Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN GASTRITIS
1. Definisi
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh diet yang
tidak benar atau makanan yang berbumbu atau mengandung mikroorganisme
penyebab penyakit. (Brunnee an Suddart, 2001)
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung.
Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada
daerah tersesbut. (Suyono Slamet, 2001)
Gastritis adalah episode berulang nyeri epigastrium, gejala sementara atau
cepat hilang, dapat berhubungan dengan diet, memiliki respon yang baik dengan
antasid atau supresi asam. (Grace, Pierce A.dkk, 2006)
Dari beberapa pengertian gastritis menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa
gastritis adalah inflamasi yang terjadi pada mukosa lambung ditandai dengan adanya
radang pada daerah tersebut yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang
dapat meningkatkan mukosa lambung (seperti makanan asam atau pedas) atau bisa
disebabkan oleh kebiasaan merokok atau minum alkohol

2. Klasifikasi
Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2 (David Ovedorf, 2002), yaitu:
a. Gastritis akut
Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat menyebabkan
mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua garis
besar yaitu :
1) Gastritis eksogen akut, biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar,
seperti bahan kimia. Misalnya lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid,
mekanis iritasi bakterial, obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin
(aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).
2) Gastritis endogen akut, adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan badan.
b. Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama, dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau
maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory. Gastritis kronik
dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis
kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan
atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi
gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa berkembang pada
proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi
Helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.

3. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut

a. GastritisAkut
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti:
 Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide merupakan
obat yang bersifat mengiritasi mukosalambung.
 Minumanberalkohol
 Infeksi bakteri seperti H. pylori, H. heilmanii,streptococci
 Infeksi virus olehsitomegalovirus
 Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplosmosis,phycomycosis
 Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan.
 Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan minuman
dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan salah satu penyebab iritasi
mukosalambung.

b. GastritisKronik
Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua predisposisi
penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu infeksi dan non-
infeksi (Wehbi, 2008).
 Gastritis infeksi
Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan
manifestasi peradangan kronik. Beberapa agen yang diinfeksi meliputi hal-hal
berikut
1) H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan itu merupakan penyebab utama
dari gastritis kronik (Anderson, 2007)
2) Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis (Quentin, 2006)
3) Infeksi parasit (Wehbi, 2008)
4) Infeksi virus (Wehbi, 2008)

 Gastritis non-infeksi
1) Gastropati akibat kimia, dihubungkkan denan kondisi refluks garam
empedu kronis dan kontak dengan OAINS atau aspirin (Mukherjee, 2009)
2) Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang menyebabkan
ureum terlalu banya beredar pada mukosa lambung (Wehbi, 2008)

4. Patofisiologi
a. Gastritis Akut.
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung.
Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi:
 Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung.
Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung
HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan
NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung .
Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah,
maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan &elektrolit.
 Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus
yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL
maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan
tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi
erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan
pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan
nyeri danhypovolemik.
b. Gastritis Kronik.
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi
iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak
sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel
pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi
HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung
juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa
terjadi perdarahan serta formasiulser.

5. Pathway
6. Manifestasi Klinis
Menurut Mansjoer, 2001 tanda dan gejala pada gastritis adalah :

1. Gastritis Akut
 Nyeri epigastrium, hal ini terjadi karena adanya peradangan pada mukosa
lambung.
 Mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan yangs ering muncul.
Hal ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung sehingga terjadi
peningkatan asam lambung yang meningkatkan mual hingga muntah.
 Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena.
Kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan.

Gastritis akut :

1) Gastritis Akute Eksogen Simple


 Nyeri epigastrik mendadak.
 Nausea yang disusul dengan vomitus.
 Saat serangan pasien kelihatan berkeringat, gelisah, sakit perut, dan
kadang disertai panas serta takikardi.
 Biasanya dalam 1-2 hari sembuh kembali.
2) Gastritis Akute Eksogen Korosiva
 Pasien kolaps dengan kulit dingin.
 Takikardi dengan sianosis.
 Perasaan seperti terbakar pada epigastrium.
 Nyeri hebat (kolik).
3) Gastritis Infeksiosa Akute
 Anoreksia.
 Perasaan tertekan pada epigastrium.
 Vomitus.
 Hematemesis.
4) Gastritis Hegmonos Akute
 Nyeri hebat mendadak di epigastrium, Neusia.
 Rasa tegang pada epigastrium, vomitus.
 Panas tinggi dan lemas, takipnea.
 Lidah kering sedikit ektrik, takikardi.
 Sianosis pada ektermitas.
 Abdomen lembek, leukositosis.

2. Gastritis Kronik
Pada pasien gastritis kronik umumnya tidak mempunyai keluhan. Hanya sebagian
kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nauesa dan pada pemeriksaan fisik tidak
ditemukan kelainan.

Gastritis kronik :

1) Gastritis superfisialis
 Rasa tertekan yang samar pada epigastrium.
 Penurunan BB.
 Kembung atau rasa penuh pada epigastrium.
 Nousea.
 Rasa perih sebelum dan sesduah makan.
 Terasa pusing.
 Vomitus.
2) Gastritis Atropikan
 Rasa tertekan pada epigastrium, anoreksia.
 Rasa penuh pada perut, nousea.
 Keluar angin pada mulut, vomitus.
 Mudah tersinggung, gelisah.
 Mulut dan tenggorokan terasa kering.
3) Gastritis Hypertropik Kronik
 Nyeri pada epigastrium yang tidak selalu berkurang setelah minum
susu.
 Nyeri biasanya timbul pada malam hari.
 Kadang disertai melena.
I. Pengkajian
ASUHAN KEPERAWATAN PADA….
DENGAN PENYAKIT GASTRITIS
DI UPT JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT
A. Identitas.
Nama :
Umr :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Keluhan Utama :
Riwayat Penyakit :
1. Aktivitas /Istirahat
a. Kelemahan umum dan kelelahan.
b. Napas pendek dgn. Pengerahan tenaga.
c. Sulit tidur dgn. Demam/kerungat malam.
d. Mimpi buruk.
e. Takikardia, takipnea/dispnea.
f. Kelemahan otot, nyeri dan kaku.
2. Integritas Ego :
a. Perasaan tak berdaya/putus asa.
b. Faktor stress : baru/lama.
c. Perasaan butuh pertolongan
d. Denial.
e. Cemas, iritable
3. Makanan/Cairan :
a. Kehilangan napsu makan.
b. Ketidaksanggupan mencerna.
c. Kehilangan BB.
d. Turgor kulit buruk, kering, kelemahan otot, lemak subkutan tipis.
4. Nyaman/nyeri :
a. Nyeri dada saat batuk.
b. Memegang area yang sakit.
c. Perilaku distraksi.
5. Pernapasan :
a. Batuk (produktif/non produktif)
b. Napas pendek.
c. Riwayat tuberkulosis
d. Peningkatan jumlah pernapasan.
e. Gerakan pernapasan asimetri.
f. Perkusi : Dullness, penurunan fremitus pleura terisi cairan).
g. Suara napas : Ronkhi
h. Spuntum : hijau/purulen, kekuningan, pink.
6. Kemanan/Keselamatan :
a. Adanya kondisi imunosupresi : kanker, AIDS, HIV positip.
b. Demam pada kondisi akut.
7. Interaksi Sosial :
a. Perasaan terisolasi/ditolak.
B. Analisa Data
Data Fokus Masalah
DS :

DO :

II. Diagnosa Keperawatan


1. Defisit Nutrisi Berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
2. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
4. Ansietas berhubungan dengan kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi

III. Intervensi Keperawatan


No. Dx. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
SLKI SIKI
1. Setelah dilakukan asuhan 1. Manajemen Nutrisi
keperawatan selama …x24 -Identifikasi status nutrisi
jam diharapkan asupan -Beri tekanan pada lutut, siku, dan mata
makan adekuat dengan kaki.
kriteria hasil : -Anjurkan makan tinggi kalori dan protein
1. Status Nutrisi -Kolaborasi dalam pemberian terapi
-Porsi makan habis akupresure.
-kekuatan otot mengunyah
baik
-kekuatan otot menelan baik
-tidak merasa cepat kenyang
2. Setelah dilakukan asuhan 1. Manajemen Hipovolemia
keperawatan selama …x24 - Periksa tanda dan gejala hipovolemia
jam diharapkan kadar cairan -Hitung kebutuhan cairan
dalam tubuh pasien seimbang -Anjurkan asupan cairan oral
dengan kriteria hasil :
1. Status Cairan :
-kekuatan nadi normal
-Turgor kulut membaik
-tidak ada edema
-Output urine normal
3. Setelah dilakukan asuhan 1. Manajemen nyeri :
keperawatan selama …x24 -identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
jam diharapkan nyeri frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
berkurang dengan kriteria -beri tekanan pada titik antara jempol dan
hasil : tumit kaki, dan dibawah ibu jari.
1. Tingkat nyeri : -Anjurkan pasien untuk duduk.
-Keluhan nyeri berkurang -kolaborasi dengan terapis dalam
-Pasien tidak meringis pemberian terapi akupresure.
-Pasien tidak menunjukkan
sikap protektiv
-Pasien tidak gelisah
4. Setelah dilakukan asuhan 1. Terapi relaksasi
keperawatan selama ….x24 -Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi,
jam diharapkan kecemasan tekanan darah, dan suhu
pasien berkurang dengan -Ciptakan lingkungan tenang
criteria hasil : -Beri tekanan pada titik di tengah antara
1. Tingkat Ansietas alis, pada pundak, ibu jari kaki, dan dahi.
-pasien tidak mengeluh cemas -Anjurkan pasien mengambil posisi
-Pasien tidak merasa tegang nyaman.
-Pasien tidak mengeluh
pusing
-Pasien tidak pucat
-Pasien tidak tremor
DAFTAR PUSTAKA

Agus P., & Sri L., (2008). Endoskopi Gastrointestinal.Jakarta : salemba

Mustaqin A., & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan


Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : Salemba Medika.

Rudi H., (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta


: Gosyen Publising.

Doengoes,Marilyn.E.dkk.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat


Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI

Bruner & Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2,
Edisi 8, EGC, Jakarta.

PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia

PPNI.2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia

PPNI. 2018. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia

https://refleksi.id diakses tanggal 10 juni 2018

Anda mungkin juga menyukai