OREF
BY. UUN NURULHUDA
• Fiksasi internal adalah operasi dalam ortopedi yang
melibatkan implementasi bedah implan untuk tujuan
memperbaiki tulang
Open Reduction Internal Fixation (ORIF)
• Risiko dan komplikasi dapat mencakup kolonisasi bakteri
pada tulang, infeksi , kekakuan , dan kehilangan rentang
gerak , non-union, mal-union, kerusakan otot, kerusakan
saraf dan kelumpuhan, radang sendi , tendonitis , nyeri
kronis yang terkait dengan pelat, sekrup , dan pin,
sindrom kompartemen , deformitas , letupan dan gertakan
yang terdengar, dan kemungkinan operasi di masa depan
untuk melepas perangkat keras.
• Implan • Implan yang telah
ortopedi digunakan untuk
untuk fiksasi pergelangan
memperbaiki tangan yang rusak
fraktur pada
jari - jari
dan ulna ,
perhatikan
patah tulang
ulna yang
terlihat
(lengan
• anterior dan lateral dari
kaki kiri yang patah dengan
fiksasi internal
Open Reduction External Fixation
(OREF)
• Open reduction and external fixation atau fiksasi eksternal
metoda immobilisasi fraktur dengan menggunakan sistim
perkutanius dengan pin/ wire dan sisamungkan dengan
rangka yang ada diluar
TRAKSI
• Traksi
• Gips
ASUHAN KEPERAWATAN ORIF DAN OREP
1. Pengkajian
a. Anamnesa
• Pemeriksaan fisik
• Aktivitas/ istirahat : keterbatasan/ kehilangan fungsi pada bagian yang terkena
fraktur
• Sirkulasi darah :
• Hipertensi : respon nyeri
• Takhikardi : respon stres, hipovolemik
• Penurunan nadi pada bagian distal yang cedera
• Pembengkakan jaringan atau massa
• Neurosensori :
• sensori spasme otot, kehilangan gerakan sendi
• parestesis/ kesemutan
• deformitas lokal : angulasi abnormal, pemendekan rotasi, krepitasi, terlihat kelemahan dan
kehilangan fungsi
ASUHAN KEPERAWATAN ORIF DAN OREP
1. Pengkajian
• Pemeriksaan Fisik
• Nyeri/ketidak nyamanan :
• Nyeri secara tiba-tiba
• Kram otot setelah imobilisasi
• Keamanan :
• Perdarahan dan perubahan sisi tubuh
• Pembengkakan lokal.
• Sistem muskuloskeletal :
• Kesulitan dalam pergerakan
• Sakit pada tulang, sendi dan kulit
• Adanya fraktur : lokasi dan kondisi
• Kelainan bentuk tulang/sendi
• Kelainan struktur tulang belakang
• Keadaan tonus otot
• Kekuatan otot
• Diagnosa Keperawatan
• Resiko trauma b.d fraktur
• Nyeri b.d spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, stres, dan ansietas
• Kerusakan mobilisasi fisik b.d fraktur
• Resiko infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan perifer, kerusakan kulit dan
trauma jaringan
• Resiko disfungsi neurovaskuler perifer b.d penurunan, interupsi darah :
cedera vaskuler langsung, edema berlebihan dan pembentukan trombus
• Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar ) tentang kondisi, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan b.d kurang terpajan/ mengingat.
• Intervensi Keperawatan
• Pertahankan tirah baring/ ekstremitas sesuai indikasi, berikan sokongan sendi di atas dan di bawah
fraktur bila bergerak/ membalik
• R/ meningkatkan stabilitas, menurunkan kemungkinan gangguan posisi/ penyembuhan
• Letakkan papan di bawah tempat tidur/ tempatkan pasien pada tempat tidur ortopedik
• R/ tempat tidur lembut/ lentur dapat membuat deformasi gips yang masih basah,
mematahkan gips yang sudah kering akan mempengaruhi penarikan traksi
• Sokong fraktur dengan bantal, gulingan selimut, pertahankan posisi netral pada bagian yang sakit dengan
bantalan pasir, pembebat, gulungan trokhanter, papan kaki
• R/ mencegah gerakan yang tak perlu dan perubahan posisi. Posisi yang tepat dari
bantal juga dapat mencegah tekanan deformitas pada gips yang kering.
• tugaskan petugas yang cukup untuk membalik pasien. Hindari menggunakan papan abduksi untuk
membalik pasien dengan gips spika.
• R/ mencegah gerakan yang tak perlu dan perubahan posisi. Posisi yang tepat dari
bantal juga dapat mencegah tekanan deformitas pada gips yang kering
• Tinggikan dan dukung/ sokong ekstremitas yang terkena fraktur