Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN FRAKTUR PELVIS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Via Daring Departemen Keperawatan Kritis
yang diampu oleh Anita Dwi Ariyani, S.Kep.Ns,M.Kep

Oleh

Ni Made Suci Cahyani Pertiwi


202004024

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

PROFESI NERS BANYUWANGI

TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Kritis pada Pasien Fraktur Pelvis, sebagai salah satu syarat dalam

pemenuhan Tugas Praktek Profesi Ners Via Daring yang dilaksanakan pada 9 November

2020, disusun oleh

Nama : Ni Made Suci Cahyani Pertiwi

Nim : 2020.04.024

Prodi : Kelompok D Keperawatan Kritis Profesi Ners

Telah disetuji pada

Mengetahui
Pembimbing Praktek Profesi Ners

Anita Dwi Ariyani, S.Kep.Ns,M.Kep


NIDN: 0725118592
LAPORAN KASUS

Tn. H usia 27 tahun dibawa ke Ruang IGD RSUD Dr. Moewardi Surakarta (No.RM :

01154605) dengan keluhan nyeri bagian panggul dan tidak mampu untuk berdiri. Nyeri terasa

seperti ditusuk – tusuk dan terus menrus, skala nyeri 6. Tn. H mengalami kecelakaan lalu

lintas ditabrak truk, jatuh dengan posisi duduk. Tn. H bekerja pada perusahaan swasta, belum

menikah, dan bersuku Jawa. Pengkajian primer yang didapat adalah sebagai berikut :

Airway : mulut bersih, tidak terdapat sumbatan pada jalan nafas, Breathing : RR : 26x/menit,

nafas cepat dan dangkal, Circulation : TD : 130 mmHg, nadi : 80x/menit, CRT : > 2 dt, akral

dingin, turgor kulit elastis wajah pucat, konjungtiva anemis. Kesadaran compos mentis

dengan GCS : 15 (E4,M6,V5). Terdapat luka gores lebar dengan diameter 8 cm pada lutut,

dan luka gores pada ankle. Tindakan yang telah dilakukan di IGD adalah perawatan luka

serta pemasangan nasal kanul dengan O2 sebanyak 3 liter per menit. Tn. H tidak memiliki

alergi terhadap makanan dan obat – obatan, tidak pernah memiliki riawayat penyakit kronik

lainnya. Pemeriksaan penunjang : Rontgen dengan hasil terdapat close fraktur ; cross fraktur

tulang pelvis region kanan bawah, curiga perdarahan di dalam.


FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
IDENTITAS

No. Rekam Medis : 01154605 Diagnosa Medis : Faktur Pelvis


Nama : Tn. H Jenis Kelamin : L Umur : 27 th
Agama : Islam Status Perkawinan : Belum menikah
Pendidikan
TRIAGE : D3 P1 P2 P3 P4
PRIMERY SURVEY

GENERAL IMPRESSION
Keluhan Utama : Pasien menyatakan nyeri panggul dan tidak mampu untuk berdiri
dan tidak mampu untuk berdiri

Orientasi (Tem pat, Waktu, dan Orang) :  Baik √ Tidak Baik


AIRWAY
Jalan Nafas : √ Paten Tidak Paten
Obstruksi : Lidah Cairan  Benda Asing  √Tidak ada
Suara Nafas : SnoringGurgling Stridor
Keluhan Lain:

BREATHING
Gerakan dada : √ Simetris  Asimetris
Irama Nafas : √ Cepat √ Dangkal  Normal
Pola Nafas : √ Teratur Tidak Teratur
Retraksi otot dada : √ Ada  Tidak ada
Sesak Nafas : √ Ada  Tidak Ada  RR : 26 x/mnt
Keluhan Lain: Terpasang nasal kanul dengan O2 sebanya 3 liter/menit

CIRCULATION
Nadi : 80 x/mnt √ Teraba  Tidak teraba
Sianosis :  Ya √ Tidak
CRT :  < 2 detik √ > 2 detik
Pendarahan :  Ya √ Tidak ada
Akral :  Hangat  Panas √Dingin
TD : 130 mmHg
Keluhan Lain: -
DISABILITY
Respon : √ Alert  Verbal Pain  Unrespon
Kesadaran : √ CM  Delirium Somnolen Coma
GCS :  Eye 4  Verbal 5  Motorik 6
Pupil : √ Isokor  Unisokor  Pinpoint  Medriasis
Refleks Cahaya: √ Ada  Tidak Ada
Keluhan Lain : -
SECONDARY SURVEY

ANAMNESA
Gejala : pasien mengalami nyeri pada bagian panggul

GCS: E2M4V2

Alergi : pasien mengatakan pasien tidak memiliki riwayat alergi

Medikasi : pasien mengatakan klien tidak ada ketergantungan obat apapun.

Riwayat Penyakit Sebelumnya: Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, DM,


penyakit jantung, ginjal

Makan Minum Terakhir : -

Even/Peristiwa Penyebab: Pasien post kecelakaan lalu lintas ditabrak truk, jatuh
dengan posisi duduk, seketika pasien merasa kesakitan dan tidak mampu saat akan
berdiri.

EXPOSURE

Deformitas :  Ya √ Tidak
Contusio :  Ya √ Tidak
Abrasi : √ Ya  Tidak
Penetrasi : Ya √ Tidak
Laserasi : Ya √ Tidak
Edema : Ya √ Tidak
Keluhan Lain: terdapat luka gores lebar dengan dimater
8cm pada lutut, dan ankle

FULL VITAL SIGN/FIVE INTERVENTION/FAMILY PRESENT


TD : - RR : 26x/menit
Nadi : 80x/menit Suhu : 360C
Saturasi Oksigen : -
GIVE COMFORT (Pemberian Kenyamanan)

HISTORY
Pasien post kecelakaan lalu lintas ditabrak truk, jatuh dengan posisi duduk, seketika
pasien merasa kesakitan dan tidak mampu saat akan berdiri

PEMERIKSAAN FISIK (Head To Toe Assessment)


1. Kepala dan Leher:
Inspeksi : Pupil isokor dan ada reflek cahaya, konjungtiva anemis, tidak ada luka
dan jejas, terdapat sianosis, pasien terlihat pucat.
Palpasi : tidak ada krepitasi di leher, tidak ada deformitas trakea, tidak ada nyeri
tekan

2. Dada:
Paru
Inspeksi : Pasien terlihat megap - megap, pergerakan dada cepat
Palpasi : Tidak ada krepitasi
Perkusi : Terdengar suara sonor di semua lapang paru
Auskultasi : pasien terdengar vesikular

Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis terba pada ICS 4 – 5 midclavikula sinistra
Perkusi : pekak terhadap batas jantung
Auskultasi : tidak terdapat suara jantung tambahan

3. Abdomen:
Inspeksi : tidak ada asites, tidak ada lesi dan jejas
Auskultasi : bising usus 6x/menit
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada abdomen region kanan bawah, tidak terdapat
massa
Perkusi : bunyi timpani

4. Pelvis:
Inspeksi : tidak ada lesi dan jejas
Palpasi : ada krepitasi, adanya nyeri tekan

5. Ektremitas Atas/Bawah:
Atas :
Inspeksi : Terdapat luka gores pada siku tangan kanan dan kiri, kekuatan otot
tidak dikaji.
Palpasi : diaforesis, akral dingin
Bawah :
Inspeksi : Terdapat luka gores lebar pada lutut dan ankle kaki kanan dan kiri,
kekuatan otot tidak dikaji
Palpasi : diaforesis, akral dingin

6. Punggung :
Inspeksi : tidak ada lesi dan jejas
Palpasi : tidak ada krepitasi

7. Pemeriksaan Neurologis :
GCS : E = 4, V = 5, M = 6

INSPECT POSTERIOR SURFACE

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
√ RONTGEN  CT-SCAN  USG  EKG
 ENDOSKOPI  PEMERIKSAAN ELEKTROLIT  PUNGSI LUMBAL
 PEMERIKSAAN LAB

Hasil :
Terdapat close fraktur; cross fraktur tulang pelvis region kanan bawah, curiga
perdarahan di dalam.

Penatalaksanaan :
NAMA OBAT DOSIS CARA INDIKASI KONTRA EFEK
PEMBERIAN INDIKASI SAMPING
Tranexamed Oral : 3x25 Oral dan IV Hematuria Gangguan Mual muntah,
mg/kgbb/hari yang berasal penglihatan, hipotensi,
IV : 3x10 dari kandung perdarahan gangguan
mg/kgbb/hari kemih,uretra, subaraknoid penglihatan
prostat;
hematuria
pasca bedah,
perdarahan
seusai ekstrasi
gigi ataupun
karena trauma
pada penderita
hemofilia
Ranitidin Dosis standar : Intravena Menghilangkan Tidak Adakalanya
2 x sehari 150 gejalagejala dianjurkan terjadihepatitis
mg atau 300 ketidakmampu untuk anak yang bersifat
mg pada an mencerna berusia kurang reversibel
malam hari asam dan dan dari 16 tahun Jarang:
sebalum tidur. rasa panas pda agranulosis,
ulu hati, ulkus hipersensitifitas
lambung jinak , ruma kulit,
dan ulkus leukopenia &
duodenum, trombositopeni
refluks a yang bersifat
esofagitis, reversibel, sakit
sindroma kepala, pusing.
zollinger-
ellison,
dispepsia yang
menahun
(kronis),
mencegah
perdarahan
karena ulserasi
akibat sters
atau ulserasi
peptikum,
sindroma
mendelson,
ulkus
peptikum.
Ketorolac Dewasa < 65 Intravena Pengobatan •Alergi (seperti Dyspepsia,
tahun, 30 mg jangka pendek nasal polyp, sakit kepala,
sebagai dosis pada nyeri akut angiodema, mengantuk,
tunggal atau 30 pasca operasi bronchopasm, nyeri pada
mg tiap 6 jam moderat asma syndrom tempat
sampai sampai hebat. stevens suntikan, nyeri
maksimal 120 jhonson, ruam gastrointestinal
mg sehari. vesiculobulous ,diare,
) • Ulkus peptik berkeringat,
Dewasa > 65 akut atau mual pusing
tahun dengan perdarahan edema,
kerusakan gastrointestinal konstipasi,mele
ginjal dan atau •Kerusakan na, stomatitis,
berat bdan ginjal berat lemah, depresi,
•Kasus euphoria,
obstetrik, parasthesia,
kehamilan, dyspnea,
menyusui anak gangguan
penglihatan,
bengkak, ulkus
lambung,
muntah,
mialgia, mulut
kering, vertigo,
pruritis
vasodilatasi,
oliguria,
pendarahan
colon, asma,
urtikaria, muka
pucat
Ceflazidime Dewasa dan Intravena Infeksi-infeksi Hipersensitif Kombinasi
anak > 12 yang terhadap dengan
tahun dan anak disebabkan cephalosporin aminoglikosid
BB >50 kg : 1- oleh patogen dan penicilin dapat
2 hram satu yang sensitif (sebagai reaksi menghasilkan
kali sehari. terhadap alergi silang) efek aditif atau
pada infeksi ceftriaxone, sinergis,
berat yang seperti infeksi khususnya
disebabkan saluran nafas, pada infeksi
organisme infeksi THT, berat yang
moderat infeksi saluran disebabkan
sensitif, dosis kemih, sepsis, oleh
dapat meningitis, P.aeruginosa
dinaikkan infeksi tulang, streptococcus
dsampai 4 sendi dan faecalis
gram satu kali jaringan lunak,
sehari. Bayi 14 infeksi intra
hari : 20- 50 abdominal,
mg/ kg BB infeksi genital
idak boleh (termasuk
lebih dari 50 gonore),
mg/kg BB, satu profilaksis
kali sehari Bayi perioperatif,
15 hari- 12 dan infeksi
tahun : 20-80 pada pasien
mg/kg BB satu dengan
kali sehari. gangguan
Dosis intravena pertahanan
> 50 mg /kg tubuh.
BB harus
diberikan
melalui infus
paling sedikit
30 menit
Tanggal Pengkajian :
Jam :
Keterangan :
ANALISA DATA

Nama Pasien : Tn. H

No. Register : 0115605

NO KELOMPOK DATA MASALAH ETILOGI

1 DS: Pasien mengatakan lemas Pasien Inefektif perfusi jaringan Fraktur


mengatakan kesemutan pada kaki Pasien perifer Pergeseran
mengatakan tenggorokannya terasa fragmen tulang
kering Merusak jaringan
sekitar
DO: Wajah dan seluruh tubuh terlihat pucat
Turgor kulit kurang baik. Suhu 36o C Pelepasan radiator
inflamasi
Nadi 80x/menit TD : 130mmHg Volume
urin di dalam urin bag 300 cc Capillary Vasodilasi

refil >2detik. Akral dingin Peningkatan aliran


darah

Kebocoran cairan
ke interstitial

Edema

Menekan
pembuluh darah
perifer

Inefektif perfusi
jaringan perifer

2 DS: Pasien mengatakan perut dan Nyeri Fraktur


panggulnya terasa sakit Pergeseran
Skala Nyeri : fragmen tulang

P : Nyeri terasa pada saat menggerakkan Merusak jaringan


panggul sekitar

Pelepasan
Q : Rasanya seperti ditusuk-tusuk. mediator nyeri
( histamine,
R : Panggul dan perut prostaglandin,
bradikinin,
S:6
serotonin, dll)
T : berkelanjutan
Ditangkap reseptor
Wajah pasien tampak meringis menahan nyeri perifer
nyeri. Impuls ke otak

RR : 26x/menit Persepsi nyeri

Nyeri akut

3.

DS: Kecelakaan
Ketidakefektifan pola
Pasien mengatakan lemas nafas Ansietas

DO: Ketidakefektifan
pola nafas
Pasien pucat

Konjungtiva anemis

Pernafasan chyne stoke

RR:26x/menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. H

No. Register : 01154605

TANGGAL TANGGAL TANDA


DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL TERATASI TANGAN

Inefektifitas perfusi jaringan

Nyeri akut

Pola nafas tidak efektif


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. H

No. Register : 01154605

Hari/ DIAGNOSIS KEPERAWATAN


N Kod
Tgl/ (SDKI) SLKI Kode SIKI
o. e
Jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Pertahankan catatan intake dan output
1 Inefektifitas perfusi jaringan selama 1x24 jam tidak ada gangguan yang akurat
perfusi jaringan perifer pasien dengan 2. Monitor status hidrasi (kelembaban
kriteria hasil : membran mukosa, nadi adekuat)
1. Tekanan darah dalam batas normal 3. Kaji secara komprehensif sirkulasi
110/70 mmHg - 120/80 mmHg perifer (nadi perifer, edema, kapilary
2. Nadi dalam batas normal 60 – 100 refill, warna dan temperatue
kali per menit ekstremitas)
3. Tidak ada tanda tanda dehidrasi, 4. Evaluasi nadi perifer dan edema
Elastisitas turgor kulit baik, membran 5. Inspeksi kulit adanya luka
mukosa lembab, tidak ada rasa haus 6. Monitor hasil lab yang sesuai dengan
yang berlebihan. retensi cairan (BUN , Ht , osmolalitas
4. Intake oral dan intravena adekuat urin, albumin, total protein )
5. Pengisian kapiler < 2 detik 7. Monitor vital sign setiap 15 menit – 1
6. Warna kulit tidak pucat jam
7. Suhu kulit hangat 8. Kolaborasi pemberian cairan IV
8. Tidak ada nyeri ekstremitas 9. Monitor status nutrisi
10. Berikan cairan oral
11. Persiapan untuk tranfusi
12. Pasang kateter jika perlu
1. Pengkajian nyeri PQRST
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2. Observasi TTV dan skala nyeri secara
selama 1x24 jam, nyeri pasien dapat teratur
2 berkurang dengan kriteria hasil : 3. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
1. Wajah tampak rileks 4. Jelaskan kepada keluarga peran yang
Nyeri akut 2. TTV normal dapat dilakukan jika pasien merasakan
3. Kebutuhan tidur pasien tercukupi (7-8 nyeri
jam/hari) 5. 5. Jelaskan sebab dan akibat nyeri pada
4. Pasien tidak terbangun di malam hari klien serta keluarganya Kolaborasi
Pasien melaporkan nyeri berkurang dengan dokter : pemberian analgetik

1. Pantau irama, kedalaman dan pola


Setelah dilakukan tindakan keperawatan
nafas
selama 1x30 menit kebutuhan oksigen
2. Catat pergerakan dada, kaji
pasien dapat terpenuhi dengan kriteria
kesimetrisannya, penggunaan otot
hasil :
bantu pernafasan, dan retraksi otot
3 1. Pasien tidak lagi sesak nafas
dada
Pola nafas tida efektif 2. Pasien tidak lagi menggunakan otot
3. Pantau suara nafas tambahan
bantu pernafasan untuk bernafas.
4. Pantau pola nafas
3. Tidak lagi terdapat retraksi dada.
5. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
6. Catat posisi trakea
7. Auskultasi suara nafas
6. 8. Berikan terapi oksigen sesuai
dengan kondisi pasien
IMPEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/ P araf
No.
Tgl/ Jam Implementasi Paraf Jam Evaluasi (SOAP)
Dx
Shift
1& 1. Memantau TTV 15 menit-1 jam S: Pasien mengatakan lemas Pasien
2 mengatakan kesemutan pada
2. Memantau status hidrasi ( kelembaban membran
mukosa, nadi adekuat) kaki Pasien mengatakan
1
tenggorokannya terasa kering
3. Mengkaji secara komprehensif sirkulasi perifer (nadi O: Wajah dan seluruh tubuh terlihat
perifer, edema, kapilary refill, warna dan temperatue
1 pucat Turgor kulit kurang baik.
ekstremitas)
Suhu 36o C Nadi 80x/menit TD
4. Menginspeksi adanya luka pada kulit
: 130mmHg Volume urin di
1 5. Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan dalam urin bag 300 cc Capillary
(BUN Ht , osmolalitas urin, albumin, total protein )
refil >2detik. Akral dingin
1
6. Mempersiapkan untuk tranfusi A : Masalah belum teratasi
1
P : Lanjutkan intervensi
7. Memasang kateter jika perlu
1
8. Monitor intake dan urin output setiap 8 jam
1

1. Pengkajian nyeri PQRST S: Pasien mengatakan perut dan


panggulnya terasa sakit
2 O:
2. Observasi TTV dan skala nyeri secara teratur
Skala Nyeri :
2 P : Nyeri terasa pada saat
3. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
menggerakkan panggul
2 Q : Rasanya seperti ditusuk-tusuk.
4. Jelaskan kepada keluarga peran yang dapat dilakukan
jika pasien merasakan nyeri R : Panggul dan perut
S:6
2 T : berkelanjutan
5. Jelaskan sebab dan akibat nyeri pada klien serta Wajah pasien tampak meringis
keluarganya menahan nyeri.
RR : 26x/menit
2 6. Kolaborasi dengan dokter : pemberian analgetik
A : masalah belum teratasi
2
P : lanjutkan intervensi

1. Memantau pernafasan, irama kedalaman dan pola nafas S: Pasien mengatakan lemas

O: Pasien pucat, Konjungtiva anemis


3 2. Mencatat pergerakan dada, kaji kesimetrisannya, ,Pernafasan chyne stoke ,
penggunaan otot bantu pernafasan, dan retraksi otot RR:26x/menit
3 dada
A : masalah belum teratasi

3. Memantau suara nafas tambahan P : lanjutkan intervensi


3
4. Memantau pola nafas
3
5. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
3
6. Mencatat posisi trakea
3
7. Auskultasi suara nafas
3
Institute of Health Sciences Banyuwangi
Hari/Tanggal/Tahun Revisi Paraf
Jam

LEMBAR KONSULTASI

Anda mungkin juga menyukai