Anda di halaman 1dari 48

Nursing SciencePembelajaran ilmu keperawatan

Skip to content

Home

About

Akreditasi

Alumni

Format Pengkajian Keperawatan

Pengumuman

Program Akademik

← ASUHAN KEPERAWATAN GADAR PADA KLIEN YANG MENGALAMI STROKE NON HEMORARGIK DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI
JARINGAN SEREBRAL DI RUANG IGD RSUD GENTENGASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DENGUE HAEMORRHAGIC FAVER (DHF) →

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN MALARIA

Posted on August 29, 2018by samoke2012

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar belakang
Memasuki milenium ke-3 infeksi malaria masih merupakan masalah klinis bagi negara tropik/subtropik dan negara berkembang maupun negara
yang sudah maju. Malaria merupakan penyebab kematian utama penyakit tropik, diperkirakan satu juta penduduk meninggal tiap tahunnya dan
terjadi kasusu malaria baru 200-300 juta/tahun. Malaria berasala dari bahasa italia (mala+aria) yang berarti “udara yang jelek/salah”baru sekitar
tahun1880 charles louis alphone lavera dapat membuktikan bahwa malaria dapat disebabkan oleh danya parasit didalam sel darah merah, dan
kemudian ronald ross membuktikan siklus hidup plamodium dan trasmisi penularanya pada nyamuk.eleh karena penemuanya laveran dan ross
mendapatkan hadiah nobel.

Laporan kasus malaria yaitu demam dengan speonomegali telah ditulis dalam literatur kunodari cina yaitu nei ching conon of medice pada tahun
1700 SM. Dan dari mesir dalam ebers popyrus pada tahun 1570 SM. Tahun 1948 ditemukan siklus ekssoeritroter pada p.cynomologi oleh shortt
dan gsrham; dan pada tahun 1980 krotoski dan gamham menemukan bentuk dari jaringan yang disebut hipnozoit yang menyebabkan terjadinya
replas. (Setiati, 2014, hal. 595)

Batasan masalah

Pada pembahasan ini hanya membatasi konsep, teori penyakit dan konsep asuhan keperawatan pada klien dengan malaria.

Rumusan masalah

Apa definisi malaria ?

Bagaimana etiologi penyakit malaria ?


Bagaimana tanda gejala malaria ?

Bagaimana patofisiologi malaria ?

Apa saja klasifikasi malaria ?

Apa komplikasi malaria ?

Bagaimana pengkajian asuhan keperawatan malaria ?

Apa saja diagnosa keperawatan malaria ?

Bagaimana intervensi keperawatan malaria ?

REPORT THIS AD

Tujuan

Tujuan umum

Untuk mengetahui penjelasan secara detail tentang penyakit malaria

Tujuan khusus

Untuk memahami apa yang dimaksud penyakit malaria


Untuk mengetahui apa etiologi malaria

Untuk mengetahui tanda dan gejala malaria

Untuk mengetahui patofisiologi malaria

Untuk mengetahui klasifikasi malaria

Untuk mengetahui komplikasi dari malaria

Untuk mengetahui pengkajian asuhan keperawatan malaria

Untuk mengetahui diagnose keperawatan malaria

Untuk mengetahui intervensi keperawtan malaria


REPORT THIS AD
BAB II

TINJAU PUSTAKA

Konsep penyakit

Definisi

Penyakit malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan plasmodium, dimana proses
penularanya melalui gigitan nyamuk anopheles. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali terdapat diwilayah tropik , misalnya amerika, asia, dan
afrika/ ada 4 jenis type plasmodium parasit yang dapat meng-infeksi manusia, namun yang sering kali di temukam pada kasus penyakit malaria
adalah plasmodium falciparum dan plasmodium vivax. Lainnya adalah plasmodium overle dan palsmodium malariae. (Nurarif & Kusuma, 2012,
hal. 291)
Infeksi malaria disebabkan oleh adanya parasit plasmodiumdidalam darah atau jaringan yang dibuktikan dengan pemeriksaan mikroskopik yang
positif, adanya antigen malaria dengan tes cepat, ditemukan DNA/RNA parasit pada pemeriksaan PCR. Infeksi malaria dapat memberikan gejala
mengigil, anemia, dan splemegali. Pada individu yang imun dapat berlangsumg tampa gejala (asimtomatis). Penyakit malaria (asimtomatis) :
ialah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit plasmodium didalam eritrosit dan biasanya disertai dengan gejala demam. Dapat berlangsung
akut ataupun kronik. Infeksi malaria dapat berlangsung tampa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik yang dikenal malaria berat.
Sejenis infeksi parasit yang menyerupai malaria ialah infeksi babesiosa yang menyebabkan babesiosis. (Setiati, 2014, hal. 595)

Etiologi

Menurut harijanto (2000) ada empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan infeksi yaitu,

Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan malaria tertiana/vivaks (demam pada tiap hari ke tiga )

Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan mempunyai perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan
dan menyebabkan malaria tropika/falsiparum (demam taiap 24-48 jam)

Plasmodium malariae, jarang di temukan dan menyebabkan malaria quartana/malariae(demam tiap ahri ke empat).

Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah afrika dan pasifik barat,di indonesia dijumpai dinusa tenggara barat dan irian, memberikan infeksi yang
paling ringan dan dapat sembuh sepontan tampa pengobatan, menyebabkan malaria ovale(Nurarif & Kusuma, 2012, hal. 291)

REPORT THIS AD
Manisfestasi klinis

Demam

Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporolasi). Pada malaria tertiana (p. Vivax p. ovale), pematangan skizon
tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke-3, sedangkan malaria kuartana (p. Malariae) pematang tiap 72 jam dan periodisitas
demam tiap 4 hari.tiap serangan ditadai dengan beberapa serangan periodik. Gejala umum (gejala klasik) yaitu terjadinya “trias malaria”
(malaria proxysm) secara berurutan :

Periode dingin

Mulai mengigil, kulit kering dan dingin, penderita sering membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada saat mingigil sering seluruh
badan bergetar dan gigi-gigi saling teratuk, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Preode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti
dengan meningkatnya temperatur

Periode panas

Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap tinggi samapai 40oc atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri
retroorbital, muntah-muntah, dapat terjadi syok (tekanan darah turun), kesadaran delirium sampai terjadi kejang (anak). Periode ini lebih lama
dari fase dingin, dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.

Preode berkeringat

Penderita berkeringat malai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, samapi basah, temperatur turun, penderita capai dan sering tertidur, bila
penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa.
Spenomegali

Spenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala khas malaria kronik, limpa mengalami kongesti, menghitam dan menjadi keras
karena timbunan pigman eritrosit dan jaringan ikat bertambah. Pembesarn limpa terjadi pada beberapa infeksi ketika membesr sebesar 3 kali
lipat, lien dapat teraba di bawah arkus costa kiri, lekukan pada batas anterior. Pada batas anterior merupakan gambaran pada palpasi yang
membedakan jika lien membesar lebuh lanjut. Lien akan terdorong ke bawah ke kanan, mendekat umbilicus dan fossa iliaca dekstra.

Anemia

REPORT THIS AD

derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah anemia karena falciparum. Anemia di sebabkan oleh penghancuran
eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduced survival time). Ganguan pembentukan eritrositkarena depresi eritropoesisdalam sumsum
tulang.

Ikterus

Adalah disklorasi kuning pada kulit dan sklera mata akibat kelebihan bilirium dalam darah. Bilirium adalah produk penguraian sel darah merah
terhadap tiga jenis ikterus antara lain :

Ikterus hemolitik
Disebabkan oleh lisisnya (penguraian) sel darah merah yang berlebihan. Ikterus ini dapat terjadi pada diktruksi sel darah merah yang berlebihan
dan hati dapat mengkonjukasikan semua bilirubin yang di hasilkan

Ikterus hepatoseluler

Penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin oleh hati terjadi pada disfungsi hepatosit dan disebut dengan hipatoseluler

Ikterus obstruktif

Sumbatan terhadap aliran darah ke empedu keluar hati atau melalui duktus biliaris disebut dengan ikterus obstuktif. (Nurarif & Kusuma, 2012,
hal. 292)

Patofisiologi

Nyamuk anopheles yang merupakan vektor penyakit malaria yang mengigit anak. Apabila kekebelan (daya tahan) tubuh anak baik, maka parasit
yang dibawa oleh nyamuk tersebut akan lemah dan hilang dari tubuh. Apabila daya tahan tubuh anak kurang baik maka parasit tersebut akan
menginfeksi darah. Jenis plasmodium akan mempengaruhi berat ringanya malaria. Plasmodium valciparung akan menyebabkan malaria yang
berat. Parasit yang masuk ke pembuluh darah akan memasukan seporozoit. Parasit akan tumbuh dan mengalami pembelahan. Setelah 6-9kali,
skizone menjadi dewasa dan pecah serta melepaskan beribu-ribu merozoit. Sebagian merozoit akan memasuki sel-sel darah merah dan
berkembang disini (CDC,2009). Demam timbul bersamaan dengan pecahnya sekizone darah yang mengeluarkan anti gen. Kemudian, antigen
akan merangsang mikrofak, monosit atau limposit yang mengeluarkan sitokin dan tumor nectrosits faktor (TNF) yang dibawah kehipotalamus
yang merupakan puisat pengaturan suhu tubuh. Kemudian terjadinya demam. Pembesaran limpa terjadi karena plasmodium dihancurkan oleh
monosit yang menyebabkan bertambahnya sel radang dan terjadi peningkatan jumlah eritrosit yang berinfeksi parasit. Penyebaran eritrosit ke
pembuluh kapiler menyebabkan oftruksi dalam pembulu dkapiler sehingga terjadi inskemia jaringan (prossete), yaitu berkumpulnya sel darah
merah yang berparasit dengan sel darah merah lainya (depkesri,2008). Anemia disebabkan oleh pecahnya eritrosit dan difagositosis oleh sistem
retikuloendotelian. Hemolisis dipengaruhi oleh jenis fasmodium dan status imunitas pejamu. Selain itu, anemia juga disebakan oleh komolisis
atau imun dan sekuestrasi oleh limpa pada eritrosit yang terinfeksi maupun yant normal, serta gangguan eritopoiesits. (Marnia, 2016, hal. 122)

REPORT THIS AD

Pathway (Wijaya, 2013, hal. 186)

Nyamuk tersebut terkontaminasi plasmodium

Orang yangb belum terinfeksi masuk ke dalam pembuluh darah (30 menit)

Peningkatan permeabilitas sawar darah otak

Terjadi trombosit dan emboli

Anhopheles mengigit manusia yang terinfeksi malaria


Ekso-eriitrositer primer membagi diri

SS

terjadi proses inflamasi dari pembuluh darah otak


REPORT THIS AD

Peningkatan FDP (fibrin degradation product)

Merozoid / schizont muda

Merusak sel darah merah

Respon inflamasi

Pembuluh darah lebih premebialitas

Masuk jaringan otak dan cairan serebrospinal

Merusak sel darah merah


REPORT THIS AD
Activasi monocyt dan makrofage

Edema otak

– menggigil

– Suhu tubuh tinggi

– Berkeringat

Gangguan rasa nyaman

Terjadi malaborsi asam amino, gula dan lemak

Respon inflamasi

Pusat lapar
REPORT THIS AD

Terjadi gangguan mukosa usus

Anorexia

Gangguan nutrisi

Nusea, muntah diare


Klasifikasi

Malaria tropika penyebabnya adalah plasmodium falciparum dengan masa inkubasi 9-14 hari

Malaria quartana penyebabnya plasmodium dengan masa inkubasi 18-40 hari

Malaria tertianan penyebab plasmodium vivex dengan masa inkubasi 12-17 hari

Malaria ovale yang disebabkan plasmodium dengan masa inkubasi. (Marnia, 2016, hal. 122)

Komplikasi

Menurut Iskandar Zulkarnain, 2014 : 613, komplikasi malaria umumnya disebabkan karena P.falciparum dan sering disebut pernicious
manifestations. Sering terjadi mendadak tanpa gejala-gjala sebelumnya, dan sering terjadi pada penderita yang tidak imun seperti pada orang
pendatang dan kehamilan. Penderita malaria dengan komplikasi umumnya digolongkan sebagai malaria berat yang menurut WHO didefinisikan
sebagai infeksi P.falciparum dengan satu atau lebih komplikasi sebagai berikut:
Malaria selebral : coma yang tidak bisa dibangunkan dengan total GCS adalah kurang dari sebelas yang terjadi 30 menit setelah kejang ; yang
tidak disebabkan oleh penyakit lain.

Anemia berat, dengan Hb < 5 gr% atau hematokrit < 15% pada keadaan hitung parasit > 10000.

Gagal ginjal akut, dengan urin < 400 ml/ 24 jam pada orang dewasa atau < 12 ml/kg BB pada anak-anak setelah dilakukan rehidrasi, diseratai
kreatinin > 3 mg %

Hipoglikemia : gula darah < 40 mg %. Hal ini disebabkan kebutuhan metabolik dari parasit telah menghabiskan cadangan glikogen dalam hati.

Syok ; tekanan sistolik < 70 mmHg (anak 1-5 < 50 mmHg) yang disertai kringat dingin dengan perbedaan temperatur kulit-mukosa > 1 derajat C.

Oedema paru/ARDS, dimana tekanan vena sentral normal dan pulmonary wedge pressure menurun. Ditandai dengan pernafasan yang dalam
dan cepat yakni > 35 kali/ menit. (Wijaya, 2013, hal. 189)

REPORT THIS AD

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Identitas

Anak-anak lebih rentan terhadap infeksi malaria, terutama pada anak dengan gizi buruk. Infeksi akan berlangsung lebih hebat pada usia muda
atau sangat muda karena belum matangnya sistem imun sedangkan pada usia tua disebabkan ole penururnan daya tahan tubuh. Selain itu
semua, malaria juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti pekerjaan, pendidikan dan migrasi penduduk. Hal ini di sebabkan mobilisasi penduduk
yang cukuo tinggi dan trasportasi yang semakin cepat memungkinkan terjadinya kasus-kasus impor di semua daerah yang sudah tereliminasi
malaria. (Setiati, 2014, hal. 595)

Status kesehatan saat ini

Keluhan utama

Biasanya klien dengan penyakit malaria datang kerumah sakit dengan keluhan demam, tidak mau makan, kepala tersa pusing, perut bagian
kanan terasa sakit, terasa mual dan ingin muntah. (Wijaya, 2013, hal. 190)

Alasan masuk rumah sakit

Pasien yang dibawa kerumah sakit biasanya diawali dengan gejala badan terasa lemah, nyeri kepala, tidak nafsu makan dan mual muntah.
(Marnia, 2016, hal. 121)

Riwayat penyakit sekarang

Biasanya klein yang menderita penyakit malaria pada saat dilakukan pengkajian keluhan yang dirasakan oleh pasien dalah masih terasa demam,
lemas, mual, tidak mau makan. (Wijaya, 2013, p. 190)

Riwayat kesehatan terdahulu


Riwayat penyakit sebelumnya

REPORT THIS AD

Biasanya pasien yang mengalami penyakit malaria mempunyai riwayat pernah mengalami penyakit malaria sebelumnya dan pernah dirawat
dirumah sakitatau berobat dengan gejala atau penyakit yang sama. (Wijaya, 2013, p. 190)

Riwayat penyakit keluarga

Biasanya pasien yang menderita penyakit malria ini di dalam keluarganya juga ada yang menderita penyakit malaria. (Wijaya, 2013, p. 190)

Riwayat pengobatan

Tannyakan riwayat minum obat malaria sebelunya dan apakah pernah mendapatkan trasfusi darah sebelunya. (Marnia, 2016, hal. 126)

Pemeriksaan fisik

Keadaaan umum

Kesadaran

Gelisah,ketakutan,kacau mental,disorientas,deliriu atau koma (Kunoli, 2012, hal. 195).


Tanda-tanda vital

Tekanan darah normal atau sedikit menurun.

Denyut perifer kuat dan cepat.

RR: takipnea dengan penurunan kedalaman pernafasan

Demam 400 pada malaria berat (Kunoli, 2012, hal. 194)

Body system

Sistem pernafasan

Ispeksi : Takipnia dengan penurunan kedalam pernafasan,nafas pendek pada istirahat dan aktivitas. (Kunoli, 2012)pada malaria berat frekuensi
nafas pada balita >40 kali/menit sedangkan frekuensi nafas pada anak berusia dibawah satu tahun >50 kali/menit. (Marnia, 2016, hal. 122)

Sistem kardiovaskuler

REPORT THIS AD
Palpasi: denyut perifer kuat dan cepat

Auskultasi: tekanan darah normal atau sedikit menurun. (Kunoli, 2012, hal. 194)

Sistem persarafan

Kesadaran: Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas, delirium atau koma. (Kunoli, 2012, hal. 195)

Sistem perkemihan

Inspeksi: penurunan haluaran urin dan kosentrasi urin. (Kunoli, 2012, hal. 195)

Sistem pencernaan

Inspeksi: anoreksia, mual dan muntah, diare atau kontipasi.

Palpasi: distensi abdomen (Kunoli, 2012, hal. 195)

Sistem integument

Inspeksi: pendarahan (hematoma, petekie dan purpura), pucat.


Palpasi: kulit hangat (Kunoli, 2012, hal. 195)

Sistem muskulokeletal

Kelemahan otot dan penurunan kekuatan (Kunoli, 2012, hal. 194)

Sistem endokrin

Pada sistem kardiovaskular dan endokrin dan Metabolisme tidak “tertulari” parasit sehingga penyakit parasit pada organ-organ tubuh ini tidak
dibahas. (Natadisatra, 2010, hal. 66)

Sistem reproduksi

Malaria lebih sering dijumpai pada kehamilan trimester 1 dan 2 dibandingkan pada wanita yang tidak hamil. (Setiati, 2014, hal. 605)

Sistem pengindraan

REPORT THIS AD

Konjungtiva anemis, sklera ikterik (Zainuddin, 2014, hal. 27)

Sistem imunitas
Respon imunitas selluler dan humoral normal terhadap antigen. (Setiati, 2014, hal. 606)

Pemeriksaan penunjang

Periksa yang perlu dilakukan untuk mengetahui adanya penyakit malaria yaitu pemeriksaan sediaan darah (SD) untuk mengidentifikasi tebal
tipisnya, serta positif atau negatif; dan pemeriksaan atau tes dianotik cepat (rapid diagnotic test) yang digunakan untuk mendeteksi antigen
parasit malaria. Uji deteksi ini berkangsung cepat, tetapi dapat melewatkan parasitemia rendah serta tidak dapat menghitung jumlah
parasitemia (Marnia, 2016, hal. 124)

Pemeriksaan hemoglobin menunjukan penurunan Hb yang cepat pada malaria akut, sedangkan pemeriksaan hemotokrit, leukosit, dan trombosit
menunjukan trobisipenia

Tes fungsi hati menunjukkan peningkatan SGOT dan SGOT; kadar glukosa dan alkalin fosfatase menurun, albunin menurun, dan globulin
meningkat. Selain itu, dapat juga dilakukan pemeriksan kadar kreatilin ureum, natrium, kalium, dan analisis gas darah (Marnia, 2016, hal. 124)
Penatalaksanaan

Ada tiga cara penatalaksanaan malaria, yaitu pengobatan presumtif, subpresif, dan radikal. Pengobatan presentif merupakan pengobatan
dengan cara menemukan pasien malaria secara intensif, dari rumah ke rumah atau pada unit-unit pelayanan kesehatan. Tujuan dari pengobatan
ini yaitu untuk meringankan gejala malaria dan mencengah terjadinya penularan selama pasien menunggu hasil laboraturium

Pengobatan subpretif merupakan pengobatan pada semua pasien demam didaerah endemis malaria yang berobat di unit-unit pelayanan
kesehatan yang bertujuan untuk mencegah timbulnya gejala klinis. Pengobatan radikala diberikan untuk malaria yang menimbulkan relaps
jangka panjang, dan pengobatan masa ditunjukan untuk setiap penduduk didaerah endemis malaria yang dilakukan secara teratur pada saat
wabah. Pengobatan malaria pada pasien anak dapat dilakukan secara rawat jalan atau rawat inap. Jika rawat inap, klorokuin basa diberikan
dengan dosis total 25mg/kgBB selama 3hari, dengan perinciaan sebagai berikut :

Hari pertama 10mg/kgBB (maksimal 600mg basa )

6 jam kemudian dilanjutkan 10 mg/kgBB (maksimal 600 mg basa) dan 5 mg/kgBB pada 24 jam (maksimal 300 mg basa) + primakuin 1 hari.

REPORT THIS AD

Selain itu juga dapat diberikan :

Hari pertama dan kedua masing-masing 10 mg/kgBB

Hari ketiga 5 mg/kgBB + primakuin 1 hari.


Pengobatan dengan klorokuin dapat secara efektif menyembuhkan malaria, tetapi tidak semua orang sensitif terhadap klorokuin, sehingga
diperlukan obat yang dapat menyembuhkan malaria. Obat lain yang dapat digunakan untuk anak yang menderita penyakit malaria yaitu quinin +
klindamisin/ doksisiklin, atau atovaquone-proguanil, atau mefloquin. (Marnia, 2016, hal. 125)

Diagnosa keperawatan

Hipertermia

Definisi : suhu tubuh meningkat diatas rentang normal.

Penyebab

Dehidrasi

Terpapar lingkungan panas

Proses penyakit (mis. Infeksi, kanker)

Ketidak sesuaian pakaian dengan suhu tubuh

Peningkatan laju metabolisme

Respon trauma

Aktifitas berlebihan

Penggunaan inkubator

Gejala dan tanda mayor


Sujektif

(tidak tersedia)

Objektif

Suhu tubuh diatas nilai normal

Gejala dan tanda minor

REPORT THIS AD

Subjektif

(tidak tersedia)

Objektif
Kulit merah

Kejang

Takikardi

Takipnea

Kulit terasa hangat

Kondisi klinis terkait

Proses infeksi

Hipertiroid

Stoke

Dehidrasi

Trauma

Prematuritas (PPNI, 2017, hal. 284)

Devisit nutrisi

Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme


Penyebab

Ketidakmampuan menelan makanan

Ketidakmampuan mencerna makanan

Ketidakmampuan mengabsorsi nutrient

Peningkatan kebutuhan metabolism

Factor ekonomi (mis, finansial tidak mencukupi)

Factor psikologis (mis, stress, keenganan untuk makan)

Gejala dan tanda mayor

Subjektif

REPORT THIS AD

(tidak tersedia)
Objektif

Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal

Gejala dan tanda mayor

Subjektif

Cepat kenyang saat makan

Kram/nyeri abdomen

Nafsu makan menurun

Objektif

Bising usus hiperaktif

Otot pengunyah lemah

Otot menelan lemah

Membran mukosa pucat

Sariawan

Serum albumin turun


Rambut rontok berlebihan

Diare

Kondisi klinis terkait

Stroke

Parkinson

Mobius syndrome

Cerebral palsy

Cleft lip

Cleft palate

Amyotropic lateral sclerosis

Kerusakan neuromuscular

Luka bakar

Kangker

Infeksi

AIDS

Penyakit crohns

Enterokolistik
Fibrosis kistik(PPNI, 2017, hal. 56)

Perfusi perifer tidak efektif

REPORT THIS AD

Definisi : penurunan sirkulasi darah pada lefel kapiler yang dapat menggangu metabolisme tubuh.

Penyebab

Hiperglikemia

Penurunan konsentrasi hemoglobin

Peningkatan tekanan darah

Kekurangan volume cairan

Penurunan aliran ateri dan/atau vena

Kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat (mis. Merokok, gaya hidup monoton, trauma, obesitas, asupan garam, imobilitas)

Kurang terpapar informasi tentang proses penyakit (mis. Diabetes melitus, hiperlipidemia)

Kurang aktifitas fisik

Gejala dan tanda mayor


Objektif

Pengisian kapiler >3 detik

Nadi perifer menurun atau tidak teraba

Akral teraba dingin

Warna kulit pucat

Turgor kulit menurun

Subjektif

(tidak tersedia)

Gejala dan tanda minor

Objektif

Edema

Penyembuhan luka lambat


Indek ankle-brachial >0,90

Bruit femoral

REPORT THIS AD

Subjektif

Parastesia

Nyeri ekstremitas (klaudikasi intermiten)

Kondisi klinis terkait

Tromboflebitis

Diabetes melitus

Anemia

Gagal jantung kongestif

Kelainan jantung kongenital

Trombosis arteri

Varies
Trombosis vena dalam

Sindom kompartemen. (PPNI, 2017, hal. 37)

Intervensi

Hipertermia

Tujuan

Pasien akan menunjukan termoregulasi, yang sibuktikan oleh indikator gangguan sebagai berikut (sebutkan 1-5 gangguan ekstrem berat, sedang,
ringan, atau tidak gangguan)

Peningkatan suhu kulit

Hipertermia

Dehidrasi

Mengantuk

Kriteria hasil
Menunjukan metode yang tepat untuk mengukur suhu

Menjelaskan tindakan untuk mencegah atau meminimalakan peningkatan suhu tubuh

Melaporkan tanda dan gejala dini hipertermia

Intervensi (NIC)

REPORT THIS AD

Aktifitas keperawatan

Pengkajian

Pantau aktivitas kejang

Pantau hidrasi (misalnya, turgor kulit, kelembapan membran mukosa)

Pantau tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi pernapasan

Kaji ketepatan jenis pakaian yang digunakan, sesuai dengan suhu lingkungan

Penyuluhan untuk pasien/keluarga

Ajarkan pasien/ keluarga dan mengukur suhu untuk mencegah dan mengenali secara dini hipertermia (mislnya, sengatan panas, dan keletihan
akibat panas)
Regulasi (NIC): ajarkan indikasi keletihan akibat panas dan tindakan kedaruratan yang diperlukan, jika perlu.

Aktifitas kolaboratif

Regulasi suhu(NIC):

Berikan obat antipiretik, jika perlu

Gunakan matras dingin dan mandi air hangat untuk mengatasi gangguan suhu tubuh, jika perlu (Wilkinson, 2013)

Devisit nutrisi

Tujuan: memperlihatkan status gizi : asupan makanan dan cairan, yang dibuktikan oleh indikator sebagai berikut (sebutkan 1-5: tidak adekuat,
sedikitadekuat, cukup adekuat, adekuat, sangat adekuat): makanan oral, pemberian makanan lewat selang, atau nutrisi pariental total

Kriteria hasil

Mempertahakan berat badan……kg atau bertambah…..kg

Pada….(sebutkan tanggal)

Menjelaskan komponen diet bergizi adekuat

Mengungkapkan tekat untuk mematuhi diet

Menoleransi diet yang dianjurkan

Mempertahankan masa tubuh berat badan dalam masa normal


REPORT THIS AD

Intervensi (NIC)

Aktifitas keperawatan

Pengkajian

Tetukan motifasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan.

Pantau nilai laboratorium, khususnya transferin, albumin, dan elektrolit

Penyuluhan untuk pasien/keluarga

Ajakarkan metode untuk perencanaan makan

Ajarkan pasien/keluarga tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal

Aktivitas kolaboratif

Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein pasien yang mengalami ketidak adekuatan asupan protein atau kehilangan
protein
Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan, maknan pelengkap, pemberian makan melalui selang, atau nutrisi pariental total
agar asupan kalori yanga dekuat dapat dipertahankan

Rujuk pada dokter untuk menentukan penyebab gangguan nutrisi

Rujuk program gizi di komunitas yang tepat, jiak pasien tidak dapat membeli atau menyiapkan maknan yang adekuat (Wilkinson, 2013, hal. 391)

Perfusi perifer tidak efektif

Tujuan : menunjukkan keseimbangan cairan, yang dibuktikan oleh indikator berikut (sebutkan 1-5 : gangguan exterm, berat, sedang, ringan, atau
tidak ada gangguan):

Tekanan darah

Nadi perifer

Turgor kulit

Kriteria hasil :

Pasien akan mendeskripsikan rencana perawatan dirumah

Extremitas bebas dari lesi

REPORT THIS AD
Intervensi (NIC)

Aktifitas keperawatan

Pengkajian

Kaji ulkus statis dan gejala selulitis (yaitu, nyeri, kemerahan, dan pembengkakan pada extremitas).

Perawatan sirkulasi (insufisiensi arteri vena) (NIC) :

Lakukan pengkajian konprehensif terhadap sirkulasi perifer (misalnya, kaji nadi perifer, odema, pengisian ulang kapiler, warna, dan suhu
(extremitas).

Pantau tingkat ketidaknyamanan nyeri saat melakukan latihan fisik, pada malam hari, atau saat istirahat (arterial).

Pantau status cairan, termasuk asupan dan haluaran.

Manajemen sensasi perifer NIC :

Pantau perbedaan ketajaman/ketumpulan atau panas atau dingin (pada perifer).


Penyuluhan untuk pasien dan keluarga

Menghindari suhu yang extrem pada extremitas

Pentingnya mematuhi program diet dan program pengobatan

Tanda dan gejala yang dapat dilaporkan pada dokter

Perawatan sirkulasi (insufisiensi arteri dan vena) (NIC) : ajarkan pasien untuk melakukan perawatan kaki yang tepat.

Pentingnya pencegahan statis vena (mis., tidak menghilangkan kaki/mengangkat kaki tanpa menekuk lutut, dan latihan fisik.

Aktifitas kolaboratif

Beri obat nyeri, beritahu dokter jika nyeri tidak kunjung reda

Perawatan sirkulasi (insufiensi arteri dan vena) (NIC) : berikan obat anti trombosit atau antikoagulan, jika diperlukan.(Wilkinson, 2013, hal. 506)
DAFTAR PUSTAKA

Kunoli, F. J. (2012). Asuhan Keperawatan Penyakit Tropis. Jakarta: CV. TRANS INFO MEDIA.

Marnia. (2016). Asuhan Keperawatan Anak Pada Penyakit Tropis. Jakarta: Erlangga.

Natadisatra, D. (2010). Parasitologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2012). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Nanda NIC-NOC. Jogjakarta: Media Action.
PPNI, t. p. (2017). Status Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat.

Setiati, S. (2014). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: InternalPublishing.

Wijaya, A. S. (2013). KMB2 keperawatan Medikal Bedah. Bengkulu: Medical Book.

Wilkinson, J. M. (2013). Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Zainuddin, A. A. (2014). Panduan Praktik Klinis. Jakarta: IDI.

Advertisements

REPORT THIS AD
Advertisements

REPORT THIS AD

Share this:

TwitterFacebook

Related

Soal Malaria

In "Kumpulan Soal KMB 1"

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MALARIA

In "Keperawatan Medikal Bedah"

KONSEP DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

In "Ilmu Keperawatan Gerontik"

About samoke2012

Staf Pengajar di Prodi Diploma III Keperawatan Akademi Kesehatan Rustida Banyuwangi

View all posts by samoke2012 →

This entry was posted in Keperawatan Medikal Bedah. Bookmark the permalink.
← ASUHAN KEPERAWATAN GADAR PADA KLIEN YANG MENGALAMI STROKE NON HEMORARGIK DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI
JARINGAN SEREBRAL DI RUANG IGD RSUD GENTENGASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DENGUE HAEMORRHAGIC FAVER (DHF) →

Leave a Reply

Enter your comment here...

Recent Posts

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS ( PPOK) DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN
NAPAS DI RUANG ANTURIUM RSD dr.SOEBANDI JEMBER WULAN WAHYUNING WISUDA 14.401.16.091

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI TBC DENGAN BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF DI RUANG ASTER RSD SOEBANDI
JEMBER TANTI LIANA SARI 14.401.16.084

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK KEJANG DEMAM DENGAN POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF DI RUANG ASTER RSD dr. SOEBANDI JEMBER SOFIE
DIAN NOVITA 14.401.16.081

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN FRAKTUR TIBIA POST OP ORIF HARI KE-0 DENGAN NYERI AKUT DIRUANG SERUNI RSD dr. SOEBANDI
JEMBER SANTI ANA DEWI 14.401.16.079

ASUHAN KEPERAWATAN IBU YANG MENGALAMI POST SC INDIKASI PEB DENGAN NYERI AKUT HARI KE-0 DI RUANG DAHLIA RSD dr SOEBANDI
JEMBER DITA PURI RAHAYU 14.401.16.015

Archives

June 2019

May 2019

January 2019

September 2018
August 2018

March 2017

February 2017

October 2015

December 2012

November 2012

October 2012

September 2012

Categories

Askep Komunitas 2

Asuhan Keperawatan Keluarga

Asuhan Keperawatan Klinik 8

Berpikir Ilmiah

Ilmu Keperawatan Gerontik

Jabatan Fungsional Akademik 2017

Keperawatan gawat darurat

Keperawatan Jiwa

Keperawatan Komunitas 1
Keperawatan Maternitas

Keperawatan Medikal Bedah

Kumpulan Soal KMB 1

Pengantar Riset

PROPOSAL LTA 2019

Transkultural Nursing

Meta

Register

Log in

Entries feed

Comments feed

WordPress.com

Advertisements

REPORT THIS AD

Nursing ScienceBlog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.

To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
:)

Anda mungkin juga menyukai