(SAP)
Pokok Bahasan : Typhoid
I. Latar Belakang
Demam thypoid atau thypus abdominalis merupakan penyakit infeksi akut pada saluran
pencernaan yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini erat kaitannya dengan
higiene pribadi dan sanitasi lingkungan, seperti higiene perorangan, higiene makanan,
lingkungan yang kumuh, kebersihan tempat-tempat umum yang kurang serta perilaku
masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat. (Depkes RI, 2006).
Data WHO (World Health Organisation) memperkirakan angka insidensi di seluruh
dunia terdapat sekitar 17 juta per tahun dengan 600.000 orang meninggal karena demam
tifoid dan 70% kematiannya terjadi di Asia (WHO, 2008 dalam Depkes RI, 2013). Di
Indonesia sendiri, penyakit ini bersifat endemik. Menurut WHO 2008, penderita
dengan thypoid di Indonesia tercatat 81,7 per 100.000 (Depkes RI, 2013).
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010 penderita thypoid dan paratifoid
yang dirawat inap di Rumah Sakit sebanyak 41.081 kasus dan 279 diantaranya
meninggal dunia (Depkes RI, 2010).
Pelaksanaa
Menjelaskan tentang : Mendengarkan secara
2 Pengertian dari Thypoid 15 Menit aktif
Penyebab Thypoid
Tanda dan Gejala Thypoid
Komplikasi Thypoid
Cara Pencegahan Thypoid
Cara Penatalaksanaan Thypoid
Penutup
Membuka sesi tanya jawab Partisipasi aktif
Post Test Memberikan
3 Meminta/memberi kesan dan 10 menit pesan dan kesan
pesan Menjawab salam
Memberi salam
A. Pengertian
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman
Salmonella Thypii ( Arief Mansjoer, 2000).
Tifus abdominalis merupakan infeksi yang terjadi pada usus halus yang
disebabkan oleh Salmonella Thypii, yang ditularkan melalui makanan, mulut atau
minuman yang terkontaminasi oleh kuman Salmonella Thypii ( Hidayat, 2006).
Menurut WHO 2014, demam typhoid merupakan penyakit infeksi yang
diakibatkan oleh bakteri Salmonella Thypii. Penyakit ini ditransmisikan melewati
makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh feses atau urin dari orang yang
terinfeksi.
B. Etiologi
Penyebab utama dari penyakit ini adalah bakteri Salmonella Typhi. Bakteri ini
banyak terdapat di kotoran, tinja manusia, dan makanan atau minuman yang terkena
kuman yang di bawa oleh lalat. Sumber utama dari penyakit ini adalah lingkungan yang
kotor dan tidak sehat karena bakteri ini hidup di sanitasi yang buruk seperti lingkungan
kumuh, makanan, dan minuman yang tidak higienis.
Salmonella thypii merupakan basil gram negatif yang bergerak dengan bulu
getar, tidak berspora. Di Indonesia, thypoid terdapat dalam keadaan endemik. Pasien
anak yang ditemukan berumur diatas satu tahun. Sebagian besar pasien yang dirawat
dibagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM Jakarta berumur diatas 5 tahun.
(Ngastiyah, 2005).
C. Cara Penularan
Penularan Salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal
dengan 5F yaitu:
1. Food (Makanan)
2. Fingers (Jari Tangan/Kuku)
3. Fomitus (Muntah)
4. Fly (Lalat)
5. Feses
D. Tanda dan Gejala
1. Demam yang meningkat setiap hari hingga mencapai 40,5 °C
2. Sakit kepala
3. Lemah dan lelah
4. Nyeri otot
5. Berkeringat
6. Batuk kering
7. Kehilangan nafsu makan dan menurunkan berat badan
8. Sakit perut
9. Diare atau sembelit
10. Ruam
11. Perut yang membengkak
E. Komplikasi
Komplikasi demam tifoid dibagi menjadi dua :
1. Komplikasi intestinal.
a. Perdarahan usus Secara klinis perdarahan akut darurat bedah ditegakkan
bila terdapat perdarahan sebanyak 5 ml/kgBB/jam.
b. Perforasi usus tanda perforasi : nyeri perut yang hebat terutama di daerah
kuadran kanan bawah meyebar ke seluruh perut, nadi cepat, tekanan darah
turun dan bahkan sampai syok.
2. Komplikasi ekstraintestinal
a. Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi perifer (syok, sepsis),
Miokarditis, trombosis dan tromboflebitis.
b. Komplikasi darah : anemia hemolitik, trombositopenia,
koaguolasi,Intravaskuler diseminata, dan sindrom uremia hemolitik.
c. Komplikasi paru : pneumonia, empiema, dan pleuritis.
d. Komplikasi hepar dan kandung kemih : hepatitis dan kolelitiasis.
e. Komplikasi ginjal : glomerulonefritis, pielonefritis, dan perinefritis.
f. Komplikasi tulang : osteomielitis, osteoporosis, spondilitis, dan artritis.
g. Komplikasi neuropsikiatrik : delirium, meningismus, meningitis,polineuritis
perifer, psikosis, GBS, dan sindrom katatonia.
F. Pencegahan
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah makan dan minum, serta buang air kecil atau
besar, maupun usai membersihkan kotoran, misalnya saat mencuci popok bayi.
2. Jika ingin berpergian ke tempat yang memiliki kasus penyebaran typhoid,
sebaiknya pastikan air yang akan diminum sudah direbus sampai matang.
3. Jika harus membeli minuman, sebaiknya beli air minum dalam kemasan.
4. Kurangi membeli jajanan sembarangan di pinggir jalan, karena mudah sekali
terpapar bakteri
5. Hindari mengkonsumsi es batu yang bukan dibuat sendiri.
6. Hindari mengkonsumsi buah dan sayuran mentah, kecuali terlebih dahulu dicuci
dengan air bersih dan kulitnya dikupas
7. Batasi konsumsi jenis-jenis makanan bogabahari (seafood), terutama yang
masih mentah, karena tingkat kesegarannya sulit diketahui secara pasti.
G. Penatalaksanan
1. Perawataan
a. Klien diistirahatkan 7 hari sampai demam atau 14 hari untuk mencegah
komplikasi perdarahan usus.
b. Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila
ada komplikasi perdarahan.
2. Diet
a. Diet yang sesuai ,cukup kalori dan tinggi protein.
b. Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
c. Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
d. Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7
hari.