Oleh:
I PANDE WAYAN BAGUS MURDANA YASA
NIM: 213213355
2. Klasifikasi
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) diklasifikasikan berdasarkan
derajat beratnya penyakit, secara klinis terbagi menjadi : ( WHO, 1986 )
a. Derajat I : Demam, mual, muntah, anorexia, tanpa perdarahan spontan,
uji torniquet positif, trombositopenia, dan hemokonsentrasi.
b. Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan pada kulit atau
tempat lain.
c. Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi, nadi cepat dan lemah,
tekanan darah lemah dan rendah, gelisah, sianosis di sekitar mulut,
hidung, dan ujung jari (tanda dini renjatan).
d. Derajat IV : Renjatan berat dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah
tidak dapat diukur. Yang disertai dengan Dengue Shock Sindrom
3. Etiologi
Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue adalah virus dengue.
Di Indonesia, virus tersebut sampai saat ini telah diisolasi menjadi 4
serotipe virus Dengue yang termasuk dalam group B arthopediborne
viruses (arboviruses), yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4, Virus
Dengue dibawa oleh nyamuk aedes aegypti masuk ke tubuh manusia
melalui gigitan nyamuk.
4. Patofisiologi
Virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti masuk ke
tubuh manusia, infeksi yang pertama kali dapat memberikan gejala sebagai
demam dengue. Apabila orang itu dapat infeksi berulang oleh virus
Dengue yang berlainan maka akan menimbulkan reaksi yang berbeda,
terutama konsistensi retikulo endotel dan kulit secara Homogen, tubuh
akan membentuk Kompleks virus antibodi dalam sirkulasi darah sehingga
akan mengaktifasi system komplemen yang berakibat dilepaskannya
Aflatoksin sehingga permeabilitas dinding pembuluh darah.
5. Pathway
Hipovolemia
Defisit nutrisi
Intoleransi
aktifitas
6. Gejala Klinis
Masa inkubasi Dengue antara 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari dengan
gejala klinis:
a. Demam akut yang tetap tinggi (2-7 hari) disertai gejala tidak spesifik
seperti anoreksia, malaise
b. Manifestasi perdarahan, uji tourniquet atau rumple leed positif,
pendarahan gusi, petechiae, epistaksis, hematemesis atau melena
c. Pembesaran hati, nyeri tekan tanpa ikterus
d. Terjadi renjatan atau tidak
e. Kenaikan nilai hemokonsentrasi yaitu sedikitnya 205 dan penurunan
nilai trombosit (trombitopenia 100.00/mm atau kurang)
f. Pada foto rontgen: pulmonari vaskuler congestion dan pleural effusion
pada paru kanan
7. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan
perkusi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan
(grade) DHF, keadaan fisik anak adalah sebagai berikut :
a. Grade I : kesadaran compos mentis, keadaan umum lemah, tanda-
tanda vita dan nadi lemah.
b. Grade II : kesadaran compos mentis, keadaan umum lemah, ada
perdarahan spontan: petekie, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi
lemah, kecil, dan tidak teratur.
c. Grade III : kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi
lemah, kecil, dan tidak teratur, serta tensi menurun.
d. Grade IV : kesadaran coma, tanda – tanda vital : nadi tidak teraba,
tensi tidak terukur, pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin,
berkeringat, dan kulit tampak biru.
1) Sistem Integumen
Adanya petekie pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat
dingin, dan lembab. Kuku sianosis / tidak.
8. Pemeriksaan diagnostik
a. Darah
1). Pada demam Dengue terdapat Leukopenia pada hari kedua atau
hari ketiga
2). Pada demam berdarah terdapat Trombositpenia dan
Hemokonsentrasi
3). Pada pemeriksaan kimia daran: Hipoproteinemia, hipokloremia,
SPGT, SGOT, Ureum dan pH darah mungkin meningkat.
b. Urine
Mungkin ditemukan albuminuria ringan
9. Penatalaksanaan
a. DHF tanpa Rajatan
Rasa haus dan dehidrasi timbul kerena demam tinggi, anoreksia dan
muntah, klien harus banyak minum kurang lebih 1,5 liter/24 jam, dapat
berupa air the, sirup atau oralit, panas yang diberi kompres es atau
alcohol 70%, pemberian infus dilaksanakan pada klien apabila:
1) Muntah, sulit makan per oral, muntah mengancam dapat terjadinya
dehidrasi dan asidosis
2) Nilai hematokrit tinggi
b. DHF dengan Rejatan
Prinsip: mengatasi rejatan dengan penggantian volume cairan yaitu
cairan RL
c. Pengobatan bersifat simtomatik dan supportif
b. Riwayat Kesehatan
- Keluhan Utama
Jika tgl masuk dan tgl pengkajian berbeda, maka ada 2 keluhan
utama yaitu keluhan MRS dan saat pengkajian. Apabila tanggal MRS
dan pengkajian sama, hanya ada 1 keluhan utama (saat pengkajian).
Keluhan utama hanya ada 1 dan tidak perlu dijabarkan/dijelaskan
detail.
- Riwayat penyakit sekarang
Berisi riwayat pre hospital (cerita kondisi pasien sebelum
dibawa ke RS sampai dibawa ke RS), intra hospital (cerita tentang
kondisi pasien saat dibawa ke IGD/Poliklinik sampai dengan
diputuskan dirawat di ruangan apa), dan assessment (kondisi pasien
pada saat pengkajian, PQRST dan penjelasan semua keluhana yang
dialami pasien)
- Riwayat kesehatan dahulu
- Riwayat kesehatan keluarga
- Riwayat sosiokultural
d. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum
Tuliskan bagaiman kondisi pasien dari kacamata perawat (bukan
ditulis baik/cukup/kurang). Kondisi pasien harus bisa terukur (misal:
pasien terlihat lemah, kotor, tampak kesulitan bernafas, dll)
- Tanda-tanda vital
- Pemeriksaan fisik Head to toe atau review of system kepala sampai
kaki
menurun memperberat
4. frekuensi nadi rasa nyeri
4. jelaskan 4. agar pasien
membakik
penyebab dan mengerti
5. nafsu makan
faktor risiko penyebab
membaik
penyakit terjadinya nyeri
6. pola tidur membaik
5. ajarkan cara 5. agar skala nyeri
meredakan atau berkurang dan
mengatasi tidak
mengganggu
gejala yang aktivitas
dirasakan
4. Hipovolemia b.d. Setelah diberikan 1. periksa tanda 1. mengidentifikasi
kekurangan intake asuhan keperawatan dan gejala tanda dan gejala
cairan d.d. membran selama …x 24 jam. hipovolemia hipovolemia
mukosa bibir kering, Maka status cairan 2. monitor intake 2. untuk
volume urin menurun, membaik, dengan dan output mengetahui
konsentrasi urin kriteria hasil: cairan adanya tanda-
meningkat 1. membran mukosa tanda dehidrasi
membaik
2. kadar hb membaik 3. berikan asupan 3. agar kebutuhan
3. kekuatan nadi cairan oral cairan klien
meningkat terpenuhi
4. output urine 4. anjurkan 4. agar tidak terjadi
meningkat memperbanyak dehidrasi dan
5. turgor kulit asupan cairan mukosa bibir
meningkat oral kering
6. perasaan lemah 5. kolaborasi 5. pemberian cairan
menurun pemberian intravena dapat
7. konsentrasi urine cairan IV menyeimbangkan
menurun isotonis cairan dan
elektrolit.
5. Hipertermia b.d. proses Setelah diberikan 1. idengifikasi 1. agar mengetahui
infeksi d.d. dehidrasi, asuhan keperawatan penyebab penyebab
suhu tubuh diatas nilai selama …x 24 jam. hipertermia hipertermia
normal, kulit terasa Maka termoregulasi 2. monitor suhu 2. untuk mengetahui
hangat membaik, dengan tubuh kenaikan suhu
kriteria hasil: tubuh secara tiba-
1. suhu tubuh tiba
membaik 3. longgarkan atau 3. untuk
4. Evaluasi
Tahap evaluasi adalah perbandingan hasil-hasil yang diamati
dengan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Kemampuan
yang harus dimiliki perawat pada tahap ini adalah memahami respon
terhadap intervensi keperawatan. Kemampuan mengambil kesimpulan
tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan
tindakan-tindakan keperawatan pada kriteria hasil pada tahap evaluasi
terdiri dari dua kegiatan yaitu :
a. Evaluasi formatif menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat
memberikan intervensi dengan respon segera.
b. Evaluasi sumatif merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan
analisis status pasien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang
direncanakan pada tahap perencanaan. Disamping itu, evaluasi juga
sebagai alat ukur suatu tujuan yang mempunyai kriteria tertentu yang
membuktikan apakah tujuan teratasi/tercapai, tidak tercapai atau
tercapai sebagian.
Daftar Pustaka