Anda di halaman 1dari 27

ASKEP ORIF &

OREF
BY. UUN NURULHUDA
• Fiksasi internal adalah operasi dalam ortopedi yang
melibatkan implementasi bedah implan untuk tujuan
memperbaiki tulang 
Open Reduction Internal Fixation (ORIF)
• Risiko dan komplikasi dapat mencakup kolonisasi bakteri
pada tulang, infeksi , kekakuan , dan kehilangan rentang
gerak , non-union, mal-union, kerusakan otot, kerusakan
saraf dan kelumpuhan, radang sendi , tendonitis , nyeri
 kronis yang terkait dengan pelat, sekrup , dan pin, 
sindrom kompartemen , deformitas , letupan dan gertakan
yang terdengar, dan kemungkinan operasi di masa depan
untuk melepas perangkat keras.
• Implan • Implan yang telah
ortopedi digunakan untuk
untuk fiksasi pergelangan
memperbaiki tangan yang rusak
fraktur pada 
jari - jari
 dan ulna ,
perhatikan
patah tulang 
ulna yang
terlihat
(lengan
• anterior dan lateral dari
kaki kiri yang patah dengan
fiksasi internal
Open Reduction External Fixation
(OREF)
• Open reduction and external fixation atau fiksasi eksternal
metoda immobilisasi fraktur dengan menggunakan sistim
perkutanius dengan pin/ wire dan sisamungkan dengan
rangka yang ada diluar
TRAKSI

•  Traksi adalah Suatu pemasangan


gaya tarikan pada bagian tubuh.

•  Tujuan Traksi : digunakan untuk • Traksi harus diberikan


meminimalkan spasme otot ; untuk dengan arah dan besaran
mereduksi, mensejajarkan, dan yang diinginkan untuk
mengimobilisasi fraktur ;untuk
mengurangi deformitas, dan untuk mendapatkan efek
menambah ruangandiantara kedua terapeutik.
permukaan patahan tulang.

•  Faktor-faktor yang mengganggu


keefektifan tarikan traksi
harus dihilangkan (Smeltzer
& Bare, 2001 ).
• Skeletal traksi
• Tujuan
• Fraktur segera distabilisasi
• Early mobilisasi
• Fixasi yang rigid dengan compresi
mejamin mempercepat menyembuhan
tulang
• Meningkatan kenyamanan klien
• Memudahkan dalam perawatan luka
• Menurunkan resiko sepsis
• Mencegah terjadinya komplikasi dari
immobilisasi
Jenis-jenis traksi

• Traksi kulit ( skin traksi) yaitu traksi


yang dilakukan pada kulit. Traksi
kulit digunakan untuk mengontrol
spasme kulit dan memberikan
imobilisasi.
• Traksi kulit terjadi akibat beban
menarik tali, spon karet atau bahan
kanvas yang diletakan ke kulit.
Berat beban yamg dipasang tidak
boleh melebihi toleransi kulit, tidak
lebih dari 2-3 kg. (Smeltzer, 2014)
Macam – Macam Oref

• Traksi
• Gips
ASUHAN KEPERAWATAN ORIF DAN OREP
1. Pengkajian
a. Anamnesa
• Pemeriksaan fisik
• Aktivitas/ istirahat : keterbatasan/ kehilangan fungsi pada bagian yang terkena
fraktur
• Sirkulasi darah :
• Hipertensi : respon nyeri
• Takhikardi : respon stres, hipovolemik
• Penurunan nadi pada bagian distal yang cedera
• Pembengkakan jaringan atau massa
• Neurosensori :
• sensori spasme otot, kehilangan gerakan sendi
• parestesis/ kesemutan
• deformitas lokal : angulasi abnormal, pemendekan rotasi, krepitasi, terlihat kelemahan dan
kehilangan fungsi
ASUHAN KEPERAWATAN ORIF DAN OREP
1. Pengkajian
• Pemeriksaan Fisik
• Nyeri/ketidak nyamanan :
• Nyeri secara tiba-tiba
• Kram otot setelah imobilisasi
• Keamanan :
• Perdarahan dan perubahan sisi tubuh
• Pembengkakan lokal.
• Sistem muskuloskeletal :
• Kesulitan dalam pergerakan
• Sakit pada tulang, sendi dan kulit
• Adanya fraktur : lokasi dan kondisi
• Kelainan bentuk tulang/sendi
• Kelainan struktur tulang belakang
• Keadaan tonus otot
• Kekuatan otot
• Diagnosa Keperawatan
• Resiko trauma b.d fraktur
• Nyeri b.d spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, stres, dan ansietas
• Kerusakan mobilisasi fisik b.d fraktur
• Resiko infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan perifer, kerusakan kulit dan
trauma jaringan
• Resiko disfungsi neurovaskuler perifer b.d penurunan, interupsi darah :
cedera vaskuler langsung, edema berlebihan dan pembentukan trombus
• Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar ) tentang kondisi, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan b.d kurang terpajan/ mengingat.
• Intervensi Keperawatan

• Mempertahankan stabilisasi dan posisi fraktur


• Menunjukan mekanika tubuh yang meningkatkan stabilitas pada sisi fraktur
• Menunjukkan pembentukan kalus/ mulai penyatuan fraktur dengan fraktur

• Pertahankan tirah baring/ ekstremitas sesuai indikasi, berikan sokongan sendi di atas dan di bawah
fraktur bila bergerak/ membalik
• R/ meningkatkan stabilitas, menurunkan kemungkinan gangguan posisi/ penyembuhan
• Letakkan papan di bawah tempat tidur/ tempatkan pasien pada tempat tidur ortopedik
• R/ tempat tidur lembut/ lentur dapat membuat deformasi gips yang masih basah,
mematahkan gips yang sudah kering akan mempengaruhi penarikan traksi
• Sokong fraktur dengan bantal, gulingan selimut, pertahankan posisi netral pada bagian yang sakit dengan
bantalan pasir, pembebat, gulungan trokhanter, papan kaki

• R/ mencegah gerakan yang tak perlu dan perubahan posisi. Posisi yang tepat dari
bantal juga dapat mencegah tekanan deformitas pada gips yang kering.
• tugaskan petugas yang cukup untuk membalik pasien. Hindari menggunakan papan abduksi untuk
membalik pasien dengan gips spika.

• R/ mencegah gerakan yang tak perlu dan perubahan posisi. Posisi yang tepat dari
bantal juga dapat mencegah tekanan deformitas pada gips yang kering
• Tinggikan dan dukung/ sokong ekstremitas yang terkena fraktur

• R/ meningkatkan aliran balik vena, menurunkan edema dan nyeri


• b. Evaluasi keluhan nyeri, perhatikan lokasi dan karakteristik termasuk intensitas skala nyeri (1-10) dan perhatikan tanda
nonverbal
• R/ mempengaruhi pilihan alternatif intervensi
• Lakukan dan awasi latihan rentang gerak aktif dan pasif
• R/ mempertahankan kekuatan otot yang sakit dan memudahkan resolusi inflamasi
• Berikan alternatif tindakan kenyamanan (misal : perubahan posisi)
• R/ meningkatkan sirkulasi umum, menurunkan area tekanan lokal dan kelelahan otot
• Dorong menggunakan teknik managemen stres (latihan napas dalam)
• R/ meningkatkan kemampuan koping dalam managemen nyeri
•  
• Kolaborasi :
• Berikan obat analgesik sesuai indikasi

• R/ diberikan untuki menurunkan nyeri


• Intervensi
• Mandiri :
• Latih ROM pasif dan aktif
• R/ meningkatkan aliran darah otot dan tulang untuk meningkatkan tonus otot dan mempertahankan gerak sendi
• Dorong penggunaan latihan isometrik mulai dengan tungkai yang tidak sakit
• R/ kontraksi otot isometrik tanpa menekuk sendi/ menggerakan tungkai dan membantu mempertahankan kekuatan dan massa otot
• Bantu ADL klien
• R/ meningkatkan kekutan otot dan sirkulasi, meningkatkan kontrol pasien dalam situasi dan meningkatkan kesehatan diri langsung
• Berikan, bantu dalam mobilisasi dengan kursi roda, kruk, tongkat sesegera mungkin. Instruksikan keamanan dalam menggunakan alat mobilitas
• R/ mobilisasi dini menurunkan komplikasi tirah baring (cth : pleibitis) dan meningkatkan penyembuhan dan normalisasi fungsi organ
• Ubah posisi secara periodik dan dorong untuk latihan napas dalam
• R/ mencegah atau menurunkan insiden komplikasi kulit, pernapasan
•  
• Kolaborasi :
• a. Konsul dengan ahli terapi fisik atau okufasi/ rehabilitasi spesialis
• R/ berguna untuk membuat program latihan pasien
• Inspeksi kulit untuk adanya iritasi/ robekan kontinuitas
• R/ pen atau kawat tidak harus dimasukkan melalui kulit yang terinfeksi, kemerahan, abrasi (dapat menimbulkan infeksi)
• Berikan perawatan pen/ kawat steril sesuai protokol dan latihan mencuci tangan
• R/ dapat mencegah kontaminasi silang dan kemungkinan infeksi
• Tutupi pada akhir gips peritoneal dengan plastik
• R/ gips yang lembab, padat dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri
• Observasi luka untuk pembenrukan gula krepitasi, perubahan warna kulit kecoklatan, bau drainase yang tidak enak/ asam
• R/ tanda perkiraan infeksi gas gangren
•  
•  
•  
• Kolaborasi :
• Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh :
• hitung darah lengkap : anemia dapat terjadi pada osteomielitis, leukositosis biasanya ada dengan proses infeksi
• LED : peningkatan pada osteomielitis
• Kultur dan sensitivitas luka/ serum/ tulang : mengidentifikasi organisme infeksi
• Scan radioisotope : titik panas menunjukkan peningkatan area vaskularitas, menunjukkan osteomielitis

• Berikan obat sesuai indikasi, contoh :


• antibiotik IV/ topikal : antibiotik, spektrum luas dapat digunakan secara profilaktif atau dapat ditujukan pada mikroorganisme khusus
• tetanus toksoid : diberikan secara profilaktif karena kemungkinan adanya tetanus pada luka terbuka
• Evaluasi adanya kualitas nadi perifer distal terhadap cidera melalui palpasi. Bandingkan dengan ekstremitas yang sakit
• R/ tidak adanya nadi menggambarkan cidera muskuler
• Pantau aliran kapiler, warna kulit dan kehangatan
• R/ capilarry refill (2-3 detik), sianosis diduga adanya gangguan vena
• Pertahankan peninggian ekstremitas yang cidera sesuai indikasi
• R/ meningkatkan drainase vena dan menurunkan edema
• Selidiki tanda iskemi ekstremitas tiba-tiba. Contoh : penurunan suhu kulit dan peningkatan nyeri
• R/ dislokasi dapat menyebabkan kerusakan arteri
• Dorong untuk latihan jari secara rutin
• R/ meningkatkan sirkulasi dan menurunkan tekanan darah
• Awasi TTV, pucat/ sianosis dan kulit dingin
• R/ dapat mempengaruhi sistem perfusi jaringan
•  
• Kolaborasi :
• Buat spalk sesuai kebutuhan : mungkin dilakukan pada keadaan darurat untuk menghilangkan restriksi sirkulasi yang diakibatkan oleh
pembentukan edema pada ekstremitas yang cidera.

Anda mungkin juga menyukai