Konsep Medis
1. Definisi
Demam Berdarah Dengue atau lebih dikenal dengan Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh
virus Dengue yang masuk ke dalam tubuh melaui gigitan nyamuk Aedes
aegypti. DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) adalah penyakit yang disebabkan
oleh infeksi virus Dengue yang memiliki gejala klinis demam tinggi secara
mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terusmenerus selama 2-7 hari,
penderita merasa sakit kepala, nyeri di belakang bola mata (retro-orbital), rasa
pegal, nyeri pada otot (mialgia), nyeri sendi (arthragia), badan terasa lesu dan
lemah terdapat ruam (tampak bercakbercak merah) pada kulit terutama di
tangan dan kaki, mual muntah, nafsu makan menurun dan apabila kondisinya
cukup parah akan terjadi tanda-tanda pendarahan sebagai komplikasi yang
berupa epistaksis, petechie, pendarahan gusi, saluran cerna dan menoraghia.
2. Etiologi
Penyakit DHF merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus
dengue dan disebarkan oleh nyamuk terutama spesies nyamuk Aedes
aegypti.Nyamuk penular dengue tersebut hampir ditemukan di seluruh
pelosok Indonesia.
3. Patofisiologi
Virus Dengue yang pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia melalui
gigitan nyamuk aedes dan menginfeksi pertama kali dengan memberikan
gejala demam fever. Pasien akan mengalami viremia seperti demam, sakit
kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, ruam atau bintik bintik merah
pada kulit, hiperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi
pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati (hepatomegali).Pada
DHF yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti yang mengandung
virus dengue ini masuk ke dalam tubuh, saat bakteri dan virus tersebut masuk
ke dalam tubuh kemungkinan besar akan memproteksi virus yang masuk
dengan cara memproduksi sel darah putih lebih banyak untuk meningkatkan
pertahanan tubuh melawan infeksi. Selain itu pusat pengaturan suhu yaitu
hipotalamus juga akan berperan dalam hal hipotalamus akan meningkatkan
sekresi prostglandin yang kemudian dapat menyebabkan peningkatan suhu
tubuh. Sehingga terjadilah masalah hipertermi pada kasus DHF.
4. Manifestasi klinis
a. Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya bersifat bifastik
b. Nyeri kepala
c. Nyeri retro-orbital
d. Myalgia atau arthralgia
e. Ruam kulit
f. Manifestasi perdarahan seperti petekie atau uji bending positif
g. Leukopenia
5. Komplikasi
a. Komplikasi susunan syaraf pusat
Komplikasi pada sumsum syaraf pusat dapat berbentuk konfulsi, kaku
kuduk, perubahan kesadaran dan paresis.
b. Infeksi
Pneumonia, sepsis atau flebitis akibat pencermaran bakteri gramNegatif
pada alat-alat yang digunakan pada waktu pengobatan, misalnya pada
waktu tranfusi atau pemberian infus cairan.
c. Hepatomegali Hati
umumnya membesar dengan perlemakan yang dihubungkan dengan
nekrosis karena perdarahan yang terjadi pada lobulus hati dan sel-sel
kapiler. Terkadang tampak sel metrofil dan limphosit yang lebih besar dan
lebih banyak dikarenakan adanya reaksi atau komplek virus antibody.
d. Efusi Pleura
Terjadi karena kebocoran plasma yang mngekibatkan ekstrasi cairan
intravaskuler sel, hal tersebut dibuktikan dengan adanya cairan dalam
rongga pleura dan adanya dipsnea.
e. Renjatan (syok)
Syok biasa dimulai dengan tanda-tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit
lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan dan jari kaki serta sianosis
disekitar mulut.
6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Darah lengkap
b. Hemoglobin biasanya meningkat, apabila sudah terjadi perdarahan yang
banyak dan hebat Hb biasanya menurun Nilai normal: Hb: 10-16 gr/dL
c. Hematokrit Hematokrit meningkat 20% karena darah mengental dan
terjadi kebocoran plasma Nilai normal: 33- 38%.
d. Trombosit (Trombositnya biasa nya menurun akan mengakibat
trombositopenia kurang dari 100.000/ml Nilai normal:
200.000-400.000/ml).
e. Leukosit (Leukosit mengalami penurunan dibawah normal Nilai normal:
9.000- 12.000/mm3)
f. Pemeriksaan kimia darah akan menunjukkan : hipoproteinemia,
hipokloremia, dan hyponatremia.
g. Pemeriksaan rontgen thorak Pada pemeriksaan rontgen thorak ditemukan
adanya cairan di rongga pleura yang meyebabkan terjadinya effusi pleura.
h. Pemeriksaan analisa gas darah
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue Tanpa Syok
1) Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air sirup, susu
untuk mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma, demam,
muntah, dan diare.
2) Berikan parasetamol bila demam, jangan berikan asetosal atau
ibuprofen karena dapat merangsang terjadinya perdarahan.
3) Berikan infus sesuai dengan dehidrasi sedang: Berikan hanya larutan
isotonik seperti ringer laktat atau asetat.
4) Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksa laboratorium
(hematokrit, trombosit, leukosit dan hemoglobin) tiap 6 jam.
5) Apabila terjadi perburukan klinis maka berikan tatalaksana sesuai
dengan tatalaksana syok terkompensasi.
b. Penatalaksanaan Dengue Hemorrhagic Fever Dengan Syok meliputi:
1) Perlakukan sebagai gawat darurat. Berikan oksigen 2-4 L/menit secara
nasal.
2) Berikan 20 ml/kg larutan kristaloid seperti ringer laktat/asetan
secepatnya.
3) Jika tidak menunjukkan perbaikan klinis, ulangi pemberian kristaloid
20 ml/kgBB secepatnya (maksimal 30 menit) atau pertimbangkan
pemberian koloid 10-20 ml/kg BB/jam maksimal 30 ml/kgBB/24 jam.
4) Jika terdapat perbaikan klinis (pengisian kapiler dan perfusi perifer
mulai membaik, tekanan nadi melebar), jumlah cairan dikurangi hingga
10 ml/kgBB dalam 2-4 jam dan secara bertahap diturunkan tiap 4-6 jam
sesuai kondisi klinis laboratorium.
8. Pencegahan
1. menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat
penampngan air seperti penampungan air minum
2. menutup rapat- rapat tempat- tempat penampungan air seperti drum,
kendi, toren air dll
3. menaburkan bbk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit
dibersihkan
4. menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk
5. mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah
6. menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa
menjadi tempat istirahat nyamuk
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama
b. Identitas penanggung jawab
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama
c. Keluhan utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Demam Berdarah Dengue
untuk datang ke Rumah Sakit adalah panas tinggi dan lemah.
d. Riwayat kesehatan sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil, dan
saat demam kesadaran komposmentis. Turunnya panas terjadi antara hari
ke 3 dan ke 7 dan semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan
keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare atau
konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri uluh hati,
melena, atau hematemesis.
e. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit apa saja yang pernah diderita pada DHF, klien bisa mengalami
serangan ulangan DHF
f. Riwayat penyakit keluarga
Meliputi penyakit keturunan atau menular yang pernah diderita anggota
keluarga.
g. Pola aktivitas
1) Nutrisi dan metabolisme : frekuensi, jenis, pentangan, nafsu makan
berkurang, dan nafsu makan menurun.
2) Eliminasi alvi (buang air besar) : perlu dikaji apakah sering BAB,
sedikit/banyak, sakit/tidak, Kadang-kadang anak mengalami
konstipasi.
3) Eliminasi urine (buang air kecil) perlu dikaji apakah sering kencing,
sedikit/banyak, sakit/tidak.
4) Tidur dan istirahat : sering mengalami kurang tidur karena mengalami
sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kualitas dan kuantitas tidur
maupun istirahat kurang.
5) Kebersihan upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan
lingkungan cenderung terutama untuk membersihkan tempat sarang
nyamuk aedes aegypti.
6) Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk
menjaga kesehatan.
7) Sirkulasi Pada umumnya didapatkan tekanan darah normal
(120/80mmHg), biasanya pasien terlihat lemas dan syok, denyut nadi
kuat, kulit hangat, kering, pucat.
8) Respirasi Pada umumnya didapatkan takipnea dengan penurunan
kedalaman pernafasan, penggunaan otot bantu nafas, irama reguler,
retraksi intercosta tidak ada, suhu pada umunya meningkat (37,90C
atau lebih).
9) Mobilisasi Pada umumnya pasien DHF dengan hipertermi biasanya
malaise dan keseimbangan energi terganggu, aktivitas yang dilakukan
biasanya dibantu, (pasien biasanya ada gangguan pada anggota gerak
seperti kaki dan tangan mengalami kelemahan).
10) Pencernaan Tanda: mual-mual, muntah.
h. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari
ujung rambut sampai ujung kaki.
1) Tingkat kesadaran : composmetis, apatis, somnolen, sopor, koma.
2) Tanda-tanda vital :
a) Suhu : di atas (37,5C)
b) Tekanan Darah : dapat meningkat pada DF dan DHF
c) Nadi : ( ≥ 60x/menit) takikardia
d) Frekuensi Pernafasan : ( ≥ 20x/menit) takipnea
3) Kepala
Inspeksi: bentuk kepala, warna rambur,kepala bersih, ada
pembengkakan atau tidak, muka tampak kemerahan karena
demam
Palpasi: apa adanya nyeri tekan
4) Mata
Inspeksi: Konjungtiva anemis, apa adanya benjolan, sklera merah
Palpasi: apa adanya nyeri tekan
5) Hidung :
Inspeksi: apa adanya benjolan,lesi, bentuk hidung, Hidung kadang
mengalami perdarahan (epistaksis)
Palpasi: apa adanya nyeri tekan
6) Telinga
Inspeksi: tidak ada perdarahan pada telinga, simetris, bersih tidak ada
serumen, lesi, adanya bentolan atau tidak
Palpasi: apa adanya nyeri tekan atau tidak
Auskultasi: ada gangguan pendengaran atau tidak
7) Mulut
Inspeksi: Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi
perdarahan gusi, dan nyeri telan, Adanya Benjolan Atau
Tidak
Palpasi: apa adanya nyeri tekan atau tidak
8) Leher
Inspeksi: apa adanya benjolan, lesi
Palpasi: apa adanya nyeri tekan, Kelenjar getah bening dan kelenjar
tiroid biasanya tidak mengalami pembesaran
9) Dada / thorak
Inspeksi : Bentuk simetris, kadang-kadang tampak sesak.
Palpasi : Biasanya fremitus kiri dan kanan tidak sama
Perkusi : Bunyi redup karena terdapat adanya cairan yang tertimbun
pada paru
Auskultasi : apa Adanya bunyi napas tambahan
10) Abdomen
Inspeksi : Abdomen tampak simetris dan adanya asites.
Palpasi : Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegali)
Perkusi : Terdengar redup
Auskultasi : Adanya penurunan bising usus
11) Sistem integument adanya petekia pada kulit spontan dan dengan
melakukan uji tourniquet. Turgor kuit menurun, dan muncul keringat
dingin, dan lembab. Pemeriksaan uji tourniket dilakukan dengan
terlebih dahulu menetapkan tekanan darah .
12) Genitalia Biasanya tidak ada masalah
13) Ekstremitas
Inspeksi: bentuk ekstermitas, adanya benjolan atau tidak
Palpasi: Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi serta tulang. Pada
kuku sianosis/tidak
2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan suhu
tubuh diatas nilai normal (D.0130)
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai
dengan pasien mengeluh nyeri ( D.0077)
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ( D.0056)
d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
(D.0111)
e. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (D.0056)
f. Risiko perdarahan ditandai dengan koagulasi (trombositopenia) ( D.0149)
NO Diagnosa (SDKI) Tujuan dan Kriteria Intervensi (SIKI)
Hasil (SLKI)
1 Hipertermia berhubungan dengan Termoregulasi (L.14134) Manajemen
proses penyakit ditandai dengan Definisi : pengaturan suhu hipertermia ( I.15506)
suhu tubuh diatas nilai normal tubuh agar tetap berada Definisi:
(D.0130) pada rentang normal mengidentifikasi dan
Definisi: suhu tubuh meningkat di Ekspetasi : Membaik mengelola peningkatan
atas rentang normal Kriteria Hasil : suhu tubuh akibat
Penyebab : 1. Suhu tubuh membaik disfungsi termoregulasi
1. Dehidrasi 2. Tekanan darah dan nadi Tidakan:
2. Terpapar lingkungan panas membaik 1. Obsevasi:
3. Proses penyakit (mis. 3. Tidak terlihat pucat a. Identifikasi
Infeksi,kanker) penyebab hipertermia
4. Ketidaksesuaian pakaian b. Monitor suhu tubuh
dengan lingkungan c. Monitor kadar
5. Peningkatan laju metabolisme elektrolit
6. Respon trauma d. Monitor komplikasi
7. Aktivitas berlebihan akibat hipertermia
8. Penggunaan inkubator 2. Terapeutik :
Gejala dan Tanda Mayor : a. Sediakan lingkungan
Subjektif : - yang dingin
Objektif : Suhu tubuh di atas b. Longgarkan atau
nilai normal lepaskan pakaian
Gejala dan Tanda Minor : c. Ganti linen setiap
Subjektif : - hari atau lebih
Objektif : sering jika
1. Kulit merah mengalami
2. Kejang hipehidrosis
3. Takikardi (keringat berlebih)
4. Takipnea d. Lakukan pendinginan
5. Kulit terasa hangat Kondisi eksternal (mis.
Klinis Terkait : Selimut hipotermia
1. Proses infeksi ata kompres dingin
2. Hipertiroid pada dahi, leher,
3. Stroke dada,
4. Dehidrasi abdomen,aksila)
5. Trauma e. Hindari pemberian
6. Prematuritas antipiretik atau
aspirin
f. Berikan oksigen, jika
perlu
3. Edukasi
a. Anjurkan tirah
baring
b. Ajarkan cara
mengompres yang
benar
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian cairan dan
elektrolit intravena,
jika perlu
Kurang Kurang
Masuknya virus dalam tubuh informasi pengetahuan
ansietas
Viremia MRS stres hositalisasi