PENDAHULUAN
Perdarahan saluran cerna atas adalah masalah yang sangat sering kita jumpai.
Derajatnya dapat bervariasi dari perdarahan samar yang tidak diketahui hingga
perdarahan hebat yang mengancam nyawa. Ulkus peptikum (Tukak peptik) adalah
salah satu penyakit saluran cerna bagian atas yang kronis. Ulkus peptikum mengacu
pada ulkus gaster dan duodenal yang disebabkan oleh asam peptik. Ulkus peptikum
adalah kecacatan pada mukosa gastrointestinal yang disebabkan karena sel epitel
terkena pengaruh asam dan pepsin yang melebihi kemampuan mukosa melawan efek
tersebut. Ulkus peptikum mempunyai sifat penetrasi, yang dimulai dari mukosa
menembus lapisan yang lebih dalam. Penetrasi ke pembuluh darah dapat
mengakibatkan perdarahan masif dan jika terjadi penetrasi ke seluruh dinding
lambung akan mengakibatkan perforasi akut.
Ulkus peptikum dapat terjadi pada semua orang dan semua golongan umur.
Kejadian pada kaum pria dan wanita sangat bervariasi. Secara klinis ulkus duodenum
lebih sering dijumpai daripada ulkus gaster. Pada beberapa negara seperti Jepang
lebih banyak dijumpai ulkus gaster. Ulkus peptikum merupakan penyakit yang masih
banyak ditemukan dalam klinik terutama pada kelompok umur di atas 45 tahun.
Kelompok umur terbanyak adalah 45-65 tahun, dengan kecenderungan makin tua
umur prevalensi makin meningkat dan perbandingan antara laki-laki dan perempuan
2:1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa penyebab utama tukak peptik adalah
H.pylori sehingga penyakit ini disebut juga sebagai acid H.pylori disease, namun
demikian peranan faktor-faktor lain dalam kejadian tukak peptik jelas ada sehingga
tukak peptik dikatakan sebagai penyakit multifaktor.
Lambung dan duodenum dilindungi dari faktor iritan oleh lapisan mukus,
epitel, tetapi beberapa faktor iritan seperti makanan minuman dan obat anti inflamasi
non steroid (OAINS), alkohol, dan empedu yang dapat menimbulkan kecacatan
lapisan mukus dan terjadi difusi balik ion H+, sehingga timbul tukak peptik.
1
Penatalaksanaan Ulkus peptikum dari waktu ke waktu semakin baik seiring
dengan ditemukannya faktor-faktor penyebab dan ditunjang dengan kemajuan di
bidang pemeriksaan penunjang serta farmasi yang berhasil menemukan dan
mengembangkan obat-obat yang sangat berpotensi untuk penanganan tukak peptik.
Insiden dan kekambuhan tukak peptik saat ini menurun sejak ditemukan H. Pylori
sebagai penyebab dan dilakukan terapi eradikasi.3
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Ulkus peptikum atau tukak peptik secara anatomis didefinisikan sebagai suatu
defek mukosa/ submukosa yang berbatas tegas yang dapat menembus muskularis
mukosa sampai lapisan serosa. Ulkus Peptikum adalah putusnya kontinuitas mukosa
gastrointestinal atau lesi pada lambung dan duedenum yang meluas sampai ke epitel.
Ulkus peptikum adalah ekskavasasi (area berlubang) yang terbentuk dalam dinding
mucosal saluran pencernaan. Kerusakan yang tidak meluas kebawah epitel disebut
erosi. Tukak peptik bisa terjadi di setiap bagian saluran pencernaan yang terpapar
asam lambung atau gastrin yaitu esofagus, lambung, duedenum dan jejenum. Tukak
peptik lebih mungkin terjadi pada doudenum daripada lambung. Biasanya, ini terjadi
secara tunggal, tapi dapat terjadi dalam bentuk multipel. Tukak peptik kronik
cenderung terjadi pada kurvatura minor dari lambung, dekat pilorus. Secara klinis,
suatu tukak adalah hilangnya epitel superfisial atau lapisan lebih dalam dengan
diameter ≥ 5 mm yang dapat diamati secara endoskopis atau radiologis.
2.2 Epidemiologi
Ulkus peptikum dapat terjadi pada semua orang dan semua golongan umur.
Kejadian pada kaum pria dan wanita sangat bervariasi. Secara klinis ulkus duodenum
3
lebih sering dijumpai daripada ulkus gaster. Ulkus peptikum merupakan penyakit
yang masih banyak ditemukan dalam klinik terutama pada kelompok umur di atas 45
tahun. Kelompok umur terbanyak adalah 45-65 tahun, dengan kecenderungan makin
tua umur prevalensi makin meningkat dan perbandingan antara laki-laki dan
perempuan 2:1.
2.3 Etiologi
4
NSAID ideal hendaknya hanya bekerja dengan menghambat enzim COX-
2 yang berperan dalam inflammasi dan tidak menghambat COX-1 yang
berperan memberikan perlindungan mukosa lambung.
5. Merokok
berdasarkan penelitian perokok mempunyai resiko 2 kali lebih besar untuk
terjadinya ulkus peptikum. Merokok dapat menghambat sekresi bicarbonat
pankreas, menambah refluk gastroduodenal akibat relaksasi sphinter
pilorus.
6. Herediter
7. stress fisiologis berat
misalnya pada luka bakar, trauma susunan saraf pusat, pembedahan dan
penyakit medis yang berat.
8. Keadaan-keadaan yang ditandai adanya hipersekresi asam lambung seperti
gastrinoma (Zollinger-Elison Syndrome), atau neoplasma endokrin yang
multiple, hiperplasia sel G pada antrum, sistemik mastositosis, leukemia
basofilik.
9. penyakit-penyakit yang memiliki resiko tinggi untuk terjadinya ulkus
peptikum seperti sirosis hepatis, penyakit PPOK, gagal ginjal dan
transplantasi organ.
2.4 Patogenesis
Faktor-faktor agresif
1. Helicobacter pylori
H.pylori adalah bakteri gram negatif yang dapat hidup dalam suasana asam dalam
lambung/duodenum (antrum, korpus, dan bulbus), berbentuk kurva/S-shaped.
5
Bakteri ini ditularkan secara feko-oral atau oral-oral. Pada lambung terutama
terkonsentrasi dalam antrum, berada pada lapisan mukus pada permukaan epitel
yang sewaktu-waktu dapat menembus sel-sel epitel.
6
H.pylori yang terkonsentrasi dalam antrum menyebabkan kerusakan sel D
yang mengeluarkan somatostatin, yang berfungsi membatasi produksi gastrin. Hal
ini menyebabkan produksi gastrin meningkat, yang nantinya merangsang sel-sel
parietal menghasilkan asam lambung yang berlebihan. Asam lambung masuk ke
duodenum sehingga keasaman meningkat. Asam lambung yang tinggi pada
duodenum menyebabkan gastrik metaplasia yang dapat menjadi tempat hidup
H.pylori dan sekaligus dapat memproduksi asam sehingga lebih menambah
keasaman dalam duodenum. Keasaman yang tinggi akan menekan mukus dan
bikarbonat sehingga menyebabkan daya tahan mukosa lebih menurun.
NSAID bekerja pada asam endoperoksida sehingga produksi COX-1 dan COX-2
akan di hambat. Dengan dihambatnya COX-1 oleh NSAID maka produksi
mukosa lambung dan bikarbonat tidak dihasilkan untuk menetralisir asam
lambung yang terus diproduksi oleh sel epitel lambung sehingga asam lambung
dapat langsung terpapar pada lapisan dinding lambung, yang akhirnya dapat
menyebabkan ulkus.
8
sangat labil, pada ketegangan jiwa, emosi, dan mempunyai ambisi besar
mengakibatkan mereka hidup tidak teratur; hormon wanita, berdasarkan statistik
bahwa wanita usia produktif jarang menderita ulkus peptikum jika dibandingkan
dengan pria pada usia yang sama, atau jika dibandingkan dengan wanita setelah
masa menopause.
Faktor-faktor defensif
Gangguan pada satu atau beberapa faktor pertahanan mukosa, menyebabkan daya
tahan mukosa akan menurun sehingga mudah dirusak oleh faktor agresif yang
menyebabkan terjadinya tukak peptik. Ada tiga faktor pertahanan yang berfungsi
memelihara daya tahan mukosa gastroduodenal, yaitu :
1. Faktor preepitel terdiri dari :
a. Mukus/bikarbonat yang berguna untuk menahan pengaruh asam
lambung/pepsin.
b. Mucoid cap, yaitu suatu struktur yang terdiri dari mukus dan fibrin, yang
terbentuk sebagai respon terhadap rangsangan inflamasi.
c. Active surface phospholipid yang berperan untuk meningkatkan hidrofobisitas
membran sel dan meningkatkan viskositas mukus.
2. Faktor epitel
a. Kecepatan perbaikan mukosa yang rusak, dimana terjadi migrasi sel-sel yang
sehat ke daerah yang rusak untuk perbaikan.
b. Pertahanan seluler, yaitu kemampuan untuk memelihara electrical gradient
dan mencegah pengasaman sel.
c. Kemampuan transporter asam-basa untuk mengangkut bikarbonat ke dalam
lapisan mukus dan jaringan subepitel dan untuk mendorong asam keluar
jaringan.
d. Faktor pertumbuhan, prostaglandin dan nitrit oksida.
9
3. Faktor subepitel
a. Aliran darah (mikrosirkulasi) yang berperan mengangkut nutrisi, oksigen, dan
bikarbonat ke epitel sel.
b. Prostaglandin endogen menekan perlekatan dan ekstravasasi leukosit yang
merangsang reaksi inflamasi jaringan.
11
Pada pemeriksaan jasmani ditemukan, nyeri tekan di perut kanan atas dekat
umbilikus.
2.4 Ulkus jejunum
Tukak di jejunum jarang terjadi, baru timbul setelah penderita mengalami
gastroyeyunostomi. Letak tukak terbanyak di distal, tidak lebih dari 3 cm
dari anastomose di dinding anterior. Keluhan umumnya berupa rasa nyeri,
pedih, dan panas di perut di sebelah kiri umbilikus, mual dan muntah-
muntah, serta mulut terasa asam. Kadang-kadang nyeri menjalar ke
pinggang kiri.
Ulkus duodenal Ulkus Lambung
Insiden Insiden
Usia 30-60 tahun Biasanya 50 tahun lebih
Pria: wanita 3:1 Pria:wanita 2:1
Terjadi lebih sering daripada ulkus lambung
Tanda dan gejala Tanda dan gejala
Hipersekresi asam lambung Normal sampai hiposekresi
Dapat mengalami penambahan berat badan asam lambung
Nyeri terjadi 2-3 jam setelah makan; sering Penurunan berat badan dapat
terbangun dari tidur antara jam 1 dan 2 pagi. terjadi
Makan makanan menghilangkan nyeri Nyeri terjadi ½ sampai 1 jam
Muntah tidak umum setelah makan; jarang
Hemoragi jarang terjadi dibandingkan ulkus terbangun pada malam hari;
lambung tetapi bila ada milena lebih umum dapat hilang dengan muntah.
daripada hematemesis. Makan makanan tidak
Lebih mungkin terjadi perforasi daripada membantu dan kadang
ulkus lambung. meningkatkan nyeri.
Muntah umum terjadi
Hemoragi lebih umum terjadi
daripada ulkus duodenal,
12
hematemesis lebih umum
terjadi daripada melena.
Kemungkinan Malignansi Kemungkinan malignansi
Jarang Kadang-kadang
Faktor Risiko Faktor Risiko
Golongan darah O, PPOM, gagal ginjal Gastritis, alkohol, merokok,
kronis, alkohol, merokok, sirosis, stress. NSAID, stress
3. Kedalamam tukak
3.1 Kerusakan jaringan hanya terbatas pada mukosa, dan disebut erosi.
3.2 Kerusakan jaringan atau ulserasi sampai submukosa.
3.3 Ulserasi meluas ke bagian yang lebih dalam yaitu pada sebagian dari lapisan
muskularis.
3.4 Ulkus menembus ke bagian yang lebih dalam, terutama sebagian lapisan
muskularis dan terjadi peradangan sampai lapisan serosa.
13
2.6 Gejala Klinis
Gejala-gejala ulkus dapat hilang selama beberapa hari, minggu, atau
beberapa bulan dan bahkan dapat hilang hanya sampai terlihat kembali, sering
tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi. Banyak individu mengalami gejala
ulkus, dan 20-30% mengalami perforasi atau hemoragi yang tanpa adanya
manifestasi yang mendahului.
1. Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk
atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini
bahwa nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat
menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori lain
menunjukkan bahwa kontak lesi dengan asam merangsang mekanisme refleks
local yang mamulai kontraksi otot halus sekitarnya. Nyeri biasanya hilang
dengan makan, karena makan menetralisasi asam atau dengan menggunakan
alkali, namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak digunakan nyeri
kembali timbul. Nyeri tekan lokal yang tajam dapat dihilangkan dengan
memberikan tekanan lembut pada epigastrium atau sedikit di sebelah kanan
garis tengah. Beberapa gejala menurun dengan memberikan tekanan local
pada epigastrium. Rasa nyeri pada ulkus duodenum timbul waktu pasien
merasa lapar, dan rasa nyeri tersebut bisa membangunkan pasien tengah
malam (antara tengah malam dan jam 3 dini hari). Nyeri ini spesifik pada
ulkus duodenum (75%). Rasa nyeri hilang setelah makan, dan minum obat
antasida. Sedangkan rasa nyeri pada ulkus gaster timbul setelah makan. Rasa
nyeri pada ulkus gaster dirasakan di sebelah kiri, sedangkan rasa nyeri ulkus
duodenum dirasakan di sebelah kanan dari garis tengah perut. Rasa nyeri
bermula dari bermula pada satu titik (pointing sign) yang akhirnya difus, dan
menjalar hingga ke punggung. Hal ini kemungkinan disebabkan penyakit
yang bertambah berat atau komplikasi berupa penetrasi ke organ pankreas.
14
Rasa nyeri pada ulkus peptikum bersifat kronik, periodik, ritmik, dan
kualitasnya steady and continue
2. Pirosis (nyeri uluhati) : beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada
esophagus dan lambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi
asam. Eruktasi atau sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong.
3. Muntah : meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah
dapat menjadi gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan
pembentukan jaringan parut atau pembengkakan akut dari membran mukosa
yang mengalami inflamasi di sekitarnya pada ulkus akut. Muntah dapat terjadi
atau tanpa didahului oleh mual, biasanya setelah nyeri berat yang dihilangkan
dengan ejeksi kandungan asam lambung.
4. Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus,
kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-obatan. Pasien dapat juga
datang dengan perdarahan gastrointestinal sebagian kecil pasien yang
mengalami akibat ulkus akut sebelumnya tidak mengalami keluhan, tetapi
mereka menunjukkan gejala setelahnya. Perdarahan pada ulkus peptikum bisa
terjadi disetiap tempat, namun yang tersering adalah dinding bulbus
duodenum bagian posterior, karena dekat dengan arterigastroduodenalis atau
arteri pankreatikoduodenalis. Kehilangan darah ringan dan kronik dapat
mengakibatkan anemi defisiensi besi. Disamping itu perdarahan juga dapat
memunculkan gejala hemateneses dan melena. Pada pendarahan akut akibat
ulkus peptikum dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan volume cairan.
2.7 Diagnosis
Anamnesis
Secara umum pasien tukak peptik biasanya mengeluh dispepsia. Dispepsia adalah
suatu sindroma klinik/kumpulan keluhan beberapa penyakit saluran cerna seperti
mual, muntah, kembung, nyeri ulu hati, sendawa, rasa panas seperti terbakar yang
biasanya timbul setelah makan atau minum yang asam, seperti ditusuk-tusuk, seperti
15
diperas, atau pedih, rasa penuh ulu hati, cepat merasa kenyang, dan serangan tukak
hilang-timbul secara periodik.
Keluhan utama dalah nyeri di epigastrium, dimana sifatnya kronik bisa
bulanan/tahunan, periodik secara remisi dan eksaserbasi, ritmik-iramanya hunger
pain food relief pattern, kualitasnya steady and continue. Apabila keadaan memberat,
maka pola tersebut berubah dan nyeri dirasakan lebih berat serta lebih lama.
Pada tukak duodeni rasa sakit timbul saat pasien merasa lapar atau 90 menit-3
jam setelah makan, rasa sakit bisa membangunkan pasien tengah malam, rasa sakit
hilang setelah makan dan minum susu atau obat antasida (Hunger pain food relief),
rasa sakit tukak duodeni sebelah kanan garis tengah perut. Hal ini menunjukkan
adanya peranan asam lambung/pepsin dalam patogenesis tukak duodenum. Rasa mual
disertai mulut asam merupakan keluhan pada penderita tukak di pilorus, atau
duodenum. Rasa sakit tukak gaster timbul setelah makan, dan rasa sakit tukak gaster
dirasakan sebelah kiri garis tengah perut. Muntah terutama timbul pada tukak yang
masih aktif, sering ditemukan pada penderita tukak lambung daripada tukak duodeni,
terutama yang letaknya di antrum atau pilorus.
Riwayat minum alkohol, jamu-jamuan, atau obat-obatan yang ulserogenik.
Sepuluh persen dari tukak peptik, khususnya karena OAINS menimbulkan
komplikasi (perdarahan/perforasi) tanpa danya keluhan nyeri sebelumnya sehingga
anamnesis tentang penggunaan OAINS perlu ditanyakan pada pasien. Tinja berwarna
seperti teer (melena) harus diwaspadai sebagai suatu perdarahan tukak.
Pada dispepsia kronik, untuk membedakan dispepsia fungsional dan dispepsia
organik, yaitu pada tukak peptik dapat ditemukan gejala peringatan (alarm symptom)
antara lain berupa : umur > 45-50 tahun keluhan muncul pertama kali, berat badan
menurun >10%, anoreksia/rasa cepat kenyang, riwayat tukak peptik sebelumnya,
muntah yang persisten, dan anemia yang tidak diketahui penyababnya
Sugesti seseorang menderita penyakit tukak perlu dipikirkan bila ditemukan
adanya riwayat pasien tukak dalam keluarga, rasa sakit klasik dengan keluhan yang
spesifik, faktor predisposisi seperti pemakaian OAINS, perokok berat, dan alkohol,
16
adanya penyakit kronis seperti PPOK atau sirosis hati, dan adanya hasil positif
H.pylori dari serologi/IgG anti H.pylori.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik hanya sedikit membantu diagnosa, kecuali bila sudah terjadi
komplikasi. Pada non komplikata jarang menimbulkan kelainan fisik. Rasa
sakit/nyeri ulu hati di kiri atau sebelah kanan garis tengah perut, terjadinya penurunan
berat badan merupakan tanda fisik yang dapat dijumpai pada tukak peptik tanpa
komplikasi.
Pada non komplikata adanya “epigastric tenderness” yang berlokasi di
epigastrium antara umbilikus dan prosesus sifoideus. Timbulnya “diffuse superficial
tenderness” kemungkinan merupakan refleks viserosomatik. Semua serabut-serabut
nyeri dari traktus gastrointestinalis melalui saraf simpatis menuju ke spinal cord.
Persarafan di lambung dan duodenum oleh nervus splanknikus menuju ke segmen
dari spinal cord. Pada beberapa penderita, palpasi dalam disertai dengan penekanan
menimbulkan rasa nyeri yang bertambah hebat. Rasa nyeri bermula pada satu titik
(pointing sign) akhirnya difus bisa menjalar ke punggung. Ini kemungkinan
diakibatkan oleh penyakit yang bertambah berat atau mengalami komplikasi.
Pada pasien dengan komplikasi obstruksi, pada pemeriksaan fisik ditemukan
penderita terlihat lemah, kurus, dan dehidrasi. Perut atas cembung dan kadang-kadang
terlihat peristaltik dari lambung.
Pertama-tama harus dinilai status hemodinamika pasien, adakah syok atau
tidak. Bila syok segera ditanggulangi tanpa melakukan formalitas pemeriksaan fisik
yang sempurna. Periksa apakah ada stigmata penyakit hati kronik (tanda-tanda
kegagalan faal hati dan hipertensi portal). Pemeriksaan colok dubur (rectal toucher)
juga perlu dikerjakan.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang ditujukan untuk memperkuat diagnosis. Beberapa
pemeriksaan penunjang yang dilakukan yaitu :
17
1. Pemeriksaan radiologis (Barium meal)
Pemeriksaan radiologi dengan barium meal kontras ganda dapat digunakan
dalam menegakkan diagnosis tukak peptik, tetapi akhir-akhir ini lebih dianjurkan
pemeriksaan endoskopi. Pemeriksaan rontgen yang disertai dengan metoda
kontras ganda dapat memperlihatkan kelainan pada mukosa lambung.
Pemeriksaan perlu dilakukan dalam berbagai posisi, misalnya pada posisis
telentang (supine) untuk melihat dinding posterior, posisi tengkurap (prone) untuk
melihat kelainan pada dinding anterior, oblique ke kanan dan kiri.
Jika terjadi komplikasi berupa perforasi maka pada foto polos abdomen
ditemukan daerah bebas udara antara hati dan diafragma. Pada obstruksi terlihat
gambaran lambung yang membesar, dengan sisa makanan. Daerah pilorus terlihat
menyempit, dan tidak ada/sedikit sekali bubur barium yang masuk duodenum.
Pada lambung bilokuler ditemukan penyempitan di bagian korpus. Pada daerah
penyempitan kadang-kadang terlihat dibagi dua, yaitu bagian bawah dan atas
stenosis.
Lokasi tukak penting dalam menentukan sifatnya apakah benigna atau
maligna atau kemungkinan mengalami perubahaan menjadi malignitas. Pada
umumnya tukak yang jinak berlokasi di dinding kurvatura minor, atau di dinding
posterior dan anterior. Tukak yang berlokasi di kurvatura mayor sebagian besar
bersifat ganas.
2. Pemeriksaan Endoskopi
Saat ini untuk diagnosis tukak peptik lebih dianjurkan pemeriksaan endoskopi
saluran cerna bagian atas. Di samping itu untuk memastikan diagnosa keganasan
tukak gaster harus dilakukan pemeriksaan histopatologi, sitologi brushing dengan
biopsi melalui endoskopi. Pada obstruksi ditemukan sisa makanan pada
endoskopi.
Gambaran khas pada tukak jinak adalah pada umumnya bulat atau oval,
tepinya teratur dengan dasar licin, daerah di sekitarnya membengkak dan
hiperemi, dan sering dijumpai lipatan yang radier (radiating fold) di sekitar tukak.
Tukak yang masih aktif, tampak jelas batasnya berbentuk bulat atau oval, dengan
18
dasar licin berisi nanah, tepi teratur dengan daerah di sekitarnya membengkak
hiperemi. Gambaran tukak gaster untuk keganasan adalah: Boorman I /polipoid,
B-II/ulceratif, B-III/infiltratif, B-IV/linitis plastika (scirrhus). Biopsi dan
endoskopi perlu dilakukan ulang setelah 8-12 minggu terapi eradikasi, karena
tingginya kejadian keganasan pada tukak gaster (70%).
3. Infeksi Helycobacter pylori dapat didiagnosis dengan test antibodi (tes serologi),
biopsi lambung pada pemeriksaan endoskopi, tes antigen tinja, dan tes napas urea
yang non invasif, yang dapat mengidentifikasikan produksi enzim bakteri dalam
lambung.
4. Hematologi
Hemoglobin, hematokrit, lekosit, eritrosit, trombosit, morfologi darah tepi, dan
golongan darah. Jika diperlukan periksa faal pembekuan.
5. Biokimia darah
Uji faal hati yaitu transaminase, bilirubin, elektroforesa protein, kolesterol, dan
fosfatase alkali. Uji faal ginjal yaitu urea nitrogen dan kreatinin.
6. Urine rutin
19
- Abses hepar
2. Terapi Medikamentosa
- Antasida
Antasida bekerja sebagai penetralisir asam. Antasida diberikan dengan dosis 3
x 1 tablet atau 4 x 30 cc (3 kali sehari, dan sebelum tidur/ 3 jam setelah
makan). Preparat yang mengandung magnesium dapat menyebabkan BAB
tidak berbentuk, serta tidak dianjurkan pada penderita gagal ginjal karena
dapat menyebabkan hipermagnesemia dan kehilangan fosfat. Preparat yang
mengandung aluminium dapat menyebabkan konstipasi, dan neurotoksik,
tetapi bila dikombinasi kedua komponen saling menghilangkan efek
sammping sehingga tidak terjadi diare ataupun konstipasi. Preparat kalsium
dapat menyebabkan Milk Alkaline Syndrome (MAS) yaitu hiperkalsemia,
hiperfosfatemia, renal calcinosis, dan progresi ke arah gagal ginjal.
23
Obat Penangkal Kerusakan Mukus ( Cytoprotective )
- Koloid Bismuth
Mekanisme kerjanya belum jelas, kemungkinan membentuk lapisan
penangkal bersama protein pada dasar ulkus dan melindunginya dari pengaruh
asam dan pepsin, berikatan dengan pepsin, merangsang sekresi prostaglandin,
bikarbonat, dan mukus. Obat ini memiliki efek bakterisidal terhadap H.pylori
sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya relaps. Obat ini diberikan
dengan dosis 2 x 2 tablet sehari. Efek sampingnya berupa tinja berwarna
kehitaman sehingga menimbulkan keraguan terhadap perdarahan. Efek
samping jangka panjang berupa neurotoksik.
- Sukralfat
Mekanisme kerjanya melalui pelepasan kutub aluminium hidroksida yang
berikatan dengan kutub positif molekul protein membentuk lapisan
fisikokemikal pada dasar ulkus sehingga dapat melindungi ulkus dari
pengaruh agresif asam dan pepsin. Selain itu, sukralfat dapat membantu
sintesis prostaglandin, bekerja sama dengan EGF, meningkatkan sekresi
bikarbonat dan mukus, serta meningkatkan daya pertahanan dan perbaikan
mukosa. Dosisnya 4 x 1 gram sehari. Efek samping berupa konstipasi.
- Prostaglandin
Obat ini bekerja dengan cara mengurangi sekresi asam lambung, menambah
sekresi mukus, bikarbonat, dan meningkatkan aliran darah mukosa serta
meningkatkan pertahanan dan perbaikan mukosa. Biasanya digunakan sebagai
penangkal terhadap ulkus akibat pemakaian NSAID. Contoh prostaglandin
adalah misoprostol dan telah diakui oleh FDA. Dosisnya 4 x 200 mg atau 2 x
400 mg pagi dan malam hari. Efek sampingnya berupa diare, mual, muntah,
dan menimbulkan kontraksi otot uterus/perdarahan sehingga tidak dianjurkan
pada ibu hamil.
24
- Antagonis Reseptor H2
27
Tukak peptik dengan kausa H.pylori disertai penggunaan OAINS
Eradikasi H.pylori sebagai tindakan utama tetap dilakukan dan bila mungkin
OAINS dihentikan atau diganti OAINS spesifik COX-2 inhibitor yang
mempunyai efek merugikan yang lebih kecil pada gastroduodenal.
Pengobatan yang dilakukan dengan menggunakan antibiotik dan PPI untuk
meningkatkan pH lambung di atas 4.
Terapi endoskopi
Terapi hemostatik per endoskopik dengan adrenalin atau etoksisklerol atau obat
fibrinogen trombin atau tindakan hemostatik dengan heat probe atau terapi laser
atau terapi koagulasi listrik atau bipolar probe.
28
3. Tindakan Operasi
Indikasi operasi pada ulkus peptikum adalah :
- Elektif, karena gagal terhadap pengobatan
- Darurat, karena terdapat komplikasi berupa perforasi, perdarahan, atau stenosis
pilorik
- Ulkus gaster dengan dugaan keganasan pada korpus dan fundus (70%
keganasan)
Ulkus pada daerah antrum dilakukan anterektomi, dan Bilroth 1
anastomosis/gastroduodenostomi, bila disertai ulkus duodenum dilakukan vagotomi.
Ulkus di daerah esofago-gastrik dilakukan operasi radikal/subtotal gastrektomi
dengan Roux-en-Y/esofagogastro jejunostomi (prosedur Csendo).
2.11 Prognosis
Pada sebagian besar kasus ulkus peptikum, bila terapi diberikan dengan tepat dan
teratur maka kesembuhan akan terjadi dalam enam sampai delapan minggu. Beberapa
dapat mengalami kekambuhan sehingga memerlukan terapi jangka panjang.
29
30