Anda di halaman 1dari 18

askep dengue dan common cold

DEMAM DENGUE

A. Definisi

Demam Dengue adalah penyakit virus didaerah tropis yang ditularkan oleh nyamuk
Aedes aegypti dan ditandai dengan demam, nyeri kepala, nyeri pada tungkai, dan ruam.
Demam dengue atau dengue fever adalah penyakit yang terutama terjadi pada anak,tetapi
dapat juga terjadi pada remaja, atau orang dewasa, dengan tanda-tanda klinis demam, nyeri
otot, atau sendi yang disertai leukopenia, dengan/tanpa ruam (rash) dan limfadenophati,
demam bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakkan bola mata, rasa menyecap yang
terganggu, trombositopenia ringan, dan bintik-bintik perdarahan (ptekie) spontan.

Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
(arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (Suriadi &
Yuliani, 2001).

B. Etiologi

Penyebab Demam Dengue adalah Arbovirus ( Arthropod-borne Virus ) melalui gigitan


nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ).

C. Epidemiologi

Infeksi virus dengue pada manusia mengakibatkan suatu sprektum manifestasi klinis
yang bervariasi antara penyakit paling ringan (mild undifferentiation febrile illness), dengue
fever, dengue hemoerrhagic-fever (DHF) dan dengue shock syndrome (DSS), yang terakhir
dengan mortalitas tinggi yang disebabkan rejatan dan perdarahan hebat. Gambaran manifestasi
klinis yang bervariasi ini dapat disamakan dengan sebuah gunung es. DHF dan DSS sebagai
kasus-kasus yang dirawat di rumah sakit merupakan puncak gunung es yang kelihatan diatas
permukaan laut sedangkan kasus-kasus dengue ringan ( demam dengue dan silent dengue
infection) merupakan dasar gunung es. Diperkirakan untuk setiap kasus rejatan yang dijumpai
di rumah sakit telah terjadi 150-200 kasus silent dengue infection.
D. Patofisiologi

Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Pertama-tama
yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala,
mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit
(petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran
kelenjar getah bening, pembesaran hati (Hepatomegali) dan pembesaran limpa (Splenomegali).

E. Manifestasi Klinik

Gejala prodormal meliputi nyeri kepala,nyeri berbagai bagian tubuh,


anoreksia,menggigil dan malaise. Pada umumnya ditemukan sindrom trias yaitu demam tinggi,
nyeri pada anggota badan dan timbulnya ruam.

Meningkatnya suhu tubuh

Nyeri kepala menyeluruh atau berpusat pada supra orbita, retroorbita

Suara serak

Batuk

Epistaksis

Disuria

Nafsu makan menurun

F. Diagnosis

1) Demam akut, yang tetap tinggi selama 2 7 hari

2) Manifestasi perdarahan, termasuk setidak-tidaknya uji tourniquet paisitif dan salah satu bentuk
lain (petekia, purpura, ekimosis, epitaksis, dan perdarahan gusi), hematomesis dan atau
melena.

3) Pembesaran hati yang nyeri tekan, tanpa ikterus.


4) Dengan atau tanpa renjatan yang ditandai oleh nadi lemah, cepat disertai tekanan nadi menurun
(menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan systole menurun sampai 80
mmGg atau kurang) disertai kulit yang teraba dingin dan lembab pada ujung hidung, jari, dan
kaki, penderita menjadi gelisah, timbul sianosis disekitar mulut.

5) Kenaikan nilai Hematokrit / Hemokonsentrasi

G. Pemeriksaan Diagnostik

o Trombositopeni (100.000/mm3)

o Hb dan PCV meningkat (20% )

o Leukopeni ( mungkin normal atau lekositosis )

o Isolasi virus

o Serologi ( Uji H ): respon antibody sekunder

H. Pencegahan

o Rumah selalu terang

o Tidak menggantung pakaian

o Bak/tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya minimal 4 hari sekali

o Kubur barang barang bekas yang memungkinkan sebagai tempat terkumpulnya air hujan

o Tutup tempat penampungan air


I. Pathway

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM DENGUE


.ASUHAN KEPERAWATAN
1.Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan perawat untuk


mendapatkan data yang dibutuhkan sebelum melakukan asuhan keperawatan.
Pengkajian pada pasien dengan demam dengue dapat dilakukan dengan teknik
wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan fisik. Adapun tahapan-tahapannya
meliputi :

a.Mengkaji data dasar, kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual pasien dari berbagai


sumber (pasien, keluarga, rekam medik dan anggota tim kesehatan lainnya).

b.Mengidentifikasi sumber-sumber yang potensial dan tersedia untuk memenuhi


kebutuhan pasien.

c.Kaji riwayat keperawatan.

d.Kaji adanya peningkatan suhu tubuh ,tanda-tanda perdarahan, mual, muntah,


tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, tanda-tanda syok (denyut
nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab terutama pada
ekstrimitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran).

2.Diagnosa keperawatan .

Penyusunan diagnosa keperawatan dilakukan setelah data didapatkan,


kemudian dikelompokkan dan difokuskan sesuai dengan masalah yang timbul
sebagai contoh diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kasus demam
dengue diantaranya :

a.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas


kapiler, perdarahan, muntah dan demam.

b.Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.

c.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,


muntah, tidak ada nafsu makan.

d.Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit berhubungan dengan


kurangnya informasi
3.Intervensi

Perumusan rencana perawatan pada kasus demam dengue hendaknya


mengacu pada masalah diagnosa keperawatan yang dibuat. Perlu diketahui
bahwa tindakan yang bisa diberikan menurut tindakan yang bersifat mandiri dan
kolaborasi. Untuk itu akan memaparkan prinsip rencana tindakan keperawatan
yang sesuai dengan diagnosa keperawatan :

a.Gangguan volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan , muntah dan demam.

Tujuan :

Gangguan volume cairan tubuh dapat teratasi

Kriteria hasil :

Volume cairan tubuh kembali normal

Intervensi :

1)Kaji keadaan umum dan kondisi pasien

2)Observasi tanda-tanda vital

3)Observasi tanda-tanda dehidrasi

4)Observasi tetesan infus dan lokasi penusukan jarum infus

5)Balance cairan (input dan out put cairan)

6)Beri pasien dan anjurkan keluarga pasien untuk memberi minum banyak

7)Anjurkan keluarga pasien untuk mengganti pakaian pasien yang basah oleh
keringat.

b.Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.

Tujuan:
Hipertermi dapat teratasi

Kriteria hasil:

Suhu tubuh kembali normal

Intervensi:

1)Observasi tanda-tanda vital terutama suhu tubuh

2)Berikan kompres dingin (air biasa) pada daerah dahi dan ketiak

3)Ganti pakaian yang telah basah oleh keringat

4)Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat


seperti terbuat dari katun.

5)Anjurkan keluarga untuk memberikan minum banyak kurang lebih 1500 2000 cc
per hari

6)kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi, obat penurun panas.

c.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,


muntah, tidak ada nafsu makan.

Tujuan:

Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi

Kriteria hasil:

Intake nutrisi klien meningkat

Intervensi:

1)Kaji intake nutrisi klien dan perubahan yang terjadi

2)Timbang berat badan klien tiap hari

3)Berikan klien makan dalam keadaan hangat dan dengan porsi sedikit tapi sering

4)Beri minum air hangat bila klien mengeluh mual

5)Lakukan pemeriksaan fisik Abdomen (auskultasi, perkusi, dan palpasi).


6)Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi anti emetik.

7)Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet.

d.Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit berhubungan dengan


kurangnya informasi

Tujuan:

Pengetahuan keluarga tentang proses penyakit meningkat

Kriteria hasil:

Klien mengerti tentang proses penyakit demam dengue

1)Kaji tingkat pendidikan klien.

2)Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit demam dengue

3)Jelaskan pada keluarga klien tentang proses penyakit demam dengue melalui
Penkes.

4)Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya yang belum dimengerti atau
diketahuinya.

5)Libatkan keluarga dalam setiap tindakan yang dilakukan pada klien

4.Evaluasi.

Evaluasi adalah merupakan salah satu alat untuk mengukur suatu


perlakuan atau tindakan keperawatan terhadap pasien. Dimana evaluasi ini
meliputi evaluasi formatif / evaluasi proses yang dilihat dari setiap selesai
melakukan implementasi yang dibuat setiap hari sedangkan evaluasi sumatif /
evaluasi hasil dibuat sesuai dengan tujuan yang dibuat mengacu pada kriteria
hasil yang diharapkan.

Evaluasi :

a.Suhu tubuh dalam batas normal.

b.Intake dan out put kembali normal / seimbang.


c.Pemenuhan nutrisi yang adekuat.

e.Pengetahuan keluarga bertambah.

COMMON COLD (pilek)

A. Definisi
Common Cold adalah suatu infeksi virus pada selaput hidung, sinus dan saluran udara
yang besar. Common cold dikenal juga dengan istilah"pilek"

Anak dan bayi sering terjadi common cold dibandingkan orang dewasa. Bayi lebih
rentan terkena common cold dibandingkan anak yang lebih besar. Dalam 1 tahun bayi bisa
terkena common cold hingga 7 kali atau bahkan lebih.penyebabnya adalah bayi lebih mudah
tertular oleh saudaranya atau orang dewasa di sekitarnya selain itu daya tahan tubuh bayi relatif
lebih rendah. oleh karena itu,penting untuk mencegah penularan ke bayi dan anak keika ada
orang dewasa di sekitarnya sedang sakit.

B. Etiologi
Belum diketahui apa yang menyebabkan seseorang lebih mudah tertular pilek.
Berbagai virus yang menyebabkan terjadinya common cold:

1. Rhinovirus

2. Virus influenza A, B, C

3. Virus Parainfluenza

4. Virus sinsisial pernafasan.

Semuanyanya mudah ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau dibersinkan oleh
penderita lewat udara,yang kemudian masuk melalui saluran pernapasan orang yang ditularkan
lalu menginfeksi pada bagian tubuh yang pertahanannya melemah.

Common cold biasanya tidak berbahaya dan kebanyakan dapat sembuh dengan
sendirinya. pada suatu saat dibandingkan waktu lain.
Dalam keadaaan dingin tidak menyebabkan common cold akan tetapi karena
menghirup udara dingin tingkat produksi lendir naik secara signifikan, dan menyebabkan
beberapa lendir atau cairan keluar dari hidung anda. Ketika udara dingin, tubuh akan memberi
respon dengan meningkatkan suplai darah ke hidung anda untuk menghangatkan area di
sekitar hidung.Meningkatnya aliran darah ke hidung ini tidak hanya membantu untuk
menghangatkan udara yang dingin, namun juga secara tidak langsung menyebabkan efek
samping dimana kelenjar yang menghasilkan lendir di hidung anda mendapatkan suplai darah
yang lebih banyak dari biasanya.

Hal ini akan menyebabkan kelenjar-kelenjar tersebut memproduksi lendir atau cairan
lebih banyak dari keadaan normal dan sebagian cairan yang berlebihan tersebut akan meluber
keluar dari hidung.

Setelah anda kembali ke lingkungan dengan udara yang hangat, pembuluh darah kecil
di hidung anda akan kembali menyempit dan kelenjar yang menghasilkan lendir akan kembali
memproduksi lendir dalam tingkat normal.

Kedinginan tidak menyebabkan pilek atau meningkatkan resiko untuk tertular penyakit
common cold, tetapi common cold bisa tertular jika kondisi tubuh kurang sehat sehingga
rentan terhadap penyakit.

C. Faktor Predisposisi

Kelelahan, gizi buruk, anemia, dan kedinginan. Walaupun umur bukan factor yang
menentukan daya rentan, namun infeksi sekunder purulen lebih banyak dijumpai pada anak
kecil. Penyakit ini sering diderita pada waktu pergantian musim.

D. Patofisiologi
Semuanya mudah ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau dibersinkan oleh
penderita. Setidaknya ada 100 jenis virus penyebab common cold ini. Penyakit ini akan sembuh
dengan sendirinya karena virus-virus ini adalah self limiting artinya akan mati dengan
sendirinya bila masa inkubasi telah berakhir.
Walaupun infeksi biasanya pada saluran napas atas namun sering menyebar ke saluran
napas bawah menimbulkan trakeitis, bronchitis, atau pneumonitis. Pada saluran napas atas
virus ini menyebabkan nekrosis dan deskuamasi epitel bersilia disertai serbukan padat sel
radang terutama limfosit. Penyebaran infeksi ke saluran napas bawah atau paru, menyebabkan
nekrosis serta sel pelapis alveoli mengelupas, histologik merupakan gambaran pneumonitis
virus. Common cold menyebabkan komplikasi seperti pneumonia bacteria sekunder,
pneumonia virus primer dan meningkatkan tahap serangan penyakit kronik yang sedia ada.
Periode prepatogenesis dan patogenesis common cold:
1. Prepatogenesis dimulai kurang dari 24 jam
2. Masa inkubasi virus berlangsung sekitar 1-3 hari
Biasanya gejala awal berupa rasa tidak enak di hidung atau
tenggorokan.Kemudian penderita mulai bersin-bersin, hidung meler dan merasa sakit ringan.
Tanda-tanda sistematik common cold mulainya mendadak dan meliputi demam, menggigil,
nyeri kepala, mialgia, nyeri lumbosakral, dan sangat lemah.
3. Patogenesis biasanya berlangsung sekitar 4-10 hari.
Sesak nafas dengan/ tanpa sumbatan hidung, bersin-bersin, tenggorokan gatal,
hidung meler (sekret hidung menjadi lebih kental, berwarna kuning-hijau dan jumlahnya tidak
terlalu banyak.), batuk, suara serak, lemas, sakit kepala, demam (biasanya ringan). Gejala
biasanya akan menghilang dalam waktu 4-10 hari, meskipun batuk dengan atau tanpa dahak
seringkali berlangsung sampai minggu kedua.
Batuk merupakan reflek pertahanan yang timbul akibat iritasi percabangan
trakea bronchial. Kemampuan untuk batuk merupakan mekanisme yang penting untuk
membersihkan saluran nafas bagian bawah.

E. Manifestasi klinik

Gejala mulai timbul dalam waktu 1-3 hari setelah terinfeksi.


Biasanya gejala awal berupa:

1. Rasa tidak enak di hidung

2. Rasa tidak enak di tenggorokan

3. Bersin-bersin

4. Tenggorokan gatal

5. Hidung meler

6. Batuk

7. Suara serak

8. Cemas
9. Sakit kepala

10. Demam (biasanya ringan)

11. Sesak nafas

Biasanya tidak timbul demam, tetapi demam yang ringan bisa muncul pada saat
terjadinya gejala.Hidung mengeluarkan cairan yang encer dan jernih dan pada hari-hari
pertama jumlahnya sangat banyak sehingga mengganggu penderita.

Selanjutnya sekret hidung menjadi lebih kental, berwarna kuning-hijau dan jumlahnya
tidak terlalu banyak.Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-10 hari, meskipun batuk
dengan atau tanpa dahak seringkali berlangsung sampai minggu kedua.

F. Komplikasi

Common cold di sebabkan infeksi virus. Antibiotic tidak bermanfaat dalam pengobatan
common cold. Anti biotic hanya berfungsi pada infeksi bakteri. efektif mempercepat
penyembuhan. Pemberian obat batuk pilek pada bayi justru mempunyai resiko timbulnya efek
samping obat.

Common cold dapat sembuh dengan sendirinya sehingga tidak memerlukan pengobatan
khusus,yang lensibih penting di perlukan anak dan bayi adalah pemberian cairan atau imun
lebih banyak dan pemantauan kondisi emergensi.

Komplikasi bisa memperpanjang terjadinya gejala:


1. Infeksi saluran udara (trakea) disertai sesak di dada dan rasa terbakar
2. Gangguan pernafasan yang lebih berat terjadi pada penderita bronkitis atau asma yang menetap
3. Infeksi bakteri pada telinga, sinus atau saluran udara (infeksi trakeobronkial).
4. Otitis media (infeksi telinga). Sekitar 5-15% anak yang terkena common cold terjadi infeksi pada
telinga bagian tengah.penyebabnya adalah adanya saluran yang menghubungkan antara
tenggorokan dan rongga telinga.
5. Komplikasi tersebut lebih sering terjadi pada anak atau bayi dengan factor resikao tertentu :
a. Anak berusia kurang dari 2 tahun, karena daya tahan tubuh rendah
b. Anak menderita penyakit immunodefisiensi (daya tahan tubuh rendah)
c. Anak mendapatkan pengobatan kortikosteroid jangka panjang
d. Anak menderita penyakit kronik seperti jantung
G. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah dilakukan apabila gejala sudah berlangsung selama lebih 10 hari
atau dengan demam > 37,8C. pemeriksaan darah ini dilakukan untuk melihat leukositis.

H. Penatalaksanaan Medis

Pengobatan :

1. Usahakan untuk beristirahat dan selalu dalam keadaan hangat dan nyaman, serta diusakahan
agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain.

2. Jika terdapat demam atau gejala yang berat, maka penderita harus menjalani tirah baring di
rumah.

3. Minum banyak cairan guna membantu mengencerkan sekret hidung sehingga lebih mudah
untuk dikeluarkan/dibuang.

4. Untuk meringankan nyeri atau demam dapat diberikan asetaminofen atau ibuprofen.

5. Pada penderita dengan riwayat alergi, dapat diberikan antihistamin.

6. Menghirup uap atau kabut dari suatu vaporizer bisa membantu mengencerkan sekret dan
mengurangi sesak di dada.

7. Mencuci rongga hidung dengan larutan garam isotonik bisa membantu mengeluarkan sekret
yang kental

8. Batuk merupakan satu-satunya cara untuk membuang sekret dan debris dari saluran
pernafasan. Oleh karena itu sebaiknya batuk tidak perlu diobati, kecuali jika sangat
mengganggu dan menyebabkan penderita susah tidur. Jika batuknya hebat, bisa diberikan obat
anti batuk

9. Antibiotik tidak efektif untuk mengobati common cold, antibiotik hanya diberikan jika terjadi
suatu infeksi bakteri.

I. Pencegahan

1. Jagalah kebersihan diri dan lingkungan


2. Sebaiknya sering mencuci tangan, membuang tisu kotor pada tempatnya serta membersihkan
permukaan barang-barang.

3. Vitamin C dosis tinggi (2000 mg per hari) belum terbukti bisa mengurangi resiko tertular atau
mengurangi jumlah virus yang dikeluarkan oleh seorang pender

PATHWAY

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK MENDERITA

COMMON COLD

I. PENGKAJIAN

1. BIODATA

Nama anak :

Umur / tanggal lahir :

Jenis kelamin :

Anak ke :

Jumlah saudara :

Status anak :

Pendidikan :

Nama orang tua :

Nama ibu : Nama ayah :

Umur : Umur :

Pendidikan : Pendidikan :

Pekerjaan : Pekerjaan :
Agama : Agama :

Alamat : Alamat :

2. Keluhan utama

Pilek dengan ingus encer, jernih disertai dengan bersin

Panas

Batuk ringan

Conjungtiva merah dan mata berair

3. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat Penyakit Sekarang:

Pilek dengan ingus jernih dan encer diawali dengan bersin,

Berlanjut pada batuk ringan tanpa dahak disertai dengan panas diikuti dengan
hyperemia pada conjungtiva dan mata berair, Keadaan menurun, pucat, lesu,
rewel, nafsu makan menurun

2. Riwayat Penyakit Lalu

Faktor resiko antara lain :

ISPA

Infeksi menahun / kronis

Demam

Malnutrisi

3. Riwayat penyakit keluarga

Common cold adalah penyakit menular yang bersifat endemic (mewabah) dan
biasanya didapat anak-anak dari orang dewasa.

4. Riwayat Imunisasi
Ditanyakan untuk mengetahui jenis-jenis imunisasi yang pernah diberikan dan
penting mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit yang bisa
dicegah dengan imunisasi.

Jenis Imunisasi Tanggal diberikan

BCG

Hepatitis B

DPT

Polio

Campak

5. Pertumbuhan / Perkembangan

Malnutrisi pada anak merupakan terhadap kejadian common cold, influenza dan
ISPA yang perlu dikaji.

Pertumbuhan :

BB : _ kg

TB : _ cm

Lila : _ cm

Perkembangan :

Cuci tangan dan mengeringkan tangan

Memakai baju

Bicara sebagian dimengerti

Menunjuk 4 gambar

Menyebut 1 gambar

Bagian badan

Melempar bola tangan keatas

Melompat
Riwayat Psikososial

Hubungan anak dengan ayah dan ibu :baik/kurang baik

Hubungan anak dengan keluarga :baik/kurang baik

Hubungan anak dengan teman sebaya :baik/kurang baik

Jumlah anggota keluarga :- orang

Kegiatan sehari-hari :

a. Nutrisi

Sebelum sakit : Makan x / hari ( nasi, lauk pauk, sayur )

Porsi makan :Cukup/b anyak/kurang

Kebutuhan cairan : minum air putih/susu

b. Istirahat

Sebelum sakit : Tidur siang _ jam, tidur malam _ jam.

Selama sakit :Tidur siang _jam, tidur malam _ jam. sering terganggu oleh
batuk/tidak

c. Eleminasi

Sebelum sakit: BAB _x / hari, BAB _ x / hari.

Pola aktivitas sehari-hari

a. Nutrisi

Pada common cold ditemukan riwayat kebiasaan konsumsi makanan instant /


snack seperti : chiki, permen, dll. Dari makanan tersebut dapat menyebabkan
mual, muntah sampai anoreksia.

b. Aktifitas : Pada common cold anak lemas dan malas beraktivitas

c. Istirahat : Terjadi sumbatan napas yang menyebabkan napas pendek,


dangkal dan cepat sehingga istirahat malam terganggu

6. Pemeriksaan Umum :

TTV : Nadi : Untuk mengetahui kenormalan Nadi 70 100 x/menit


jika lebih dari normal menunjukkan adanya kelainan.

Suhu : Pertanda sehat suhu tubuh 37 C

Pertanda buruk suhu lebih dari normal.


Pernapasan: Untuk mengetahui pernapasan normal 20 30 x/menit
bila pernapasan lebih dari normal berarti ada kelainan

Tekanan Darah : -

Antropometri:

Berat badan: Merupakan indikator yang terbaik untuk keadaan gizi


dan pertumbuhan serta perkembangan anak dan kesehatan, menyadari keadaan
kesehatan misal pengelola nutrisi dan dasar perhitungan dosis obat dan
makanan yang perlu diberikan.

Tinggi Badan : Merupakan indikator yang baik untuk gangguan


pertumbuhan fisik yang sudah lewat sebagai perbandingan terhadap
pertumbuhan yang relatif.

Lingkar Kepala : Dipakai untuk menafsir pertumbuhan otak.

7. Pemeriksaan fisik

Untuk melihat bentuk tubuh perbandingan bagian kepala, tubuh dan anggota
tubuh lainnya dengan memperhatikan apakah ada cedera dan kelainan untuk
memperoleh kesan klinis tentang gejala / tanda dari Seborea pada bayi.

Kepala : Tidak ada haematom, tidak ada benjolan.

Muka : Tidak pucat

Mata : Simetris, conjungtiva tidak anemis, selera tidak uterus.

Hidung : Terdapat secret cair dan jernih.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar Lympe, Hyroid.

Telinga : Bersih tidak ada seramen.

Dada : Tidak ada tarikan intercostae.

Axilla : Tidak ada pembesaran kelenjar lympe.

Perut : Bising usus normal, tidak ada nyeri tekan, turgor baik.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

III. NTERVENSI

1. Jelaskan pada ibu cara mengatasi batuk, pilek pada anaknya termasuk
mengatasi sumbatan jalan napas.

2. Jelaskan pada ibu cara mencegah batuk pilek.


3. Jelskan cara pemenuhan nutrisi pada anak.

4. Berikan terapi sesuai dengan kebutuhan :

Antibiotik : Amoxicilin syrup

Sedativum : CTM

Obat batuk : Antitusif

Penambah nafsu makan : Vit. B complek

Vitamin : Vit. C

5. Anjurkan pada ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi jika ada keluhan atau
sakitnya berlanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 1992, Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono, 1999, Ilmu Kebidnan, Jakarta.

JH Piego, 2000, Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, JNPKKR, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai