Disusun Oleh :
Kelompok 3
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai dengan berjudul “Askep pada ibu hamil dengan
HIV dan AIDS”.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena
itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
cepat dengan mempertimbangkan seluruh aspek dukungan gizi pada semua tahap
dini penyakit infeksi HIV, mencapai dan mempertahankan berat badan secara
komposisi tubuh yang diharapkan, terutama jaringan otot (Lean Body Mass),
Memenuhi kebutuhan energy dan semua zat gizi, mendorong perilaku sehat dalam
memusatkan perhatian, yang terlihat pada: pasien dapat membedakan antara gejala
pasien untuk memilih makanan yang adekuat sesuai dengan kemampuan makan
sebanyak 13% untuk setiap kenaikan Suhu 1°C. Protein tinggi, yaitu 1,1
– 1,5 g/kg BB untuk memelihara dan mengganti jaringan sel tubuh yang
rusak. Pemberian protein disesuaikan bila ada kelainan ginjal dan hati.
(2) Lemak cukup, yaitu 10 – 25 % dari kebutuhan energy total. Jenis lemak
(3) Vitamin dan Mineral tinggi, yaitu 1 ½ kali (150%) Angka Kecukupan
(5) Cairan cukup, sesuai dengan keadaan pasien. Pada pasien dengan
dapat berupa cairan kental (thick fluid), semi kental (semi thick fluid)
(6) Elektrolit. Kehilangan elektrolit melalui muntah dan diare perlu diganti
Diet AIDS diberikan pada pasien akut setelah terkena infeksi HIV, yaitu kepada
pasien dengan:
(2) Infeksi HIV dengan gejala (misalnya panas lama, batuk, diare, kesulitan
Makanan untuk pasien AIDS dapat diberikan melalui tiga cara, yaitu
makanan utama. Ada tiga macam diet AIDS yaitu Diet AIDS I, II dan III.
(1) Diet AIDS I diberikan kepada pasien infeksi HIV akut, dengangejala
panas tinggi, sariawan, kesulitan menelan, sesak nafas berat, diare akut,
beberapa hari sesuai dengan keadaan pasien, dalam porsi kecil setiap 3
sonde atau dalam bentuk kombinasi makanan cair dan makanan sonde.
enteral komersial energi dan protein tinggi. Makanan ini cukup energi,
zat besi, tiamin dan vitamin C. bila dibutuhkan lebih banyak energy
(2) Diet AIDS IIdiberikan sebagai perpindahan Diet AIDS I setelah tahap
makanan utama.
(3) Diet AIDS III diberikan sebagai perpindahan dari Diet AIDS II atau
kepada pasien dengan infeksi HIV tanpa gejala. Bentuk makanan lunak
atau biasa diberikandalam porsi kecil dan sering. Diet ini tinggi
melalui mulut terbatas dan masih terjadi penurunan berat badan, maka
makanan utama.
1.2.1.1 Identitas
2.1 Pengkajian
1. Identitas
Nama klien : Tn Y
Umur : 38 th
Diagnosa Medik : HIV - AIDS
Tanggal Masuk : 7 November 2014
Alamat : Jl Delima No. 05 Panam. Pekanbaru
Suku : Batak
Agama : Islam
Pekerjaan : Guru
Status perkawinan : Duda
Status pendidikan : Sarjana Pendidikan
Riwayat Penyakit
2. Keluhan Utama
Klien mengeluh demam, merasa capek, mudah lelah, letih, lesu, flu, pusing, dan
diare. Pasien mengalami berat badan menurun derastis dari 60 kg menjadi 54 kg
3. Riwayat Penyakit Terdahulu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang dialaminya saat ini.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut pengakuan keluarga, dalam keluarganya tidak ada yang mengalami
penyakit yang sedang di derita pasien.
e. Hygiene
(1) Tanda :memperlihatkan penampilan yang tidak rapih. Kekurangan
dalam banyak atau semua perawatan diri, aktivitas perawatan diri.
f. Neurosensori
(1) Gejala : pusing/pening, sakit kepala. Perubahan status mental,
kehilangan ketajaman/ kemampuan diri untukmengawasi masalah,
tidak mampu mrngingat/ konsentrasi menurun.kelemahan otot,
tremor, dan perubahan ketajaman penglihatan. Kebas, kasemutan
pada ekstremiats(kaki menunjukkan perubahan paling awal).
(2) Tanda : perubahan status mental, dngan rentang antara kacau mental
sampai demensia, lupa, konsentrasi buruk, tingkat kasadaran menurun,
apatis, retardasi psikomotor/respon lambat. Ide paranoid, ansietas yang
berkembang bebas, harapan yang tidak realistis. Timbul reflek tidak
normal, menurunnya kekuatan otot, dan gaya berjalan ataksia.tremor
pada motorik kasar/halus, menurunnya motorik fokalis. Hemoragi
retina dan eksudat.
g. Nyeri/kenyamanan
(1) Gejala : nyeri umum /local, sakit, rasa terbakar pada kaki. Sakit
kepala, nyeri dada pleuritis.
2) Tanda : pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri
tekan.Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan/pincang,
gerak otot melindungi yang sakit.
h. Pernapasan
1) Gejala : ISK sering, menetap. Napas pendek yang progresif. Batuk
(mulai dari sedang sampai parah), produktif/non-produktif sputum.
Bendungan atau sesak pada dada.
2) Tanda : Tacipneu, disters pernapasan. Perubahan bunyi npas/bunyi
napas adventius. Sputum :kuning
i. Interaksi sosial
1) Gejala : masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis,mis. Kehilangan
karabat/orang terdekat, teman, pendukung.rasa takut untuk
mengungkapkannya pada orang lain, takut akan
penolakan/kehilangan pendapatan. Isolasi, keseian, teman dekat
ataupun pasangan yang meninggal karena AIDS.
Mempertanyakan kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu
membuat rencana.
2) Tanda : perubahan oada interaksi keluarga/ orang terdekat.aktivitas
yang tak terorganisasi.
6. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. D.O : Virus Resiko tinggi terhadap
HIV
- Pasien mengatakan diare kekurangan volume cairan
- Pasien mengatakan demam
Merusak
- Pasien mengatakan capek seluler
- Pasien mengatakan mudah
lelah Menyerang T Limfosit,
7. Diagnosa
1) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b.d output yang
berlebihan
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak
Adekuat
3) Infeksi b.d adanya virus HIV/AIDS
8. Intervensi
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
1. Resiko tinggi terhadap Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
kekurangan volume cairan keperawatan selama 1 x 24 1. Pantau TTV, termasuk
b.d output yang berlebihan jam diharapkan : CVP bila terpasang.
Catat hipertensi,
Diare (-)
termasuk perubahan
Demam (-)
postural.
Pasien tidak mudah lelah
2. Catat peningkatan suhu
TTV :
dan durasi demam.
TD: 120/80
Berikan kompres
N: 80x/menit hangat sesuai indikasi.
S: 37 C Pertahankan pakaian
RR : 20x/menit tetap kering.
berat badan pasien naik Pertahankan
dari 54 kg menjadi 54+ kg kenyamanan suhu
1. Kesimpulan
AIDS merupakan masalah kesehatan internasional yang perlu segera ditanggulangi.
AIDS berkembang secara pandemi hampir di setiap negara di Dunia, termasuk
Indonesia. Sampai saat ini obat dan vaksin untuk menaggulangi AIDS belum
ditemukan. Untuk itu alternatif lain yang lebih mendekati dalam upaya
pencegahan. Upaya pencegahan dapat dilakukan oleh semua pihak asal mengetahui
cara-cara penularan AIDS. Penularan AIDS terjadi melalui hubungan seksual, parental
dan transplasental, sehingga upaya pencegahan perlu diarahkan untuk merubah perilaku
seksual masyarakat (terutama yang memilikiki resiko tinggi), menghindari infeksi
melalui donor darah, dan upaya pencegahan infeksi perinatal sebelum ibu hamil.
Perubahan perilaku dilakukan dengan penyuluhan kesehatan.
Setelah terinfeksi HIV, 50-70% penderita akan mengalami gejala yang disebut
sindrom HIV akut. Gejala ini serupa dengan gejala infeksi virus pada umumnya yaitu
berupa demam, sakit kepala, sakit tenggorok, mialgia (pegal-pegal di badan),
pembesaran kelenjar dan rasa lemah. Pada sebagian orang, infeksi dapat berat disertai
kesadaran menurun. Sindrom ini biasanya akan menghilang dalam beberapa mingggu.
Dalam penyususnan kasus harus dipertimbangkan dengan kesenjangan teori.
2. Saran
Dengan dibuatnya makalah HIV pada ibu hamil ini, diharapkan nantinya akan
memberikan manfaat bagi pembaca terutama pada ibu hamil yang juga menderita HIV.
Tak lupa kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan guna untuk
penyempurnaan makalah ini, karena mungkin makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.