Anda di halaman 1dari 6

1. Hipertensi primer penyebab hipertensi belum dapat dipastikan.

Malah dalam beberapa kasus sama


sekali tidak ada penyebab maupun faktor yang jelas.

a. merokok

b. obesitas

c. kurang berolahraga

d.konsumsi garam yang berlebihan

e. konsumsi alkohol berlebihan

f. stress

g. usia

2. Hipertensi Sekunder

Penyebab hipertensi ini pun dapat langsung diidentifikasi dan umumnya disebabkan oleh penyakit
(gangguan fungsi ginjal menempati urutan teratas), peningkatan produksi hormon, konsumsi pil KB
(khususnya yang mengandung estrogen), dan kehamilan.

a. Gangguan Fungsi Ginjal

b. sleep apnea

c. meningkatnya produksi hormon

d. obat-obatan

e. kehamilan

TANDA DAN GEJALA

Sakit kepala parah

Pusing

Penglihatan buram
Mual

Telinga berdenging

Kebingungan

Detak jantung tak teratur

Kelelahan

Nyeri dada

Sulit bernapas

Darah dalam urin

Sensasi berdetak di dada, leher, atau telinga

komplikasi

Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak, dan transient ischemic attack

Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, infark miocard acut (IMA).

Penyakit ginjal seperti gagal ginjal.

Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina, oedema pupil.

komplikasi

Efek pada organ, otak (pemekaran pembuluh darah, perdarahan, kematian sel otak: stroke), ginjal
(malam banyak kencing, kerusakan sel ginjal, gagal ginjal), jantung (membesar, sesak nafas, cepat lelah,
gagal jantung)

NATALAKSANAAN

Menurut Engram (1999), penatalaksanaanya antara lain :1.

Pengobatan hipertensi sekunder mendahulukan pengobatan kausal.2.


Pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk menurunkan tekanan darah denganobat hipertensi.3.

Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang bahkan seumur hidup.4.

Pengobatan dengan menggunakan standar triple therapy (STT) terdiri dari:a.

Diuretik, misalnya : tiazid, furosemid, hidroklorotiazid. b.

Betablocker : metildopa, reserpin.c.

Vasodilator : dioksid, pranosin, hidralasin.d.

Angiotensin, Converting Enzyme Inhibitor.5.

Modifikasi gaya hidup, dengan :a.

Penurunan berat badan. b.

Pengurangan asupan alkohoL.c.

Aktivitas fisik teratur.d.

Pengurangan masukan natrium.

e. Penghentian rokok
Pengobatan non farmakologis diantaranya yakni :

Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh

Mengurangi asupan garam ke dalam badan.

Nasehat pengurangan garam, mesti memperhatikan rutinitas makan penderita. Pengurangan asupan
garam dengan cara drastis dapat susah dilaksanakan. Trik pengobatan ini hendaknya tidak dipakai yang
merupakan pengobatan tunggal, namun lebih baik dipakai juga sebagai pelengkap pada pengobatan
farmakologis.

Ciptakan kondisi rileks Bermacam Macam trick relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis sanggup
mengontrol system saraf yg hasilnya mampu menurunkan tekanan darah.

Melaksanakan olah raga seperti senam aerobik atau jalan serentak selama 30-45 menit jumlahnya 3-4
kali seminggu.

Berhenti merokok & mengurangi mengonsumsi alkohol.

Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)

Obat-obatan antihipertensi.

Terdapat tidak sedikit tipe obat antihipertensi yg beredar sekarang ini. Buat pemilihan obat yg pas
diharapkan menghubungi dokter.

Diuretik

Obat-obatan type diuretik bekerja secara mengeluarkan cairan tubuh(melalui kencing) maka volume
cairan ditubuh menyusut yg mengakibatkan daya pompa jantung jadi lebih ringan. Sample obatannya
merupakan Hidroklorotiazid.

Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dgn menghambat gerakan saraf simpatis (saraf yg bekerja pada disaat kita
beraktivitas ). Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin & Reserpin.

Betabloker Prosedur kerja anti-hipertensi

obat ini ialah lewat penurunan daya pompa jantung. Type betabloker tak dianjurkan kepada penderita yg
sudah didapati mengidap kesukaran pernapasan seperti asma bronkial. Contoh obatnya yakni :
Metoprolol, Propranolol & Atenolol. Terhadap penderita diabetes melitus mesti hati-hati, dikarenakan
akan menutupi gejala hipoglikemia (keadaan di mana kadar gula dalam darah turun jadi teramat rendah
yg dapat berakibat bahaya bagi penderitanya). Kepada ortu terdapat gejala bronkospasme (penyempitan
saluran pernapasan) maka pemberian obat mesti hati-hati.

Vasodilator

Obat golongan ini bekerja cepat terhadap pembuluh darah dgn relaksasi otot polos (otot pembuluh
darah). Yg termasuk juga dalam golongan ini yakni : Prasosin, Hidralasin. Efek samping yg mungkin saja
bakal terjadi dari pemberian obat ini merupakan : sakit kepala & pusing.

Penghambat ensim konversi Angiotensin

Trick kerja obat golongan ini merupakan menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yg bisa
menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat yg termasuk juga golongan ini yaitu Kaptopril.
Efek samping yg bisa jadi timbul ialah : batuk kering, pusing, sakit kepala & lemas.

Antagonis kalsium

Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung secara menghambat kontraksi jantung
(kontraktilitas). Yg termasuk juga golongan obat ini yakni : Nifedipin, Diltiasem & Verapamil. Efek samping
yg bisa jadi timbul merupakan : sembelit, pusing, sakit kepala & muntah.

Penghambat Reseptor Angiotensin II

Kiat kerja obat ini yaitu dgn menghalangi penempelan zat Angiotensin II kepada reseptornya yg
mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yg termasuk juga dalam golongan ini yaitu
Valsartan (Diovan). Efek samping yg bisa saja timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas & mual.
Dgn pengobatan & kontrol yg rutin, pula menghindari perihal dampak terjadinya hipertensi, sehingga
angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.

Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi

Risiko untuk mengidap hipertensi dapat dikurangi dengan :

Mengurangi konsumsi garam (jangan melebihi 1 sendok teh per hari)

Melakukan aktivitas fisik teratur (seperti jalan kaki 3 km/ olahraga 30 menit per hari minimal 5x/minggu)

Tidak merokok dan menghindari asap rokok

Diet dengan Gizi Seimbang

Mempertahankan berat badan ideal

Menghindari minum alkohol

Anda mungkin juga menyukai