Anda di halaman 1dari 21

A.

Konsep Medis
1. Definisi
Demam Berdarah Dengue atau lebih dikenal dengan Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh
virus Dengue yang masuk ke dalam tubuh melaui gigitan nyamuk Aedes
aegypti. DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) adalah penyakit yang disebabkan
oleh infeksi virus Dengue yang memiliki gejala klinis demam tinggi secara
mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terusmenerus selama 2-7 hari,
penderita merasa sakit kepala, nyeri di belakang bola mata (retro-orbital), rasa
pegal, nyeri pada otot (mialgia), nyeri sendi (arthragia), badan terasa lesu dan
lemah terdapat ruam (tampak bercakbercak merah) pada kulit terutama di
tangan dan kaki, mual muntah, nafsu makan menurun dan apabila kondisinya
cukup parah akan terjadi tanda-tanda pendarahan sebagai komplikasi yang
berupa epistaksis, petechie, pendarahan gusi, saluran cerna dan menoraghia.
2. Etiologi
Penyakit DHF merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus
dengue dan disebarkan oleh nyamuk terutama spesies nyamuk Aedes
aegypti.Nyamuk penular dengue tersebut hampir ditemukan di seluruh
pelosok Indonesia.
3. Patofisiologi
Virus Dengue yang pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia melalui
gigitan nyamuk aedes dan menginfeksi pertama kali dengan memberikan
gejala demam fever. Pasien akan mengalami viremia seperti demam, sakit
kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, ruam atau bintik bintik merah
pada kulit, hiperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi
pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati (hepatomegali).Pada
DHF yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti yang mengandung
virus dengue ini masuk ke dalam tubuh, saat bakteri dan virus tersebut masuk
ke dalam tubuh kemungkinan besar akan memproteksi virus yang masuk
dengan cara memproduksi sel darah putih lebih banyak untuk meningkatkan
pertahanan tubuh melawan infeksi. Selain itu pusat pengaturan suhu yaitu
hipotalamus juga akan berperan dalam hal hipotalamus akan meningkatkan
sekresi prostglandin yang kemudian dapat menyebabkan peningkatan suhu
tubuh. Sehingga terjadilah masalah hipertermi pada kasus DHF.
4. Manifestasi klinis
a. Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya bersifat bifastik
b. Nyeri kepala
c. Nyeri retro-orbital
d. Myalgia atau arthralgia
e. Ruam kulit
f. Manifestasi perdarahan seperti petekie atau uji bending positif
g. Leukopenia
5. Komplikasi
a. Komplikasi susunan syaraf pusat
Komplikasi pada sumsum syaraf pusat dapat berbentuk konfulsi, kaku
kuduk, perubahan kesadaran dan paresis.
b. Infeksi
Pneumonia, sepsis atau flebitis akibat pencermaran bakteri gramNegatif
pada alat-alat yang digunakan pada waktu pengobatan, misalnya pada
waktu tranfusi atau pemberian infus cairan.
c. Hepatomegali Hati
umumnya membesar dengan perlemakan yang dihubungkan dengan
nekrosis karena perdarahan yang terjadi pada lobulus hati dan sel-sel
kapiler. Terkadang tampak sel metrofil dan limphosit yang lebih besar dan
lebih banyak dikarenakan adanya reaksi atau komplek virus antibody.
d. Efusi Pleura
Terjadi karena kebocoran plasma yang mngekibatkan ekstrasi cairan
intravaskuler sel, hal tersebut dibuktikan dengan adanya cairan dalam
rongga pleura dan adanya dipsnea.
e. Renjatan (syok)
Syok biasa dimulai dengan tanda-tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit
lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan dan jari kaki serta sianosis
disekitar mulut.
6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Darah lengkap
b. Hemoglobin biasanya meningkat, apabila sudah terjadi perdarahan yang
banyak dan hebat Hb biasanya menurun Nilai normal: Hb: 10-16 gr/dL
c. Hematokrit Hematokrit meningkat 20% karena darah mengental dan
terjadi kebocoran plasma Nilai normal: 33- 38%.
d. Trombosit (Trombositnya biasa nya menurun akan mengakibat
trombositopenia kurang dari 100.000/ml Nilai normal:
200.000-400.000/ml).
e. Leukosit (Leukosit mengalami penurunan dibawah normal Nilai normal:
9.000- 12.000/mm3)
f. Pemeriksaan kimia darah akan menunjukkan : hipoproteinemia,
hipokloremia, dan hyponatremia.
g. Pemeriksaan rontgen thorak Pada pemeriksaan rontgen thorak ditemukan
adanya cairan di rongga pleura yang meyebabkan terjadinya effusi pleura.
h. Pemeriksaan analisa gas darah
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue Tanpa Syok
1) Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air sirup, susu
untuk mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma, demam,
muntah, dan diare.
2) Berikan parasetamol bila demam, jangan berikan asetosal atau
ibuprofen karena dapat merangsang terjadinya perdarahan.
3) Berikan infus sesuai dengan dehidrasi sedang: Berikan hanya larutan
isotonik seperti ringer laktat atau asetat.
4) Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksa laboratorium
(hematokrit, trombosit, leukosit dan hemoglobin) tiap 6 jam.
5) Apabila terjadi perburukan klinis maka berikan tatalaksana sesuai
dengan tatalaksana syok terkompensasi.
b. Penatalaksanaan Dengue Hemorrhagic Fever Dengan Syok meliputi:
1) Perlakukan sebagai gawat darurat. Berikan oksigen 2-4 L/menit secara
nasal.
2) Berikan 20 ml/kg larutan kristaloid seperti ringer laktat/asetan
secepatnya.
3) Jika tidak menunjukkan perbaikan klinis, ulangi pemberian kristaloid
20 ml/kgBB secepatnya (maksimal 30 menit) atau pertimbangkan
pemberian koloid 10-20 ml/kg BB/jam maksimal 30 ml/kgBB/24 jam.
4) Jika terdapat perbaikan klinis (pengisian kapiler dan perfusi perifer
mulai membaik, tekanan nadi melebar), jumlah cairan dikurangi hingga
10 ml/kgBB dalam 2-4 jam dan secara bertahap diturunkan tiap 4-6 jam
sesuai kondisi klinis laboratorium.
8. Pencegahan
1. menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat
penampngan air seperti penampungan air minum
2. menutup rapat- rapat tempat- tempat penampungan air seperti drum,
kendi, toren air dll
3. menaburkan bbk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit
dibersihkan
4. menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk
5. mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah
6. menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa
menjadi tempat istirahat nyamuk
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama
b. Identitas penanggung jawab
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama
c. Keluhan utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Demam Berdarah Dengue
untuk datang ke Rumah Sakit adalah panas tinggi dan lemah.
d. Riwayat kesehatan sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil, dan
saat demam kesadaran komposmentis. Turunnya panas terjadi antara hari
ke 3 dan ke 7 dan semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan
keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare atau
konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri uluh hati,
melena, atau hematemesis.
e. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit apa saja yang pernah diderita pada DHF, klien bisa mengalami
serangan ulangan DHF
f. Riwayat penyakit keluarga
Meliputi penyakit keturunan atau menular yang pernah diderita anggota
keluarga.
g. Pola aktivitas
1) Nutrisi dan metabolisme : frekuensi, jenis, pentangan, nafsu makan
berkurang, dan nafsu makan menurun.
2) Eliminasi alvi (buang air besar) : perlu dikaji apakah sering BAB,
sedikit/banyak, sakit/tidak, Kadang-kadang anak mengalami
konstipasi.
3) Eliminasi urine (buang air kecil) perlu dikaji apakah sering kencing,
sedikit/banyak, sakit/tidak.
4) Tidur dan istirahat : sering mengalami kurang tidur karena mengalami
sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kualitas dan kuantitas tidur
maupun istirahat kurang.
5) Kebersihan upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan
lingkungan cenderung terutama untuk membersihkan tempat sarang
nyamuk aedes aegypti.
6) Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk
menjaga kesehatan.
7) Sirkulasi Pada umumnya didapatkan tekanan darah normal
(120/80mmHg), biasanya pasien terlihat lemas dan syok, denyut nadi
kuat, kulit hangat, kering, pucat.
8) Respirasi Pada umumnya didapatkan takipnea dengan penurunan
kedalaman pernafasan, penggunaan otot bantu nafas, irama reguler,
retraksi intercosta tidak ada, suhu pada umunya meningkat (37,90C
atau lebih).
9) Mobilisasi Pada umumnya pasien DHF dengan hipertermi biasanya
malaise dan keseimbangan energi terganggu, aktivitas yang dilakukan
biasanya dibantu, (pasien biasanya ada gangguan pada anggota gerak
seperti kaki dan tangan mengalami kelemahan).
10) Pencernaan Tanda: mual-mual, muntah.
h. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari
ujung rambut sampai ujung kaki.
1) Tingkat kesadaran : composmetis, apatis, somnolen, sopor, koma.
2) Tanda-tanda vital :
a) Suhu : di atas (37,5C)
b) Tekanan Darah : dapat meningkat pada DF dan DHF
c) Nadi : ( ≥ 60x/menit) takikardia
d) Frekuensi Pernafasan : ( ≥ 20x/menit) takipnea
3) Kepala
Inspeksi: bentuk kepala, warna rambur,kepala bersih, ada
pembengkakan atau tidak, muka tampak kemerahan karena
demam
Palpasi: apa adanya nyeri tekan
4) Mata
Inspeksi: Konjungtiva anemis, apa adanya benjolan, sklera merah
Palpasi: apa adanya nyeri tekan
5) Hidung :
Inspeksi: apa adanya benjolan,lesi, bentuk hidung, Hidung kadang
mengalami perdarahan (epistaksis)
Palpasi: apa adanya nyeri tekan
6) Telinga
Inspeksi: tidak ada perdarahan pada telinga, simetris, bersih tidak ada
serumen, lesi, adanya bentolan atau tidak
Palpasi: apa adanya nyeri tekan atau tidak
Auskultasi: ada gangguan pendengaran atau tidak
7) Mulut
Inspeksi: Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi
perdarahan gusi, dan nyeri telan, Adanya Benjolan Atau
Tidak
Palpasi: apa adanya nyeri tekan atau tidak
8) Leher
Inspeksi: apa adanya benjolan, lesi
Palpasi: apa adanya nyeri tekan, Kelenjar getah bening dan kelenjar
tiroid biasanya tidak mengalami pembesaran
9) Dada / thorak
Inspeksi : Bentuk simetris, kadang-kadang tampak sesak.
Palpasi : Biasanya fremitus kiri dan kanan tidak sama
Perkusi : Bunyi redup karena terdapat adanya cairan yang tertimbun
pada paru
Auskultasi : apa Adanya bunyi napas tambahan
10) Abdomen
Inspeksi : Abdomen tampak simetris dan adanya asites.
Palpasi : Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegali)
Perkusi : Terdengar redup
Auskultasi : Adanya penurunan bising usus
11) Sistem integument adanya petekia pada kulit spontan dan dengan
melakukan uji tourniquet. Turgor kuit menurun, dan muncul keringat
dingin, dan lembab. Pemeriksaan uji tourniket dilakukan dengan
terlebih dahulu menetapkan tekanan darah .
12) Genitalia Biasanya tidak ada masalah
13) Ekstremitas
Inspeksi: bentuk ekstermitas, adanya benjolan atau tidak
Palpasi: Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi serta tulang. Pada
kuku sianosis/tidak
2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan suhu
tubuh diatas nilai normal (D.0130)
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai
dengan pasien mengeluh nyeri ( D.0077)
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ( D.0056)
d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
(D.0111)
e. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (D.0056)
f. Risiko perdarahan ditandai dengan koagulasi (trombositopenia) ( D.0149)
NO Diagnosa (SDKI) Tujuan dan Kriteria Intervensi (SIKI)
Hasil (SLKI)
1 Hipertermia berhubungan dengan Termoregulasi (L.14134) Manajemen
proses penyakit ditandai dengan Definisi : pengaturan suhu hipertermia ( I.15506)
suhu tubuh diatas nilai normal tubuh agar tetap berada Definisi:
(D.0130) pada rentang normal mengidentifikasi dan
Definisi: suhu tubuh meningkat di Ekspetasi : Membaik mengelola peningkatan
atas rentang normal Kriteria Hasil : suhu tubuh akibat
Penyebab : 1. Suhu tubuh membaik disfungsi termoregulasi
1. Dehidrasi 2. Tekanan darah dan nadi Tidakan:
2. Terpapar lingkungan panas membaik 1. Obsevasi:
3. Proses penyakit (mis. 3. Tidak terlihat pucat a. Identifikasi
Infeksi,kanker) penyebab hipertermia
4. Ketidaksesuaian pakaian b. Monitor suhu tubuh
dengan lingkungan c. Monitor kadar
5. Peningkatan laju metabolisme elektrolit
6. Respon trauma d. Monitor komplikasi
7. Aktivitas berlebihan akibat hipertermia
8. Penggunaan inkubator 2. Terapeutik :
Gejala dan Tanda Mayor : a. Sediakan lingkungan
Subjektif : - yang dingin
Objektif : Suhu tubuh di atas b. Longgarkan atau
nilai normal lepaskan pakaian
Gejala dan Tanda Minor : c. Ganti linen setiap
Subjektif : - hari atau lebih
Objektif : sering jika
1. Kulit merah mengalami
2. Kejang hipehidrosis
3. Takikardi (keringat berlebih)
4. Takipnea d. Lakukan pendinginan
5. Kulit terasa hangat Kondisi eksternal (mis.
Klinis Terkait : Selimut hipotermia
1. Proses infeksi ata kompres dingin
2. Hipertiroid pada dahi, leher,
3. Stroke dada,
4. Dehidrasi abdomen,aksila)
5. Trauma e. Hindari pemberian
6. Prematuritas antipiretik atau
aspirin
f. Berikan oksigen, jika
perlu
3. Edukasi
a. Anjurkan tirah
baring
b. Ajarkan cara
mengompres yang
benar
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian cairan dan
elektrolit intravena,
jika perlu

NO Diagnosa (SDKI) Tujuan dan Kriteria Intervensi (SIKI)


Hasil (SLKI)
2 Nyeri akut berhubungan Tingkat nyeri Manajemen nyeri (I.08238)
dengan agen pencedera ( L.08066) Definisi: mengidentifikasi dan
fisiologis ditandai dengan Definisi: pengalaman mengelola pengalaman sensorik
pasien mengeluh nyeri sensorik atau atau emosional yang berkaitan
( D.0077) emosional yang dengan kerusakan jaringan atau
Definisi: pengalaman berkaitan dengan fungsional dengan onset mendadak
sensorik atau emosional kerusakan jaringan atau lambat dengan berintensitas
yang berkiatan dengan aktual atau ringan hingga berat dan konstan
kersakan jaringan aktual fungsionaldengan Tindakan:
atau fungsional, dengan onset mendadak atau 1. Observasi
ondet mendadak atau lambat lambat dan a. Identifikasi lokasi,
dan berintensitas ringgan berinteritas ringan karakteristik, durasi,
hingga berat yang hingga berat dan frekuensi,kualitas,intensitas
berlangsung kurang dari 3 konstan nyeri
bulan. Ekspetasi: Menurun b. Identifikasi skala nyeri
Penyebab: Kriteria hasil: c. Identifikasi respons nyeri non
1. agen pencedera fisiologis 1. keluhan nyeri verbal
( misalnya, inflamasi menurun d. Identifikasi faktor yang
iskemia, neoplasma) 2. meringis menurun memperberat dan
2. agen pencedera kimiawi ( 3. kesulitan tidur meringankan nyeri
misalnya, terbakar, bahan menurun e. Identifikasi pengaruh budaya
kimia iritan) terhadap respon nyeri
3. agen pencedera fisisk f. Monitor keberhasilan terapi
( misalnya, abses, komplementer yang sudah
amputasi, terbakar, diberikan
terpotong, menggangkat
berat, prosedur operasi, 2. Terapeutik
trama, latihan fisik a. Berikan teknik
berlebihan) nonfarmakologis untk
gejala dan tanda mayor: mengurangi rasa
Subjektif: nyeri( misalnya: terapi musik,
1. mengeluh nyeri terapi pijat, aromaterapi,
Objektif : kompres hangat/dingin)
1. tampak meringis b. Kontrol lingkungan yang
2. bersikap protektif memperberat nyeri(misalnya:
( misalnya: waspada, shu ruangan, pencahayaan,
posisi menghindari kebisingan)
nyeri) 3. Edukasi
3. gelisah a. Jelaskan penyebab, periode,
4. frekuensi nadi dan pemicu nyeri
meningkat b. Jelaskan strategi untuk
5. sulit tidur meredakan nyeri
gejala dan tanda minor: c. Anjurkan untuk memonitor
subjektif: - nyeri secara mandiri
Objektif: 4. Kolaborasi
1. tekanan darah meningkat a. Kolaborasi pemberian
2. pola napas berubah analgetik jika perlu
3. nafsu makan berubah
4. proses berpikir terganggu
5. diafrosis
kondisi terkait:
1. kondisi pembedahan
2. cedera traumatis
3. infeksi
4. sindrom koroner akut
5. glaukoma
NO Diagnosa (SDKI) Tujuan dan Kriteria Intervensi (SIKI)
Hasil (SLKI)
3 Intoleransi aktivitas berhubungan Toleransi aktifitas Manajemen energi
dengan kelemahan ( D.0056) ( L.05047) ( I.05178)
Definisi: kecukupan energi untuk Definisi: respon Definisi: Mengidentifikasi
melakukan aktivitas sehari- hari fisiologis terhadap Dan Mengelola penggunaan
Penyebab: aktifitas yang energi untuk mengatasi atau
1. Ketidakseimbangan antara suplai membutuhkan tenaga mencegah kelelahan dan
dan kebutuhan energi Ekspetasi: meningkat mengoptimalkan proses
2. Tirah baring Kriteria hasil: pemulihan
3. Kelemahan 1. Kemudahan 1. Observasi:
4. Imobilitas melakukan aktifitas a. Monitor kelelahan fisik
5. Gaya hidup monoton sehari- hari dan emosional
gejala dan tanda mayor: meningkat b. Monitor pola dan jam
Subjektif: 2. Kekuatan tubuh tidur
1. Mengeluh lelah bagian atas 2. Terapeutik
Objektif: meningkat a. Sediakan lingkungan
1. Frekuensi jantung meningkat >20% 3. Kekuatan tubuh nyaman dan rendah
dari kondisi istirahat bagian bawah stimulus (mis, cahaya,
gejala dan tanda minor: meningkat suara, kunjungan)
Subjektif: 4. Kecepatan berjalan b. Berikan aktivitas
1. Dispnea saat/setelah aktivitas meningkat distraksi yang
2. Merasa tidak nyaman setelah menenangkan
beraktivitas 3. Edukasi
3. Merasa lemah a. Anjurkan tirah baring
Objektif: b. Anjurkan melakukan
1. Tekanan darah berubah >20% dari aktivitas secara
kondisi istirahat bertahap
2. Gambaran EKG menunjukkan c. Anjurkan menghubungi
aritmia saat/setelah aktivitas perawat jika tanda dan
3. Gambaran EKG menunjukkan gejala kelelahan tidak
iskemia berkurang
4. Sianosis 4.Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan

NO Diagnosa (SDKI) Tujuan dan Kriteria Intervensi (SIKI)


Hasil (SLKI)

4 Defisit pengetahuan berhubungan Tingkat Pengetahuan Edukasi kesehatan


dengan kurang terpapar informasi (L.12111) (I.12383)
(D.0111) Definisi: kecukupan Definisi: mengajarkan
Definisi: Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang pengelolaan faktor resiko
informasi kognitif yang berkaitan berkaitan dengan topik penyakit dan perilak hdup
dengan topik tertentu. tertentu bersih serta sehat .
Penyebab: Ekspetasi: meningkat Tindakan:
1. Kurang terpapar informasi Kriteria hasil: 1. Observasi
2. Ketidaktahuan menemukan 1. Kemampan a. Identifikasi kesiapan
sumber informasi menjelaskan dan kemampuan
gejala dan tanda Mayor: pengetahuan tentang menerima informasi
Subjektif: suatu topik b. Identifikasi faktor-
1. Menanyakan masalah yang meningkat faktor yang dapat
dihadapi 2. Kemampuan meningkatkan dan
Objektif: menggambarkan menurunkan motivasi
1. Menunjukkan perilaku tidak pengalaman perilak hidup bersih dan
sesuai anjuran sebelumnya yang sehat
2. Menunjukkan persepsi yang sesuai topik 2. Edukasi
keliru terhadap masalah meningkat a. Jelaskan factor risiko
Gejala dan tanda Minor: 3. Prilaku sesuai yang dapat
Subjektif : - dengan pengetahuan mempengaruhi
Objektif: meningkat kesehatan
1. Menjalani pemeriksaan yang 4. Persepsi yang keliru b. Ajarkan perilaku hidup
tidak tepat terhadap masalah bersih dan sehat
2. Menunjukkan perilaku menurun c. Ajarkan strategi yang
berlebihan (mis. Apatis, dapat digunakan untuk
bermusuhan, agitasi, histeria) meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

NO Diagnosa (SDKI) Tujuan dan Kriteria Intervensi (SIKI)


Hasil (SLKI)
5 Ansietas berhubungan dengan krisis Tingkat ansietas Reduksi ansietas (I.09314)
situasional (D.0056) ( L.09093) Definisi: meminimalkan
Definisi: kondisi emosi dan Definisi: Kondisi emosi kondisi individu dan
pegalaman subyektif individu dan pengalaman pengalaman subyektif
terhadap objek yang tidak jelas dan subyektif individu terhadap objek yang tidak
spesifik akibat antisipasi bahaya terhadap objek yang jelas dan spesifik akibat
yang memungkinkan individu tidak jelas dan spesifik antisipasi bahaya yang
melakukan tindakan untuk akibat antisipasi bahaya memungkinkan individu
menghadapi ancaman. yang memungkinkan melakukan tindakan untuk
Penyebab: individu melakukan mengkadapi ancaman.
1. Krisis situasional tindakan untuk Tindakan:
2. Kebutuhan tidak terpenuhi menghadapi ancaman. 1. Observasi:
3. Krisis maturasional Ekspetasi: Menurun a. Monitor tanda- tanda
4. Ancaman terhadap konsep diri Kriteria hasil: ansietas ( verbal dan
5. Ancaman terhadap kematian 1. Prilaku gelisah non verbal)
6. Kekahwatiran mengalami Menurun
kegagalan 2. Prilaku tegang 2. Terapeutik
7. Disfungsi sistem keluarga Menurun a. Pahami situasi yang
8. Hubungan orang tua- anak tidak 3. Pucat Menurun membuat ansietas
memuaskan 4. Tekanan darah b. Gunakan pendekatan
9. Kurang terpapar informasi normal yang tenag dan
10. Penyalahgunaan zat meyakinkan
Gejala dan tanda Minor: Subjektif c. Temani pasien untuk
: mengurangi kecemasan
1. Merasa binggung jika memungkinkan
2. Merasa khawatir dengan akibat 3. Edukasi
dari kondisi yang dihadapi a. Anjurkan keluarga
3. Sulit berkonsentrasi untuk tetap bersama
Objektif: pasien, jika
1. Tampak gelisah memungkinkan
2. Tampak tegang b. Anjurkan
3. Sulit tidur menggungkapkan
gejala dan tanda Mayor: perasaan dan persepsi
Subjektif: c. Latih teknik rileksasi
1. Mengeluh pusing 4. Kolaborasi
2. Anoressia a. Kolaborasi
3. Palpitasi pemberian obat
4. Merasa tidak berdaya antiansietas, jika
Objektif: perlu
1. Frekuensi napas meningkat
2. Frekuensi nadi menungkat
3. Tekanan darah meningkat
4. Diaforesis
5. Tremor
6. Muka tampak pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata buruk
9. Sering berkemih
10. Berorientasi pada masa lalu
Kondisi klinis terkait:
1. Penyakit kronis progresif
( misalnya, kanker,penyakit
autoimun)
2. Penyakit akut
3. Hospitalisasi
4. Rencana operasi
5. Kondisi diagnosis penyakit
belum jelas
6. Penyakit neurologis
7. Tahap tumbuh kembang

NO Diagnosa (SDKI) Tujuan dan Kriteria Intervensi (SIKI)


Hasil (SLKI)
6 Risiko perdarahan ditandai dengan Tingkat pendarahan Pencegahan pendarahan
koagulasi (trombositopenia) ( L.02017) ( I.02067)
( D.0149) Definisi: kehilangan Definisi: mengidentifikasi
Definisi: Berisiko mengalami darah baik internal dan menurunkan risiko atau
kehilangan darah baik internal ( terjadi dalam tubh) komplikasi stimulus yang
(terjadi di dalam tubuh) maupun maupun eksternal menyebabkan perdarahan
eksternal (terjadi hingga keluar ( terjadi hingga keluar atau risiko perdarahan.
tubuh). tubuh) Tindakan:
Faktor resiko: Ekspetasi: menurun 1. Observasi
1. Gangguan koagulasi (mis. Kriteria hasil: a. Monitor tanda dan
Trombositopenia) 1. Kelembapan kulit gejala perdarahan
2. Kurang terpapar informasi tentang meningkat b. Monitor nilai
pencegahan perdarahan 2. Hemoglobin hamatokrit atau
3. Proses keganasan membaik hemoglobin sebelum
Kondisi klinis terkait: 3. Hematokrit dan setelah kehilangan
1. Aneurosia membaik darah
2. Koagulopati intravaskuler c. Monitor tanda-tanda
diseminata vital
3. Sirosis hepatitis 2. Terapeutik
4. Ulkuks lambung a. Pertahankan bed rest
5. Varises selama perdarahan
6. Trombositopenia 3. Edukasi
7. Ketuban pecah sebelum waktunya a. Jelaskan tanda dan gejala
8. Plasenta previa/abrupsio perdarahan
9. Antonia uterus b. Anjurkan meningkatkan
10. Retensi plasenta asupan cairan untuk
11. Tindakan pembedahan menghindari konstipasi
12. Kanker c. Anjurkan meningkatkan
13. trauma asupan makanan dan
vitamin
d. Anjurkan segera
melapor jika terjadi
perdarahan
4. Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
obat pengontrol
perdarahan, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian
produk darah, jika perlu
PKDM

Gigitan nyamuk aedes aegepty

Kurang Kurang
Masuknya virus dalam tubuh informasi pengetahuan

ansietas
Viremia MRS stres hositalisasi

Komponen antigen dan Renjatan (proses Mekanisme Tubuh


Pelepasan Perpindahan cairan ke
antibodi meningkat imunologi) Untuk Melawan Virus
neurotransmitten ekstravaskuler
(histamine, bradikinin,
prostaglandin)
Pembebasan histamin Ke pembuluh darah Penurunan kebutuhan O2, Peningkatan Asam
dan ke otak melalui Nutrisi lambung
aliran darah
Berikatan dengan
Peningkatan permebilitas
reseptor nyeri
dinding pembuluh darah
Virus berkembang di Lemah, pusing, frekuensi Anoreksia, mual,
dalam darah nadi dan pernapasan muntah
Implus nyeri masuk meningkat
Kebocoran plasma
ke thalamus
Hipertermi
Resiko kekurangan
Resiko pendarahan volume cairan
Nyeri akut Intoleransi aktifitas

Anda mungkin juga menyukai