NAM A
NIM
Definisi
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14
hari.Saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru,
beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput
paru (Rasmaliah, 2004).
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih
dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah)
termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan
pleura.ISPA umumnya berlangsung selama 14 hari.Yang termasuk dalam infeksi
saluran nafas bagian atas adalah batuk pilek biasa, sakit telinga, radang
tenggorokan, influenza, bronchitis, dan juga sinusitis.Sedangkan infeksi yang
menyerang bagian bawah saluran nafas seperti paru itu salah satunya adalah
Pneumonia(WHO, 2008).
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan
akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung
kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi
kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulan
atau berurutan (Muttaqin, 2008).
Jadi disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat
infeksi yang terjadi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang
berhubungan dengan pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari.
Etiologi
Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan richetsia.
Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptococcus,
Staphylococcus, Pneumococcus, Haemophylus, Bordetella dan Corinebacterium.
1)
Usia
Status Imunisasi
Anak dengan status imunisasi yang lengkap, daya tahan tubuhnya lebih
baik dibandingkan dengan anak yang status imunisasinya tidak lengkap.
3)
Lingkungan
1)
Kondisi Ekonomi
Kependudukan
Geografi
mycoplasma
danstaphylococus,
haemophylus
clamydia
influenzae,
pneumokokus.
Usia bayi atau neonatus, pada anak yang mendapatkan air susu ibu angka
kejadian pada usia dibawah 3 bulan rendah karena mendapatkan imunitas dari air
susu ibu. Ukuran dari lebar penampang dari saluran pernafasan turut berpengaruh
didalam derajat keparahan penyakit. Karena dengan lobang yang semakin sempit
maka dengan adanya edematosa maka akan tertutup secara keseluruhan dari jalan
nafas.
Kondisi klinis secara umum turut berpengaruh dalam proses terjadinya
infeksi antara lain malnutrisi, anemia, kelelahan. Keadaan yang terjadi secara
langsung mempengaruhi saluran pernafasan yaitu alergi, asthma serta kongesti
paru.
Infeksi saluran pernafasan biasanya terjadi pada saat terjadi perubahan
musim, tetapi juga biasa terjadi pada musim dingin (Muttaqin, 2008)
Patofisiologi
Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 3 tahap yaitu :
1. Tahap prepatogenesis : penyebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi.
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh
menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala
demam dan batuk.
Tahap lanjut penyakit, dibagi menjadi empat yaitu :
a)
b)
c)
Menjadi kronos.
d)
2. Tanda tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun :
tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor/mendengkur dan gizi
buruk.
3. Tanda tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan : kurang
bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah
volume yang biasa), kejang, kesadaran menuru,, mendengkur, mengi, demam
dan dingin.
4. Tanda tanda labolatorium
a. Hypoxemia
b. Hypercapnia
c. Acydosis (metabolic atau respiratorik)
5. Tanda dan gejala ISPA menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia
(PRSSI), 2002 adalah:
a. Batuk
b. Serak (penderita bersuara parau)
c. Pilek
d. Panas atau demam dengan suhu badan lebih dari 38,50C
e. Sesak nafas
Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis ISPA oleh karena virus dapat ditegakkan dengan pemeriksaan
laboratorium terhadap jasad renik. Pemeriksaan yang dilakukan adalah :
1. Biakan virus
2. Serologis
3. Diagnostik virus secara langsung.
Sedangkan diagnosis ISPA oleh karena bakteri dilakukan dengan
pemeriksaan sputum, biakan darah, biakan cairan pleura.
Strategi Penanggulangan
Pencegahan dan Pengendalian ISPA di Fasilitas Kesehatan menurut WHO (2008):
a. Pengawasan administrasi:
b. Memberikan pelayanan pasien anak dengan ISPA pada musim ISPA tertentu
(parainfuenza virus, adenovirus)
1) Petugas kesehatan harus menggunakan masker bedah, gaun pelindung, dan
sarung tangan saat merawat pasien & menggantinya bila beralih ke pasien
lain.
2) Jaga jarak antarpasien minimal 1 meter.
3) Cohorting dapat memfasilitasi penerapan pencegahan dan pengendalian
infeksi
1. Perawatan penyakit akut pada anak-anak
Beberapa aspek berlaku khusus pada pasien anak-anak dan harus
dipertimbangkan saat melakukan langkah pencegahan dan pengendalian
infeksi.
a. Anggota keluarga sangat penting bagi dukungan emosional pasien
anak-anak rawat inap.
b. Hak anak untuk didampingi oleh orang tua/keluarga pasien setiap
waktu harus dijamin
c. Anggota keluarga mungkin sangat penting dalam membantu
perawatan pasien anak-anak rawat inap, terutama bila tenaga petugas
kesehatan kurang
dan
memerlukan
Kewaspadaan
Transmisi
(misalnya,
atau
perawatan
keliling
untuk
semua
orang
yang
i.
j.
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Bersihan
Jalan
Nafas NOC:
Intervensi
NIC :
tidak
efektif
Aspiration Control
berhubungan dengan:
Obstruksi
:spasme
jalan
jalan
nafas
nafas,
sekresitertahan,
adanya
nafasbuatan,
jalannafas.
asing
sekresi
alveolus,adanya
benda
jalan
bronkus,adanya eksudat
di
banyaknyamukus,
di
pursed lips)
secret
15) Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang penggunaan
peralatan : O2, Suction, Inhalasi
5)
6) batas normal
Hipertermia Berhubungan dengan
NOC:
NIC :
Thermoregulasi
metabolisme, dehidrasi
kreiteria hasil:
1) Suhu 36 37C
11)
12)
13)
14)
15)
16)
membran mukosa)
Ketidakseimbangan
nutrisi NOC:
NIC
1) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
dengan indikator:
1) Nutrisi Adekuat
2) Nafsu Makan meningkat
3) Albumin serum
4) Pre albumin serum
5) Porsi makan klien dihabiskan
6) Tidak terjadi Mual / muntah
7) BB dalam batasan normal.
12)
13)
14)
15)
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, Gloria M., Butcher, Howard K., Dotcherman, Joanne M. 2008. Nursing
Intervention Classification (NIC). USA: Mosby Elsevier
Herdinan, Heather T. 2015. Diagnosis Keperawatan NANDA: Definisi dan
Klasifikasi 2012-2017. Jakarta: EGC.
Johnson, M. Etal. 2008. Nursing Outcome Classification (NOC). USA: Mosby
Elsevier.
Rasmaliah.
2009.
InfeksiSaluran
Pernafasan
Akut
(ISPA)
dan