DI SUSUN OLEH :
NAMA : KASMAWATI
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
2019
BAB I
KONSEP MEDIS
1. Definisi
Gastritis merupakan peradangan (pembengkakan) pada mukosa lambung
ditandai dengan tidak nyaman pada perut bagian atas, rasa mual, muntah, nafsu makan
menurun atau sakit kepala. (Ratu & Adwan, 2013)
Gastritis (maag) merupakan radang lambung atau penyakit maag merupakan
peradangan pada mukosa lambung yang bersifat kronis sehingga dinding lambung
menjadi merah bengkak dan luka.Selain luka pada dinding lambung, juga luka pada
usus dua belas jari. (Hambing, 2009)
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. (Nurarif, A.H. 2015)
2. Klasifikasi
a. Gastritis Akut
Gastritis akut paling sering di sebabkan oleh kesembronoan diet,misalnya,
makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu,
atau makanan yang terinfeksi.Bentuk penyakit gastritis akut yang lebih parah di
sebabkan oleh asam kuat atau alkali, yang menyebabkan mukosa menjadi ganggren
atau perforasi. (Hambing, 2009)
b. Gastritis Kronik
Gastritis kronik merupakan inflamasi lambung yang berkepanjangan yang di
sebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas, atau oleh bakteri Helicobacter
Pylori. (Hambing, 2009)
3. Etiologi
Gastritis disebabkan oleh infeksi kuman Helicobacter Pylory dan pada awal
infeksi mukosa lambung menunjukkan respons inflamasi akut dan jika diabaikan akan
menjadi kronik.(Surya 2009)
a. Makan tidak teratur atau terlambat makan. Biasanya menunggu lapar dulu, baru
makan dan saat makan langsung makan terlalu banyak. (Surya, 2009)
b. Bisa juga disebabkan oleh bakteri bernama Helicobacter pylori. Bakteri tersebut
hidup di bawah lapisan selaput lendir dinding bagian dalam lambung. Fungsi
lapisan lendir sendiri adalah untuk melindungi kerusakan dinding lambung akibat
produksi asam lambung. Infeksi yang diakibatkan bakteri Helicobacter
menyebabkan peradangan pada dinding lambung yang disebut gastritis. (Aziz,
2011)
c. Merokok akan merusak lapisan pelindung lambung. Oleh karena itu, orang yang
merokok lebih sensitif terhadap gastritis maupun ulser. Merokok juga akan
meningkatkan asam lambung, melambatkan kesembuhan dan meningkatkan resiko
kanker lambung. (Aziz, 2011)
d. Stress. Hal ini dimungkinkan karena sistem persarafan di otak berhubungan
dengan lambung, sehingga jika seseorang mengalami stress, bisa muncul kelainan
dalam lambungnya. Stress bisa menyebabkan terjadi perubahan hormonal di dalam
tubuh. Perubahan itu akan merangsang sel-sel dalam lambung yang kemudian
memproduksi asam secara berlebihan. Asam yang berlebihan ini membuat
lambung terasa nyeri, perih dan kembung. Lama-kelamaan hal ini dapat
menimbulkan luka di dinding lambung.
e. Efek samping obat-obatan tertentu. Konsumsi obat penghilang rasa nyeri, seperti
obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) misalnya aspirin, ibuproven (Advil,
Motrin dll), juga naproxen (aleve), yang terlalu sering dapat menyebabkan
penyakit gastritis, baik itu gastritis akut maupun kronis. (Aziz, 2011)
f. Mengkonsumsi makanan terlalu pedas dan asam. Minum minuman yang
mengandung alkohol dan kafein seperti kopi. Hal itu dapat meningkatkan produksi
asam lambung berlebihan hingga akhirnya terjadi iritasi dan menurunkan
kemampuan fungsi dinding lambung (Suratum, 2010).
g. Alkohol, mengkonsumsi alkohol dapat mengiritasi (merangsang) dan mengikis
permukaan lambung (Suratum, 2010).
4. Manifestasi Kinis
a. Gastritis akut
Erosive sangat bervariasi, mulai dari sangat ringan asimtomatik sampai
sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat berat gejala
yang sangat mencolok adalah :
1) Hematematis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi
renjatan karena kehilangan darah.
2) Pada sebagian besar kasus gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis. Keluhan-
keluhan itu misalnya nyeri timbul pada ulu hati biasanya ringan dan tidak dapat
ditunjuk dengan tepat lokasinya.
3) Kadang – kadang disertai dengan mual dan muntah.
4) Pendarahan saluran cerna sering merupakan salah satu gejala.
5) Pada kasus yang amat ringan, pendarahan bermanifestasi sebagai darah samar
pada tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda-tanda anemia defisiensi dengan
etiologi yang tidak jelas.
6) Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka yang
mengalami pendarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan gejala
gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin,
takikardia sampai gangguan kesadaran. (Sukarmin, 2012)
b. Gastritis kronik meliputi:
Tipe A biasanya asimtomatik kecuali untuk gejala defisiensi B12 dan pada
gastritis Tipe B pasien mengeluh anoreksia, sakit ulu hati setelah makan,
bersendawa, rasa pahit dalam mulut, atau mual dan muntah, cepat kenyang,
perasaan penuh dan anoreksia. (Sukarmin, 2012)
5. Patofisiologi
Obat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat merusak mukosa
lambung (gastritis erosif). Mukosa lambung berperan penting dalam melindungi
lambung dari autodigesti oleh HCl dan pepsin. Bila mukosa lambung rusak maka
terjadi difusi HCl ke mukosa dan HCl akan merusak mukosa. Kehadiran HCl di
mukosa lambung menstimulasi perubahan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin
merangsang pelepasan histamine dari sel mast. Histamine akan menyebabkan
peningkatan pemeabilitas kapiler sehingga terjadi perpindahan cairan dari intra sel ke
ekstrasel dan meyebabkan edema dan kerusakan kapiler sehingga timbul perdarahan
pada lambung. Lambung dapat melakukan regenerasi mukosa oleh karena itu
gangguan tersebut menghilang dengan sendirinya.
Bila lambung sering terpapar dengan zat iritan maka inflamasi akan terjadi terus
menerus. Jaringan yang meradang akan diisi oleh jaringan fibrin sehingga lapisan
mukosa lambung dapat hilang dan terjadi atropi sel mukasa lambung. Faktor intrinsik
yang dihasilkan oleh sel mukosa lambung akan menurun atau hilang sehingga
cobalamin (vitamin B12) tidak dapat diserap diusus halus. Sementara vitamin B12 ini
berperan penting dalam pertumbuhan dan maturasi sel darah merah. Selain itu dinding
lambung menipis rentan terhadap perforasi lambung dan perdarahan. (Suratum, 2010).
PENYIMPANGAN KDM
Nyeri
epigastrium
Menurun tonus Mukosa lambung
dan peristaltic kehilangan integritas
Menurun lambung jaringan
sensori untuk
makan
Refluk isi duodenum
ke lambung
Anoreksia
Dorongan ekspulsi
Mual
isi lambung
kemulut