Anda di halaman 1dari 18

VIKTIMISASI PADA DAMPAK DAN KONSEKUENSI KORBAN VIRUS COVID-

19 DALAM VIKTIMOLOGI KONTEMPORER (VICTIMLESS CRIME)


Oleh : Fitri Ayuning Tyas (C93218083)
Email : c93218083@uinsby.ac.id

• ABSTRAK
Virus covid 19 atau biasa disebut dengan virus corona memang lagi gencar – gencarnya
di perbincangkan di kalangan masyarakat Indonesia. Virus corona ini pertama kali di
temukan di sekitaran daerah wuhan china, dimana virus ini menyerang daya imun
manusia. Menurut pemaparan tim ahli yang telah di tugaskan WHO ( World Health
Organization) virus corona berasal dari makanan beku impor yang di jual di daerah wuhan
china, namun ada segelintir masyarakat yang tidak mempercayai hal tersebut. Virus covid
19 ini merupakan virus jenis baru yang telah di temukan, virus ini biasa di sebut dengan
(SARS-CoV-2). Penyebaran virus ini begitu cepat antara manusia satu yang terpapar dan
manusia yang lain (belum terpapar). WHO atau biasa disebut World Health Organization
atau Organisasi Kesehatan dunia mengatakan sampai saat ini belum ada obat yang dapat
menghilangkan sekaligus menyembuhkan penyakit ini. Virus covid 19 ini merupakan virus
yang sangat berbahaya bagi Kesehatan dan tubuh manusia, dimana virus ini dapat
menyebabkan sakit paru – paru, jantung, dan paling parah dapat menyebabkan kematian.
Covid 19 adalah suatu penyakit menular yang di sebabkan oleh virus yang menyerang
sistem pernapasan akut.
Virus corona ini masuk di negara Indonesia pada awal bulan maret tahun 2020, virus
corona yang biasa disebut dengan covid 19 banyak menjadi perbincangan publik dari
dampak hingga akibatnya. Tidak hanya di Indonesia, Adapun 200 lebih negara terjangkit
wabah ini. Sudah berbagai cara yang telah di lakukan oleh pemerintah Indonesia untuk
mengatasi wabah ini, namun hasil yang di peroleh masyarakat Indonesia tetap saja nihil.
Tidak ada satupun cara pemerintah agar wabah penyakit atau virus ini hilang. Hanya ada
1 cara untuk memutuskan mata rantai penyebaran penyakit atau virus ini, yaitu dengan
cara social distancing ata biasa di sebut dengan menjaga jarak dan lockdown. Cara tersebut
telah di lakukan di seluruh duniaagar wabah penyakit ini cepat hilang keberadaannya. Di
Indonesia sendiri sudahbanyak masyarakat yang tepapar virus ini hingga menyebabkan
terjadinya kematian.
Virus corona atau covid 19 ini memiliki gejala yang sering kita jumpai yaitu :
• Batuk
• Tenggorokan kering
• Hilangnya fungsi indera penciuman dan perasa
• Demam
• Mudah Lelah
Virus corona ini dapat menyebabkan gejala yang lebih parah dari pemaparan di atas,
virus ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan yang dapat mengakibatkan kematian.
Tidak hanya itu virus corona atau covid 19 ini juga berdampak pada ekonomi dan sosial
masyarakat Indonesia. Dimana masyarakat Indonesia saat ini sangatlah kesulitan mencari
nafkah atau uang. Pemerintah Indonesia akhir – akhir ini memberlakukan lockdown,
dimana tempat – tempat yang biasanya ramai di kunjungi oleh masyarakat Indonesia
sementara di tutup, seperti sekolahan, kantor, tempat – tempat hiburan, tempat wisata,
dan tak lupa juga kantor – kantor besar. Pemerintah Indonesia juga melakukan buka tutup
jalan raya agar mengurangi volume kendaraan yang dapat mengakibatkan kerumunan.
Semua kegiatan masyarakat Indonesia di alihkan secara online atau biasa di sebut dengan
tatap muka secara virtual saja. Banyak masyarakat Indonesia yang terkena PHK atau
pengurangan karyawan, lebih – lebih lagi di tempat – tempat hiburan dan tempat wisata
bagi masyarakat Indonesia. Segelintir orang yang bekerja di tempat – tempat yang telah di
berlakukan lockdown di berhentikan dengan alasan wabah virus corona atau covid 19 ini.
Sudah sejak tanggal 31 Desember 2019 hingga tanggal 3 Januari 2020 kasus wabah ini
sangat meningkat pesat dan mengguncangkan dunia, wabah ini ditandai dengan adanya
laporan sebanyak 44 kasus. Dalam 1 bulan saja virus ini telah menyebar kebebrapa negara,
yaitu China, Jepang, Thailand, Korea Selatan, Indonesia, dan sebagainya. Pada awal
kemunculannya virus ini dinamakan 2019 novel coronavirus atau biasa disebut dengan
(2019-nCoV). Pada tanggal 11 Februari 2020 WHO telah mengumumkan nama baru dari
2019 Novel Coronavirus, Yaitu Coronavirus Disease atau biasa disebut dengan Covid 19,
penyakit ini disebabkan oleh virus yang telah menyebar, yaitu virus severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus-2 atau lebih sering disebut dengan (SARS-CoV-2). Virus
ini ditularkan dari manusia ke manusia yang lain. Pada tanggal 13 Agustus 2020, WHO
(World Health Organization) telah mengumumkan terdapat 20.162.474 juta jiwa yang
telah terpapar virus corona ini, dan 737.417 ribu jiwa yang meninggal dunia. Angka
kematian yang telah diakibat virus ini sebesar 3,7% terhitung di seluruh dunia. Sementara
di negara Indonesia sampai saat ini ditetapkan 1.026.954 jiwa yang telah positif terpapar
virus corona ini, dan untuk kasus meninggal dunia di negara Indonesia telah mencapai
5.968 ribu jiwa. Banyaknya masyarakat Indonesia yang terpapar virus corona menjadikan
pemerintah sangat ketat menjaga warga negaranya, saat ini Indonesia sedang berperang
melawan virus corona yang sangat mematikan, dan sangat merugikan bagi warga negara
Indonesia dan pemerintah Indonesia. Program yang sedang di jalankan oleh pemerintah
Indonesia saat ini adalah PSBB atau biasa disebut dengan Pembatasan Sosial Berskala
besar dan memberlakukan program 3 M yaitu, Memakai masker jika di luar rumah,
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, dan Menjaga jaga minimal 1 M dengan
orang lain. Dengan adanya program ini pemerintah menghimbau masyarakat Indonesia
akan mematuhi peraturan tersebut guna untuk memutus mata rantai penyebaran virus
corona (Covid – 19) ini. Maka dengan hal itu wabah yang telah terjadi di Indonesia bahkan
juga terjadi di seluruh dunia bukan wabah virus yang kecil, namun sangat besar hingga
menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi masyarakat Indonesia, pemerintah
Indonesia, serta manusia yang telah ada di bumi ini.
• PENDAHULUAN
Virus corona ini bisa di samakan dengan SARS pada tahun 2003, hanya saja virusnya
berbeda, namun gejala dan akibatnya sama. Pada virus SARS tahun 2003 angka kematian
lebih besar dari corona virus saat ini, yaitu 9,6%. Indonesia merupakan salah satu negara
yang telah terpapar virus covid 19 ini, pada tanggal 28 April 2020 telah di umumkan bahwa
provinsi jawa timurlah yang saat ini memiliki jumlah pasien atau jiwa terbesar yang
terkena paparan positif virus covid 19, banyaknya kabupaten dan kota – kota besar di jawa
timur menjadikan provinsi jawa timur di perhatikan sangat oleh pemerintah. Tidak hanya
itu provinsi jawa timur saat ini menduduki peringkat pertama di Indonesia yang banyak
terpapar virus covid 19 ini. Dari hasil yang telah di dapat Kota Surabaya dan Kbupaten
Sidoarjolah yang terkonfirmasi paling banyak jiwa yang terpapar virus covid 19 ini. Di Kota
Surabaya ada sebanyak 9.508 orang yang terkena virus ini, dan 826 jiwa telah meninggal
dunia. Sedangkan di Kabupaten Sidoarjo jumlah pasien yang terkonfirmasi terpapar virus
covid 19 sebanyak 3.648 jiwa, dan yang telah meninggal dunia karena virus corona ini
sebanyak 940 orang.
Banyaknya konfirmasi kasus virus corona ini menjadikan pemerintah Indonesia sangat
bekerja keras untuk memutus tali rantai virus ini, segala cara sudah dilakukan agar virus
ini hilang dari negara Indonesia. Pemerintah Indonesia sudah melaksanakan apa yang
seharusnya dilaksanakan untuk Indonesia, mulai dari menerapkan protocol Kesehatan,
social distancing, sampai lockdown. Jika di bilang apakah Indonesia saat ini sedang baik –
baik saja, tentu jawabannya adalah tidak, karena sampai saat ini virus yang telah
menghancurkan dunia masih belum hilang, terutama di Negara Indonesia. Dampak yang
telah dibuat virus covid 19 ini sangatlah banyak, mulai dari dampak sosial, dampak
ekonomi, dampak budaya, sampai dampak yang terjadi pada Pendidikan Indonesia. Mulai
dari bulan Maret tahun 2020 sampai detik ini pun sekolahan, universitas, dan institusi
Pendidikan di Indonesia di tutup. Tidak hanya itu destinasi wisata, perusahaan –
perusahaan besar yang ada di Indonesia juga ditutup, adanya peristiwa itu banyak
manusia- manusia atau pekerja – pekerja yang saat ini terkena PHK. Perusahaan besar
melakukan hal PHK ini dengan alasan karena pemasukan mereka merosot drastic karena
adanya virus corona ini, virus ini menjadikan seluruh warga Indonesia mengalami
kesulitan baik pada perekonomian, Pendidikan, maupun sosialnya. Banyak masyarakat
yang mengeluh akibat dampak yang telah di timbulkan wabah virus covid 19 ini. Namun
seiring berjalannya waktu banyak masyarakat yang saat ini tidak percaya akan keberadaan
virus corona ini, mereka menganggap bahwa wabah virus ini adalah sebagian dari
permainan pemerintah untuk mengendalikan rakyat – rakyat kecil. Tidak sedikit orang
yang beranggapan bahwa virus ini adalah hanya tipuan belaka, sehingga banyak orang
yang saat ini bunuh diri di karenakan tidak percaya akan adanya virus ini. Bunuh diri yang
dilakukan sperti halnya :
1. Tidak menjaga kebersihan diri
2. Tidak menjaga jarak terhadap orang disekitarnya
3. Tidak memakai masker
4. Tidak melaksanakan protocol Kesehatan yang telah di terapkan oleh pemerintah guna
untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid 19 ini
Dengan pemaparan diatas maka saya sebagai penulis akan menjelaskan bagaimana
viktimisasi pada dampak dan konsekuensi korban Covid 19 dalam viktimologi
kontemporer.

• PEMBAHASAN
1. VIKTIMOLOGI KONTEMPORER
• Definisi Viktimologi
Dalam kehidupan tidak sedikit yang dapat melakukan kejahatan dan tidak
sedikit pula yang menjadi korban – korban kejahatan yang di lakukan oleh manusia
yang tidak berperikemanusiaan. Jika kita berbicara tentang kejahatan atau biasa
disebut dengan Crime tentunya kita juga tidak terlepas dengan adanya kata
viktimologi.
Kata Victimologi berasal dari 2 suku kata, dimana 2 suku kata ini berasal dari
bahsa latin, yaitu “Victim” yang dapat diartikan Korban, dan kata “Logos” yang
artinya ilmu. Jika di lihat dari segi terminologi kata Victimologi dapat diartikan
sebagai suatu ilmu atau studi yang dimana di dalam studinya mempelajari tentang
korban, penyebab adanya korban, akibat timbulnya korban yang bisa dikatakan
masalah manusia sebagai kenyataan sosial. Di nyatakan dalam ruang lingkup
victimologi korban mempunyai arti yang sangat luas, karena pada dasarnya korban
tidak hanya mengalami kerugian pada psikisnya saja, namun mengalami kerugian
pada sosial, kelompok, maupun pemerintah. Pada kata kejahatan sering disebut
adanya penimbulan korban, penimbulan korban disini berarti, perilaku, sikap, atau
perbuatan terhadap korban maupun pihak yang dirugikan dan secara tidak
langsung mereka semua terlibat dalam satu masalah kejahatan.1
Menurut saya pembahasan viktimologi tidak jauh dari kata kejahatan dan
korban, dimana victimology dapat diartikan sebagai orang ataupun korban yang
mendapatkan penderitaan dari seseorang pelaku kejahatan tersebut, penderitaan
di sini dapat berupa penderitaan fisik, penderitaan mental, penderitaan ekonomi,
dan penderitaan sosialnya. Kamus ilmu pengetahuan mengatakan bahwa
victimologi merupakan suatu studi yang membahas tentang tingkah laku korban
(victim) sebagai salah satu penentu terhadap kejadian kejahatan yang ada.
Jika ditinjau dari pengertian yuridis yang terdapat pada Undang – undang
Nomor 13 Tahun 2006 tentang perlindungan saksi dan korban, korban disini
diartikan seseorang yang mengalami penderitaan fisik, penderitaan mental, dan /
atau mengalami kerugian ekonomi yang di akibatkan oleh suatu tindak pidana.2
Tidak hanya undang – undang nomor 13 Tahun 2006 yang mendefinisikan tentang
korban, Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 Tentang tata cara
perlindungan terhadap saksi – saksi dalam pelanggaran HAM berat, korban yaitu

1
Arif Gosita, Masalah Korban Kejahatan, (Jakarta : Akademika Pressindo, 1985), Hal 75-76.
2
UU Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban
orang perseorangan atau kelompok orang yang mengalami penderitaan sebagai
akibat pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang memerlukan perlindungan
fisik dan mental dari ancaman, gangguan, terror, dan kekerasan pihak pelaku tindak
kejahatan.3
Pada studi victimologi juga terdapat kata yaitu viktimisasi, viktimisasi disini
dapat diartikan yaitu suatu proses orang perorangan ataupun kelompok untuk
menjadi objek suatu tindak kejahatan. Jika victimology adalah studinya maka
viktimisasi dapat di katakana sebagai bentuk prosesnya. Viktimologi dengan
viktimisasi merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi agar suatu tindak
kejahatan dapat diadili dengan seadil – adilnya dalam persidangan atau hukum
yang ada di Indonesia.

• Ruang Lingkup Viktimologi


Studi viktimologi ini adalah meneliti tentang topik – topik korban, semisal
peranan korban terhadap adanya tindak pidana tersebut, hubungan antara korban
dengan pelaku tindak pidana kejahatan, dan fungsi adanya korban pada sistem
peradilan tindak pidana.
Ruang lingkup viktimologi telah dipaparkan oleh seorang ahli yang bernama J.
E. Sohetapy yaitu, bagaimana cara atau proses orang perorangan atau kelompok
dapat menjadi korban yang masih dalam suatu victimity, namun tidak selalu
berhubungan dengan sebuah kejahatan, seperti : pola korban kecelakaan, bencana
alam selain dari korban tindak pidana kejahatan, serta penyalahgunaan
kekuasaan.4 Berbeda dengan apa yang telah di paparkan Arief Gosita tentang ruang
lingkup viktimologi. Ruang lingkup viktimologi dapat terbagi menjadi beberapa
bagian, yaitu :
a. Terdapat macam – macam viktimisasi criminal atau kriminalitas
b. Terdapat teori – teori etiologi yang membahas tentang viktimisasi criminal
c. Membahas tentang para peserta yang telah terlibat pada terjadinya tindak
kejahatan, seperti : Korban, Pelaku tindak kejahatan, Pengamat kejahatan,
pelindung pelaku, Jaksa, hakim, dan yang lainnya
d. Membahas tentang reaksi terhadap terjadinya suatu viktimisasi criminal
e. Respons terhadap satu viktimisasi criminal argumentasi kegiatan – kegiatan
penyelesaian suatu viktimologi, usaha – usaha prevensi, refresi, tindak lanjut
(ganti kerugian), dan pembuatan peraturan hukum yang berkaitan. 5
Suatu viktimisasi dapat dirumuskan sebagai suatu penimbunan penderitaan
terhadap korba, yang dimana penderitaan tersebut adalah penderitaan fisik,
penderitaan mental, penderitaal ekonomi, dan penderitaan sosial. Maka dari

3
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 Tentang tata cara perlindungan terhadap saksi – saksi dalam
pelanggaran HAM berat
4
Rena Yulia, Viktimologi Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), Hal
: 45
5
Arif Gosita, Masalah Korban Kejahatan, (Jakarta : Akademika Pressindo, 1985), Hal :39
perumusan tersebut, Viktimisasi berarti suatu penderitaan yang di alami korban,
baik penderitaan fisik maupun penderitaan psikisnya. Ruang lingkup studi
viktimologi dengan studi kriminologi dapat dikatan sama, hanya saja yang berbeda
terletak pada tata cara pengamatannya saja. Dimana studi viktimologi pada korban,
sedangkan studi kriminologi pada si pelaku tindak pidana kejahatannya.

• Jenis – Jenis Viktimisasi


Jika di tinjau dari segi perspektif keterlibatan korban dalam terjadinya
kejahatan, maka jenis viktimisasi, yaitu :
a. Nonparticipating Victims yaitu mereka yang tidak menolak kejahatan tersebut
terjadi, dan penjahat tidak ikut berpartisipasi dalam menanggulangi kejahatan
b. Latent or Predisposed Victims yaitu mereka yang memiliki karakter dan sifat
tertentu dan jarang di miliki oleh orang lain cenderung menjadi korban
pelanggaran tindak kejahatan tertentu
c. Provocative Victims yaitu mereka yang memancing dan menimbulkan tindak
kejahatan itu terjadi
d. Participating Victims yaitu mereka yang tidak sadar bahwa mereka telah
menjadikorban tindak kejahatan
e. False Victims yaitu mereka yang menjadi korban tindak kejahatan akibat dirinya
sendiri6
Berbeda denga apa yang dikatakan oleh tokoh Sellin dan Wolfgang, jenis – jenis
viktimisasi terbagi menjadi 5 (lima) yaitu :
a. Primary Victimization (Viktimisasi Primer), yaitu mereka yang menjadi korban
orang perorangan atau individual (Bukan kelompok)
b. Secondary Victimization (Viktimisasi Sekunder), yaitu mereka yang menjadi
korban secara kelompok, misalnya badan hukum dan perusahaan
c. Tertiary Victimization (Viktimisasi Tersier), yaitu yang menjadikorban adalah
masyarakat luas
d. Mutual Victimization (Viktimisasi Mutual), yaitu mereka yang menjadi korban
dikarenakan dirinya sendiri, misalnya : Pemerkosaan, Pelacuran, Perzinahan,
dan Narkotika
e. No Victimization (Tidak ada Viktimisasi), yaitu pada viktimisasi ini bukan
berarti tidak ada korban, melainkan korban sulit untuk diketahui, misalnya :
korban wabah virus penyakit, konsumen yang tertipu produk beli online

• Korban Kejahatan
Korban dapat di jelaskan bahwa bukan hanya sekedar korban yang mengalami
penderitaan langsung, namun korban yang tidak mengalami penderitaan tidak
langsung juga dapat di klarifikasikan menjadi korban suatu kejahatan. Korban tidak

6
Lilik Mulyadi, Kapita Selekta Hukum Pidana Kriminologi dan Viktimologi, (Denpasar : Djambatan, 2007), Hal : 124.
harus orang perorangan namun mereka yang berkelompok pun bisa menjadi
korban. Bahkan pada kejahatan tertentu, korbannya manusia namun pelakunya
bisa semacam hewan, tumbuhan, virus, dan ekosistem yang lainnya.
Dengan mengacu pada definisi – definisi korban yang telah dijelaskan, dapat
dilihat bahwa korban pada dasarnya tidak hanya orang perorangan atau kelompok
yang secara langsung menderita akibat dari perbuatan – perbuatan yang
menimbulkan kerugian / penderitaan bagi diri / kelompoknya, bahkan lebih luas
lagi termasuk di dalamnya keluarga dekat atau tanggungan langsung dari korban
dan orang – orang yang mengalami kerugian Ketika membantu korban mengatasi
penderitaanya atau untuk mencegah viktimisasi.7
Hak-hak korban yaitu :
a. mendapatkan ganti kerugian atas penderitaanya
b. menolak restitusi dari pelaku / tidak memerlukanya
c. mendapatkan restitusi/ kompensasi
d. mendapatkan pembinaan dan rehabilitas
e. mendapatkan hak miliknya
f. mendapatkan bantuan penasehat korban g. mempergunakan upaya hukum.

• Teori Viktimologi Kontemporer


Dalam studi viktimologi, terdapat teori viktimologi kontemporer, yaitu antara
lain :8
a. Situated Transaction Model (Luckenbill, 1977): dalam hubungan interpersonal,
kejahatan dan viktimisasi pada dasarnya adalah kontes karakter yang
tereskalasi; mulanya adalah konflik mulut yang meningkat menjadi konflik fisik
yang fatal
b. Threefold Model (Benjamin & Master): kondisi yang mendukung kejahatan
terbagi 3 kategori: precipitating factors, attracting factors, predisposing (atau
socio- demographic) factors
c. Routine Activities Theory (Cohen & Felson, 1979): Kejahatan dapat terjadi
ketika terdapat tiga kondisi sekaligus yakni : target yang tepat, pelaku yang
termovitasi dan ketiadaan pengamanan.

• Definisi Victimless Crime (Kejahatan Tanpa Korban)


Karakteristik dari kejahatan ini adalah dimana pelaku tindak kejahatan juga
termasuk korban kejahatan itu sendiri, maksudnya kejahatan tersebut di lakukan
oleh dirinya sendiri. Pada kejahatan tanpa korban atau biasa disebut dengan
Victimless Crime pelaku yang berbuat tindak kejahatan tidak bisa menyadari bahwa
perbuatan yang telah di lakukannya telah merugikan dirinya sendiri. Penderitaan
pada karakteristik kejahatan tanpa korban ini tidak begitu kelihatan, hanya saja
pelaku belum menyadari jika dirinya sendiri mengalami penderitaan.

7
Arif Gosita, Masalah Korban Kejahatan, (Jakarta : Akademika Pressindo, 1985), Hal :40
8
http://zriefmaronie.blogspot.com/2012/08/viktimologi.html (Diakses pada tanggal 06 April 2021, Pukul 19:49)
Kejahatan tanpa korban (Victimless Crime) adalah kejahatan yang tidak
membawa korban tetapi dianggap sebagai perbuatan tercela oleh masyarakat
ataupun kelompok atau badan hukum yang berkuasa.9
Kejahatan Tanpa Korban adalah kejahatan yang tidak membawa korban tetapi
dianggap sebagai perbuatan tercela oleh masyarakat ataupun kelompok yang
berkuasa. Namun Mudzakir tidak sependapat dengan kata “tanpa korban” atau
tanpa menimbulkan korban, kata “tanpa korban” atau tanpa menimbulkan korban
orang lain dan korbannya bukan orang lain (dirinya sendiri).

2. VIRUS COVID – 19
• Definisi Virus Covid – 19
Covid – 19 (Corona Virus Disease 2019) atau biasa si sebut dengan corona virus
merupakan nama penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang
menyerang saluran pernafasan sehingga dapat mengakibatkan beberapa gejala,
seperti demam tinggi, flu, batuk,sesak nafas, dan nyeri pada tenggorokan.
Menurut apa yang telah dikatakan WHO (World Health Organization), bahwa
virus corona merupakan keluarga besar dari virus yang menyebabkan penyakit
pada hewan. Pada manusia virus corona diketahui dapat berakibat infeksi saluran
pernafasan akut hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Tidak hanya
mengakibatkan infeksi saluran pernafasan saja, namun virus corona ini dapat
menyebabkan hilang nyawa manusia.
Virus yang pertama kali muncul pada daeraha Wuhan Negara China ini
termasuk penyakit yang harus dan wajib di tanggulangi, namun sampai saat ini obat
ataupun vaksin belum ditemukan untuk menyembuhkan manusia yang telah
terpapar. Covid 19 ini menukar dari orang ke orang, yaitu dengan cara orang yang
telah terinfeksi virus corona menyebarkan melalui tetesan – tetesan kecil seperti
bersin ataupun batuk yang keluar melalui hidung atau mulut kepada orang yang
sehat atau belum terpapar virus corona ini. Tetesan tersebut mendarat pada
permukaan yang di sentuh oleh orang yang belum terpapar virus corona.10

• Dampak Korban Virus Covid – 19


Masyarakat luas menganggap virus corona ini adalah wabah atau pandemi.
Tidak hanya menyerang Kesehatan manusia, virus ini juga sangat berdampak besar
pada lingkungan sekitar mereka. Virus yang pertama kali masuk ke Indonesia pada
bulan maret 2020, hingga saat ini belum kunjung hilang. Masyarakat Indonesia dan

9
Ninik Widiyanti dan Yuius Wastika, Perkembangan Kejahatan dan Masalahnya Ditinjau Dari Kriminologi dan
Sosial, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1987), Hal : 54
10
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/MAKALAHBAHASAINDONESIAPENGERTIANCOVID-
19DANBENTUKPARTISIPASIDALAMMEMERANGINYA.pdf (Diakses pada tanggal 07 April 2021, Pukul 14:16)
pemerintahan Indonesia tidak hanya mengalami dampak yang berakibat pada
Kesehatan saja, namun keuangan negara pun juga ikut berdampak.
Virus corona ini sangat merugikan bagi masyarakat Indonesia saat ini, bukan
hanya dirugikan pada Kesehatan, masyarakat Indonesia mengalami dampak pada
Sosial, Ekonomi, Pendidikan, dan lingkungan dan pariwisata sekitar. Berikut adalah
contoh – contoh dampak pada wabah virus corona ini, yaitu antara lain :
a. Dampak Sosial
Pada dampak sosial ini, masyarakat Indonesia mengalami keterbatasan
untuk melakukan sosialisasi dengan manusia yang lain. Dimana saat ini
Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun
2020 Tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid – 19) dimana pada pasal 4 ayat
(1) bahwa :11
“Pembatasan Sosial Berskala Besar paling sedikit meliputi :
a) Peliburan sekolah dan tempat kerja
b) Pembatasan kegiatan keagamaan, dan / atau
c) Pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum
Berdasarkan pasal diatas, masyarakat Indonesia sangat di jaga jaraknya antara
manusia satu dengan manusia yang lain. Dampak sosial ini berakibat banyak
masyarakat Indonesia yang kecewa sehingga tidak bisa melakukan kegiatan
sehari – hari sebagaimana semestinya yang dilakukannya.
Tidak hanya itu dengan adanya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar),
masyarakat tidak bisa menggunakan fasilitas umum yang telah diwadahi oleh
pemerintah, banyak masjid – masjid yang biasa di gunakan untuk beribadah
umat muslim di tutup, tidak hanya itu taman – taman kota, dan alun – alun pun
di tutup untuk meningkatkan penanggulangan wabah virus covid ini.
b. Dampak Ekonomi
Tidak hanya di rasakan oleh masyarakat Indonesia saja, dampak ekonomi
yang di akibatkan oleh virus corona ini juga di alami oleh pemerintahan
Indonesia dan perusahaan – perusahaan besar. Pemerintah Indonesia saat ini
juga mengalami perubahan signifikan akan keuangan Negara Indonesia.
Berbicara tentang ekonomi memang tidak akan ada habisnya, masyarakat
Indonesia yang mayoritas penduduknya dalam fase kehidupan menengah
sangat merasakan dampak dari virus corona ini dari segi ekonomi. Jika dilihat
dari Peraturan pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 Pasal 4 ayat (1) point (a),
banyak tempat – tempat kerja dan perusahaan – perusahaan besar yang di
tutup, oleh karena itu karyawan – karyawan yang bekerja disana ikut terkena
PHK. Minusnya pemasukan dari perusahan – perusahaan besar berakibat pada

11
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (Covid – 19)
gaji karyawannya, maka dari itu dengan melihat itu maka perusahaan –
perusahaan tersebut mengambil jalan dengan memPHK beberapa
karyawannya.
Dengan begitu masyarakat Indonesia yang bermula bekerja saat ini banyak
yang menganggur. Rakyat – rakyat yang biasa membuka usaha sendiri juga
mengalami pailit dalam pemasukan keuangan, menurut salah satu warga
Indonesia, wabah ini sangat merugikan pihak keluarganya. Jangankan bekerja
di perusahaan – perusahaan besar, berjualan di pasar saja saat ini di batasi
karenaa pemerintah menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)
guna untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid – 19 ini.
Dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat Indonesia memang sangat
merugikan bagi keseluruhannya, mulai dari di tutupnya tempat – tempat kerja,
di tutupnya perusahaan – perusahaan besar, dan bangkrutnya usaha – usaha
masyarakat Indonesia yang telah berjalan.
c. Dampak Pendidikan
Dunia Pendidikan di Indonesia sangatlah penting, mulai dari Pendidikan TK,
SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), SMA (Sekolah
Menengah Atas), Universita (Sarjana). Indonesia memeiliki beberapa aturan
yang mewajibkan anak – anak Indonesia mengikuti program wajib belajar
selama 9 (Sembilan) tahun, program tersebut tertuang pada Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 Tentang wajib belajar.
Pada masa pandemi wabah virus covid – 19 ini pemerintah telah
menyatakan bahwa tempat Pendidikan di tutup sementara sampai waktu yang
tidak di tentukan. Kegiatan ini dilakukan agar memutus mata rantai virus
corona ini, maka mulai dari Pendidikan TK hingga universitas dilakukan secara
online (daring)
Banyak masyarakat Indonesia yang menyayangkan kegiatan Pendidikan
ditutup, karena banyak masyarakat yang beranggapan bahwa jika Pendidikan
dilakukan secara online di karenakan jika pemberlakuan Pendidikan seperti ini
sangat tidak efisien. Banyak yang harus di pertimbangkan seperti fasilitas
handphone dan kuota untuk melaksanakan Pendidikan tatap muka secara
virtual. Namun apa boleh buat Indonesia saat ini tidak sedang baik – baik saja,
wabah virus corona ini menjadikan Indonesia mengalami kebinggungan hingga
saat ini. Tidak hanya itu mahasiswa pun sangat kecewa dengan adanya program
pembelajaran secara daring ini, mahasiwa mengeluh kurang efisien, apalagi jika
ada wisuda yang di lakukan secara daring,kurang puas katanya.
Karena yang kita tahu wisuda merupakan ajang besar bagi mahasiswa untuk
meapresiasi perjuangannya selama ini, namun jika dilakukan secara online
kurang rasa bahagianya.
d. Dampak Lingkungan dan Pariwisata
Indonesia merupakan Negara yang banyak memiliki tempat – tempat wisata
dengan destinasi yang sangat beragam, tidak hanya itu Indonesia juga
merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya (SDA), namun sejak
bulan maret tahun 2020 hingga saat ini banyak tempat – tempat wisata yang
ditutup. Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 1 tahun 2020 tentang
pembatasan sosial berskala besar, tempat – tempat wisata akan ditutup sampai
waktu yang belum pasti. Hal ini dilakukan guna untuk menanggulangi wabah
virus corona.
Jika masih saja ada pihak yang membuka wisata di era pandemi saat ini akan
ada hukum yang diberlakukan. Masyarakat Indonesia yang mulanya ingin
berlibur mengurungkan niatnya karena tidak bisa memasuki akses pariwisata
yang dikunjungi.
Namun ada beberapa tempat wisata yang telah dibuka namun dengan
menerapkan protocol kesahatan yang telah di berlakukan oleh pemerintah
Indonesia. Tempat wisata yang kerap dikunjungi oleh masyarakat Indonesia
Ketika akhir pekan atau libur panjang telah banyak yang tutup, ada yang tutup
hanya sementara, namun juga ada wisata yang di tutup selama – lamanya
(bangkrut). Di era pandemi saat ini banyak pihak – pihak yang mengelola tempat
wisata mengatakan jika masih dibuka itu percuma, akan rugi karena pemasukan
dengan pengeluaran untuk menjaga tempat wisata tersebut tidak balance.

• Cara Menanggulangi Wabah Virus Covid – 19


Berjalan dengan mewabahnya virus corona ini di seluruh dunia, kini pemerintah
negara Indonesia memberlakukan protokol Kesehatan, program protocol
Kesehatan ini akan di pandu secara langsung oleh Kementerian Kesehatan Negara
Indonesia. Program penerapan protocol Kesehatan ini di atur dalam Peraturan
Pemerintah nomor 6 Tahun 2020 tentang Penegakan Protokol Kesehatan Untuk
Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid – 19). Mengenai
penanggulangan dan pencegahan Covid-19 secara umum yang benar adalah sebagai
berikut:
a. Rajin mencuci tangan
b. Kurangi berinteraksi dengan orang lain
c. Gaya hidup sehat (makan, tidur, olahraga) untuk imunitas tubuh
d. Jaga jarak aman (1 meter) dengan orang yang batuk/bersin
e. Hindari kerumunan
f. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut
g. Hindari bepergian ke daerah terjangkit atau bila sedang sakit
h. Etika batuk dan bersin, hindari meludah di tempat umum
i. Olah daging mentah dengan hati-hati
j. Hindari memakan daging hewan yang sakit/ mati karena sakit
k. Bila ada gejala, segera berobat dan gunakan masker bila sedang sakit
l. Serta selalu berdoa kepada Tuhan yang Maha Melindungi
m. Pakailah masker untuk mencegah penularan virus corona
Dengan cara menaggulangi dan mencegah virus corona ini secara tidak langsung
kita juga ikut serta memutuskan mata rantai penyebaran virus corona (covid – 19)
yang mematikan ini. Dan dengan car aitu juga kita bisa menjaga pola hidup sehat
kita agar kita tidak mudah sakit dan terjangkit virus – virus atau penyakit – penyakit
yang menyerang tubuh kita. Penanggulangan serta pencegahan terhadap virus
corona ini menjadikan warga negara Indonesia bertanggung jawab akan kehidupan
pada masa depannya, meskipun sampai saat ini banyak masyarakat Indonesia yang
tidak percaya akan adanya virus tersebut. Tidak hanya satu atau dua orang
mengalami hal tersebut namun ada banyak yang beranggapan bahwa virus corona
ini hanya ilusi belaka saja, dan beranggapan bahwa gejala -gejala yang di timbulkan
jika terpapar virus corona ini adalah penyakit yang biasa dan sering di derita oleh
banyak orang.

• Konsekuensi Covid – 19
Wabah virus covid – 19 ini memang tidak hanya berlaku di negara Indonesia
saja, namun terjadi di seluruh dunia. Wabah virus corona ini menjadikan Indonesia
mengalami kerugian dan dampak yang sangat besar. Tidak hanya berdampak pada
Kesehatan saja, namun wabah ini berdampak pada sosial, ekonomi, Pendidikan,
lingkungan dan pariwisata. Virus corona dapat membawa konsekuensi jangka
panjang terhadap keselamatan, kesejahteraan, dan ketentraman bangsa Indonesia.
Tindakan untuk Mengatasi Tantangan Sosial Ekonomi, menyajikan bukti bahwa
virus Corona telah secara luas mengganggu kestabilan pendapatan keluarga-
keluarga Indonesia sebagian besar dari mereka tidak tercakup dalam sistem
jaminan sosial yang menargetkan masyarakat dalam kemiskinan ekstrem.
Banyaknya masyarakat Indonesia yang telah di PHK oleh tempat kerja ataupun
perusahaan – perusahaan besar menjadikan perekonomian mereka semakin
merosot. Tidak hanya itu masyarakat Indonesia yang mulanya membuka usaha –
usaha kecil hingga besar saat adanya wabah ini mengalami pailit pemasukan,
dimana pemasukan lebih keci dari pengeluaran.
Konsekuensi jangka panjang yang di akibatkan oleh wabah virus covid ini
menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia maupun Pemerintah
Indonesia. Contohnya konsekuensi pada anak – anak yang masih bersekolah,
Indonesia telah menghadapi beban malnutrisi dalam tiga bentuk—kurang gizi,
kelaparan tersembunyi akibat kekurangan nutrien esensial, dan kelebihan berat
badan pada kelompok balita. Kondisi ini dapat berkembang kian buruk seiring
dengan hilangnya pendapatan dan terbatasnya akses kepada makanan sehat.
Akibatnya, tidak hanya angka stunting dapat meningkat, prevalensi obesitas pun
berpotensi naik karena konsumsi makanan ultra olahan dengan kandungan gula,
garam, dan lemak yang tinggi.
Selain itu, sebagaimana dinyatakan dalam dokumen posisi, hampir 60 juta anak
Indonesia tidak dapat bersekolah karena COVID - 19. Namun, pembelajaran jarak
jauh secara daring masih terasa menantang bagi banyak pihak. Hilangnya waktu
belajar dalam periode yang cukup lama bisa membuat banyak murid gagal
memenuhi standar pengetahuan dan kompetensi yang perlu diraih untuk tingkat
kelasnya. Dalam jangka panjang, hal ini berisiko berdampak terhadap
pembangunan sosial dan ekonomi di Indonesia.
Agar wabah virus corona ini tidak mengakibatkan kerugian atau konsekuensi
jangka panjang terhadap masyarakt Indonesia khususnya ank – anak, maka harus
ada rekomendasi dari masyarakat Indonesia kepada pemerintah. Rekomendasi
tersebut antara lain, yaitu :
a. Dukungan keluarga terhadap sesame keluarganya
Pada hal ini pemerintah harus segera memperluas cakupan dan manfaat
yang menjamin pada aspek sosial agar bisa mengalami keluarga atau warga
negara Indonesia yang terdampak atau yang menjadi korban virus corona ini
b. Dukungan Pemerintah terhadap keluarga yang membutuhkan sandang
pangannya
Pada hal ini pemerintah harus bisa membantu dan memenuhu aspek
sandang pangan bagi masyarakt atau warga negara Indonesia yang sangat
membutuhkannya, semisal beras ataupun pakaian yang layak pakai
c. Dukungan bagi anak – anak untuk tetap semangat sekolah atau belajar
Pada hal ini pemerintah harus memperluas metode pembelajaran daru
ruamah atau biasa diseby dengan daring agar dapat menciptakan metode yang
minilbudget dan tanpa teknologi, pemerintah harus mengedepankan prinsip
“Lebih sedikit namun berkualitas” artinya pembelajaran lebih terfokus pada
mengajarkan keterampilan dan pengetahuan paling esensial dalam situasi
wabah virus corona ini, dan pemerintah juga harus bisa membekali pengajar
(guru) dengan dukungan serta bimbingan terkait pembelajaran secara daring
ini
d. Sediakan Pendanaan untuk public di era virus covid – 19 ini
Pada hal ini pemerintah harus bisa mengelola keuangan negara agar stabil,
dimana pemerintah Indonesia harus bisa menyediakan dana untuk masyarakat
Indonesia yang memang benar – benar membutuhkan dana tersebut.
Pengalokasian dana tersebut bisa pada berbagai aspek seperti aspek
Pendidikan, usaha – usaha kecil warga negara Indonesia, dan sector sector
tempat umum yang ada di daerah setempat
Konsekuensi adanya virus corona ini menjadikan manusia takut untuk
melakukan aktivitas sehari -hari di luar rumah. Berlakunya PSBB atau biasa disebut
Pembatasan Sosial Berskala Besar menjadikan tempat – tempat umum banyak yang
ditutup dan jalan – jalan juga di jaga ketat, tidak hanya itu tempat – tempat
pariwisata pun juga banyak yang di tutup. Hal ini menjadikan banyak masyarakat
Indonesia menjadikan seluruh kegiatannya berada pada dalam rumah saja.
Banyaknya masyarakat Indonesia yang terkena PHK menjadikan tingkat
pengangguran di Indonesia menaik dratis.
Dalam SE Menaker M/3/HK.04/III/2020, Menteri ketenagakerjaan meminta
pada seluruh gubernur yang menjabat kala itu melaksanakan atau memberi
perlindungan pengupahan bagi buruh / pekerja terkait adanya virus corona ini,
perlindungan tersebut dapat di jabarkan sebagai berikut :12

12
Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Nomor M/3/HK.04/III/2020 Tahun 2020 tentang Perlindungan
Pekerja/Buruh dan Kelangsungan Usaha dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19.
a. Bagi Pekerja / Buruh yang bisa di kategorikan sebagai ODP (Orang Dalam
Pemantuan) virus covid – 19 berdasarkan keterangan test tidak dapat masuk
kerja selama 14 hari atau sesuai standar yang telah di berikan oleh kementerian
Kesehatan, maka upah / gajinya akan di bayarkan secara penuh
b. Bagi Pekerja / buruh yang dapat di kategorikan sebagai kasus suspek virus
corono (covid – 19) dan ia di karantina / di isolasi, maka upahnya akan di
bayarkan secara penuh selama menjalani masa karantina / isolasi
c. Bagi pekerja / buruh yang izin tidak masuk kerja di karenakan terpapar virus
corona dan di buktikan hasil test pada dokter, maka upahnya di bayarkan sesuai
dengan peraturan perundang – undangan
d. Bagi perusahaan yang melakukan pembatasan kegiatan usaha akibat kebijakan
pemerintah di daerahnya masing – masing guan untu pencegahan dan
penanggulangan virus corona (covid – 19), sehingga menyebabkan sebagian
atau seluruh pekerja / buruh tidak dapat masuk kerja, dengan
mempertimbangkan kelangsungan perusahaan maka perubahan besaran
maupun cara pembayaran gaji / upah para pekerja / buruh dapat di lakukan
secara kesepakatan anatara perusahaan dengan para pekerja / buruh dari
perusahaan tersebut
Konsekuensi yang di timbulkan di karenakan adanya wabah virus corona ini,
menjadikan Indonesia mengalami kerugiaan yang sangat besar, entah samapi
kapan virus corona ini berada di Indonesia, pemerintah dan warga negara
Indonesia saat ini hanya bisa berdoa dan menerima dengan lapang dada. Walaupun
nantinya virus corona ini hilang dari Indonesia, mungkin semuanya tidak akan bisa
kembali ke kehidupan semula sebelum adanya virus corona ini. Yang awalnya
masyarakat Indonesia beraktifitas tanpa menggunakan masker dan berjaga jarak,
untuk saat ini pemerintah memberlakukan protocol Kesehatan yang sangat ketat
dan wajib bagi warga negara Indonesia menerapkannya, mulai dari memakai
masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, sampai menjaga jarak
dengan orang di sekitarnya.

3. VIKTIMISASI PADA DAMPAK DAN KONSEKUENSI KORBAN COVID – 19 DALAM


VIKTIMOLOGI KONTEMPORER (VICTIMLESS CRIME)
Viktimisasi adalah suatu korban yang mengalami suatu penderitaan, baik
penderitaan fisik, psikis, mental, dan lainnya yang di lakukan oleh pelaku tindak
kejahatan. Namun pada pembahasan victimless crime atau biasa disebut dengan
kejahatan tanpa korban, di titik ini korban tidak sadar akan posisinya yang menjadi
korban. Begitu banyak dampak dan konsekuensi yang di alami korban virus corona ini
menjadikan masyarakat tidak sadar akan dirinya menjadi korban wabah virus corona
(covid – 19) ini. Menurut tokoh selling dan wolfgang ada salah satu bentuk viktimisasi,
yaitu No victimization artinya bukan tidak adanya korban, namun korban sulit untuk
di ketahui.
Tidak hanya dampak Kesehatan yang menyerang korban wabah virus corona ini,
namun ada banyak dampak yang di menyerang masyarakat Indonesia, mulai dari
dampak perekonomian yang menurun, dampak pada bidang Pendidikan, dampak pada
lingkungan, serta dampak pada pariwisata dan destinasi yang ada di Indonesia saat ini.
Jika melihat konsekuensi dari wabah virus corona ini, banyak konsekuensi jangka
panjang yang di alami oleh korban dan pemerintah Indonesia, mulai dari konsekuensi
yang akan di alami oleh masyarakat Indonesia, yang dialami oleh dunia Pendidikan, di
alami oleh bidang Kesehatan, dan di alami oleh beberapa pihak pengelola pariwisata
Indonesia.
Berbicara tentang viktimisasi, maka bisa di katakan bahwa korban wabah virus
corona ini adalah termasuk viktimisasi, karna dimana korban mengalami penderitaan
fisik yaitu terpapar virus corona. Menurut Undang – Undang Nomor 13 tahun 2006
tentang perlindungan saksi dan korban, korban adalah seseorang yang mengalami
peneritaan fisik, mental, dan / atau kerugian ekonomi yang di akibatkan oleh suatu
tindak kejahatan. 13 Dalam jenis viktimisasi yang telah di paparkan oleh tokoh
wolfgangbahwaada salah satu jenis viktimisasi yaitu unrelated victims yang artinya
korban tidak ada hubungannya sama sekali dengan terjadinya korban, jika di lihat dari
bentuk viktimologi ada sebuah bentuk yang menyatakan bahwa korban virus corona
ini bisa di katakana sebagai viktimisasi.
Pemerintah menganggap wabah virus corona ini sangatlah mematikan, maka
pemerintah untuk saat ini memiliki program yang di beri nama PSBB atau bisa di sebut
dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar yang artinya banyak tempat – tempat
keramaian di tutup, pemerintah untuk saat ini juga memberlakukan protocol
Kesehatan dengan menerapkan 3M, yaitu Mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir, Memakai masker, serta Menjaga jarak minimal 1 meter. Dengan adanya
protocol Kesehatan ini, pemerintah berharap agar masyarakat Indonesia mematuhi
peraturan tersebut guna untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona
tersebut.
Korban wabah virus corona (covid – 19) dapat di katakana viktimisasi jika
seseorang tersebut melakukan salah satu bentuk / jenis viktimisasi. Indonesia
merupakan negara yang padat oleh penduduknya, adanya virus corona ini tidak semua
orang percaya bahwa wabah ini adalah nyata. ada segelintir orang yang menganggap
remeh wabah virus corona ini, masih banyak orang yang tidak percaya bahwa virus
corona ini benar dan nyata adanya. Maka dengan adanya hal itu orang yang tidak
percaya akan adanya wabah virus corona ini mencoba untuk bunuh diri dengan tidak
mematuhi protocol Kesehatan yang telah di buat oleh pemerintah Indonesia. Orang –
orang ini tidak mematuhi protocol Kesehatan dengan cara, tidak menjaga jarak, tidak
memakai masker, tidak mencuci tangan dengan bersih, suka di keramaian, dan tidak
menjaga kebersihan dirinya sendiri atau lingkungannya selama wabah virus corona ini
terjadi, sehingga orang – orang yang tidak percaya itu akhirnya terpapar virus corona
dan sampai merengut nyawa mereka.
Mereka yang menjadi korban victimless crime ini memang tindak megalami
penderitaan apapun, tetapi mereka tidak sadar bahwa perlakuan merekalah yang telah
merugikan dirinya sendiri. Dengan ketidak percayaan mereka terhadap wabah yang
menyerang Indonesia bahkan seluruh duni juga merasakan, mereka dengan gampang
mengatakan jika wabah virus corona itu tidak adanya. Dan lebih parahnya lagi mereka
mengatakan bahwa wabah virus corona ini hanya tipuan belaka dari pemerintah agar

13
UU Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban
pemerintah mendapati keuntungan dengan berjualan vaksin virus corona. Maka
dengan pikiran yang sangat pendek mereka melakukan Tindakan yang sangat
berdampak pada dirinya sendiri dan orang lain.
Yang merasakan kerugian bukan mereka yang menjadi korban, tetapi berdampak
juga pada manusia – manusia yang mempercayai bahwa virus corona itu nyata adanya,
kerugian tersebut yaitu masyarakat sekitar yang mempercayai virus corona ada akan
takut jika bertemu orang yang tidak memakai masker, dan tidak menjaga jarak, jika
orang yang tidak percaya akan adanya virus corona menjadikan tempat – tempat lain
kotor, banyak manusia yang mempercayai virus corona akan takut untuk berkunjung
ke tempat tersebut. Pemerintah memang sudah menghimbau hal ini, akan tetapi
himbauan pemerintah tidak begitu saja diterima oleh mereka – mereka yang tidak
percaya akan adanya virus corona tersebut, mereka kekeh dengan pendirian mereka
yaitu menyatakan bahwa virus corona yang menyerang Indonesia memang tidak nyata
adanya. Mereka yang sangat teguh dengan pendiriannya berani melawan virus corona
tersebut, tanpa mereka sadari yang di lawan bukanlah sesama manusia tetapi berupa
virus. Virus dengan manusia tidak sama bentuk, keberadaan, serta apa yang di
bawanya. Jika manusia melawan virus, secara tidak langsung mereka membunuh
dirinya sendiri, dimana virus akan menyerang Kesehatan mereka.
Bunuh diri merupakan tindak kejahatan yang pelakunya adalah termasuk korban
itu sendiri (Kejahatan tanpa korban atau bisa di sebut dengan victimless crime), bunuh
diri sendiri memang tidak mengakibatkan penderitaan pada si korban tetapi bunuh diri
merupakan Tindakan atau perbuatan yang sangat merugikan warga atau masyarakat
sekitar.
Dengan pernyataan tersebut maka hal itu termasuk viktimisasi, karena dimana ada
seseorang yang menjadi korban yang mengalami penderitaan, namun pada hal ini
pelaku bukan manusia melainkan virus. Jika di lihat dari jenis viktimologi segi
perspektif keterlibatan korban dalam terjadinya kejahatan, maka hal semacam ini bisa
dimasukan kedalam jenis False victims yaitu mereka yang menjadi korban tindak
kejahatan diakibatkan dirinya sendiri.

• KESIMPULAN
Kata Victimologi berasal dari 2 suku kata, dimana 2 suku kata ini berasal dari bahsa
latin, yaitu “Victim” yang dapat diartikan Korban, dan kata “Logos” yang artinya ilmu.
Jika di lihat dari segi terminologi kata Victimologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu atau
studi yang dimana di dalam studinya mempelajari tentang korban, penyebab adanya
korban, akibat timbulnya korban yang bisa dikatakan masalah manusia sebagai
kenyataan sosial. Di nyatakan dalam ruang lingkup victimologi korban mempunyai arti
yang sangat luas, karena pada dasarnya korban tidak hanya mengalami kerugian pada
psikisnya saja, namun mengalami kerugian pada sosial, kelompok, maupun pemerintah.
Pada kata kejahatan sering disebut adanya penimbulan korban, penimbulan korban
disini berarti, perilaku, sikap, atau perbuatan terhadap korban maupun pihak yang
dirugikan dan secara tidak langsung mereka semua terlibat dalam satu masalah
kejahatan
Studi viktimologi ini adalah meneliti tentang topik – topik korban, semisal peranan
korban terhadap adanya tindak pidana tersebut, hubungan antara korban dengan pelaku
tindak pidana kejahatan, dan fungsi adanya korban pada sistem peradilan tindak pidana.
Kejahatan tanpa korban (Victimless Crime) adalah kejahatan yang tidak membawa
korban tetapi dianggap sebagai perbuatan tercela oleh masyarakat ataupun kelompok
atau badan hukum yang berkuasa.14
Kejahatan Tanpa Korban adalah kejahatan yang tidak membawa korban tetapi
dianggap sebagai perbuatan tercela oleh masyarakat ataupun kelompok yang berkuasa.
Namun Mudzakir tidak sependapat dengan kata “tanpa korban” atau tanpa menimbulkan
korban, kata “tanpa korban” atau tanpa menimbulkan korban orang lain dan korbannya
bukan orang lain (dirinya sendiri).
Virus corona ini sangat merugikan bagi masyarakat Indonesia saat ini, bukan hanya
dirugikan pada Kesehatan, masyarakat Indonesia mengalami dampak pada Sosial,
Ekonomi, Pendidikan, dan lingkungan dan pariwisata sekitar. Berjalan dengan
mewabahnya virus corona ini di seluruh dunia, kini pemerintah negara Indonesia
memberlakukan protokol Kesehatan, program protocol Kesehatan ini akan di pandu
secara langsung oleh Kementerian Kesehatan Negara Indonesia. Program penerapan
protocol Kesehatan ini di atur dalam Peraturan Pemerintah nomor 6 Tahun 2020 tentang
Penegakan Protokol Kesehatan Untuk Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease
2019 (Covid – 19).
Virus corona dapat membawa konsekuensi jangka panjang terhadap keselamatan,
kesejahteraan, dan ketentraman bangsa Indonesia.
Tindakan untuk Mengatasi Tantangan Sosial Ekonomi, menyajikan bukti bahwa virus
Corona telah secara luas mengganggu kestabilan pendapatan keluarga-keluarga
Indonesia sebagian besar dari mereka tidak tercakup dalam sistem jaminan sosial yang
menargetkan masyarakat dalam kemiskinan ekstrem. Banyaknya masyarakat Indonesia
yang telah di PHK oleh tempat kerja ataupun perusahaan – perusahaan besar menjadikan
perekonomian mereka semakin merosot. Tidak hanya itu masyarakat Indonesia yang
mulanya membuka usaha – usaha kecil hingga besar saat adanya wabah ini mengalami
pailit pemasukan, dimana pemasukan lebih keci dari pengeluaran.
Konsekuensi jangka panjang yang di akibatkan oleh wabah virus covid ini menjadi
momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia maupun Pemerintah Indonesia.
Contohnya konsekuensi pada anak – anak yang masih bersekolah, Indonesia telah
menghadapi beban malnutrisi dalam tiga bentuk—kurang gizi, kelaparan tersembunyi
akibat kekurangan nutrien esensial, dan kelebihan berat badan pada kelompok balita.
Kondisi ini dapat berkembang kian buruk seiring dengan hilangnya pendapatan dan
terbatasnya akses kepada makanan sehat. Akibatnya, tidak hanya angka stunting dapat
meningkat, prevalensi obesitas pun berpotensi naik karena konsumsi makanan ultra
olahan dengan kandungan gula, garam, dan lemak yang tinggi.
Korban wabah virus corona (covid – 19) dapat di katakana viktimisasi jika seseorang
tersebut melakukan salah satu bentuk / jenis viktimisasi. Indonesia merupakan negara
yang padat oleh penduduknya, adanya virus corona ini tidak semua orang percaya bahwa
wabah ini adalah nyata. ada segelintir orang yang menganggap remeh wabah virus
corona ini, masih banyak orang yang tidak percaya bahwa virus corona ini benar dan
nyata adanya. Maka dengan adanya hal itu orang yang tidak percaya akan adanya wabah
virus corona ini mencoba untuk bunuh diri dengan tidak mematuhi protocol Kesehatan

14
Ninik Widiyanti dan Yuius Wastika, Perkembangan Kejahatan dan Masalahnya Ditinjau Dari Kriminologi dan
Sosial, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1987), Hal : 54
yang telah di buat oleh pemerintah Indonesia. Orang – orang ini tidak mematuhi protocol
Kesehatan dengan cara, tidak menjaga jarak, tidak memakai masker, tidak mencuci
tangan dengan bersih, suka di keramaian, dan tidak menjaga kebersihan dirinya sendiri
atau lingkungannya selama wabah virus corona ini terjadi, sehingga orang – orang yang
tidak percaya itu akhirnya terpapar virus corona dan sampai merengut nyawa mereka.
Mereka yang menjadi korban victimless crime ini memang tindak megalami
penderitaan apapun, tetapi mereka tidak sadar bahwa perlakuan merekalah yang telah
merugikan dirinya sendiri. Dengan ketidak percayaan mereka terhadap wabah yang
menyerang Indonesia bahkan seluruh duni juga merasakan, mereka dengan gampang
mengatakan jika wabah virus corona itu tidak adanya. Dan lebih parahnya lagi mereka
mengatakan bahwa wabah virus corona ini hanya tipuan belaka dari pemerintah agar
pemerintah mendapati keuntungan dengan berjualan vaksin virus corona. Maka dengan
pikiran yang sangat pendek mereka melakukan Tindakan yang sangat berdampak pada
dirinya sendiri dan orang lain.
Yang merasakan kerugian bukan mereka yang menjadi korban, tetapi berdampak
juga pada manusia – manusia yang mempercayai bahwa virus corona itu nyata adanya,
kerugian tersebut yaitu masyarakat sekitar yang mempercayai virus corona ada akan
takut jika bertemu orang yang tidak memakai masker, dan tidak menjaga jarak, jika orang
yang tidak percaya akan adanya virus corona menjadikan tempat – tempat lain kotor,
banyak manusia yang mempercayai virus corona akan takut untuk berkunjung ke tempat
tersebut. Pemerintah memang sudah menghimbau hal ini, akan tetapi himbauan
pemerintah tidak begitu saja diterima oleh mereka – mereka yang tidak percaya akan
adanya virus corona tersebut, mereka kekeh dengan pendirian mereka yaitu menyatakan
bahwa virus corona yang menyerang Indonesia memang tidak nyata adanya. Mereka
yang sangat teguh dengan pendiriannya berani melawan virus corona tersebut, tanpa
mereka sadari yang di lawan bukanlah sesama manusia tetapi berupa virus. Virus dengan
manusia tidak sama bentuk, keberadaan, serta apa yang di bawanya. Jika manusia
melawan virus, secara tidak langsung mereka membunuh dirinya sendiri, dimana virus
akan menyerang Kesehatan mereka.

Anda mungkin juga menyukai