a. merokok
b. obesitas
c. kurang berolahraga
f. stress
g. usia
2. Hipertensi Sekunder
Penyebab hipertensi ini pun dapat langsung diidentifikasi dan umumnya disebabkan oleh penyakit
(gangguan fungsi ginjal menempati urutan teratas), peningkatan produksi hormon, konsumsi pil KB
(khususnya yang mengandung estrogen), dan kehamilan.
b. sleep apnea
d. obat-obatan
e. kehamilan
Pusing
Penglihatan buram
Mual
Telinga berdenging
Kebingungan
Kelelahan
Nyeri dada
Sulit bernapas
komplikasi
Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak, dan transient ischemic attack
Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, infark miocard acut (IMA).
komplikasi
Efek pada organ, otak (pemekaran pembuluh darah, perdarahan, kematian sel otak: stroke), ginjal
(malam banyak kencing, kerusakan sel ginjal, gagal ginjal), jantung (membesar, sesak nafas, cepat lelah,
gagal jantung)
NATALAKSANAAN
e. Penghentian rokok
Pengobatan non farmakologis diantaranya yakni :
Nasehat pengurangan garam, mesti memperhatikan rutinitas makan penderita. Pengurangan asupan
garam dengan cara drastis dapat susah dilaksanakan. Trik pengobatan ini hendaknya tidak dipakai yang
merupakan pengobatan tunggal, namun lebih baik dipakai juga sebagai pelengkap pada pengobatan
farmakologis.
Ciptakan kondisi rileks Bermacam Macam trick relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis sanggup
mengontrol system saraf yg hasilnya mampu menurunkan tekanan darah.
Melaksanakan olah raga seperti senam aerobik atau jalan serentak selama 30-45 menit jumlahnya 3-4
kali seminggu.
Obat-obatan antihipertensi.
Terdapat tidak sedikit tipe obat antihipertensi yg beredar sekarang ini. Buat pemilihan obat yg pas
diharapkan menghubungi dokter.
Diuretik
Obat-obatan type diuretik bekerja secara mengeluarkan cairan tubuh(melalui kencing) maka volume
cairan ditubuh menyusut yg mengakibatkan daya pompa jantung jadi lebih ringan. Sample obatannya
merupakan Hidroklorotiazid.
Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dgn menghambat gerakan saraf simpatis (saraf yg bekerja pada disaat kita
beraktivitas ). Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin & Reserpin.
obat ini ialah lewat penurunan daya pompa jantung. Type betabloker tak dianjurkan kepada penderita yg
sudah didapati mengidap kesukaran pernapasan seperti asma bronkial. Contoh obatnya yakni :
Metoprolol, Propranolol & Atenolol. Terhadap penderita diabetes melitus mesti hati-hati, dikarenakan
akan menutupi gejala hipoglikemia (keadaan di mana kadar gula dalam darah turun jadi teramat rendah
yg dapat berakibat bahaya bagi penderitanya). Kepada ortu terdapat gejala bronkospasme (penyempitan
saluran pernapasan) maka pemberian obat mesti hati-hati.
Vasodilator
Obat golongan ini bekerja cepat terhadap pembuluh darah dgn relaksasi otot polos (otot pembuluh
darah). Yg termasuk juga dalam golongan ini yakni : Prasosin, Hidralasin. Efek samping yg mungkin saja
bakal terjadi dari pemberian obat ini merupakan : sakit kepala & pusing.
Trick kerja obat golongan ini merupakan menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yg bisa
menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat yg termasuk juga golongan ini yaitu Kaptopril.
Efek samping yg bisa jadi timbul ialah : batuk kering, pusing, sakit kepala & lemas.
Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung secara menghambat kontraksi jantung
(kontraktilitas). Yg termasuk juga golongan obat ini yakni : Nifedipin, Diltiasem & Verapamil. Efek samping
yg bisa jadi timbul merupakan : sembelit, pusing, sakit kepala & muntah.
Kiat kerja obat ini yaitu dgn menghalangi penempelan zat Angiotensin II kepada reseptornya yg
mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yg termasuk juga dalam golongan ini yaitu
Valsartan (Diovan). Efek samping yg bisa saja timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas & mual.
Dgn pengobatan & kontrol yg rutin, pula menghindari perihal dampak terjadinya hipertensi, sehingga
angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.
Melakukan aktivitas fisik teratur (seperti jalan kaki 3 km/ olahraga 30 menit per hari minimal 5x/minggu)