Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN THYPOID

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan

Disusun Oleh :

Iwal 18320013
Lisa Depitasari 18320014
Mery Andiny 18320016
Febri Arya Dinata 18320024
Mentari Permatasari 20320035P

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG

T.A 2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Masalah : Ketidaktahuan individu mengenal penyakit Thypoid dan
ketidakmampuan individu mencegah penyakit Thypoid
Pokok Bahasan : Thypoid
Sub Pokok Bahasan : Penyakit Thypoid
Sasaran : Keluarga di Ruang Anak
Waktu : 30 menit
Tanggal : 03 Maret 2021 pukul 11.00-11.30
Tempat : Ruang Perawatan Anak RSPBA

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penjelasan selama 20 menit diharapkan Keluarga
mengetahui dan memahami tentang penyakit Thypoid.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan Keluarga dapat :
1. Menjelaskan kembali pengertian Thypoid dengan benar tanpa melihat leaflet
atau catatan. (C2)
2. Menyebutkan kembali penyebab terjadinya Thypoid tanpa melihat leaflet
atau catatan. (C1)
3. Mengulang kembali tanda dan gejala dari penyakit Thypoid dengan benar
tanpa melihat leaflet. (A2)
4. Menyebutkan kembali pencegahan Thypoid dengan benar tanpa melihat
leaflet atau catatan. (C1)
5. Mendiskusikan mengenai penanganan Thypoid dengan menggunakan
bahasa sendiri. (A2)
6. Dapat mendemonstrasikan 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar (P2)
C. Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan meliputi:
1. Pengertian Thypoid
2. Penyebab Penyakit Thypoid
3. Tanda dan Gejala Thypoid
4. Penanganan Thypoid
5. Pencegahan Thypoid

D. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Metode: Bimbingan dan Penyuluhan
2. Langkah-langkah kegiatan:
Tahapan Kegiatan Penyuluh Waktu
Kegiatan Pra 1) Persiapan materi 1 menit
Pembelajaran 2) Persiapan media
pembelajaran
3) Persiapan
tempat/lingkungan dan
sarana-prasarana lainnya.
4) Memberi salam
5) Perkenalan
6) Kontrak waktu
1) Menjelaskan maksud dan 2 menit
Kegiatan Pembuka tujuan
2) Menjelaskan pokok bahasan
3) Apersepsi
Kegiatan Inti 1) Penyuluh menjelaskan 5 menit
materi tentang penyakit
Thypoid
2) Sasaran menyimak
informasi yang disampaikan
oleh penyuluh tentang
penyakit Thypoid
3) Sasaran memahami
penjelasan dari penyuluh
4) Penyuluh
mendemonstrasikan 6
langkah cuci tangan yang
baik dan benar
5) Sasaran menyimak de-
monstrasi 6 langkah cuci
tangan yang baik dan benar
Kegiatan Penutup 1) Sasaran meredemonstrasi- 2 menit
kan 6 langkah cuci tangan
yang baik dan benar
2) Penyuluh menanyakan
kembali materi yang telah
dijelaskan
3) Sasaran menjawab
pertanyaan yang diajukan
penyuluh
4) Sasaran dan penyuluh
menyimpulkan materi
5) Memberi Salam
E. Media dan Sumber
1. Media: Flipchart dan Leaflet
2. Sumber:
 Aru W, Sudoyo, dkk ; editor ; Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam; Jilid
III, edisi IV;Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta : 2007
 Alan R. Tumbelaka. Diagnosis dan Tata laksana Demam Thypoid.
Dalam Pediatrics Update. Cetakan pertama; Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Jakarta : 2003
F.Evaluasi
1. Prosedur : Tanya Jawab dan Post Test
2. Jenis test : Lisan dan Demonstrasi
3. Butir soal :
a. Jelaskan Pengertian dari Thypoid!
b. Sebutkan Penyebab dari penyakit Thypoid!
c. Sebutkan tanda dan gejala Thypoid!
d. Sebutkan beberapa pencegahan Thypoid!
e. Jelaskan bagaimana Penanganan Thypoid?
f. Bagaimana cara
4. Kunci Jawaban
1) Pengertian Demam Thypoid
 Thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu,
gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran. (Nursalam, M.
Nurs dkk, 2005)
2) Tanda dan Gejala
Biasanya secara timbul secara bertahap dalam waktu 8-14 hari
setelah terinfeksi. Gejala bisa berupa :
a. Demam
b. Sakit Kepala
c. Lemah dan lelah
d. Diare (terutama anak-anak ) konstipasi /sembelit terutama (orang-
orang dewasa)
e. Penurunan nafsu makan
f. Nyeri perut
g. Kadang terjadi perdarahan dari hidung
h. Jika pengobatan tidak dimulai, maka suhu tubuh secara perlahan
akan meningkat dalam waktu 2-3 hari,yaitu mencapai 39-40 C
selama 10-14 hari.
3) Penyebab
Penyebab adalah bakteri salmonella Typhi. Bakteri Salmonella
Typhi ditemukan didalam tinja dan air kemih penderita.
4) Pencegahan
a. Food / makanan. Biasakan mengkonsumsi makanan yang
terjamin bersihnya.
b. Fluid / cairan Sediakan air minum yang memenuhi syarat,yaitu
memasak air hingga mendidih ( 100 C )
c. Finger / kebersihan tangan. Biasakan selalu mencuci tangan
mencuci tangan setelah buang air besar mau pun sebelum dan
sesudah makan.
d. Feses / tinja. Tidak boleh buang air besar di sembarang tempat,
harus di toilet.
e. Fly / lalat. Bila di rumah banyak lalat, basmi hingga tuntas ( lalat
bisa menjadi perantara perpindahan kuman ke makanan.
5) Penanganan
a. Pemberian antibiotik yang tepat. Antibiotik yang banyak
digunakan adalah kloramfenikol.
b. Istirahat yang cukup bahkan bila perlu tirah baring ( tidur
terlentang ) selama beberapa hari sampai demam mereda.
c. Intake/pemasukan cairan untuk mencegah dehidrasi ( kekurangan
cairan ) akibat demam tinggi.
d. Pengaturan makan tinggi kalori berupa nasi, agak lembek.
Daging, telur, ikan, ayam, tahu, tempe, sedikit sayur dan buah
boleh dikonsumsi. Hindari makanan yang pedas dan keras.
6) 6 Langkah Cuci Tangan yang Baik dan Benar
1. Mencuci telapak tangan.
2. Telapak tangan kanan berada di atas punggung tangan kiri dan
begitu sebaliknya.
3. Telapak dengan telapak serta ibu jari saling terikat.
4. Letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan saling
mengunci.
5. Ibu jari tangan kanan digosok memutar oleh telapak tangan kiri
dan sebaliknya.
6. Jari tangan kiri menguncup, lalu gosok memutar ke kanan dan ke
kiri pada telapak tangan kanan, begitu juga sebaliknya.

Lampiran
LAMPIRAN MATERI DEMAM THYPOID
1. Pengertian Demam Thypoid
Demam Thypoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang
disebabkan oleh Salmonella typhi. Thypoid adalah penyakit infeksi akut
yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang
lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan
kesadaran. (Nursalam, M. Nurs dkk, 2005). Terjadinya penularan
salmonella typhi sebagian besar melalui makanan / minuman yang tercemar
oleh kuman yang berasal dari penderita atau pembawa kuman, biasanya
keluar bersama-sama dengan tinja (melalui rute oral fekal = jalur oro-
fekal). 

2. Tanda dan Gejala


Gejala klinis pada anak umumnya bersifat lebih ringan dan lebih bervariasi
bila dibandingkan dengan penderita dewasa. Bila hanya berpegang pada
gejala atau tanda klinis, akan lebih sulit untuk menegakkan diagnosis
demam Thypoid pada anak, terutama pada penderita yang lebih muda,
seperti pada Thypoid kongenital ataupun Thypoid pada bayi. Masa inkubasi
rata-rata bervariasi antara 7 – 20 hari, dengan masa inkubasi terpendek 3
hari dan terpanjang 60 hari. Dikatakan bahwa masa inkubasi mempunyai
korelasi dengan jumlah kuman yang ditelan, keadaan umum/status gizi serta
status imunologis penderita. Walaupun gejala demam Thypoid pada anak
lebih bervariasi, secara garis besar gejala-gejala yang timbul dapat
dikelompokkan :\
a. Demam satu minggu atau lebih.  
b. Gangguan saluran pencernaan   
c. Gangguan kesadaran
Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala menyerupai penyakit infeksi
akut pada umumnya, seperti demam, nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah,
diare, konstipasi. Pada pemeriksaan fisik, hanya didapatkan suhu badan
yang meningkat. Setelah minggu kedua, gejala/ tanda klinis menjadi makin
jelas, berupa demam remiten, lidah Thypoid, pembesaran hati dan limpa,
perut kembung mungkin disertai gangguan kesadaran dari yang ringan
sampai berat.
Demam yang terjadi pada penderita anak tidak selalu tipikal seperti pada
orang dewasa, kadang-kadang mempunyai gambaran klasik berupa
stepladder fever pattern, dapat pula mendadak tinggi dan remiten (39 –
41oC) serta dapat pula bersifat ireguler terutama pada bayi yang Thypoid
kongenital. Lidah Thypoid biasanya terjadi beberapa hari setelah panas
meningkat dengan tanda-tanda antara lain, lidah tampak kering, dilapisi
selaput tebal, di bagian belakang tampak lebih pucat, di bagian ujung dan
tepi lebih kemerahan.Bila penyakit makin progresif, akan terjadi
deskuamasi epitel sehingga papilla lebih prominen. Roseola lebih sering
terjadi pada akhir minggu pertama dan awal minggu kedua. Merupakan
suatu nodul kecil sedikit menonjol dengan diameter 2 – 4 mm, berwarna
merah pucat serta hilang pada penekanan. Roseola ini merupakan emboli
kuman yang didalamnya mengandung kuman salmonella, dan terutama
didapatkan di daerah perut, dada, kadang-kadang di bokong, ataupun bagian
fleksor lengan atas.
Limpa umumnya membesar dan sering ditemukan pada akhir minggu
pertama dan harus dibedakan dengan pembesaran karena malaria.
Pembesaran limpa pada demam Thypoid tidak progresif dengan konsistensi
lebih lunak. Rose spot, suatu ruam makulopapular yang berwarna merah
dengan ukuran 1 – 5 mm, sering kali dijumpai pada daerah abdomen, toraks,
ekstremitas dan punggung pada orang kulit putih, tidak pernah dilaporkan
ditemukan pada anak Indonesia. Ruam ini muncul pada hari ke 7 – 10 dan
bertahan selama 2 -3 hari.

3. Diagnosis Demam Typhoid?


Demam Thypoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang
ringan bahkan asimtomatik. Walaupun gejala klinis sangat bervariasi namun
gejala yang timbul setelah inkubasi dapat dibagi dalam demam, gangguan
saluran pencernaan, dan gangguan kesadaran.
Timbulnya gejala klinis biasanya bertahap dengan manifestasi demam dan
gejala konstitusional seperti nyeri kepala, malaise, anoreksia, letargi, nyeri
dan kekakuan abdomen, pembesaran hati dan limpa, serta gangguan status
mental. Sembelit dapat merupakan gangguan gastrointestinal awal dan
kemudian pada minggu kedua timbul diare. Diare hanya terjadi pada
setengah dari anak yang terinfeksi, sedangkan sembelit lebih jarang terjadi.
Dalam waktu seminggu panas dapat meningkat. Lemah, anoreksia,
penurunan berat badan, nyeri abdomen dan diare,menjadi berat. Dapat
dijumpai depresi mental dan delirium. Keadaan suhu tubuh tinggi dengan
bradikardia lebih sering terjadi pada anak dibandingkan dewasa. Rose spots
(bercak makulopapular) ukuran 1-6 mm, dapat timbul pada kulit dada dan
abdomen, ditemukan pada 40-80% penderita dan berlangsung singkat (2-3
hari). Jika tidak ada komplikasi dalam 2-4 minggu, gejala dan tanda klinis
menghilang namun malaise dan letargi menetap sampai 1-2 bulan.
Gambaran klinis lidah Thypoid pada anak tidak khas karena tanda dan
gejala klinisnya ringan bahkan asimtomatik.
Sering terjadi kesulitan dalam menegakkan diagnosis bila hanya
berdasarkan gejala klinis. Oleh karena itu untuk menegakkan diagnosis
demam Thypoid perlu ditunjang pemeriksaan laboratorium yang
diandalkan. Pemeriksaan laboratorium untuk membantu menegakkan
diagnosis demam Thypoid meliputi pemeriksaan darah tepi, bakteriologis,
dan serologis.
Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis demam Thypoid
dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :

a. Solasi kuman penyebab demam Thypoid melalui biakan kuman dari


spesimen penderita, seperti darah, sumsum tulang, urin, tinja, cairan
duodenum dan rose spot. Berkaitan dengan patogenesis, maka
kuman lebih mudah ditemukan didalam darah dan sumsum tulang di
awal penyakit, sedangkan pada stadium berikutnya didalam urin dan
tinja. Hasil biakan yang positif memastikan demam Thypoid, namun
hasil negatif tidak menyingkirkan demam Thypoid, karena hasilnya
tergantung dari beberapa faktor.
b. Uji serologi untuk mendeteksi antibodi terhadap antigen S.typhi
dan menentukan adanya antigen spesifik dari Salmonella typhi. Uji
serologi standar yang rutin digunakan untuk mendeteksi antibody
terhadap kuman S.typhi yaitu uji Widal. Prinsip uji Widal adalah
serum penderita dengan pengenceran yang berbeda ditambah dengan
antigen dalam jumlah yang sama. Jika pada serum terdapat antibodi
maka akan terjadi aglutinasi. Di Indonesia pengambilan angka titer
O aglutinin ≥ 1/40 dengan memakai uji widal slide aglutination
(prosedur pemeriksaan membutuhkan waktu 45 menit) menunjukkan
nilai ramal positif 96%. Artinya apabila hasil tes positif, 96% kasus
benar sakit demam Thypoid, akan tetapi apabila negatif tidak
menyingkirkan. Banyak referensi yang mengemukakan apabila titer
O agglutinin sekali periksa ≥ 1/200 atau pada titer sepasang terjadi
kenaikan 4 kali maka diagnosis demam Thypoid dapat ditegakkan.
Aglutinin H banyak dikaitkan dengan pasca imunisasi atau infeksi
masa lampau, sedang Vi aglutinin dipakai pada deteksi pembawa
kuman S. typhi (karier).

4. Cara mengobati Demam Typhoid


Sebagian besar pasien demam Thypoid dapat diobati di rumah dengan
tirah baring, isolasi yang memadai, pemenuhan kebutuhan cairan, nutrisi
serta pemberian antibiotik. Sedangkan untuk kasus berat harus dirawat
dirumah sakitagar pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit serta nutrisi
disamping observasi kemungkinan timbul penyulit dapat dilakukan dengan
seksama. Pengobatan antibiotik merupakan pengobatan utama karena pada
dasarnya patogenesis infeksi Salmonella typhi berhubungan dengan keadaan
bakteriemia.Obat-obat antimikroba yang sering digunakan antara lain :
a. Kloramfenikol
Dosis yang dianjurkan ialah 50 – 100 mg/kgBB/hari,
selama 10 – 14 hari. Untuk neonatus, penggunaan obat ini
sebaiknya dihindari, dan bila terpaksa, dosis tidak  boleh melebihi
25 mg/kgBB/hari, selama 10 hari.
b. Tiamfenikol
Komplikasi hematologi pada penggunaan Tiamfenikol
jarang dilaporkan. Dosis oral dianjurkan 50 – 100 mg/kgBB/hari,
selama 10 – 14 hari.
c. Kotrimoksasol
Dapat digunakan untuk kasus yang resisten terhadap
kloamfenikol, penyerapan di usus cukup baik, dan kemungkinan
timbulnya kakambuhan pengobatan pengobatan lebih kecil
dibandingkan kloramfenikol. Kelemahannya ialah dapat terjadi
skin rash (1 – 15%), sindrom Steven Johnson, agranulositosis,
trombositopenia, anemia megaloblastik, hemolisis eritrosit
terutama pada penderita G6PD,Dosis oral yang dianjurkan adalah
30 – 40 mg/kgBB/hari. Sulfametoksazoldan 6 – 8 mg/kgBB/hari
untuk Trimetoprim, diberikan dalam 2 kali pemberian,selama 10 –
14 hari.
d. Ampisilin dan Amoksisilin
Dapat digunakan pada kasus yang resisten terhadap
Kloramfenikol. Kelemahannya dapat terjadi skin rash (3 – 18%),
dan diare (11%). Ampisilin mempunyai daya anti bakteri yang
sama dengan Ampisilin, terapi penyerapan peroral lebih baik
sehingga kadar obat yang tercapai 2 kali lebih tinggi, dan lebih
sedikit timbulnya kekambuhan (2 – 5%) dan karier (0 – 5%).Dosis
yang dianjurkan adalah : Ampisilin 100 – 200 mg/kgBB/hari,
selama 10 – 14 hari. Amoksisilin 100 mg/kgBB/hari, selama 10 –
14 hari. Pengobatan demam Thypoid yang menggunakan obat
kombinasi tidak memberikan keuntungan yang lebih baik bila
diberikan obat tunggal.
e. Seftriakson
Dosis yang dianjurkan adalah 50 – 100 mg/kgBB/hari,
tunggal atau dalam2 dosis iv.
f. Sefotaksim
Dosis yang dianjurkan adalah 150 – 200 mg/kgBB/hari
dibagi dalam 3- 4dosis iv.
g. Siprofloksasin
Dosis yang dianjurkan adalah 2 x 200 – 400 mg oral pada
anak berumur lebih dari 10 tahun.

5. Pencegahan Demam Thypoid


Pencegahan adalah segala upaya yang dilakukan agar setiap
anggota masyarakat tidak tertular oleh bakteri Salmonella. Ada 3 pilar
strategis yang menjadi program pencegahan yakni:
a. Mengobati secara sempurna pasien dan carrier demam Thypoid.
b. Mengatasi faktor-faktor yang berperan terhadap rantai penularan.
c. Perlindungan dini agar tidak tertular.
Demam Thypoid dapat dicegah dengan kebersihan pribadi dan
kebersihan lingkungan. “Orang Indonesia itu umumnya cuci tangan
setelah makan, padahal harusnya sebelum makan. Setelah makan,
tangannya kotor, baru dicuci. Tapi kalau sebelum makan dia lupa. Padahal
tangan itu paling kotor, kena segala macam. Lewat tangan kita bisa
memindahkan kuman.
Berikut beberapa petunjuk untuk mencegah penyebaran demam
Thypoid:
a. Cuci tangan.
Cuci tangan dengan teratur meruapakan cara terbaik untuk
mengendalikan demam Thypoid atau penyakit infeksi lainnya. Cuci
tangan anda dengan air (diutamakan air mengalir) dan sabun terutama
sebelum makan atau mempersiapkan makanan atau setelah
menggunakan toilet. Bawalah pembersih tangan berbasis alkohol jika
tidak tersedia air.
b. Hindari minum air yang tidak dimasak.
Air minum yang terkontaminasi merupakan masalah pada daerah
endemik Thypoid. Untuk itu, minumlah air dalam botol atau kaleng.
Seka seluruh bagian luar botol atau kaleng sebelum anda
membukanya. Minum tanpa menambahkan es di dalamnya. Gunakan
air minum kemasan untuk menyikat gigi dan usahakan tidak menelan
air di pancuran kamar mandi.
c. Tidak perlu menghindari buah dan sayuran mentah.
Buah dan sayuran mentah mengandung vitamin C yang lebih banyak
daripada yang telah dimasak, namun untuk menyantapnya, perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut. Untuk menghindari makanan
mentah yang tercemar, cucilah buah dan sayuran tersebut dengan air
yang mengalir. Perhatikan apakah buah dan sayuran tersebut masih
segar atau tidak. Buah dan sayuran mentah yang tidak segar sebaiknya
tidak disajikan. Apabila tidak mungkin mendapatkan air untuk
mencuci, pilihlah buah yang dapat dikupas.
d. Pilih makanan yang masih panas.
Hindari makanan yang telah disimpan lama dan disajikan pada suhu
ruang. Yang terbaik adalah makanan yang masih panas. Walaupun
tidak ada jaminan makanan yang disajikan di restoran itu aman,
hindari membeli makanan dari penjual di jalanan yang lebih mungkin
terkontaminasi.
Jika anda adalah pasien demam Thypoid atau baru saja sembuh dari
demam Thypoid, berikut beberapa tips agar anda tidak menginfeksi
orang lain:
- Sering cuci tangan anda.
Ini adalah cara penting yang dapat anda lakukan untuk
menghindari penyebaran infeksi ke orang lain. Gunakan air
(diutamakan air mengalir) dan sabun, kemudian gosoklah tangan
selama minimal 30 detik, terutama sebelum makan dan setelah
menggunakan toilet.
- Bersihkan alat rumah tangga secara teratur.
Bersihkan toilet, pegangan pintu, telepon, dan keran air setidaknya
sekali sehari.
- Hindari memegang makanan.
Hindari menyiapkan makanan untuk orang lain sampai dokter
berkata bahwa anda tidak menularkan lagi. Jika anda bekerja di
industri makanan atau fasilitas kesehatan, anda tidak boleh kembali
bekerja sampai hasil tes memperlihatkan anda tidak lagi
menyebarkan bakteri Salmonella.
- Gunakan barang pribadi yang terpisah.
Sediakan handuk, seprai, dan peralatan lainnya untuk anda sendiri
dan cuci dengan menggunakan air dan sabun.

6. Langkah-langkah Mencuci Tangan yang Baik dan Benar


1. Mencuci telapak tangan.
2. Telapak tangan kanan berada di atas punggung tangan kiri dan begitu
sebaliknya.

3. Telapak dengan telapak serta ibu jari saling terikat.

4. Letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan saling mengunci.

5. Ibu jari tangan kanan digosok memutar oleh telapak tangan kiri dan sebaliknya.
6. Jari tangan kiri menguncup, lalu gosok memutar ke kanan dan ke kiri pada
telapak tangan kanan, begitu juga sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai