SUSPENSI ILEUS
Disusun
Di susun oleh :
2024
A. PENGERTIAN
Obstruksi usus adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus
intestinal (Nettina, 2001). Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan
terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknyanormal (Reeves, 2001).
Obstruksi usus merupakan suatu blok saluran ususyang menghambat pasase cairan, flatus
dan makanan dapat secara mekanisatau fungsional. (Tucker, 1998)
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa obstruksi usus adalah sumbatan total atau
parsial yang menghalangi aliran normal melalui saluran pencernaan.
B. ETILOLOGI
Adapun penyebab dari obstruksi usus dibagi menjadi dua bagian menurut jenis obstruksi
usus, yaitu:
1) Mekanis
a. Intususepsib.
c. Stenosisd.
d. Strikture.
e. Perlekatan (adhesi)f.
f. Hernia
g. Abses
2) Muntah
3) Distensi
1) Lokasi obstruksi
2) Lamanya obstruksi
3) Penyebabnya
4) Ada atau tidaknya iskemia usus
Gejala selanjutnya yang bisa muncul termasuk dehidrasi, oliguria, syok
hypovolemik, pireksia, septikemia, penurunan respirasi dan peritonitis.Terhadap
setiap penyakit yang dicurigai ileus obstruktif, semua kemungkinan hernia harus
diperiksa. (Winslet, 2002)
Nyeri abdomen biasanya agak tetap pada mulanya dan kemudianmenjadi bersifat
kolik. Ia sekunder terhadap kontraksi peristaltik kuat padadinding usus melawan
obstruksi. Frekuensi episode tergantung atas tingkat obstruksi, yang muncul setiap 4
sampai 5 menit dalam ileus obstruktif usus halus, setiap 15 sampai 20 menit pada
ileus obstruktif usus besar. Nyeri dariileus obstruktif usus halus demikian biasanya
terlokalisasi supraumbilikus di dalam abdomen, sedangkan yang dari ileus obstruktif
usus besar biasanyatampil dengan nyeri intaumbilikus. Dengan berlalunya waktu,
usus berdilatasi, motilitas menurun, sehingga gelombang peristaltik menjadi jarang,
sampai akhirnya berhenti. Pada saat ini nyeri mereda dan diganti olehpegal
generalisata menetap di keseluruhan abdomen. Jika nyeri abdomen menjadi
terlokalisasi baik, parah, menetap dan tanpa remisi, maka ileusobstruksi strangulata
harus dicurigai. (Sabiston, 1995). Muntah refleks ditemukan segera setelah mulainya
ileus obstruksi yangmemuntahkan apapun makanan dan cairan yang terkandung, yang
juga diikutioleh cairan duodenum, yang kebanyakan cairan empedu (Harrison’s,
2001).
Muntah tergantung atas tingkat ileus obstruktif. Jika ileus obstruktif usushalus,
maka muntah terlihat dini dalam perjalanan dan terdiri dari cairan jernih hijau atau
kuning. Usus didekompresi dengan regurgitasi, sehingga tak terlihat
distensi.Konstipasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konstipasi absolut(dimana
feses dan gas tidak bisa keluar) dan relatif (dimana hanya gas yangbisa keluar)
(Winslet, 2002). Kegagalan mengerluarkan gas dan feses perrektum juga suatu
gambaran khas ileus obstruktif.Pireksia di dalam ileus obstruktif dapat digunakan
sebagai petanda (Winslet, 2002) :
1) Mulainya terjadi iskemia
2) Perforasi usus
3) Inflamasi yang berhubungan denga penyakit obsruksi
Hipotermi menandakan terjadinya syok septikemia. Nyeri tekanabdomen yang
terlokalisir menandakan iskemia yang mengancam atau sudahterjadi.
Perkembangan peritonitis menandakan infark atau perforasi. (Winslet,2002)
D. PATOFISIOLOGI
E. PATHWAY
F. Pemriksaan penunjang
1) Pemeriksaan radiologi
Mempunyai suatu peran terbatas pada pasien dengan obstruksi usus halus.
Pengujian Enema Barium terutama sekali bermanfaat jika suatu obstruksi
letak rendah yang tidak dapat pada pemeriksaan foto polos abdomen. Pada
anak-anak dengan intussuscepsi, pemeriksaan enemabarium tidak hanya
sebagai diagnostik tetapi juga mungkin sebagai terapi.
C. CT – Scan
Pemeriksaan ini dikerjakan jika secara klinis dan foto polos abdomen dicurigai
adanya strangulasi. CT– Scan akan mempertunjukkan secara lebihteliti adanya
kelainan-kelainan dinding usus, mesenterikus, danperitoneum. CT– Scan harus
dilakukan dengan memasukkan zat kontras ke dalam pembuluh darah. Pada
pemeriksaan ini dapat diketahui derajat dan lokasi dari obstruksi.
D. USG
2) Pemeriksaan laboratorium
B. Farmakologis
C. Operatif
1. Pengkajian
a. Identitas
Biodata klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin,agama, suku
dan gaya hidup.
b.Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji.
Pada umumnya akan ditemukan klien merasakan nyeri pada
abdomennyabiasanya terus menerus, demam, nyeri tekan dan nyeri lepas,
abdomen tegang dan kaku.
3. Intervensi keperawatan
1. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan intake yang
tidak adequat dan ketidak efektifan penyerapan usus halus
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam kebutuhancairan
dan elektrolit terpenuhi Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
kebutuhan nutrisi teratasi Kriteria hasil :
1.Tidak ada tanda-tanda mal nutrisi
2.Berat badan stabil
3.Pasien tidak mengalami mual muntah.
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Tinjau faktor-faktor individual 1. Mempengaruhi pilihan
yangmempengaruhi kemampuan untuk mencerna intervensi
makanan, mis : status puasa,mual, ileus paralitik 2. Menentukan kembalinya
setelah selang dilepas peristaltik ( biasanya
dalam 2-4 hari )
2. Auskultasi bising usus; palpasi abdomen;catat 3. Meningkatkan kerjasama
pasase flatus pasiendengan aturan diet.
Protein/vitamin Cadalah
3. Identifikasi kesukaan/ketidaksukaan dietdari kontributor utuma
pasien. Anjurkan pilihan makanantinggi protein untuk pemeliharaan
dan vitamin C jaringan dan
perbaikan.Malnutrisi
4. Observasi terhadap terjadinya diare;makanan bau adalah fator
busuk dan berminyak dalammenurunkan
pertahanan
5. Kolaborasi dalam pemberian obat-obatansesuai terhadapinfeksi
indikasi: Antimetik, mis:proklorperazin 4. Sindrom malabsorbsi
(Compazine). Antasida daninhibitor histamin, dapat terjadisetelah
mis: simetidin (tagamet) pembedahan usus
halus,memerlukan
evaluasi lanjut
danperubahan diet, mis:
diet rendah serat
5. Mencegah muntah.
Menetralkan
ataumenurunkan
pembentukan asamuntuk
mencegah erosi mukosa
dankemungkinan ulserasi.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
pola nafas menjadi efektif Kriteria hasil :
Intervensi rasional