Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DHF DI RUANG ANGGREK


RUMAH SAKIT TK.II UDAYANA

Oleh:
I PANDE WAYAN BAGUS MURDANA YASA
NIM: 213213355

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2023
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Dengue Haemoragic Faver adalah penyakit yang menyerang anak
dan orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa
demam akut, pendarahan, nyeri otot, dan sendi. Dengue adalah suatu
infeksi arbovirus (Artro Born Virus) yang akut ditularkan oleh nyamuk
Aedes Aegypti atau Aedes Aerobupictus.

2. Klasifikasi
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) diklasifikasikan berdasarkan
derajat beratnya penyakit, secara klinis terbagi menjadi : ( WHO, 1986 )
a. Derajat I : Demam, mual, muntah, anorexia, tanpa perdarahan spontan,
uji torniquet positif, trombositopenia, dan hemokonsentrasi.
b. Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan pada kulit atau
tempat lain.
c. Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi, nadi cepat dan lemah,
tekanan darah lemah dan rendah, gelisah, sianosis di sekitar mulut,
hidung, dan ujung jari (tanda dini renjatan).
d. Derajat IV : Renjatan berat dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah
tidak dapat diukur. Yang disertai dengan Dengue Shock Sindrom

3. Etiologi
Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue adalah virus dengue.
Di Indonesia, virus tersebut sampai saat ini telah diisolasi menjadi 4
serotipe virus Dengue yang termasuk dalam group B arthopediborne
viruses (arboviruses), yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4, Virus
Dengue dibawa oleh nyamuk aedes aegypti masuk ke tubuh manusia
melalui gigitan nyamuk.

4. Patofisiologi
Virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti masuk ke
tubuh manusia, infeksi yang pertama kali dapat memberikan gejala sebagai
demam dengue. Apabila orang itu dapat infeksi berulang oleh virus
Dengue yang berlainan maka akan menimbulkan reaksi yang berbeda,
terutama konsistensi retikulo endotel dan kulit secara Homogen, tubuh
akan membentuk Kompleks virus antibodi dalam sirkulasi darah sehingga
akan mengaktifasi system komplemen yang berakibat dilepaskannya
Aflatoksin sehingga permeabilitas dinding pembuluh darah.

5. Pathway

Hipovolemia

Defisit nutrisi

Intoleransi
aktifitas
6. Gejala Klinis
Masa inkubasi Dengue antara 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari dengan
gejala klinis:
a. Demam akut yang tetap tinggi (2-7 hari) disertai gejala tidak spesifik
seperti anoreksia, malaise
b. Manifestasi perdarahan, uji tourniquet atau rumple leed positif,
pendarahan gusi, petechiae, epistaksis, hematemesis atau melena
c. Pembesaran hati, nyeri tekan tanpa ikterus
d. Terjadi renjatan atau tidak
e. Kenaikan nilai hemokonsentrasi yaitu sedikitnya 205 dan penurunan
nilai trombosit (trombitopenia 100.00/mm atau kurang)
f. Pada foto rontgen: pulmonari vaskuler congestion dan pleural effusion
pada paru kanan

7. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan
perkusi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan
(grade) DHF, keadaan fisik anak adalah sebagai berikut :
a. Grade I : kesadaran compos mentis, keadaan umum lemah, tanda-
tanda vita dan nadi lemah.
b. Grade II : kesadaran compos mentis, keadaan umum lemah, ada
perdarahan spontan: petekie, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi
lemah, kecil, dan tidak teratur.
c. Grade III : kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi
lemah, kecil, dan tidak teratur, serta tensi menurun.
d. Grade IV : kesadaran coma, tanda – tanda vital : nadi tidak teraba,
tensi tidak terukur, pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin,
berkeringat, dan kulit tampak biru.

1) Sistem Integumen
Adanya petekie pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat
dingin, dan lembab. Kuku sianosis / tidak.

2) Kepala dan leher


Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy),
mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan (epsitaksis) pada
grade II, III, IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering,
terjadi perdarahan gusi, dan nyeri telan. Sementara tenggorokan
mengalami hiperemia pharing dan terjadi perdarahan telinga (pada
grade II, III, IV).
3) Dada
Bentuk simetris dan kadang- kadang terasa sesak. Pada foto thorax
terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi
pleura), rales +, ronchi + yang biasanya terdapat pada grade III dan
IV.
4) Abdomen
Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegali) dan asites.
5) Ekstremitas
Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, dan tulang.

8. Pemeriksaan diagnostik
a. Darah
1). Pada demam Dengue terdapat Leukopenia pada hari kedua atau
hari ketiga
2). Pada demam berdarah terdapat Trombositpenia dan
Hemokonsentrasi
3). Pada pemeriksaan kimia daran: Hipoproteinemia, hipokloremia,
SPGT, SGOT, Ureum dan pH darah mungkin meningkat.
b. Urine
Mungkin ditemukan albuminuria ringan

9. Penatalaksanaan
a. DHF tanpa Rajatan
Rasa haus dan dehidrasi timbul kerena demam tinggi, anoreksia dan
muntah, klien harus banyak minum kurang lebih 1,5 liter/24 jam, dapat
berupa air the, sirup atau oralit, panas yang diberi kompres es atau
alcohol 70%, pemberian infus dilaksanakan pada klien apabila:
1) Muntah, sulit makan per oral, muntah mengancam dapat terjadinya
dehidrasi dan asidosis
2) Nilai hematokrit tinggi
b. DHF dengan Rejatan
Prinsip: mengatasi rejatan dengan penggantian volume cairan yaitu
cairan RL
c. Pengobatan bersifat simtomatik dan supportif

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Pada
tahap ini semua data dikumpulkan secara sistematis guna menentukan
kesehatan pasien. Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait
dengan aspek biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual klien.
Tujuannya pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi dan
membuat data dasar pasien (Carpenito, 2009).
a. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, status material,
pendidikan, alamat, pekerjaan, suku bangsa, tanggalMRS, tanggal
pengkajian, nomor register, diagnosa medis.

b. Riwayat Kesehatan
- Keluhan Utama
Jika tgl masuk dan tgl pengkajian berbeda, maka ada 2 keluhan
utama yaitu keluhan MRS dan saat pengkajian. Apabila tanggal MRS
dan pengkajian sama, hanya ada 1 keluhan utama (saat pengkajian).
Keluhan utama hanya ada 1 dan tidak perlu dijabarkan/dijelaskan
detail.
- Riwayat penyakit sekarang
Berisi riwayat pre hospital (cerita kondisi pasien sebelum
dibawa ke RS sampai dibawa ke RS), intra hospital (cerita tentang
kondisi pasien saat dibawa ke IGD/Poliklinik sampai dengan
diputuskan dirawat di ruangan apa), dan assessment (kondisi pasien
pada saat pengkajian, PQRST dan penjelasan semua keluhana yang
dialami pasien)
- Riwayat kesehatan dahulu
- Riwayat kesehatan keluarga
- Riwayat sosiokultural

c. Pola fungsi kesehatan


- Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Dijelaskan apa persepsi pasien tentang konsep sehat sakit (bisa
dikosongkan apabila pasien memiliki tingkat pemahaman yang
rendah) dan dijelaskan bagaimana cara pasien menjaga kesehatan dan
bagaimana manajemen sakit pasien (tidak ada hubungan dengan
penyakit sekarang tetapi lebih pada manajemen kesehatan secara
umum)
- Pola nutrisi-metabolik
- Pola eleminasi
- Pola aktivitas dan latihan
Lengkapi dengan tabel untuk menunjukkan kemampuan pasien
dalam memenuhi activity daily living-nya
- Pola kognitif dan persepsi
Dijelaskan pengetahuan pasien tentang kondisi, kesehatan, dan
penyakitnya sekarang. Dilengkapi dengan kondisi dari panca indera,
apakah ada gangguan.
- Pola persepsi-konsep diri
Cukup dijelaskan konsep diri yang paling terganggu (misal:
peran/citra tubuh) dan tambahkan apakah ada kontak mata yang
adekuat dan keselarasan dalam menjawab pertanyaan (terutama
orientasi tempat, waktu dan orang)
- Pola tidur dan istirahat
- Pola peran-hubungan
- Pola seksual-reproduksi
- Pola nilai-kepercayaan

d. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum
Tuliskan bagaiman kondisi pasien dari kacamata perawat (bukan
ditulis baik/cukup/kurang). Kondisi pasien harus bisa terukur (misal:
pasien terlihat lemah, kotor, tampak kesulitan bernafas, dll)
- Tanda-tanda vital
- Pemeriksaan fisik Head to toe atau review of system kepala sampai
kaki

2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


a) Defisit nutrisi berhubungan dengan infeksi virus dengue ditandai
dengan keengganan untuk makan, nafsu makan menurun, membran
mukosa bibir kering/pucat
b) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan
merasa lemah, tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat
c) Nyeri akut berhubungan dengan infeksi virus dengue ditandai dengan
pasien tampak meringis, bersikap protektif (posisi menghindari nyeri),
nafsu makan berubah
d) Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan intake cairan ditandai
dengan membran mukosa kering, volume urin menurun, konsentrasi
urin meningkat
e) Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan
dehidrasi, suhu tubuh diatas nilai normal, kulit terasa hangat
3. Rencana Tindakan dan Rasionalisasi
Diagnosa Rencana Keperawatan
No Keperawatan Tujuan dan Kriteria Rasional
(SDKI) Intervensi (SIKI)
Hasil (SLKI)
1. Defisit nutrisi b.d. Setelah deberikan 1. Monitor asupan 1. dapat membantu
infeksi virus dengue asuhan keperawatan makanan mengetahui
d.d. keengganan untuk selama …x 24 jam. nutrisi yang
makan, nafsu makan Maka status nutrisi masuk pada anak
menurun, membran membaik, dengan 2. agar dapat
mukosa bibir kriteria hasil: 2. Monitor mual mengetahui
kering/pucat 1. Porsi makan yang dan muntah intake dan output
dihabiskan nutrisi dari tubuh
meningkat 3. makanan yang
3. Berikan
2. Frekuensi makan mengandung
makanan tinggi
membaik serat tinggi
serat untuk
3. Nafsu makan mencegah
mencegah
membakik konstipasi
konstipasi
4. Membran mukosa 4. membantu pasien
4. anjurkan posisi
membaik saat makan
duduk, jika
5. Keinginan makan
mampu
meningkat 5. untuk
5. kolaborasi
6. Asupan makanan meningkatkan
pemberian
meningkat nafsu makan
medikasi
sebelum makan
2. Intoleransi aktivitas Setelah deberikan 1. monitor 1. untuk
b.d. kelemahan d.d. asuhan keperawatan kelelahan fisik mengetahui
merasa lemah, tekanan selama …x 24 jam. dan emosional koping klien
darah berubah >20% Maka toleransi 2. monitor pola 2. menghindari
dari kondisi istirahat aktivitas meningkat, dan jam tidur kelelahan akibat
dengan kriteria hasil: kurang tidur
1. frekuensi nadi 3. lakukan rentang 3. agar tidak terjadi
gerak pasif
meningkat dan/atau aktif kekakuan pada
2. perasaan lemah otot
menurun 4. anjurkan
3. kekuatan tubuh melakukan 4. melatih kekuatan
bagian atas aktivitas secara otot dan
meningkat bertahap pergerakan
4. kekuatan tubuh pasien agat tidak
bagian bawah terjadi kekakuan
meningkat 5. kolaborasi otot
dengan ahli gizi 5. untuk
tentang cara meningkatkan
meningkatkan nafsu makan
asupan makanan klien
3. Nyeri akut b.d. infeksi Setelah diberikan 1. identifikasi 1. mengetahui
virus dengue d.d. asuhan keperawatan nyeri dengan tingkat nyeri
pasien tampak selama …x 24 jam. PQRST
meringis, bersikap Maka tingkat nyeri 2. identifikasi 2. mengetahui
protektif (posisi menurun, dengan respon nyeri tingkat nyeri dari
menghindari nyeri), kriteria hasil: non verbal raut wajah pasien
nafsu makan berubah 1. meringis menurun
2. sikap protektif 3. kontrol 3. lingkungan

menurun lingkungan mempengaruhi

3. kesulitan tidur yang tingkat nyeri

menurun memperberat
4. frekuensi nadi rasa nyeri
4. jelaskan 4. agar pasien
membakik
penyebab dan mengerti
5. nafsu makan
faktor risiko penyebab
membaik
penyakit terjadinya nyeri
6. pola tidur membaik
5. ajarkan cara 5. agar skala nyeri
meredakan atau berkurang dan

mengatasi tidak
mengganggu
gejala yang aktivitas
dirasakan
4. Hipovolemia b.d. Setelah diberikan 1. periksa tanda 1. mengidentifikasi
kekurangan intake asuhan keperawatan dan gejala tanda dan gejala
cairan d.d. membran selama …x 24 jam. hipovolemia hipovolemia
mukosa bibir kering, Maka status cairan 2. monitor intake 2. untuk
volume urin menurun, membaik, dengan dan output mengetahui
konsentrasi urin kriteria hasil: cairan adanya tanda-
meningkat 1. membran mukosa tanda dehidrasi
membaik
2. kadar hb membaik 3. berikan asupan 3. agar kebutuhan
3. kekuatan nadi cairan oral cairan klien
meningkat terpenuhi
4. output urine 4. anjurkan 4. agar tidak terjadi
meningkat memperbanyak dehidrasi dan
5. turgor kulit asupan cairan mukosa bibir
meningkat oral kering
6. perasaan lemah 5. kolaborasi 5. pemberian cairan
menurun pemberian intravena dapat
7. konsentrasi urine cairan IV menyeimbangkan
menurun isotonis cairan dan
elektrolit.
5. Hipertermia b.d. proses Setelah diberikan 1. idengifikasi 1. agar mengetahui
infeksi d.d. dehidrasi, asuhan keperawatan penyebab penyebab
suhu tubuh diatas nilai selama …x 24 jam. hipertermia hipertermia
normal, kulit terasa Maka termoregulasi 2. monitor suhu 2. untuk mengetahui
hangat membaik, dengan tubuh kenaikan suhu
kriteria hasil: tubuh secara tiba-
1. suhu tubuh tiba
membaik 3. longgarkan atau 3. untuk

2. suhu kulit membaik lepaskan menurunkan suhu


3. kulit merah pakaian tubuh dan
menurun memberikan rasa
4. kejang menurun nyaman
4. istirahat yang
4. anjurkan tirah lebih dan
baring mengurangi
aktivitas
membantu
menurunkan suhu
tubuh
5. cairan intravena
5. kolaborasi
diperlukan untuk
pemberian
mengatasi
cairan dan
kehilangan cairan
elektrolit
intravena, jika
perlu

4. Evaluasi
Tahap evaluasi adalah perbandingan hasil-hasil yang diamati
dengan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Kemampuan
yang harus dimiliki perawat pada tahap ini adalah memahami respon
terhadap intervensi keperawatan. Kemampuan mengambil kesimpulan
tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan
tindakan-tindakan keperawatan pada kriteria hasil pada tahap evaluasi
terdiri dari dua kegiatan yaitu :
a. Evaluasi formatif menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat
memberikan intervensi dengan respon segera.
b. Evaluasi sumatif merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan
analisis status pasien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang
direncanakan pada tahap perencanaan. Disamping itu, evaluasi juga
sebagai alat ukur suatu tujuan yang mempunyai kriteria tertentu yang
membuktikan apakah tujuan teratasi/tercapai, tidak tercapai atau
tercapai sebagian.
Daftar Pustaka

Aziz. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Penerbit Salemba


Medika Nursalam, Rekawati, Sri. 2005. Asuhan Keperawatan Bati dan
Anak (Untuk Perawat dan Bidan). Jakarta: Penerbit Salemba Medika
Carpenito, L. J, 2009. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
Nursalam, Rekawati. 2013. Asuhan Keperawatan Anak dan Bayi. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika
Suriadi. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV.Saggung Seto
Titik. 2016. Asuhan Keperawatan Anak. Yogjakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai