Anda di halaman 1dari 22

BAB I

KONSEP DASAR
A. D e f i n i s i

Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue


haemorrhagic fever/ DHF) adal ah penyakit infeksi yang disebabkan ol eh
virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi
yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis
hemoragik (Nurarif& kusuma, 20l5).

DHF adalah penyakit yang menyerang anak dan orang dewasa


yang disebab kan oeh virus dengan manifestasi berupa demam akut,
perdarahan, nyeri otot dan sendi. Dengue adalah suatu infeksi Arbovirus
(Atropod Born Ⅴirus) yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti
atau oleh Aedes Aebopictus (Lestari, 20l6).
Berdasarkan pengerti an diatas dapat disimpulkan bahwa DHF
adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh
nyamuk Aedes Aegypti dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau
nyeri sendiyang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia
dan ditesis hemoragik.
B. Etiologi

virus dengue termasuk genus Flavirus, keluarga flaviridae terdapat 4


serotipe virus dengan DEN-l, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4, keempatnya
ditemukan di Indonesia dengan den-3 serotype terbanyak. Infeksi salah
s atu serotipe akan men imbulkan antibodi t erhadap serotipe
yang
bersangkutan (Nurarif & kusuma, 20l5).

c . k l asifikasi
Menurut Lestari (20l6) DHF di klasifikasikan menjadi :
l. Derajat l : Demam disertai dengan gejala klinis lain atau perdarahan

spontan, uji torniquet positif, trombositopenia dan hemokonsentrasi


2. Derajaat 2 : Derajaat l disertai den gan perdarahan spont an di kulit

ataupun perdarahan lain


3. Derajat 3 : kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit

terabadingin lembab, gelisah


4. Derajat 4 : Renj atan berat denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat
diukur. yang disertaidengan dengue shock sindrom

D. Tanda dan Gej aala


l. Gejaala awal termasuk :
a. Nafsu makan menurun

b. Demam
c. sakit kepala
d. Nye ri se ndi atau otot

e. perasaan sakit umum

f. Muntah
2. Gejala fase akut termasuk kegelisahan diikuti oleh:

a. Bercak darah di bawah kulit


b. Bintik-bintikkecil darah di kulit

c. Ruam Generalized
d. Memburuknya gejaala awal
3. Fase akut termasuk seperti shock ditandai dengan :

a. Dingin, lengand an kaki berkeringat


b. Berkeringat.

E. komplik as i

Menurut Tjokroprawiro ( 20 l5 ) kompl ikasi Demam Berdarah


Dengue (DBD) biasanya berhubungan den gan syok yang berat
dan memanjang, perdarahan berat. pemberian cairan yang berlebihan
selama fase kebocoran plasma efusi masif, yang berujung pada gagal
nafas, dapat
terjadi gangguan elektrolit atau metabolik atau hiperglikemia
F. pemeriksa an penunjang
price and wilson (20l6) berpend apat, pada pemeriksa an

laboratorium pada pasien DHF didapatkan hasil :


a. penurunanjumlah trombosit (normalnya l00.000/mm3).
b. Hemoglobin dan hematokrit mengalami peningkatan 20% dari nilai

normal.
c. Terjadi penurunan leukosit atau dalam batas normal.penatalaksanaan

Medis
G. pen at alaksanaan
Menurut Marni, (20l6 ) prinsip penatalaksanaan pada penyakit

DHF yaitu simptomatis dan suportif.

l. penanganan pertama pada pen yakit ini di antara nya memenu


hi kebutuhan cairan, yaitu dengan memberikan cairan oral l-2 liter per
hari untuk mengatasidehidrasidan rasa haus akibatdemam tinggi.

2. pas ien yang mengalami demam dapat dikompres dengan air hangat.
selain itu dapat diberikan antipiretik dari golongan asetaminofen
(parasetamol) jangan berikan asetosal atau ibuprofen karna akan
merangsang terjadinya perdarahan.

3. Demam tinggi pada anak anak akan mengakibatkan terjadinyakejang.


untuk mengatasi kejang, dapat diberikan antikokonvulsi misalnya
diazepam, stesolid, fenobarbital dan obat konvulsi lainnya.

4. Jika syok dalam kondisi berat/parah maka dapat diatasi atau dicegah
dengan memberikan resuistasicairan parenteral infus l0-20 ml/kg BB/
jam.

5. Jika tid ak ada perbaikan klinis tet api hematocrit dan hemoglobin
menurun pertimbangkan untuk memberi transfuse darah, jika terdapat
perbaikan klinis (pengisiankapilerdan perfusi perifermulai membaik,
tekanan nadi melebar) jumlah cairan dikurangi hingga l0 ml/kg BB/
jam dalam 24 jam dan secara bertahap diturunkan tiap 4-6 jam sesuai
kondisiklinis dan laboratorium.( Ariani, 20l6 )
BAB III
PROSESKEPERAWATAN
A. pengkajian

l. Identitas
a. Identitas pasien

l) Nama
2) umur
3) Alamat
4) pendidikan

5) pekerjaan
6) Tanggal mas uk

7) Diagnosame dis
8) Nomor register
b. Identitas penanggunggjawab

l) Nama
2) umur
3) Alamat
4) pendidikan

5) pekerjaan
6) Hub ungand enganklien
2. pengkajian Fokus
Data dasar, meliputi:
a. polaNutri si dan Metabolik
Gejala : penurunan nafsu makan, mual muntah, haus, sakit saat

menelan.
Tanda : Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor, nyeri

tekan padaul uhati.


b. pola eliminasi
Tanda : konstipasi, penurunan berkemih, melena, hematuri, (tahap

lanjut).
c. polaakt ifit as dan Latih an
Tanda : Dispnea, polanafastidak efektif, karena efusipleura.
d. pola istir ahat dantidur

Gejala : kelelahan, kesulitantidur, karena demam/ panas/ menggigil.


Tanda : Nadi cepat dan lemah, dispnea, sesak karena efusi pleura,
nyeri epigastrik, nyeriotot/ sendi.
e. pola persepsi sen sori dankognitif
Gejala : Nyeri ulu hati, nyeriotot/ sendi, pegal-pegal seluruh tubuh.

Tanda : cemas dangelisah.

f. sirkulasi
Gejala : sakit kepala/ pusing, gelisah

Tanda : Nadi cepat dan lemah, hip otensi, ekstremitas dingin,


dispnea, perdarahan nyata (kulit epistaksis, melena hematuri),
peningkatan hematokrit 20% atau lebih, trombosit kurang dari
l00.000/mm.
g. keamanan
Gejala : Adanya penurunanimunitas tubuh, karena hipoproteinemia.
3. pemeri ksaan fisik
pemeriksaan fisik meliputi :
a. kea daan umumpa sien : lemah.
b. kesadaran : kompomentis, apatis, somnolen, soporocoma, koma

refleks, sensibilitas, nilai gasglow coma scale (Gcs).


c. Tanda-tanda vital : tekanandarah (hipotensi), suhu (meningkat), nadi

(takikardi), pernafasan (cepat).

d. keadaan : kepala (pusing), mata, telinga, hidung (epistaksis), mulut


(mukosa kering, lidah kotor, perdarahan gusi), leher, rektum, alat
kelamin, anggotagerak (dingin), kulit (ptekie).
e. sirkulasi : tur gor (>3 detik) .

f. Abdomen :
Inspeksi : datar
palpasi : terabapembesaran pada hati

perkusi : bunyi timpani


Auskultasi : peristaltik usus

4. Data khusus, meliput i:


a. Data subyektif
pada pasien DHF data subyektifyang sering ditemukan adalah :

l) Lemah
2) panas atau demam

3) sakit kepala
4) Anoreksia (tidakmafsu makan, mual, sakit saat makan)

5) Nyeri ulu hati


6) Nyeripa da otot dan sendi
7) peg al-peg al pada seluruh tubuh

8) konstipasi
b. Data obyektif
Data obyektif yang dijumpai pada penderita Dengue Haemoragic

Fever adalah :
l) suhu tinggi, menggigil, wajah tampakkemerahan

2) Mukosakering, perdarahan pada gusi, lidah kotor

3) Tampak bintik merah pada kulit (ptekie) uji tournikuet positif,


epistaksis, (perdarahan pada hidung), ekimosis,
hematoma,
hematemesis, melena.
4) Nyeri tekan pada epi gastrik
5) padapalpasiteraba adanyapembesaran hati dan limfa
6) pada renjatan nadi cepat dan lemah , hip otensi, ekstr imit as

dingin, gelisah, sianosis perifer, nafas dangkal.


B. Masalahkeperawat an

l. polanafastidakefektif
2. Hipovolemia

3. Hipertermi

4. Defisit nutrisi
5. Intoleransiaktivitas
6. Resikoperdarahan
c. Intervensikeperawatan
Diagnosa
keperawatan
3 pola nafas tidak efektif setelah dilakukan pEMANTAUAN RE
DEFINISI tindakan keperawatan 3 (I.0l0l4)
Inspirasi dan/atau x. 24 jam , maka pola l. observasi
ekspirasi yang tidak nafas tidak efektif Monitor freku
memberikan ventilasi menigkat dengan irama, kedalaman, dan upaya
adekuat. kriteria hasil : napas
pENYEBAB penggunaan otot Monitor pola n apas
ii ee ee rrttii aakkii
D p r e saa bantu nafas menurun rr
er n a p san Dispnea ( pip rr vvee b ss ipnea, tuussss pn
pemanjang an fas e e nti a i k a u
pusat
ekspirasi menurun cheyne-stokes, Biot, ataksik0
Hambatan upaya
napas (mis. Nyeri Frekuensi nafas Monitor kemampu
saat membaik batuk efektif
bernapas, kedalaman nafas Monitor an
kelemahan otot membaik produksi sputum
pernapasan) Monitor adany
Deformitas dinding
dada a
Deformitas tulang
dada adanya
Gangguan neuro sumbatanjalannapas
muskular palpasi kes imetris
Gangguan an ekspansiparu
Auskul tasi bunyinapas
neurologis (mis.
Elektroensefalogra Monitor saturasi
m (EEG) positif, oksigen
cedera kepala, Monitor nilai AGD
gangguan kejang) Monitor hasil x-
ray toraks
Imaturitas
2. Terapeutik
neurologis
Atur interval waktu
penurunan
pemantauan respirasi
energi obesitas sesuai kondisipasien
posisi tubuh yang Dokumentasikan hasil
menghambat pemantauan
ekspansiparu 3. Edukasi
sindrom Jelaskan tujuuan d
hipoventilasi an prosedur pemantauan
kerusakan inervasi In formasikan has
diafragma il pemantauan, jika perlu
(kerusakan saraf Manajemen JalanNafas (I. 0l0ll)
c5 ke atas) l. observasi
cedera pada Monitor pola n apas
medulla spinalis (frekuens i, kedalaman, usaha
Efek napas)
agen farmakologis Monitor bunyi n
kecemasan apas tambahan (mis.
Gurgling, mengi, weezing,
ronkhikering)
Monitor sputum
(jumlah, warna, aroma)
2. Terapeutik
pertahankan
kepatenan jalan napas dengan
head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust
jika curiga trauma cervical)
posisikan semi-Fowler
atau Fow rerikanminum hangat
Lakuk an fisio
terapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan
lendirkurang dari l5 detik
Lakukan
hiperoksigenasisebelum
penghisapan

endotrake l
eluark an sumbatan
benda padat dengan
forsepMcGill
Berikan oksigen,jika
perlu
3. Edukasi
Anjurkan asupan
cairan 2000 ml/hari, jika ti dak
kontraindikasi.
Ajarkan teknik batuk
efektif
4. kolaborasi
kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
2 Hipovolemia setelah diberikan A. MANAJEMEN HHIIppOOVVOOLLEEMMIIAA
DEFINISI asu han (I .03ll6)
penurunan cairan keperawatan selama 3 l. Observasi
intravaskuler, x 24 jam diharapkan
periksa tanda dan
inter st isi al, status cairan
gejaala hip ovolemia
membaik
dan/atau intraseluler (mis. freku ensi n
dengankriteria hasil :
PENYEBAB adi meningkat, nadi
kehilangan cairan kekuatan nadi
teraba lemah, tekanan
aktif meningkat
darah menurun,
kegagalan Turgor kul it tekanan nadi
mekanisme membaik
menyempit,turgor kulit
regulasi Output urine menurun, membrane
peningkatan meningkat mukosakering, volume
permeabilitas Tekanan darah urine menurun,
kapiler hematokrit meningkat,
kekurangan intake a mb ba sn r mkaol haus dan lemah)
cairan s a membaik Monitor intake dan
Evaporasi output cairan
2. Terapeutik
Hitung kebutuhan
cairan
Berikan posisi
modified trendelenburg
Berikan asupan cairan
oral
3. Edukasi
Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral

Anjurkan menghindari
perubahan posisi
mendadak
4. kolaborasi
kolaborasi pemberian
cairan Iv issoton
is (mis. cairan Nacl,
RL) kolaborasi
pemberian
aa
hh
r n v ip %ii
( ss g l kosaa 2 ,
Nacl 0,4%)
kolaborasi pemberian
cai ran koloid (mis.
albumin, plasmanate)
kolaborasi pemberian
produk darah
B.
PEMANATAUAN ccAAIIRRAANN (I.03l2l)
l. observasi
Monitor frekuensi dan
kekuatan nadi
Monitor frekuens i
nafas
Monitor tekanandarah
Monitor berat badan
Monitor waktu
pengisiankapiler
Monitor elastisitas atau
turgor kulit
Monitor jumlah, waktu
dan berat jenis urine
Monitor kadar albumin
dan protein total
Monitor hasil
pemeriksaan serum
(mis. osmolaritas
serum, hematocrit
, natrium, kalium, BUN)
Identifikas i t and
a- tanda hhiippoovvoolleemmiiaa
(mis . Frekuensi
nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan
darah menurun,
tekanan nadi
menyempit, turgor
kulit menurun,
membrane mukosa
kering, volume urine
menurun, hematocrit
meningkat, haus,
lemah, konsent rasi
urine meningkat, berat

adkat negnkuart n dalam


Identifikas i t and
a- t anda
hypervolemi a
mis. Dyspnea, edema
perifer, edem
anasarka, a JVP
meningkat, CVP
mening kat refleks
,

ee aa oo ss i ttii
ee atojboagdualnn r m nn uurruu n,,
dalamwaktu singkat)
Identifikas i factor
resiko
ketidakseimbangan
cairan (mis. Prosedur
pembedahan mayor,
trauma/perdarahan,
luka bakar, apheresis,
obstruksi intestinal,
peradangan pankreas,
penyakit ginjal dan
kelenjar , d is
fungsi intestinal)
2. Terapeutik
Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisipasien
Dokument as i
hasil pemantauan
3. Edukasi
Jelaskan tujuuan d
an prosedur
pemantauan
3 Hipertermi setelah diberikan In formasikan has
DEFINISI asu han il pemantauan, jika
suhu tubuh meningkat keperawatan selama 3 perlu
diatas rentang normal x 24 jam diharapkan
tubuh hipertermia teratasi
dengan kriteria hasil : MANAJEMEN HIPERTERMIA
PENYEBAB (I.l5506)
Dehidrasi Menggigil menurun
Terpapar suhu kulit dalam l. observasi
lingkungan panas batas normal Identifkasi penyebab
hi pertermi (mis.
Proses pen suhu tubuh dalam
dehidrasi terpapar lingkungan
yakit (mis. batas normal
panas penggunaan incubator)
infeksi, kanker)
Monitor suhutubuh
ketidaksesuaian
Monitor kadar
pakaian
elektrolit
dengan tubuh
Monitor haluaran urine
Pen ingkatan laju
2. Terapeutik
metabolisme sediakan lingkungan
Respon trauma yang dingin
Longgarkan atau
lepaskan pakaian
Basahi dan kipasi

permukaantubuh
Aktivitas Berikancairan oral
berlebihan Ganti linen setiap hari
penggunaan atau lebih sering jika mengalami
incubator hiperhidrosis (keringat berlebih)
Lakukan pendinginan
eksternal (mis. selimut
hipotermia atau kompres dingin

pada dahi, leher, dada,


abdomen,aksila
Hindari p ember
ian antipiretik atau aspirin
Batasi o ksigen ,jika
perlu
3. Edukasi
Anjurkantirah baring
4. kolaborasi
kolaborasi cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu
REGULASI TEMpERATUR ( I . l 4 5 7 8 )
l. observasi
Monitor s uhu
bayi sampai stabil ( 36.5 c -37.5
c)
Monitor suhu tubuh
anak tiap 2 jam, jika perlu
Monitor tekanan darah,
frekuensi pernapasandan nadi
Monitor war na d
an suhu kulit
Monitor dan catat
tanda dan gejala hipotermia dan
hipertermia
2. Terapeutik
pasang alat pemantau
suhukontinu, jika perlu
Tingkatkan a
supan cairandan nutrisi
yangadekuat
Bedong bay i s eger
a setelah lahir, untuk
mencegah kehilangan panas
Masukkan bayi BBLR
ke dalam plastic segera setelah
lahir ( mis. bahan polyethylene,
poly urethane)
Gunakan topi bayi
untuk memce gah keh
ilangan panas pada bayi baru
lahir
Tempatkan bayi baru
lahirdibawah radiant warmer
pertahankan
kelembaban incubator 50 % atau
lebih untuk mengurangi

kehilangan panas karena proses


evapora
Atur suhu incubator
sesuaikebutuhan
Hangatkan
terlebi
dahulu bhan-bahan yang akan
kontak dengan bayi (mis.
seelimut,kain
bedongan,stetoskop)
tt aa kk nn
i d ar el k a
bayi di e ende a ee rr uu aa
atau di area aliran pending in
ruangan ataukipasangin
Gunakan matras
penghangat, selimut hangat dan
penghangat ruangan, untuk
men aikk an suhu tubuh,
jika perlu
Gunakan kasur
pendingin, water circulating
blanket, ice pack atau jellpad
dan intravascular cooling
catherization untuk menurunkan
suhu
sesuaikan suhu
lingkungan dengan kebutuhan
pasien
3. Edukasi
Jelaskan cara
pencegahan heat
exhaustion,heat stroke
Jelaskan cara
pencegahan hipotermi
karena terpaparudara dingin
Demonstrasikan teknik
perawatan metode
kangguru (PMk) untuk bayi
BBLR
4. kolaborasi
kolaborasi pemberian
antipiretik jika perl u

4 Defisit nutrisi setelah dilakukan l. MANAJEMEN NUTRIsI (I.


DEFINISI asu han 03ll9)
Asupan nutrisi t i keperawatan selama 3
l. observasi
dak cukup x 24 jam d iharapkan
kebutuhan nutrisi Identifikas i status
untuk memenuhi
terpenuhi nutrisi
kebutuhan
dengankriteria hasil : Identifikasi alergi dan
metabolisme.
Porsi makanan yang intoleransimakanan
PENYEBAB
ketidakmampuan dihabiskan Identifikasi makanan
meningkat yang disukai
menelan makanan
ketidakmampuan F re kuensi Identifikasi kebutuhan
mencerna makan meningkat kalori dan jenis
makanan Tidak terjadi nutrient
ketidakmampuan Identifikasi perl unya
penurunan berat
mengabsorbsi
nutrien badan penggunaan selang
peningkatan IMT dalam batas nasogastrik
kebutuhan normal Monitor asupan
metabolisme makanan
Faktor ekonomi Monitor berat badan
(mis. finansial Monitor hasil
tidak mencukupi) pemeriksaan
Faktor psikologis laboratorium
(mis. stres, 2.
keengganan Lakukan oral hygiene
untuk makan) sebelum makan, jika
perlu
Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis.
piramidamakanan)
Sajikan
makanan sec ara
menarik dan suhu
yang sesuai
Berikan makan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
Berikan makanan
tinggi kal ori dan tinggi
protein
Berikan suplemen
makanan, jika perlu
Hentikan p
emberian makan
melalui selang
nasigastrik jika asupan
oral dapat ditoleransi
3. Edukasi
Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
Ajarkan diet yang
diprogramkan
4. kolaborasi
kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
mak an (mis. per
eda nyeri, antiemetik),
jika perlu
kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
2. pROMOSI BERAT BADAN
l. observasi
Identifikasi
kemungkinan
penyebab BB kurang

Monitor adanya mual


dan
Monitor jumlah
kalorimyang
dikomsumsi sehari-hari
Monitor berat badan
Monitor albumi
limfosit, d n,
serum
kk
2. Terapeu iee
rikan perawatan
mulut sebelum
pemberian makan, jika
perlu
sediakan makan yang
tepat s esuai
kondisi pasien( mis.
Makanan deng an
tekstur halus,
makanan yang
diblander, mak an an
cair yang diberik an
melalui NGT atau
Gastrostomi, total
perenteral nutritition
sesui indikasi)
Hidangkan makan
secaramenarik
Berikan suplemen, jika
perlu
Berikan pujiian pad
a pasien atau
keluarga untuk
peningkatan yang
dicapai
3. Edukasi
Jelaskan jenis makanan
yang bergi zi
tinggi,
namuntetapterjangkau
Jelaskan peningkatan
5 Intoleransiaktivitas setelah dilakukan
DEFINISI asu han asupan kalori yang
ketidakcukupan energi keperawatan selama 3 dibutuhkan
untuk melakukan x 24 jam diharapkan
aktivitassehari-hari toleransi a kt iv it as MANAJEMEN ENERGI ( I. 0 5l 78 )
PENYEBAB men ingkat l. observasi
dengankriteria hasil :
ketidak Identifkasi gangguan
seimbangan Frekuensi nadi fungsi tubuh yang
antara suplai membaik mengakibatkan kelelahan
dan keluhan lelah Monitor kelelahan fisik
kebutuhanoksigen menurun danemosional
Tirah baring Dispneatidak terjadi Monitor pola dan jam
kelemahan tidur
Monitor lokasi d an
Imobilitas ketidaknyamanan selama
mel akukanaktivitas

2. Terapeutik
Gaya hidup sediakan lingkungan
monoton nyaman d an ren dah
stimulus (mis. cahaya, suara,
kunjungan)
Lakukan rentang
gerak pasif dan/atau aktif
Berikan aktivitas
distraksi yang menyenangkan
ssii
ss ss
F rr li d u d aappaa
tempat t d u j i a t d ak
berpindah atauberjalan
3. Edukasi
Anjurkantirah baring
Anjuurkan melakuk an
aktivitas secara bertahap
Anjurkan
menghubungi perawat jika
tanda dan g ejala kelelahan
tidak berkurang
Ajarkan strategikoping
untuk mengurangikelelahan
4. kolaborasi
kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan
B. TERAPI AkTIVITAs (I.05l86)
l. observasi
Identifikasi de fi
it tingkataktivitas
Identifikasi
kemampuan berpartisipasi dalam
aktivotastertentu
Ident ifik sumb
daya untuk akt ivit as er
diinginkan ya
Ident ifik as i ng
meningkatkan partisipasi dalam
aktivitas
Identifikasi makn
a aktivitas rutin (mis. bekerja)
dan waktu luang
Monitor respon
emo sion al, fisik, social, dan
spiritual terhadapaktivitas
2. Terapeutik
Fas ilit as i focus pad
a kemampuan, bukan deficit
yang dialami
sep kom it
untuk meningkatkan
men
danrentangaktivitas frekuen
Fasilitasi si

aktiviitas ydaang t ot a nn s jsua


kemampuan fisik, psikologis,
dan social
koordinasikan
pemilihan aktivitas sesuaiusia
Fasilitasi makna
aktivitas yang dipilih
Fasilitasi transportasi
uunntt uu
k menghadiri aktivitas, jika
ss eessuu i
Fas ilit as i pasi en d
an keluarga dalam
menyesuaikan lingkungan
untuk mengakomoda sikan
akt ivit as yang dipilih
Fasilitasi aktivitas fisik
rutin (mis. ambulansi,
mobilisasi, dan perawatan diri),
sesuaikebutuhan
Fas ilitasi a kt
ivitas pengganti saat
mengalami keterbatasan waktu,
energy, atau gerak
Fasilitasi akvitas
motor ik k as ar untuk pas
ien hiperaktif
Tingkatkan akt iv it
as fisik untuk memelihara
berat badan, jika sesuai
Fas ilitasi a kt
ivitas motorikuntuk
merelaksasiotot
Fas ilitasi a kt
ivitas deng an komponen
memori implicit dan emosional
(mis. kegitan keagamaankhusu)
untuk pasien dimensia, jika
sesaui
Libatkan dalam
permaianan kelompok yang
tidak kompetitif, terstruktur, dan
aktif
Tingkatkan
keterlibatan dalam
aktivotasrekreasi dan
diversifikasi untuk menurunkan
kecemasan ( mis. vocal group,
bola voli, tenis meja, jogging,
berenang, tugas
sederhana, permaianan
sederhana, tugas rut in,
tugas rumah tang ga ,
perawatan diri, danteka-teki dan
kart)
Libatkan kelargadalam

aktivitas, i sai tearsl u


men gembankan motiva si d an
penguatan diri
Fas ilit as i pasi en d
an keluarga
memantau kemajuannya
sendiri untuk mencapaitujuan
Jadwalkan a kt iv it as
iitt ss ee hhaarr ii
dalam rut neerr hari-
B i aa nn ppee nngu at
an
positfi atas partisipasi dalam
aktivitas
3. Edukasi
Jelaskan metode
aktiv itas fisik sehari-hari,
jika perlu
Ajarkan cara
melakukanaktivitas yang dipilih
Anjuurkan melakuk an
aktivitas fisik, social, spiritual,
dan kognitif, dalam menjaga
fungsidan kesehatan
Anjurka terlibat dalam
aktivitas kelompok atau terapi,
jika sesuai
Anjuur kan keluarg
a untuk member penguatan
positif atas partisipasidalam
aktivitas
4. kolaborasi
kolaborasi dengan
terapi okupasi dalam
merencanakan dan memonitor
program aktivitas, jika sesuai
Rujuk pada pusat atau
program aktivitas komunitas,
jika perlu

6 Resiko setelah dilakukan observasi


perdarahan
.

asu han Monitor tanda dan


Definisi
.

keperawatan selama 3 gejala perdarahan


Ber isiko mengalami x 24 jam diharapkan
kehilangan darah baik perdarahan tidak .Monitor nilai
internal ( terja di di terjadi dengan hematokrit/homoglobin
dalam tubuh )maupun kriteria hasil : sebelum dan setelah
eksternal ( terjadi kelembapan kehilangandarah
hingga keluartubuh ) membrane membaik .Monitor tand a-t
FaktorRisiko kadar h emoglob anda vital ortostatik
Aneurisma in membaik .Monitor koagulas i
Gangguan (mis. Prothombin time
kadar hematokrit
gastrointestinal (TM), partial
membaik
(mis. ulkus thromboplastin time
lambung,polip,vari (PTT), fibrinogen,
ses ) degrads i fib rin d
an
Gangguan fun gsi
atauplatelet)
hati ( mis. siro . Terapeutik
sis hepatis ) pertahank an bed rest
.

kompl ikasi selamaperdarahan


Batasitindakan invasif,
kehamilan
.

jika perlu
(mis. ketuban
pecah sebelum Gunakan
. kasur
waktunya, pencegah dikubitus
plasenta Hinda ri pen gu kuran
.

abrupsio,kehamilan
previa suhurekta
. Edukasi
atau Jelas kan t anda dan
.

kembar ) gejala perdarahan


komplikasi Anjurkan mengunakan
.

pasca partum kaus kaki


(mis atoni saat ambulasi
uterus, Anjurkan
.

retensi plasenta ) meningkatkan


Gangguan asupan cairan
untuk
koagulas i (
menghindarikonstipasi
mis.
Anjurkan menghindari
trombossitopenia
.

aspirin atau
) Agen
antikoagulan
farmakologis
Tindakan
.
Anjurkan
pembedahan meningkatkan
asupan makan dan
Trauma vitamin k
.Anjrkan segera
melapor jika terjadi
perdarahan
. kolaborasi
.kolaborasi pemberian
obat d an mengontrol
perdarhan, jika perlu
.kolaborasi pemberian
prodok darah, jika
perlu
.kolaborasi pemberian
pelunak tinja, jika
perlu

D. Aplikasi pemikiran kritis

Demam berdarah dapat mengancam kehidupan, jumlah trombosit


yang rendah salah satu dari gejala utama DBD adalah menurunnyajumlah
trombos it darah secara menda dak. Angka trombos it di bawah
normal l50.000, perlu perawatan lebih intens dan diberikan trombosit
tambahan
menggunakanjarumintravena.
Meningkatkan kadar trombosit dapat menggunakan obat-obatan
armakologi berupa infus (ringer lakt at, gelafusal, aminoleban), Injeksi
ranitidin, metilprednisilon, omeprazole, asam traneksamat), dan Pengobatan
non farmakologi. Salah satu pengobatan non farmakologi yang digunakan
adalah pemberian jus buahbuahan berupajambu biji merah, kurma, pepaya,
men iran, kunyit, temu h it am dan angkak. Buah jambu b iji
memiliki kandungan vitamin c yang inggi, sebesar 228,3 mg per l00
gram daging
buahnya (USDA, 20l7).

vitamin c dapat mencegah akumulasi PAF-like lipids (platelet lika


factor), dhesi lekosit pada dinding pembuluh darah dan pembentukan agregat
platelet leukosit, serta meningkatkan produksi sitokin proinflamasi.

Hal ini telah dibuktikan dengan hasil penelitian dari Rahayuningrum et


al. (20l9) didapatkan nilai rerata kadar trombosit pada kelompok kontrol
l78.625 mcL, sedangkan pada kelompok intervensi 30l. l25 mcL. Dari hal
tersebut dapat disimpulkan bahwapemberian konsumsi buah jambubiji dapat
meningkatkankadar trombosit pada pasien DHF.

i. (PPNI, 20l7, 20l8b, 20l8a)


DAFTARPUSTAKA

Lestari, T. (2 0l 6). AsuhankeperawatanAnak ( lsted. ). Nuha Medika.


Nurarif, A . H. , & Kusuma, H . ( 2 0 l 5 ) . Aplikasi Asuhankeperawatan Berdasarkan

DianosaMedis & NandaNIc-Noc (3rd ed.). Mediaction.


PPNI. ( 20 l7 ). standar Diagnosis keperawatan Indonesia ( lsted. ). DPP PPNI.
PPNI. ( 2 0 l 8 a ) . standar Intervensikeperawatan Indonesia ( 2 nded. ). DPP PPNI.
PPNI. ( 2 0 l 8 b ) . standar Luarankeperawatan Indonesia ( 2 nded. ) . DPP PPNI.
Rahayuningrum, D. C., Morika, H. D., & Padang, S. S. (20l9). PENGARUH

KOSUMSI JUS JAMBU BIJI MERAH TERHADAPPENINGKATAN


KADAR TROMBOSIT PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE
(DBD) EFFECTS. Jurnal kesehatan saintikaMeditory, 2(l).
Tjokroprawiro, A. (20l5). BukuAjarIlmu penyakitDalam (2nded.). Airlangga

University Press.

Anda mungkin juga menyukai