Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Tentang Virus Covid-19 Dan Vaksin-19

Keperawatan Komunitas 1

Disusun Oleh :

Aan Nurhasanah (18320004)

Dosen Pembimbing :

Eka Trismiyana,SKM.,M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG

T.A 2021

1
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Hal terpenting dalam kehidupan manusia adalah kesehatan. Namun yang terjadi di
Indonesia saat ini adalah maraknya penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona
yang mampu mengakibatkan kematian. Virus ini terdeteksi muncul pertama kali di Wuhan
China pada bulan Desember 2019. Virus corona merupakan virus yang menyerang saluran
pernafasan dan menyebabkan demam tinggi, batuk, flu, sesak nafas serta nyeri tenggorokan.
Penyebaran virus ini sangatlah cepat hingga memakan banyak nyawa di berbagai negara.
Awal mulanya, warga Indonesia yang positif terkena virus corona hanya 2 orang, namun
penyebaran virus ini sangat cepat sehingga setiap hari ada orang yang terkena atau terjangkit
virus ini. Hingga pemerintah mengambil keputusan untuk mempersiapkan rumah sakit daerah
sebagai rumah sakit rujukan bagi setiap orang yang terjangkit Covid-19.
Akibat dari maraknya virus corona ini mengakibatkan berbagai hal yang baru hampir
dikerjakan dari rumah, baik sekolah, kuliah, bekerja ataupun aktivitas yang lainnya. Bahkan
tempat beribadah pun sebagian telah ditutup demi mengurangi penyebaran virus corona ini.
Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah, seperti physical distancing (jaga jarak), lock
down, bahkan di beberapa daerah pun telah diberlakukan PSBB (pembatasan sosial berskala
besar). Namun masih banyak masyarakat yang tidak mematuhi peraturan tersebut hingga
akhirnya penyebaran virus ini berjalan sangat cepat.
Dengan demikian, dibutuhkan pemahaman yang intensif mengenai virus corona serta
cara menanggulanginya agar angka penyebaran tidak semakin meningkat. Mengingat banyak
sekali masyarakat yang masih meremehkan adanya virus corona ini serta belum tersedianya
vaksin yang dapat membantu kesembuhan pasien karena masih dalam pencarian dan
penelitian oleh para ahli. Sehingga perlu untuk dikaji lebih dalam mengenai permasalahan
penanggulangan dan pencegahan Covid-19 ini.

2
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Covid-19 ?

2. Bagaimana proses penularan Covid-19 ?

3. Bagaimana cara menanggulangi dan mencegah Covid-19 yang benar ?

4. Bagaimana bentuk partisipasi dalam memerangi Covid-19 ?

5. Vaksin covid-19

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian dari Covid-19

2. Untuk mengetahui proses penularan Covid-19

3. Untuk mengetahui dan memahami cara penanggulangan dan pencegahan Covid-19 yang
benar
4. Untuk mengetahui bentuk partisipasi dalam memerangi Covid-19
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Covid-19

Covid-19 merupakan nama penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Nama ini diberikan
oleh WHO (World Health Organzation) sebagi nama resmi penyakit ini. Covid sendiri
merupakan singkatan dari Corona Virus Disease-2019. Covid-19 yaitu penyakit yang
disebabkan oleh virus corona yang menyerang saluran pernafasan sehingga menyebabkan
demam tinggi, batuk, flu, sesak nafas serta nyeri tenggorokan.
Menurut situs WHO, virus corona adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan
penyakit pada hewan atau manusia. Pada manusia corona diketahui menyebabkan infeksi
pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrme (SARS). Virus ini
mampu mengakibatkan orang kehilangan nyawa sehingga WHO telah menjadikan status
virus corona ini menjadi pandemi dan meminta Presiden Joko Widodo menetapkan status
darurat nasional corona.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menetapkan status kedaruratan kesehatan
masyarakat terkait pandemi virus corona sejak akhir Maret 2020. Ia kemudian mengeluarkan
kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus
corona. Jokowi juga menetapkan pandemi virus corona sebagai bencana nasional non-
alam. Mantan wali kota Solo itu akhirnya melarang masyarakat untuk mudik ke kampung
halaman terhitung 24 April sampai 31 Mei mendatang.

B. Proses Penularan Covid-19

Menularnya Covid-19 membuat dunia menjadi resah, termasuk di Indonesia. Covid-


19 merupakan jenis virus yang baru sehingga banyak pihak yang tidak tahu dan tidak
mengerti cara penanggulangan virus tersebut. Pemerintah dituntut untuk sesegera mungkin
menangani ancaman nyata Covid-19. Jawaban sementara terkait dengan persoalan
tersebut ternyata telah ada dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Kekarantinaan Kesehatan. Dimana dalam undang-undang tersebut telah memuat banyak hal
terkait dengan kekarantinaan kesehatan, pihak yang berwenang menetapkan kedaruratan
kesehatan masyarakat, dan lain sebagainya.

Dalam undang-undang tersebut juga menentukan apa saja peraturan pelaksanaan


sebagai tindak lanjut ketentuan dalam kekarantinaan kesehatan. Namun
peraturan pelaksanaan sebagai ketentuan lanjutan dari UU Kekarantinaan
Kesehatan belum ada padahal peraturan pelaksanaan tersebut sangat perlu untuk segera
dibentuk.

Menurut WHO, Covid-19 menular dari orang ke orang. Caranya dari orang yang
terinfeksi virus corona ke orang yang sehat. Penyakit menyebar melalui tetesan kecil yang
keluar dari hidung atau mulut ketika mereka yang terinfeksi virus bersin atau batuk. Tetesan
itu kemudian mendarat di benda atau permukaan yang disentuh dan orang sehat. Lalu
orang sehat ini menyentuh mata, hidung atau mulut mereka. Virus corona juga bisa menyebar
ketika tetesan kecil itu dihirup oleh orang sehat ketika berdekatan dengan yang terinfeksi
corona.

C. Cara Menanggulangi dan Mencegah Covid-19 Yang Benar

Seiring mewabahnya virus Corona atau Covid-19 ke berbagai negara, Pemerintah


Republik Indonesia menerbitkan protokol kesehatan. Protokol tersebut akan dilaksanakan di
seluruh Indonesia oleh pemerintah dengan dipandu secara terpusat oleh Kementerian
Kesehatan.
Adapun salah satu protokolnya yaitu jika merasa tidak sehat dengan kriteria demam lebih

dari 38o C, batuk, flu, nyeri tenggorokan maka beristirahatlah yang cukup di rumah dan
minumlah air yang cukup. Gunakan masker, apabila tidak memiliki masker, hendaknya
mengikuti etika ketika batuk dan bersin yang benar dengan cara menutup hidung dan mulut
dengan tisu, lengan atas bagian dalam. Bila merasa tidak nyaman dan masih berkelanjutan
dan disertai sesak nafas maka segerakan diri untuk memeriksakan kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan. Dan usahakan untuk tidak menaiki kendaraan massal.
Sebagaimana protokol diatas maka dapat diambil kesimpulan mengenai
penanggulangan dan pencegahan Covid-19 secara umum yang benar adalah sebagai
berikut:
• Rajin mencuci tangan

• Kurangi berinteraksi dengan orang lain

• Gaya hidup sehat (makan, tidur, olahraga) untuk imunitas tubuh

• Jaga jarak aman (1 meter) dengan orang yang batuk/bersin

• Hindari kerumunan

• Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut

• Hindari bepergian ke daerah terjangkit atau bila sedang sakit


• Etika batuk dan bersin, hindari meludah di tempat umum

• Olah daging mentah dengan hati-hati

• Hindari memakan daging hewan yang sakit/ mati karena sakit

• Bila ada gejala, segera berobat dan gunakan masker bila sedang sakit

• Serta selalu berdoa kepada Tuhan yang Maha Melindungi

D. Bentuk Partisipasi Dalam Memerangi Covid-19

Di tengah gencarnya kebijakan Merdeka Belajar era Menteri Nadiem Makarim,


negara digegerkan dengan wabah virus corona (Covid-19). Kebijakan yang diberlakukan saat
ini adalah belajar di rumah. Sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak Presiden Jokowi di
istana bogor pada tanggal 15 Maret 2020 yaitu "Dengan kondisi ini saatnya kita kerja dari
rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah." Hal ini sudah berjalan sejak satu bulan lebih.
Dimana sekolah diliburkan, tetapi proses belajar mengajar tetap berjalan melalui kegiatan di
rumah. Guru mengajar dari rumahnya masing-masing, para siswa belajar di rumahnya
masing-masing. Pembelajaran di rumah bisa menggunakan model pembelajaran mandiri,
pembelajaran online, pembelajaran berbantu ICT, atau bentuk lain.

Salah satu dari bentuk partisipasi dalam memerangi Covid-19 yaitu mendukung kebijakan
pemerintah akan hal tersebut dengan tetap belajar di rumah, kerja dari rumah dan ibadah di
rumah. Hal ini bertujuan mengurangi dan mengantisipasi penyebaran virus corona. Adapun
pembelajaran online atau pembelajaran daring merupakan sistem yang menggantikan
pembelajaran sistem tatap muka dengan via online dengan mengakses internet baik melalui
Hp ataupun laptop. Tujuannya agar proses pembelajaran tetap berjalan walau dalam keadaan
seperti ini. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kita termasuk orang yang ikut
berpartisipasi dalam memerangi Covid-
19 ini.

Namun terdapat cara yang dapat dilakukan agar pembelajaran online tetap berjalan efektif.
Diantaranya:

• Tetap mengoptimalkan manajemen waktu agar waktu belajar tetap teratur


• Mempersiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan saat pembelajaran online
berlangsung seperti Hp ataupun laptop
• Belajar dengan serius dan fokus

• Tetap menjaga komunikasi dengan pengajar dan teman-teman kelas

Dengan demikian, pembelajaran online yang dilakukan akan mampu memberikan nilai
positif terhadap proses pembelajaran. Karena hal ini juga mampu memberikan pengalaman
baru serta pembelajaran yang menggambarkan bahwa teknologi juga bagi penggunaannya.

E. vaksin Covid-19
Berbagai jenis vaksin Covid-19 telah berhasil dikembangkan hingga tahap akhir serta
menunggu izin untuk digunakan. Berbeda dengan obat, vaksin bekerja dengan cara melatih
dan mempersiapkan perlindungan alami tubuh untuk mengenali dan melawan virus atau
bakteri.
Dengan vaksinasi, diharapkan penyebaran virus penyebab Covid-19, yakni SARS-CoV-2,
dapat dikurangi bahkan dihentikan sehingga akan terbentuk kekebalan kelompok atau sering
disebut herd immunity . Kekebalan kelompok tersebut akan terbentuk ketika lebih dari 70
persen populasi telah divaksin.
Vaksinasi merujuk pada proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh. Sedangkan, vaksin
sendiri merupakan zat aktif pada virus atau bakteri yang dapat menimbulkan reaksi sistem
kekebalan tubuh untuk melawan virus atau penyakit tertentu. Kebanyakan vaksin dimasukkan
ke dalam tubuh dengan cara suntikan, tetapi ada pula yang diberikan melalui mulut oral
,maupun semprotan ke hidung. Selain itu, terdapat pula istilah imunisasi yang berarti reaksi
dari tubuh setelah mendapatkan vaksin.
Setelah vaksinasi, tubuh mampu mengenali, melawan, dan mengingat. Tubuh akan
mengenali virus atau bakteri pembawa penyakit. Selanjutnya, tubuh akan melawan penyakit
dengan memproduksi antibodi. Selain itu, tubuh akan mengingat penyakit dan cara
melawannya. Bila terserang kembali, antibodi dapat segera menghancurkan virus atau bakteri
sebelum jatuh sakit.

F.CARA KERJA

Vaksin bekerja dengan memanfaatkan respons alami tubuh terhadap infeksi patogen,


baik bakteri, virus, maupun jamur. Saat patogen menginfeksi tubuh, sistem imunitas tubuh
akan membentuk antibodi untuk melawan patogen. Oleh karena itu, terdapat ribuan jenis
antibodi di dalam tubuh yang terbentuk berdasarkan antigen patogen yang menyerang. Tiap
antibodi tersebut terlatih untuk mengingat setiap antigen secara spesifik.
Sistem imunitas dalam tubuh manusia memiliki kemampuan untuk mengingat. Setiap kali
terbentuk antibodi, terbentuk pula sel ingatan pembentuk antibodi. Dengan demikian, sistem
imunitas akan merespons dan memproduksi antibodi yang spesifik sesuai antigen yang
menyerang. Ketika tubuh terpapar patogen yang pernah masuk dalam tubuh, antibodi akan
merespons dengan lebih cepat dan lebih efektif karena sel memori sudah siap menghasilkan
antibodi untuk melawan antigen.
Sekali vaksin masuk dalam tubuh, umumnya tubuh mampu menghasilkan sistem
kekebalan tubuh melawan penyakit dalam jangka waktu beberapa tahun, puluhan tahun,
bahkan seumur hidup. Untuk menciptakan antibodi yang dapat bertahan lama dan membentuk
sel memori, beberapa vaksin membutuhkan beberapa dosis.
Selain bertujuan untuk melindungi diri sendiri, vaksinasi juga dapat melindungi komunitas
dan membentuk kekebalan kelompok. Hal ini disebabkan karena tidak semua orang dapat
divaksin. Beberapa orang dengan kondisi kesehatan yang buruk serta sistem kekebalan tubuh
yang lemah, misalnya karena HIV, atau karena alergi, tidak dapat divaksin. Mereka dapat
terlindungi dari infeksi patogen ketika hidup di tengah mereka yang telah divaksin karena
patogen kesulitan untuk menyebar. Semakin banyak orang yang divaksin, semakin kecil
risiko penyebaran suatu penyakit karena patogen.

G.ISI VAKSIN
Vaksin berisi antigen, bahan pembantu, bahan pengawet, stabilisator, surfaktan,
residu, dan pengencer.
Antigen merupakan virus atau bakteri yang telah dibunuh atau dilemahkan sehingga dapat
melatih tubuh untuk mengenali dan melawan penyakit apabila menyerang tubuh di kemudian
hari. Antigen yang digunakan merupakan antigen dari organisme penyebab penyakit maupun 
blueprint dari antigen yang telah dilemahkan atau dibuat tidak aktif. Antigen
maupun blueprin tersebut berfungsi untuk memicu pembentukan antibodi dalam tubuh.
Beberapa vaksin juga mengandung bahan pembantu untuk meningkatkan respons imunitas
terhadap vaksin, misalkan sejumlah kecil garam aluminium. Selain itu, vaksin juga berisi
bahan-bahan pengawet untuk menjaga vaksin tetap aman dan efektif digunakan. Berbagai
unsur tambahan dalam vaksin dimasukkan untuk menjaga vaksin tidak terkontaminasi saat
dibuka dan digunakan untuk lebih dari satu orang.
Vaksin juga berisi stabilisator untuk mencegah reaksi kimia yang terjadi saat
vaksinasi dan menjaga agar komponen vaksin tidak menempel pada botol vaksin. Sedangkan,
surfaktan dalam vaksin akan menjaga bahan-bahan dalam vaksin tercampur menjadi satu
serta mencegah pengendapan dan penggumpalan. Di sisi lain, vaksin juga memuat bahan-
bahan residu sebagai akibat dari proses produksi vaksin. Jejak residu ini sangat kecil, dalam
ukuran per juta atau per miliar.
Bahan lain yang terdapat dalam vaksin adalah pengencer. Pengencer digunakan untuk
mengencerkan vaksin dalam konsentrasi yang tepat sebelum digunakan. Pengencer yang
paling banyak digunakan dalam vaksin adalah air steril.
Kebanyakan bahan yang ada dalam vaksin merupakan komponen yang secara alami ada di
alam maupun dalam makanan yang kita makan. Seluruh bahan yang digunakan dalam vaksin
telah dites dan dimonitor untuk memastikan keamanannya.

H.Pembuatan vaksin

Vaksin dikembangkan sejak berpuluh tahun yang lalu melalui berbagai tahap


pengujian mulai dari eksplorasi, uji praklinik, hingga uji klinik yang memakan waktu
bertahun-tahun untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.
Fase eksplorasi dimulai dengan penentuan bibit vaksin, atau antigen yang akan digunakan
untuk memicu respons imunitas. Setelah mendapatkan kandidat vaksin yang tepat, vaksin
akan diujikan ke hewan atau uji praklinik untuk mengetahui keamanan dan efektivitasnya
dalam mencegah penyakit. Apabila terbukti mampu memicu respons kekebalan, vaksin
kemudian dicobakan pada manusia dalam tahap klinik.
Fase uji klinik pada manusia terbagi menjadi tiga fase. Fase I menguji keamanan, efektivitas,
dan dosis tepat dari vaksin. Pada fase ini, vaksin akan diujicobakan kepada sekelompok orang
dengan jumlah di bawah 100 orang untuk menguji respons imunitas yang dihasilkan.
Umumnya, pada fase ini vaksin dites pada anak muda yang sehat. Ketika hasilnya aman dan
efektif, uji klinik pada manusia akan masuk fase berikut.
Fase II merupakan uji keamanan, efek samping, hingga kemampuan vaksin dalam
memicu respons imunitas dengan jumlah subjek yang lebih banyak, antara 400 hingga 600
orang. Sukarelawan dalam fase ini memiliki karakteristik yang sama, misalkan umur atau
jenis kelamin, sebagai sasaran vaksin. Terdapat berbagai percobaan dalam fase ini untuk
mengavaluasi tiap karakteristik kelompok sukarelawan dan berbagai formulasi vaksin. Di
dalam fase ini, mulai diikutkan kelompok kontrol sebagai pembanding yang tidak diberi
vaksin (plasebo). Gunanya, perubahan yang terjadi dapat dipastikan akibat vaksin. Apabila
terbukti aman dan efektif, dilakukan uji klinik fase III.
Fase III merupakan uji terhadap efek samping penggunaan vaksin yang mungkin
terjadi dengan jumlah subjek mencakup ribuan hingga puluhan ribu orang. Dalam fase ini,
vaksin diujicobakan di berbagai negara di berbagai polulasi. Dalam tahap ini pula, digunakan
kelompok kontrol yang hanya diberi plasebo. Setelah melalui uji klinik tahap ketiga itulah,
vaksin ditetapkan aman, efektif, dan berkhasiat.blinding
Selama fase II dan III, sukarelawan dan ilmuwan yang mengadakan studi melakukan .
Mereka tidak tidak diberitahu, mana sukarelawan yang mendapatkan vaksin dan yang
mendapatkan produk pembanding atau plasebo. Setelah pengujian selesai, ilmuwan dan
sukarelawan baru diberitahu, siapa yang menerima vaksin, siapa yang menerima produk
pembanding atau plasebo.
Selanjutnya, vaksin akan diajukan untuk persetujuan penggunaan dan peredaran. 
persetujuan produksi vaksindiberikan bertahap. Pertama, persetujuan permulaan yang
mengikuti pengujian klinik. Regulator akan mengkaji kualitas, keamanan, dan efikasi vaksin
setelah mempelajari data-data uji klinik. Efikasi merupakan langkah observasi untuk
mengetahui besaran daya perlindungan vaksin terhadap infeksi.
Setelah diperkenalkan untuk digunakan, keamanan dan efektivitas vaksin terus dimonitor. Uji
ini sering disebut pula post marketing study  untuk memastikan dampak vaksin dan keamanan
penggunaan dalam skala luas dan waktu yang lama.
Setelah vaksin mendapatkan persetujuan dari regulator, perusahaan perlu mengirimkan
contoh vaksin kepada WHO untuk tahap prakualifikasi. WHO kembali akan memastikan
kualitas, keamanan, dan efikasi vaksin untuk digunakan dalam program vaksinasi secara
global.
Selama kedaruratan kesehatan global seperti pandemi Covid-19, WHO emergency use
listing procedure  (EUL) dapat digunakan untuk mengizinkan penggunaan vaksin. Prosedur
UEL diaktifkan dalam keadaan pandemi agar kehadiran produk-produk yang dapat
memberikan keuntungan bagi kehidupan manusia di seluruh dunia dipercepat di pasar. EUL
merupakan proses yang cepat sekaligus ketat untuk menghadirkan produk yang memiliki
dampak bagi semua orang yang membutuhkan pada waktu yang terbatas dengan berdasar
pada evaluasi risiko versus keuntungan.
Begitu vaksin disetujui oleh regulator, proses produksi vaksin dimulai secara massal. Vaksin
kemudian akan dibuat secara mandiri oleh perusahaan yang melakukan pengembangan
vaksin. Selanjutnya, vaksin akan didistribusikan ke seluruh negara. Mengingat vaksin,
termasuk Covid-19, membutuhkan kondisi penyimpanan temperatur dingin, dibutuhkan 
manajemen rantai dingin untuk memastikan mutu vaksin terjaga hingga sampai kepada
pengguna.
Di Indonesia, tahap pengembangan vaksin perlu mengikuti 10 tahap hingga sampai pada
produksi skala komersial.Sintesis dengan penentuan bibit vaksin.
Uji nonklinik pada hewan.Formulasi, sertifikasi, cara pembuatan obat yang baik (CPOB),
serta uji coba peningkatan produksi skala laboratorium ke skala industri (scale up).
Protokol dan dokumen uji klinik.Lolos kajian etik oleh komite etik. Persetujuan pelaksanaan
uji klinik (PPUK) oleh BPOM. Uji klinik dengan tiga fase yang sesuai dengan protokol yang
disetujui dan kaidah cara uji klinik yang baik (CUKB).Registrasi di BPOM.Evaluasi dan
penerbitan nomor izin edar oleh Komite Nasional Penilai Obat.Produksi skala komersial.

I.Pengembangan vaksin covid-19


Seluruh proses pengembangan vaksin, dari praklinik hingga produksi dapat memakan
waktu hingga satu dekade. Dalam kasus pandemi Covid-19, pengembangan terhadap vaksin
SARS-CoV-2 dipercepat menjadi sekitar 12 hingga 18 bulan. Percepatan dilakukan dengan
menjalankan beberapa fase secara paralel untuk mempercepat hasil. Percepatan ini telah
mendapatkan izin dari para ilmuwan dan regulator.
Berbagai negara dan organisasi bekerja sama melalui skema COVAX yang diinisiasi oleh
WHO dan aliansi vaksin dunia (GAVI) untuk berinvestasi dalam pengembangan kapasitas
produksi dan distribusi.
Secara umum, seperti yang dijelaskan oleh Department of Health & Human Service,
Amerika Serikat, ada tiga cara utama untuk membuat vaksin. Pertama, adalah menggunakan
virus yang lemah (dilemahkan) seperti pada vaksin MMR dan cacar air (chickenpox). Kedua
adalah menggunakan virus mati (inactivated) seperti pada vaksin flu dan polio. Ketiga adalah
menggunakan salah satu bagian dari struktur virus (subunit) seperti pada vaksin HPV dan
herpes zoster (shingles).
Dua metode pertama, yaitu virus yang dilemahkan dan virus yang inaktif didapat dengan
menumbuhkan virus di laboratorium atau pabrik. Menumbuhkan virus memang tidak
semudah menumbuhkan bakteri, yang akan segera berkembang dengan pemberian makanan
yang tepat.
Pada virus, karena ia tidak bisa hidup dengan sendirinya, ia memerlukan sel lain untuk
mereplikasi. Karena itu, untuk menumbuhkan virus, yang pertama kali dilakukan para peneliti
adalah mengidentifikasikan tipe sel yang bisa membuat virus bisa bereplikasi. Lalu, bersama
dengan sel inang tersebut, virus akan ditumbuhkan di dalam tabung besar (bioreactors).
Alternatif lain, beberapa virus -diduga termasuk SARS-CoV-2 ini- bisa ditumbuhkan dalam
telur ayam yang sudah berembrio.
Virus bisa membuat kita sakit karena begitu masuk ke tubuh kita, mereka bereplikasi dalam
jumlah yang besar. Namun, dalam vaksin dengan metode virus yang dilemahkan, ketika
dimasukkan ke tubuh kita, karena mereka lemah maka daya replikasi mereka lemah.
Menurut  situs Children’s Hospital of Philadelphia, jika virus yang secara alamiah masuk
ketubuh bereplikasi ribuan kali dalam satu kali infeksi, virus lemah dalam vaksin itu hanya
bereplikasi tak lebih dari 20 kali. Karena tidak banyak bereplikasi itulah, mereka tidak
menyebabkan sakit. Namun, replikasi virus itu tetap mampu membuat produksi memori
sistem sel B yang suatu saat di kemudian hari bermanfaat untuk melawan virus
Keuntungan dari vaksin virus yang lemah adalah dengan satu atau dua dosis pemberian saja
maka bisa didapatkan kekebalan dengan durasi yang sangat panjang. Namun, kelemahan
vaksin dengan metode ini adalah tidak bisa diberikan pada orang-orang yang memiliki sistem
imun yang lemah, seperti penderita AIDS atau kanker.
Sedangkan vaksin dengan metode virus inaktif, virus dimatikan dengan zat kimia. Dengan
membunuh virus, tidak dimungkinkan replikasi dan tidak mungkin menyebabkan penyakit
ketika disuntikkan dalam tubuh kita. Namun, virus tetap bisa dikenali oleh tubuh kita
sehingga sistem imun seluler tetap bisa melawan virus di kemudian hari.
Dua keuntungan vaksin metode ini adalah, pertama vaksin tidak akan menyebabkan penyakit
dalam tubuh seseorang ketika mendapatkan vaksin tersebut. Kedua, vaksin ini bisa diberikan
pada orang-orang dengan sistem imun yang lemah. Namun, kekurangannya adalah,
pendekatan ini mengharuskan kita mendapatkan beberapa dosis agar terbentuk kekebalannya.
Pada jenis vaksin yang menggunakan salah satu bagian virus, harus dipastikan bahwa satu
bagian itu bisa memberikan perlindungan dari penyakit yang disebabkan oleh keseluruhan
virus tersebut. Kelebihannya, vaksin jenis ini bisa diberikan untuk orang-orang dengan sistem
imun yang lemah dan kekebalan yang panjang durasinya sudah terbentuk dengan dua dosis
saja.

Sejauh ini, pengembangan vaksin untuk Covid-19 berfokus pada penggunaan salah
satu bagian dari virus corona, yaitu spike protein atau duri-duri yang menyelubungi
permukaan virus.  SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19, seperti yang sudah diterakan
oleh para peneliti, terdiri dari material genetik yang dibungkus membran yang memiliki duri-
duri dari protein. Virus berikatan dengan reseptor dan kemudian masuk ke dalam sel di
saluran pernafasan kita menggunakan duri-duri tersebut.
Vaksin yang berasal dari salah satu bagian virus merupakan cara paling aman karena tidak
menggunakan seluruh bagian virus. Namun, memproduksi vaksin jenis ini membutuhkan
pengetahuan yang mendalam mengenai virus tersebut, salah satunya adalah sekuens materi
genetik virus. Perusahaan farmasi asal Prancis Sanofi menggunakan metode ini untuk
membuat vaksin Covid-19.
Menurut perusahaan bioteknologi China, Sino Biological, menumbuhkan virus korona
juga berhadapan dengan ancaman kesehatan bagi pekerja laboratorium.  Jika tidak bisa
dilemahkan secara sempurna, virus bisa bocor dan menginfeksi masyarakat. Hal ini pernah
terjadi pada pembuatan virus polio di Afrika.
Selain ketiga cara utama di atas, ada beberapa metode baru yang digunakan beberapa
perusahaan dalam ‘perlombaan’ membuat vaksin demi melawan Covid-19 ini. Johnson &
Johnson menggunakan rekayasa genetik untuk memodifikasi adenovirus yang tidak
berbahaya sehingga menyerupai SARS-CoV-2. Perusahaan Inovio mengembangkan vaksin
DNA, sedangkan Moderna membuat vaksin mRNA.
Berdasarkan pemantauan WHO hingga 8 Desember 2020, terdapat 214 kandidat vaksin
Covid-19 yang sedang dikembangkan di seluruh dunia. Di antaranya, terdapat 52 vaksin yang
ada dalam tahap pengujian klinik dan 162 vaksin yang ada dalam tahap praklinik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Virus ini
menyerang saluran pernafasan. Gejala Covid-19 yang paling umum adalah demam,
kelelahan, dan batuk kering. Beberapa orang mungkin mengalami sakit dan nyeri, hidung
tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare. Untuk proses penularan terjadi dari orang ke
orang sehingga perlu adanya pencegahan yang harus dilakukan.
Adapun cara penanggulangan dan pencegahan yang benar yaitu dengan selalu menjaga gaya
hidup sehat (makan, tidur, olahraga) untuk imunitas tubuh, rajin mencuci tangan, menjaga
etika batuk dan bersin, menghindari kerumunan, menghindari menyentuh mata, mulut dan
hidung, mengurangi interaksi dengan orang lain, berdoa dan lain sebagainya.
Sebagai bentuk partisipasi yang dapat dilakukan yaitu dengan mendukung kebijakan
pemerintah mengenai sekolah di rumah, bekerja dari rumah dan ibadah di rumah. Serta selalu
melakukan hal-hal positif yang mampu mengurangi rasa khawatir terhadap maraknya virus
corona. Ini.

B. Saran
Saya berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca agar tertarik
untuk terus dapat meningkatkan keingintahuan nya terhadap informasi baru yang bermanfaat.
Demi kesempurnaan makalah ini, saya berharap kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun agar makalah ini bisa lebih baik untuk ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA

Isfandiari, M.A. (2020). Corona Virus (Covid-19) Hasil Kajian. Dosen FKM Unair

Suryani, Y. (n.d.). IMPLEMENTASI GAYA HIDUP KEROHANIAN MAHASISWA IAKN


TORAJA DALAM MENYIKAPI PENCEGAHAN COVID 19.

Telaumbanua, D. (2020). Urgensi Pembentukan Aturan Terkait Pencegahan Covid-


19 di Indonesia. QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Agama, 12(01),
59–70.

https://kumparan.com/kumparanmom/alasan-di-balik-kebijakan-belajar-di-rumah- selama-2-
pekan-1t2L3yQoYNk/full
https://news.detik.com/kolom/d-4969335/5-fakta-pendidikan-di-tengah-wabah-corona
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200316135138-37-145175/apa-itu-virus- corona-dan-
cirinya-menurut-situs-who
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200430132023-20-498858/update-corona-
30-april-10118-positif-792-meninggal-dunia

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200317193707-37-145644/biar-paham-begini- cara-
penyebaran-virus-corona-versi-who

http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20200316/4033408/lakukan- protokol-
kesehatan-jika-mengalami-gejala-covid-19/

https://kejati-sulsel.go.id/sosialisasi-pencegahan-dan-penanggulangan-penularan-virus-
corona/
https://tirto.id/tips-belajar-online-jarak-jauh-selama-penyebaran-corona-covid-19-eFJL

Anda mungkin juga menyukai