DEMAM DENGUE
A. Definisi
Demam Dengue adalah penyakit virus didaerah tropis yang ditularkan oleh nyamuk
Aedes aegypti dan ditandai dengan demam, nyeri kepala, nyeri pada tungkai, dan ruam.
Demam dengue atau dengue fever adalah penyakit yang terutama terjadi pada anak,tetapi
dapat juga terjadi pada remaja, atau orang dewasa, dengan tanda-tanda klinis demam, nyeri
otot, atau sendi yang disertai leukopenia, dengan/tanpa ruam (rash) dan limfadenophati,
demam bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakkan bola mata, rasa menyecap yang
terganggu, trombositopenia ringan, dan bintik-bintik perdarahan (ptekie) spontan.
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
(arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (Suriadi &
Yuliani, 2001).
B. Etiologi
C. Epidemiologi
Infeksi virus dengue pada manusia mengakibatkan suatu sprektum manifestasi klinis
yang bervariasi antara penyakit paling ringan (mild undifferentiation febrile illness), dengue
fever, dengue hemoerrhagic-fever (DHF) dan dengue shock syndrome (DSS), yang terakhir
dengan mortalitas tinggi yang disebabkan rejatan dan perdarahan hebat. Gambaran manifestasi
klinis yang bervariasi ini dapat disamakan dengan sebuah gunung es. DHF dan DSS sebagai
kasus-kasus yang dirawat di rumah sakit merupakan puncak gunung es yang kelihatan diatas
permukaan laut sedangkan kasus-kasus dengue ringan ( demam dengue dan silent dengue
infection) merupakan dasar gunung es. Diperkirakan untuk setiap kasus rejatan yang dijumpai
di rumah sakit telah terjadi 150-200 kasus silent dengue infection.
D. Patofisiologi
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Pertama-tama
yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala,
mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit
(petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran
kelenjar getah bening, pembesaran hati (Hepatomegali) dan pembesaran limpa (Splenomegali).
E. Manifestasi Klinik
Suara serak
Batuk
Epistaksis
Disuria
F. Diagnosis
2) Manifestasi perdarahan, termasuk setidak-tidaknya uji tourniquet paisitif dan salah satu bentuk
lain (petekia, purpura, ekimosis, epitaksis, dan perdarahan gusi), hematomesis dan atau
melena.
G. Pemeriksaan Diagnostik
o Trombositopeni (100.000/mm3)
o Isolasi virus
H. Pencegahan
o Bak/tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya minimal 4 hari sekali
o Kubur barang barang bekas yang memungkinkan sebagai tempat terkumpulnya air hujan
2.Diagnosa keperawatan .
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
6)Beri pasien dan anjurkan keluarga pasien untuk memberi minum banyak
7)Anjurkan keluarga pasien untuk mengganti pakaian pasien yang basah oleh
keringat.
Tujuan:
Hipertermi dapat teratasi
Kriteria hasil:
Intervensi:
2)Berikan kompres dingin (air biasa) pada daerah dahi dan ketiak
5)Anjurkan keluarga untuk memberikan minum banyak kurang lebih 1500 2000 cc
per hari
Tujuan:
Kriteria hasil:
Intervensi:
3)Berikan klien makan dalam keadaan hangat dan dengan porsi sedikit tapi sering
Tujuan:
Kriteria hasil:
3)Jelaskan pada keluarga klien tentang proses penyakit demam dengue melalui
Penkes.
4)Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya yang belum dimengerti atau
diketahuinya.
4.Evaluasi.
Evaluasi :
A. Definisi
Common Cold adalah suatu infeksi virus pada selaput hidung, sinus dan saluran udara
yang besar. Common cold dikenal juga dengan istilah"pilek"
Anak dan bayi sering terjadi common cold dibandingkan orang dewasa. Bayi lebih
rentan terkena common cold dibandingkan anak yang lebih besar. Dalam 1 tahun bayi bisa
terkena common cold hingga 7 kali atau bahkan lebih.penyebabnya adalah bayi lebih mudah
tertular oleh saudaranya atau orang dewasa di sekitarnya selain itu daya tahan tubuh bayi relatif
lebih rendah. oleh karena itu,penting untuk mencegah penularan ke bayi dan anak keika ada
orang dewasa di sekitarnya sedang sakit.
B. Etiologi
Belum diketahui apa yang menyebabkan seseorang lebih mudah tertular pilek.
Berbagai virus yang menyebabkan terjadinya common cold:
1. Rhinovirus
2. Virus influenza A, B, C
3. Virus Parainfluenza
Semuanyanya mudah ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau dibersinkan oleh
penderita lewat udara,yang kemudian masuk melalui saluran pernapasan orang yang ditularkan
lalu menginfeksi pada bagian tubuh yang pertahanannya melemah.
Common cold biasanya tidak berbahaya dan kebanyakan dapat sembuh dengan
sendirinya. pada suatu saat dibandingkan waktu lain.
Dalam keadaaan dingin tidak menyebabkan common cold akan tetapi karena
menghirup udara dingin tingkat produksi lendir naik secara signifikan, dan menyebabkan
beberapa lendir atau cairan keluar dari hidung anda. Ketika udara dingin, tubuh akan memberi
respon dengan meningkatkan suplai darah ke hidung anda untuk menghangatkan area di
sekitar hidung.Meningkatnya aliran darah ke hidung ini tidak hanya membantu untuk
menghangatkan udara yang dingin, namun juga secara tidak langsung menyebabkan efek
samping dimana kelenjar yang menghasilkan lendir di hidung anda mendapatkan suplai darah
yang lebih banyak dari biasanya.
Hal ini akan menyebabkan kelenjar-kelenjar tersebut memproduksi lendir atau cairan
lebih banyak dari keadaan normal dan sebagian cairan yang berlebihan tersebut akan meluber
keluar dari hidung.
Setelah anda kembali ke lingkungan dengan udara yang hangat, pembuluh darah kecil
di hidung anda akan kembali menyempit dan kelenjar yang menghasilkan lendir akan kembali
memproduksi lendir dalam tingkat normal.
Kedinginan tidak menyebabkan pilek atau meningkatkan resiko untuk tertular penyakit
common cold, tetapi common cold bisa tertular jika kondisi tubuh kurang sehat sehingga
rentan terhadap penyakit.
C. Faktor Predisposisi
Kelelahan, gizi buruk, anemia, dan kedinginan. Walaupun umur bukan factor yang
menentukan daya rentan, namun infeksi sekunder purulen lebih banyak dijumpai pada anak
kecil. Penyakit ini sering diderita pada waktu pergantian musim.
D. Patofisiologi
Semuanya mudah ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau dibersinkan oleh
penderita. Setidaknya ada 100 jenis virus penyebab common cold ini. Penyakit ini akan sembuh
dengan sendirinya karena virus-virus ini adalah self limiting artinya akan mati dengan
sendirinya bila masa inkubasi telah berakhir.
Walaupun infeksi biasanya pada saluran napas atas namun sering menyebar ke saluran
napas bawah menimbulkan trakeitis, bronchitis, atau pneumonitis. Pada saluran napas atas
virus ini menyebabkan nekrosis dan deskuamasi epitel bersilia disertai serbukan padat sel
radang terutama limfosit. Penyebaran infeksi ke saluran napas bawah atau paru, menyebabkan
nekrosis serta sel pelapis alveoli mengelupas, histologik merupakan gambaran pneumonitis
virus. Common cold menyebabkan komplikasi seperti pneumonia bacteria sekunder,
pneumonia virus primer dan meningkatkan tahap serangan penyakit kronik yang sedia ada.
Periode prepatogenesis dan patogenesis common cold:
1. Prepatogenesis dimulai kurang dari 24 jam
2. Masa inkubasi virus berlangsung sekitar 1-3 hari
Biasanya gejala awal berupa rasa tidak enak di hidung atau
tenggorokan.Kemudian penderita mulai bersin-bersin, hidung meler dan merasa sakit ringan.
Tanda-tanda sistematik common cold mulainya mendadak dan meliputi demam, menggigil,
nyeri kepala, mialgia, nyeri lumbosakral, dan sangat lemah.
3. Patogenesis biasanya berlangsung sekitar 4-10 hari.
Sesak nafas dengan/ tanpa sumbatan hidung, bersin-bersin, tenggorokan gatal,
hidung meler (sekret hidung menjadi lebih kental, berwarna kuning-hijau dan jumlahnya tidak
terlalu banyak.), batuk, suara serak, lemas, sakit kepala, demam (biasanya ringan). Gejala
biasanya akan menghilang dalam waktu 4-10 hari, meskipun batuk dengan atau tanpa dahak
seringkali berlangsung sampai minggu kedua.
Batuk merupakan reflek pertahanan yang timbul akibat iritasi percabangan
trakea bronchial. Kemampuan untuk batuk merupakan mekanisme yang penting untuk
membersihkan saluran nafas bagian bawah.
E. Manifestasi klinik
3. Bersin-bersin
4. Tenggorokan gatal
5. Hidung meler
6. Batuk
7. Suara serak
8. Cemas
9. Sakit kepala
Biasanya tidak timbul demam, tetapi demam yang ringan bisa muncul pada saat
terjadinya gejala.Hidung mengeluarkan cairan yang encer dan jernih dan pada hari-hari
pertama jumlahnya sangat banyak sehingga mengganggu penderita.
Selanjutnya sekret hidung menjadi lebih kental, berwarna kuning-hijau dan jumlahnya
tidak terlalu banyak.Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-10 hari, meskipun batuk
dengan atau tanpa dahak seringkali berlangsung sampai minggu kedua.
F. Komplikasi
Common cold di sebabkan infeksi virus. Antibiotic tidak bermanfaat dalam pengobatan
common cold. Anti biotic hanya berfungsi pada infeksi bakteri. efektif mempercepat
penyembuhan. Pemberian obat batuk pilek pada bayi justru mempunyai resiko timbulnya efek
samping obat.
Common cold dapat sembuh dengan sendirinya sehingga tidak memerlukan pengobatan
khusus,yang lensibih penting di perlukan anak dan bayi adalah pemberian cairan atau imun
lebih banyak dan pemantauan kondisi emergensi.
H. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan :
1. Usahakan untuk beristirahat dan selalu dalam keadaan hangat dan nyaman, serta diusakahan
agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain.
2. Jika terdapat demam atau gejala yang berat, maka penderita harus menjalani tirah baring di
rumah.
3. Minum banyak cairan guna membantu mengencerkan sekret hidung sehingga lebih mudah
untuk dikeluarkan/dibuang.
4. Untuk meringankan nyeri atau demam dapat diberikan asetaminofen atau ibuprofen.
6. Menghirup uap atau kabut dari suatu vaporizer bisa membantu mengencerkan sekret dan
mengurangi sesak di dada.
7. Mencuci rongga hidung dengan larutan garam isotonik bisa membantu mengeluarkan sekret
yang kental
8. Batuk merupakan satu-satunya cara untuk membuang sekret dan debris dari saluran
pernafasan. Oleh karena itu sebaiknya batuk tidak perlu diobati, kecuali jika sangat
mengganggu dan menyebabkan penderita susah tidur. Jika batuknya hebat, bisa diberikan obat
anti batuk
9. Antibiotik tidak efektif untuk mengobati common cold, antibiotik hanya diberikan jika terjadi
suatu infeksi bakteri.
I. Pencegahan
3. Vitamin C dosis tinggi (2000 mg per hari) belum terbukti bisa mengurangi resiko tertular atau
mengurangi jumlah virus yang dikeluarkan oleh seorang pender
PATHWAY
COMMON COLD
I. PENGKAJIAN
1. BIODATA
Nama anak :
Jenis kelamin :
Anak ke :
Jumlah saudara :
Status anak :
Pendidikan :
Umur : Umur :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Agama : Agama :
Alamat : Alamat :
2. Keluhan utama
Panas
Batuk ringan
3. Riwayat Kesehatan
Berlanjut pada batuk ringan tanpa dahak disertai dengan panas diikuti dengan
hyperemia pada conjungtiva dan mata berair, Keadaan menurun, pucat, lesu,
rewel, nafsu makan menurun
ISPA
Demam
Malnutrisi
Common cold adalah penyakit menular yang bersifat endemic (mewabah) dan
biasanya didapat anak-anak dari orang dewasa.
4. Riwayat Imunisasi
Ditanyakan untuk mengetahui jenis-jenis imunisasi yang pernah diberikan dan
penting mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit yang bisa
dicegah dengan imunisasi.
BCG
Hepatitis B
DPT
Polio
Campak
5. Pertumbuhan / Perkembangan
Malnutrisi pada anak merupakan terhadap kejadian common cold, influenza dan
ISPA yang perlu dikaji.
Pertumbuhan :
BB : _ kg
TB : _ cm
Lila : _ cm
Perkembangan :
Memakai baju
Menunjuk 4 gambar
Menyebut 1 gambar
Bagian badan
Melompat
Riwayat Psikososial
Kegiatan sehari-hari :
a. Nutrisi
b. Istirahat
Selama sakit :Tidur siang _jam, tidur malam _ jam. sering terganggu oleh
batuk/tidak
c. Eleminasi
a. Nutrisi
6. Pemeriksaan Umum :
Tekanan Darah : -
Antropometri:
7. Pemeriksaan fisik
Untuk melihat bentuk tubuh perbandingan bagian kepala, tubuh dan anggota
tubuh lainnya dengan memperhatikan apakah ada cedera dan kelainan untuk
memperoleh kesan klinis tentang gejala / tanda dari Seborea pada bayi.
Perut : Bising usus normal, tidak ada nyeri tekan, turgor baik.
III. NTERVENSI
1. Jelaskan pada ibu cara mengatasi batuk, pilek pada anaknya termasuk
mengatasi sumbatan jalan napas.
Sedativum : CTM
Vitamin : Vit. C
5. Anjurkan pada ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi jika ada keluhan atau
sakitnya berlanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 1992, Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, Jakarta.