(11151020000056)
Siti Maryam
(11151020000069)
Nadiyah Hilmi
(11151020000074)
Nailul Muna
(11151020000077)
(11151020000080)
Farijal Zamzami
(11151020000081)
Sahrul Fauzi
(11151020000090)
(11151020000095)
(11151020000098)
TAHUN 2015/201
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas Imunologi Dasar mengenai Diabetes Miletus Tipe I.
Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah
wawasan tentang pengetahuan Diabetes Miletus Tipe I secara meluas.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada bu Suci Ahda Novitri,
M.Sc,
Apt
selaku
dosen
pengajar
Imunologi
Dasar,
yang
telah
Tim Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diabetes
Mellitus
berlangsung
kronik
metabolisme glukosa
(DM)
merupakan
progresif,
penyakit
dengan
metabolik
manifestasi
yang
gangguan
sepanjang
hari
terutama
pada
saat
makan
dan
Diabetes tipe 1, Tipe 2 dan tipe 3. Yang akan dibahas dalam makalah
ini merupakan diabetes tipe 1.
Diabetes Mellitus yang tergantung pada insulin (IDDM atau DM
Tipe1). Kebanyakan Diabetes tipe-1 adalah anak-anak dan remaja
yang pada umumnya tidak gemuk. Setelah penyakitnya diketahui
mereka harus langsung memakai insulin. Pankreas sangat sedikit atau
bahkan sama sekali tidak menghasilkan insulin (Soegondo, 2004).
Diabetes Melitus tipe-1 dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil
insulin pada Langerhans pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin
pada tubuh. Sampai saat ini, Diabetes tipe-1 tidak dapat dicegah. Diet
dan olahraga tidak bisa menyembuhkan ataupun mencegah Diabetes
tipe-1. Kebanyakan klien Diabetes tipe-1 memiliki kesehatan dan berat
badan yang baik saat penyakit ini mulai diderita. Selain itu, sensitivitas
maupun respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada klien
Diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal. Penyebab terbanyak dari
kehilangan sel beta pada Diabetes tipe-1 adalah kesalahan reaksi
autoimunitas
yang
menghancurkan
sel
beta
pankreas.
Reaksi
jenisnya
tergantung
berbagai
faktor,
di
antaranya
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini:
1. Apa definisi penyakit diabetes miletus tipe I ?
2. Apa saja faktor penyebab penyakit diabetes miletus tipe I ?
3. Apa saja gejala untuk mendeteksi penyakit diabetes miletus tipe
I?
4. Bagaimana cara pencegahan dan pengobatan penyakit diabetes
miletus tipe I?
5. Bagaimana imunoterapi dari penyakit diabetes miletus tipe I?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui definisi penyakit diabetes miletus tipe I
2. Untuk mengetahui faktor penyebab penyakit diabetes miletus tipe
I
3. Untuk mengetahui gejala dari penyakit diabetes miletus tipe I
4. Untuk mengetahui cara pencegahan dan pengobatan penyakit DM
I
5. Untuk mengetahui imunoterapi penyakit diabetes miletus tipe I.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung
kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan
lipid, disertai oleh komplikasi kronik penyempitan pembuluh darah, akibat
terjadinya kemunduran fungsi sampai dengan kerusakan organ-organ
tubuh (Darmono, 2007). Bahaya Diabetes sangat besar dan dapat
memungkinkan klien menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit
bagian kaki dan banyak komplikasi serius dan menyebabkan tingkat
kematian
yang
tinggi.
Selain
pengertian
diatas
terdapat
banyak
a.
menjadi
komplikasi
makrovaskuler,
mikrovaskuler
dan
Non obesitas
2.)
Obesitas
1.)
selama
kehamilan,
tidak
dikelompokkan
kedalam
NIDDM
pada
antibodies),
dan
antibodi
terhadap
GAD
(glutamic
acid
demikian,
nampaknya
serangan
otoimun
secara
selektif
terhadap
enzim
glutamat
dekarboksilase
(GAD)
ditemukan pada hampir 80% pasien yang baru didiagnosis sebagai positif
menderita DM Tipe 1. Sebagaimana halnya ICCA dan ICSA, titer antibodi
anti-GAD juga makin lama makin menurun sejalan dengan perjalanan
penyakit. Keberadaan antibodi anti-GAD merupakan prediktor kuat untuk
DM Tipe 1, terutama pada populasi risiko tinggi.
Disamping ketiga otoantibodi yang sudah dijelaskan di atas, ada
beberapa otoantibodi lain yang sudah diidentifikasikan, antara lain IAA
(AntiInsulin Antibody). IAA ditemukan pada sekitar 40% anak-anak yang
menderita DM Tipe 1. IAA bahkan sudah dapat dideteksi dalam darah
pasien sebelum onset terapi insulin. Destruksi otoimun dari sel-sel pulau
Langerhans kelenjar pancreas langsung mengakibatkan defisiensi sekresi
insulin.
Defisiensi
insulin
inilah
yang
menyebabkan
gangguan
satu
diantaranya
adalah,
defisiensi
insulin
menyebabkan
C. Patofisiologi
Diabetes melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya
kekurangan insulin secara relatif maupun absolut. Defisiensi insulin dapat
terjadi melalui 3 jalan, yaitu :
a. Rusaknya sel-sel pankreas karena pengaruh dari luar (virus, zat
kimia tertentu, dll).
b. Desensitasi
pankreas.
atau
penurunan
reseptor
glukosa
pada
kelenjar
lipid
pada
dinding
vaskuler
yang
mengakibatkan
3.Mata kabur.
Glukosa dalam darah secara berlebihan akan mengakibatkan sel-sel saraf
menjadi terganggu , salah satunya adalah saraf mata , hal ini membuat
penglihatan pada orang yang terkena diabetes melitus type 1 menjadi
kabur atau tidak jelas seperti terdapat kabut.
4.Lelah dan letih
Karena kadar gula atau glukosa tidak dapat diproses menjadi sebuah
energi , sehingga hal ini akan membuat seorang penderita dibetes melitus
tipe 1 menjadi lelah atau tidak bertenaga.
5.Nyeri
Gejala penyakit diabetes melitus tipe 1 yang terakhir adalah timbulnya
rasa nyeri , rasa nyeri ini terutama akan sangat terasa sakit pada bagian
perut atau lambung.
Gejala dan tanda-tanda DM dapat digolongkan menjadi gejala akut dan
gejala kronik. Tanda-tandanya adalah hiperglikemia ( glukosa dalam darah
tingi ) ataupun glukosuria ( glukosa dalam urin )
10) Para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin
dalam kandungan, atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg
E. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan Diabetes Mellitus adalah
untuk mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi acut
dan kronik. Jika klien berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia
akan terhindar dari hyperglikemia atau hypoglikemia. Penatalaksanaan
diabetes tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas
fisik, diet dan intervensi farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral
dan insulin. Penyuluhan kesehatan awal dan berkelanjutan penting dalam
membantu klien mengatasi kondisi ini.
Komplikasi
a.
Akut
1.)
Hypoglikemia
2.)
Ketoasidosis
3.)
Diabetik
b.
Kronik
1.)
nefropati diabetic.
3.)
Neuropati diabetic.
F. PEMERIKSAAN DARAH
Adapun tahapan pemeriksaan gula darah yakni mempersiapkan
pasien, persiapan pengambilan sampel, sentrifugasi dan pemisahan
PERSIAPAN PASIEN
Pada tahapan ini pasien diinformasikan mengenai waktu
jam
sebelum
tes
dianjurkan
makan
makanan
yang
Karena
sebagian besar
sel tubuh
tidak
dapat
terjadi
kelebihan
glukosa
ekstrasel
sementara
terjadi
difiltrasi
melebihi
kapasitas
sel-sel
tubulus
melakukan
makan
(appetite)
meningkat
sehingga
timbul
polifagia
G. IMUNOTERAPI
Dalam pengobatan DM tipe I yang telah dievaluasi, maka pengobatan yang dilibatkan
adalah penggunaan imunosupresan.
Imunosupresan yang digunakan diantara lain siklosporin A. pemberian siklosporin A
ini bertujuan untuk mencegah terjadinya perkembangan autoimun pada penderita DM tipe
I. Agar terapi siklosporin yang diberikan tercapai, maka dibutuhkan diagnose yang benar
dan tepat terutama terhadap pasien yang memiliki fungsi sel residu, tetapi pengobatan
akan efektif jika hanya diberikan siklosporin A. Kebanyakannya perkembangan DM tipe I
ini dapat terlihat setelah terapi dengan siklosporin dihentikan.
Cyclosporine :
Mekanisme kerja : berikatan dengan cytosolic protein cyclophilin pada sel T ikatan
ini akan membentuk kompleks yang selanjutnya akan mengaktifkan transkripsi
Beberapa terapi autoimun lain yang bisa digunakan pada penyakit auto imun
Golongan obat
corticosteroids
Mekanisme kerja
Contoh obat
complex.action, cytokin Prednisone,
Inhibitors of
inhibition
inhib. of
immunophilins
iv.Ig
cytokines
immunoglobulins
complex,
metal
prednison
CyA,tacrolimus,
rapamycin
IVIG
antiidiotypes
DAFTAR PUSTAKA
Darmono. (2007). Diabetes Melitus Ditinjau dari Berbagai Aspek
Penyakit Dalam. Semarang: CV Agung Semarang.
Soegondo, S., 2004. Penatalaksanan Diabetes Melitus Terpadu, Jakarta:
Balai penerbit FKUI.
Maulana, M. (2008). Mengenal Diabetes : Panduan Praktis Menangani
Penyakit Kencing Manis. Jogjakarta: Katahati.