Anda di halaman 1dari 13

1

Anemia Defisiensi Besi


Pendahuluan
75 - 90 % kelainan hematologi termasuk dalam anemia
defisiensi zat besi (IDA –Iron Deficiency anemia).
WHO memperkirakan bahwa prevalensi anemia pada
negara maju 14% dan negara berkembang 51%, di India
prevalensi anemia 65-75 %.
Terjadi pada 15-23 % dari ibu hamil, tergantung pada
sosial , ekonomi, dan budaya.
Kebutuhan zat besi pada setiap kehamilan:
- Meningkatkan sel darah ibu 500 mgr Fe
- Terdapat dalam plasenta 300 mgr Fe
- Untuk darah janin 100 mgr Fe
Jumlah 900 mgr Fe
Makin sering hamil maka kehilangan zat besi makin
meningkat. 2
Penyebab
 Peningkatan kebutuhan zat besi untuk
pertumbuhan janin.
 Defisiensi nutrisi yaitu zat besi dan asam folat.
 Kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)
pd wanita akibat persalinan sebelumnya dan
menstruasi.
Patofisiologi
 Darah ibu mengalami hemodilusi (pengenceran)
dengan meningkatnya volume plasma yang banyak
sedangkan peningkatan sel darah merah dan Hb
lebih sedikit.

3
Efek kehamilan terhadap anemia defisiensi besi:
 Peningkatan volume plasma besar (30-40 %), puncaknya
pada kehamilan 32-34 minggu, peningkatan sel darah
merah 18-30 %, peningkatan Hb 19% Terjadi
ketidakseimbangan peningkatan penyusun darah yang
mengakibatkan tjd hemodilusi penurunan
konsentrasi Hb.
 Kebutuhan zat besi meningkat dramatis pada kehamilan
≥ 20 minggu untuk kebutuhan janin.
 wanita yang memiliki riwayat status nutrisi yang buruk,
jarak kehamilan dekat, janin kembar, serta perdarahan
pervaginam yang berlebihan berisiko mengalami anemia
defisiensi besi selama kehamilan (Hoffman, 1993).

4
 Hb sebelum hamil 11 gram % karena hamil
terjadi hemodilusi, akibatnya terjadi
anemia hamil fisiologis (Hb ibu menjadi
9,5-10 gram %).
 Setelah persalinan (lahirnya plasenta dan
perdarahan) Ibu kehilangan Fe  900
mgr.

5
Efek anemia pada kehamilan dan janin:
Penurunan jumlah sel darah merah dan konsentrasi
Hb menyebabkan penurunan kapasitas darah untuk
mengangkut oksigen ke organ vital ibu dan janin.
1. Pengaruh anemia terhadap kehamilan
a. Bahaya selama kehamilan:
 Abortus, persalinan prematuritas
 Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
 Mudah terjadi infeksi
 Perdarahan antepartum
 Ancaman dekompensasi kordis
(Hb < 6 gr %).
6
b. Bahaya saat persalinan
 Gangguan his / kekuatan mengejan.
 Persalinan kala I-IV lama / terganggu.

c. Kala nifas
 Subinvolusio uteri perdarahan postpartum.
 Mudah terjadi infeksi.
 Anemia kala nifas

IDA pada maternal tdk menyebabkan penurunan


simpanan zat besi pada janin.

7
2.Bahaya terhadap janin
 Abortus
 Kematian intrauterin
 BBLR ( Berat Badan Lahir Rendah).
 Cacat bawaan
 Intelegensia rendah
 Persalinan prematuritas tinggi.

8
Diagnosis anemia pada kehamilan:
Diagnosis didasarkan pd nilai pemeriksaan lab.
Kadar Hb < 10 gr/dl atau Ht < 30% pd ibu hamil
menunjukkan IDA.
 Hb 11 gr% tidak anemia
 Hb 9-10gr%anemia ringan
 Hb 7-8gr% anemia sedang
 Hb < 7gr% anemia berat

 Keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-


kunang, keluhan mual muntah, intoleransi aktivitas,
pucat, konjungtiva anemis.
 Pemeriksaan lab minimal dua kali , trimester I & III.
9
Manajemen keperawatan
Tindakan keperawatan utama:
 Observasi adanya komplikasi anemia (infeksi
dan penyembuhan luka yang terhambat,
Hipertensi yg diinduksi oleh kehamilan).
 Pengkajian : riwayat nutrisi.
 Pendkes : konseling nutrisi, tambahan zat
besi dan asam folat.

10
Penatalaksanaan medis:
 Pemberian zat besi sulfat ferrosus 200-300 mg 2-3
kali/hari, glukonat ferrosus 320 mg 2-3 kali/hari.
 Suplemen asam folat
 Diet makanan kaya zat besi dan asam folat.

 Pemeriksaan : Hb, Ht, sel darah merah


 Vitamin C untuk meningkatkan absorbsi zat besi.
 Sumber zat besi: sereal, hati, buah bit, kismis, sayuran
hijau, daging merah, telur, kacang polong.
 Absorbsi zat besi terhambat oleh phospat dalam susu,
telur, bikarbonat, teh, antacid (Hoffman, 1993).
 Efek samping pemberian zat besi: konstipasi
11
Diagnosa keperawatan
 Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh (untuk zat besi) b.d
asupan diet yg buruk, intoleransi makanan
yg kaya zat besi, mual muntah.
 Konstipasi b.d ingesti suplemen zat besi.
 Defisiensi pengetahuan b.d kurang
informasi mengenai efek dan efek samping
suplemen zat besi.

12
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH

10/7/2019 13

Anda mungkin juga menyukai