Anda di halaman 1dari 3

Nama : Farisa Miyuki Wicaksono

NIM : 022011133035
Prodi : Kedokteran Gigi

Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu:


“Bagaimana Cara Mengatasi Corona?”

Pada awal tahun 2020 ini, Indonesia dihadapkan dengan sebuah wabah yaitu, adanya
penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) atau yang biasa dikenal dengan nama
virus Corona. Virus Corona merupakan penyakit yang menyerang dan mempengaruhi saluran
pernapasan, terutama pada paru-paru. Penyebab utama COVID-19 adalah SARS-CoV-2
(Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2) yang merupakan salah satu jenis dari
virus Corona. Berdasarkan infromasi dari Badan Kesehatan Dunia (World Health
Organization), virus ini dapat menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Akan
tetapi, virus ini juga dapat menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru
(pneumonia).

Adanya virus ini pertama kali dilaporkan oleh Cina pada akhir Desember 2019.
Kemudian, virus ini menular dengan sangat cepat sehingga menyebar ke seluruh pelosok
dunia, termasuk Indonesia dalam jangka waktu hanya beberapa bulan. Oleh sebab itu,
beberapa negara memutuskan kebijakan lockdown dimana lockdown mengharuskan sebuah
wilayah menutup akses masuk maupun keluar sepenuhnya. Seperti di Wuhan, Tiongkok,
lockdown telah diterapkan secara total. Selama diberlakukannya lockdown, seluruh warga di
kota tersebut dilarang keluar rumah dan semua area publik, seperti mal dan pasar, ditutup. Di
Indonesia sendiri, telah diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
untuk menekan penambahan virus mematikan ini. Penyebaran virus SARS-CoV-2 sebagai
penyebab pandemik COVID-19 menjadi kegelisahan dan kekhawatiran banyak kalangan.

Penyebaran virus SARS-CoV-2 dapan menyerang siapa saja, termasuk lansia


(golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak, bayi, ibu hamil dan ibu menyusui.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Republik
Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif sampai 19 Oktober 2020 adalah sebanyak
361.867 orang dengan jumlah kematian 12.511 orang. Tingkat kematian (case fatality rate)
akibat COVID-19 adalah sekitar 3,5%. Pemerintah Pusat melalui Gugus Tugas Percepatan
Penanganan COVID-19 telah melakukan upaya-upaya penanggulangan dengan menguatkan
kebijakan physical distancing sebagai strategi dasar demi mengatasi pandemi Virus Corona
COVID-19. Selain itu, pemerintah juga memberlakukan berbagai protokol kesehatan yang
efektif guna menekan penyebaran COVID-19. Akan tetapi, peran pemerintah saja tidak
cukup untuk menanggulangi COVID-19. Penting untuk setiap individu memiliki kesadaran
yang tinggi mengenai bahayanya COVID-19, sehingga dapat mematuhi dan menerapkan
protokol kesehatan yang telah disahkan oleh pemerintah dengan baik.

Upaya pencegahan virus Corona yang paling utama menurut Kemenkes RI dan Badan
Kesehatan Dunia (World Health Organization) adalah dengan menerapkan pola hidup sehat
dan bersih. Upaya ini dapat dimulai dengan selalu cuci tangan dengan bersih menggunakan
air mengalir dan sabun selama 20 detik lalu bilas. Apabila dalam keadaan darurat sehingga
tidak ada akses air bersih, maka terdapat alternatif lainnya yaitu dengan menggunakan hand
sanitizer atau tisu basah beralkohol. Selain itu, penting untuk memperbanyak konsumsi buah-
buahan dan sayuran guna menjaga daya tahan tubuh, rutin olahraga setiap hari dan isstirahat
yang cukup.

Sudah banyak kasus yang menunjukkan bahwa infeksi virus Corona tidak
memunculkan gejala sama sekali. Oleh karena itu, penting untuk mulai menerapakan etika
batuk dan bersin yang baik dengan menutup hidung dan mulut pakai tisu atau lengan baju
bagian dalam sehingga droplet tidak menyebar dan berpindah ke orang lain. Jika sedang
berada di luar rumah, hindari menyentuh bagian wajah, terutama mata, hidung, dan mulut.
Sebab tangan menyentuh banyak permukaan yang mungkin terkontaminasi virus sehingga,
virus dapat berpindah ke tangan dan masuk ke selaput lendir mata, hidung, atau mulut.

Upaya kedua adalah untuk selalu memakai masker ketika beraktivitas di luar ruangan.
Masker sebagai perlindungan tambahan untuk meminimalisir risiko paparan dari penyebaran
lewat udara. Selanjutnya, untuk menjaga jarak dan menghindari kerumunan atau yang biasa
dikenal dengan social distancing. Dengan menjaga jarak stidaknya 1-2 meter dengan orang
lain, dapat membantu menghindari ketidaksengajaan menghirup udara atau terkena tetesan
liur yang mungkin mengandung virus Corona. Menghindari kerumunan juga dapat
melindungi orang yang rentan terkena virus seperti lansia dan orang dengan penyakit kronis.

Upaya keempat dalam pencegahan penyebaran infeksi virus Corona adalah dengan
memperbanyak fasilitas pelayanan kesehatan dan tes tracing. Salah satu contoh dari upaya ini
yang telah dilakukan pemerintah Indonesia adalah dengan menunjuk 100 rumah sakit sebagai
rujukan untuk COVID-19. Keseratus fasilitas medis tersebut dipastikan sudah memiliki
fasilitas kesehatan yang lengkap. Pemerintah juga terus memperbanyak jumlah skrining
COVID-19 lewat tes PCR (Swab test) secara massal.

Upaya kelima adalah dengan selalu up-to-date mengenai informasi terbaru yang
terpercaya dan menghindari hoax. Dengan perbanyak informasi terbaru yang tepat dan
akurat, dapat membantu kita dalam mengetahui anjuran kesehatan terbaru dari tenaga
kesehatan dan otoritas pemerintahan setempat. WHO juga selalu memberikan informasi
mengenai jumlah kasus yang sudah dilaporkan dan memberikan kebebasan akses untuk
masyarakat dunia. 

Upaa keenam adalah berobat ketika sakit. Jika merasakan gejala umum dari
pneumonia, seperti demam, batuk, dan sulit bernapas, WHO menganjurkan untuk segera
konsultasi ke dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat. Upaya ketujuh adalah
membatasi keluar-masuk wilayah dan bepergian ke luar negeri. Pencegahan virus corona
yang telah dilakukan Kemenkes RI sejak lama adalah meningkatkan penjagaan di setiap
perbatasan wilayah domestik, serta pembatasan akses keluar-masuk Indonesia bagi warga
negara dan non-WNI.

Anda mungkin juga menyukai