Anda di halaman 1dari 107

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

Y DENGAN MALARIA
TROPIKA ++++ DI RUANG PENYAKIT DALAM PRIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
JAYAPURA

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

JUNAEDI WIJAYA
NIM : 144011.01.13.501

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN RS. MARTHEN INDEY
JAYAPURA
2016

1
2

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. YDENGAN MALARIA


TROPIKA ++++ DI RUANG PENYAKIT DALAM PRIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
JAYAPURA

KARYA TULIS ILMIAH

Telah layak unutk diujikan sebagai persyaratan memperoleh


Gelar Ahli Madya Keperawatan

Oleh :

JUNAEDI WIJAYA
NIM : 144011.01.13.501

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN RS. MARTHEN INDEY
JAYAPURA
2016
3

HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. Y DENGAN MALARIA


TROPIKA ++++ DI RUANG PENYAKIT DALAM PRIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
JAYAPURA

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui, untuk diperiksa dan dipertahankan dihadapan
Tim Penguji Ujian Sidang Karya Tulis Ilmiah
Program Studi Diploma III Keperawatan
Akademi Keperawatan Rumah Sakit Marthen Indey Jayapura

Oleh:

JUNAEDI WIJAYA
NIM. 144011.01.13.501

Disetujui pada tanggal: …………………..

Dosen Pembimbing Tanda Tangan

Suselo M.Kep,Ns,Sp.Kep.MB ………………..


NIP.196907151997031008
HALAMAN PENGESAHAN
4

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.Y DENGAN MALARIA


TROPIKA ++++ DI RUANG PENYAKIT DALAM PRIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA

KARYA TULIS ILMIAH

Telah diuji pada tanggal 28 Mei 2016

Dosen penguji tanda tangan

1. Suselo M.Kep,Ns.,Sp.Kep.MB ……………………………

2. Ali Husein S.kep.M.Kes ……………………………

3. Diesebel V.Z.Hetharia,S.kep.Ns ……………………………

Mengetahui Jayapura, 28 Mei 2016


Direktur Ka. Prodi Keperawatan

Anik Sri Suriyani, S.Sos M Si Laili N.H,


S.kep,Ns,M.Kes
NUP. 9912002201 NIDN. 1417118701
5

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Identitas

Nama : Junaedi Wijaya

Nomor Induk Mahasiswa : 144011.01.13.501

Tempat Tanggal Lahir : Jayapura, 11 Juni 1991

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Suku / Kebangsaan : Jawa / Indonesia

Status : Belum Kawin

Alamat : Aryoko

2. Riwayat Pendidikan Umum

1) Sekolah Dasar Negeri Bibrik 01 Madiun, Tahun 1997-2003

2) Sekolah Menengah Pertama Negeri 02 Jiwan Madiun Tahun 2003-2006

3) Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Jiwan Madiun, Tahun 2006 – 2009


6

4) Diploma III Keperawatan (Akademi Keperawatan Rumah Sakit Marthen

Indey Tahun 2013-2016).


7

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

A. Motto

“Jika Salah, Perbaiki.


Jika Gagal, Coba Lagi.
Tapi Jika Menyerah, Semua Selesai”

B. Persembahan

Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan kepada :

1. Teman – teman Angkatan V Akademi Keperawatan Rumah Sakit Marthen

Indey Jayapura yang selalu bersama dalam suka dan duka dan selalu

mewarnai hari-hariku.

2. Pembimbing I yang tidak pernah lelah membantu dalam penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini.

3. Spesial buat seluruh Staf dan Dosen yang telah menjadi orang tua kami

sekaligus saudara dan sahabat kami di Akademi Keperawatan Rumah Sakit

Marthen Indey.

“Thanks For All”


8

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Junaedi Wijaya


Nim :144011.01.13.501

Menyatakan dengan sebenarnya dan sungguh-sungguh bahwa Karya Tulis Ilmiah ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan
tulisan atau pikiran orang lain.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa Karya Tulis Ilmiah
ini hasil jiplakan atau ada pihak yang mengajukan gugatan, maka saya bersedia
menerima seluruh sanksi/hukuman atas perbuatan tersebut, termasuk pembatalan
ijazah yang saya peroleh dari Akper RS.Marthen Indey Jayapura.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya.

Jayapura, 22 Mei 2016


Yang membuat pernyataan,

Junaedi Wijaya
NIM:144011.01.13.501
9

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah melimpahkan berkah dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program

Diploma III Keperawatan Rumah Sakit Marhen Indey Jayapura tahun 2016.

Adapun judul dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Asuhan Keperawatan

Pada Tn. Y Dengan Malaria Tropika ++++ di Ruang Penyakit Dalam Pria Rumah

Sakit Umum Daerah Jayapura”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapat bantuan

dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Untuk itu penulis menyampaikan

terima kasih kepada :

1. Bapak, Ibu, dan Keluarga besarku yang selalu memberi dukungan moral, materi

dan spiritual serta motivasi yang luar biasa.

2. Bunda Anik Sri Suryani, S.Sos.,M.Si. selaku Direktur Akademi Keperawatan

Rumah Sakit Marthen Indey.

3. Drg. Josef Rinta R, M.kes.M.H selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah

Jayapura yang telah meyediakan lahan praktek guna memperdalam ilmu

keperawatan.

4. Suselo M.Kep.Ns,Sp.Kep.MB selaku Pembimbing yang senantiasa membimbing

dan memberikan arahan kepada penulis.


10

5. Pasien dan keluarga pasien yang banyak membantu dalam pengumpulan data

kiranya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Teman – teman Angkatan ke-V Akademi Keperawatan Rumah Sakit Marthen

Indey.

Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini

masih banyak kekurangan sehingga dengan penuh kerendahan dan ketulusan hati,

penulis akan menerima setiap kritikan dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Jayapura, 22 Mei 2016

Penulis
11

INTISARI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y. DENGAN MALARIA


TROPIKA ++++ DI RUANG PENYAKIT DALAM PRIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
JAYAPURA
Junaedi Wijaya1, Suselo2

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh beberapa parasit plasmodium
yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan penyakit ini secara
alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina(Depkes RI, 2003). Di Indonesia
penderita malaria mencapai 1-2 juta orang pertahun, dengan angka kematian sebanyak 100
ribu jiwa. Kasus tertinggi penyakit malaria adalah daerah papua, akan tapi sekitar 107 juta
orang Indonesia tinggal di daerah endemis malaria yang tersebar dari Aceh sampai Papua,
termasuk di Jawa yang padat penduduknya (Adiputro, 2008).

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui proses atau penatalaksanaan asuhan
keperawatan secara komprehensif pada pasien dengan malaria tropika ++++. Karya Tulis
Ilmiah ini menggunakan metode diskriptif dengan rancangan studi kasus tunggal, melalui
pendekatan proses keperawatan.

Hasil yang diperoleh berupa Evaluasi dilakukan pada seluruh asuhan keperawatan yang
telah diberikan pada pasien Tn. Y. berdasarkan evaluasi masalah belum dapat teratasi dengan
baik. Adapun masalah yang dapat teratasi yaitu: hipertermi berhubungan dengan
peningkatan metabolism, dan gangguan personal hygiene berhubungan dengan kelemahan
fisik. Sedangkan yang belum teratasi adalah resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan asupan makanan yang tidak adekuat, dan resiko kekurangan volume
cairan berhubungan dengan output berlebih. Penulis dapat menarik kesimpulan bahwa dalam
pengkajian tidak terdapat kesenjangan antara teori dan di lapangan, tetapi di masalah
keperawatan rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi terdapat kesenjangan karena
manusia itu sifatnya unik, tidak sama satu dengan lainnya.

Kata Kunci : Asuhan keperawatan malaria tropika ++++.


12

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

INTISARI ..................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................. ..... 1

B. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2

C. Metode Penulisan .............................................................................. ..... 4

D. Manfaat Penulisan .................................................................................. 6


13

BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................ 8

A. Konsep Dasar Medis Malaria ................................................................ 8

1. Pengertian ........................................................................................ 8

2. Etiologi ............................................................................................ 9

3. Klasifikasi ........................................................................................ 10

4. Patofisiologi ................................................................................ .... 12

5. Pathway ....................................................................................... .... 15

6. Manifestasi .................................................................................. .... 16

7. Komplikasi .................................................................................. .... 19

8. Pemeriksaan Penunjang .............................................................. .... 20

9. Penatalaksanaan Medis ............................................................... .... 23

B. Konsep Dasar Asuhan Keperewatan ................................................. .... 26

1. Pengkajian ................................................................................... ..... 26

2. Diagnosa Keperawatan ............................................................... ...... 31

3. Perencanaan ...................................................................................... 32

4. Implementasi ............................................................................... ..... 37

5. Evaluasi ....................................................................................... ..... 37

6. Dokumentasi ............................................................................... ..... 38

BAB III LAPORAN KASUS ..................................................................... 39

A. Pengkajian ............................................................................................... 39

B. Klasifikasi Data ...................................................................................... 56


14

C. Analisa Data ...................................................................................... ..... 57

D. Daftar Prioritas Masalah ................................................................... ..... 59

E. Asuhan Keperawatan ........................................................................ ..... 60

F. Catatan Perkembangan ...................................................................... .... 68

BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................... 81

A. Pengkajian .............................................................................................. 81

B. Diagnosa Keperawatan .......................................................................... 82

C. Perencanaan ...................................................................................... .... 84

D. Implementasi ..................................................................................... .... 85

E. Evaluasi ............................................................................................. .... 86

BAB V PENUTUP........................................................................................ 87

A. Kesimpulan ............................................................................................ 87

B. Saran ...................................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

LAMPIRAN ..................................................................................................
15

DAFTAR TABEL

3.1 Pola Nutrisi – Metabolisme .................................................................... 43

3.2 Pola Eliminasi ......................................................................................... 43

3.3 Pola Istirahat Dan Latihan ...................................................................... 44

3.4 Pola Personal Hygiene ............................................................................ 44

3.5 Pola Istirahat Dan Tidur .......................................................................... 45

3.6 Pemeriksaan Diagnostik ..........................................................................54

3.7 Klasifikasi Data ....................................................................................... 56

3.8 Analisa Data ............................................................................................ 57

3.9 Asuhan Keperawatan ........................................................................... 60

3.10 Catatan Perkembangan Hari Pertama .................................................. 68

3.11 Catatan Perkembangan Hari Kedua .....................................................75


16

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

A. Daftar Arti Lambang

< : Kurang dari

> : Lebih dari

– : Sampai

% : Persentase

& : Dan

/ : Atau

± : Kurang lebih

X : Kali

º : Derajat

B. Daftar Arti singkatan

ALB : Albumin

ALT : Alanine Aminotransferase

AST : Tromboplastin
17

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air Kecil

BJ : Bunyi Jantung

BUN : Blood Urine Nitrate

CREA : Creatinin

CRT : Capilary Refil Time

DO : Data Objektif

DS : Data Subjektif

GCS : Glasgow Coma Scale

HCT : Hematokrit

HGB : Hemoglobin

ICS : Inter Costal Spaces

IV : Intra Vena

IVFD : Intra Venous Fluids Infusion

MCH : Mean Corpuscular Hemoglobin

MCHC : Mean Corpuscular Hemonglobin Concentrate

MCV : Mean Corpuscular Volume


18

Mg : Miligram

N : Nadi

NANDA : North American Nursing Diagnosis

PDW : Platelet Distribution Width

R : Respirasi

RBC : Red Blood Cell

RDW : Red Cell Distribution Width

RL : Ringer Laktat

SB : Suhu Badan

TD : Tekanan Darah

USG : Ultrasonografi

WBC : White Blood Cell

WHO : World Health Organisation

WIT : Waktu Indonesia Timur


19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit malaria berasal dari Benua Afrika. Malaria merupakan penyakit

akibat udara atau musim yang buruk. Tahun 1880 penyebab penyakit malaria

ditemukan oleh Laveran. Penyebabnya adalah sebuah parasit yang hidup dalam

sel darah manusia. Kemudian Ross menemukan bahwa parasit itu ditularkan

oleh nyamuk Anopheles. Nyamuk anopheles hidup di daerah pantai, hutan,

perkebunan, rawa dan persawahan, nyamuk ini juga menyukai air yang kotor.

Penyakit malaria tersebar di seluruh dunia, khususnya di daerah beriklim

panas dimana parasit Plasmodium dapat berkembang baik. Daerah selatan

Sahara di Afrika dan Papua Nugini di Oceania merupakan tempat-tempat

dengan angka kejadian malaria tertinggi.

Di Indonesia penderita malaria mencapai 1-2 juta orang pertahun, dengan

angka kematian sebanyak 100 ribu jiwa. Kasus tertinggi penyakit malaria adalah

daerah papua, akan tapi sekitar 107 juta orang Indonesia tinggal di daerah

endemis malaria yang tersebar dari Aceh sampai Papua, termasuk di Jawa yang

padat penduduknya (Adiputro, 2008).

Malaria dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi

yaitu bayi, anak balita, ibu hamil. selain itu malaria secara langsung

menyebabkan anemia dan dapat menurunkan produktivitas kerja.


20

Dewasa ini upaya pemberantasan penyakit malaria dilakukan melalui,

pemberantasan vektor penyebab malaria (nyamuk Anopheles) dan dilanjutkan

dengan melakukan pengobatan kepada mereka yang diduga menderita malaria

atau pengobatan juga sangat perlu diberikan pada penderita malaria yang

terbukti positif secara laboratorium. Dalam hal pemberantasan malaria selain

dengan pengobatan langsung juga sering dilakukan dengan jalan penyemprotan

rumah dan lingkungan sekeliling rumah dengan racun serangga untuk

membunuh nyamuk dewasa, upaya lain juga dilakukan untuk memberantas larva

nyamuk.

Menurut data prevalensi penderita malaria tropika yang dirawat di Rumah

Sakit Umum Daerah Jayapura tahun 2015 khususnya Ruang Penyakit Dalam

Pria terhitung dari tahun 2015 bulan Januari sampai desember sebanyak 114

orang berjenis kelamin pria. (RSUD Jayapura, 2015).

Berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis dan latar belakang diatas maka

penulis tertarik untuk menulis dan menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul

“Asuhan Keperawatan Pada Tn. Y Dengan Malaria Tropika ++++ Di Ruang

Penyakit Dalam Pria Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum
21

Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pasien secara komprehensif pada

pasien dengan malaria tropika ++++ (positif 4) di Ruang penyakit dalam pria

Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penulisan karya tulis ini adalah penulis

a. Mampu melakukan pengkajian secara komprehensif pada pasien Tn. Y

dengan malaria tropika ++++ (positif 4) di Ruang Penyakit Dalam Pria

Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura.

b. Mampu menganalisa data serta menetapkan diagnosa keperawatan baik

aktual maupun potensial pada pasien Tn. Y dengan malaria tropika ++++

(positif 4) di Ruang Penyakit Dalam Pria Rumah Sakit Umum Daerah

Jayapura.

c. Mampu merumuskan rencana keperawatan secara komprehensif pada

pasien Tn. Y dengan malaria tropika ++++ (positif 4) di Ruang Penyakit

Dalam Pria Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura.

d. Mampu mengimplementasikan rencana keperawatan pada pasien Tn. Y

dengan malaria tropika ++++ (positif 4) di Ruang Penyakit Dalam Pria

Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura.

e. Mampu melakukan evaluasi hasil tindakan pelaksanaan asuhan

keperawatan pada pasien Tn. Y dengan malaria tropika ++++ (positif

4) di Ruang Penyakit Dalam Pria Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura.


22

f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan secara

berkesinambungan pada pasien Tn. Y dengan malaria tropika ++++

(positif 4) di Ruang Penyakit Dalam Pria Rumah Sakit Umum Daerah

Jayapura.

C. Metode Penulisan

Metode penulisan ini adalah metode deskriptif studi kasus tunggal

keperawatan tehnik pengumpulan data (Nursalam, 2001) adalah :

1. Wawancara / komunikasi

Ada dua teknik wawancara yang di lakukan

a. Melakukan wawancara langsung dengan pasien dalam menggali

informasi yang sebenarnya mengenai masalah kesehatan pasien.

b. Melakukan wawancara dengan orang terdekat seperti : orang tua,

suami/istri, anak, saudara dan teman.

2. Observasi

Dengan mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data

tentang masalah kesehatan dan keperawatan pasien.

3. Pemeriksaan fisik.

Yaitu metode untuk mendapatkan data obyektif berfokus pada kemampuan

fungsional pasien yang terdiri dari :

a. Inspeksi yaitu: teknik melakukan observasi dengan indera penglihatan

sebagai suatu alat untuk menggumpulkan data berfokus pada ukuran


23

tubuh, warna, bentuk, posisi simetris dengan membandingkan hasil

normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan yang lainnya.

b. Palpasi yaitu: teknik menggunakan indera perabaan tangan dan jari -

jari untuk menggumpulkan data tentang suhu kulit (halus, kasar, turgor,

bentuk kelenjar vibrasi dan ukuran).

c. Perkusi yaitu: suatu teknik pemeriksaan dengan mengetuk untuk

membandingkan kiri dan kanan pada setiap permukaan tubuh bertujuan

untuk mengidentifikasikan lokasi, ukuran bentuk dan konsistensi

jaringan.

d. Auskultasi yaitu: suatu teknik pemeriksaan dengan cara mendengarkan

suara–suara yang di hasilkan oleh tubuh dengan menggunakan alat

(stethoskope) dan alat penginderaan telinga.

4. Pemeriksaan diagnostik

Yaitu pemeriksaan Rontgen ( X.Ray ), Bone scans, Tonogram, atau MRI

Scans Arteriogra, Pemeriksaan darah lengkap.

5. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan data sekunder penelitian yang dilakukan

untuk menghimpun teori-teori, pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh

para ahli yang diperoleh dari buku-buku kepustakaan serta literatur lainnya

yang dijadikan sebagai landasan teoritis dalam rangka melakukan

pembahasan (Sugiyono, 2008).


24

Untuk mendapatkan data, penulis mempelajari dari buku status klien

dan buku-buku medis maupun keperawatan yang berhubunngan dengan

masalah-masalah yang didapatkan (Ircham, M. 2008)

6. Studi dokumen

Studi dokumntasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung

ditujukan kepada subjek penelitian.(Sugiyono, 2008)

Penulisan menggunakan sumber–sumber dari dokumen pasien data dari

instansi terkait yang dapat di gunakan sebagai sumber data yang akurat.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi penulis.

a. Sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III

Keperawatan.

b. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan

asuhan keperawatan pada pasien dengan malaria tropika ++++ (positif

4)

c. Dapat menuangkan kreatifitas melalui penulisan dan dapat

membandingkan antara teori dengan kenyataan di lapangan yang di

hadapi.

2. Bagi institusi.
25

a. Lebih memacu institusi untuk lebih maju dan bersaing dalam hal mutu

dan kualitas pendidikan.

b. Meningkatkan kualitas wisudawan dan wisudawati sehingga mempunyai

nilai jual yang tinggi dan siap bersaing dengan alumnus–alumnus

perguruan tinggi yang lain.

c. Dapat menjalin hubungan kerjasama lintas program dengan instalasi

lainnya.

3. Bagi pembaca

Sebagai bahan masukan atau informasi tentang Decompensasi dan

memajukan kesehatan dan mengajak pembaca untuk memperbaiki mutu

kesehatan secara menyeluruh.


26

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Medis Malaria

1. Pengertian

Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit

plasmodium antara lain plasmodium malariae, plasmodium vivax, plasmodium

falciparum, plasmodium ovale yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop

yang ditularkan oleh nyamuk malaria (anopheles)/, penyakit malaria dapat

menyerang semua orang baik laki-laki maupun perempuan, pada semua

golongan umur (dari bayi, anak-anak, sampai dewasa), apapun pekerjaannya,

penyakit malaria biasanya menyerang yang tinggal didaerah yang mempunyai

banyak genangan air yang sesuai untuk tempat perkembangbiakan nyamuk

malaria seperti persawahan, pantai, perbukitan dan pinggiran hutan (Depkes

RI, 2004).

Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2003 malaria adalah penyakit

infeksi yang disebabkan oleh beberapa parasit plasmodium yang hidup dan

berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan penyakit ini secara

alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Penyakit malaria

adalah salah satu penyakit yang menular, penyakit parasit yang hidap dalam

sel darah manusia yang ditularkan melelui nyamuk malaria dari penderita
27

malaria kepada orang lain, penyakit malaria dapat menyerang kelompok umur

dan semua jenis kelamin.

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh plasmodium dan ditularkan

kepada manusia melalui vector nyamuk anopheles. (Harijanto, 2000)

Malaria adalah suatu penyakit yang ditandai oleh rasa dingin dan badan

menggigil, suhu badan meningkat dan denyut nadi cepat (Nadesul, 1995)

2. Etiologi

Menurut Harijanto (2000) ada empat jenis plasmodium yang dapat

menyebabkan infeksi yaitu,

a. Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan

menyebabkan malaria tertiana/ vivaks (demam pada tiap hari ke tiga).

b. Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan

mempunyai perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten dengan

pengobatan dan menyebabkan malaria tropika/ falsiparum (demam

tiap 24-48 jam).

c. Plasmodium malariae, jarang ditemukan dan menyebabkan malaria

quartana/malariae (demam tiap hari empat).

d. Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah Afrika dan Pasifik Barat,

diIndonesia dijumpai di Nusa Tenggara dan Irian, memberikan infeksi

yang paling ringan dan dapat sembuh spontan tanpa pengobatan,

menyebabkan malaria ovale. Masa inkubasi malaria bervariasi


28

tergantung pada daya tahan tubuh dan spesies plasmodiumnya. Masa

inkubasi Plasmodium vivax 14-17 hari, Plasmodium ovale 11-16 hari,

Plasmodium malariae 12-14 hari dan Plasmodium falciparum 10-12

hari (Mansjoer, 2001).

3. Klasifikasi

Menurut Harijanto (2000) pembagian jenis-jenis malaria berdasarkan jenis

plasmodiumnya antara lain sebagai berikut :

a. Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum)

Malaria tropika/ falciparum malaria tropika merupakan bentuk

yang paling berat, ditandai dengan panas yang ireguler, anemia,

splenomegali, parasitemia yang banyak dan sering terjadi komplikasi.

Masa inkubasi 9-14 hari. Malaria tropika menyerang semua bentuk

eritrosit. Disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Plasmodium ini

berupa Ring/ cincin kecil yang berdiameter 1/3 diameter eritrosit

normal dan merupakan satu-satunya spesies yang memiliki 2 kromatin

inti(Double Chromatin). Klasifikasi penyebaran Malaria Tropika:

Plasmodium Falcifarum menyerang sel darah merah seumur

hidup. Infeksi Plasmodium Falcifarum sering kali menyebabkan sel

darah merah yang mengandung parasit menghasilkan banyak tonjolan

untuk melekat pada lapisan endotel dinding kapiler dengan akibat

obstruksi trombosis dan iskemik lokal. Infeksi ini sering kali lebih
29

berat dari infeksi lainnya dengan angka komplikasi tinggi (Malaria

Serebral, gangguan gastrointestinal, Algid Malaria, dan Black Water

Fever).

b. Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae)

Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit yang serupa dengan

Plasmoduim vivax, lebih kecil dan sitoplasmanya lebih kompak/ lebih

biru. Tropozoit matur mempunyai granula coklat tua sampai hitam

dan kadang-kadang mengumpul sampai membentuk pita. Skizon

Plasmodium malariae mempunyai 8-10 merozoit yang tersusun

seperti kelopak bunga/ rossete. Bentuk gametosit sangat mirip dengan

Plasmodium vivax tetapi lebih kecil.

Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah puncak 48 jam. Gejala lain

nyeri pada kepala dan punggung, mual, pembesaran limpa, dan

malaise umum. Komplikasi yang jarang terjadi namun dapat terjadi

seperti sindrom nefrotik dan komplikasi terhadap ginjal lainnya. Pada

pemeriksaan akan di temukan edema, asites, proteinuria,

hipoproteinemia, tanpa uremia dan hipertensi.

c. Malaria Ovale (Plasmodium Ovale)

Malaria Tersiana (Plasmodium Ovale) bentuknya mirip

Plasmodium malariae, skizonnya hanya mempunyai 8 merozoit

dengan masa pigmen hitam di tengah. Karakteristik yang dapat di

pakai untuk identifikasi adalah bentuk eritrosit yang terinfeksi


30

Plasmodium Ovale biasanya oval atau ireguler dan fibriated. Malaria

ovale merupakan bentuk yang paling ringan dari semua malaria

disebabkan oleh Plasmodium ovale. Masa inkubasi 11-16 hari, walau

pun periode laten sampai 4 tahun. Serangan paroksismal 3-4 hari dan

jarang terjadi lebih dari 10 kali walau pun tanpa terapi dan terjadi

pada malam hari.

d. Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax)

Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) biasanya menginfeksi

eritrosit muda yang diameternya lebih besar dari eritrosit normal.

Bentuknya mirip dengan plasmodium Falcifarum, namun seiring

dengan maturasi, tropozoit vivax berubah menjadi amoeboid. Terdiri

dari 12-24 merozoit ovale dan pigmen kuning tengguli. Gametosit

berbentuk oval hampir memenuhi seluruh eritrosit, kromatinin

eksentris, pigmen kuning. Gejala malaria jenis ini secara periodik 48

jam dengan gejala klasik trias malaria dan mengakibatkan demam

berkala 4 hari sekali dengan puncak demam setiap 72 jam.

Dari semua jenis malaria dan jenis plasmodium yang menyerang

system tubuh, malaria tropika merupakan malaria yang paling berat di

tandai dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemis yang

banyak, dan sering terjadinya komplikasi.

4. Patofisiologi
31

Daur hidup spesies malaria pada manusia yaitu:

a. Fase seksual

Fase ini terjadi di dalam tubuh manusia (Skizogoni), dan di dalam

tubuh nyamuk (Sporogoni). Setelah beberapa siklus, sebagian merozoit

di dalam eritrosit dapat berkembang menjadi bentuk- bentuk seksual

jantan dan betina. Gametosit ini tidak berkembang akan mati bila tidak

di hisap oleh Anopeles betina. Di dalam lambung nyamuk terjadi

penggabungan dari gametosit jantan dan betina menjadi zigote, yang

kemudian mempenetrasi dinding lambung dan berkembang menjadi

Ookista. Dalam waktu 3 minggu, sporozoit kecil yang memasuki

kelenjar ludah nyamuk (Tjay & Rahardja, 2002).

Fase eritrosit dimulai dan merozoid dalam darah menyerang eritrosit

membentuk tropozoid. Proses berlanjut menjadi trofozoit-

skizonmerozoit. Setelah 2- 3 generasi merozoit dibentuk, sebagian

merozoit berubah menjadi bentuk seksual. Masa antara permulaan

infeksi sampai ditemukannya parasit dalam darah tepi adalah masa

prapaten, sedangkan masa tunas/ incubasi intrinsik dimulai dari

masuknya sporozoit dalam badan hospes sampai timbulnya gejala klinis

demam. (Mansjoer, 2001).

b. Fase Aseksual
32

Terjadi di dalam hati, penularan terjadi bila nyamuk betina yang

terinfeksi parasit, menyengat manusia dan dengan ludahnya

menyuntikkan “ sporozoit “ ke dalam peredaran darah yang untuk

selanjutnya bermukim di sel-sel parenchym hati (Pre-eritrositer).

Parasit tumbuh dan mengalami pembelahan (proses skizogoni dengan

menghasilakn skizon) 6-9 hari kemudian skizon masak dan melepaskan

beribu-ribu merozoit. Fase di dalam hati ini di namakan “ Pra -

eritrositer primer.” Terjadi di dalam darah. Sel darah merah berada

dalam sirkulasi lebih kurang 120 hari. Sel darah mengandung

hemoglobin yang dapat mengangkut 20 ml O2 dalam 100 ml darah.

Eritrosit diproduksi oleh hormon eritropoitin di dalam ginjal dan hati.

Sel darah di hancurkan di limpa yang mana proses penghancuran yang

di keluarkan diproses kembali untuk mensintesa sel eritrosit yang baru

dan pigmen bilirubin yang dikelurkan bersamaan dari usus halus. Dari

sebagian merozoit memasuki sel-sel darah merah dan berkembang di

sini menjadi trofozoit. Sebagian lainnya memasuki jaringan lain, antara

lain limpa atau terdiam di hati dan di sebut “ekso-eritrositer sekunder“.

Dalam waktu 48 -72 jam, sel-sel darah merah pecah dan merozoit yang

di lepaskan dapat memasuki siklus di mulai kembali. Setiap saat sel

darah merah pecah, penderita merasa kedinginan dan demam, hal ini di

sebabkan oleh merozoit dan protein asing yang di pisahkan. Secara

garis besar semua jenis Plasmodium memiliki siklus hidup yang sama
33

yaitu tetap sebagian di tubuh manusia (aseksual) dan sebagian ditubuh

nyamuk.

5. Pathway

Nyamuk malaria
(anopheles)

Memasukan plasmodium 1. Plasmodium


(dalam bentuk protozoa) falciparum(tropical)
2. Plasmodium
Berubah menjadi merozoid malariae (quartana)
3. Plasmodium vivax
(tertian)
Menginfeksi sel darah merah dan
4. Plasmodium ovale
sirkulasi

Malaria Peradangan

Peradangan pada sel darah merah Peningkatan


metabolisme
Kompensasi : Komleks Ag-Ab (antigen-antibodi)
usaha Anoreksia
penurunan suhu Pelepasan pirogen endogen
tubuh MK : perubahan
Mempengaruhi pelepasan mediator- nutrisi < kebutuhan
Penguapan mediator kimia tubuh

Evaporasi Histamin
meningkat
Bra dikinin
Mempengaruhi prostaglandin E2 di
Keringat hipotalamus
Merangsang reseptor
berlebih
saraf nyeri
Meningkatkan pelepasan
prostaglandin E2
MK :
MK : Nyeri
Kekurangan
Termogulasi tidak stabil
volume cairan

MK : ganguan Peningkatan suhu tubuh sistemik


keseimbangan
cairan & MK : Hipertermi
elektrolit
34

Plasmodium mengikuti
aliran darah sitemik

MK : Resiko ttinggi
infeksi

Menginfeksi sel darah


merah

Hemolisis (sel darah


merah pecah)

Sebagianmenempel Sampah dihancurkan


pada pembuluh darah system lympa

Aliran darah terganggu Sistem transporttasi


hemoglobin terganggu

MK : Gangguan
Intake O2 ke jaringan
perfusi jaringan
menurun

6. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala yang di temukan pada klien dengan malaria secara umum

menurut Mansjoer (1999) antara lain sebagai berikut :

a. Demam

Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon

matang (sporolasi). Pada Malaria Tertiana (P.Vivax dan P. Ovale),

pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap

hari ke-3, sedangkan Malaria Kuartana (P. Malariae) pematangannya


35

tiap 72 jam dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap serangan di

tandai dengan beberapa serangan demam periodik.

Gejala umum (gejala klasik) yaitu terjadinya “Trias Malaria”

(malaria proxysm) secara berurutan :

1) Periode dingin.

Mulai menggigil, kulit kering dan dingin, penderita sering

membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada saat

menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling

terantuk, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode

ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan

meningkatnya temperatur.

2) Periode panas

Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap

tinggi sampai 40o C atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala,

nyeri retroorbital, muntah-muntah, dapat terjadi syok (tekanan

darah turun), kesadaran delirium sampai terjadi kejang (anak).

Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai 2 jam atau

lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.

3) Periode

Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh,

sampai basah, temperatur turun, penderita merasa capai dan sering


36

tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat

melakukan pekerjaan biasa.

b. Splenomegali

Splenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala khas

Malaria Kronik. Limpa mengalami kongesti, menghitam dan menjadi

keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat

bertambah (Corwin , 2000). Pembesaran limpa terjadi pada beberapa

infeksi ketika membesar sekitar 3 kali lipat. Lien dapat teraba di bawah

arkus costa kiri, lekukan pada batas anterior. Pada batasan anteriornya

merupakan gambaran pada palpasi yang membedakan jika lien

membesar lebih lanjut. Lien akan terdorong ke bawah ke kanan,

mendekat umbilicus dan fossa iliaca dekstra.

c. Anemia

Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat

adalah anemia karena Falcifarum. Anemia di sebabkan oleh

penghancuran eritrosit yang berlebihan Eritrosit normal tidak dapat

hidup lama (reduced survival time). Gangguan pembentukan eritrosit

karena depresi eritropoesis dalam sumsum tulang (Mansjoer. dkk).

d. Ikterus

Ikterus adalah diskolorasi kuning pada kulit dan skIera mata akibat

kelebihan bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah produk penguraian

sel darah merah. Terdapat tiga jenis ikterus antara lain :


37

1) Ikterus hemolitik

Disebabkan oleh lisisnya (penguraian) sel darah merah yang

berlebihan. Ikterus ini dapat terjadi pada destruksi sel darah merah

yang berlebihan dan hati dapat mengkonjugasikan semua bilirubin

yang di hasilkan.

2) Ikterus hepatoseluler

Penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin oleh hati terjadi

pada disfungsi hepatosit dan di sebut dengan hepatoseluler.

3) Ikterus Obstruktif

Sumbatan terhadap aliran darah ke empedu keluar hati atau

melalui duktus biliaris di sebut dengan ikterus obstuktif (Corwin,

2000).

7. Komplikasi

Menurut Gandahusa, Ilahude dan Pribadi (2000) beberapa komplikasi yang

dapat terjadi pada penyakit malaria adalah :

a. Malaria otak

Malaria otak merupakan penyulit yang menyebabkan kematian tertinggi

(80%) bila dibandingkan dengan penyakit malaria lainnya. Gejala

klinisnya dimulai secara lambat atau setelah gejala permulaan. Sakit

kepala dan rasa ngantuk disusul dengan gangguan kesadaran, kelainan

saraf dan kejang-kejang bersifat fokal atau menyeluruh.


38

b. Anemia berat

Komplikasi ini ditandai dengan menurunnya hematokrit secara

mendadak kurang lebih 3 mg/ dl. Seringkali penyulit ini disertai edema

paru. Angka kematian mencapai 50%. Gangguan ginjal diduga

disebabkan adanya Anoksia, penurunan aliran darah keginjal, yang

dikarenakan sumbatan kapiler, sebagai akibatnya terjadi penurunan

filtrasi pada glomerulus.

c. Edema paru

Komplikasi ini biasanya terjadi pada wanita hamil dan setelah

melahirkan. Frekuensi pernapasan meningkat. Merupakan komplikasi

yang berat yang menyebabkan kematian. Biasanya disebabkan oleh

kelebihan cairan dan Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS).

d. Hipoglikemia

Konsentrasi gula pada penderita turun

8. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan mikroskopis malar

Diagnosis malaria sebagai mana penyakit pada umumnya

didasarkan pada manifestasi klinis (termasuk anamnesis), uji

imunoserologis dan ditemukannya parasit (plasmodium) di dalam

penderita.Uji imunoserologis yang dirancang dengan bermacam-macam

target dianjurkan sebagai pelengkap pemeriksaan mikroskopis dalam


39

menunjang diagnosis malaria atau ditujukan untuk survey epidemiologi

di mana pemeriksaan mikrokopis tidak dapat dilakukan. Diagnosis

definitif demam malaria ditegakan dengan ditemukanya parasit

plasmodium dalam darah penderita. Pemeriksaan mikrokropis satu kali

yang memberi hasil negatif tidak menyingkirkan diagnosis deman

malaria. Untuk itu diperlukan pemeriksaan serial dengan interval antara

pemeriksaan satu hari.

Pemeriksaan mikroskropis membutuhkan syarat-syarat tertentu agar

mempunyai nilai diagnostik yang tinggi (sensitivitas dan spesifisitas

mencapai 100%).

1) Waktu pengambilan sampel harus tepat yaitu pada akhir periode

demam memasuki periode berkeringat. Pada periode ini jumlah

trophozoite dalam sirkulasi dalam mencapai maksimal dan cukup

matur sehingga memudahkan identifikasi spesies parasit.

2) Volume yang diambil sebagai sampel cukup, yaitu darah kapiler

(finger prick) dengan volume 3,0-4,0 mikro liter untuk sediaan

tebal dan 1,0-1,5 mikro liter untuk sedian tipis.

3) Kualitas perparat harus baik untuk menjamin identifikasi spesies

plasmodium yang tepat.

4) Identifikasi spesies plasmodium


40

5) Identifikasi morfologi sangat penting untuk menentukan spesies

plasmodium dan selanjutnya digunakan sebagai dasar pemilihan

obat.

b. QBC (Semi Quantitative Buffy Coat)

Prinsip dasar: tes floresensi yaitu adanya protein pada plasmodium yang

dapat mengikat acridine orange akan mengidentifikasi eritrosit

terinfeksi plasmodium. QBC merupakan teknik pemeriksaan dengan

menggunakan tabung kapiler dengan diameter tertentu yang dilapisi

acridine orange tetapi cara ini tidak dapat membedakan spesies

plasmodium dan kurang tepat sebagai instrumen hitung parasit.

c. Pemeriksaan imunoserologis

Pemeriksaan imunoserologis didesain baik untuk mendeteksi antibodi

spesifik terhadap paraasit plasmodium maupun antigen spesifik

plasmodium atau eritrosit yang terinfeksi plasmodium teknik ini terus

dikembangkan terutama menggunakan teknik radioimmunoassay dan

enzim immunoassay.

d. Pemeriksan Biomolekuler

Pemeriksaan biomolekuler digunakan untuk mendeteksi DNA spesifik

parasit/ plasmodium dalam darah penderita malaria.tes ini

menggunakan DNA lengkap yaitu dengan melisiskan eritrosit penderita

malaria untuk mendapatkan ekstrak DNA


41

9. Penatalaksanaan

a. Non farmakologi

The Center for disease Control and Prevention (CDC)

merekomendasikan hal berikut untuk membantu mencegah merebaknya

malaria:

1. Semprotkan atau gunakan obat pembasmi nyamuk disekitar tempat

tidur

2. Gunakan pakaian yang bisa menutupi tubuh disaat senja sampai

fajar.

3. Atau bisa menggunakan kelambu di atas tempat tidur, untuk

menghalangi nyamuk mendekat

4. Jangan biarkan air tergenang lama di got, bak mandi, bekas kaleng

atau tempat lain yang bisa menjadi sarang nyamuk.

b. Terapi farmakologi

Pengobatan yang diberikan adalah pengobatan radikal dengan

membunuh semua stadium parasit yang ada dalam tubuh manusia.

Adapun tujuan pengobatan radikal untuk mendapatkan kesembuhan

klinis dan parasitologik serta memutuskan rantai penularan.

Semua obat anti malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan perut

kosong karena bersifat iritasi lambung, oleh sebab itu penderita harus

makan terlebih dahulu setiap akan minum obat anti malaria.


42

1. Pemberian obat anti malaria.

a) Skizontisid jaringan primer yang membasmi parasit pra-eritrosit,

yaitu proguanil, pirimetamin

b) Skizontisid jaringan sekunder yang membasmi parasit ekso-

eritrosit, yaitu primakuin

c) Skizontisid darah yang membasmi parasit fase eritrosit, yaitu

kina, klorokuin, amodiakuin.

d) Gametosid yang menghancurkan bentuk seksual. Primakuin

adalah gametosid yang ampuh bagi keempat spesies. Gametosid

untuk P.vivax, P.malaria, P.ovale, adalah kina, klorokuin,

amidokuin

e) Sporontosid mencegah gametosid dalam darah untuk

membentuk ookista dan sporozoid dalam nyamuk anopheles,

yaitu primakuin dan proguanil.

2. Pemberian obat anti malaria berat

Artesunat parentral direkomendasikan untuk digunakan di

Rumah Sakit atau Puskesmas perawatan, sedangkan artemeter

intramuscular direkomendasikan untuk dilapangan atau puskesmas

tanpa fasilitas perawatan. Obat ini tidak boleh diberikan pada ibu

hamil trimester 1 yang menderita malaria berat.

Kemasan dan cara pemberian artesunat. Artesunat parentral

tersedia dalam vial yang berisi 60 mg serbuk kering asam artesunik


43

dan pelarut dalam ampul yang berisi 0,6 ml natrium bikarbonat 5%

untuk membuat larutan artesunat dengan mencampur 60 mg serbuk

kering artesunik dengan larutan 0.6 ml natrium bikarbonat 5%.

Kemudian ditambah larutan Dextose 5% sebanyak 3-5 ml. artesunat

deberikan dengan loading dose secara bolus: 2,4 mg/kgbb per-iv

selama + 2 menit, dan diulang setelah 12 jam dengan dosis yang

sama. Selanjutnya artesunat diberikan 2,4 mg/kgbb per-iv satu kali

sehari sampai penderita mampu minum obat. Larutan artesunat ini

juga bisa diberikan secara intramuscular (i.m) dengan dosis yang

sama. Bila penderita sudah dapat minum obat, maka pengobatan

dilanjutkan dengan regimen artesunat + amodiakuin + primakuin.

Kemasan dan cara pemberian artemeter. Artemeter

intramuscular tersedia dalam ampul yang berisi 80 mg artemeter

dalam larutan minyak. Artemeter diberikan dengan loading dose:

3,2mg/kgbb intramuscular. Selanjutnya artemeter diberikan 1,6

mg/kgbb intramuscular satu kali sehari sampai penderita mampu

minum obat. Bila penderita sudah dapat minum obat, maka

pengobatan dilanjutkan dengan regimen artesunat + amodiakuin +

primakuin.
44

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

Proses keperawatan adalah metode kerja dalam pemberian pelayanan

menganalisa masalah pasien secara sistematis, menentukan cara

pemecahannya, melaksanakan tindakan dan mengevaluasi hasil yang telah

dilaksanakan. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang berhubungan

yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Riyadi,

2007).

1. Pengkajian

Pengkajian adalah awal dari proses keperawatan dan merupakan

suatu proses yang sistematis dalam mengumpulkan data dari berbagai

sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status klien (Lyer

et al, 2008). Pengkajian mencangkup data yang dikumpulkan dengan

wawancara riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan

laboratorium dan diagnosis (Doengoes, 2007).

2. Pengumpulan data

Pendekatan yang sistematis dengan saling membina hubungan saling

percaya guna mengumpulkan data klien, kelurga dan orang tua keluarga

terdekat dengan klien secara tepat dan cermat sesuai dengan kebutuhan

klien.Ada dua tipe data dalam melakukan pengkajian, yaitu:

a. Data subyektif
45

Data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu

pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian.Informasi tersebut tidak

dapat ditentukan oleh perawat secara independen tetapi melalui suatu

interaksi atau komunikasi (Lyer at al, 2008).

b. Data obyektif

Data obyektif adalah data yang diobservasi dan diukur (Lyer at el,

2008).

Focus pengumpulan data meliputi :

1. Biodata

a) Identitas klien meliputi : nama, jenis kelamin, umur status

perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan,

pendapatan, alamat, no penanggung (BPJS, dll)

b) Identitas penanggung meliputi : nama, jenis kelamin, agama, suku

bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan hubungan

dengan klien.

2. Riwayat kesehatan

1) Merupakan keluhan yang mendorong klien/ keluarga untuk

mencari pertolongan kesehatan/ keluhan yang dirasakan klien

membuat klien merasa tidak nyaman

2) Riwayat keluhan utama

Meliputi factor pencetus, sifat keluhan, lokasi keluhan, hal yang

memperberat dan memperingankan


46

3) Riwayat kesehatan masa lalu

Apakah pernah mengalami penyakit yang sama atau yang lain,

riwayat kesehatan yang lain berupa kebiasaan yang dilakukan di

rumah menyangkut riwayat social

3. Pemeriksaan fisik

Pengkajian fisik difokuskan pada tanda dan gejala malaria diserta

kemampuan klien dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari data dasar

pengkajian klien dengan gangguan malaria menurut (Doengoes,

2013).adalah :

a) Aktivitas/istirahat

Gejala : lemah, letih, sulit bergerak/berjalan kram otot, tonus

menurun, gangguan tidur/istirahat

Tanda : takikardiia dan takipnea pada keadaan istirahat atau

dengan aktivitas, letargi, koma, penurunan kekuatan otot

b) Sirkulasi

Gejala : adanya riwayat hipertensi IM akut, klaudikasi, kebas dan

kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki,

penyembuhan yang lama.

Tanda : takikardia, perubahan tekanan darah postural, hipertensi,

nadi yang menurun/tidak ada, distritmia, krekels, kulit

panas, kering, kemerahan, bola mata cekung

c) Integritas ego
47

Gejala : stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang

berhubungan dengan kondisi

Tanda : ansietas, peka rangsang

d) Eliminasi

Gejala : perubahan pola berkemih (poliuria) nokturia, rasa

nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi) ISK

baru/berulang, nyeri tekan abdomen.

Tanda : urin encer, pucat, kuning, poliuri (dapat menjadi

oliguria/anuria jika terjadi hipovolemia berat, urin

berkabut, bau busuk (infeksi), abdomen keras, adanya

ansites, bising usus lemah dan menurun; hiperaktif

(diare).

e) Makanan/cairan

Gejala : hilang nafsu makan, mual/muntah, tidak mengikuti diet;

Peningkatan masukan glukosa/karbohidrat, penurunan

berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu, haus,

penggunaan diuertik (tiazid).

Tanda : kulit kering/bersisik, turgor jelek, kekakuan/distensi

abdomen, muntah, pembesaran tiroid (peningkatan

kebutuhan metabolic dengan peningkatan gula darah), bau

holitasis/manis, bau buah/nafas aseton.


48

f) Neurosensori

Gejala : pusing/pening, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan

pada otot, parestesia, gangguan pengelihatan

Tanda : disorientasi; mengantuk, letargi, spoor/koma (tahap

lanjut), gangguan memori (masa lalu), kacau mental,

reflek tendon dalam (RTD) menurun (koma), aktivitas

kejang (tahap lanjut dari DKA)

g) Nyeri/kenyamanan

Gejala : abdomen yang tegang (sedang berat)

Tanda : wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-

hati

h) Pernapasan

Gejala : merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum

purulent (tergantung adanya infeksi/tidak)

Tanda : lapar udara, batuk dengan atau tanda sputum purulent

(infeksi), frekuensi pernafasan

i) Keamanan

Gejala : kulit kering, gatal, ulkus kulit

Tanda : demam, diaforesis, kulit rusak, lesi/ulserasi, stroke,

menurunnya kekuatan umum/rentang gerak


49

j) Seksualitas

Gejala : rabas vagina (cenderung infeksi), masalah impoten pada

pria, kesulitan orgasme pada wanita

k) Penyuluhan/pembelajaran

Gejala : faktor resiko keluarga, Diabetes Melitus, penyakit

jantung, stroke, hipertensi, penyembuhan yang lambat,

penggunaan obat seperti (steroid), mungkin atau tidak

memerlukan obat diabetic sesuai pesanan

4. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan pada pasien dengan malaria berdasarkan dari

tanda dan gejala yang timbul dapat diuraikan seperti dibawah ini

(Doengoes, Moorhouse dan Geissler, 1999):

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan asupan makanan yang tidak adekuat ; anorexia;

mual/muntah

2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan

sistem kekebalan tubuh; prosedur tindakan invasive

3. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme,

dehidrasi, efek langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.


50

4. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan

komponen seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan

nutrient dalam tubuh.

5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan HB dalam

darah.

5. Perencanaan

Rencana keperawatan malaria menurut Doengoes, Moorhouse dan

Geissler, 1999, berdasarkan masing-masing diagnosa diatas adalah:

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan asupan makanan yang tidak sdekuat; anorexia;

mual/muntah .

Tindakan/ Intervensi :

- Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai.

Observasi dan catat masukan makanan klien.

Rasional : mengawasi masukan kalori atau kualitas

kekeurangan konsumsi makanan.

- Berikan makan sedikit dan makanan tambahan kecil yang

tepat

Rasional : Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan

terlalu cepat setelah periode anoreksia.


51

- Pertahankan jadwal penimbangan berat badan secara teratur.

Rasional : Mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas

nitervensi nutrisi

- Diskusikan yang disukai klien dan masukan dalam diet murni.

Rasional : Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa

berpartisipasi/ control

- Observasi dan catat kejadian mual/ muntah, dan gejala lain

yang berhubungan.

Rasional : Gejala GI dapat menunjukan efek anemia (hipoksia)

pada organ.

- Kolaborasi untuk melakukan rujukan ke ahli gizi

Rasional : Perlu bantuan dalam perencanaan diet yang

memenuhi kebutuhan nutrisi

b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan

sistem tubuh (pertahanan utama tidak adekuat), prosedur invasif.

Tindakan/ Intervensi :

1) Pantau terhadap kecenderungan peningkatan suhu tubuh.

Rasional : Demam disebabkan oleh efek endoktoksin pada

hipotalamus dan hipotermia adalah tanda tanda penting yang

merefleksikan perkembangan status syok/ penurunan perfusi

jaringan.

2) Amati adanya menggigil dan diaforosis


52

Rasional : Menggigil sering kali mendahului memuncaknya

suhu pada infeksi umum.

3) Memantau tanda - tanda penyimpangan kondisi/ kegagalan

untuk memperbaiki selama masa terapi

Rasional : Dapat menunjukkan ketidak tepatan terapi

antibiotik atau pertumbuhan dari organisme.

4) Berikan obat anti infeksi sesuai petunjuk.

Rasional : Dapat membasmi/ memberikan imunitas sementara

untuk infeksi umum.

5) Dapatkan spisemen darah.

Rasional : Identifikasi terhadap penyebab jenis infeksi

malaria.

c. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme

dehirasi efek langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.

Tindakan/ intervensi :

- Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil.

Rasional : Hipertermi menunjukan proses penyakit infeksius

akut. Pola demam menunjukkan diagnosis.

- Pantau suhu lingkungan.

Rasional : Suhu ruangan/ jumlah selimut harus diubah untuk

mempertahankan suhu mendekati normal.

- Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol.


53

Rasional : Dapat membantu mengurangi demam, penggunaan

es/alkohol mungkin menyebabkan kedinginan. Selain itu

alkohol dapat mengeringkan kulit.

- Berikan antipiretik.

Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi

sentralnya pada hipotalamus.

- Berikan selimut pendingin.

Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan

hipertermi.

d. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan

komponen seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan

nutrient dalam tubuh

Tindakan/ intervensi

- Pertahankan tirah baring bantu dengan aktivitas perawatan.

Rasional : Menurunkan beban kerja miokard dan konsumsi

oksigen, memaksimalkan efektifitas dari perfusi jaringan.

- Awasi tanda vital, pengisian kapiler, status membrane mukosa,

dan dasar kuku.

Rasional : Indikator keadekuatan perfusi jaringan dan

menentukan kebutuhan intervensi


54

- Selidiki keluhan nyeri dada.Rasional : Iskemia seluler

mempengaruhi jaringan miokardial

- Anjurkan/ ajarkan klien untuk mengurangi aktivitas/istirahat.

Rasional : Mengurangi kebutuhan O2 terhadap jaringan.

- Berikan oksigen tambahan O2.

Rasional : Memaksimalkan transpor O2 ke jaringan

e. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan HB dalam

darah.

Intervensi/tindakan

- Pantau tanda-tanda vital terutama respiratori.

Rasional : Indikator status respiratori

- Berikan posisi semi fowler.

Rasional : Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan

oksigenasi kebutuhan seluler

- Anjurkan/ajarkan klien untuk mengurangi aktivitas/istirahat.

Rasional : Mengurangi kebutuhan O2 terhadap jaringan

- Berikan O2.

Rasional : Memaksimalkan transpor O2 ke jaringan

- Berikan tranfusi (HB).

Rasional : Memenuhi jumlah HBdalam darah dan

meningkatkan transport O2 ke jaringan.


55

6. Implementasi

Implementasi/pelaksanaan realisasi rencana tindakan untuk

mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan

juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respons

klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data

yang baru menurut Nikmatur Rohmah & Saiful Wahid (2012)

7. Evaluasi

Evaluasi addalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf

keberhasilan dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan

kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan

ditetapkan (Brooker, 2001). Evaluasi adalah penilaian dengan cara

membandingkan perubahan keadaan pasien ( hasil yang di amati )

dengan tujuan dan kriteria hasil yang di buat pada tahap perencanaan.

Tujuan Evaluasi:

a. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan

b. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan menurut Nikmatur

Rohmah & Saiful Wahid (2012).

8. Dokumentasi

Karakteristik dokumentasi menurut Nursalam (2001) yaitu:


56

a. Ditulis oleh perawat, rencana tindakam keperawatan disusun dan

ditulis oleh perawat profesional yang mempunyai pendidikan dasar

yang memadai.

b. Dilaksanakan setelah kontak pertama kali dengan klien.

c. Diletakkan di tempat yang strategis/mudah didapat.

d. Informasi yang baru


57

BAB III

LAPORAN KASUS

A. Pengkajian

Tanggal masuk Rumah Sakit : 31 Maret 2016

Tanggal pengkajian oleh mahasiswa : 02 April 2016

Nomor Registrasi : 18 71 30

Ruangan / bangsal : Penyakit Dalam Pria/ kelas 3

Diagnosa Medis : Malaria Tropika ++++(positif 4)

1) Biodata

a. Identitas pasien

Nama : Tn. Y

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur / tgl lahir : 17 tahun

Status perkawinan : Belum kawin

Agama : Kristen Protestan

Suku bangsa : Jayapura

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Belum ada

Pendapatan : Belum ada


58

No.Askes : Tidak ada

Alamat : Pasir II, Jayapura

b. Identitas penanggung

Nama : Tn. D

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur / tgl lahir : 45 Tahun

Status perkawinan : Kawin

Agama : Kristen Protestan

Suku bangsa : Jayapura

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendapatan : Tidak dapat terkaji

No.Askes : Tidak ada

Hubungan dengan pasien : Orang tua

Alamat : Pasir II, Jayapura

2) Alasan Datang Berkunjung Ke Rumah Sakit

a. Keluhan utama waktu masuk Rumah Sakit : Demam sudah 5 hari

b. Keluhan utama waktu di data: Klien mengatakan rasa demam

c. Keluhan yang menyertai : Klien mengatakan mulut pahit, mual, mutah,

sering haus, makan sedikit (hanya ¼ porsi)


59

d. Pemeriksaan Tanda - Tanda vital

TD : 110/80 mmHg

Nadi : 96 X/menit,

Respirasi : 20 X/menit

SB : 38,1o C

BB sebelum sakit : 49 Kg

BB saat sakit : 48 Kg

TB : 159 cm

e. Dalam dua minggu terakhir pasien tidak pernah masuk Rumah Sakit atau

berkonsultasi kepada fasilitas kesehatan.

f. Pasien tidak memiliki Alergi / sensitivitas terhadap obat- obatan atau

makanan apapun.

g. Riwayat kesehatan Masa lalu :

1) Klien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat dirumah sakit,

kalau sakit hanya dirawat dirumah.

h. Riwayat kesehatan keluarga:

1) Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit menular.

2) Dalam keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit keturunan

seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung.

3) Pola Kesehatan Fungsional

Persepsi sehat / pola penanganan kesehatan


60

a. Masalah kesehatan atau peristiwa yang menyebabkan pasien datang ke

Rumah Sakit / Fasilitas kesehatan karena klien mengalami Demam

selama 5 hari dirumah dan minum obat warung tapi tidak ada perubahan

dan dibawa ke rumah sakit.

b. Klien belum merasakan sakit yang berat pada 1 tahun terakhir ini

c. Klien tidak pernah periksa kesehatan / chek up apapun dalam 1 tahun

terakhir ini.

d. Klien Merokok dan minum – minuman keras.

4) Pola Nutrisi – Metabolisme

1. Kulit

Warna : Hitam, tampak ikterik

Turgor kulit : Turgor kulit jelek,kembali > 3 detik

Oedema : Tidak terdapat Oedema diarea wajah

Kelembaban Kulit : Kulit teraba panas dan berkeringat

2. Berat badan pasien menurun 1 kg selama sakit

BB Sebelum sakit : 49 kg

BB Saat sakit : 48 kg

TB : 159cm

3. Tampak porsi makan tidak dihabiskan


61

Tabel 3.1
Pola nutrisi – Metabolisme

NO Pola Nutrisi Sebelum Sakit Selama Sakit


1. Makan
Frekuensi 3x sehari 3x sehari
Porsi 1 porsi 4-5 sendok makan
Jenis Makanan Nasi,lauk,sayur bubur
Waktu Pagi,siang,malam Pagi,siang,malam
2. Minum
Frekuensi 5-6 Gelas sehari Air putih 3-4gelas
Jenis Teh,Air putih sehari
Susu 2-3 gelas sehari

5) Pola Eliminasi

a. Klien mengatakan bisa BAB

b. Kien tidak terpasang Dower Chateter

c. Perut pasien datar dan supel.

d. Bising usus 6 x / menit ( normal ).

e. Vesika urinaria kosong.

Tabel 3.2
Pola Eliminasi

Pola BAB Sebelum sakit Selama sakit


Frekuensi 1x sehari setiap pagi hari 1x sehari
Warna Kuning Kuning kecoklatan
Kosistensi Lunak dan lembek Lunak dan lembek
Pola BAK Sebelum sakit Selama sakit
Frekuensi 4 – 5 x sehari 3 – 4x sehari
Jumlah Tidak terkaji Tidak dapat terkaji
Warna Kuning jernih Kuning
Bau Khas Khas amoniak
62

6) Pola Istirahat Dan Latihan

a. Klien selama dirawat dirumah sakit aktifitasnya terbatas, klien banyak

beristirahat ditempat tidur dan aktifitas lainnya banyak dibantu oleh ibu

klien dan perawat diruangan.

b. Respirasi teratur 20 x / menit, Bunyi nafas klien Vesikuler dan tidak

terdapat suara nafas tambahan seperti Ronchi maupun Wheezing.

Tabel 3.3
Pola istirahat dan latihan

No Uraian Kegiatan Sebelum Sakit Saat Sakit


1 Mobilitas Fisik Mandiri Lebih banyak ditempat tidur
2 Makan/ minum Mandiri Mandiri
3 Menyiapkan Mandiri Bantuan keluarga dan perawat
makan
4 Duduk Mandiri Mandiri
5 Berpakaian Mandiri Bantuan keluarga dan perawat
6 Berjalan Mandiri Bantuan keluarga dan perawat
7 Mandi M Bantuan keluarga dan perawat
andiri
8 Sikat gigi Mandiri Tidak pernah dilakukan
9 Ke kamar mandi Mandiri Bantuan keluarga dan perawat

7) Pola Personal Hygiene

Tabel 3.4
Pola personal hygiene

Personal Hygiene Sebelum sakit Selama sakit


Mandi 2 x sehari Tidak pernah dilakukan
Gosok gigi 2 x sehari Tidak pernah dilakukan
Keramas 2 x seminggu Tidak pernah dilakukan
Potong kuku 1 x 4 minggu Tidak pernah dilakukan
a. Kuku tampak panjang dan kotor
8) Pola Istirahat Dan Tidur

a. Kesulitan tidur sebelum sakit tidak ada.


63

b. Kesulitan tidur selama sakit ada karena demam dan pusing.

c. Klien tampak menguap.

Tabel 3.5
Istirahat dan Tidur

Pola tidur Sebelum sakit Selama sakit


Siang 13.00 – 14.00 14.00 – 16.00
Malam 22.00 – 06.00 22.0 – 06.00 (kadang terbangun )

9) Pola Persepsi Diri

a. Klien berharap setelah pemondokan dari rumah sakit ini sakit yang

dialami klien nantinya dapat disembuhkan dan klien dapat berkumpul

lagi bersama keluarga (adik- adik dan orang tuanya dirumah).

b. Klien tampak cemas dan gelisah, dan bertanya tentang kapan bisa pulang

karena tanggal 7 April 2016 klien mau ikut ujian nasional sekolah.

10) Pola Hubungan – Peran

a. Klien bertempat tinggal bersama orangtua dan adik – adiknya dirumah.

b. Selama dirumah sakit kllien mengalami perubahan peran.

11) Pola Reproduksi Seksual

a. Klien berjenis kelamin laki-laki.

b. Klien belum menikah.


64

12) Pola Ketahanan Stress – Koping

a. Klien mengatakan ingin cepat sembuh.

13) Pola Kepercayaan Dan Nilai

a. Agama yang dianut Klien adalah Kristen Protestan.

b. Kegiatan keagamaan selama sakit dan dirawat dirumah sakit dikerjakan

pasien dengan cara sebelum tidur sembahyang dan membaca alkitab.

c. Selama sakit klien belum pernah bertemu dengan pemuka agama.

14) PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan umum : Lemas

2. Kesadarran : Composmentis(GCS 15) E:4, V:5, M:6

3. Tanda – tanda Vital :

Tekanan Darah : 110 / 80 mmHg

Nadi : 96 x / menit

Respirasi : 20 x / menit

Suhu Tubuh : 38,1 º C

4. Tinggi badan / TB : 159 cm

5. Berat Badan / BB : 48 kg

6. Kepala

Inspeksi
65

Keadaan rambut dan hygiene kepala

- Warna rambut : Hitam keriting

- Penyebaran : Merata

- Mudah rontok : Tidak mudah rontok

- Kebersihan rambut : Tampak Bersih

Palpasi

- Tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan

7. Muka

Inspeksi

- Simetris antara kanan dan kiri, tidak terdapat odema.

- Bentuk wajah bulat

- Gerakkan abnormal tidak ditemukan.

- Pucat

Palpasi

- Tidak terdapat nyeri tekan.

8. Mata

Inspeksi

- Palpebra tidak tampak oedema

- Sclera tampak ikterik kanan dan kiri

- Konjungtiva anemis

- Pupil tampak Isokor, reflek pupil terhadap cahaya bagus (± 3 mm

melebarnya )
66

- Klien dapat melihat dengan baik.

Palpasi

- Tidak terdapat nyeri tekan.

9. Hidung

Inspeksi

- Tidak di temukan adanya polip

- Septum berada di median ost.nasalis

- Tidak terdapat sekret/ cairan

- Tidak terdapat peradangan

Palpasi

- Tidak terdapat nyeri tekan di hidung

10. Telinga

Inspeksi:

- Lubang telinga tampak bersih

- Pasien tidak memakai alat bantu pendengaran

- Pendengaran pasien berfungsi dengan baik

Palpasi

- Tidak terdapat nyeri tekan

11. Mulut

Inspeksi

a. Gigi

- Keadaan gigi lengkap dan tumbuh merata


67

- Tedapat karang gigi

- Pasien tidak memakai gigi palsu

b. Gusi

- Tampak merah

c. Lidah

- Tampak kotor

d. Bibir

- Mulut berbau

- Bibir tampak kering

- Kemampuan berbicara baik dan jelas.

12. Leher

Inspeksi

- Tidak terjadi pembesaran pada kelenjar tyroid

Palpasi

- Kelenjar tyroid tidak teraba membesar

- Kaku kuduk tidak ada

- Tidak terjadi pembesaran pada kelenjar limfe

13. Thorax dan Pernafasan

Inspeksi

- Bentuk dada simetris kanan dan kiri

- Frekuensi pernafasan : 20x /menit


68

- Sifat pernafasan : Pernafasan dada

- Irama pernafasan : Reguler

Palpasi

- Vokal femitus : Terasa getaran pada punggung belakang klien

- Massa /nyeri : Tidak terdapat adanya massa /nyeri tekan

Auskultasi

- Suara nafas : Vesikuler

- Suara tambahan: Tidak terdapat adanya ronchi ataupun wheezing

Perkusi

- Suara sonor, tidak di temukan adanya massa / pemadatan

14. Jantung

Palpasi

- Ictus cordis teraba di ICS 5 mid klavikula sinistra

Perkusi

- Pembesaran jantung tidak di temukan

Auskultasi

- Bj I – Bj II Reguler

- Gallop tidak di temukan, mur-mur tidak di temukan

15. Abdomen

Inspeksi

- Tampak datar dan supel

- Tidak terdapat luka


69

Auskultasi

- Paristaltik usus 6x /menit

Palpasi

- Hepar : Tidak teraba pembesaran hepar

- Lien : tidak teraba pembesaran lien

- Nyeri tekan : Tidak temukan nyeri tekan

Perkusi

- Suara abdomen : Tympani

16. Genetalia dan anus

Inspeksi:

- Tidak terpasang kateter

17. Ekstremitas

Ekstremitas Atas

a. Motorik

- Terpasang IFVD Rl/ 8 jam di tangan kiri

- Akral teraba hangat

- Kekuatan otot tangan 5/5

- Tidak terdapat pergerakan abnormal

b. Refleks

- Reflek bisep tangan sama anatara kiri dan kanan

- Reflek tricep tangan sama antara kiri dan kanan


70

c. Sensasi

- Pasien dapat merasakan nyeri

- Rangsangan terhadap suhu berfungsi baik

- Rasa raba berfungsi baik

Ekstremitas bawah

a. Motorik

- Pasien banyak istrahat di tempat tidur

- Kekuatan otot kaki kiri dan kaki kanan sama baiknya 5/5

b. Refleks

- Reflek patologis babinsky tidak di temukan

c. Sensasi

- Ransangan terhadap nyeri berfungsi baik

- Ransangan terhadap suhu berfungsi baik

- Ransangan terhadap rabaan berfungsi baik.

18. Status Neurologi

Syaraf – syaraf kranial

a. N.I ( olfaktorius ) / penghidu : Pasien dapat mencium bau – bauan

yang ada didekatnya dengan baik.

b. N.II ( optikus ) / penglihatan: Pasien tidak ada masalah dengan

penglihatannya.

c. N.III,IV,VI ( Oculomotoris,Trochealis,Abdusens): Pasien dapat

menggerakan bola matanya tanpa hambatan.


71

d. N.V ( trigeminus ): Pasien dapat mengerutkan dahi tanpa hambatan.

e. N.VII ( facialis ): Raut wajah pasien tampak meringis menahan nyeri.

f. N.VIII( Acustikus ): Pasien tidak ada masalah dalam pendengaran.

g. N.IX dan X ( Golosfaringeus dan Vagus ): Pasien tidak mempunyai

kesulitan dalam menelan makanan.

h. N.XI ( Assesoris ) : Pasien dapat memalingkan kepala ke kiri dan ke

kanan serta mengangkat bahu tanpa hambatan.

i. N.XII ( hypoglosus ): Pasien tidak mengalami kesulitan dalam

menjulurkan lidahnya.

Tanda – tanda perangsangan selaput otak

- Kaku kuduk : Tidak ada

- Tandan kering : Tidak ada

- Tanda Brudzingki : Tidak ada gangguan

15) Pemeriksaan Diagnostik

Tabel 3.6
Hasil Laboratorium tanggal 31/03/2016

Jenis
Hasil Satuan Nilai Rujukan
Pemeriksaan
WBC 3,5 H 10³ / mm³ ( 4,0 – 10,0 )
RBC 3,57 10³ / mm³ ( 4.00 – 5,80 )
HGB 7,2 L g /dl ( 11,0 – 16,5 )
HCT 27,5 L% ( 35,0 – 50,0 )
PLT 252 10³ / mm³ ( 150 – 400 )
PCT 264 % ( 100 – 500 )
MCV 79,6 L ( µm ) ( 80 – 97 )
MCH 25,8 Lpg ( 26,5 – 33,5 )
MCHC 32,4 g /dl ( 31,5 – 35,0 )
72

RPW 21,2 H% ( 10,0 –15,0 )


MPV 7,3 µm³ ( 6,5 – 11,0 )
PDW 9,5 L% ( 10,0 – 18,0 )
Data pengkajian tambahan:

- DDR : Malaria Tropika ++++

16) Penatalaksanaan Medis

- IVFD RL / 8 jam terpasang ditangan kiri dengan tetesan transfuse.

- Ceftriaxone 3 x 1 gram IV Jam 07.00, 14.00 , 22.00

- Ranitidine 3 x 25 mg IV Jam 07.00’ 14.00 , 22.00

- Ondansentron 3 x 4 mg IV Jam 07.00, 14.00, 22.00

- Artesunat 120 mg sesuai protap (0, 12, 24, 48)

Pemberian pertama 120 mg IV Jam 08.00

Pemberian kedua 120 mg IV Jam 20.00

Pemberian ketiga 120 mg IV Jam 20.00

Pemberian keempat 120 mg IV Jam 20.00

- Paracetamol 3 x 500 mg IV Jam 07.00 , 14.00, 22.00


73

B. Klasifikasi Data

Tabel 3.7
Klasifikasi data

Data Subjektif Data Objektif


Klien dan keluarga mengatakan : Pasien tampak:
- Merasa demam - Keadaan umum : Lemas
- Pusing - Kesadaran : Composmentis
- Mulut rasa pahit - Tanda-tanda vital:
- Sering haus Tekanan Darah: 110 / 80 mmHg
- Mual Nadi : 96 x / menit
- Muntah Respirasi : 20 x / menit
- Tidak pernah menggosok gigi Suhu Tubuh : 38,1 º C
selama sakit - Tinggi badan : 159 cm
- Tidak pernah memotong kuku - Berat Badan : 48 kg selama sakit
selama sakit - Berat Badan : 49 kg sebelum
- Badan hanya dilap-lap saja sakit
- Kurang nafsu makan - Kulit klien tampak ikterik
- Hanya menghabiskan 4-5 sedok - Kulit teraba panas
nasi - Muka tampak pucat
- minum air putih dan susu selama - Akral hangat
sakit - Berkeringat
- Sulit tidur dan kadang terbangun - Bibir tampak kering
tidurnya - Conjungtiva tampak anemis
- Ingin cepat sembuh dan pulang - Sclera ikterik
untuk mengikuti ujian sekolah - Tampak karang gigi
- Ke kamar mandi dibantu - Lidah tampak kotor
- Mulut berbau
- Kuku tampak panjang dan kotor
- Tampak menguap
- Turgor kulit jelek,kembali > 3
detik
- berkeringat
- Terpasang infus RL / 8 jam
ditangan kiri.
- Bertanya tentang Kapan Bisa
pulang.
- Berat badan pasien menurun 1 kg
selama sakit.
- Porsi makan tidak dihabiskan
- Dibantu keluarga saat ke kamar
mandi
- Dibantu keluarga saat berjalan
74

- Hasil laboraturium tanggal 31


Maret 2016:
WBC : 3,5 H 10³ / mm³
HGB : 7,2 L g /dl
HCT : 27,5 L %
MCV : 79,6 L ( µm
MCH : 25,8 Lpg
RPW : 21,2 H %
PDW : 9,3 L%

C. Analisa Data

Tabel 3.8
Analisa data

NO DATA MASALAH PENYEBAB


1. DS. Klien mengatakan : Hipertermi Kompensasi
- Merasa demam tubuh
- Pusing
- Sering haus Peningkatan
DO. Klien tampak : metabolisme
- Suhu badan : 38,1o C
- Akral hangat Peningkatan suhu
- Conjungtiva Anemis tubuh
- Berkeringat
Hipertermi
2. DS. Pasien mengatakan: Resiko nutrisi Oral hygiene
- Mulut rasa pahit kurang dari kurang
- Mual kebutuhan
- Sering haus tubuh Nafsu makan
- Kurang nafsu makan
- Hanya menghabiskan 4-5 Intake inadekuat
sedok bubur saja
- minum air putih dan susu Nutrisi kurang
selama sakit darikebutuhan
DO. Pasien tampak: tubuh
- Berat Badan : 48 kg selama
sakit
- Berat Badan : 49 kg
sebelum sakit
75

- Porsi makan tidak


dihabiskan
- Berat badan pasien
menurun 1 kg selama sakit.

3 DS.Pasien mengatakan: Resiko Kompensasi :


- Sering haus kekurangan usaha penurunan
- Mutah volume cairan suhu tubuh
DO. Pasien tampak:
- Tekanan Darah: 110 / 80 Penguapan
mmHg
- Turgor kulit jelek,kembali Evaporasi
> 3 detik meningkat
- Bibir tampak kering
- berkeringat Keringat berlebih
- Hasil Laboraurium tanggal
31 Maret 2016: Gangguan
HGB : 7,2 L g /dl keseimbangan
cairan & elektrolit

4. DS.klien mengatakan: Gangguan kelemahan


- Tidak pernah menggosok personal
gigi selama sakit hygiene
- Tidak pernah memotong
kuku selama sakit
- Badan hanya dilap-lap saja
- Ke kamar mandi dibantu
DO. Klien tampak:
- Lidah tampak kotor
- Mulut berbau
- Kuku tampak panjang dan
kotor
- Tampak karang gigi
- Dibantu keluarga saat ke
kamar mandi
- Dibantu keluarga saat
berjalan
76

D. Prioritas Masalah

1. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme

2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan

makanan yang tidak adekuat

3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebih

4. Gangguan personal hygiene berhubungan dengan kelemahan fisik

E. ASUHAN KEPERAWA
77

E. ASUHAN KEPERAWATAN
PADA TN.Y DENGAN MALARIA TROPIKA
DI RUANG PENYAKIT DALAM PRIA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA

Nama : Tn.Y Tanggal MRS : 31-03-2016


Umur : 17 Tahun Tanggal Pengkajian : 02-04-2016
Jenis kelamin : Laki – laki Diagnosa Medis : Malaria Tropika ++++
Alamat : Pasir II Jayapura
Tabel. 3.9
Asuahan keperawatan
Rencana Keperawatan
NO Diagnosa Keperawatan Jam Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Hipertermi Setelah dilakukan
berhubungan tindakan keperawatan 1. Observasi TTV 1. Untuk 08.35 1. Observasi TTV S: Pasien dan keluarga
selama 2x24 jam mengetahui klien: mengatakan:
dengan peningkatan diharapkan suhu badan Respon: - Demam sudah
perubahan
metabolisme klien turun dalam - TD : 110/80 berkurang
keadaan klien
, yang ditandai dengan: rentang normal dengan mmhg - Pusing
DS. Klien mengatakan kriteria hasil: 2. Berikan kompres 2. Memindahkan - N : 86
: - Suhu badan dalam hangat panas dengan X/menit O: Pasien tampak:
- Merasa demam rentang normal 36,0 – cara konduksi - RR : 21 - Suhu badan
37,5o C 3. Anjurkan 3. Mempercepat X/menit 37,1oC
- Pusing
- Kulit teraba hangat memakai pakaian proses - SB : 38,3oC - Akral hangat
- Sering haus - Tidak mersakan - Tidak berkeringat
yang menyerap evaporasi
DO. Klien tampak : demam keringat dan tipis 08.40 2. Melakukan - Conjungtiva
- Suhu badan : keringat.
kompres hangat: anemis
38,1o C 4. Kolaborasi Respon: klien A: Masalah belum
4. Digunakan
- Akral hangat pemberian kooperatif saat teratasi
untuk
- Conjungtiva antipiretik dilakukan
mengurangi kompres
anemis
78

NO Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan Jam Implementasi Evaluasi


Tujuan Intervensi Rasional
1 2 3 4 5 6 7 8
- Berkeringat paracetamol 3 x demam dengan 08.45 3. Menganjurkan P:lanjutkan intervensi
500 mg aksi sentralnya klien 1. Observasi TTV
pada menggunakan 2. Berikan kompres
hipotalamus pakaian yang tipis hangat
Respon: 3. Anjurkan memakai
- pasien pakaian yang
5. Berikan edukasi 5. Agar klien mengikuti menyerap keringat dan
tentang penyebab paham dan anjuran perawat tipis
hipertermi mengerti 4 Kolaborasi
tentang 09.15 4. Memberikan obat pemberian antipiretik
penyebab paracetamol 500 paracetamol 3 x 500
hipertermi mg
mg
Respon:
5. Anjurkan klien
- Klien
minum yang banyak
mengatakan
demam
berkurang,
SB: 37,0o C

2 Resiko nutrisi kurang Setelah dilakukan 1. Timbang dan 1. Dengan 08.48 1. Menimbang berat S.pasien mengatakan:
dari kebutuhan tubuh tindakan keperawatan pantau berat menimbang badan pasien:  Mulut terasa
berhubungan dengan selama 3x24 jam badan pasien berat badan Respon: lebih segar
asupan makanan yang diharapkan tidak terjadi minimal 2 hari pasien perawat - BB: 48 kg  Mulut tidak
tidak adekuat, yang kekurangan nutrisi pada sekali dapat pahit
ditandai dengan :
klien dengan kriteria mengetahui  Masih mual
hasil: perkembangan tapi sudah
DS.Pasien - Nafsu makan berat badan berkurang
mengatakan: meningkat pasien.
- Sering haus
79

NO Diagnosa Rencana Keperawatan Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 2 3 4 5 6 7 8
- Muntah - Porsi makan 2. Anjurkan pasien 2.Dengan makan 09.00 2. Menganjurkan O. Pasien tampak:
- Hanya dihabiskan untuk makan sedikit sedikit tapi klien makan sedikit  Tanda-tanda vital:
menghabiskan 4-5 - BB meningkat 55 - 57 tapi sering sering diharapka tapi sering TD: 100/60
sedok nasi Kg nutrisi pasien Respon: mmHg
tetap terpenuhi - Klien ND: 86x/menit
mengikuti RR: 20x/menit
DO. Pasien tampak: 3. Anjurkan pasien 3. Dengan anjuran perawat SB: 37,1 º C
- Tekanan Darah: untuk makan mengkonsumsi  Kooperative
110 / 80 mmHg makanan tambahan makanan 09.05 3. Menganjurkan dengan perawat
- Turgor kulit tambahan dapat klien untuk  Mnulut bersih
jelek,kembali > 3 membantu mengkonsumsi dan tidak bau
detik meningkatkan makanan tambahan  Mempraktekkan
- Bibir tampak berat badan seperti biskuit tehnik distraksi
kering pasien dan Respon: dan relaksasi
- Berkeringat nutrisi dapat Orang tua klien yang diajarkan
terjaga. tampak oleh perawat
memberikan A: Masalah belum
4.Melanjutkan 4.Agar biskuit yang teratasi
pemberian nutrisi pemenuhan telah dicelupka
dengan tim gizi nutrisi pasien ke susu agar P: Lanjutkan intrvensi
TKTP dapat terjaga menjadi lunak1. Timbang dan pantau
dan mudah berat badan pasien
dikonsumsi minimal 2 hari
2.Anjurkan pasien
12.00 4. Memberikan untuk makan sedikit
makan nasi pada tapi sering
klien
Respon:
- Klien
80

NO Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan Jam Implementasi Evaluasi


Tujuan Intervensi Rasional
1 2 3 4 5 6 7 8
mengatakan 3.Anjurkan pasien
makan nasi untuk makan
7-8 sendok makanan tambahan
makan 4.Melanjutkan
- Tampak pemberian nutrisi
porsi makan dengan tim gizi
tidak 5.Berikan kebersihan
dihabiskan oral
3 Resiko kekurangan Setelah dilakukan 1. Awasi tanda-tanda 1. Indicator 08.35 1. Observasi TTV S: Klien mengatakan:
volume cairan tindakan keperawatan vital, pengsia keadekuatan klien: - Klien
berhubungan dengan selama 2x 24 jam kapiler, status volume Respon: mengatakan
Output berlebih, yang diharapkan klien tidak membrane sirkulasi,hipot - TD : 110/80 sudah minum
ditandai dengan : menglami gangguan mukosa, turgor ensi data mmhg yang banyak
keseimbangan cairan kulit terjadi dengan - N : 86 - Masih sering
DS.Pasien
dengan kriteria hasil: resiko cidera X/menit haus
mengatakan: - Mempertahankan setelah - RR : 21
- Pusing keseimbangan perubahan X/menit O: Pasien tampak:
- Mulut rasa pahit cairan posisi - SB : 38,3oC. - Bibir lembab
- Sering haus Tanda tanda vital 2. Awasi jumlah dan 2. Klien tidak 08.25 2. Mengkaji jumlah - Lemah
- Mual dalam batas tipe masukan mengkonsumsi masukan intake - Pucat
- Kurang nafsu normal (Nadi : cairan, ukur cairan sama klien. - Akral hangat
makan 80-100 x/menit, haluran urine sekali Respon: - Turgor kulit
- Hanya suhu badan : 36- dengan akurat mengakibatka Klien membaik,
menghabiskan 4-5 37o C) n dehidrasi mengatakan kembali < 2
sedok nasi saja - Capillary refill < atau minum air putih detik
3 detik mengganti sehari sekitar 1 - Tanda-tanda
- Akral hangat cairan untuk botol aqua vital:
- Urine out put 1-2 masukan ukuran sedang TD: 100/60
cc/kg BB/jam kalori yang lebih sedikit, + mmHg
81

NO Diagnosa Rencana Keperawatan Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 2 3 4 5 6 7 8
DO. Pasien tampak: - Turgor kulit berdampak 1000 cc ND: 86x/menit
- Keadaan umum : membaik pada 09.00 3. Menganjurkan RR: 20x/menit
Lemas kembali < 2 keseimbangan klien untuk SB: 37,1 º C
Tekanan Darah: detik elektrolit minum yang
110 / 80 mmHg banyak A: Masalah belum
3. Identifikasi 3. Melibatkan Respon: teratasi
- Conjungtiva rencana untuk klien dalam - Klien
tampak anemis meningkatkan / rencana untuk mengatakan P: Lanjutkan intervensi
- Kulit klien tampak mempertahankan memperbaiki akan banyak 1. Awasi tanda-tanda
ikterik keseimbangan ketidakseimba minum vital, pengsia
- Turgor kulit cairan optimal ngan. - Klien kapiler, status
jelek,kembali > 3 tampak membrane
detik 4. Kaji hasil tes 4. Perpindahan mengikuti mukosa, turgor
- Muka tampak fungsi elektrolit/ cairan/elektroli anjuran kulit
pucat ginjal t, penurunan perawat 2. Awasi jumlah dan
- Bibir kering fungsi ginjal klien tampak tipe masukan
- berkeringat dapat meluas banyak cairan, ukur
mempengaruhi minum air haluran urine
- Sclera ikterik penyembuha putih dengan akurat
- Hasil Laboraurium 12.30 4. Melanjutkan Identifikasi
tanggal 31 Maret 5. Berikan/awasi 5. Tindakan terapy cairan RL rencana untuk
2016: pemberian cairan darurat untuk 20 tpm klien meningkatkan /
HGB : 7,2 L g /dl IV memperbaiki Respon: Klien mempertahankan
ketidak kooperatif saat keseimbangan
seimbangan cairan diganti. cairan optimal
cairan 3. Kaji hasil tes
fungsi elektrolit/
ginjal
82

NO Diagnosa Rencana Keperawatan Jam Implementasi Evaluasi


keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 2 3 4 5 6 7 8
6. Anjurkan klien 6.Memenuhi/ 4. Berikan/awasi
minum yang mengganti pemberian cairan
banyak cairan yang IV
hilang 5. Anjurkan klien
minum yang
banyak
6. Tambahan kalium,
oral atau IV sesuai
indikasi
4 Gangguan personal Setelah dilakukan 1. Anjurkan klien 1. Berkumur- 09.00 1. Menganjurkan Tanggal 02- 4-2016
hygiene berhubungan tindakan keperawatan untuk berkumur- kumur dengan klien untuk Jam 13.30 Wit
dengan klemahan fisik, selama 2x 24 jam kumur dengan antiseptik berkumur-kumur S: Klien mengatakan:
yang ditandai dengan: diharapkan defisit betadine kumur dapat dengan betadine - Klien mengatakan
DS.klien mengatakan: perawatan diri dapat setiap pagi dan membantu kumur lebih segar dan
- Tidak pernah teratasi dengan kriteria malam sebelum kebersihan Respon: enak.
hasil: tidur mulut - Klien tampak
menggosok gigi
- Tubuh pasien tampak mengikuti O: Klien tampak:
selama sakit bersih 2. Lakukan 2. Dengan anjuran perawat - Tampak kuku klien
- Tidak pernah - Kuku tampak bersih perawatan kuku menjaga bersih dan pendek
memotong kuku - Mulut tidak berbau klien kebersihan 09.10 2. Memotong dan - Klien dapat
selama sakit - Pasien dapat tangan dapat membersihkan melakukan oral
- Badan hanya melakukan perawatan mengurangi kuku klien yang hygiene sendiri
- Ke kamar mandi oral hygiene invasi bakteri kotor dengan berkumur-
dibantu pathogen Respon: kumur
DO. Klien tampak: kedalam tubuh - Tampak kuku menggunakan
- Dilap-lap saja klien bersih dan betadine kumur
3. Bantu perawatan 3. Agar pendek - Klien tampak
diri klien tiap pagi kebersihan mengikuti anjuran
83

NO Diagnosa Rencana Keperawatan Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 2 3 4 5 6 7 8
- Lidah tampak dan sore tubuh klien 3. Melakukan oral Perawat
kotor tetap terjaga hygiene :
- Mulut berbau Respon : mulut A: Masalah teratasi
- Kuku tampak 4. Berikan edukasi 4. Agar klien tampak bersih,
panjang dan kotor tentang mengerti 09.20 tidak berbau. P: Lanjutkan intervensi
pentingnya tentang 1. Anjurkan klien
- Tampak karang menjaga pentingnya 4. Memandikan klien untuk berkumur-
gigi kebersihan diri menjaga dengan air hangat. kumur dengan
- Dibantu keluarga kebersihan diri Respon: betadine kumur
saat ke kamar - Pasien setiap pagi dan
mandi 09.30 mengatakan lebih malam sebelum
- Dibantu keluarga segar dan enak. tidur
saat berjalan - Pasien tampak 2. Lakukan
tidak berbau perawatan kuku
klien
3. Bantu perawatan
diri klien tiap pagi
dan sore
4. Berikan edukasi
tentang pentingnya
menjaga
kebersihan diri
84

F. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Tn.Y
Umur : 17 Tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Diagnosa Medis : Malaria Tropika ++++
Alamat : Pasir II Jayapura
Tanggal : 03 April 2016

Tabel. 3.10
Catatan perkembangan

Diagnosa
No Catatan Keperawatan Evaluasi
Keperawatan
1 Hipertermi S: klen mengatan Jam 19.30 WIT
berhubungan - Sudah tidak merasa S: Klien mengatakan:
dengan demam - Sudah tidak
- Seing haus merasa demam
peningkatan
- Demam cuma
metabolisme O: klien tampak tadi pagi
- Suhu badan 36,5o C sekitar jam
- Akral hangat 04.30 WIT

A: Hipertermi O: Klien tampak:


- TD : 110/70
P: Lanjutkan Intervensi mmhg
1. Observasi TTV - N : 86 x/ menit
2. Berikan kompres hangat - RR 20 x/ menit
3. Anjurkan memakai - SB : 36,6o C
pakaian yang menyerap - Akral hangat
keringat dan tipis
4 Kolaborasi pemberian A: Masalah teratasi
antipiretik paracetamol 3
x 500 mg P:Lanjutkan
5. Anjurkan klien minum intervensi.
yang banyak 1. Observasi TTV
I: 2. Berikan kompres
Jam 14.15 hangat
1. Memantau tanda-tanda 3. Anjurkan
vital klien. memakai pakaian yang
Respon: menyerap keringat dan
- TD : 100/70 mmhg tipis
- N : 82 x/ menit 4. Kolaborasi
- RR : 20 x/ menit pemberian
- SB : 36,5o C antipiretik
85

NO Diagnosa Evaluasi
Catatan Keperawatan
Keperawatan
Jam 18.00 paracetamol 3 x 500
2. Memberikan obat mg
paracetamol 500 mg. 5. Anjurkan klien
Respon : minum yang banyak
- Klien mengatakan
tidak demam
- SB : 36,5o C

Jam 18.45
3. Memantau tanda tanda
vital klien.
Respon:
- TD : 110/70 mmhg
- N : 86 x/ menit
- RR 20 x/ menit
- SB : 36,6o C

Jam18.55
4. Memberikan HE untuk
melakukan kompres
hangat jika klien
merasa demam
Respon : keluarga
klien mengerti dan
paham atas saran
perawat.

2 Resiko nutrisi S: klien mengatakan Jam 19.40 WIT


kurang dari - Nafsu makan masih S: Klien mengatakan:
kebutuhan kurang - Nafsu makan
tubuh - Mulut masih rasa masih kurang.
berhubungan pahit - Mulut masih rasa
dengan - Cuma makan ¼ pahit
asupan porsi
makanan O: klien tampak O: Klien tampak:
- Makanan tidak - Cuma
dihabiskan menghabiskan ½
A: Resiko nutrisi kurang porsi makanan
dari kebutuhan tubuh
A: Masalah belum
P: Lanjutkan intervensi teratasi
1. Timbang dan pantau
berat badan pasien
minimal 2 hari
86

NO Diagnosa Catatan Keperawatan Evaluasi


Keperawatan
2.Anjurkan pasien untuk P: Lanjutkan
makan sedikit tapi sering intervensi
3.Anjurkan pasien untuk 1. Timbang dan pantau
makan makanan tambahan berat badan pasien
4.Melanjutkan pemberian minimal 2 hari
nutrisi dengan tim gizi 2.Anjurkan pasien untuk
5.Berikan kebersihan oral makan sedikit tapi
sering
I: 3.Anjurkan pasien untuk
Jam 14.10 makan makanan
1. Memantau asupan nutrisi tambahan
klien. 4.Melanjutkan
Respon: pemberian nutrisi
- Klien makan nasi dengan tim gizi
5.Berikan kebersihan
hanya ½ porsi. oral
- Klien mengatakan
nafsu makan masih
kurang
- Mulut masih rasa pahit

Jam 15.00
2. Menganjurkan klien
makan sedikit tapi sering
Respon : Keluarga klien
mengerti dan
memberikan biskuit.

Jam 16.00
3. Kolaborasi dengan tim
gizi untuk pemmberian
diit TKTP

jam 17.00
4. Memberikan makan nasi
1 porsi pada klien
Respon:
- Klien mengatakan
makan nasi 1 porsi
dihabiskan
- Tampak 1 porsi nasi
dihabiskan

S: klien mengatakan
- Masih sering
merasakan haus
87

NO Diagnosa Catatan Keperawatan Evaluasi


Keperawatan
3 Resiko - Tadi pagi sampai Jam 19.45 WIT
kekurangan sekarang baru S: Klien mengatakan:
volume cairan minum air putih 1 - Masih sering merasa
berhubungan botol aqua sedang haus
dengan dan susu 1 gelas - Sejak tadi pagi
Output besar sudah minum air
berlebih O: klien tampak putih sebanyak botol
 Turgor kulit baik aqua besar + 1 gelas
kembali > dari 2 besar susu tadi pagi.
detik O: Pasien tampak:
 CRT kembali > dari  Turgor kulit
3 detik baik kembali >
 Kulit tampak ikterik dari 2 detik
 Conjungtiva anemis  CRT kembali
> dari 3 detik
A: Resiko kekurangan  Kulit tampak
volume cairan ikterik
 Conjungtiva
P: lanjutkan intervensi anemis
1. Awasi tanda-tanda  Klien tampak
vital, pengsia kapiler, terpasang
status membrane IVFD dengan
mukosa, turgor kulit cairan RL 20
2. Awasi jumlah dan tipe
tpm
masukan cairan, ukur
haluran urine dengan - TD : 100/70
akurat mmhg
3. Identifikasi rencana - N : 82 x/ menit
untuk meningkatkan / - RR : 20 x/
mempertahankan menit
keseimbangan cairan  SB : 36,5o C
optimal
4. Kaji hasil tes fungsi A: Masalah belum
elektrolit/ ginjal teratasi
5. Berikan/awasi
pemberian cairan IV
P: Lanjutkan intervensi
6. Anjurkan klien minum
1. Awasi tanda-
yang banyak
tanda vital,
7. Tambahan kalium, oral
pengsia kapiler,
atau IV sesuai indikasi
status membrane
I: mukosa, turgor
Jam 14.10 kulit
2. Awasi jumlah
1. Memantau tanda-tanda dan tipe
kekurangan volume masukan cairan,
cairan klien. ukur haluran
88

NO Diagnosa Catatan Keperawatan Evaluasi


Keperawatan
Respon: urine dengan
 Turgor kulit baik akurat
kembali > dari 2 3. Identifikasi
detik rencana untuk
meningkatkan /
 CRT kembali > dari mempertahanka
3 detik n keseimbangan
 Kulit tampak ikterik cairan optimal
 Conjungtiva anemis 4. Kaji hasil tes
 Klien mengatakan fungsi elektrolit/
masih sering haus ginjal
5. Berikan/awasi
Jam 14.15 pemberian
cairan IV
2. Mengambil darah
6. Anjurkan klien
melalui IV untuk minum yang
pemeriksaan darah. banyak
Respon : klien 7. Tambahan
kooperatif saat perawat kalium, oral atau
mengambil darah IV sesuai
melalui IV, hasil BUN indikasi
35 mg/dl

Jam 14.20
3. Memantau tanda tanda
vital klien
Respon:
- TD : 100/70 mmhg
- N : 82 x/ menit
- RR : 20 x/ menit
- SB : 36,5o C

Jam 14.30
4. Memantau asupan cairan
klien
Respon:
Klien mengatakan
sejak pagi tadi sudah
minum air putih 1 botol
aqua sedang lebih dan
1 gelas besar susu tadi
pagi.
- Klien tampak terpasang
IVFD dengan cairan
RL 20 tpm.
b.
89

NO Diagnosa Catatan Keperawatan Evaluasi


Keperawatan

Jam 15.00
5. Memberikan transfuse
darah golongan darah O
Respon: Klien tampak
kooperatif saat
dilakukan tansfusi dan
mengatakan masih
lemas
4 Gangguan S: klien mengatakan Jam 17.30 WIT
personal - Belum mandi dari S: klien mengatakan:
hygiene tadi pagi - Klien mengatakan
berhubungan - Badan terasa lebih segar dan
dengan lengket enak.
kelemahan
O: klien tampak O: Klien tampak:
- Badan berkeringat - Mengikuti anjuran
- Mulut bau perawat
- Tidak berbau dan
A: Gangguan personal lebih segar
hygiene
A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Anjurkan klien untuk P: Lanjutkan intervensi
berkumur-kumur 1. Anjurkan klien
dengan betadine untuk berkumur-
kumur setiap pagi dan kumur dengan
malam sebelum tidur betadine kumur
2. Lakukan perawatan setiap pagi dan
kuku klien malam sebelum
3. Bantu perawatan diri tidur
klien tiap pagi dan 2. Lakukan perawatan
sore kuku klien
4. Berikan edukasi 3. Bantu perawatan
tentang pentingnya diri klien tiap pagi
menjaga kebersihan dan sore
diri 4. Berikan edukasi
I: tentang pentingnya
Jam 15.00 menjaga kebersihan
diri
1. 1. Menganjurkan klien
untuk berkumur-kumur
dengan betadine kumur
Respon:
90

NO Diagnosa Catatan Keperawatan Evaluasi


Keperawatan
- Klien tampak mengikuti
anjuran perawat

Jam 15.10
2.Memberikan HE tentang
pentingnya kebersihan diri
Respoon : Klien paham
dan mengerti penjelasan
perawat

Jam 16.30
3.Memandikan klien dengan
air hangat.
Respon:
- Klien mengatakan lebih
segar dan enak.
- Klien tampak tidak
berbau
91

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn.Y
Umur : 17 Tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Diagnosa Medis : Malaria Tropika ++++
Alamat : Pasir II Jayapura
Tanggal : 04 April 2016

Tabel. 3.11
Catatan perkembangan

Diagnosa
No Catatan Keperawatan Evaluasi
Keperawatan
1 Resiko nutrisi S: Klien mengatakan Jam 06.30 WIT
kurang dari - Nafsu makan S: Klien mengatakan:
kebutuhan sudah bertambah - Nafsu makan
tubuh - Mulut masih rasa - Makan nasi 1 porsi
berhubungan pahit dihabiskan
dengan - Makan 1 porsi - Mengkonsumsi
asupan habis biskuit yang
makanan dicelupakan ke susu
O: Klien tampak
- Makanan O: Pasien tampak:
dihabiskan - Tampak 1 porsi nasi
dihabiskan
A: Resiko nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi P: lanjutkan intrvensi


1. Timbang dan pantau 1. Timbang dan pantau berat
berat badan pasien badan pasien minimal 2
minimal 2 hari hari
2.Anjurkan pasien 2.Anjurkan pasien untuk
untuk makan sedikit makan sedikit tapi sering
tapi sering 3.Anjurkan pasien untuk
3.Anjurkan pasien makan makanan tambahan
untuk makan 4.Melanjutkan pemberian
makanan tambahan nutrisi dengan tim gizi
4.Melanjutkan 5.Berikan kebersihan oral
pemberian nutrisi
dengan tim gizi
5.Berikan kebersihan
oral
92

NO Diagnosa Catatan Keperawatan Evaluasi


Keperawatan
I:
Jam 19.55
1. Memantau asupan
nutrisi klien.
Respon:
- Klien mengatakan
makan nasi 1 porsi
dihabiskan
- Klien mengatakan
nafsu makan
bertambah.
- Klien mengatakan
mengkonsumsi
biskuit yang
dicelupakan ke susu

Jam 20.00
2. Menimbang berat
badan klien
Respon : BB : 48 kg

Jam 20.10
3. Menganjurkan kien
untuk makan makanan
tambahan
Respon : Klien tampak
memakan biscuit yang
dicelupkan ke susu

Jam 06.30
4. Memberikan makan
nasi 1 porsi pada klien
Respon:
- Klien mengatakan
makan nasi 1 porsi
dihabiskan
- Tampak 1 porsi nasi
dihabiskan
2 Resiko S: klien mengatakan Jam 07.30 WIT
kekurangan - Masih sering S: Klien menatakan
volume merasakan haus  Masih pusing
cairan - Tadi pagi sampai
berhubungan sekarang baru O: Klien tampak:
dengan minum air putih 1
93

NO Diagnosa Catatan Keperawatan Evaluasi


Keperawatan
Output botol aqua sedang  Turgor kulit baik
berlebih dan susu 1 gelas kembali > dari 2
besar detik
O: Klien tampak  CRT kembali >
 Turgor kulit baik dari 3 detik
kembali > dari 2  Kulit tampak
detik ikterik
 CRT kembali >  Conjungtiva tidak
dari 3 detik anemis
 Conjungtiva tidak  Hasil laboratorium
anemis tanggal 4 April
 Hasil laboratorium 2016 HGB : 9,4 L
tanggal 4 April g /dl
2016 HGB : 9,4 L A: Masalah belum teratasi
g /dl
P: Lanjutkan intervensi
A: Resiko kekurangan 1. Awasi tanda-tanda
volume cairan vital, pengsia
kapiler, status
P: Lanjutkan intervensi membrane mukosa,
1. Awasi tanda-tanda turgor kulit
vital, pengsia 2. Awasi jumlah dan
kapiler, status tipe masukan cairan,
membrane mukosa, ukur haluran urine
turgor kulit dengan akurat
2. Awasi jumlah dan 3. Identifikasi rencana
tipe masukan cairan, untuk meningkatkan
ukur haluran urine / mempertahankan
dengan akurat keseimbangan cairan
3. Identifikasi rencana optimal
untuk meningkatkan 4. Kaji hasil tes fungsi
/ mempertahankan elektrolit/ ginjal
keseimbangan 5. Berikan/awasi
cairan optimal pemberian cairan IV
4. Kaji hasil tes fungsi 6. Anjurkan klien
elektrolit/ ginjal minum yang banyak
5. Berikan/awasi 7. Tambahan kalium,
pemberian cairan IV oral atau IV sesuai
6. Anjurkan klien indikasi
minum yang banyak
7. Tambahan kalium,
oral atau IV sesuai
indikasi
94

NO Diagnosa Catatan Keperawatan Evaluasi


Keperawatan
I:
Jam 20.40
1. Memantau tanda-tanda
kekurangan volume
cairan klien.
Respon:
 Turgor kulit baik
kembali > dari 2
detik
 CRT kembali >
dari 3 detik
 Kulit tampak
ikterik
 Conjungtiva tidak
anemis
 Hasil laboratorium
tanggal 4 April
2016 HGB : 9,4 L
g /dl

Jam 20.50
2. Memantau tanda tanda
vital klien
Respon:
- TD : 120/70
mmhg
- N : 82 x/ menit
- RR : 20 x/ menit
- SB : 36,5o C
Jam 21.00
3. Menganjurkan klien
untuk minum yang
banyak
Respon : Klien paham
dan mengikuti anjuran
perawat
Jam 22.00
4. Memberikan transfuse
darah golongan O
Respon:
- Klien mengatakan
masih lemas
95

NO Diagnosa Catatan Keperawatan Evaluasi


Keperawatan
3 Gangguan S: klien mengatakan Jam 09.00 WIT
personal - Sudah mandi tadi S: Pasien mengatakan:
hygiene sore dibantu  Lebih segar setelah
berhubungan keluarga badan dilap-lap
dengan
kelemahan O: klien tampak O: Pasien tampak:
fisik - Badan tampak  Tidak berbau
bersih  Lebih segar
- Mulut tidak berbau A: Masalah teratasi

A: Gangguan personal P: Lanjutkan intervensi


hygiene 1. Anjurkan klien
untuk berkumur-
P: Lanjutkan intervensi kumur dengan
1. Anjurkan klien betadine kumur
untuk berkumur- setiap pagi dan
kumur dengan malam sebelum
betadine kumur tidur
setiap pagi dan 2. Lakukan perawatan
malam sebelum kuku klien
tidur 3. Bantu perawatan diri
2. Lakukan perawatan klien tiap pagi dan
kuku klien sore
3. Bantu perawatan diri 4. Berikan edukasi
klien tiap pagi dan tentang pentingnya
sore menjaga kebersihan
4. Berikan edukasi diri
tentang pentingnya
menjaga kebersihan
diri
I:
Jam 20.00
1. Menganjurkan klien
untuk berkumur-kumur
dengan betadine kumur
Respon:
- Klien tampak
mengikuti anjuran
perawat

Jam 20.10
4. Memberikan HE tentang
pentingnya melakukan
perawatan diri
96

NO Diagnosa Catatan Keperawatan Evaluasi


Keperawatan
Respon : Klien paham
dan mengerti penjelasan
perawat

Jam 05.30
5. Memandikan klien
dengan air hangat.
Respon:
- Pasien mengatakan
lebih segar dan enak.
- Pasien tampak tidak
berbau
97

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas kesenjangan antara teori dengan

kenyataan yang diperoleh berdasarkan Asuhan Keperawatan pada Tn. Y dengan

malaria tropika ++++ (positif 4) di ruang Penyakit Dalam Pria RSUD Jayapura,

yang dilakukan dari tanggal 02 April sampai dengan 04 April 2016. Dalam

memberikan asuhan keperawatan, penulis menerapkan asuhan keperawatan

dengan berpedoman pada 5 (lima ) tahapan proses keperawatan yang terdapat

dalam buku Proses Dan Dokumentasi Keperawatan yang ditulis oleh Nursalam,

yaitu: Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Implementasi, dan

Evaluasi.

A. Pengkajian

Pengkajian adalah dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan

sesuai dengan kebutuhan individu. Oleh karena itu pengkajian yang akurat,

lengkap sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat penting dalam

merumuskan satu diagnosa keperawatan dan memberikan pelayanan

keperawatan sesuai dengan respon individu (Nursalam, 2008).

Pengkajian sebagai langkah awal dalam proses keperawatan telah

dilakukan pada Tn. Y dengan malaria tropika ++++ (positif 4) di ruang

penyakit dalam pria RSUD Jayapura dari tanggal 02 April sampai dengan 04

April 2016. Adapun keluhan yang didapatkan pada saat dikaji adalah: klien

81
98

mengeluh Merasa demam, Pusing, mulut rasa pahit, sering haus, mual, mutah,

kurang nafsu makan, ke kamar mandi dibantu, kemudian pada pemeriksaan

didapatkan data: Keadaan umum : Lemas, kesadaran : Composmentis, tanda-

tanda vital :tekanan Darah : 110 / 80 mmHg, nadi : 96 x / menit, respirasi : 20

x / menit, suhu Tubuh : 38,1 º C, kulit klien tampak ikterik, kulit teraba panas,

muka tampak pucat, akral hangat, berkeringat, bibir tampak kering,

conjungtiva tampak anemis, sclera ikterik, , turgor kulit jelek,kembali > 3

detik.

Berdasarkan hasil pengkajian yang disampaikan diatas maka dapat

disimpulkan bahwa dari teori-teori yang dipelajari tidak ditemukan

kesenjangan atau tidak terlalu menyimpang dari konsep teori, dimana telah

dijelaskan bahwa manifestasi klinik dari malaria menurut Mansjoer (1999)

yaitu demam, splenomegali, anemia, ikterus.

B. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu penjelasan yang menjelaskan

respon manusia atau status kesehatan atau resiko perubahan pola dari individu

atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi

dan memberi intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan,

menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah. (Nursalam, 2008).

Setelah dilakukan pengkajian melalui pengumpulan data yang

dilanjutkan dengan mengklasifikasikan dan menganalisa data didapatkan


99

beberapa masalah keperawatan yang menjadi diagnosa keperawatan. Adapun

diagnosa keperawatan yang didapatkan melalui pengkajian yaitu:

5. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolism.

6. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

asupan makanan yang tidak adekuat.

7. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan output

berlebih.

8. Gangguan personal hygiene berhubungan dengan kelemahan fisik.

Sedangkan berdasarkan teori menurut Doengoes, Moorhouse dan

Geissler, 1999, diagnosa keperawatan yang tidak muncul pada Tn. Y dengan

malaria tropika ++++ adalah :

6. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem

kekebalan tubuh; prosedur tindakan invasive

7. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan

komponen seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan

nutrient dalam tubuh

8. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan HB dalam

darah

Berdasarkan data diatas terdapat kesenjangan diagnosa yaitu resiko

infeksi, yang ada pada teori tidak di temukan pada Ny. N di karenakan

penulis tidak mendapatkan diagnose infeksi tidak terjadi karena kemungkinan

perawat yang menggunakan teknik aseptic dan antiseptic hal ini sesuai

dengan pendapat potter fery (2010) bahwa untuk mencegah terjadinya infeksi
100

dilakukan teknik aseptic dan antiseptic dalam melakukan perwatan.

manifestasi klinis yang menunjukkan ke masalah tersebut.

C. Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan tahapan merencanakan tindakan-

tindakan yang akan dilakukan dalam asuhan keperawatan. Penulis

menetapkan tujuan, sasaran, intervensi, dan rasional untuk memecahkan

permasalahan pasien sesuai dengan diagnosa keperawatan yang diangkat.

Dalam perencanaan ini penulis tidak banyak menggalami hambatan

dalam menetukan rencana asuhan keperawatan karena prioritas masalah yang

muncul penulis menyesuaikan dengan urutan yang di dalam kebutuhan dasar

manusia menurut Abraham Maslow. Rencana tindakan sesuai dengan

masalah pada kasus ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi TTV

2. Berikan kompres hangat

3. Kolaborasi pemberian antipiretik paracetamol 3 x 500 mg

4. Berikan edukasi tentang penyebab hipertermi

5. Anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering

6. Anjurkan pasien untuk makan makanan tambahan

7. Kolaborasi pemberian diit TKTP dengan tim gizi

8. Awasi tanda-tanda vital, pengsia kapiler, status membrane mukosa, turgor

kulit

9. Identifikasi rencana untuk meningkatkan / mempertahankan keseimbangan

cairan optimal

10. Kaji hasil tes fungsi elektrolit/ ginjal


101

11. Berikan/awasi pemberian cairan IV

12. Anjurkan klien minum yang banyak

13. Anjurkan pasien untuk berkumur-kumur dengan betadine kumur

setiap pagi dan malam sebelum tidur

14. Lakukan perawatan kuku pasien

15. Bantu perawatan diri pasien tiap pagi dan sore

Tahap perencanaan pada kenyataan di lapangan yaitu: dalam tahap

perencanaan ini penulis mendapatkan dukungan dari pasien dan keluarga.

Dalam penyusunan perencanaan, penulis menyesuaikan dengan teori yang

didapat dari rencana asuhan keperawatan yang dikemukakan oleh Doengoes,

Moorhouse dan Geissler (1999).

D. Implementasi

Pelaksanaan perawatan di lakukan sesuai dengan tindakan yang telah di

rencanakan sebelumnya, pada pelaksanaan asuhan keperawatan yang

bertujuan untuk mendokumentasikan semua tindakan yang telah di

laksanakan. Untuk melaksanakan tindakan selanjutnya penulis mengadakan

kerjasama atau konsul ( kolaborasi ) dengan kepala ruangan beserta stafnya.

Sesuia dengan perencanaa, maka implementasi yang dilakukan adalah

sebagai berikut : Observasi TTV, Melakukan kompres hangat, Menganjurkan klien

menggunakan pakaian yang tipis, Memberikan obat paracetamol 500 mg,

Menimbang berat badan, Menganjurkan klien makan sedikit tapi sering,

Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tambahan seperti biscuit,

Memberikan makan nasi, Mengkaji jumlah masukan intake klien, Menganjurkan


102

klien untuk minum yang banyak, Menganjurkan klien untuk berkumur-kumur

dengan betadine kumur, Melakukan oral hygiene, Memandikan klien dengan air

hangat, Memberikan HE untuk melakukan kompres hangat jika klien merasa

demam, Mengambil darah melalui IV untuk pemeriksaan darah.

E. Evaluasi

Tahap evaluasi merupakan suatu tahapan untuk mengetahui

keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan. Setelah melakukan asuhan

keperawatan dari tanggal 02 April sampai dengan 04 April 2016, saat

melakukan tindakan keperawatan, semua berjalan dengan baik dan di

temukan 4 (empat) diagnosa keperawatan. Dari keempat diagnosa

keperawatan tersebut terdapat 2 (dua) diagnosa keperawatan yang belum

teratasi dan di lanjutkan oleh petugas di ruangan penyakit dalam pria dan 2

(dua) diagnosa keperawatan dapat teratasi. Diagnosa keperawatan itupun

tidak dapat tercapai tanpa dengan adanya bimbingan dari perawat senior yang

ada serta kerjasama dari pasien dan keluarga.


103

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Tn. Y dengan

malaria tropika ++++ (positif 4) di Ruang Penyakit Dalam Pria Rumah Sakit Umum

Daerah Jayapura, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan antara lain:

1. Pengkajian keperawatan pada Tn. Y di temukan data klien mengeluh merasa

demam, pusing, mulut rasa pahit, sering haus, mual, mutah, , kurang nafsu

makan, hanya menghabiskan 4-5 sedok nasi, Sulit tidur dan kadang terbangun

tidurnya.

2. Masalah-masalah keperawatan pada pasien Tn. Y dengan malaria tropika ++++

(positif 4) adalah sebagai berikut: hipertermi berhubungan dengan peningkatan

metabolisme, resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

asupan makanan yang tidak adekuat, resiko kekurangan volume cairan

berhubungan dengan output berlebih, gangguan personal hygiene berhubungan

dengan kelemahan fisik.

3. Perencanaan yang penulis lakukan sesuai dengan rencana tindakan secara

mandiri untuk memenuhi kebutuhan pasien. Rencana asuhan keperawatan yang

di lakukan pada Tn. Y antara lain manejemen untuk mengatasi masalah

hipertermi, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, memenuhi kebutuhan caian,

dan gangguan personal hygiene.

4. Penulis melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah

di buat. Pelaksanaan keperawatan di lakukan selam 3 (tiga) hari, di mulai dari


104

tanggal 02-04 April 2016. Pelaksanaan asuhan keperawatan yang di lakukan

pada Tn. Y, antara lain: Observasi TTV, Melakukan kompres hangat,

Menganjurkan klien menggunakan pakaian yang tipis, Memberikan obat

paracetamol 500 mg, Menimbang berat badan, Menganjurkan klien makan

sedikit tapi sering, Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan

tambahan seperti biscuit, Memberikan makan nasi, Mengkaji jumlah masukan

intake klien, Menganjurkan klien untuk minum yang banyak, Menganjurkan

klien untuk berkumur-kumur dengan betadine kumur, Melakukan oral hygiene,

Memandikan klien dengan air hangat, Memberikan HE untuk melakukan

kompres hangat jika klien merasa demam, Mengambil darah melalui IV untuk

pemeriksaan darah.

5. Evaluasi yang di lakukan penulis setelah melaksanakan asuhan keperawatan

pada Tn. Y terdapat 2 (dua) diagnosa keperawatan yang belum teratasi yaitu

resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan

makanan yang tidak adekuat, dan resiko kekurangan volume cairan

berhubungan dengan output berlebih, dan intervensi akan dilanjutkan oleh

perawat diruangan Penyakit Dalam Pria Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura,

dan 2 (dua) diagnosa keperawatan yang sudah teratasi yaitu Hipertermi

berhubungan dengan peningkatan metabolism, dan gangguan personal hygiene

berhubungan dengan kelemahan fisik.

6. Pendokumentasi di lakukan dengan catatan perkembangan sesuai model

pendokumentasian SOAP.
105

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi institusi rumah sakit: ditetapkan standar asuhan keperawatan untuk klien

dalam pelayanan di rumah sakit dengan malaria tropika ++++ (positif 4).

2. Bagi pembaca: berharap karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi yang

membaca.

3. Bagi mahasiswa: diharapkan mahasiswa mengetahui tindakan malaria tropika

++++(positif 4) dan penanganannya.

4. Bagi Penulis: berharap karya tulis ilmiah ini dapat menambah ilmu tentang

asuhan keperawatan dengan malaria.


106

DAFTAR PUSTAKA

Boedihartono, 1994, Proses Keperawatan di Rumah Sakit. EGC : Jakarta.

Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC: Jakarta.

Data rekam medik RSUD Jayapura. 2015. Pasien Malaria di Ruang Penyakit

Dalam Pria Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura bulan Januari –

Desember 2015. RSUD Jayapura.

Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care

(2nd ed). Philadelpia, F.A. Davis Company.

Doenges Marlyn E, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Untuk Perencanaan dan

Pendokumentasian Perawatan Pasien, (Edisi 3), (Alih Bahasa 1 Made

Kriase), Jakarta: EGC.

Doenges, M.E. Et.all,. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien edisi 3. Jakarta :

EGC.

Gandahusada S, Ilahude HD, Pribadi W. 2000. Parasitologi Kedokteran. Jakarta:

FK UI.

Harijanto P,N. 2000 Malaria : Epidemologi’, Patogenesis,Mano

Harijanto PN dkk, 2010. Malaria dari Molekuler ke Klinis. Edisi Kedua. EGC,

Jakarta

Haryanto, 2007, Konsep Dasar Keperawatan dan Pemetaan Konsep, Salemba

Medika, Jakarta.
107

Iyer Patricia W, & Nancy H Camp. (2005). Dokumentasi Keperawatan. Jakarta :

EGC

Mansjoer Arif dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Media Aesculaplus.

Jakarta.

Mansjoer, ( 2001)Proses dan Dokuentasi Keperawata, Konsep dan Praktik. Ed 1.

Jakarta: Salemba Medika.

Nanda. 2013. Buku Saku Diagnosa. Jakarta: EGC

Nursalam 2009,Proses dan Dokumentasi Keperawatan,Salemba Medika.Jakarta.

Nursalam. 2001. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Infomedika.

P. N. Harijanto. 2000. Malaria Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan

Penanganan. Jakarta : EGC.

Rahmah, Nikmatur dan Saiful Wahid. 2012. Proses Keperawatan. Ar-Ruzz. Media :

Jogjakarta

Sapardan Subroto, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, edisi 1. Binarupa Aksara:

Tanggerang

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung

Alfabeta.

Tjay & Raharja, (2000) Buku Saku Patologi. Jakarta. Jakarta :EGC.

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC:

Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai