ILEUS OBSTRUKTIF
OLEH
PUTRI NOVIANDINI DAHLAN
PO7120421027
ILEUS OBSTRUKTIF
KONSEP MEDIK
A. Pengertian
Ileus adalah gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang
saluran usus. Obstruksi usus dapat akut dengan kronik, partial atau total. Obstruksi usus
biasanya mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya lambat.
Sebagian dasar dari obstruksi justru mengenai usus halus. Obstruksi total usus halus
merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dan tindkan pembedahan
darurat bila penderita ingin tetap hidup (Nanda Nic Noc, 2015).
1. Mekanis (ileus)
Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik .
ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis akibat
karsinoma yang melingkari . Misalnya, intusepsi, tumor polipoid dan neoplasma
stenosis, obstruksi batu empedu , striktura, perlengketan, hernia dan abses.
2. Neurogenik / fungsional ( ileus paralitik)
Keadaan dimana usus gagal/ tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik
untuk menyalurkan isisnya. Ileus paralitik ini bukan suatu penyakit promer usus
melainkan akibat dari berbagai penyakit primer , tindakan operasi yang
berhubungan dengan rongga perut , toksin dan obat-obatan yang dapat
mempengaruhi kontraksi otot polos usus.
B. Penyebab
Etiologi dari ileus obstruktif dalam Nanda Nic Noc 2015 adalah sebagai berikut :
1. Perlengketan
Lengkung usus menjadi melekat pada area yang sembuh secara lambat atau pada
jaringan parut setelah pembedahan abdomen
2. Intusepsi
Salah satu bagian dari usus menyusup kedalam bagian lain yang ada dibawahnya
akibat penyempitan lumen usus. Segmen usus tertarik kedalam segmen berikutnya
oleh gerakan peristaltik yang memperlakukan segmen itu seperti usus. Paling sering
terjadi pada anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam
dan terpijat disepanjang bagian usus tersebut (ileocaecal) lewat coecum kedalam
usus besar (kolon) dan bahkan sampai sejauh rectum dan anus.
3. Volvulus
Usus besar yang mempunyai mesocolon dapat terpuntir sendiri dengan demikian
menimbulkan penyumbatan dengan menutupnya gulungan usus yang terjadi amat
distensi.
4. Hernia
Protrusi usus melalui area yang lemah dalam usus atau dinding dan otot abdomen
5. Tumor
Tumor yang ada didalam dinding usus meluas kelumen usus atau tumor diluar usus
menyebabkan tekanan pada dinding usus
6. Kelainan Kongenital
C. Manifestasi Klinik
1. Distensi abdomen
2. Muntah
4. Bising usus tenang atau tidak ada secara klasik dapat ditemukan tetapi temuan
yang tidak konsisten
5. Pemeriksaan laboratorium sering kali normal
6. Foto polos memperlihatkan loop usus halus yang berdilatasi dengan batas udara-
cairan .
7. Sulit dibedakan dengan ileus obstruktif tetapi distensi seluruh panjang kolon lebih
sering terjadi pada ileus paralitik .
D. Patofisiologi
Menurut Ester (2001 : 49) pathofisiologi dari obstruksi usus atau illeus adalah:
Secara normal 7-8 cairan kaya elektrolit disekresi oleh usus dan kebanyakan
direabsorbsi, bila usus tersumbat, cairan ini sebagian tertahan dalam usus dan sebagian
dieliminasi melalui muntah, yang menyebabkan pengurangan besar volume darah
sirkulasi. Mengakibatkan hipotensi, syok hipovolemik dan penurunan aliran darah ginjal
dan serebral. Pada awitan obstruksi, cairan dan udara terkumpul pada bagian proksimal
sisi yang bermasalah, menyebabkan distensi. Manifestasi terjadinya lebih cepat dan
lebih tegas pada blok usus halus karena usus halus lebih sempit dan secara normal lebih
aktif, volume besar sekresi dari usus halus menambah distensi, sekresi satu-satunya
yang yang bermakna dari usus besar adalah mukus.
Distensi menyebabkan peningkatan sementara pada peristaltik saat
usus berusaha untuk mendorong material melalui area yang tersumbat. Dalam beberapa
jam peningkatan peristaltik dan usus memperlambat proses yang disebabkan oleh
obstruksi. Peningkatan tekanan dalam usus mengurangi absorbsinya, peningkatan
retensi cairan masih tetap berlanjut segera, tekanan intralumen aliran balik vena, yang
meninkatkan permeabilitas kapiler dan memungkinkan plasma ekstra arteri yang
menyebabkan nekrosis dan peritonitis.
E. Pathway Keperawatan
F. Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami
obstruksi untuk mencegah perforasi . Tindakan operasi biasanya selalu diperlukan .
Menghilangkan penyebab obstruksi adalah tujuan kedua. Kadang-kadang suatu
penyumbatan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan, terutama jika disebabkan
oleh perlengketan. Penderita penyumbatan usus harus dirawat dirumah sakit (Nanda Nic
Noc, 2015)
a. Persiapan
Pipa lambung harus dipasang untuk mengurangi muntah, mencegah aspirasi, dan
mengurangi distensi abdomen (dekompresi). Pasien dipuasakan, kemudian dilakukan
juga resusitasi cairan dan elektrolit untuk perbaikan keadaan umum. Setelah keadaan
optimum tercapai barulah dilakukan laparotomi. Pada obstruksi parsial atau
karsinomatosis abdomen ditangani dengan pemantauan dan konservatif.
b. Operasi
Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ- organ vital
berfungsi dengan baik. Tetapi yang paling sering dilakukan adalah pembedahan
sesegera mungkin . Tindakan bedah dilakukan bila ada strangulasi, obstruksi
lengkap, hernia inkarserata. Tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif
(dengan pemasangan NGT, infus, oksigen dan kateter)
c. Pasca bedah
Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan
elektrolit. Kita harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus memberikan kalori
yang cukup. Perlu diingat bahwa pasca bedah usus pasien masih dalam keadaan
paralitik .
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada ileus obstruktif menurut Hasdianah & Suprapto (2014),
sebagai berikut :
1. Pemeriksaan laboratorium tidak mempunyai ciri-ciri khusus pada urinalisa, berat
jenis bisa meningkatkan dan ketonuria yang menunjukan adanya dehidrasi dan
asidosis metabolic . Leukosit normal atau sedikit meningkat, jika sudah tinggi
kemungkinan sudah terjadi peritonitis, kimia darah sering adanya gangguan
elektrolit.
2. Pemeriksaan sinar X : otot polos , menunjukan kuantitas abnormal dari gas dan
cairan dalam usus dan menunjukan adanya udara di diafragma dan terjadi perforasi
usus.
3. Enema barium : diindikasikan untuk di invaginasi
4. Endoskopi abdomen : diindikasikan bila dicurigai adanya volvulus.
A. Pengkajian Fokus
Fokus Pengkajian Keperawatan :
1. Riwayat kesehatan atau perawatan meliputi :
Keluhan utama/alasan masuk rumah sakit . Biasanya klien datang karena ada
masalah dibagian sistem pencernaannya
Riwayat kesehatan sekarang . sering untuk meminta pertolongan kesehatan adalah
nyeri pada bagian abdomen .
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayat penyakit degeneratif dalam keluarga
2. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum: Lemah, kesadaran menurun sampai syok hipovolemi, tanda-tanda
vital meningkat, suhu(39oC), pernapasan (24x/mnt), nadi (110x/mnt) tekanan darah
(130/90 mmHg)
1) Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelelahan dan ngantuk.
Tanda : Kesulitan ambulasi
2) Sirkulasi
Gejala : Takikardia, pucat, hipotensi ( tanda syok)
3) Eliminasi
Gejala : Distensi abdomen, ketidakmampuan defekasi dan
Flatus
Tanda : Perubahan warna urine dan feces
4) Makanan/cairan
Gejala :anoreksia,mual/muntah dan hausterusmenerus.
Tanda : muntah berwarna hitam dan fekal. Membran mukosa
pecah-pecah. Kulit buruk.
5) Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri abdomen terasa seperti gelombang dan bersifat
kolik.
Tanda : Distensi abdomen dan nyeri tekan
6) Pernapasan
Gejala : Peningkatan frekuensi pernafasan,
Tanda : Napas pendek dan dangkal
7) Diagnostik Test
Pemeriksaan sinar X: akan menunjukkan kuantitas abnormal dari gas dan
cairan dalam usus.
Pemeriksaan simtologi
Hb dan PCV: meningkat akibat dehidrasi
Leukosit: normal atau sedikit meningkat Ureum dan eletrolit: ureum
meningkat, Na+ dan Cl- rendah
Rontgen toraks: diafragma meninggi akibat distensi
abdomen
Rontgen abdomen dalam posisi telentang: mencari penyebab (batu empedu,
volvulus, hernia)
Sigmoidoskopi: menunjukkan tempat obstruktif.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan pada pasien ileus obstruktif
1. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan edema.
3. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan distensi abdomen d. Gangguan
pola eliminasi: konstipasi berhubungan dengan disfungsi motilitas usus.
4. Nyeri akut berhubungan dengan distensi abdomen
5. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
C. Perencanaan Keperawatan
Kozier,dkk. 2016. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Ed,7. Vol,1. EGC. Jakarta.