DI SUSUN OLEH :
NIM : PO713201181125
KELAS : II C
TAHUN 2019/2020
BAB I
A. PENGERTIAN/DEFINISI
malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh beberapa parasit plasmodium yang
hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk anopheles betina.
B. ETIOLOGI
a. Plasmodium Falcifarum
b. Plasmodium Vivax
c. Plasmodium Ovale
d. Plasmodium Malariae
e. Plasmodium Knowlesi
C. JENIS-JENIS MALARIA
Jenis malaria ini yaitu penyakit malaria tropica. Penyakit yang biasa disebut juga dengan
sebutan demam rimba atau jungle fever ini juga memiliki nama lain yaitu malaria aestivo
autumnal. Malaria jenis ini disebabkan oleh plasmodium falciparum yang juga merupakan
sebagai penyumbang terbesar kematian akibat malaria. Organisme dalam bentuk plasmodium
falciparum ini akan menghalangi aliran darah menuju ke otak sehingga menyebabkan koma,
mengigau serta yang paling fatal yaitu akan menyebabkan kematian.
b. Malaria Kuartana
Jenis malaria ini yaitu malaria kuartana. Pengertian penyakit malaria jenis kuartana ini adalah
penyakit malaria yang disebabkan oleh plasmodium malariae. Jenis malaria yang satu ini
memiliki masa inkubasi yang lebih lama jika dibandingkan dengan jenis malaria tertian atau
tropika. Gejala yang dialami dalam jenis penyakit ini pada pertama kali tidak akan terjadi hingga
18 sampai 40 hari setelah terjadinya infeksi. Dan selanjutnya gejala akan terus terulang kembali
di setiap 3 hari sekali.
c. Malaria Tertiana
Jenis malaria ini merupakan jenis malaria yang paling ringan yaitu penyakit malaria tertiana. Arti
dari penyakit malaria yang satu ini yaitu penyakit yang disebabkan oleh infeksi plasmodium
vivax. Dalam penyakit malaria jenis ini terdapat gejala demam yang akan terjadi setiap dua hari
sekali yang mana gejala ini akan terjadi setelah gejala yang pertama kali.Dan gejala ini akan
dirasakan oleh penderita selama kurang lebih 2 minggu setelah terjadinya infeksi.
Sesuai dengan namanya, jenis penyakit malaria yang satu ini disebabkan oleh infeksi dari
plasmodium ovale. Jenis penyakit ini hampir sama dengan jenis malaria atertiana. Dimana pada
masa inkubasi penyakit ini, protozoa akan tumbuh di dalam sel hati beberapa hari sebelum
gejala yang pertama terjadi. Dan akhirnya organisme tersebut akan terus berkembang dan
semakin menyerang dan juga menghancurkan sel darah merah, dan hal tersebut akan
mengakibatkan demam tinggi.
D. PATOFISIOLOGI
Nyamuk anopheles yang merupakan vektor penyakit malaria yang mengigit anak. Apabila
kekebelan (daya tahan) tubuh anak baik, maka parasit yang dibawa oleh nyamuk tersebut akan
lemah dan hilang dari tubuh. Apabila daya tahan tubuh anak kurang baik maka parasit tersebut
akan menginfeksi darah. Jenis plasmodium akan mempengaruhi berat ringanya malaria.
Plasmodium valciparung akan menyebabkan malaria yang berat. Parasit yang masuk ke
pembuluh darah akan memasukan seporozoit. Parasit akan tumbuh dan mengalami
pembelahan. Setelah 6-9kali, skizone menjadi dewasa dan pecah serta melepaskan beribu-ribu
merozoit. Sebagian merozoit akan memasuki sel-sel darah merah dan berkembang disini
(CDC,2009). Demam timbul bersamaan dengan pecahnya sekizone darah yang mengeluarkan
anti gen. Kemudian, antigen akan merangsang mikrofak, monosit atau limposit yang
mengeluarkan sitokin dan tumor nectrosits faktor (TNF) yang dibawah kehipotalamus yang
merupakan puisat pengaturan suhu tubuh. Kemudian terjadinya demam. Pembesaran limpa
terjadi karena plasmodium dihancurkan oleh monosit yang menyebabkan bertambahnya sel
radang dan terjadi peningkatan jumlah eritrosit yang berinfeksi parasit. Penyebaran eritrosit ke
pembuluh kapiler menyebabkan oftruksi dalam pembulu dkapiler sehingga terjadi inskemia
jaringan (prossete), yaitu berkumpulnya sel darah merah yang berparasit dengan sel darah
merah lainya (depkesri,2008). Anemia disebabkan oleh pecahnya eritrosit dan difagositosis oleh
sistem retikuloendotelian. Hemolisis dipengaruhi oleh jenis fasmodium dan status imunitas
pejamu. Selain itu, anemia juga disebakan oleh komolisis atau imun dan sekuestrasi oleh limpa
pada eritrosit yang terinfeksi maupun yant normal, serta gangguan eritopoiesits. (Marnia, 2016,
hal. 122)
E. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala yang di temukan pada klien dngan malaria secara umum menurut
Mansjoer (1999) antara lain sebagai berikut :
a. Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporolasi). Pada
Malaria Tertiana (P.Vivax dan P. Ovale), pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas
demamnya setiap hari ke-3, sedangkan Malaria Kuartana (P. Malariae) pematangannya tiap 72
jam dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap serangan di tandai dengan beberapa serangan
demam periodik.
Gejala umum (gejala klasik) yaitu terjadinya “Trias Malaria” (malaria proxysm) secara
berurutan :
1) Periode dingin.
Mulai menggigil, kulit kering dan dingin, penderita sering membungkus diri dengan selimut atau
sarung dan pada saat menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling terantuk,
pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam
diikuti dengan meningkatnya temperatur.
2) Periode panas.
Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap tinggi sampai 400C atau lebih,
respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah-muntah, dapat terjadi syok (tekanan
darah turun), kesadaran delirium sampai terjadi kejang (anak). Periode ini lebih lama dari fase
dingin, dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.
3) Periode berkeringat.
Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai basah, temperatur
turun, penderita merasa capai dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat
dan dapat melakukan pekerjaan biasa.
b. Splenomegali
Splenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala khas Malaria Kronik.
Limpa mengalami kongesti, menghitam dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit
parasit dan jaringan ikat bertambah (Corwin , 2000, hal. 571). Pembesaran limpa terjadi pada
beberapa infeksi ketika membesar sekitar 3 kali lipat. Lien dapat teraba di bawah arkus costa
kiri, lekukan pada batas anterior. Pada batasan anteriornya merupakan gambaran pada palpasi
yang membedakan jika lien membesar lebih lanjut. Lien akan terdorong ke bawah ke kanan,
mendekat umbilicus dan fossa iliaca dekstra.
c. Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah anemia
karena Falcifarum. Anemia di sebabkan oleh penghancuran eritrosit yang berlebihan. Eritrosit
normal tidak dapat hidup lama (reduced survival time). Gangguan pembentukan eritrosit karena
depresi eritropoesis dalam sumsum tulang (Mansjoer. dkk, Hal. 411).
d. Ikterus
Ikterus adalah diskolorasi kuning pada kulit dan skIera mata akibat kelebihan bilirubin
dalam darah. Bilirubin adalah produk penguraian sel darah merah.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1) Waktu pengambilan sampel harus tepat yaitu pada akhir periode demam memasuki
periode berkeringat. Pada periode ini jumlah trophozoite dalam sirkulasi dalam mencapai
maksimal dan cukup matur sehingga memudahkan identifikasi spesies parasit.
2) Volume yang diambil sebagai sampel cukup, yaitu darah kapiler (finger prick) dengan
volume 3,0-4,0 mikro liter untuk sediaan tebal dan 1,0-1,5 mikro liter untuk sedian tipis.
3) Kualitas perparat harus baik untuk menjamin identifikasi spesies plasmodium yang tepat.
Prinsip dasar: tes floresensi yaitu adanya protein pada plasmodium yang dapat
mengikat acridine orange akan mengidentifikasi eritrosit terinfeksi plasmodium. QBC
merupakan teknik pemeriksaan dengan menggunakan tabung kapiler dengan diameter tertentu
yang dilapisi acridine orange tetapi cara ini tidak dapat membedakan spesies plasmodium dan
kurang tepat sebagai instrumen hitung parasit.
c. Pemeriksaan imunoserologis
d. Pemeriksan Biomolekuler
Diagnosa keperawatan pada pasien dengan malaria berdasarkan dari tanda dan gejala yang
timbul dapat diuraikan seperti dibawah ini (Doengoes, Moorhouse dan Geissler, 1999):
b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem kekebalan tubuh;
prosedur tindakan invasif
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan yang
tidak sdekuat,anorexia, mual/muntah
H. PENGOBATAN
Secara global WHO telah menetapkan dipakainya obat ACT (Artemisinin base
pengobatan. Selain itu juga bekerja membunuh plasmodium dalam semua stadium termasuk
gametosit. Juga efektif juga terhadap semua spesies P.
Golongan Artemisinin
Artemisin ialah:
- Artesunat
- Artemeter
4 mg/kg dibagi 2 dosis hari ke-I, 2 mg/kg/hari untuk 6 hari
- Artemisinin
I. KOMPLIKASI
Menurut Gandahusa, Ilahude dan Pribadi (2000) beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada
penyakit malaria adalah :
a. Malaria otak
Malaria otak merupakan penyulit yang menyebabkan kematian tertinggi (80%) bila
dibandingkan dengan penyakit malaria lainnya. Gejala klinisnya dimulai secara lambat atau
setelah gejala permulaan. Sakit kepala dan rasa ngantuk disusul dengan gangguan kesadaran,
kelainan saraf dan kejang-kejang bersifat fokal atau menyeluruh.
b. Anemia berat
Komplikasi ini ditandai dengan menurunnya hematokrit secara mendadak (<> 3 mg/ dl.
Seringkali penyulit ini disertai edema paru. Angka kematian mencapai 50%. Gangguan ginjal
diduga disebabkan adanya Anoksia, penurunan aliran darah keginjal, yang dikarenakan
sumbatan kapiler, sebagai akibatnya terjadi penurunan filtrasi pada glomerulus.
d. Edema paru
Komplikasi ini biasanya terjadi pada wanita hamil dan setelah melahirkan. Frekuensi
pernapasan meningkat. Merupakan komplikasi yang berat yang menyebabkan kematian.
Biasanya disebabkan oleh kelebihan cairan dan Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS).
e. Hipoglikemia
Konsentrasi gula pada penderita turun (< style="font-weight: bold;">B. Konsep Dasar Asuhan
Keperawatan.
J. PENCEGAHAN
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
INFORMASI UMUM No Rekam medis : 065288
Ibu :
Nama : Ny. N
Umur : 45 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Agama : Islam
Alamat : Minasatene
REAKSI HOSPITALISASI
Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
Ibu khawatir dengan kondisi anak yang semakin hari demam semakin tinggi disertai
menggigil
Mengapa keluarga membawa kamu ke rumah sakit? Karena keluarga khawatir dengan
kondisi anak
Menurutmu apa penyebab kamu sakit? Karena mengalami demam tinggi dan
menggigil
Bagaimana rasanya dirawat di RS? Membosankan dan tidak bisa bermain dengan
teman
1.Elektrokardiografi
HR : 74/min
RR : 816 MS
QRS : 96 ms
QT/QTc : 444/492 ms
P/PQ(PR) : 106/162 ms
P/QRS/T :47derajat/61derajat/
43derajat
: meninggal
: pasien
Rabu, 5
februari 2020 1. Monitoring suhu tubuh S : Pasien mengeluh demam
Hasil : 38 derajat celcius
2. menganjurkan untuk tirah baring O : klien teraba panas
Hasil: pasien dapat beristirahat
3. berkolaborasi dengan dokter A : Demam
dalam pemberian obat cairan
dan elektrolit intravena P : demam menurun
hasil: Paracetamol 1.Monitor suhu tubuh
2. Kolaboras
pemberian cairan
dan elektrolit
intravena
BAB III