Skip to content
Home
About
Akreditasi
Alumni
Pengumuman
Program Akademik
← ASUHAN KEPERAWATAN GADAR PADA KLIEN YANG MENGALAMI STROKE NON HEMORARGIK DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI
JARINGAN SEREBRAL DI RUANG IGD RSUD GENTENGASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DENGUE HAEMORRHAGIC FAVER (DHF) →
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar belakang
Memasuki milenium ke-3 infeksi malaria masih merupakan masalah klinis bagi negara tropik/subtropik dan negara berkembang maupun negara
yang sudah maju. Malaria merupakan penyebab kematian utama penyakit tropik, diperkirakan satu juta penduduk meninggal tiap tahunnya dan
terjadi kasusu malaria baru 200-300 juta/tahun. Malaria berasala dari bahasa italia (mala+aria) yang berarti “udara yang jelek/salah”baru sekitar
tahun1880 charles louis alphone lavera dapat membuktikan bahwa malaria dapat disebabkan oleh danya parasit didalam sel darah merah, dan
kemudian ronald ross membuktikan siklus hidup plamodium dan trasmisi penularanya pada nyamuk.eleh karena penemuanya laveran dan ross
mendapatkan hadiah nobel.
Laporan kasus malaria yaitu demam dengan speonomegali telah ditulis dalam literatur kunodari cina yaitu nei ching conon of medice pada tahun
1700 SM. Dan dari mesir dalam ebers popyrus pada tahun 1570 SM. Tahun 1948 ditemukan siklus ekssoeritroter pada p.cynomologi oleh shortt
dan gsrham; dan pada tahun 1980 krotoski dan gamham menemukan bentuk dari jaringan yang disebut hipnozoit yang menyebabkan terjadinya
replas. (Setiati, 2014, hal. 595)
Batasan masalah
Pada pembahasan ini hanya membatasi konsep, teori penyakit dan konsep asuhan keperawatan pada klien dengan malaria.
Rumusan masalah
REPORT THIS AD
Tujuan
Tujuan umum
Tujuan khusus
TINJAU PUSTAKA
Konsep penyakit
Definisi
Penyakit malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan plasmodium, dimana proses
penularanya melalui gigitan nyamuk anopheles. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali terdapat diwilayah tropik , misalnya amerika, asia, dan
afrika/ ada 4 jenis type plasmodium parasit yang dapat meng-infeksi manusia, namun yang sering kali di temukam pada kasus penyakit malaria
adalah plasmodium falciparum dan plasmodium vivax. Lainnya adalah plasmodium overle dan palsmodium malariae. (Nurarif & Kusuma, 2012,
hal. 291)
Infeksi malaria disebabkan oleh adanya parasit plasmodiumdidalam darah atau jaringan yang dibuktikan dengan pemeriksaan mikroskopik yang
positif, adanya antigen malaria dengan tes cepat, ditemukan DNA/RNA parasit pada pemeriksaan PCR. Infeksi malaria dapat memberikan gejala
mengigil, anemia, dan splemegali. Pada individu yang imun dapat berlangsumg tampa gejala (asimtomatis). Penyakit malaria (asimtomatis) :
ialah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit plasmodium didalam eritrosit dan biasanya disertai dengan gejala demam. Dapat berlangsung
akut ataupun kronik. Infeksi malaria dapat berlangsung tampa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik yang dikenal malaria berat.
Sejenis infeksi parasit yang menyerupai malaria ialah infeksi babesiosa yang menyebabkan babesiosis. (Setiati, 2014, hal. 595)
Etiologi
Menurut harijanto (2000) ada empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan infeksi yaitu,
Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan malaria tertiana/vivaks (demam pada tiap hari ke tiga )
Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan mempunyai perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan
dan menyebabkan malaria tropika/falsiparum (demam taiap 24-48 jam)
Plasmodium malariae, jarang di temukan dan menyebabkan malaria quartana/malariae(demam tiap ahri ke empat).
Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah afrika dan pasifik barat,di indonesia dijumpai dinusa tenggara barat dan irian, memberikan infeksi yang
paling ringan dan dapat sembuh sepontan tampa pengobatan, menyebabkan malaria ovale(Nurarif & Kusuma, 2012, hal. 291)
REPORT THIS AD
Manisfestasi klinis
Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporolasi). Pada malaria tertiana (p. Vivax p. ovale), pematangan skizon
tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke-3, sedangkan malaria kuartana (p. Malariae) pematang tiap 72 jam dan periodisitas
demam tiap 4 hari.tiap serangan ditadai dengan beberapa serangan periodik. Gejala umum (gejala klasik) yaitu terjadinya “trias malaria”
(malaria proxysm) secara berurutan :
Periode dingin
Mulai mengigil, kulit kering dan dingin, penderita sering membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada saat mingigil sering seluruh
badan bergetar dan gigi-gigi saling teratuk, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Preode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti
dengan meningkatnya temperatur
Periode panas
Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap tinggi samapai 40oc atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri
retroorbital, muntah-muntah, dapat terjadi syok (tekanan darah turun), kesadaran delirium sampai terjadi kejang (anak). Periode ini lebih lama
dari fase dingin, dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.
Preode berkeringat
Penderita berkeringat malai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, samapi basah, temperatur turun, penderita capai dan sering tertidur, bila
penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa.
Spenomegali
Spenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala khas malaria kronik, limpa mengalami kongesti, menghitam dan menjadi keras
karena timbunan pigman eritrosit dan jaringan ikat bertambah. Pembesarn limpa terjadi pada beberapa infeksi ketika membesr sebesar 3 kali
lipat, lien dapat teraba di bawah arkus costa kiri, lekukan pada batas anterior. Pada batas anterior merupakan gambaran pada palpasi yang
membedakan jika lien membesar lebuh lanjut. Lien akan terdorong ke bawah ke kanan, mendekat umbilicus dan fossa iliaca dekstra.
Anemia
REPORT THIS AD
derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah anemia karena falciparum. Anemia di sebabkan oleh penghancuran
eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduced survival time). Ganguan pembentukan eritrositkarena depresi eritropoesisdalam sumsum
tulang.
Ikterus
Adalah disklorasi kuning pada kulit dan sklera mata akibat kelebihan bilirium dalam darah. Bilirium adalah produk penguraian sel darah merah
terhadap tiga jenis ikterus antara lain :
Ikterus hemolitik
Disebabkan oleh lisisnya (penguraian) sel darah merah yang berlebihan. Ikterus ini dapat terjadi pada diktruksi sel darah merah yang berlebihan
dan hati dapat mengkonjukasikan semua bilirubin yang di hasilkan
Ikterus hepatoseluler
Penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin oleh hati terjadi pada disfungsi hepatosit dan disebut dengan hipatoseluler
Ikterus obstruktif
Sumbatan terhadap aliran darah ke empedu keluar hati atau melalui duktus biliaris disebut dengan ikterus obstuktif. (Nurarif & Kusuma, 2012,
hal. 292)
Patofisiologi
Nyamuk anopheles yang merupakan vektor penyakit malaria yang mengigit anak. Apabila kekebelan (daya tahan) tubuh anak baik, maka parasit
yang dibawa oleh nyamuk tersebut akan lemah dan hilang dari tubuh. Apabila daya tahan tubuh anak kurang baik maka parasit tersebut akan
menginfeksi darah. Jenis plasmodium akan mempengaruhi berat ringanya malaria. Plasmodium valciparung akan menyebabkan malaria yang
berat. Parasit yang masuk ke pembuluh darah akan memasukan seporozoit. Parasit akan tumbuh dan mengalami pembelahan. Setelah 6-9kali,
skizone menjadi dewasa dan pecah serta melepaskan beribu-ribu merozoit. Sebagian merozoit akan memasuki sel-sel darah merah dan
berkembang disini (CDC,2009). Demam timbul bersamaan dengan pecahnya sekizone darah yang mengeluarkan anti gen. Kemudian, antigen
akan merangsang mikrofak, monosit atau limposit yang mengeluarkan sitokin dan tumor nectrosits faktor (TNF) yang dibawah kehipotalamus
yang merupakan puisat pengaturan suhu tubuh. Kemudian terjadinya demam. Pembesaran limpa terjadi karena plasmodium dihancurkan oleh
monosit yang menyebabkan bertambahnya sel radang dan terjadi peningkatan jumlah eritrosit yang berinfeksi parasit. Penyebaran eritrosit ke
pembuluh kapiler menyebabkan oftruksi dalam pembulu dkapiler sehingga terjadi inskemia jaringan (prossete), yaitu berkumpulnya sel darah
merah yang berparasit dengan sel darah merah lainya (depkesri,2008). Anemia disebabkan oleh pecahnya eritrosit dan difagositosis oleh sistem
retikuloendotelian. Hemolisis dipengaruhi oleh jenis fasmodium dan status imunitas pejamu. Selain itu, anemia juga disebakan oleh komolisis
atau imun dan sekuestrasi oleh limpa pada eritrosit yang terinfeksi maupun yant normal, serta gangguan eritopoiesits. (Marnia, 2016, hal. 122)
REPORT THIS AD
Orang yangb belum terinfeksi masuk ke dalam pembuluh darah (30 menit)
SS
Respon inflamasi
Edema otak
– menggigil
– Berkeringat
Respon inflamasi
Pusat lapar
REPORT THIS AD
Anorexia
Gangguan nutrisi
Malaria tropika penyebabnya adalah plasmodium falciparum dengan masa inkubasi 9-14 hari
Malaria tertianan penyebab plasmodium vivex dengan masa inkubasi 12-17 hari
Malaria ovale yang disebabkan plasmodium dengan masa inkubasi. (Marnia, 2016, hal. 122)
Komplikasi
Menurut Iskandar Zulkarnain, 2014 : 613, komplikasi malaria umumnya disebabkan karena P.falciparum dan sering disebut pernicious
manifestations. Sering terjadi mendadak tanpa gejala-gjala sebelumnya, dan sering terjadi pada penderita yang tidak imun seperti pada orang
pendatang dan kehamilan. Penderita malaria dengan komplikasi umumnya digolongkan sebagai malaria berat yang menurut WHO didefinisikan
sebagai infeksi P.falciparum dengan satu atau lebih komplikasi sebagai berikut:
Malaria selebral : coma yang tidak bisa dibangunkan dengan total GCS adalah kurang dari sebelas yang terjadi 30 menit setelah kejang ; yang
tidak disebabkan oleh penyakit lain.
Anemia berat, dengan Hb < 5 gr% atau hematokrit < 15% pada keadaan hitung parasit > 10000.
Gagal ginjal akut, dengan urin < 400 ml/ 24 jam pada orang dewasa atau < 12 ml/kg BB pada anak-anak setelah dilakukan rehidrasi, diseratai
kreatinin > 3 mg %
Hipoglikemia : gula darah < 40 mg %. Hal ini disebabkan kebutuhan metabolik dari parasit telah menghabiskan cadangan glikogen dalam hati.
Syok ; tekanan sistolik < 70 mmHg (anak 1-5 < 50 mmHg) yang disertai kringat dingin dengan perbedaan temperatur kulit-mukosa > 1 derajat C.
Oedema paru/ARDS, dimana tekanan vena sentral normal dan pulmonary wedge pressure menurun. Ditandai dengan pernafasan yang dalam
dan cepat yakni > 35 kali/ menit. (Wijaya, 2013, hal. 189)
REPORT THIS AD
Pengkajian
Identitas
Anak-anak lebih rentan terhadap infeksi malaria, terutama pada anak dengan gizi buruk. Infeksi akan berlangsung lebih hebat pada usia muda
atau sangat muda karena belum matangnya sistem imun sedangkan pada usia tua disebabkan ole penururnan daya tahan tubuh. Selain itu
semua, malaria juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti pekerjaan, pendidikan dan migrasi penduduk. Hal ini di sebabkan mobilisasi penduduk
yang cukuo tinggi dan trasportasi yang semakin cepat memungkinkan terjadinya kasus-kasus impor di semua daerah yang sudah tereliminasi
malaria. (Setiati, 2014, hal. 595)
Keluhan utama
Biasanya klien dengan penyakit malaria datang kerumah sakit dengan keluhan demam, tidak mau makan, kepala tersa pusing, perut bagian
kanan terasa sakit, terasa mual dan ingin muntah. (Wijaya, 2013, hal. 190)
Pasien yang dibawa kerumah sakit biasanya diawali dengan gejala badan terasa lemah, nyeri kepala, tidak nafsu makan dan mual muntah.
(Marnia, 2016, hal. 121)
Biasanya klein yang menderita penyakit malaria pada saat dilakukan pengkajian keluhan yang dirasakan oleh pasien dalah masih terasa demam,
lemas, mual, tidak mau makan. (Wijaya, 2013, p. 190)
REPORT THIS AD
Biasanya pasien yang mengalami penyakit malaria mempunyai riwayat pernah mengalami penyakit malaria sebelumnya dan pernah dirawat
dirumah sakitatau berobat dengan gejala atau penyakit yang sama. (Wijaya, 2013, p. 190)
Biasanya pasien yang menderita penyakit malria ini di dalam keluarganya juga ada yang menderita penyakit malaria. (Wijaya, 2013, p. 190)
Riwayat pengobatan
Tannyakan riwayat minum obat malaria sebelunya dan apakah pernah mendapatkan trasfusi darah sebelunya. (Marnia, 2016, hal. 126)
Pemeriksaan fisik
Keadaaan umum
Kesadaran
Body system
Sistem pernafasan
Ispeksi : Takipnia dengan penurunan kedalam pernafasan,nafas pendek pada istirahat dan aktivitas. (Kunoli, 2012)pada malaria berat frekuensi
nafas pada balita >40 kali/menit sedangkan frekuensi nafas pada anak berusia dibawah satu tahun >50 kali/menit. (Marnia, 2016, hal. 122)
Sistem kardiovaskuler
REPORT THIS AD
Palpasi: denyut perifer kuat dan cepat
Auskultasi: tekanan darah normal atau sedikit menurun. (Kunoli, 2012, hal. 194)
Sistem persarafan
Kesadaran: Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas, delirium atau koma. (Kunoli, 2012, hal. 195)
Sistem perkemihan
Inspeksi: penurunan haluaran urin dan kosentrasi urin. (Kunoli, 2012, hal. 195)
Sistem pencernaan
Sistem integument
Sistem muskulokeletal
Sistem endokrin
Pada sistem kardiovaskular dan endokrin dan Metabolisme tidak “tertulari” parasit sehingga penyakit parasit pada organ-organ tubuh ini tidak
dibahas. (Natadisatra, 2010, hal. 66)
Sistem reproduksi
Malaria lebih sering dijumpai pada kehamilan trimester 1 dan 2 dibandingkan pada wanita yang tidak hamil. (Setiati, 2014, hal. 605)
Sistem pengindraan
REPORT THIS AD
Sistem imunitas
Respon imunitas selluler dan humoral normal terhadap antigen. (Setiati, 2014, hal. 606)
Pemeriksaan penunjang
Periksa yang perlu dilakukan untuk mengetahui adanya penyakit malaria yaitu pemeriksaan sediaan darah (SD) untuk mengidentifikasi tebal
tipisnya, serta positif atau negatif; dan pemeriksaan atau tes dianotik cepat (rapid diagnotic test) yang digunakan untuk mendeteksi antigen
parasit malaria. Uji deteksi ini berkangsung cepat, tetapi dapat melewatkan parasitemia rendah serta tidak dapat menghitung jumlah
parasitemia (Marnia, 2016, hal. 124)
Pemeriksaan hemoglobin menunjukan penurunan Hb yang cepat pada malaria akut, sedangkan pemeriksaan hemotokrit, leukosit, dan trombosit
menunjukan trobisipenia
Tes fungsi hati menunjukkan peningkatan SGOT dan SGOT; kadar glukosa dan alkalin fosfatase menurun, albunin menurun, dan globulin
meningkat. Selain itu, dapat juga dilakukan pemeriksan kadar kreatilin ureum, natrium, kalium, dan analisis gas darah (Marnia, 2016, hal. 124)
Penatalaksanaan
Ada tiga cara penatalaksanaan malaria, yaitu pengobatan presumtif, subpresif, dan radikal. Pengobatan presentif merupakan pengobatan
dengan cara menemukan pasien malaria secara intensif, dari rumah ke rumah atau pada unit-unit pelayanan kesehatan. Tujuan dari pengobatan
ini yaitu untuk meringankan gejala malaria dan mencengah terjadinya penularan selama pasien menunggu hasil laboraturium
Pengobatan subpretif merupakan pengobatan pada semua pasien demam didaerah endemis malaria yang berobat di unit-unit pelayanan
kesehatan yang bertujuan untuk mencegah timbulnya gejala klinis. Pengobatan radikala diberikan untuk malaria yang menimbulkan relaps
jangka panjang, dan pengobatan masa ditunjukan untuk setiap penduduk didaerah endemis malaria yang dilakukan secara teratur pada saat
wabah. Pengobatan malaria pada pasien anak dapat dilakukan secara rawat jalan atau rawat inap. Jika rawat inap, klorokuin basa diberikan
dengan dosis total 25mg/kgBB selama 3hari, dengan perinciaan sebagai berikut :
6 jam kemudian dilanjutkan 10 mg/kgBB (maksimal 600 mg basa) dan 5 mg/kgBB pada 24 jam (maksimal 300 mg basa) + primakuin 1 hari.
REPORT THIS AD
Diagnosa keperawatan
Hipertermia
Penyebab
Dehidrasi
Respon trauma
Aktifitas berlebihan
Penggunaan inkubator
(tidak tersedia)
Objektif
REPORT THIS AD
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
Kulit merah
Kejang
Takikardi
Takipnea
Proses infeksi
Hipertiroid
Stoke
Dehidrasi
Trauma
Devisit nutrisi
Subjektif
REPORT THIS AD
(tidak tersedia)
Objektif
Subjektif
Kram/nyeri abdomen
Objektif
Sariawan
Diare
Stroke
Parkinson
Mobius syndrome
Cerebral palsy
Cleft lip
Cleft palate
Kerusakan neuromuscular
Luka bakar
Kangker
Infeksi
AIDS
Penyakit crohns
Enterokolistik
Fibrosis kistik(PPNI, 2017, hal. 56)
REPORT THIS AD
Definisi : penurunan sirkulasi darah pada lefel kapiler yang dapat menggangu metabolisme tubuh.
Penyebab
Hiperglikemia
Kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat (mis. Merokok, gaya hidup monoton, trauma, obesitas, asupan garam, imobilitas)
Kurang terpapar informasi tentang proses penyakit (mis. Diabetes melitus, hiperlipidemia)
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
Edema
Bruit femoral
REPORT THIS AD
Subjektif
Parastesia
Tromboflebitis
Diabetes melitus
Anemia
Trombosis arteri
Varies
Trombosis vena dalam
Intervensi
Hipertermia
Tujuan
Pasien akan menunjukan termoregulasi, yang sibuktikan oleh indikator gangguan sebagai berikut (sebutkan 1-5 gangguan ekstrem berat, sedang,
ringan, atau tidak gangguan)
Hipertermia
Dehidrasi
Mengantuk
Kriteria hasil
Menunjukan metode yang tepat untuk mengukur suhu
Intervensi (NIC)
REPORT THIS AD
Aktifitas keperawatan
Pengkajian
Kaji ketepatan jenis pakaian yang digunakan, sesuai dengan suhu lingkungan
Ajarkan pasien/ keluarga dan mengukur suhu untuk mencegah dan mengenali secara dini hipertermia (mislnya, sengatan panas, dan keletihan
akibat panas)
Regulasi (NIC): ajarkan indikasi keletihan akibat panas dan tindakan kedaruratan yang diperlukan, jika perlu.
Aktifitas kolaboratif
Regulasi suhu(NIC):
Gunakan matras dingin dan mandi air hangat untuk mengatasi gangguan suhu tubuh, jika perlu (Wilkinson, 2013)
Devisit nutrisi
Tujuan: memperlihatkan status gizi : asupan makanan dan cairan, yang dibuktikan oleh indikator sebagai berikut (sebutkan 1-5: tidak adekuat,
sedikitadekuat, cukup adekuat, adekuat, sangat adekuat): makanan oral, pemberian makanan lewat selang, atau nutrisi pariental total
Kriteria hasil
Pada….(sebutkan tanggal)
Intervensi (NIC)
Aktifitas keperawatan
Pengkajian
Aktivitas kolaboratif
Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein pasien yang mengalami ketidak adekuatan asupan protein atau kehilangan
protein
Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan, maknan pelengkap, pemberian makan melalui selang, atau nutrisi pariental total
agar asupan kalori yanga dekuat dapat dipertahankan
Rujuk program gizi di komunitas yang tepat, jiak pasien tidak dapat membeli atau menyiapkan maknan yang adekuat (Wilkinson, 2013, hal. 391)
Tujuan : menunjukkan keseimbangan cairan, yang dibuktikan oleh indikator berikut (sebutkan 1-5 : gangguan exterm, berat, sedang, ringan, atau
tidak ada gangguan):
Tekanan darah
Nadi perifer
Turgor kulit
Kriteria hasil :
REPORT THIS AD
Intervensi (NIC)
Aktifitas keperawatan
Pengkajian
Kaji ulkus statis dan gejala selulitis (yaitu, nyeri, kemerahan, dan pembengkakan pada extremitas).
Lakukan pengkajian konprehensif terhadap sirkulasi perifer (misalnya, kaji nadi perifer, odema, pengisian ulang kapiler, warna, dan suhu
(extremitas).
Pantau tingkat ketidaknyamanan nyeri saat melakukan latihan fisik, pada malam hari, atau saat istirahat (arterial).
Perawatan sirkulasi (insufisiensi arteri dan vena) (NIC) : ajarkan pasien untuk melakukan perawatan kaki yang tepat.
Pentingnya pencegahan statis vena (mis., tidak menghilangkan kaki/mengangkat kaki tanpa menekuk lutut, dan latihan fisik.
Aktifitas kolaboratif
Beri obat nyeri, beritahu dokter jika nyeri tidak kunjung reda
Perawatan sirkulasi (insufiensi arteri dan vena) (NIC) : berikan obat anti trombosit atau antikoagulan, jika diperlukan.(Wilkinson, 2013, hal. 506)
DAFTAR PUSTAKA
Kunoli, F. J. (2012). Asuhan Keperawatan Penyakit Tropis. Jakarta: CV. TRANS INFO MEDIA.
Marnia. (2016). Asuhan Keperawatan Anak Pada Penyakit Tropis. Jakarta: Erlangga.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2012). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Nanda NIC-NOC. Jogjakarta: Media Action.
PPNI, t. p. (2017). Status Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat.
Advertisements
REPORT THIS AD
Advertisements
REPORT THIS AD
Share this:
TwitterFacebook
Related
Soal Malaria
About samoke2012
Staf Pengajar di Prodi Diploma III Keperawatan Akademi Kesehatan Rustida Banyuwangi
This entry was posted in Keperawatan Medikal Bedah. Bookmark the permalink.
← ASUHAN KEPERAWATAN GADAR PADA KLIEN YANG MENGALAMI STROKE NON HEMORARGIK DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI
JARINGAN SEREBRAL DI RUANG IGD RSUD GENTENGASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DENGUE HAEMORRHAGIC FAVER (DHF) →
Leave a Reply
Recent Posts
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS ( PPOK) DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN
NAPAS DI RUANG ANTURIUM RSD dr.SOEBANDI JEMBER WULAN WAHYUNING WISUDA 14.401.16.091
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI TBC DENGAN BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF DI RUANG ASTER RSD SOEBANDI
JEMBER TANTI LIANA SARI 14.401.16.084
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK KEJANG DEMAM DENGAN POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF DI RUANG ASTER RSD dr. SOEBANDI JEMBER SOFIE
DIAN NOVITA 14.401.16.081
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN FRAKTUR TIBIA POST OP ORIF HARI KE-0 DENGAN NYERI AKUT DIRUANG SERUNI RSD dr. SOEBANDI
JEMBER SANTI ANA DEWI 14.401.16.079
ASUHAN KEPERAWATAN IBU YANG MENGALAMI POST SC INDIKASI PEB DENGAN NYERI AKUT HARI KE-0 DI RUANG DAHLIA RSD dr SOEBANDI
JEMBER DITA PURI RAHAYU 14.401.16.015
Archives
June 2019
May 2019
January 2019
September 2018
August 2018
March 2017
February 2017
October 2015
December 2012
November 2012
October 2012
September 2012
Categories
Askep Komunitas 2
Berpikir Ilmiah
Keperawatan Jiwa
Keperawatan Komunitas 1
Keperawatan Maternitas
Pengantar Riset
Transkultural Nursing
Meta
Register
Log in
Entries feed
Comments feed
WordPress.com
Advertisements
REPORT THIS AD
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
:)