OLEH :
MARGARITA M. LIDA (1603080003)
SOSIOLOGI
2020
Pada tanggal 31 Desember 2019, World Health
virus baru, yaitu virus Corona, yang merupakan famili virus flu,
seperti virus SARS dan MERS, yang mana dilaporkan lebih dari 2.000
COVID-19).
Maka dari itu, salah satu tujuan dari adanya transparansi atau
dapat juga disebut dengan keterbukaan informasi adalah supaya dapat
menimbulkan partisipasi masyarakat, dengan adanya transparansi
itulah masyarakat dapat berpartisipasi aktif terhadap segala bentuk
penanganan COVID-19 baik yang melibatkan diri dengan kebijakan
dan program pemerintah ataupun yang berbentuk inisiatif. Partisipasi
aktif dapat menjadi salah satu faktor pendorong keberhasilan bangsa
Indonesia menghadapi COVID-19. Hal tersebut yang menyebabkan
masyrakat menuntut transparansi atas data persebaran kasus COVID-
19 serta dana penanggulangan yang di dalamnya termasuk sumber dan
prioritas alokasi. Akan tetapi pada prakteknya pemerintah tidak
dengan sungguh-sungguh menciptakan transparansi dalam menangani
COVID-19. Meskipun pemerintah sudah memberikan beberapa
informasi dan data terkait Covid-19, namun yang menjadi
permasalahannya adalah informasi yang tersaji tidak sesuai dengan
fakta yang sebenarnya. Hal itu terbukti ketika data yang selama ini
disajikan pemerintah pusat tidak sinkron dengan pemerintah daerah.23
Bahkan sejauh ini pemerintah terkesan menutupi beberapa data dan
fakta yang dicurigai publik berkaitan dengan persebaran virus dan
kasus positif COVID-19 di Indonesia. Menyusul fakta yang
sebenarnya, muncul keraguan ketika informasi yang disampaikan oleh
pemerintah dengan fakta di lapangan tidak memiliki kecocokan. Tidak
hanya itu, upaya penanggulangan yang erat kaitannya dengan
penanggulangan juga masih belum dapat memuaskan harapan
masyarakat karena akuntabilitas nominalnya yang masih diragukan