Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA TN. D DENGAN MALARIA

DI RUANG IGD RST BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Gadar

Dosen Pembimbing : Ns. Ainnur Rahmawati , M.Kep

Disusun oleh :
1. Aditya Ilham S. (18.002)
2. Amaynda M. ( 18.009)
3. Nadya Tri W. (18.053)
4. Nur Setyo Sukma (18.058)
5. Retno Wulandari (18.061)
6. Rizky Adi Prabowo (18.065)

PROGAM DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESDAM IV/DIPONEGORO


SEMARANG

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit malaria saat ini masih mrupakan masalah kesehatandi
Indonesia, khusunya di bagian timur Indonesia dengan mortalitas 30%-60%
yang biasanya terjadi di wilayah Papua dan sekitarnya yang di ukur oleh
Annual Malaria Incidence (AMI) sejak tahun 2016-2021 cenderung
meningkat.
Malaria yaitu salah atu penyakit infeksi yang di sebabkan oleh parasit
Plasmodium melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Pada tubuh manusia,
parasit membelah diri dan bertambah banyak di dalam hati dan kemudian
menginfeksi sel darah merah. Pada manusia dapat di sebabkan oleh P.
Malarie, P vivax, P ovale dan P falciparum, merupakan yang paling berbahaya
dan dapat mengancam nyawa.
Malaria masih menjadi masala kesehatan di dunia terutama di negara-
negara yang beriklim tropis dan secara ekonomis masih tertinggi dan belum
berkembang. Tetapi malaria cukup tingg merupakan di Indonesia bagian timur
seperti ( NTT, Papua, Maluku) sedangkan provinsi terendah adalah di daerah
(Jabar, Banten, DKI Jakarta, Bali, Jawa Timur)
Provinsi Papua mnempati urutan provinsi malaria paling klinis
tertinggi ketiga di Indonesia, karena daerah ini merupakan desa terpencil
dengan kondisi lingkungan yang kurang baik, dari transportasi, maupun
komunikasi yang sulit di jangkau dan di akses dengan pelayanan kesehatan
yang kurang memadai.
B. Tujuan
1. Agar mengetahui dan memahami tentang Malaria
2. Agar mengetahui dan memahami tentang Etiologi Malaria
3. Agar mengetahui dan memahami tentang Patofisiologi Malaria
4. Agar mengetahui dan memahmi tentang Pathway Malaria
5. Agar mengetahui dan memahami tentang Manifestasi Klinik Malaria
6. Agar mengetahui dan memahami tentang Pemeriksaan Penunjang Malaria
7. Agar mengetahui dan memahami tentang Penatalaksanaan Malaria
8. Agar mengetahui dan memahami tentang Komplikasi Malaria
BAB II
KONSEP TEORI

A. PENGERTIAN
Penyakit malaria adalah suatu penyakit yang di sebabkan oleh parasit dari
kelompok Plasmodium yang berada di dalam sel darah merah, atau sel hati yang
di tularkan oleh nyamuk Anopheles. Sampai saat ini telah di teridentifikasi
sebanyak 80 spesies Anopheles dan 18 spesies diantaranya telah di konfirmasi
sebagai vektor malaria.
Penyakit malaria adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh sporozo dari
genus plasmodium yang berada di dalam sel darah merah, atau sel hati, yang
sampai saat ini di kenal cukup bayak spesies dari plasmodium yang terdapat pada
burung, monyet, kerbau, sapi, binatang melata.
Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam berkala yang di sebabkan oleh
parasit Plasmodium dan ditularkan oleh sejenis nyamuk Anopheles. (Tjay dan
Raharja, 2017)
B. ETIOLOGI
Agen penyebab malaria dari genus Plasmodium, Familia Pasmodiidate, dari
Ordo Coccidiidae. Penyeb malaria pada manusia di Indonesia sampai saat iniada
2 spesies plasmodium yaitu Plasmodium Vivax sebagai penyebab malaria
tertiana, Plasmodium Ovale, jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di
Afrika, jenis plasmodium yang sering di jumpai adalah Plasmodium Vivax dan
Plasmodium Ovale yang sering menyebabkan kekambuhan.
C. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi pada malaria masih belum di ketahui dengan pasti. Berbagai
macam teori dan hipotesis telah di kemukakan. Perubahan patofisiologi pada
malaria terutama mungkin berhubungan dengan gangguan aliran darah setempat
sebagai akibat melekatnya erittrosit yang mengandung parasit pada endothelium
kapiler. Perubahan ini cepat reversibel pada mereka yang dapat tetap hidup. Peran
beberapa mediator humoral msih belum pasti, tetapi mungkin terlibat dalam
patogenesis demam dan peradangan. Skizogoni eksoeritrositik mungkin dapat
menyebabkan reaksi leukosit an fagosit, sedangkan sprozoit dan gamelosit tidak
mnimbulkan perubahan patofisiologi. Patofisiologi malaria adalah multi faktor
dan mungkin berhubungn dengan hal-hal
a. Penghancuran eritrosit yang dapat menyebabkan anemia dan anoreksia
jaringan, dengan hemolisis intravaskuler yang berat dapat terjadi
hemoglobinuria dan dapat mengakibatkan gagal ginjal.
b. Pelepasan mediator endotoksin-makrofag. Pada proses ini skizoni yang
melepaskan andoktosin, makrofag melepaskan berbagai mediator
endotoksin.
c. Plepasan TNF (Tumor necrosing factor, atau faktor nekrosis tumor) yang
merupakan suatu monokin yang di lepas oleh adanya parasit malaria ini
bertanggung jawab terhadap demam, hipoglikemi, ARDS.
d. Sekuetrasi eritrosit yang terinfeksi dapat membentuk knob di
permukaannya. Knob ini mengandung antigen malaria ynag kemudian
akan bereaksi dengan antibody. Eritrosit yang terinfeksi akan menempel
pada endotel kapiler alat dalam dan membentu gumpalan sehingga terjadi
bendungan.
D. PATHWAY
E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala dari penyakit ini terdiri atas serangan demam dengan interval tertentu
(parokisme) yang di selingi oleh suatu periode (periode laten) dimana penderita
bebas sama sekali dari demam. Jadi gejala klinis utama dari penyakit malaria
adalah demam, menggigil secara berkala dn akit kepala yang biasa disebut Trias
Malaria (Malaria Paroxysm)
Kadang menunjukan gejala klinis lain seperti : badan terasa lemas, pucat
karena kekurangan sel darah merah dan berkeringat, napsu makan menurun, mual,
kadang muntah, sakit kepala terus menerus, khususnya pada infeksi dengan
falsiparum. Dalam keadaan menahun (kronis) gejala tersebut diatas disertai
dengan pembesaran limpa. Pada malaria berat gejalanya sama seperti di atas
disertai kejang-kejang dan penurunan kesadaran sampai koma. Pada anak, makin
muda usianya makin tidak jelas gejala klinisnya, tetapi yang menonjol adalah
diare dan anemia serta adanya riwayat kunjungan atau perasal dari malaria.
a. Stadium menggigil
Dimuali dengan menggigil dan perasaan sangat dingin, nadi cepat, lemah
dan bibir maupun jari kebiruan. Penderita mungkin muntah dan pada anak
sering terjadi kejang, stadium ini berlangsung 15 menit hingga 1 jam.
b. Stadium demam
Setelah merasa kedinginan penderita merasa kepanasan, muka merah, kulit
kering, dan terasa sangat panas seperti terbakar, sakit kepala, nadi lebih
kuat, pendeita mersa haus dan suhu tubuh bisa mencapai 41 , stadium ini
berlangsung 2-4 jam.
c. Stadium berkeringat
Penderita berkeringat banyak , shu badan menurun dengn cepat, kadang
sampai di bawah suhu normmal, dapat nyenyak dan setelah bangun tidur
serasa lelah tapi tidak ada gejala lain, stadium ini berlangsung antara 2-4
jam.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosa malaria didasarkan atas manifestasi klinis dengan uji
imunoserologis dan menemukan parasit (plasmodium) malaria dalam darah si
penderita. Penegakan diagnosis melalui pemeriksaan laboraturium memerlukan
persyaratan tertentu agar mempunyai nilai diagnostik yang tinggi yaitu : waktu
pengambilan sample harus tepat yaitu pada akhir periode demam memasuki
periode berkeringat, akrena periode ini umlah trophozite dalam sirkulasi
mencapai maksimal dan cukup matur sehingga sample cukup yaitu darah kapiler.
a. Secara laboratorium darah lengkap guna mengetahui kadar eritrsit,
leukosit, dan trombosit. Biasanya pada kasus malaria dijumpai jika kadar
eritrositnya dan hemoglobinnya menurun. Hal ini disebabkan karena
pengrusakan eritrosit oleh parasit. Pada malaria akut juga terjadi
penghambatan eritropoesis pada sumsum tulang dapat di jumpai
trombositopenia yang dapat menganggu proses koagulasi
b. Tes antigen : p-f test yaitu untuk mendeteksi antigen dari P. Falciparum
yang dapat mendeteksi sangat cepatt hanya 3-5 menit, tidak memerlukan
latihan khusus, dan alat khusus
c. Tes serologi : mulai diperkenalkan sejak tahun 1962 dengan memakai
teknik indirect fluorescent antibody, tes ini berguna untukmendeteksi
adanya antibody specific terhadap malaria atau pada keadaan dimana
parasit sangat minimal.
d. Tes PCR : dianggap sangat peka dengan teknologi amplifikasi DNA,
waktu dipakai cukup cepat dan sensivitasnya maupun spesifitasnya tinggi.
G. PENATALAKSANAAN
Non farmakologi
a. Semprotkan atau gunakan obat pembasmi nyamuk di sekitar tempat tidur
b. Gunakan pakaian yang bisa menutupi tubuh disaat senja sampai fajar
c. Gunakan kelambu di atas tempat tidur untuk menghalangi nyamuk
mendekat.
d. Jangan biarkan air tergenang lama di got, bak mandi, bekas kaleng, yang
bisa mnejadikan tempat nyamuk.
Farmakologi
a) Pengobatan yang diberikan oleh pengobatan radikal malaria dengan
membunuh semua stadium parasit yang ada di dalamnya tubuh manusia,
adapun tujuan pengobatan radikal unbtuk mendapat kesembuhan klinis
dan parasitologik serta memutuskan rantai penularan. Semua obat anti
malaria tidak boleh di berikan dalam keadaan perut kosong karena dapat
bersifatmengiritasi lambung, oleh sebab itu penderita harus makan terlebih
dahulu setiap akna meminum obat.
b) Pemberian obat malaria berat Artesurat parenteral di rekomendasikan
untuk di gunakan di Rumah Sakit dan Puskesmas dan Artemeter
intramuskular dapat direkomendasikan untuk di lapangan atau puskesmas
perawatan.
c) Kemoprofilaksis bertujuan untuk mengurangi resiko infeksi malaria
sehingga bila terinfeksi maka gejala klinis tidak berat , ini ditujukan oleh
orang yang bepergian ke daerah yang terjangkit
H. KOMPLIKASI
a. Anemia parah sel darah merah tidak dapat membawa cukup oksigen ke
seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan rasa kantuk dan penderita merasa
lemas.
b. Malaria otak jarang terjadi namun, pembuluh darah kecil yang menuju ke
otak dapat terhambat atau bahkan tersumbat yang menyebabkan kejang,
kerusakan otak, dan koma
c. Gagal fungsi organ tubuh dapat mengakibatkan gagal ginjal, gagal fungsi
organ hati, dan pecah organ limpa.
d. Gangguan pernafasan yang menumpuk cairan diparu-paru yang akan
menyulitkan sulit bernafas
e. Hipoglikemia kadar gula dalam darah abnormal
f. Dehidrasi
g. Tekanan darah menurun
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN
A. Identitas
Nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, tanggal dan jammasuk RS, nomor register, diagnosa medis.
B. Riwayat kesehatan
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan,
seperti lemah, pusing, sesak nafas.
C. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan yang terjadi sekarang biasnya, klien mengeluh demam, badan tidak
enak, mual, muntah
D. Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian yang perlu di tanyakan adalah adanya penyakit dahulu atau
riwayat medis yang dilakukan klien, alergi, gagal ginjal, dan sebagainya
E. Riwayat penyakit keluarga
Perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang pernah sakit malaria, jika
memang ada bissa jadi penyakit yang sekarang adalah penyakit keturunan.
F. Activity Daily Living
1. Aktivitas/ istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan.
Tanda : takikardi, kelemahan otot, penurunan kekuatan.
2. Sirkulasi
Tanda : tekanan darah normal sampai dengan menurun, dengan denyut
nadi cepat, kulit hangat, pucat atau lembab, hipovolemia, penurunan
aliran darah.
3. Eliminasi
Gejala : diare atau konstipasi, penurunan jumlah keluaran urine.
Tanda : distensi abdomen
4. Makanan dan cairan
Gejala : anoreksia, mula, muntah
Tanda : penurunan BB, penurunan haluaran urine.
5. Neuro sensori
Gejala : sakit kepala, pusing, hingga pingsan.
Tanda : gelisah, ketakutan, delirium sampai dengan koma
G. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Klien terlihat lemah, dan tampak pucat, kulit teraba hangat, terpasang
infus di tangan kanannya.
2. TTV
TD : 125/70 mmHg
N : 104x/mnt
S: 39,4 C
RR: 20x/mnt
SPO2 : 96%
3. Reiew of system
- B1 (Breath) pasien dengan malaria bila terjadi penafasan dangkal,
cepat, bantu dengan oksigen
- B2 (Blood) hasil pemeriksaan kardiovaskuler dapat ditemukan nadi
bradikardi, takikardi, frekuensi cepat atau lemah, dan dapat di jumpai
engan hasil kadar HB rendah dan anemia
- B3 (Brain) status mental pada pasie malaria kondisi lanjut bisa terjadi
penurunan kesadaran, gelisah dan kejang.
- B4 ( Bladder) klien dengan malaria biasanya ditemukan BAK lebih
sering, urine berwarna gelap
- B5 ( Bowel) klien ini biasanya terlihat mukosa kering, kesulitan
dalam menelan, kembung, nyeri tekan pada epigastrik, nafsu makan
menurun mual, muntah, pembesaran limpa, kulit terlihat kuning
H. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
I. Intervensi

Tanggal DX NOC NIC


/ Jam
15 1 Setelah di lakukan tindakan - Monitor suhu dan
Maret keperawatan selama 1 jam, di ttv
- Monitor keadaan
2021 harapkan masalah Hipertermi
umum
berhubungan dengan proses penyakit - Batasi aktivitas
11.00 dapat teratasi dengan kriteria hasil : klien
- Kolaborasi dalam
WIB - Bebas dari kedinginan
pemberian
- Suhu tubuh stabil 36 C
analgetik
- Trombosit bisa stabil hingga
naik
DAFTAR PUSTAKA
Widoyono. Malaria. Dalam: Safitri Amalia, Astikawati Rina, editors.
Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan
Pemberantasannya. Semarang: Erlangga; 2018: 111-21.

Jiram AI, Vythilingam I, Noor Azian YM, Yusof YM, Azhari AH, Fong MY.
Entomological investigation of Plasmodium knowlesi vectors in Kuala Lipis,
Pahang, Malaysia. Malar J. 2017; 11: 213

Kementerian Kesehatan RI. Info datin malaria. Jakarta: Pusat Data dan
Informasi Kemenkes RI; 2016.

Jafar Nurhaedar. Anemia di daerah endemik malaria (tesis). Makasar:


Universitas Hasanuddin; 2017

Irawan H, Merry MS, Wuryaningsih YNS, Baskoro T. Profil hematologik


berdasarkan jenis plasmodium pada pasien malaria rawat inap di RSK
Lindimara, Sumba Timur. BIK DW. 2017; 2(2): 394-401.

Anda mungkin juga menyukai