Bila obstruksi tinggi, muntah hebat bersifat proyektil dengan cairan muntah yang berwarna kehij
auan.
Pada obstruksi rendah, muntah biasanya timbul sesudah distensi usus yang jelas. Muntah tidak pr
oyektil dan berbau feculent, warna cairan muntah kecoklatan.
Pada penderita yang kurus / sedang dapat ditemukan darm contour atau darm steifung; biasanya
nampak jelas pada saat penderita mendapat serangan kolik. Pada saat itu, dalam pemeriksaan bising usus
dapat didengarkan bising usus yang kasar dan meninggi (borgorygmi dan metalic sound).
Untuk mengetahui ada tidaknya strangulasi usus, beberapa gambaran klinik dapat membantu :
1. Rasa nyeri abdomen yang hebat, bersifat menetap, makin lama makin hebat.
2. Pada pemeriksaan abdomen, didapatkan ascites.
3. Terdapatnya abdominal tenderness.
4. Adanya tanda-tanda yang bersifat umum, demam, dehidrasi berat, tachycardi, hipotensi atau shock.
8. Dalam pemeriksan fisik, tanda apa yang ditemukan pada penderita ileus obstruktif?
Jawab :
Inspeksi
Perut distensi, dapat ditemukan kontur dan steifung. Benjolan pada regio inguinal, femoral dan skrotum m
enunjukkan suatu hernia inkarserata. Pada Intussusepsi dapat terlihat massa abdomen berbentuk sosis. Ad
anya adhesi dapat dicurigai bila ada bekas luka operasi sebelumnya.
Auskultasi
Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borborhygmi. Pada fase lanjut bising usus dan peristaltik mel
emah sampai hilang.
Perkusi
Hipertimpani
Palpasi
Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia.
2. Operatif.
Bila telah diputuskan untuk tindakan operasi, ada 3 hal yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Berapa lama obstruksinya sudah berlangsung.
e. Bagaimana keadaan/fungsi organ vital lainnya, baik sebagai akibat obstruksinya maupun kondisi
sebelum sakit.
f. Apakah ada risiko strangulasi.
20. Apa yang perlu diperhatikan dalam resusitasi pada pasien dengan ileus obstruktif?
Jawab:
Dalam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah mengawasi tanda – tanda vital, dehidrasi dan syok. Pasie
n yang mengalami ileus obstruksi mengalami dehidrasi dan gangguan keseimbangan ektrolit sehingga per
lu diberikan cairan intravena seperti ringer laktat. Respon terhadap terapi dapat dilihat dengan memonitor
tanda-tanda vital dan jumlah urin yang keluar. Selain pemberian cairan intravena, diperlukan juga pemasa
ngan nasogastric tube (NGT). NGT digunakan untuk mengosongkan lambung, mencegah aspirasi pulmon
um bila muntah dan mengurangi distensi abdomen.
DAFTAR PUSTAKA
Bila penyumbatan yang terjadi memutuskan aliran darah ke usus, keadaan ini disebut penjeratan (strangul
asi). 25% dari kasus penyumbatan usus kecil merupakan penjeratan.
Kematian jaringan (gangren) dapat terjadi dalam waktu 6 jam. Dinding usus mati, biasanya menyebabkan
perlubangan (perforasi), yang menyebabkan peradangan selaput rongga perut (peritonitis) serta infeksi. T
anpa pengobatan, penderita dapat meninggal.
Peritonitis terjadi karena adanya perforasi, penderita akan merasakan sakit ketika dokter menekan perutny
a dan nyerinya bertambah jika dokter mendadak melepaskan tekanan tersebut.