atas seberapa sering virus menyebar melalui jalur
udara dan seberapa besar kontribusinya terhadap pandemi. 3. Transmisi permukaan
benda Lihat Foto Ilustrasi membersihkan kemasan makanan setelah berbelanja untuk
menghindari penularan virus corona yang menyebabkan Covid-19.
(SHUTTERSTOCK/Maridav) Cara lain untuk tertular virus corona baru adalah ketika
Anda menyentuh permukaan tempat seseorang yang terkena virus batuk atau bersin.
Anda mungkin menyentuh meja atau gagang pintu yang terkontaminasi lalu
menyentuh hidung, mulut, atau mata Anda. Virus dapat hidup di permukaan seperti
plastik dan baja tahan karat selama 2 hingga 3 hari. Untuk menghindari hal ini terjadi,
bersihkan dan desinfeksi semua meja dapur, kenop, dan permukaan lain yang Anda
dan keluarga sentuh beberapa kali sehari. 4. Feses-oral Studi juga menunjukkan
bahwa partikel virus dapat ditemukan di feses atau tinja orang yang terinfeksi. Tetapi
para ahli tidak yakin apakah infeksi dapat menyebar melalui kontak dengan tinja orang
yang terinfeksi. Jika orang tersebut menggunakan kamar mandi dan tidak mencuci
tangan, mereka dapat menempelkan virus ke benda yang disentuhnya dan
menularkan virus ke orang lain. Baca juga: 3 Pertanyaan Penting Terkait Vaksin
Covid-19, Ini Penjelasan Ahli Virus paling sering menyebar melalui orang yang
memiliki gejala. Namun bukan tidak mungkin virus menyebar dari orang dengan Covid-
19 yang tidak menunjukkan gejala apa pun. Beberapa orang yang tidak tahu bahwa
mereka telah terinfeksi Covid-19 dapat menularkannya ke orang lain. Ini disebut
penyebaran asimtomatik. Anda juga dapat menularkannya sebelum Anda melihat
tanda-tanda infeksi, yang disebut penyebaran presymptomatic. Pencegahan virus
akan efektif hanya jika kita juga menerapkan protokol kesehatan lain di saat
bersamaan. Ini termasuk kebersihan yang ketat saat mengenakan masker,
pembuangan yang benar dari barang sekali pakai yang mungkin terkontaminasi, cuci
tangan secara teratur dengan sabun, dan jaga jarak. Selain itu, lingkungan sekitar
harus selalu didisinfeksi secara sistematis.
Model ini menggunakan metode analisis statistik berdasarkan data jumlah individu
maupun populasi yang rentan, positif terinfeksi, dan sembuh. Prediksinya cenderung
berubah dengan data yang selalu diperbarui setiap harinya.
Prediksi Akhir Pandemi Virus Corona di Indonesia pada Bulan Juni (Foto: Singapore
University of Technology and Design (SUTD))
Dari hasil simulasi data yang ada, Indonesia berada di peringkat 24 dari 27 negara
yang bisa mengakhiri wabah virus corona paling cepat.
Indonesia diprediksi baru bisa mencapai akhir pandemi corona pada 6 Juni – termasuk
salah satu yang terlama dibanding negara lain.
Butuh waktu sekitar 1,5 bulan lagi bagi Indonesia untuk berada di akhir pandemi.
Kasus positif virus corona di Indonesia akan mencapai 97 persen dari yang
diperkirakan pada 6 Juni.
Bahkan, dengan Amerika Serikat yang notabenenya sekarang menjadi negara nomor
satu dengan kasus COVID-19 terbanyak, kita diramalkan kalah cepat. AS diprediksi
akan mengalami akhir pandemi sekitar 14 Mei.
Australia: 13 Juni
loading...
Virus Corona adalah makhluk Allah sekaligus tentara Allah yang Allah kirimkan kepada
hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Allah Ta'ala berfirman: "...wamaa Ya'lamu
Junuuda Rabbika ilaa Huwa (Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Rabbmu
melainkan Dia sendiri)." (QS Muddatstsir ayat 31).
Bismillahilladzi La Yadhurru Ma'asmihi Syai'un fil Ardhi wa Laa fis Sama’i wa Huwas
Sami'ul 'Alim.
"Dengan nama Allah yang bersama nama-Nya, tidak ada sesuatu pun yang
membahayakan, baik di bumi maupun di langit dan Dia Maha Mendengar dan Maha
Mengetahui.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi)
"Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk
ciptaan-Nya".
8. Membaca Doa:
َومِنْ َسيِّـِئ اَأْلسْ َق ِام، َو ْالـ ُج َذ ِام، َو ْالجـ ُ ُن ْو ِن،ص َ اَل ٰلّ ُه َّم ِإ ّنـِيْ َأع ُْو ُذ ِب
ِ ك م َِن ْال َب َر
"Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari penyakit belang, gila dan lepra serta dari
penyakit-penyakit yang buruk (membahayakan)."