OLEH :
VALERIA HARTIANA S. CUWI
NPM 22201313
1) Definisi
Glomerulonefritis adalah peradangan pada kapiler glomerulus. Glomerulonefritis
akut merupakan glomerulonefritis yang sering ditemukan pada anak umur 2-10 tahun,
meskipun orang dewasa muda dan remaja dapat juga terserang.
2) Etiologi
Bakteri, virus, dan proses imunologis lainnya
Infeksi streptokokus atau sering disebut dengan GNA pasca streptococcus
Penyebab lain : impetigo (reaksi pada kulit) , infeksi virus akut (infeksi
saluran pernapasan)
3) Patofisiologi
Patofisiologi pada pasien GNA menurut (Ramon Adyesa Tobe, 2019) yang
muncul pada anak dengan glomeruloenfritis akut adalah:
4) Manifestasi Klinik
Hematuria (kencing seperti air cucian daging). Hematuria dapat terjadi karena
kerusakan pada rumbai kapiler glomerulus.
Proteinuria (protein dalam urine) adalah suatu kondisi dimana urine
mengandung jumlah protein yang tidak normal.
Hipertermi/suhu tubuh meningkat, dikarenakan adanya inflamsi oleh
strepkokus.
Oliguria dan anuria
Edema
Edema yang bisanya dimulai pada kelopak mata dan bisa ke seluruh tubuh,
edema dapat terjadi karena adanya akumulasi cairan akibat penurunan fungsi
ginjal, dimana terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus yang mengakibatkan
ekskresi air, natrium, zat-zat nitrogen mungkin berkurang, hingga menjadi
edema.
Hipertensi
Bila terdapat kerusakan jaringan ginjal, maka tekanan darah akan tetap tinggi
selama beberapa minggu dan akan menjadi permanen. Bila keadaan
penyakitnya menjadi kronis. Hal ini disebabkan akibat terinduksinya sistem
renin-angiotensin.
Menurunya out put urine (pengeluaran urine) adalah keadaan dimana produksi
urine seseorang kurang dari 500 mililiter dalam 24 jam
Mual muntah
Demam
Sesak napas
Anoreksia (penurunan nafsu makan)
5) Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaa urine
- keberadaan sel darah merah sebagai penanda adanya kerusakan glomerulus.
- keberadaan sel darah putih sebagai penanda adanya peradangan.
- menurunnya berat jenis urine.
- keberadaan protein sebagai penanda adanya kerusakan sel ginjal.
Pemeriksaan darah
- Darah lengkap (anemia)
- Bun dan creatinine
- Menurunnya kadar protein albumin dalam darah karena keluar melalui
urine.
Tes imunologi
Tes ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kelainan system
imun.
Foto rontgen
- Ct scan
- Usg
Biopsy ginjal
Dilakukan dengan mengambil sampel jaringan ginjal dan periksa dibawa
mikroskop untuk memastikan pasien menderita. Biopsy juga akan membantu
dokter untuk mencari penyebab dari glomerulonephritis tersebut( kerlin,2005).
6) Komplikasi
Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi adalah(hebert,2013):
- Sindrom nefrotik
- Gagal ginjal akut
- Penyakit ginjal kronis
- Gagal jantung dan edema paru akibat cairan yang menumpuk dalam tubuh
- Gangguan keseimbangan elektrolit seperti natrium dan kalium
- Rentan terhadap infeksi
- Anemia
BAB II
Streptokokus
Filterasi glomerulus
Peningkatan
hipertermi
Oliguri volumecairan cairan Respon filtrasi Kebocoran kapiler
glomerulus
anuria Penekanan gaster
Hipertensi
Hematuria
Risiko perfusi
renal tidak proteineria
Mual, muntah,
efektif tidak nafsu makan Nyeri
Gangguan
eliminasi urine
Defisit nutrisi
edema
Menekan
diafragma
hipervolemi
a
Sesak
Pola nafas
tidak efektif
BAB III
1. Pengkajian
Genitourinaria:
Proteinuria
Hematuria
Urine keruh
Kardiovaskuler:
Hipertensi
Neurologis:
Letargi
Hematologi:
Anemia
Azotemia
Hyperkalemia
Integument:
Pucat
Edema
2. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan urinalisis
- Darah lengkap
- Pemeriksaan serologis seperti titer ASTO
Titer ASTO merupakan reaksi serologis yang paling sering
diperiksa,kenaikan titer ini dimulai pada hari ke 10 hingga 14 sesudah
infeksi streptokokus.
- CRP(C-Reactive protein)
CRP merupakan suatu protein fase akut yang diproduksi oleh hati
sebagai respon adanya infeksi, inflamasi, atau kerusakan jaringan.
inflamasi merupakan proses di mana tubuh memberikan respon
terhadap cedera.
3. Analisis data
4. Diagnose Keperawatan
1. Perfusi jaringan renal tidak efektif b.d disfungsi ginjal
2. Defisit nutrisi b.d faktor psikologis (stress,keengganan untuk makan)
3. Gangguan eliminasi urine b.d obstruksi anatomic
4. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas
5. Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi
6. Hipertemi b.d proses penyakit
7. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
5. Intervensi Keperawatan
Dx 1.Perfusi jaringan renal tidak efektif b.d disfungsi ginjal
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan
Luaran utama: Perfusi Renal
Ekspektasi : Meningkat
Kriteria hasil ;
1. Jumlah urine meningkat
2. Tekanan darah sistolik membaik
3. Tekanan darah diastolic membaik
Intervensi utama : Pencegahan syok
Observasi :
Kolaborasi:
Edukasi:
Ekspektasi : Membaik
Kriteria hasil :
Observasi:
Terapeutik:
Edukasi :
Kolaborasi:
1.Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumah kalori dan jenis
nutrein yang dibutuhkan jika peru
Ekspektasi : Membaik
Kriteria hasil :
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
1. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
Kolaborasi ;
Ekspektasi :membaik
Kriteria hasil ;
1. Dispnea meningkat
2. Bunyi napas tambahan menurun
3. Pola napas membaik
4. Warna kulit membaik
5. Takikardi menurun
Observasi :
1.Monitor pola napas (frekuensi,kedalaman.usaha napas)
2.Monitor bunyi napas tambahan(mengi,wheezing,ronkhi kering)
3.Monitor sputum(jumlah,warna dan aroma)
Terapeutik :
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian diuretic
Ekspektasi : Meningkat
Kriteria hasil :
Edukasi ;
Kolaborasi :
Ekspektasi : Membaik
Kriteria hasil :
1. Menggigil menurun
Observasi :
Terapeutik :
4. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis
Edukasi :
Kolaborasi :
Ekpektasi : Menurun
Kriteria hasil :
2. Gelisah menurun
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :