Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN GLOMERULUSNEFRITIS

DI RUANG HEMODEALISA
RSUD ULIN BANJARMASIN

Oleh:
Muhammad Syaud Faisal
18NS263

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS :
NAMA MAHASISWA : MUHAMMAD SYAUD FAISAL
NIM : 18NS263

Banjarmasin, Januari 2019

Menyetujui,

RSUD Ulin Banjarmasin Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Sari Mulia
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

…………………………………. ………………………………
NIK. NIK.
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS :
NAMA MAHASISWA : MUHAMMAD SYAUD FAISAL
NIM : 18NS263

Banjarmasin, Januari 2019

Menyetujui,

RSUD Ulin Banjarmasin Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Sari Mulia
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

…………………………………. ………………………………
NIK. NIK.

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Sari Mulia Banjarmasin

Dini Rahmayani, S.Kep. Ns., MPH


NIK. 19.44.2004.008
LAPORAN PENDAHULUAN
GLOMERULONEFRITIS

A. Anatomi dan Fisiologi

B. Definisi

C. Klasifikasi

D. Etiologi

E. Manifestasi Klinis

F. Patofisiologi

H. Pathway
Infeksi faring atau kulit oleh streptokokus

Reaksi antigen-antibodi

Pengendapan kompleks antigen antibodi di kapiler-kapiler glomelurus

GLOMERULONEFRITIS

Aktivasi komplemen

Komplemen menarik Respon inflamasi gag permeabilitas


sel-sel darah putih dan lokal selektif kapiler glomelurus trombosit
glomelurus dan filtrasi glomelurus
Nyeri pinggang
Protein-protein
Proliferasi dan kerusakan sel darah merah bocor
glomelurus Nyeri akut melalui glomelurus

Pengendapan fibrin dan Kerusakan glomelurus Hematuria


pembentukan jaringan memicu kematian sel
parut Respon sistemik:
- Mual, muntah, anoreksia
Membran glomerulus Anemia - Penurunan perfusi
menebal - BUN & kreantinin serum
- Respon pembekuan
Penurunan GFR

Penurunan volume urine Terjadi edema - Intake kurang


Retensi cairan dan natrium
Peningkatan aldosteron Kelemahan fisik
Nutrisi kurang
dari
Kelebihan volume Intoleransi kebutuhan
cairan aktivitas tubuh

(Kowalak et al, 2011 dan Arif Mutaqin, 2011)

I. Komplikasi

J. Penatalaksanaan

K. Asuhan Keperawatan

L. Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA (2018) diagnosa keperawatan untuk pasien dengan
glomerulonefrtis sebagai berikut:
1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan volume urine, retensi cairan dan
natrium, peningkatan aldosteron sekunder dari penurunan GFR.

M. Intervensi Keperawatan
Menurut Nanda (2018) Intervensi untuk pasien dengan glomerulonefritis,
yaitu:
Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
No
Keperawatan (NOC) (NIC)
1. Kelebihan Volume NOC : NIC :
Cairan 1. Electrolit and acid base Fluid management
balance 1. Timbang popok/pembalut jika
Batasan karakteristik : 2. Fluid balance diperlukan
- Berat badan 3. Hydration 2. Pertahankan catatan intake dan
meningkat pada output yang akurat
waktu yang singkat Kriteria Hasil: 3. Pasang urin kateter jika
- Asupan berlebihan 1. Terbebas dari edema, efusi, diperlukan
dibanding output anaskara 4. Monitor hasil lAb yang sesuai
- Tekanan darah 2. Bunyi nafas bersih, tidak ada dengan retensi cairan (BUN ,
berubah, tekanan dyspneu/ortopneu Hmt , osmolalitas urin )
arteri pulmonalis 3. Terbebas dari distensi vena 5. Monitor status hemodinamik
berubah, jugularis, reflek hepatojugular termasuk CVP, MAP, PAP, dan
peningkatan CVP (+) PCWP
- Distensi vena 4. Memelihara tekanan vena 6. Monitor vital sign
jugularis sentral, tekanan kapiler paru, 7. Monitor indikasi retensi /
- Perubahan pada output jantung dan vital sign kelebihan cairan (cracles, CVP
pola nafas, dalam batas normal , edema, distensi vena leher,
dyspnoe/sesak 5. Terbebas dari kelelahan, asites)
nafas, orthopnoe, kecemasan atau kebingungan 8. Kaji lokasi dan luas edema
suara nafas 6. Menjelaskanindikator 9. Monitor masukan makanan /
abnormal (Rales kelebihan cairan cairan dan hitung intake kalori
atau crakles), harian
kongestikemacetan 10. Monitor status nutrisi
paru, pleural effusion 11. Berikan diuretik sesuai interuksi
- Hb dan hematokrit 12. Batasi masukan cairan pada
menurun, perubahan keadaan hiponatrermi dilusi
elektrolit, khususnya dengan serum Na < 130 mEq/l
perubahan berat 13. Kolaborasi dokter jika tanda
jenis cairan berlebih muncul
- Suara jantung SIII memburuk
- Reflek hepatojugular
positif Fluid Monitoring
- Oliguria, azotemia 1. Tentukan riwayat jumlah dan
- Perubahan status tipe intake cairan dan eliminaSi
mental, kegelisahan, 2. Tentukan kemungkinan faktor
kecemasan resiko dari ketidak seimbangan
cairan (Hipertermia, terapi
- Faktor-faktor yang diuretik, kelainan renal, gagal
berhubungan : jantung, diaporesis, disfungsi
- Mekanisme hati, dll )
pengaturan 3. Monitor berat badan
melemah 4. Monitor serum dan elektrolit
- Asupan cairan urine
berlebihan 5. Monitor serum dan osmilalitas
- Asupan natrium urine
berlebihan 6. Monitor BP, HR, dan RR
7. Monitor tekanan darah
orthostatik dan perubahan
irama jantung
8. Monitor parameter
hemodinamik infasif
9. Catat secara akutar intake dan
output
10. Monitor adanya distensi leher,
rinchi, eodem perifer dan
penambahan BB
11. Monitor tanda dan gejala dari
odema
12. Beri obat yang dapat
meningkatkan output urin

2. Nyeri akut NOC : NIC :


Berhubungan dengan: 1. Pain level, 1. Lakukan pengkajian nyeri
agen cidera biologis, 2. Pain control, secara komprehensif termasuk
agen cidera kimiawi 3. Comfort level lokasi, karakteristik, durasi,
dan agen cidera fisik Setelah dilakukan tinfakan frekuensi, kualitas dan faktor
keperawatan selama …. Pasien presipitasi
Batasan karakteristik: tidak mengalami nyeri, dengan 2. Observasi reaksi nonverbal dari
- Perubahan selera kriteria hasil: ketidaknyamanan
makan 1. Mampu mengontrol nyeri 3. Bantu pasien dan keluarga
- Perubahan pada (tahu penyebab nyeri, untuk mencari dan menemukan
parameter fisiologis mampu menggunakan dukungan
- Diaforesis tehnik nonfarmakologi untuk 4. Kontrol lingkungan yang dapat
- Perilaku distraksi mengurangi nyeri, mencari mempengaruhi nyeri seperti
- Bukti nyeri bantuan) suhu ruangan, pencahayaan
- Perilaku ekspresif 2. Melaporkan bahwa nyeri dan kebisingan
- Eskpresi wajah berkurang dengan 5. Kurangi faktor presipitasi nyeri
nyeri menggunakan manajemen 6. Kaji tipe dan sumber nyeri
- Sikap tubuh nyeri untuk menentukan intervensi
melindungi 3. Mampu mengenali nyeri 7. Ajarkan tentang teknik non
- Putus asa (skala, intensitas, frekuensi farmakologi: napas dala,
- Fokus menyempit dan tanda nyeri) relaksasi, distraksi, kompres
- Sikap melindungi 4. Menyatakan rasa nyaman hangat/ dingin
area nyeri setelah nyeri berkurang 8. Berikan analgetik untuk
- Perilaku protektif 5. Tanda vital dalam rentang mengurangi nyeri: ……...
- Laporan tentang normal 9. Tingkatkan istirahat
perilaku nyeri 6. Tidak mengalami gangguan 10. Berikan informasi tentang nyeri
- Dilatasi pupil tidur seperti penyebab nyeri, berapa
- Fokus pada diri lama nyeri akan berkurang dan
sendiri antisipasi ketidaknyamanan
- Keluhan tentang dari prosedur
intensitas 11. Monitor vital sign sebelum dan
menggunakan skala sesudah pemberian analgesik
nyeri pertama kali
- Keluhan tentang
karakteristik nyeri

3. Ketidakseimbangan NOC : NIC :


nutrisi kurang dari Nutritional Status : food and Nutrition Management
kebutuhan tubuh Fluid Intake 1. Kaji adanya alergi makanan
Kriteria Hasil : 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
Batasan karakteristik : 1. Adanya peningkatan berat untuk menentukan jumlah kalori
- Berat badan 20 % badan sesuai dengan tujuan dan nutrisi yang dibutuhkan
atau lebih di bawah 2. Berat badan ideal sesuai pasien.
ideal dengan tinggi badan 3. Anjurkan pasien untuk
- Dilaporkan adanya 3. Mampu mengidentifikasi meningkatkan intake Fe
intake makanan kebutuhan nutrisi 4. Anjurkan pasien untuk
yang kurang dari 4. Tidak ada tanda tanda meningkatkan protein dan
RDA (Recomended malnutrisi vitamin C
Daily Allowance) 5. Tidak terjadi penurunan berat 5. Berikan substansi gula
- Membran mukosa badan yang berarti 6. Yakinkan diet yang dimakan
dan konjungtiva mengandung tinggi serat untuk
pucat mencegah konstipasi
- Kelemahan otot 7. Berikan makanan yang terpilih (
yang digunakan sudah dikonsultasikan dengan
untuk ahli gizi)
menelan/mengunyah 8. Ajarkan pasien bagaimana
- Luka, inflamasi pada membuat catatan makanan
rongga mulut harian.
- Mudah merasa 9. Monitor jumlah nutrisi dan
kenyang, sesaat kandungan kalori
setelah mengunyah 10. Berikan informasi tentang
makanan kebutuhan nutrisi
- Dilaporkan atau 11. Kaji kemampuan pasien untuk
fakta adanya mendapatkan nutrisi yang
kekurangan dibutuhkan
makanan
- Dilaporkan adanya Nutrition Monitoring
perubahan sensasi 1. BB pasien dalam batas normal
rasa 2. Monitor adanya penurunan
- Perasaan berat badan
ketidakmampuan 3. Monitor tipe dan jumlah
untuk mengunyah aktivitas yang biasa dilakukan
makanan 4. Monitor interaksi anak atau
- Miskonsepsi orangtua selama makan
- Kehilangan BB 5. Monitor lingkungan selama
dengan makanan makan
cukup 6. Jadwalkan pengobatan dan
- Keengganan untuk tindakan tidak selama jam
makan makan
- Kram pada abdomen 7. Monitor kulit kering dan
- Tonus otot jelek perubahan pigmentasi
- Nyeri abdominal 8. Monitor turgor kulit
dengan atau tanpa 9. Monitor kekeringan, rambut
patologi kusam, dan mudah patah
- Kurang berminat 10. Monitor mual dan muntah
terhadap makanan 11. Monitor kadar albumin, total
- Pembuluh darah protein, Hb, dan kadar Ht
kapiler mulai rapuh 12. Monitor makanan kesukaan
- Diare dan atau 13. Monitor pertumbuhan dan
steatorrhea perkembangan
- Kehilangan rambut 14. Monitor pucat, kemerahan, dan
yang cukup banyak kekeringan jaringan konjungtiva
(rontok) 15. Monitor kalori dan intake
- Suara usus nuntrisi
hiperaktif 16. Catat adanya edema,
- Kurangnya hiperemik, hipertonik papila
informasi, lidah dan cavitas oral.
misinformasi 17. Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
Faktor-faktor yang
berhubungan :
Ketidakmampuan
pemasukan atau
mencerna makanan
atau mengabsorpsi
zat-zat gizi
berhubungan dengan
faktor biologis,
psikologis atau
ekonomi.
4. Intoleran aktivitas NOC : NIC :
Berhubungan dengan: 1. Konservasi Energi 1. Tentukan keterbatasan aktifitas
Ketidakseimbangan 2. Perawatan Diri: ADL fisik pasien
antara suplai dan Kriteria Hasil: 2. Kaji persepsi pasien tentang
kebutuhan oksigen, 1. Pasien dapat melakukan penyebab kelelahan yang
Imobilotas, Tidak aktifitas yang dianjurkan dialaminya
pengalaman dengan dengan tetap 3. Dorong pengungkapan
suatu aktivitas, Fisik mempertahankan tekanan peraaan klien tentang adanya
tidak bugar dan Gaya darah, nadi, dan frekuensi kelemahan fisik
hidup kurang gerak pernafasan dalam rentang 4. Monitor intake nutrisi untuk
normal meyakinkan sumber energi
Batasan karakteristik: yang cukup
- Respons tekanan 5. Konsultasi dengan ahli gizi
darah abnormal tentang cara peningkatan
terhadap aktivitas energi melalui makanan
- Respons frekuensi 6. Monitor respon kardiopulmonari
jantung abnormal terhadap aktifitas (seperti
terhadap aktivitas takikardi, dispnea, disritmia,
- Perubahan diaporesis, frekuensi
elektrokardiogram pernafasan, warna kulit,
(EKG) tekanan darah)
- Ketidaknyamanan 7. Monitor pola dan kuantitas tidur
setelah beraktivitas 8. Bantu pasien menjadwalkan
- Keletihan istirahat dan aktifitas
- Kelemahan umum 9. Monitor respon oksigenasi
pasien selama aktifitas
10. Ajari pasien untuk mengenali
tanda dan gejala kelelahan
sehingga dapat mengurangi
aktifitasnya.

DAFTAR PUSTAKA

Herdman, Heather. 2018. NANDA Internasional Diagnosis Keperawatan: Definisi


dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: EGC.

Kowalak, et al. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Penerbit buku kedokteran. Jakarta:
EGC.

Muttaqin, Arif. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.


Penerbit Salemba medika. Jakarta.
Syaifuddin, Haji. 2011. Anatomi fisiologi: kukirkulum berbasis kompetensi untuk
keperawatan dan kebidanan. Jakarta:ECG.

Anda mungkin juga menyukai