OLEH :
18.321.2834
A12-A
DM Tipe I DM Tipe II
Sel β pancreas
hancur Jumlah sel pankreas
menurun
Defisiensi insulin
Menimbulkan lapar
dan haus Aterosklerosis Ketogenesis
Poliurin
Polidipsi dan polifagi Makrovaskuler Mikrovaskuler
Dehidrasi
Jantung Retina dan
Defisit nutrisi
jaringan
perifer
Hipovolemi Ketidakstabilan Miokard infark
kadar glukosa
darah Gangguan
Aktivitas turun penglihatan
dan luka
perifer
Intoleransi
aktivitas Resiko cedera
Gangguan
integritas
kulit/jaringan
8. Gejala Klinis Diabetes Melitus
a. Diabetes Tipe I
- Hiperglikemia berpuasa
- Glukosuria, diuresis osmotik
- Keluhan TRIAS, yaitu kencing yang berlebihan (poliuri), rasa haus
yang berlebihan (polidipsi), rasa lapar berlebihan (polifagia) dan
penurunan berat badan
- Keletihan dan kelemahan
- Ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen, muntah,
hiperventilasi, nafas bau buah, ada perubahan tingkat kesadaran,
koma, kematian)
b. Diabetes Tipe II
- Intoleransi glukosa progresif
- Keletihan
- Poliuria
- Polidipsia
- Luka pada kulit yang lama sembuh
- Infeksi saluran kemih
- Penglihatan kabur
b. Respon neuroglikopenik
3. Intervensi Keperawatan
No. Tujuan dan Kriteria
Intervensi Rasional
Dx Hasil
1 Setelah dilakukan Manajemen Hipovolemia : - Obeservasi tanda dan
tindakan keperawatan - Periksa tanda dan gejala gejala hipovolemi
….x24 jam hipovolemia (nadi teraba - Observasi cairan
diharapkan lemah, turgor kulit menurun, - Jumlah cairan
hipovolemia dapat membran mukosa kering, - Cairan terpenuhi
teratasi dengan KH : konsentrasi urine menurun) - Pasien nyaman
Kekuatan nadi (O) - Edukasi banyak minum
sedang (dari 1 ke 3) - Monitor intake dan output - Memenuhi cairan
Perasaan lemah cairan (O)
menurun (dari 1 ke - Hitung kebutuhan cairan (N)
3) - Berikan asupan cairan oral (N)
Keluhan haus - Posisikan tredelenburg (N)
sedang (dari 1 ke 3) - Anjurkan memperbanyak
Konsentrasi urine cairan oral (E)
sedang (dari 1 ke 3) - Kolaborasi pemberian cairan
Membran mukosa IV isotonis (C)
sedang (dari 1 ke 3)
kulit menurun
(dari 1 ke 5)
Nyeri menurun
(dari 1 ke 5)
Perdarahan
menurun (dari 1
ke 5)
Kemerahan
menurun (dari 1
ke 5)
Hematoma
menurun (dari 1
ke 5)
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah tindakan keperawatan yang dilakukan
oleh perawat untuk pasien. Tindakan kepeawatan dilakukan dengan tujuan
agar pasien mendapat asuhan keperawatan yang sesuai dengan diagnosa
atau keluhan dari pasien sehingga keluhan dapat teratasi. Implementasi
keperawatan dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan
keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan
kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses
keperawatan yang dilakukan dengan Format SOAP.
No. Evaluasi
Dx
1 Kekuatan nadi sedang (dari 1 ke 3)
Perasaan lemah menurun (dari 1 ke 3)
Keluhan haus sedang (dari 1 ke 3)
Konsentrasi urine sedang (dari 1 ke 3)
Membran mukosa sedang (dari 1 ke 3)
2 Lelah/lesu menurun (dari 1 ke 5)
Kadar glukosa dalam darah sedang (dari 1 ke 3)
Robiul, dkk. 2015. Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Kadar Gula Darah Pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe II di Poliklinik Penyakit Dalam RS Tk II Dr.
Soedjono Magelang. Universitas Padjajaran.
Virna, dkk. 2016. Pengaruh Pijat Refleksi Kaki Terhadap Kadar Gula Darah Pada
Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD Ungaran. Fikes UNIMAS.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan). Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(Definisi dan Tindakan Keperawatan). Jakarta Selatan: DPP PPNI.
FORMAT LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
BERDASARKAN FORMAT GORDON
Kasus:
Seorang laki-laki berusia 55 tahun datang ke poliklinik diantar oleh
keluarganya. Pasien mengeluh lemas, pusing, jantung berdebar, dan keringat
dingin. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan tingkat kesadaran
composmentis dan hasil GD 70 mg/dl. Keluarga mengatakan pasien sudah
menderita DM sejak 6 bulan yang lalu dan sejak seminggu susah makan.
I.PENGKAJIAN
1.Identitas Pasien
Nama : Tn . D
Umur : 55 Tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : JL Cargo Gg Maruti 234,Denpasar Barat
Tanggal Masuk : 11 Juli 2020
Tanggal Pengkajian : 13 Juli 2020
No. Register : 125687
Diagnosa Medis : DM (Diabetes Melitus)
2.Status Kesehatan
1.Status Kesehatan Saat Ini
1.Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Pasien mengeluh merasa lemas pusing jantung berdebar dan berkeringat dingin.
3.Alergi
Pasien mengatakan tidak adanya alergi terhadap obat, makanan, dan minuman.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
•Sebelum sakit:
Pasien mengatakan pada saat sebelum sakit makan sebanyak 3 x sehari dengan
nafsu makan yang baik, dengan nasi, lauk pauk, sayur. Waktu makan pagi pukul
08.30 wita, siang pukul 14.00 wita, dan malam pukul 19.00 wita.
•Saat sakit :
Pasien mengatakan saat sakit nafsu makan menurun sebanyak 1 – 2 x sehari 2
sendok makan, makan bubur, dan sayuran.
c.Pola Eliminasi
1)BAB
•Sebelum sakit:
Pasien mengatakan sebelum sakit dia BAB sebanyak 3 x sehari dengan
konsistensi lembek warna kuning kecoklatan , jumlah feses sedang , bau feses kas
dan tidak terdapat lendir darah.
•Saat sakit :
Pasien mengatakan saat sakit dia BAB sebanyak 1 x sehari , kadang tidak BAB
dalam sehari, kosistensi lembek tidak ada lendir dan darah , warna feses hitam.
2)BAK
•Sebelum sakit:
Pasien mengatakan sebelum sakit BAK dalam sehari sekitar 4 – 8 x atau sebanyak
1 - 1,8 liter dengan cairan berwarna jernih
•Saat sakit :
Pasien mengatakan saat sakit BAK dalam sehari sekitar 1 – 4 x sebanyak 1 liter
dengan cairan berwarna kuning.
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total.
2)Latihan
•Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien dapat melakukan aktifitas sehari-hari
dengan baik dan mandiri.
•Saat sakit
Pasien mengatakan saat sakit pasien tidak dapat melakukan aktivitasnya seperti
biasa
( terbatas ) dan memerlukan bantuan orang lain mauoun keluarga.
h.Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan tidak memiliki masalah pada pola peran hubungannya baik
dengan keluarga maupun dengan masyarakat sekitar.
i. Pola Seksual-Reproduksi
•Sebelum sakit:
Pasien mengatakan sebelum sakit pola seksual tidak mengalami masalah pada
organ reproduksinya.
•Saat sakit :
Pasien mengatakan saat sakit pola seksual tidak mengalami masalah pada organ
reproduksinya.
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien mengatakan setiap harinya melakukan persembahyangan di rumahnya,
tetapi saat sakit pasien
hanya bisa sembahyang diatas tempat tidurnya.
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : Sedang
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS: verbal : 4 Psikomotor : 6 Mata : 5
b.Tanda-tanda Vital : Nadi = 80 x /menit , Suhu =36,9 0C , TD = 110/70 mmHg,
RR = 20 x /menit
c.Keadaan fisik
a.Kepala dan leher:
Bentuk kepala simetris, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe.
-Mata : Inspeksi : Bentuk mata simetris, mata reflek pupil baik.
-Hidung : Inspeksi : Bentuk hidung simetris tidak ada lesi, sekret dan pendarahan.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan.
-Mulut : Inspeksi : Glukosa bibir kering, bentuk simetris, dan tidak ada lesi.
Palpasi : Tidak ada nyeri, pembengkakan dan tidak ada Stomatitis.
-Leher : Inspeksi : Tidak ada lesi, gerakan leher normal, dan tidak terlihat
pembesaran vena jogolaris.
b.Dada :
•Paru
Inspeks : Dada simetris tidak ada kelainan dan tidak ada benjolan
Palpasi : Normal ( Sonor ).
Perkusi : Tidak ada nyeri pada sela toterkosta.
Auskultasi : Normal ( Vesikuler ).
•Jantung
Inspeksi : ictuscordis terdengar di Ics 4 , 6 mid clavicula sinistra
Palpasi : ictuscordis teraba di mid clavicula sinistra
Perkusi : terdengar suata dallnes
Auskultasi: terdengar suara jantung normal S1 + S2 tunggal leguler
d. abdomen :
Inspeksi : Tidak ada pembengkakan rongga perut
Palpasi : adanya nyeri tekan di epigastrium
Perkusi : terdengar Suara timpani.
Auskultasi : terdengar suara bising usus 10 x/menit
e. Genetalia :
Tidak terkaji.
f.Integumen :
Inspeksi: Kulit tidak ada lesi, warna kulit sawo matang, dan turgor kulit elastis.
Palpasi : Tidak adanya nyeri tekan.
g.Ekstremitas :
•Atas
Inspeksi: kedua tangan simetris, terpasang infus assering 20 tpm di tangan
sebelah kanan .
Palpasi : airal teraba hangat, tidak ada nyeri tekan.
•Bawah
Inspeksi : tungkai kedua kaki simetris , ada cedera
Palpasi : turgor kulit elastis , tidak teraba nyeri tekan
h.Neurologis :
•Status mental dan emosi :
Pasien mengatakan status mental dan emosinya dapat terkontrol.
•Pemeriksaan refleks :
Tidak terkaji.
b.Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
Tidak Terkaji
2. Pemeriksaan radiologi
Tidak terkaji.
3. Hasil konsultasi
Tidak terkaji.
Suhu =36,9 0C ,
TD = 110/70 mmHg, Osmosis diuresis
RR = 20 x /menit
Poliurin
Dehidrasi
Hari/ Ttd
No Dx Tindakan Keperawatan Evaluasi proses
Tgl/Jam
TD : 110/60 mmHg
S : 37,20C
N : 93 x/menit
12.00
RR : 18 x/menit
DS : pasien mengatakan
sudah meminum obat yang
Hari/ Ttd
No Dx Tindakan Keperawatan Evaluasi proses
Tgl/Jam
S : 36,20C
N : 88 x/menit
RR : 16 x/menit
TD : 110/70 mmHg
S : 37,20C
N : 97 x/menit
09.30
RR : 18 x/menit
D. Evaluasi Keperawatan
Hari/Tgl
No No Dx Evaluasi TTd
Jam
1 SELASA 16 1 S: Pasien mengatakan tidak masih
JULI 2020 mengalami pusing Pasien mengatakan
JAM 15:00 tidak lemas pusing jantung berdebar
dan berkeringat dingin dan seminggu
mengalami susah makan dan sudah
teratur
O: Pasien tidak terlihat lemas dan Tanda-
tanda Vital : Nadi = 82 x /menit , Suhu
=36,9 0C , TD = 110/80 mmHg, RR
= 20 x /menit
A : Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
Abstrac
Abstract: World Health Organisation (WHO) predicts that the number of people
with diabetes in Indonesia will increase from 8.4 million in 2000 to 21.3 million
in 2030. Riskesdas in 2013 showed that North Sulawesi was one of the provinces
with the highest prevalence of diabetes in Indonesia. Therefore, it is necessary to
check blood glucose levels regularly for screening and diagnosis of diabetes
mellitus. This study aimed to determine blood glucose levels in patients with type
2 diabetes mellitus (T2DM) in Community Health Center Bahu Manado. This
study was a descriptive cross sectional study design. Respondents were 22 T2DM
patients that had signed the informed consent. The results showed that of the 22
respondents, 11 (50%) had high blood glucose level with an average of 267.8
mg/dL, 4 (18.2%) had moderate high blood glucose level with an average of 153.2
mg/dL, and 7 (31.8%) had normal blood glucose level with an average of 123
mg/dL. Conclusion: Most of T2DM patients in Community Health Center Bahu
Manado showed high blood glucose levels with poor blood glucose control.
Keywords: type 2 diabetes, blood glucose level