Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PENDIDIKAN KESEHATAN

OLEH
KELOMPOK I

NUR AFNI A. MOHAMAD


ARISTA OLII
REKA IMBRAN GANI
MEYRANTI S. SULEMAN

PRESEPTOR AKADEMIK PRESEPTOR KLINIK

Ns.Dewi S. Hiola, M.Kep Ns. Eriansyih Suleman, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
SAP PENYAKIT DEMAM THYPOID

Pokok Bahasan : Penyakit Demam Thypoid


Sasaran : Pasien/ Keluarga pasien
Tempat : Ruang Interna 2 RSUD Toto Kabila
Hari/Tanggal : Rabu, 16 Oktober 2019
Waktu : 35 Menit
Penyuluh : Mahasiswa Profesi Ners UNG/Kelompok I

A. Latar Belakang
Angka kejadian demam thypoid diketahui lebih tinggi pada negara yang
sedang berkembang di daerah tropis, sehingga tak heran lagi jika demam thypoid
atau tifus abdominalis banyak ditemukan di negara kia. Di Indonesia sendiri,
demam thypoid masih merupakan penyakit endemik dan menjadi masalah
kesehatan yang serius. Demam thypoid erat kaitannya dengan hygiene perorangan
dan sanitasi lingkungan (Barbara, 2010).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam
thypoid di seluruh dunia mencapai 16-33 juta dengan 500-600 ribu kematian tiap
tahunnya. Demam thypoid terdapat di seluruh dunia dan penyebarannya tidak
tergantung pada iklim, tetapi lebih banyak dijumpai di negara-negara sedang
berkembang di daerah tropis. Hal ini disebabkan karena penyediaan air bersih,
sanitasi lingkungan dan kebersihan individu yang kurang baik. Demam tifoid
dapat di temukan sepanjang tahun.
Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada
saluran cerna dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada
saluran pencernaan dan gangguan kesadaran. Gejala kilnis pada anak biasanya
lebih ringan jika dibandingkan dengan penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 10
sampai 20 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodroma, yaitu
perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat.
Relaps dapat terjadi pada minggu ke-2 setelah suhu badan normal kembali.
Komlikasi pada usus halus jarang terjadi, akan tetapi sering fatal, yaitu perdarahan
usus, perforasi usus dan peritonitis. Komlikasi diluar usus dapat terjadi oleh
karena lokalisasi peradangan akibat sepsis, terjadinya infeksi sekunder, masukan
makanan yang kurang atau suhu tubuh yang tinggi (Black dan Hawks, 2014).
B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga pasien dapat
mengetahui tentang penyakit demam thypoid
2. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan keluarga pasien dapat memahami
tentang :
 Pengertian demam thypoid
 Penyebab demam thypoid
 Gejala demam thypoid
 Pengobatan demam thypoid
C. Materi Penyuluhan
 Materi terlampir
D. Metode Penyuluhan
 Ceramah
 Diskusi dan Tanya Jawab
E. Media
 Materi SAP
 Leaflet
 Banner
F. Setting tempat
Keterangan :

: Penyuluh

: Moderator

: Peserta

: Fasilitator

: Observer
G. Pengorganisasian
Penyuluh : Nur Afni A. Mohamad
Moderator : Arista Olii
Fasilitator : Reka Imbran Gani
Observer : Meyranti S. Suleman
H. Kegiatan Penyuluhan

No. Tahap Kegiatan Waktu


1. Pembukaan  Mengucap salam 10 menit
 Memperkenalkan diri
perkenalan
 Menjelaskan tujuan penyuluhan
 Kontrak waktu
2. Penyajian Menjelaskan tentang : 15 menit
 Pengertian demam thypoid
 Penyebab demam thypoid
 Gejala demam thypoid
 Pengobatan demam thypoid
Memberi kesempatan peserta untuk
bertanya/ diskusi materi penyuluhan
3. Penutup  Mengadakan tanya jawab untuk 10 Menit
mengetahui seberapa jauh
peserta paham tentang materi
yang disampaikan
 Membagikan leaflet
 Menyimpulkan hasil
penyuluhan
 Ucapan terima kasih dan salam
penutup
I. Evaluasi
Pelaksanaan
 Tanggal/ Jam : 16 Oktober 2019 / 13.00 WITA
 Waktu : 35 Menit
 Tempat : Ruang Interna 2 RSUD Toto Kabila
 Jumlah Peserta :
 Jumlah Peserta yang Aktif :
Materi Penyuluhan

1. Pengertian Demam Thypoid


Demam Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus, yang disebabkan oleh
bakteri salmonella typhi (Widodo Djoko, 2009).
Tifoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik
yang disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.C. Penularan terjadi
secara oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (Zulkoni, 2011).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa demam tifoid adalah suatu
penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh salmonella type A, B dan C yang
dapat menular melalui oral, makanan dan minuman yang terkontaminasi.
2. Penyebab Demam Thypoid
Penyebab typhoid adalah kuman salmonella typhi memasuki saluran pencernaan.
Salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara yaitu melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi bakteri salmonell typhi, makanan mentah atau belum
dimasak, kurangnya kebersihan lingkungan, daya tahan tubuh menurun. Seseorang yang
sering menderita penyakit demam typhoid menandakan bahwa ia mengonsumsi
makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri ini (Sudoyo, 2009).
3. Gejala Demam Thypoid
Gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan dan gejala serupa dengan penyakit
infeksi akut pada umumnya yaitu : demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia,
mual, muntah, diare, dan perasaan tidak enak diperut. Pada pemeriksaan fisik hanya
didapatkan suhu tubuh meningkat. Sifat demam adalah meningkat perlahan-lahan dan
terutama pada sore hingga malam hari (Widodo, 2009).
4. Pengobatan Demam Thypoid
a. Pemberian obat penurun panas sesuai dengan anjuran dokter
b. Tingkatkan istirahat sampai demam turun dan keadaan membaik
c. Berikan minum yang banyak untuk mencegah dehidrasi
d. Gunakan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat
e. Berikan kompres hangat
f. Diet yang sesuai cukup kalori dan tinggi protein dan makanan yang halus
(Muttaqin, 2011)
DAFTAR PUSTAKA

Barbara, K . 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan Praktik (ed.7
vol.1). Jakarta: EGC.

Black, J. M., dan Hawks. J. H. 2014. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis Untuk
Hasil Yang Diharapkan (ed.8). Singapura: Elsivier.

Muttaqin, A. 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal


Bedah. Jakarta. Salemba Medika.

Sudoyo. 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta : Interna Publising.

Widodo, J. 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

Zulkoni, A. 2011. Parasitologi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai