Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

A. Masalah Keperawatan : syndrome nefrotik

B. Pokok Bahasan : Syndrom nefrotik

C. Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien

D. Waktu : 25 Menit

E. Penyaji : kelompok ruang poli anak

F. Tujuan Intruksional :

Tujuan Intruksional Umum :

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x25 menit keluarga pasien dapat memahami
tentang penyakit syndrome nefrotik

Tujuan Intruksional Khusus :

Setelah dilakukan penyuluhan selama 25 menit keluarga dapat :

1. Menyebutkan definisi, penyebab, serta tanda & gejala.

2. Menyebutkan factor resiko, komplikasi dan cara mengatasi

G. Sasaran dan target

- Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien

- Target : Pasien dan Keluarga pasien

H. Strategi pelaksanaan

No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan peserta

1. 3 Menit Pembukaan : Menjawab salam, mendengarkan dan

Memberikan salam, perkenalan diri, memperhatikan


menjelaskan tujuan penyuluhan dan
menyebutkan materi yang akan diberikan.

Pelaksanaan : Mendengarkan penjelasan


2. 10 Menit Menjelakan definisi, penyebab, faktor dari pemateri
resiko, gejala, komplikasi dan cara
mengatasi.

3. 5 Menit Diskusi : Bertanya tentang materi yang telah


dijelaskan
Memberikan kesempatan kepada
keluarga pasien untuk bertanya

4. 5 Menit Evaluasi : Menjawab pertanyaan

Menanyakan kepada keluarga pasien


tentang materi yang telah diberikan.

5. 2 Menit Terminasi : Mendengarkan dan menjawab salam

Mengucapkan terima kasih atas peran


serta peserta dan mengucapkan salam
penutup

I. Metoda

1. Ceramah

2. Diskusi /Tanya jawab

J. Seting tempat

- Di Ruang Poli Anak

K. Media/ alat bantu

- Leaflet

L. Evaluasi

1. Keluarga pasien antusias terhadap materi penyuluhan

2. Keluarga pasien tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai

3. Keluarga pasien terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan

4. Keluarga pasien mengerti tentang materi penyuluhan dengan dapat menyebutkan definisi,
penyebab, serta tanda dan gejala syndrome nefrotik
M. Materi

Terlampir
MATERI PENYULUHAN

SYNDROME NEFROTIK

A. Apa itu Demam Thypoid ?

Demam Tifoid merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi, kuman

tersebut menyerang sistem pencernaan dengan gejala yang tampak adalah demam selama satu

minggu atau lebih dan disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan

kesadaran. Penyakit demam Tifoid biasanya ditularkan melalui makanan serta minuman yang

terkontaminasi bakteri Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhi mempunyai sifat patogen yang

dapat menginfeksi manusia maupun hewan. Salmonella typhi dapat bertahan hidup di alam bebas

seperti di dalam air, tanah atau bahkan pada makanan.

B. Penyebab Demam Thypoid

Penyebab penyakit demam Tifoid adalah bakteri Salmonella typhi, melalui :

1. Feses dan urin penderita yang mengkontaminasi air atau makanan.

2. Bakteri Salmonella typhi dapat menyebar melalui kontak langsung dengan orang yang telah terinfeksi
(penyajian makanan oleh orang yang sedang mengalami demam Tifoid).

C. Faktor Risiko Demam Thypoid

Faktor risiko demam tifoid antara lain :

1. Konsumsi air yang terkontaminasi bakteri Salmonella typhi.

2. Mengonsumsi makanan yang kurang matang.

3. Bersentuhan dengan ekskresi (zat-zat sisa metabolisme yang tidak digunakan lagi oleh tubuh) pasien
demam Tifoid.

4. Tinggal di daerah padat penduduk dan sanitasi yang buruk.

5. Kebersihan tangan yang kurang.

6. Kebiasaan jajan makanan di luar rumah yang kurang bersih.

D. Gejala Demam Thypoid

1. Demam

2. Sakit kepala
3. Lemah dan lelah

4. Nyeri otot

5. Batuk kering

6. Kehilangan nafsu makan dan menurunkan berat badan

7. Sakit perut

8. Diare atau sembelit

9. Muncul ruam pada kulit

E. Cara Mengatasi Demam Thypoid

1. Menjaga kebersihan

Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan yaitu mencuci tangan dengan rutin sebelum dan
sesudah makan, setelah melakukan kegiatan dan saat melakukan penyajian makanan maupun memasak.
Sebaiknya membersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir, atau tangan dapat dibersihkan dengan
hand sanitizer yang mengandung 70% alkohol. Selain itu menjaga kebersihan diri setelah bepergian ke luar
rumah, usahakan untuk tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang kotor.

2. Sebaiknya menghindari kontak dengan orang sakit.

Bakteri sangat mudah menyebar dari satu orang ke orang lain. Maka hindari kontak terlalu dekat dengan
orang yang sedang sakit. Menghindari menggunakan peralatan makan atau mandi yang sama dengan
orang sakit dapat meningkatkan risiko penularan penyakit.

3. Vaksin Tifoid

Salah satu cara untuk mencegah penyakit demam Thypoid adalah dengan vaksin Tifoid. Vaksin ini dapat
dilakukan jika rentan atau berisiko tinggi tertular penyakit demam Thypoid, dengan terlebih dahulu
mengkonsultasikan dengan dokter.

4. Mengonsumsi makanan dan minuman yang terjamin kebersihannya.

Makanan dan minuman menjadi salah satu media penularan Thypoid. Maka dari itu usahakan untuk
selalu makan dan minum yang telah terjaga kebersihannya. Mengonsumsi makanan yang dimasak dan
disajikan panas jauh lebih baik dibandingkan dengan makanan mentah atau setengah matang.

5. Tidak menyiapkan / menyajikan makanan ketika masih sakit.

Usahakan untuk tidak memasak atau menyiapkan makanan sampai dokter menyatakan bahwa bakteri
Salmonella typhi tidak lagi menular, agar tidak menularkan / menginfeksi penyakit kepada orang lain.

Sumber :

- Mustofa Ladyani Festy, dkk. 2020. Karakteristik Pasien Demam Tifoid pada Anak dan Remaja di Rumah
Sakit Pertamina Bintang Amin Lampung. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Sandi Husada Volume 9 Nomor 2

- ‘Izazi Amalina. 2018. Asuhan Keperawatan dengan Masalah Utama Demam Typhoid. Jurnal Prodi DIII
Keperawatan Magelang Poltekkes Kemenkes Semarang. Jurnal Kesehatan Volume 11 Nomor 2.

Anda mungkin juga menyukai