Disusun Oleh :
P1337420219024
2A
I. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Disentri merupakan tipe diare yang berbahaya dan sering kali
menyebabkan kematian dibandingkan dengan tipe diare akut yang lain.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri (disentri basiler) dan amoeba
(disentri amoeba).
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang
menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas
yang disebut sindroma disentri, yakni sakit perut yang sering terjadi
dengan tenesmu, berak-berak, dan tinja mengandung darah dan lendir.
Adanya leukosit dalam tinja merupakan suatu bukti bahwa kuman
penyebab disentri tersebut menembus dinding kolon dan bersarang di
bawahnya. Penyakit ini sering kali terjadi karena kebersihan tidak terjaga,
baik karena kebersihan diri atau individu maupun kebersihan masyarakat
dan lingkungan. (NANDA NIC NOC, 2013)
B. ETIOLOGI
Etiologi dari disentri ada 2, yaitu :
1. Disentri basiler, disebabkan oleh Shigella, sp. Basil non motil,
gram negatif, famili enterobacteriaceae. S. Sonnei adalah salah satu
tipe yang mempunyai sifat spesifik, maka seseorang dapat
terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang berbeda. Penyakit disentri
kadang-kadang bersifat ringan dan kadang-kadang berat. Suatu
keadaan lingkungan yang jelek akan menyebabkan mudahnya
penularan penyakit. Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa
diare, adanya lendir dan darah dalam tinja, perut terasa sakit dan
tenesmus. Shigella sp merupakan penyakit terbanyak dari diare
invasif (disentri) dibandingkan dengan penyebab lainnya. Hal ini
tergambar dari penelitian yang dilakukan oleh Taylor dkk di
Thailand pada tahun 1984.
2. Disentri amoeba, disebabkan Entamoeba hystolitica. Merupakan
protozoa usus, sering hidup sebagai mikroorganisme komensal
apatogen di usus besar manusia. Apabila kondisi menzinkan dapat
berubah menjadi patogen dengan cara membentuk koloni di
dinding usus sehingga menimbulkan ulserasi. Siklus hidup amoeba
ada 2 bentuk yaitu trofozoit yang dapat bergerak dan bentuk kista.
C. MANIFESTASI KLINIS
Disentri basiler
1. Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada
disentri shigellosis, pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer
tanpa darah dalam 6-24 jam pertama, dan setelah 12-72 jam
sesudah permulaan sakit, didapatkan darah dan lendir dalam tinja.
2. Panas tinggi (39-40 derajat) appear toxic
3. Muntah-muntah
4. Anoreksia
5. Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB
6. Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan
sepsis.
Disentri amoeba
E. PATHWAY
F. KOMPLIKASI
1. Sindrom hemolitik uremik
Sindrom ini terjadi karena bakteri Shigella dysenteriae
menghasilkan racun yang merusak sel darah merah.
2. Infeksi darah
Kondisi ini jarang terjadi, dan umumnya hanya menimpa seseorang
dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS
atau kanker.
3. Kejang
Tidak diketahui mengapa dapat timbul kejang. Meski demikian,
komplikasi ini jarang terjadi.
4. Postinfectious arthritis
Kondisi ini menimpa sekitar 2% penderita disentri yang
disebabkan bakteri Shigella flexneri. Gejala dapat dirasakan hingga
beberapa bulan atau tahun, meliputi iritasi mata, nyeri sendi, serta
rasa sakit saat buang air kecil.
5. Abses hati
Meski jarang, disentri amoeba dapat menyebabkan abses hati, yang
juga dapat menyebar ke otak dan paru-paru.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan tinja
Makroskopis : suatu disentri amoeba dapat ditegakkan bila
ditemukan bentuk trofozoit dalam tinja
Benzidin test
Mikroskopis : leukosist fecal (petanda adanya kolitis),
darah fecal
2. Biakan tinja
Media : agar MacConkey, xylose-lysine deoxycholate (XLD), agar
SS
3. Pemeriksaan darah rutin : leukositosis (5.000-15.000 sel/mm3),
kadang-kadang dapat ditemukan leucopenia.
4. Endoscopy : memberikan visualisasi area yang terlibat.
H. PENATALAKSANAAN
1. Komponen terapi disentri, antara lain :
a. Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit
Seperti pada kasus diare cair akut secara umum, hal
pertama yang harus diperhatikan dalam penatalaksanaan
disentri setelah keadaan stabil adalah penilaian dan koreksi
terhadap status hidrasi dan keseimbangan elektrolit.
b. Diet
Pasien dengan disentri harus diteruskan pemberian
makanannya. Berikan diet tinggi kalori dan protein untuk
mencegah malnutrisi. Untuk mempersingkat perjalanan
penyakit, dapat diberikan antibiotik dan preparat seng oral.
Dalam pemberian obat-obatan, harus diperhatikan bahwa
obat-obat yang memperlambat motilitas usus sebaiknya
tidak diberikan karena adanya resiko untuk memperpanjang
masa sakit.
c. Antibiotik
Pengobatan menggunakan antibiotika yang tepat akan
mengurangi masa sakit dan menurunkan resiko komplikasi
dan kematian. Pilihan utama untuk Shigelosis (menurut
anjuran WHO) :
Kotrimokasazol (trimetoprim 10 mg/kbBB/perhari dan
sulfametoksazol 50 mg/kgBB/hari) dibagi dalam 2 dosis,
selama 5 hari. Dari hasil penelitian, tidak didapatkan
perbedaan manfaat pemberian kotrimoksazol dibandingkan
placebo10.
Perbaikan seharusnya tampak dalam 2 hari, misalnya panas
turun, sakit dan darah dalam tinja berkurang, frekuensi
BAB berkurang, dll. Bila dalam 2 hari tidak terjadi
perbaikan, antibiotik harus dihentikan dan diganti dengan
alternatif lain.
II. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal
dan jam MRS, nomor register.
b) Pola Eliminasi
Frekuensi BAB dan BAK tidak normal karena pasien tidak
tercukupi kebutuhan nutrisinya
c) Pola Nutrisi
Pasien biasanya memiliki nafsu makan yang menurun karena
masih disentri
2. Pemeriksaan Fisik
a) Gambaran Umum
Perlu menyebutkan :
Leher
Pada leher tidak ada gangguan yaitu tidak ada benjolan.
Wajah
Wajah pucat. Tetapi, tidak ada perubahan fungsi maupun
bentuk. Tidak ada lesi, simetris, tidak ada edema.
Mata
Pasien nampak cekung dan tidak ada lesi.
Telinga
Tidak ada kelainan, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan.
Hidung
Tidak ada kelainan, tidak ada benjolan, tidak ada
kemerahan, tidak ada lesi.
Mulut
Pada pasien disentri mulut terlihat kering .
Dada
Tidak ada kelainan, simetris
Paru-paru
Normal (Vesikuler) tidak ada ronkhi dan wheezing
Jantung
Tidak ada kelainan.
Perut
Terlihat kembung dan bising usus sangat cepat.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. INTERVENSI / PERENCANAAN
1 : Sangat terganggu
2 : Banyak terganggu
3 : Cukup terganggu
4 : Sedikit terganggu
5 : Tidak terganggu
Asupan 3 5 diperlukan
1. Tidak adekuat
2. Sedikit adekuat
3. Cukup adekuat
5. Sepenuhnya adekuat
D. IMPLEMENTASI
Implementasi/pelaksanaan pada klien dengan disentri
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan perawatan yang
meliputi tindakan-tindakan yang telah direncanakan oleh
perawat maupun hasil kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya
serta memperhatikan kondisi dan keadaan pasien.
E. EVALUASI
Evaluasi dilakukan setelah diberikan tindakan perawatan
dengan melihat respon pasien, mengacu pada kriteria evaluasi,
tahap ini merupakan proses yang menetukan sejauh mana
tujuan telah tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Mooehead, Sue dkk. 2004. Nursig Outcomes Clasification (NOC). Jakarta :
Mosby Elevier
Anonim, 2008. Disentri. Diakses dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Disentri_Amuba. Sya’roni A. Hoesadha Y. 2006
Robbins dan Cotrans. 2002. Dasar Patologis Penyakit. Buku EGC Kedokteran :
Jakarta
Doengoes, Marilyam E Dkk. 1993 Rencana Asuhan Keperawatan. Pedoman
Untuk Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan. Jakarta : EGC
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi III. Fakultas kedokteran UI : Jakarta. Davis
K, 2007
NANDA, 2013. Diagnosa Nanda (NIC dan NOC), disertai dengan Discharege
Planning.
A. PENGKAJIAN
Identitas Penyaji
Nama : Nimas Azizah Zulfani
NIM : P1337420219024
Tanggal : 17 Mei 2021
Tempat : Ruang Mawar
Jam : 11.00 WIB
1. Identitas Pasien
No RM : 282**
Nama : Ny. S
Umur : 65 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 30 Desember 1956
Status : Sudah Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Pandak
Suku bangsa : Jawa Tengah
Tanggal masuk : 15 Mei 2021
Diagnosa medis : Disentri
Keterangan :
1 : Mandiri
2 : Dibantu alat
3 : Dibantu orang lain
4 : Dibantu alat dan orang lain
5 : Tergantung total
e. Pola Istirahat Tidur
DS : Pasien mengatakan tidak bisa tidur
DO: Pasien terlihat lesu
f. Pola Perspektif Kognitif
DS : Pasien mengatakan panca indranya berfungsi dengan baik
DO: Pasien terlihat kooperatif saat dilakukan pengkajian
g. Pola Persepsi dan Konsep Diri
DS : Pasien mengatakan yakin pasien akan sembuh
DO: Pasien kooperatif terhadap tindakan perawatan yang
dilakukan
h. Pola Sex dan Reproduksi
DS : Pasien mengatakan sudah menikah dan mempunyai anak
DO: Pasien berjenis kelamin laki – laki, pasien ditunggui oleh
Istrinya
i. Pola Koping dan Toleransi Stress
DS : Pasien mengatakan masalah lemas dan BAB cair
DO: Pasien tampak lemas
j. Pola Peran dan Hubungan
DS : Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga baik
DO : Pasien terlihat ditemani oleh keluarganya
k. Pola Nilai dan Keyakinan
DS : Pasien mengatakan beragama islam
DO : Pasien terlihat berdoa ketika hendak dilakukan tindakan
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Lemas GCS : E : 4 M : 6 V :
5
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda Tanda Vital :
TD : 114/82 mmHg
N : 103*/menit
S : 37,2°C
RR : 20*/menit
f. Pemeriksaan dada :
- Paru :
Normal. Tidak ada ronkhi
dan wheezing (Vesikuler)
- Jantung :
Murmur
g. Pemeriksaan Abdomen :
- Inspeksi : Terlihat membesar
- Palpasi : Perut terasa sakit
- Perkusi : Tympani
- Auskultasi : Bising usus (+)
6. Program Terapi
- Infus RL 20 TPM
- Injeksi metamizol 1cc
- Paracetamol 3x1
- Betahistine 3x1
- Zink 1x1
- Antasid syrp 3xC1
- Injeksi ondansentron 1 ampul/IV/4x
B. ANALISA DATA
No Data Fokus Etiologi Problem
1. DS : Pasien mengatakan Kekurangan Risiko
lemas volume cairan ketidakseimbangan
DO : Pasien terlihat elektrolit
lemas
2. DS : Pasien mengatakan Disentri Ketidakseimbangan
tidak nafsu makan nutrisi : kurang dari
DO : Pasien terlihat kebutuhan tubuh
lemas
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan kekurangan
volume cairan (00195)
2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan disentri (00002)
D. INTERVENSI
Dx NOC NIC
I Setelah dilakukan tindakan Manajemen Elektrolit/ Cairan
keperawatan selama 3x24 jam (2080)
diharapkan risiko 1. Timbang berat badan harian
ketidakseimbangan elektrolit dan pantau gejala
dapat teratasi dengan kriteria 2. Berikan cairan yang sesuai
hasil : 3. Monitor tanda-tanda vital yang
Keseimbangan cairan (0601) sesuai
Kriteria Awal Akhir 4. Monitor respon pasien terhadap
terapi elektrolit yang
Tekanan 4 5
diresepkan
darah
Berat badan 3 5
stabil
Turgor 3 5
kulit
Keterangan :
1 : Sangat terganggu
2 : Banyak terganggu
3 : Cukup terganggu
4 : Sedikit terganggu
5 : Tidak terganggu
II Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi (1100)
keperawatan selama 3x24 jam 1. Tentukan status gizi pasien dan
diharapkan ketidakseimbangan kemampuan pasien untuk
nutrisi dapat teratasi dengan memenuhi kebutuhan nutrisi
kriteria hasil : 2. Instruksikan pasien mengenai
Status Nutrisi : Asupan kebutuhan nutrisi
Makanan dan Cairan (1008) 3. Atur diet yang diperlukan
Kriteria Awal Akhir 4. Anjurkan pasien untuk duduk
pada posisi tegak dikursi
Asupan 3 5
makanan
secara oral
Asupan 3 5
cairan
secara oral
Asupan 3 5
cairan
intravena
Keterangan :
1. Tidak adekuat
2. Sedikit adekuat
3. Cukup adekuat
4. Sebagian besar adekuat
5. Sepenuhnya adekuat
E. IMPLEMENTASI
Hari/ D Implementasi Catatan Para
Tanggal x Perkembanga f
n
Senin,17 I, Mengkaji keluhan S : Pasien
Mei 2021 II pasien mengatakan
8.30 Memonitor tanda- lemas dan
tanda vital pasien diare cair
Menimbang berat O : Pasien
badan pasien terliat lemas,
Mengkolaborasikan TD : 124/71
F. EVALUASI
Hari/ Dx Catatan Perkembangan Paraf
Tanggal
Senin, 17 I S : Pasien mengatakan masih lemas dan Nimas
Mei 2021 diare cair
O : Pasien terlihat masih pucat
A : Masalah disentri belum teratasi
Keseimbangan cairan (0601)
Kriteria Awal Tujuan Akhir
Tekanan 4 5 4
darah
Berat badan 3 5 3
stabil
Turgor kulit 3 5 3
Keterangan :
1 : Sangat terganggu
2 : Banyak terganggu
3 : Cukup terganggu
4 : Sedikit terganggu
5 : Tidak terganggu
II
Asupan 3 5 3
makanan
secara oral
Asupan 3 5 3
cairan
secara oral
Asupan 3 5 3
cairan
intravena
Keterangan :
1. Tidak adekuat
2. Sedikit adekuat
3. Cukup adekuat
4. Sebagian besar adekuat
Selasa, 18 I 5. Sepenuhnya adekuat Nimas
Mei 2021 P : Lanjutkan Intervensi
Tekanan 4 5 4
darah
Berat badan 3 5 3
stabil
Turgor kulit 3 5 3
Keterangan :
1 : Sangat terganggu
II 2 : Banyak terganggu
3 : Cukup terganggu
4 : Sedikit terganggu
5 : Tidak terganggu
Status Nutrisi : Asupan Makanan dan
Cairan (1008)
Kriteria Awal Tujuan Akhir
Asupan 3 5 3
makanan
secara oral
Asupan 3 5 3
cairan
secara oral
Asupan 3 5 3
cairan
intravena
Keterangan :
1. Tidak adekuat Nimas
2. Sedikit adekuat
Rabu, 19 I, 3. Cukup adekuat
Mei 2021 II 4. Sebagian besar adekuat
5. Sepenuhnya adekuat
P : Lanjutkan Intervensi
Tekanan 4 5 4
darah
Berat badan 3 5 4
stabil
Turgor kulit 3 5 4
Keterangan :
1 : Sangat terganggu
2 : Banyak terganggu
3 : Cukup terganggu
4 : Sedikit terganggu
5 : Tidak terganggu
Status Nutrisi : Asupan Makanan dan
Cairan (1008)
Kriteria Awal Tujuan Akhir
Asupan 3 5 4
makanan
secara oral
Asupan 3 5 4
cairan
secara oral
Asupan 3 5 4
cairan
intravena
Keterangan :
1. Tidak adekuat
2. Sedikit adekuat
3. Cukup adekuat
4. Sebagian besar adekuat
5. Sepenuhnya adekuat
P : Pasien boleh pulang