DIABETES MELITUS
Disusun oleh :
NIM :
I.
II.
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
: Diabetes Melitus
:
1) Pengertian Diabetes Melitus
2) Klasifikasi Diabetes Melitus
3) Penyebab Diabetes Melitus
4) Tanda dan gejala Diabetes Melitus
5) Pengobatan Diabetes Melitus
6) Pencegahan Diabetes Melitus
7) Komplikasi Diabetes Melitus
Sasaran
Hari/Tanggal
Waktu
Tempat
: keluarga pasien
:
: 1x15 menit
:
III.
Materi
1. Pengertian DM
2. Klasifikasi DM
3. Penyebab DM
4. Tanda dan Gejala DM
5. Pengobatan DM
6. Pencegahan DM
7. Komplikasi DM
IV.
Metode
Tanya jawab
V.
Media
Leaflet
VI.
Kegiatan Penyuluhan
N
Langkah-langkah
o
1
Pendahuluan
Waktu
2 menit
Kegiatan penyuluh
Kegiatan sasaran
- Memberi salam
- Memperkenalkan
Menjawab
diri
- Menjelaskan
salam
memperhatika
n
maksud dan
2
Penyajian
6 menit
tujuan
-menjelaskan
-memperhatikan
pengertian
Diabetes Melitus
-menjelaskan
klasifikasi
Diabetes Melitus
-menjelaskan
penyebab
Diabetes Melitus
-menjelaskan tanda
dan gejala
Diabetes Melitus
-menjelaskan
pengobatan
Diabetes Melitus
-menjelaskan
pencegahan
endofalmitis
-menjelaskan
komplikasi
3
Evaluasi
5 menit
endofalmitis
- memberikan
menjawab
Penutup
2 menit
pertanyaan
-meminta/memberi
pertanyaan
memberikan
kesan/pesan
-memberi salam
kesan/pesan
menjawab
salam
VII.
Sumber
1. Brunner dan Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi
8. EGC. Jakarta
2. C. Long Barbara. 1996. Perawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta
3. Corwin, Elizabeth. 2001. Buku Saku Patofisilogi. EGC. Jakarta
4. Sukarmin, Sujono Riyadi. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Eksokrin dan Endokrin pada Pankreas. Graha Ilmu. Yogyakarta
5. Tarwoto, Ns. S.Kep. M.Kep.dkk. 2002. Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Sistem Endokrin. Trans Info Media. Jakarta
VIII.
Evaluasi
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga dapat menjawab pertanyaan
dari penyuluh dengan minimal mampu menjawab 3 pertanyaan dari total
keseluruhan.
a. Apakah pengertian Diabetes Melitus?
b. Apa saja kasifikasi Diabetes Melitus?
c. Apakah penyebab Diabetes Melitus?
d. Apakah tanda dan gejala Diabetes Melitus?
e. Bagaimana pengobatan Diabetes Melitus?
f. Bagaimana pencegahan Diabetes Melitus?
g. Apa saja komplikasi Diabetes Melitus?
Jawab
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Materi:
A. Definisi
Diabetas militus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolime kronis
yang di tandai peningktan glukosa darah (hiperglekimia), disebabkan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan insulin. Insulin dalam tubuh
dibutuhkan untuk memfasilitasi masuknya glukosa dalam sel agar dapat di
gunakan untuk metabolism dan pertumbuhan sel.
Diabetes mellitus adalah penyakit kronik, progresif dikarekteristikan
dengan ketidak mampuan tubuh untuk melakukan metebolisme karbohidrat,
lemak, dan protein awal terjadinya hiferglikemia
B. Klasifikasi
1. Diabetes mellitus tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Melitus (INDDM)
yaitu DM yang bergantung insulin. Diabetes tipe ini terjadi pada 5% s.d
10% penderita DM. Pasien sangat tergantung insulin melalui penyuntikan
untuk mengendalikan gula darah.
Diabetes tipe 1 disebabkan karena kerusakan sel beta pancreas ysng meng
hasilkan insulin. Hal ini berhubungan dengan konbinasi antara faktor genetik,
immunologi dan kemungkinan lingkungan, seperti virus. Terdapat juga
hubungan terjadinya diabetes tipe I dengan beberapa antigen leukosit manusia
(HLHs) dan adanya autoimun anti body sel islet (ICAs) yang dapat merusak
sel- sel beta pancreas. Bagai mana proses terjadi kerusakan sel beta itu ini
tidak jelas. Ketidak mampuan sel beta menghasilkan insulin mengakibatkan
glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat di simpan dalam hati dan tetap
berada dalam darah sehingga menimbulkan hiperglekimia.
2. Diabetes mellitus tipe 2 atau Non Insulin Dependen Diabetes
Melitus(NIDDM)
yaitu DM yang tidak tergantung pada insulin. Kurang lebih 90%-95%
penderita DM adalah adalah diabetes tipe ini. DM tipe 2 terjadi akibat
penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat
penurunan produksi insulin. Normalnya inulin terikat oleh reseptor khusus
pada permukaan sel dan mulai terjadi rangkaian reaksi termasuk metabolisme
glukosa. Pada diabetes tipe2 reaksi dalam sel kurang efektif karena
kurangnnya insulin yang berperan dalam menstimulasi glukosa masuk ke
jaringan dan pengaturan pelepasan glukosa dihati. Adanya insulin juga dapat
mencegah pemecahan lemak yang meghasilkan badan keton.
DM tipe 2 banyak terjadi pada usia dewasa lebih dari 45 th, karena
perkembangan lambat dan terkadang tidak terdeteksi, tetapi jika gula darah
tinggi baru dapat dirasakan seperti kelemahan, iritabilitas, polyuria, polidipsy,
proses penyembuhan luka yang lama infeksi vagina, kelainan penglihatan.
Factor resiko DM tipe 2:
a. Usia diatas 45 tahun, jarang DM tipe 2 terjadi pada usia muda
b. Obesitas, berat badan lebih dari 120% dari berat badan ideal(kira-kira
terjadi pada 90 %)
c. Riwayat keluarga dengan DM tipe 2
d. Riwayat adanya gangguan toleransi glukosa(IGT) atau gangguan
glukossa puasa(IFG)
e. Hipertensi lebih dari 140/90 mmHg atau hyperlipidemia, kolesterol
atau trikierida lebih dari 150 mg/dl.
f. Riwayat gestasional DM atau riwayat melahirkan bayi diatas 4 Kg.
g. Polycystic ovarian syndrome yang diakibatkan resistensi dari insulin.
Pada keadaan ini wanita tidak terjadi ovulasi (keluarnya sel telur dari
ovarium), tidak terjadi menstruasi, tumbuhnya rambut secara
berlebihan, tidak bias hamil.
Ciri-ciri
Nama lain
Umur kejadian
Insiden
Tipe kejadian
Produksi insulin
Tipe 1
Insulin
dependen
diabetes mellitus(IDDM),
jupenile diabetes.
Umumnya
terjadi
sebelum usia 30 th, tetapi
dapat terjadi pada semua
umur.
Tipe 2
Non insulin dependen
diabetes
melitu(NIDDM).
Biasanya terjadi setelah
umur 30 th, tetapi dapat
terjadi pada masa anakanak.
Sampai dengan 90%.
Mungkin asimptomatik,
kejadian perlahan, tubuh
beradaptasi
terhadapa
keadaan hiperglikemia.
Berat
badan
kejadian
Resisten
terhadap
ketosis, dapat terjadi jika
disertai
infeksi
atau
stress.
saat
Ketosis
Manifestasi
Polyuria,
polydipsia,
polipagia, kelemahan.
Manajement diet
Manajement aktivitas
Pemberian insulin
20-30%
pasien
membutuhkan insulin.
Efektif.
Pemberian agen
hipoglikemik
oral
Tidak efektif.
C. Penyebab
Faktor utama pada diabetes ialah insulin, suatu hormon yang dihasilkan
oleh sel khusus di pankreas. Insulin memberi sinyal kepada sel tubuh agar
menyerap glukosa. Insulin, bekerja dengan hormon pankreas lain yang disebut
glukagon, juga mengendalikan jumlah glukosa dalam darah. Apabila tubuh
menghasilkan terlampau sedikit insulin atau jika tubuh tidak menanggapi insulin
dengan tepat terjadilah diabetes.
Penyebab utama diabetes di era globalisasi adalah adanya perubahan gaya
hidup (pola makan yang tidak seimbang, kurang aktivitas fisik). Selain itu, adanya
stress, kelainan genetika, usia yang semakin lama semakin tua dapat pula menjadi
salah satu faktor penyebab timbulnya penyakit diabetes.
Penyakit ini dapat dicegah dengan merubah pola makan yang seimbang
(hindari makanan yang banyak mengandung protein, lemak, gula, dan garam),
E. Pengobatan
Ada 4 pilar Pengendalian penyakit diabetes
1. Edukasi, pasien harus tahu bahwa penyakit diabetes tidak dapat disembuhkan,
tetapi bisa dikendalikan dan pengendalian harus dilakukan seumur hidup
2. Makanan, jika input/masukan buruk, maka output/hasil akan buruk, demikian
pula bila makan melebihi diet yang ditentukan, maka kadar gula darah akan
meningkat
3. Olahraga, diperlukan untuk membakar kadar gula berlebih yang ada dalam
darah
4. Obat, hanya jika diperlukan, tetapi bila kadar gula darah telah turun dengan
meminum obat, bukan berarti telah sembuh, tetapi harus konsultasi dengan
dokter apakah tetap meminum obat dengan kadar yang tetap atau meminum
obat yang sama dengan kadar yang diturunkan atau minum obat yang lain
F. Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Pencegahan penyakit diabetes melitus secara primer ini dilakukan dengan
tujuan untuk tahap awal pencegahan terjadinya diabetes. Salah satunya selalu
memperhatikan faktor-faktor yang dapat menyebabkan penyakit diabetes baik
secara genetik ataupun karena faktor lingkungan. Adapun cara pencegahan
primer diantaranya selalu menjaga pola makan sehari-hari, selalu melakukan
olahraga secara teratur, tidur yang cukup,dan menghindari obat-obatan yang
dapat menimbulkan penyakit diabetes.
2. Cara pencegahan sekunder
Cara pencegahan sekunder ini bertujuan untuk menghambat persebaran
penyakit diabetes melitus yang sudah ada dalam tubuh mengkoplikasi
penyakit yang lain. Dengan pencegahan sekunder ini banyak sekali hal yang
harus dilakukan salah satunya melakukan pendeteksi dini pada penderita
diabetes melitus. Setelah didapatkan hasil untuk memperkuat diagnosa dari
perkembangan penyakit diabetes melitus maka yang harus Anda lakukan
untuk tahap pencegahan sekunder ini adalah sebagai berikut.
a. Sering melakukan pengetesan kadar gula darah dalam tubuh
b. Selalu menjaga berat badan supaya stabil, jika sudah memiliki berat badan
yang lebih maka usahakan untuk menurunkannya.
c. Selalu melakukan olahraga secara teratur sesuai dengan kemampuan fisik
Anda
3. Cara pencegahan tersier
Jika sudah dalam tahap ini maka bisa dibilang penyakit diabetes tersebut telah
parah dan telanjur mengoplikasi penyakit yang lainnya, maka dari itu Anda
harus melakukan pencegahan tersier diantaranya sebagai berikut
a. Mencegah dari resiko terkana gagal ginjal kronik yang menyerang
pembulu darah
b. Mencegah terjadinya luka apapun yang dapat memperparah keadaan fisik,
karena jika sesorang yang memiliki penyakit diabetes jika memiliki
c. luka cenderung sangat sulit untuk disembuhkan
d. Mencegah resiko terkena peyakit stroke.
G. Komplikasi
1. Penyakit kardiovaskuler.
Penderita diabetes lebih berisiko terkena penyakit kardiovaskelar dua
sampai empat kali lipat dibandingkan masyarakat umum. Risiko komplikasi
kardiovaskuler ini tergantung pada usia, faktor genetik, serta ada tidaknya
hipertensi, hiperkolesterolemia (kelebihan kolesterol), dan kebiasaan
merokok.
Diabetes berkontribusi terhadap munculnya penyakit jantung. Seiring
waktu, tingginya tingkat glukosa dalam darah menyebabkan penggumpalan
darah dan meningkatkan risiko penyumbatan pembuluh darah dekat jantung
(serangan jantung), otak (stroke) atau kaki (gangren).
2. Penyakit Ginjal (Nefropati).
Jaringan ginjal terdiri dari banyak pembuluh darah kecil yang membentuk
sebuah filter yang berperan menghilangkan racun dan limbah dari darah.
Diabetes kronis dapat menyebabkan pembuluh-pembuluh darah kecil itu
rusak. Diabetes juga membuat ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring
kelebihan kadar glukosa darah yang tidak terserap karena kekurangan insulin
atau resistensi insulin. Pada akhirnya, ginjal dapat mengalami kerusakan
secara bertahap, mulai dari hyperfiltrasi (pembengkakan ginjal karena bekerja
terlalu keras), mikroalbuminuria (kerusakan membran penyaring sehingga
sebagian protein masuk ke dalam darah dan urin), sampai akhirnya menjadi
gagal ginjal.
Risiko gangguan ginjal meningkat bila penderita diabetes juga memiliki
tekanan darah tinggi/hipertensi.
3. Penyakit Syaraf (Neuropati).
Kualitas sirkulasi darah yang buruk akibat diabetes dalam jangka panjang
dapat merusak jaringan saraf. Kerusakan sistem saraf yang paling jelas dan
umum adalah di bagian kaki dan tungkai yang biasanya ditandai rasa
kesemutan, kehilangan sensasi (mati rasa) atau nyeri di jari-jari kaki,
kemudian naik secara bertahap hingga tungkai. Jika kaki sudah mati rasa,
Anda harus sering memeriksa kaki Anda, karena sangat mungkin Anda tidak
merasakan apa-apa bila terjadi luka di kaki (misalnya karena tertusuk kaca).
Bila luka itu kemudian menjadi borok yang luas, mungkin satu-satunya terapi
adalah amputasi.
Neuropati juga dapat mempengaruhi saraf yang mengontrol pencernaan,
tekanan darah, denyut jantung dan organ seksual (menyebabkan impotensi).
4. Penyakit Mata.
Diabetes dapat menyebabkan kerusakan organ-organ mata sehingga
penglihatan menjadi kabur atau hilang (buta). Penyakit mata akibat diabetes
meliputi:
a. Retinopati: kerusakan pada pembuluh darah di retina. Retina adalah
jaringan peka cahaya di belakang mata. Retina yang sehat diperlukan
untuk penglihatan yang baik.
b. Katarak: pengeruhan lensa mata. Katarak berkembang pada usia lebih
dini pada penderita diabetes.
c. Glaukoma: peningkatan tekanan cairan di dalam mata yang
menyebabkan kerusakan saraf optik dan kehilangan penglihatan.
Penderita diabetes hampir dua kali lebih mungkin terkena glaukoma
dibandingkan orang dewasa lainnya.
5. Kerentanan terhadap infeksi.
Penderita diabetes cenderung mengalami infeksi lebih sering dan lebih parah
daripada orang umum, termasuk infeksi yang sulit disembuhkan pada kulit,
gusi, saluran pernafasan, vagina dan kandung kemih. Hal ini karena ada
hubungan khas antara infeksi dengan diabetes. Gula merupakan media yang
baik untuk pertumbuhan cepat dan berlimpah bagi kuman infeksi. Selain itu,
gula darah yang tinggi mengganggu pergerakan sel-sel fagosit yang
membunuh kuman.