Anda di halaman 1dari 4

BERITA ACARA

BED SIDE TEACHING

Telah dilaksanakan bimbingan berupa Bed Side Teaching (BST) yang


dilaksanakan pada :
Hari :Selasa
Tanggal :10 Juli 2018
Jam :10.00 WIB
Tempat : RuangMawar 1 RSUD KabupatenKaranganyar
Tema :Pemasangan Infus
(Materi terlampir)

Demikianlah Bed Side Teaching (BST) ini kami buat untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Surakarta,10 Juli 2018

Perceptor / Pembimbing Klinik Praktikan

(Hariyanto, S.Kep.,Ns) (SatyaWidha M)


Pemasangan Infus

A. Pengertian
Pemasangan infus merupakan pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh
lewat sebuah jarum ke dalam pembuluh darah intra vena untuk dapat
menggantikan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.

B. Tujuan
1. Mempertahankan dan mengganti cairan tubuh yang didalamnya
mengandung air, vitamin, elektrolit, lemak, protein, dan kalori
yang tidak mampu untuk dapat dipertahankan secara adekuat
melalui oral
2. Dapat memperbaiki keseimbangan asam dan basa
3. Memperbaiki volume komponen darah dan Memberikan jalan/
jalur masuk dalam pemberian obat-obatan ke dalam tubuh
4. Memonitor tekanan darah intra vena central (CVP)
5. Memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan untuk di
istirahatkan

C. Indikasi
1. Kondisi emergency (misalnya tindakan RJP), yang
memungkinkan untuk pemberian obat secara langsung ke dalam
pembuluh darah intra vena
2. Untuk dapat memberikan respon cepat terhadap pemberian obat
seperti furosemid, digoxin
3. Pasien yang mendapat terapi obat dalam jumlah dosis besar secara
terus menerus yang melalui pembuluh darah intra vena
4. Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan
elektrolit
5. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi
kepentingan dengan injeksi intra muskular
6. Pasien yang mendapatkan transfusi darah

D. Kontra Indikasi
1. Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di area
pemasangan infus
2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, lantaran lokasi ini
dapat digunakana untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V
Shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah)
3. Obat-obatan yang berpotensi iritan pada pembuluh vena kecil
yang aliran darahnya lambat (contohnya pembuluh vena di
tungkai dan kaki)

E. Alat
1. Sarung tangan
2. Selang infus sesuai kebutuhan (makro drip atau mikro drip)
3. Cairan parenteral sesuai program
4. Jarum intra vena sesuai ukuran
5. Alkohol swab
6. Perlak/Pengalas
7. Torniquet
8. Plester/Hipavic
9. Standar infus
10. Bengkok
11. Kasa steril

F. Prosedur
1. Tahap Pra Interaksi
a. Melakukan Identifikasi klien
b. Mencuci tangan
c. Membawa alat didekat pasien
d. Menyiapkan obat sesuai prinsip
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam, sapa sebagai pendekatan terapeutik
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
c. Menyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
3. Tahap Kerja
a. Melakukan desinfeksi tutup botol cairan
b. Menutup saluran infus (klem)
c. Menusukkan saluran infus dengan benar
d. Menggantung botol cairan pada standar infus
e. Mengisi tabung reservoir infus sesuai tanda
f. Mengalirkan cairan hingga tidak ada udara dalam selang
g. Mengatur posisi pasien dan pilih vena
h. Memasang perlak/pengalas
i. Meletakkan torniquet 5cm proksimal yang akan ditusuk
j. Memakai handscoen
k. Membersihkan kulit dengan alkohol swabs
l. Mempertahankan vena pada posisi stabil
m. Memegang IV cateter dengan sudut 30 derajat, menusuk vena
dengan lubang jarum menghadap ke atas, memastikan IV
cateter masuk intra vena kemudian menarik madrin ± 0,5 cm,
masukkan IV cateter secara perlahan, menarik madrin dan
menyambungkan dengan selang infus
n. Lepaskan torniquet, lalu alirkan cairan infus, fiksasi IV
cateter, tutup dengan kassa
o. Atur tetesan infus sesuai program
4. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Berpamitan dengan klien
c. Membereskan alat-alat
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai