Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN TIPOID

Pokok Bahasan : Mengenal penyakit tipoid


Sub pokok bahasan : Mencegah terjadinya penyakit tipod
Sasaran : Masyarakat
Hari /Tanggal : Senin / 12 Oktober 2020
Tempat : Desa Bolang

I. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, masyarakat diharapkan mengerti tentang
penyakit tipus dari penyebab hingga penanganannya.
II. Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami pengertian Penyakit Tifus
2. Mengetahui dan memahami penyebab penyakit tifus
3. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala penyakit tifus
4. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan serta pencegahan penyakit
tifus.
III. Topik dan Sub Topik
1. Topik : Mengenal penyakit tipoid dalam kelurga
2. Sub Topik : Mencegah terjadinya tipoid pada keluarga
yang lain.
IV. Langkah- Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Materi
b. Leaflet
b.Metode
1. Ceramah / tatap muka
2. Tanya Jawab

V. Pelaksanaan Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 3 menit Pembukaan:
a) Memberi salam Menjawab salam
b) Perkenalan
c) Menjelaskan tujuan Mendengarkan dan

penyuluhan memperhatikan materi yang

d) Menyebutkan materi / pokok disampaikan

bahasan yang akan


disampaikan

2 15 menit Pelaksanaan / penyampaian


materi:
Menyimak dan memperhatikan
a) Pengertian Penyakit tifus
b) Penyebab penyakit tifus
c) Tanda dan gejala penyakit tifus
d) Penatalaksanaan penyakit tifus
e) Pencegahan penyakit tifus
3 10 menit Evaluasi
a) Memberi kesempatan untuk Masyarakat tidak bertanya

bertanya
Mendengarkan dan
b) Membacakan kesimpulan hasil
memperhatikan
penyuluhan
4 2 menit Penutup Pasien/keluarga menjawab
Mengakhiri kegiatan dengan salam
mengucapkan terimakasih dan
salam

VI. EVALUASI
1. Apa saja penyebab penyakit Tifus?
2. Bagaimana tanda dan gejala penyakit Tifus?
3. Bagaimana cara mencegah penyakit Tifus?
Lampiran

MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Penyakit Tipus

Tifus abdominalis merupakan penyakit infeksi yang terjadi pada usus halus
yang disebabkan oleh Salmonella thypii, yang ditularkan melalui makanan, mulut
atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman Salmonella thypii (Hidayat, 2006).

Menurut Nursalam et al. (2008), demam tipoid adalah penyakit infeksi akut
yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari
1 minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, Typhoid adalah


suatu penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh Salmonella thypii dengan
gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan
kesadaran yang ditularkan melalui makanan, mulut atau minuman yang
terkontaminasi oleh kuman Salmonella thypii.

2. Penyebab penyakit tifus


Penyebab penyakit Typus adalah bakteri bernama salmonella typhosa.
Sumber penyebab penyakit ini, lebih banyak disebabkan kuman yang menempel di
bekas cucian gelas, sendok, piring dan sebagainya dengan kondisi air cucian yang
tak diganti, serta tangan yang kotor. Bakteri ini umumnya terdapat dalam makanan
yang sudah basi, daging mentah, maupun kotoran.
Kurangnya pemeliharaan kebersihan merupakan penyebab paling sering
timbulnya penyakit tifus. Pola makan yang tidak teratur dan mengkonsumsi
makanan yang kurang bersih dapat menyebabkan timbulnya penyakit ini. Bakteri
Salmonella typhosa merupakan bakteri yang bertanggung jawab terhadap penyakit
ini. Kuman ini dapat hidup lama di air yang kotor, makanan tercemar, dan alas tidur
yang kotor. Siapa saja dan kapan saja dapat menderita penyakit ini.
Kebiasaan tidak sehat seperti jajan sembarangan, tidak mencuci tangan
menjadi penyebab terbanyak penyakit ini. Penyakit tifus cukup menular lewat air
seni atau tinja penderita. Penularan juga dapat dilakukan binatang seperti lalat dan
kecoa yang mengangkut bakteri ini dari tempat-tempat kotor (Donna, 2008).
3. Tanda dan gejala
Menurut Suriadi (2006) Masa inkubasi penyakit ini rata-rata 7 sampai 14 hari.
Manifestasi klinik pada anak umumnya bervariasi. Demam adalah gejala yang
paling utama di antara semua gejala klinisnya.
Pada minggu pertama, tidak ada gejala khas dari penyakit ini. Bahkan,
gejalanya menyerupai penyakit infeksi akut lainnya. Gejala yang muncul yaitu
antara lain:
a. Demam
b. Sakit kepala
c. Mual dan muntah
d. Nafsu makan menurun
e. Sakit perut
f. Diare atau justru sembelit (sulit buang air besar) selama beberapa hari
g. Peningkatan suhu
Setelah minggu kedua, gejala bertambah jelas dan dapat dikatakan sebagai ciri
khas dari penyakit tifus, yaitu antara lain:
a. Demam yang dialami semakin tinggi
b. Lidah kotor
c. Bibir kering
d. Kembung
4. Penatalaksanaan
Pasien yang di rawat dengan diagnosis observasi tifus abdominalis harus
dianggap dan diperlakukan langsung sebagai pasien tifus abdominalis dan di
berikan perawatan sebagai berikut:
a. Perawatan
1) Klien diistirahatkan 7 hari sampai demam hilang atau 14 hari untuk
mencegah komplikasi perdarahan usus.
2) Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya kondisi
bila ada komplikasi perdarahan.
b. Diet
1) Makanan mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein
2) Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang
kerja usus dan tidak mengandung gas, dapat diberikan susu 2 gelas sehari
3) Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
4) Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
5) Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7
hari.
5. Pencegahan
Pencegahan tifus dapat kita lakukan mulai dari hal yang sederhana, seperti
memperhatikan makanan dan minuman kita sehari-hari, hindari jajan atau membeli
makanan dan minuman di tempat yang kurang bersih, serta mengkonsumsi
makanan dan minuman yang benar-benar sudah dimasak. Air minum yang kita
konsumsi harus dimasak terlebih dulu hingga mendidih (100°C). Lindungi
makanan kita dari lalat, kecoa dan tikus karena hewan-hewan tersebut dapat
membawa bakteri Salmonella typhosa yang merupakan penyebab tipus.
Selanjutnya, kita harus senantiasa memperhatikan kebersihan diri sendiri dan
lingkungan kita. Cucilah tangan dengan sabun setelah ke WC. Pembuangan kotoran
manusia juga harus pada tempatnya. Jangan pernah membuangnya secara
sembarangan sehingga mengundang lalat karena lalat dapat membawa bakteri
Salmonella typhosa dari feses ke makanan (Sudoyo, 2007).

DAFTAR PUSTAKA

Wong, L. Donna. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Ed. 6. Jakarta: EGC.

Alimul, Hidayat A.Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam, et al. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba
Medika.
Sudoyo, Aru W, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Edisi 4, Jilid 1. Jakarta :
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Suriadi. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak ( Edisi V ). Jakarta : CV.Agung Setu.

Anda mungkin juga menyukai