Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Malaria merupakan penyakit yang terdapat di daerah Tropis. Penyakit
ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan
nyamuk untuk berkembangbiak dan berpotensi melakukan kontak dengan
manusia dan menularkan parasit malaria. Contoh faktor-faktor lingkungan itu
antara lain hujan, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, ketinggian.
Salah satu faktor lingkungan yang juga mempengaruhi peningkatan kasus
malaria adalah penggundulan hutan, terutama hutan-hutan bakau di pinggir
pantai. Akibat rusaknya lingkungan ini, nyamuk yang umumnya hanya
tinggal di hutan, dapat berpindah di pemukiman manusia, kerusakan hutan
bakau dapat menghilangkan musuh-musuh alami nyamuk sehingga
kepadatan nyamuk menjadi tidak terkontrol.
1.2. Tujuan
Setelah mengikuti seminar ini diharapkan mahasiswa dapat memahami
asuhan keperawatan pada anak dengan Malaria
1.3. Rumusan masalah
Setelah mengikuti seminar ini mahasiswa diharapkan dapat memahami
tentang malaria.
a. Mahasiswa dapat memahami etiologi malaria
b. Mahasiswa dapat menguraikan tanda gejala malaria.
c. Mahasiswa dapat mengetahui manifestasi klinis
d. Mahasiswa dapat menguraikan patofisiologi malari
e. Mahasiswa dapat menguraikan asuhan keperawatan

pada

pemutusandiagnostik/laboratorium
f. Mahasiswa dapat memberikan Asuhan Keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DIFINISI MALARIA
1| M a l a r i a

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang di sebabkan oleh


plasmadium yang menyerang entrosit ditandai dengan di temukannya bentuk
aseksual di dalam darah. ( Sudoyo Aru,Dkk 2009)
Malaria adalah penyakit akut dan dapat menjadi kronik yang
disebabkan oleh protozoa (genus plasmodium) yang hidup intra sel (Iskandar
Zulkarnain, 1999).
Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
protozoa parasit yang merupakan golongan Plasmodium, dimana proses
penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles (KELOMPOK 1 STIK
MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2014)
2.2. ETIOLOGI
Malaria di sebabkan oleh protozoa dari genus plasmodium, yang selain
menginfeksi manusia juga menginfeksi binatang yang golongan burung,
reptile, dan mamalia
Protozoa genus plasmodium merupakan penyebab dari malaria yang
terdiri dari empat spesies, yaitu :
a.
b.
c.
d.

Plasmodium falcifarum penyebab malaria tropika


Plasmodium ovale penyebab malaria ovale
Plasmodium vivax penyebab malaria tertian
Plasmodium malariae penyebab malarua Quartanu
( Sudoyo Aru ,dkk 2009)
2.2.1.
Faktor penyebab malaria
a. nyamuk anopheles : penyakit malaria hanya dapat ditularkan
oleh nyamuk
b. manusia hanya rentan terhadap inveksi malaria :secara alami
penduduk disuatu daerah endemis malaria ada yang meudah dan
ada yang sukar terinveksi malaria, meskipun gejala klinis nya
ringan
c. lingkungan sangat mempengaruhi terhadap penularan malaria,
apabila lingkungan kumuh dan kotor maka malaria mudah
terjangkit

2| M a l a r i a

d. iklim, suhu, dan curah hujan disuatu daerah berperan penting


dalam penularan malaria
Penyebab malaria berdasarkan pendarahan
a. malaria kongenital (bawaan) : malaria kongenital terhadap pada

2.2.2

bayi baru lahir karena ditularkan oleh ibunya yang menderita


malaria
b. penularan mekanik (transfusi malaria ) :inveksi malaria yang
ditularkan melalui transfusi darah dari donor yang terinveksi
malaria dengan pemakaian jarum suntik yang sama
2.3 MANIFESTASI KLINIS
a. Keluhan sebelum terjadinya demam: kelesuan,malaise,sakit kepala,sakit
belakang, merasa dingin punggung,nyeri sendi dan tulang demam ringan,
anoereksia, perut tak enak, diare ringan dan kadang kadang dingin
b. Gejala klasik: triase malaria
Priode dingin (15-50 menit):menggigil , badan bergeta, gigi
saling terantuk, temperatur mulai menaik, pada anak sering

terjadi kejang.
Priode panas: muka merah, kulit kering, dan terasa sangat
panas,seperti rasa terbakar, nyeri kepala,nadi cepat,panas badan

tetap tinggi 2-12jam


Priode keringat berkeringat banyak dan temperatur turun dan
merasa sehat
( sumarmo,2002)

Manifestasi klinis infeksi plasmodium


Plasmodium

Masa inkubasi Tipe panas Manifestasi klinik

Falciparum

(hari)
12 (9-14)

(jam)
24,36 , 48

Gejala gastrointosginal
hemolisi, anemia, iterus,
hemoglobinuria,syol,algid
maligna, gejala
cerebral,adema paru,

3| M a l a r i a

gangguan kehamilan,
kelainan
retina,hipoglikemia,
Vivax

Ovale

13(12-

48

kematian
Amenia

17)/12bulan

kronik,splenomegali,ruptur

17 (16-18)

e limpah
Anemia kronik,

48

splenomegali,rupture
Malariae

28(18-40)

72

limpah
Rekrudensi sampai 50
tahun,splenomegali
menetap, limpa jarang
ruputure, sindroma nefrotik

Sumber: cook 1988,sudoyo arul, hal 2817-2819

1. Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum)


Malaria tropika/ falciparum malaria tropika merupakan
bentuk yang paling berat, ditandai dengan panas yang ireguler,
anemia, splenomegali, parasitemia yang banyak dan sering
terjadi komplikasi. Masa inkubasi 9-14 hari. Malaria tropika
menyerang semua bentuk eritrosit. Disebabkan oleh Plasmodium
falciparum. Plasmodium ini berupa Ring/ cincin kecil yang
berdiameter 1/3 diameter eritrosit normal dan merupakan satusatunya spesies yang memiliki 2 kromatin inti (Double
Chromatin).
Klasifikasi penyebaran Malaria Tropika:
Plasmodium Falcifarum menyerang sel darah merah seumur
hidup. Infeksi Plasmodium Falcifarum sering kali menyebabkan
sel darah merah yang mengandung parasit menghasilkan banyak

4| M a l a r i a

tonjolan untuk melekat pada lapisan endotel dinding kapiler


dengan akibat obstruksi trombosis dan iskemik lokal. Infeksi ini
sering kali lebih berat dari infeksi lainnya dengan angka
komplikasi tinggi (Malaria Serebral, gangguan gastrointestinal,
2.

Algid Malaria, dan Black Water Fever).


Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae)
Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit yang serupa dengan
Plasmoduim vivax, lebih kecil dan sitoplasmanya lebih
kompak/lebih biru. Tropozoit matur mempunyai granula coklat
tua sampai hitam dan kadang-kadang mengumpul sampai
membentuk pita. Skizon Plasmodium malariae mempunyai 8-10
merozoit yang tersusun seperti kelopak bunga/ rossete. Bentuk
gametosit sangat mirip dengan Plasmodium vivax tetapi lebih
kecil.
Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah puncak 48 jam. Gejala
lain nyeri pada kepala dan punggung, mual, pembesaran limpa,
dan malaise umum. Komplikasi yang jarang terjadi namun dapat
terjadi seperti sindrom nefrotik dan komplikasi terhadap ginjal
lainnya. Pada pemeriksaan akan di temukan edema, asites,

proteinuria, hipoproteinemia, tanpa uremia dan hipertensi


3. Malaria Ovale (Plasmodium Ovale)
Malaria Tersiana (Plasmodium Ovale) bentuknya mirip
Plasmodium malariae, skizonnya hanya mempunyai 8 merozoit
dengan masa pigmen hitam di tengah. Karakteristik yang dapat di
pakai untuk identifikasi adalah bentuk eritrosit yang terinfeksi
Plasmodium Ovale biasanya oval atau ireguler dan fibriated.
Malaria ovale merupakan bentuk yang paling ringan dari semua
malaria disebabkan oleh Plasmodium ovale. Masa inkubasi 11-16
hari, walau pun periode laten sampai 4 tahun. Serangan
paroksismal 3-4 hari dan jarang terjadi lebih dari 10 kali walau
pun tanpa terapi dan terjadi pada malam hari.

5| M a l a r i a

4. Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax)


Malaria Tersiana

(Plasmodium

Vivax)

biasanya

menginfeksi eritrosit muda yang diameternya lebih besar dari


eritrosit

normal.

Bentuknya

mirip

dengan

plasmodium

Falcifarum, namun seiring dengan maturasi, tropozoit vivax


berubah menjadi amoeboid. Terdiri dari 12-24 merozoit
ovale dan pigmen kuning tengguli. Gametosit berbentuk oval
hampir memenuhi seluruh eritrosit, kromatinin eksentris, pigmen
kuning. Gejala malaria jenis ini secara periodik 48 jam dengan
gejala klasik trias malaria dan mengakibatkan demam berkala 4
hari sekali dengan puncak demam setiap 72 jam.
Dari semua jenis malaria dan jenis plasmodium yang menyerang
system tubuh, malaria tropika merupakan malaria yang paling
berat di tandai dengan panas yang ireguler, anemia,splenomegali,
parasitemis yang banyak, dan sering terjadinya komplikasi.
2.4 TANDA & GEJALA
2.1.1 Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang
(sporolasi). Pada Malaria Tertiana (P.Vivax dan P. Ovale),
pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap
hari ke-3, sedangkan Malaria Kuartana (P. Malariae) pematangannya
tiap 72 jam dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap serangan di
tandai dengan beberapa serangan demam periodik. Gejala umum
(gejala klasik) yaitu terjadinya Trias Malaria (malaria proxysm)
secara berurutan :
1) Periode dingin
Mulai menggigil, kulit kering dan dingin, penderita sering
membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada saat
menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling
terantuk, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode

6| M a l a r i a

ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan


meningkatnya temperatur.
2) Periode Panas
Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap
tinggi sampai 40oC atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala,
nyeri retroorbital, muntah-muntah, dapat terjadi syok (tekanan
darah turun), kesadaran delirium sampai terjadi kejang (anak).
Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai 2 jam atau
lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.
3) Periode berkeringat.
Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh,
sampai basah, temperatur turun, penderita merasa capai dan sering
tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat
2.1.2

melakukan pekerjaan biasa.


Splenomegali
Splenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala
khas Malaria Kronik. Limpa mengalami kongesti, menghitam dan
menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan
ikat bertambah (Corwin , 2000, hal. 571). Pembesaran limpa terjadi
pada beberapa infeksi ketika membesar sekitar 3 kali lipat. Lien dapat
teraba di bawah arkus costa kiri, lekukan pada batas anterior. Pada
batasan anteriornya merupakan gambaran pada palpasi yang
membedakan jika lien membesar lebih lanjut. Lien akan terdorong ke
bawah ke kanan, mendekat umbilicus dan fossa iliaca dekstra.
1) Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling
berat adalah anemia karena Falcifarum. Anemia di sebabkan oleh
penghancuran eritrosit yang berlebihan Eritrosit normal tidak dapat
hidup lama (reduced survival time). Gangguan pembentukan eritrosit
karena depresi eritropoesis dalam sumsum tulang (Mansjoer. dkk, Hal.
411).
2) Ikterus
7| M a l a r i a

Ikterus adalah diskolorasi kuning pada kulit dan skIera mata


akibat kelebihan bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah produk
penguraian sel darah merah. Terdapat tiga jenis ikterus antara lain:
- Ikterus hemolitik
Disebabkan oleh lisisnya (penguraian) sel darah merah yang
berlebihan. Ikterus ini dapat terjadi pada destruksi sel darah merah
yang berlebihan dan hati dapat mengkonjungasikan semua
-

bilirubin yang dihasilkan.


Ikterus hepatoseluler
Penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin oleh hati terjadi

pada disfungsi hepatosit dan di sebut dengan hepatoseluler.


Ikterus Obstruktif
Sumbatan terhadap aliran darah ke empedu keluar hati atau
melalui duktus biliaris di sebut dengan ikterus obstuktif
(Corwin, 2000, hal. 571).

2.2 PATOFISIOLOGI
Daur hidup spesies malaria pada manusia yaitu:
a. Fase seksual
Fase ini terjadi di dalam tubuh manusia (Skizogoni), dan di dalam tubuh
nyamuk (Sporogoni). Setelah beberapa siklus, sebagian merozoit di
dalam eritrosit dapat berkembang menjadi bentuk- bentuk seksual jantan
dan betina. Gametosit ini tidak berkembang akan mati bila tidak di hisap
oleh Anopeles betina. Di dalam lambung nyamuk terjadi penggabungan
dari gametosit jantan dan betina menjadi zigote, yang kemudian
mempenetrasi dinding lambung dan berkembang menjadi Ookista.
Dalam waktu 3 minggu, sporozoit kecil yang memasuki kelenjar ludah
nyamuk (Tjay & Rahardja, 2002, hal .162-163).
Fase eritrosit dimulai dan merozoid dalam darah menyerang eritrosit
membentuk

tropozoid.

Proses

berlanjut

menjadi

trofozoit-

skizonmerozoit. Setelah 2- 3 generasi merozoit dibentuk, sebagian


merozoit berubah menjadi bentuk seksual. Masa antara permulaan
infeksi sampai ditemukannya parasit dalam darah tepi adalah masa
8| M a l a r i a

prapaten, sedangkan masa tunas/ incubasi intrinsik dimulai dari


masuknya sporozoit dalam badan hospes sampai timbulnya gejala klinis
demam. (Mansjoer, 2001, hal. 409).
b. Fase Aseksual
Terjadi di dalam hati, penularan terjadi bila nyamuk betina yang
terinfeksi

parasit,

menyengat

manusia

dan

dengan

ludahnya

menyuntikkan sporozoit ke dalam peredaran darah yang untuk


selanjutnya bermukim di sel-sel parenchym hati (Pre-eritrositer).
Parasit tumbuh dan mengalami pembelahan (proses skizogoni dengan
menghasilakn skizon) 6-9 hari kemudian skizon masak dan
melepaskan beribu-ribu merozoit. Fase di dalam hati ini di namakan
Pra -eritrositer primer. Terjadi di dalam darah. Sel darah merah
berada dalam sirkulasi lebih kurang 120 hari. Sel darah mengandung
hemoglobin yang dapat mengangkut 20 ml O2 dalam 100 ml darah.
Eritrosit diproduksi oleh hormon eritropoitin di dalam ginjal dan hati.
Sel darah di hancurkan di limpa yang mana proses penghancuran yang
di keluarkan diproses kembali untuk mensintesa sel eritrosit yang baru
dan pigmen bilirubin yang dikelurkan bersamaan dari usus halus. Dari
sebagian merozoit memasuki sel-sel darah merah dan berkembang di
sini menjadi trofozoit. Sebagian lainnya memasuki jaringan lain,
antara lain limpa atau terdiam di hati dan di sebut ekso-eritrositer
sekunder. Dalam waktu 48 -72 jam, sel-sel darah merah pecah dan
merozoit yang di lepaskan dapat memasuki siklus di mulai kembali.
Setiap saat sel darah merah pecah, penderita merasa kedinginan dan
demam, hal ini di sebabkan oleh merozoit dan protein asing yang di
pisahkan. Secara garis besar semua jenis Plasmodium memiliki siklus
hidup yang sama yaitu tetap sebagian di tubuh manusia (aseksual) dan
sebagian ditubuh nyamuk.

9| M a l a r i a

2.3 PATHWAY

10| M a l a r i a

2.4 PENATALAKSANAAN
Skizontisid jaringan primer yang membasmi parasit praeritrosit,

yaktu progruanil, pirimetamin


Skizontisid jaringan sekunder yang membasmi parasit eksoeritrosit,

yaitu primakuin
Skizontisid darah yang membasmi parasit fase eritrosit yaitu kina,

klorokuin dan amoalakuin


Gametosid yang menghancurkan benuk seksual
Sporontosid mencegah gametosid dalam darah untuk membentuk
ookista dan sporotozoid dalam nyamuk anopheles yaitu primakuin
dan pnoguanil.

2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG


2.5.1 Happus darah tepi
a. Tetes darah tepi dengan pewarnaan gimsa (spesies parasit)
b. Tetes tebal (lebih sensitive dekteksi parasit)
2.5.2 Res serosol
a. IFA (inderat Flovorescen Antibody)
b. IHA (interean Hemoglotinatiaon)
c. Untuk diagnostic akut (+) bila beberapa hari setelah infeksi parasit
2.5.3 Pemeriksaan GBC
2.6

KOMPLIKASI
a. Malaria serebal adalah kejang-kejang penurunan keadaan sampai koma.
Terjadi karena edema pada otak akibat tersumbatnya pembuluh darah
otak akibat dipenuhi oleh kuman malaria.
b. Malaria imperpirealia; penderita tidak mampu berkeringan sehingga suhu
tubuh terus naik sampai 42-430 C.
c. Gangguan Hepar ; urine menjadi merah tua atau hitam kerena
hemoglobin akibat hemolisis berlebihan.
d. Gangguan tearktus gastro intesitinalis, sehiingga timbul diare hebat,
kadang mengandung lender dan darah.
e. Black Water Fever ; urine menjadi merah tua atau hitam kerena
hemoglobin akibat hemolisis berlebihan.
f. Kambuh kembali

11| M a l a r i a

g. Rekrudensi (shor team relapses) yaitu timbul karena parasit malaria


dalam eritrosit menjadi banyak, timbul beberapa minggu setelah penyakit
sembuh.
h. Rekuren (log team relapses) yaitu karena parasit siklus eksoeristoris
masuk dalam darah dan menjadi banyak. Biasanya timbul kira-kira 6
bulan setelah penyakit sembuh.
Pengkajian.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
a. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum
Tanda : Takikardi, Kelemahan otot dan penurunan kekuatan.
b. Sirkulasi
Tanda : Tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut
perifer kuat dan cepat (fase demam) Kulit hangat, diuresis
(diaphoresis ) karena vasodilatasi. Pucat dan lembab (vaso
kontriksi), hipovolemia,penurunan aliran darah.
c. Eliminasi
Gejela : Diare atau konstipasi; penurunan haluaran urine
Tanda : Distensi abdomen
d. Makanan dan cairan

12| M a l a r i a

Gejala : Anoreksia mual dan muntah


Tanda : Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan, dan
Penurunan masa otot. Penurunan haluaran urine, kosentrasi
urine.
e. Neuro sensori
Gejala : Sakit kepala, pusing dan pingsan.
Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas deliriu
atau koma.
f. Pernapasan.
Tanda : Tackipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan .
Gejala : Napas pendek pada istirahat dan aktivitas
g. Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : Masalah kesehatan kronis, misalnya hati, ginjal,
keracunan alkohol, riwayat splenektomi, baru saja menjalani
operasi/ prosedur invasif, luka traumatik.
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Hipertemi berhubungan dengan peningkatan metabolisme, dehidrasi,
efek langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
asupan makanan yang tidak sdekuat; anoresia; mual/muntah .
3.3 INTERVENSI
Hipertemi berhubungan dengan peningkatan metabolisme, dehidrasi, efek
langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus dan Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan yang tidak
sdekuat; anoresia; mual/muntah .
NO
1

Diagnosa

Tujuan

Intervensi

Keperawatan
Hipertermia

Kriteria hasil
suhu tubuh dalam rentang

Hipertermi

berhubungan dengan

normal

menunjukan proses

peningkatan

Nadi dan RR dalam

penyakit

metabolisme,

rentang normal

akut. Pola demam

Tidak ada perubahan

menunjukkan

warna kulit dan tidak ada

diagnosis.

dehidrasi, efek
langsung sirkulasi

infeksius

13| M a l a r i a

kuman pada

pusing

hipotalamus

Perubahan nutrisi

Adanya peningkatan berat Kaji riwayat nutrisi,

kurang dari

badan

kebutuhan tubuh

tujuan

sesuai

dengan termasuk

makanan

yang

disukai.

berhubungan dengan Berat badan ideal sesuai Observasi dan catat


asupan makanan

dengan tinggi badan

yang tidak sdekuat;

Mampu mengindentifikasi klien

anoresia;

kebetuhan nutrisi

mual/muntah .

masukan

makanan
mengawasi

masukan kalori atau


kualitas
kekeurangan
konsumsi makanan

3.4 Evaluasi
1. Menunjukkan penyembuhan seiring perjalanan waktu, bebas dari
tanda-tanda infeksi.
2. Menunjukkan suhu dalam batas normal, bebas dari kedinginan.
3. Mempertahankan volume sirkulasi adekuat dengan tanda-tanda
vital dalam batas normal pasien, nadi perifer teraba, dan haluaran
urine adekuat.
4. Melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas
harian).
5. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol.

14| M a l a r i a

BAB IV
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang di sebabkan oleh plasmadium
yang menyerang entrosit ditandai dengan di temukannya bentuk aseksual di
dalam darah. ( Sudoyo Aru,Dkk 2009)
3.2 SARAN
Dalam penulisan makalah yang berjudul Asuhan keperawatan pada malaria
nantinya makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Namun penulis menyadari dalam penulisan
makalah ini masih bnyak terdapat kekurangan baik dalam penulisan maupun
penyusunannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah di masa yang akan
datang.

15| M a l a r i a

DAFTAR PUSTAKA

Karpenito, Lynda jual.2009.Diagnosis Keperawatan.jakarta. EGC


Muttakin, Arif,S.kep,2008.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
kardiovaskular dan hematilogi. Jakarta. EGC
Brunner & Suddarth.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Volume 3 ). jakarta.
vEGC
www. Google.com (eksiklopedi bebas)http.asuhan keperawatan sistem hematologi .co.id.

Asuhan Keperawatan Nic Noc Nanda

Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014 penerbit Buku kedokteran

Diagnosa Keperawatan edisi 9 penerbit buku kedokteran

16| M a l a r i a

Anda mungkin juga menyukai