Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
Pokok Bahasan : Typhoid

Sub Pokok Bahasan :Pengertian, Penyebab, Tanda dan Gejala, Komplikasi,


Cara Pencegahan dan Penatalaksanaan Typhoid

Sasaran : Masyarakat Umum

Tempat : STIKes PERTAMEDIKA

Waktu : Kamis, 25 April 2019

I. Latar Belakang
Demam thypoid atau thypus abdominalis merupakan penyakit infeksi akut pada saluran
pencernaan yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini erat kaitannya dengan
higiene pribadi dan sanitasi lingkungan, seperti higiene perorangan, higiene makanan,
lingkungan yang kumuh, kebersihan tempat-tempat umum yang kurang serta perilaku
masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat. (Depkes RI, 2006).
Data WHO (World Health Organisation) memperkirakan angka insidensi di seluruh
dunia terdapat sekitar 17 juta per tahun dengan 600.000 orang meninggal karena demam
tifoid dan 70% kematiannya terjadi di Asia (WHO, 2008 dalam Depkes RI, 2013). Di
Indonesia sendiri, penyakit ini bersifat endemik. Menurut WHO 2008, penderita
dengan thypoid di Indonesia tercatat 81,7 per 100.000 (Depkes RI, 2013).
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010 penderita thypoid dan paratifoid
yang dirawat inap di Rumah Sakit sebanyak 41.081 kasus dan 279 diantaranya
meninggal dunia (Depkes RI, 2010).

II. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan tentang Typoid selama 1 x 30 menit diharapkan
masyarakat dapat memahami tentang penyakit typoid, penyebab, tanda dan gejala,
komplikasi typoid dan mampu melakukan pencegahan diri terhadap penyakit typoid.
III. Tujuan Instruksional Khusus
1. Kognitif
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 30 menit, diharapkan masyarakat
mampu:
a. Mengetahui Pengertian dari Thypoid
b. Menyebutkan Pengertian Thypoid
c. Menyebutkan Penyebab Thypoid
d. Menyebutkan Tanda dan Gejala Thypoid
e. Peserta Dapat Menyebutkan Komplikasi Thypoid
f. Mengetahui Tentang Cara Pencegahan Thypoid
g. Mengetahui Tentang Cara Penatalaksanaan Thypoid
2. Apektif
Setelah diberikan penjelasan masyarakat mau merubah pola hidupnya terhadap
kebersihan diri, makanan, lingkungan dan sanitasi.
3. Psikomotor
Setelah mendapat penjelasan masyarakat mampu mendemontrasikan cara cuci
tangan yang baik dan benar.

IV. Metode : Ceramah, Demonstrasi dan Tanya Jawab


V. Media : Leaflet dan Lembar Balik
VI. Rencana Pembelajaran
No Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan Audiens
Pembukaan
 Member salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Menjawab
1  Menjelaskan kontrak dan tujuan 5 Menit pertanyaan
pertemuan
 Memberikan pre-test

Pelaksanaa
Menjelaskan tentang : Mendengarkan secara
2  Pengertian dari Thypoid 15 Menit aktif
 Penyebab Thypoid
 Tanda dan Gejala Thypoid
 Komplikasi Thypoid
 Cara Pencegahan Thypoid
 Cara Penatalaksanaan Thypoid
Penutup
 Membuka sesi tanya jawab  Partisipasi aktif
 Post Test  Memberikan
3  Meminta/memberi kesan dan 10 menit pesan dan kesan
pesan  Menjawab salam
 Memberi salam

VII. Materi : Terlampir


VIII. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Masyarakat yang hadir dalam acara penyuluhan.
b. Kesiapan materi penyaji.
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses
a. Pengunjung antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya
b. Pengunjung menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
b. Adanya kesepakatan pengunjung dengan perawat dalam melaksanakan
implementasi keperawatan selanjutnya.
c. Adanya tambahan pengetahuan tentang penyakit typoid yang diterima oleh
pengunjung dengan melakukan post test di akhir ceramah.

IX. Daftar Pustaka


Simanjuntak, C. H. (2009). Demam Tifoid, Epidemiologi dan Perkembangan
Penelitian. Cermin Dunia Kedokteran No. 83. Jakarta. Nuha
Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari HI. Buku Ajar Infeksi
dan Pediatri Tropis Edisi ke-2.2008. UK Infeksi dan Pediatri Tropis Ikatan
Dokter Anak Indonesia: Jakarta
WHO (World Health Organization). Background Doc: The Diagnosis, Treatment
and Prevention of Typhoid Fever 2003. Geneva, Swizerland
Tumbelaka AR, Retnosari S. 2000. Imunodiagnosis Demam Tifoid. Dalam :
Kumpulan Naskah Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak
XLIV. Jakarta : BP FKUI.
TYPHOID

A. Pengertian
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman
Salmonella Thypii ( Arief Mansjoer, 2000).
Tifus abdominalis merupakan infeksi yang terjadi pada usus halus yang
disebabkan oleh Salmonella Thypii, yang ditularkan melalui makanan, mulut atau
minuman yang terkontaminasi oleh kuman Salmonella Thypii ( Hidayat, 2006).
Menurut WHO 2014, demam typhoid merupakan penyakit infeksi yang
diakibatkan oleh bakteri Salmonella Thypii. Penyakit ini ditransmisikan melewati
makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh feses atau urin dari orang yang
terinfeksi.

B. Etiologi
Penyebab utama dari penyakit ini adalah bakteri Salmonella Typhi. Bakteri ini
banyak terdapat di kotoran, tinja manusia, dan makanan atau minuman yang terkena
kuman yang di bawa oleh lalat. Sumber utama dari penyakit ini adalah lingkungan yang
kotor dan tidak sehat karena bakteri ini hidup di sanitasi yang buruk seperti lingkungan
kumuh, makanan, dan minuman yang tidak higienis.
Salmonella thypii merupakan basil gram negatif yang bergerak dengan bulu
getar, tidak berspora. Di Indonesia, thypoid terdapat dalam keadaan endemik. Pasien
anak yang ditemukan berumur diatas satu tahun. Sebagian besar pasien yang dirawat
dibagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM Jakarta berumur diatas 5 tahun.
(Ngastiyah, 2005).

C. Cara Penularan
Penularan Salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal
dengan 5F yaitu:
1. Food (Makanan)
2. Fingers (Jari Tangan/Kuku)
3. Fomitus (Muntah)
4. Fly (Lalat)
5. Feses
D. Tanda dan Gejala
1. Demam yang meningkat setiap hari hingga mencapai 40,5 °C
2. Sakit kepala
3. Lemah dan lelah
4. Nyeri otot
5. Berkeringat
6. Batuk kering
7. Kehilangan nafsu makan dan menurunkan berat badan
8. Sakit perut
9. Diare atau sembelit
10. Ruam
11. Perut yang membengkak

E. Komplikasi
Komplikasi demam tifoid dibagi menjadi dua :
1. Komplikasi intestinal.
a. Perdarahan usus  Secara klinis perdarahan akut darurat bedah ditegakkan
bila terdapat perdarahan sebanyak 5 ml/kgBB/jam.
b. Perforasi usus  tanda perforasi : nyeri perut yang hebat terutama di daerah
kuadran kanan bawah meyebar ke seluruh perut, nadi cepat, tekanan darah
turun dan bahkan sampai syok.
2. Komplikasi ekstraintestinal
a. Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi perifer (syok, sepsis),
Miokarditis, trombosis dan tromboflebitis.
b. Komplikasi darah : anemia hemolitik, trombositopenia,
koaguolasi,Intravaskuler diseminata, dan sindrom uremia hemolitik.
c. Komplikasi paru : pneumonia, empiema, dan pleuritis.
d. Komplikasi hepar dan kandung kemih : hepatitis dan kolelitiasis.
e. Komplikasi ginjal : glomerulonefritis, pielonefritis, dan perinefritis.
f. Komplikasi tulang : osteomielitis, osteoporosis, spondilitis, dan artritis.
g. Komplikasi neuropsikiatrik : delirium, meningismus, meningitis,polineuritis
perifer, psikosis, GBS, dan sindrom katatonia.
F. Pencegahan
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah makan dan minum, serta buang air kecil atau
besar, maupun usai membersihkan kotoran, misalnya saat mencuci popok bayi.
2. Jika ingin berpergian ke tempat yang memiliki kasus penyebaran typhoid,
sebaiknya pastikan air yang akan diminum sudah direbus sampai matang.
3. Jika harus membeli minuman, sebaiknya beli air minum dalam kemasan.
4. Kurangi membeli jajanan sembarangan di pinggir jalan, karena mudah sekali
terpapar bakteri
5. Hindari mengkonsumsi es batu yang bukan dibuat sendiri.
6. Hindari mengkonsumsi buah dan sayuran mentah, kecuali terlebih dahulu dicuci
dengan air bersih dan kulitnya dikupas
7. Batasi konsumsi jenis-jenis makanan bogabahari (seafood), terutama yang
masih mentah, karena tingkat kesegarannya sulit diketahui secara pasti.

G. Penatalaksanan
1. Perawataan
a. Klien diistirahatkan 7 hari sampai demam atau 14 hari untuk mencegah
komplikasi perdarahan usus.
b. Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila
ada komplikasi perdarahan.
2. Diet
a. Diet yang sesuai ,cukup kalori dan tinggi protein.
b. Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
c. Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
d. Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7
hari.

Anda mungkin juga menyukai