ANEMIA
DI SUSUN OLEH:
(22201321)
2022/2023
BAB I
ANEMIA
1.Definisi Anemia
2. Anemia defisiensi
Terjadi karena kekurangan bahan baku pembuat sel darah
Hasil Penelitian di bagian Ilmu Kesehatan Anak penyebab anemia defisiensi besi
menurut umur adalah:
1.Bayi di bawah umur 1 tahun
Persediaan besi kurang karena berat badan lahir rendah atau lahir kembar
5. Usia remaja-dewasa
3. Anemia hematolik
Terjadi karena penghancuran sel darah merah yang berlebihan
1. Faktor Intrasel
Faktor yang berasal dari dalam sel seperti, talasemia, hemoglobnopatia (talasemia
HbE, sickle cell anemia) sterositas, defisiensi enzim eritrosit (G-6PD,
piruvatkinase, glutation reductase).
2. Faktor Ekstrasel
Faktor yang berasal dari luar sel seperti intoksikasi,infeksi(malaria),iminologis
(inkompatibilitas golongan darah, reaksi hematolik pada transfusi darah).
4. Anemia Aplastik
Terjadi karena terhentinya pembuatan sel darah sumsum tulang atau kerusakan sum-
Sum tulang.
Hasil Penelitian di bagian Ilmu Kesehatan Anak penyebab anemia menurut umur
Adalah:
a.Bayi di bawah umur 1 tahun
Persediaan besi kurang karena berat badan rendah atau lahir kembar
b. Anak berumur 1-2 tahun
Malabsorbsi
3.Patofisilogi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau
kehilangan sel darah merah secara berlebihan. Kegagalan sumsum tulang dapat terjadi
akibat kekurangan nutrisi, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak
diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui pendarahan destruksi, dapat
mengakibatkan defek sel merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah
yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Pecah atau rusaknya sel darah merah terjadi terutama dalam hati dan limpa. Hasil
samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan
destruksi sel merah atau hemolisis segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin
plasma (konsentrasi normal kurang lebih 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan
ikterik pada sklera). Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi
(pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
hemoglobinemia. Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin
plasma (Protein pengikat hemoglobin yang terlepas dari sel darah merah yang telah
rusak) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal
dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi
sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar
menghitung retikulosit dalam sirkulasi darah, derajat proliferasi sel darah merah muda
dalam sumsum tulang dan cara pematanganya, seperti yang terlihat dalam biopsy dan
ada tidaknya hyperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
Anemia defisiensi zat besi adalah anemia yang paling sering menyerang anak-anak,
bayi cukup bulan yang lahir dari ibu nonanemik dan bergizi baik, memiliki cukup
persediaa zat besi sampai berat badan lahirnya menjadi dua kali lipat pada umumnya
saat berusia 46 bulan. Sesudah itu zat besi harus tersedia dalam makanan untuk
memenuhi kebutuhan anak. Jika asupan zat besi dari makanan tidak mencukupi maka
terjadi anemia defisiensi zat besi. Hal ini paling sering terjadi karena pengenalan
makanan padat yang terlalu dini (sebelum usia 4-6 bulan) dihentikannya susu formula
bayi yang mengandung zat besi atau ASI sebelum usia 1 tahun dan minum susu sapi
berlebihan tanpa tambahan makanan pada kaya besi. Bayi yang tidak cukup bulan, bayi
dengan perdarahan perinatal berlebihan atau bayi dari ibu yang kurang gizi dan kurang
zat besi juga tidak memiliki cadangan zat besi yang adekuat. Bayi ini berisiko lebih
tinggi menderita anemia defisiensi besi sebelum berusia 6 bulan.
Anemia defisiensi zat besi dapat juga terjadi karena kehilangan darah yang kronik.
Pada Bayi terjadi karena perdarahan usus kronik yang disebabkan oleh protein dalam
susu sapi yang tidak tahan panas. Pada anak sembarang umur kehilangan darah
sebanyak 1-7 ml dari saluran cerna setiap hari menyebabkan anemia defisiensi zat besi.
Pada remaja putri anemia defisiensi zat besi juga dapat terjadi karena menstruasi yang
berlebihan.
Aplasia hanya mengenai sistem eritropoetik disebut eritroblastopenia (anemia
hipoplastik). Aplasia mengenai sistem granulopoetik disebut agranulosistosis (Penyakit
Schultz), dan aplasia mengenai system trombopoetik disebut amegakariositik
trombositopenik (ATP). Bila mengenai ketiga-tiga sistem disebut panmieloptisis atau
lazimnya disebut anemia aplastik.
4.Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala umum yang ditimbulkan anemia disebabkan karena penurunan
kapasitas darah dalam membawa oksigen ke jaringan tubuh (anoksia) sehingga kebutuhan
oksigen pada sistem tubuh semakin meningkat, selanjutnya terjadi kerusakan metabolisme dan
menimbulkan mekanisme kompensasi tubuh terhadap penurunan hemoglobin sedemikian rupa
dibawah titik tertentu, sehingga menjadi temuan manifestasi klinis pada anemia sebagai
berikut:
a) Sistem kardiovaskuler: keletihan, kelelahan, palpitasi, takikardia, sesak nafas
(adanya retraksi) terutama pada saat beraktivitas, angina pectoris dan gagal jantung
kongestif dapat terjadi terutama pada lansia;
b) Sistem syaraf: sakit kepala, telinga berdenging, mata berkunang-kunang,
kelemahan otot, iritabilitas, akral dingin pada ekstrimitas;
c) Sistem urogenital: gangguan menstruasi, gangguan seksualitas;
d) Sistem Integumen: kulit dan membran mukosa tampak pucat (terutama pada
konjungtiva), elastisitas kulit menurun, rambut tipis dan halus;
Selain adanya temuan gejala umum sindrom anemia (kadar Hb menurun dibawah 7-8 gr/dl
sampai berat 3-4 g/dl, tampak lemah, lesu, mudah lelah, keluhan pasien mata berkunang-
kunang, telinga mendenging), selanjutnya pada anemia jenis tertentu juga memunculkan
gejala khas, antara lain:
a) Anemia hemolitik: nyeri hebat akibat obstruksi vaskuler, demam, invasi bakteri
berulang, cardiomegaly, disritmia irama jantung, gagal jantung pada anemia
kronis, icterus, hepatosplenomegali;
b) Anemia aplastika: perdarahan dibawah kulit (ptekie, ekimosis) dan membran
mukosa (epistaksis), perdarahan sub- konjungtiva, perdarahan gusi,
hematemesis melena, menorrhagia, adanya temuan tanda-tanda infeksi (ulserasi
mulut atau tenggorokan, febris, sepsis), hepatomegaly, splenomegaly;
c) Anemia defisiensi besi: pembesaran kelenjar parotis, telapak tangan berwarna kuning,
disfagia, atrofi papil lidah dan mukosa gaster, stomatitis angularis, spoon nail
(kuku menjadi rpauh, bergaris-garis vertical cekung);
d) Anemia megaloblastik: glositis dengan lidah berwarna merah (buffy tongue),
eritropoesis yang inefektif, icterus akibat pemecahan globin, trombositopenia
purpura akibat maturasi megakariosit terganggu, pada anemia defisiensi vitamin B12
adanya temuan gejala neuropati perifer, kerusakan columna posterior (gangguan
posisi, vibrasi), serta kerusakan columna lateralis (deep reflex hyperactive dan
gangguan serebrasi).
5.Pemeriksaan Diagnostik
6.Komplikasi Anemia
Potensial komplikasi pada pasien anemia: gagal jantung akibat anemia berat, angina pectoris,
kelebihan zat besi, perdarahan, infeksi, bahkan kematian akibat infeksi dan perdarahan dimana
sel-sel tubuh lainnya juga terinfeksi
BAB II
Patoflow Diagram atau WOC
Penurunan SDM
HB berkurang
ANEMIA Hiperviskositas
Luka
dimulut,lida
h merah dll
Suplai O2 dan nutrisi Ketidakefektifan
Nafsu makan Ke jaringan menurun perfusi jaringan
menurun,mual
perifer
Nutrisi
Peurunana kerja Mekanisme Reaksi antara saraf
GI anaerob berkurang
1.PENGKAJIAN
1.Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan keluarga dengan kelainan darah dan sistem imun
karena beberapa kelainan darah merupakan herediter.
Riwayat Obat-obatan:Riwayat pemakaian obat-obatan yang dapat
merangsang sistem hematologi dan sistem imun
2.Pengkajian pemenuhan kebutuhan dasar Virginia Henderson
Pernapasan /Oksigenesasi
Dispone pada saat beraktivitas,takikardi/takipnoe,ortpnoe
Nutrisi dan cairan
Penurunan masukan diet,masukan diet hewani yang rendah/masukan
protein rendah karena nyeri mulut,kesulitan menelan(ulkus pada
faring)mual,muntah,dyspepsia,anoreksia,adanya penurunan berat
badan,peka terhadap es
Eliminasi
Feses dengan darah segar,diare atau konstipasi,penurunan haluaran
urine,flatulen,distensi abdomen
Mobilisasi/aktivitas
Keletihan,kelemahan,malaise umum,toleransi terhadap Latihan
rendah,kelemahan otot,penurunan kekuatan,tubuh tidak tegak,bahu
menurun,postur lunglai,berjalan lambat
Tidur dan istirahat
Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak
Berpakaian
Mempertahankan suhu tubuh
Sering infeksi,demam,menggigil,berkeringat malam,limfadenopati
umum
Kebersihan diri/personal hygiene
Keamanan
Tidak toleran terhadap panas dan dingin,gangguan
penglihatan,penyembuhan luka buruk,sering infeksi
Berkomunikasi
Bekerja
Bermain
Menarik diri,apatis,lesu,kurang tertarik pada sekitarnya,kelemhan
otot,penurunan kekuatan
Beribadah
Keyakinan/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan misalanya
penolakan untuk transfuse darah
Belajar
Kurang berkonsentrsi/tidak fokus
3.Pemeriksaan Fisik
KeadaanUmum:Letargi,pucat,kelemahan,nyeri
kepala,demam,dispone,bb menurun
Kesadaran: cenderung apatis
Tanda-tanda vital
Peningkatan sistolik dengan diastolic stabil,nadi melebar,hipotensi
postural,disritmia:abnormalitas EKG,depresi segmen ST dan depresi
gelombang T,takikardi,bunyi jantung:murmur sistolik
Kepala dan rambut
Kering,mudah putus dan menipis
Mata
Konjungtiva Pucat,sklera Jaundice,penurunan penglihatan,hemorgik
retina
Hidung: epitaksis atau adanya tanda perdarahan dari hidung
Telinga:tinnitus,vertigo
Mulut
Bibir pucat dan tampak luka disudut bibir,membrane mukosa
kering,lidah tampak merah daging,stomatitis dan glositis
Leher
Dada
Gastroinstestinal
Anoreksia,feses keras,peristaltic usus menurun,pengeluaran feses
lama dan sulit
Jantung :disritmia:abnormalitas EKG,depresi segmen STdan depresi
gelombang T.bunyi jantung murmur sistolik,palpitasi
Kuku
Kuku mudah patah dan berbentuk seperti sendok dan pucat pada dasr
kuku
4.Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Darah Lengkap (DL): hemoglobin (hb), hamatokrit dan
eritrosit dibawah nilai normal
2) Ferritin dan kadar besi serum: rendah pada anemia defisiensi besi
3) Kadar B12 serum: rendah pada anemia pernisiosa
4) Tes comb direct: positif menandakan anemia hemolitik autoimun
5) Hemoglobin: elektroforesis mengidentifikasi tipe hemoglobin
abnormal pada penyakit sel sabit
6) Tes Schilling digunakan untuk penegakan diagnosis defisiensi vitamin
B12
5.Analisa Data
6.Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidak adekuatan transport
oksigen ke seluruh jaringan tubuh karena kurangnya sel darah merah
2. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas/kerja
gastrointestinal
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makan
4. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan deficit atau tidak
berfungsinya sel darah merah
5. Resiko Infeksi berhubungan dengan perurunan pertahanan tubuh
sekunder akibat sel darah putih yang tidak normal
7.Intervensi Keperawatan
Diagnosa Intervensi
-Kelemahan umum
-nyeri ekstremitas
-Akral dingin