(LUKA BAKAR)
OLEH :
KELOMPOK 2
5. GRIFANTO OSONG
TAHUN 2021
ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA LUKA BAKAR
1. Pengkajian
a) Identitas klien
lain.
b) Riwayat kesehatan
Keluhan utama yang dirasakan oleh klien luka bakar adalah nyeri,
saluran nafas bagian atas, bila edema paru berakibat sampai pada
pertama terjadi perubahan pola bak), fase akut (48 jam pertama
Pengkajian nyeri.
c) Riwayat kesehatan terdahulu
e) Riwayat psiokososial
muncul pada klien dan keluarga. Hal ini terjadi karena rasa sakit,
yang dirasakan oleh klien. Perubahan psikologis tersebut juga
dan penanganan penyakit luka bakar. Pada klien dengan luka bakar
a. Pengkajian awal
a. Airway
pernafasan
b. Breathing
c. Circulation
Kaji ada tidaknya peningkatan tekanan darah, kelainan detak
d. Disability
ketajaman pengelihatan.
e. Exposure
AVPU
SAMPLE
nafas.
saat aktifitas
berat
2) Sirkulasi
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi
3) Integritas ego
diri, marah.
4) Eliminasi
ada; khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20%
5) Makanan/cairan
6) Neurosensori
7) Nyeri/kenyamanan
tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak
nyeri.
8) Pernapasan
mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada; jalan nafas
atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme,
9) Keamanan
Tanda:
setelah cedera.
terkena luka bakar, adanya lesi akibat luka bakar, grade dan luas
ii. Wajah
iii. Mata
serta diplopia
iv. Hidung
v. Telinga
nyeri
vii. Leher
tambahan ronchi.
ix. Abdomen
x. Genetalia
pemasangan kateter.
xi. Muskuloskletal
punggung = 18
e. Data penunjang
1) Sel darah merah (RBC): dapat terjadi penurunan sel darah merah
(Red Blood Cell) karena kerusakan sel darah merah pada saat injuri
injuri.
3) Gas darah arteri (ABG): hal yang penting pula diketahui adalah nilai
5) Serum elektrolit :
hipernatremia.
injuri inhalasi.
2. Diagnosa keperawatan
pernapasan akut
1. Ketidakefektifan pola pernapasan yang Oksigenasi/ventilasi 1. Auskultasi bunyi napas per 2-4 jam dan
berhubungan dengan luka bakar Tujuan : pola napas efektif sesuai kebutuhan.
sirkumferensial didada, obstruksi jalan Kriteria hasil: 2. Kaji cedera inhalasi dan antisipasi
2. Paru bersih saat auskultasi 4. Hisap jalan napas endotrakea jika tepat
5. Gas darah arteri berada dalam 6. Pantau tekanan jalan napas setiap 1-2 jam
7. Suara nafas normal tidak ada 10. Pantau tekanan jalan napas dan
8. Tidak ada penggunaan otot bantu 11. Ubah posisi setiap 2 jam
10. Tidak ada ronchi, whezing, stridor 13. Lakukan rontgen dada setiap hari
13. Ritme pernapasan reguler 15. Pantau gas darah arteri dengan
menggunakan analisis kooksimeter
monoksida.)
2. Gangguan perfusi jaringan perifer yang Sirkulasi/perfusi 1. Kaji tanda-tanda vital setiap 1 jam
berhubungan dengan edema atau luka Tujuan: perfusi jaraingan perifer teratasi 2. Kaji tekanan hemodinamik setiap 1 jam
bakar sirkumferensial 1. Tekanan darah, frekuensi jantung, pasien terpasang kateter arteri pulmonal
kualitas dan kekuatan yang sama oksimeter nadi, doppler, palpasi setiap 1
fasiotomi
3. Kekurangan volume cairan yang Cairan/eletrolit 1. Kaji asupan dan haluaran cairan
permeabilitas kapiler, kehilangan cairan teratasi 2. Berikan Ringer Laktat 4 ml/kg% luka
di ruang ketiga dan kehilangan cairan Keriteria hasil: bakar, dibagi kedalam 24 jam
1. Haluan urine 30-70 ml/jam atau 0,5 3. Pantau diuresis spontan dan kurangi
6. Hambatan mobilitas fisik berhubungan Mobilitas/keamanan 1. Berikan latihan pergerakan sendi pasif
dengan proses penyakit luka bakar, Tujuan: hamabatan mobilitas fisik teratasi dan aktif setiap 1-2 jam
kontraktur, rangsangan nyeri Kriteria hasil: 2. Pasang bebat yang memfiksasi posisi
7. (3) Meminimalkan gangguan dan ganti balutan dan kateter invasif. Kultur
takipnea, takikardia.
5. Gangguan integritas kulit yang Integritas kulit 1. Kaji kulit setiap 4 jam dan setiap kali
berhubungan dengan cedera luka bakar Tujuan: gangguan integritas kulit teratasi klien diganti posisi
2. Luka bakar mulai sembuh tanpa 4. Tangani luka bakar sesuai protokol
6 Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan Nutrisi 1. Berikan nutrisi parenteral atau enteral
. tubuh yang berhubungan dengan respons Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi dalam 24 jam setelah cedera
hipermetabolik terhadap cedera luka Kriteria hasil: 2. Konsultasi dengan ahli gizi atau
nutrisinya.
7 Nyeri yang berhubungan dengan Kenyamanan/pengontrolan nyeri 1. Kaji nyeri dan ketidaknyamanan
. terpajannya ujung saraf, prosedur invasif, Tujuan: nyeri teratasi dengan menggunakan skala nyeri
dan daya tanggap imun rendah. Kriteria hasil: objektif setiap 4 jam, sesuai kebutuhan,
minimal, <5 pada skala nyeri, dan 2. Berikan analgesik sebelum prosedur
manajemen nyeri,
8. Ansietas yang berhubungan dengan Psikososial 1. Kaji tanda-tanda vital selama terapi,
cedera traumatik, ketakutan mati, Tujuan : ansietas teratasi diskusi, dan seterusnya
4. Implementasi keperawatan
Menurut Setiadi,(2012) dalam buku Konsep & Penulisan Asuhan Keperawatan, implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.
5. Evaluasi keperawatan
Menurut Setiadi,(2012) dalam buku Konsep & Penulisan Asuhan Keperawatan, Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang
sistematis dan terencaan tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan dengan
8):Jakarta.EGC.