Anda di halaman 1dari 15

Nyeri Abdomen Akut disertai Massa pada Regio Iliac Sinistra.

Muhammad Izzat Bin Fatas


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida)
Kampus II Ukrida Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510
pokjat_copper@yahoo.com
___________________________________________________________________________
Latar Belakang
Ileus adalah gangguan atau hilangnya pasase isi usus yang menandakan adanya obstruksi usus
akut yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan. Ileus Obstruktif adalah ileus yang
disebabkan oleh sumbatan mekanik. Di Indonesia ileus obstruksi paling sering disebabkan
oleh hernia inkarserata sedangkan ileus paralitik sering disebabkan oleh peritonitis. Keduanya
membutuhkan tindakan operatif. Ileus Paralitik adalah hilangnya peristaltik usus untuk
sementara waktu. Peristaltik usus adalah pergerakan kontraksi normal dinding usus.
Hambatan pasase usus dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus atau oleh gangguan
peristaltis. Obstruksi usus disebut juga obstruksi mekanik. Penyumbatan dapat terjadi dimana
saja di sepanjang usus. Pada obstruksi usus harus dibedakan lagi obstruksi sederhana dan
obstruksi strangulata. Obstruksi usus yang disebabkan oleh hernia, invaginasi, adhesi dan
volvulus mungkin sekali disertai strangulasi, sedangkan obstruksi oleh tumor atau askariasis
adalah obstruksi sederhana yang jarang menyebabkan strangulasi.1
Pada bayi dan bayi baru lahir, penyumbatan usus biasanya disebabkan oleh cacat lahir, massa
yang keras dari isi usus (mekonium) atau ususnya berputar (volvulus). Invaginasi merupakan
penyebab tersering dari sumbatan usus akut pada anak, dan sumbatan usus akut ini merupakan
salah satu tindakan bedah darurat yang sering terjadi pada anak.2,3

Pembahasan
Skenario 9
Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan nyeri perut hebat yang
hilang timbul disertai mual muntah sejak 12 jam yang lalu. Selain itu, pasien tersebut juga
mengeluh tentang adanya benjolan pada lipat pahanya yang bersifat hilang timbul sejak 1
tahun yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik : pasien tampak kesakitan, TD 130/180 mmHg, Nadi 92x/minit,
Frekuensi Nafas 24x/menit, Suhu 36.5oC.
PF Abdomen : Tampak distensi abdomen, nyeri tekan(+), bising usus meningkat
Tampak massa pada regio inguinal sinistra dengan ukuran 2x2 cm, konsistensi kenyal, tidak
melekat pada jaringan sekitar, berbatas tegas, nyeri tekan(+), bising usus(+).
Rumusan masalah
Dari skenario, didapatkan rumusan masalah yaitu seorang laki-laki berusia 45 tahun dengan
keluhan nyeri perut hebat yang hilang timbul disertai mual muntah sejak 12 jam yang lalu.
Definisi
Ileus obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang disebabkan oleh
sumbatan mekanik. Rintangan pada jalan isi usus akan menyebabkan isi usus terhalang dan
tertimbun di bagian proksimal dari sumbatan, sehingga pada daerah proksimal tersebut akan
terjadi distensi atau dilatasi usus.
Obstruksi usus juga disebut obstruksi mekanik misalnya oleh strangulasi, invaginasi, atau
sumbatan di dalam lumen usus. Pada obstruksi harus dibedakan lagi obstruksi sederhana dari
obstruksi strangulasi. Obstruksi sederhana ialah obstruksi yang tidak disertai terjepitnya
pembuluh darah. Pada strangulasi ada pembuluh darah yang terjepit sehingga terjadi iskemia
yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangren yang ditandai dengan gejala umum berat,
yang disebabkan oleh toksin dari jaringan gangren. Jadi strangulasi memperlihatkan
kombinasi gejala obstruksi dengan gejala sistemik akibat adanya toksin dan sepsis. Obstruksi
usus yang disebabkan oleh hernia, invaginasi, adhesi, dan volvulus mungkin sekali disertai
strangulasi. Sedangkan obstruksi oleh tumor atau obstruksi oleh cacing askaris adalah
obstruksi sederhana yang jarang menyebabkan strangulasi.
2

Pemeriksaan
1. Anamnesis :
Kemahiran mengambil anamnesis tentang keluhan utama dan riwayat penyakit sekarang
pasien memerlukan kecermatan supaya jangan sampai informasi mengenai keluhan utama
justru bukan keluhan utama sebenarnya. Bagi pasien dengan masalah nyeri perut, yang perlu
ditanyakan semasa anamnesa adalah:
Gejala Utama :
a. Nyeri Kolik
obstruksi usus halus : kolik dirasakan disekitar umbilikus.
Obstruksi kolon : kolik dirasakan disekitar suprapubik.
b. Mual & muntah
Stenosis Pilorus : encer dan asam.
Obstruksi usus halus : berwarna kehijauan.
Obstruksi kolon : onset muntah lama.
c. Perut kembung (distensi)
d. Konstipasi : defekasi dan flatus tidak ada.
e. Kram perut
Adanya benjolan di perut, inguinal, dan femoral yang tidak dapat kembali menandakan
adanya hernia inkarserata. Invaginasi dapat didahului oleh riwayat buang air besar berupa
lendir dan darah. Pada ileus paralitik e.c. peritonitis dapat diketahui riwayat nyeri perut kanan
bawah yang menetap.
Riwayat operasi sebelumnya dapat menjurus pada adanya adhesi usus. Onset keluhan
yang berlangsung cepat dapat dicurigai sebagai ileus letak tinggi dan onset yang lambat dapat
menjurus kepada ileus letak rendah.

2. Pemeriksaan Fisik
1.

Inspeksi
Dapat ditemukan tanda-tanda generalisata dehidrasi, yang mencakup kehilangan turgor
kulit maupun mulut dan lidah kering. Pada abdomen harus dilihat adanya distensi,
parut abdomen, hernia dan massa abdomen. Terkadang dapat dilihat gerakan peristaltik
usus yang bisa bekorelasi dengan mulainya nyeri kolik yang disertai mual dan
muntah. Penderita tampak gelisah dan menggeliat sewaktu serangan kolik.
Palpasi
3

Pada palpasi bertujuan mencari adanya tanda iritasi peritoneum apapun atau nyeri
tekan,

yang mencakup

defance musculair

involunter atau

rebound

dan

pembengkakan atau massa yang abnormal .


Auskultasi
Pada ileus obstruktif pada auskultasi terdengar kehadiran episodik gemerincing
logam bernada tinggi dan gelora (rush) diantara masa tenang. Tetapi setelah beberapa
hari

dalam perjalanan penyakit dan usus di atas telah berdilatasi, maka aktivitas

peristaltik (sehingga juga bising usus) bisa tidak ada atau menurun parah. Tidak
adanya nyeri usus bisa juga ditemukan dalam ileus paralitikus atau ileus obstruksi
strangulata.
Bagian akhir yang diharuskan dari pemeriksaan adalah pemeriksaan rektum dan
pelvis. Ia bisa membangkitkan penemuan massa atau tumor serta tidak adanya feses
di dalam kubah rektum menggambarkan ileus obstruktif usus halus. Jika darah
makroskopik atau feses postif banyak ditemukan di dalam rektum, maka sangat
mungkin bahwa ileus obstruktif didasarkan atas lesi intrinsik di dalam usus.
Pemeriksaan fisik colok dubur
Pemeriksaan fisik abdomen dapat diakhiri dengan pemeriksaan colok dubur yang
umumnya dilakukan dalam sikap litotohomi yaitu penderita berbaring terlentang dengan
kedua paha dalam keadaan fleksi alan abduksi atau miring pada sisi kiri. Buli-buli harus
dikosongkan agar tidak ada penilaian keliru. Pemeriksaan rectum harus dilakukan secara
teliti:
Pertama harus dinilai tonus otot sphincter. Kemudian palpasi dilanjutkan dengan meraba
struktur dalam rectum yang lebih dalam. Haemorrhoid interna tidak dapat diraba karena
tekanan vena tidak cukup tinggi. Polip teraba sebagai benda licin yang lunak yang
mungkin bertangkai, karsinoma dalam rectum teraba keras, berbenjol, tdk teratur. Kawah
sentral terjadi akibat ulserasi. Harus dituliskan jika dari tumor ke anus dan disebutkan
letak tumor seperti ventral, dorsal, lateral. Demikian juga perluasan arah memanjang dan
arah melingkar. Demikian juga perlu dicatat apakah jari yang meraba dapat mencapai
batas atas tumor atau tidak. Dan apakah lumen yang tersisa dapat dilalui jari atau tidak.
Fiksasi tumor ke jari sekitarnya juga perlu dituliskan.
4

3. PemeriksaanPenunjang
Laboratorium
Tes laboratorium mempunyai keterbatasan nilai dalam menegakkan diagnosis, tetapi sangat
membantu memberikan penilaian berat ringannya dan membantu dalam resusitasi. Pada tahap
awal, ditemukan hasil laboratorium yang normal. Selanjutnya ditemukan adanya
hemokonsentrasi, leukositosis dan nilai elektrolit yang abnormal. Peningkatan serum amilase
sering didapatkan. Leukositosis menunjukkan adanya iskemik atau strangulasi, tetapi hanya
terjadi pada 38%-50% obstruksi strangulasi dibandingkan 27%-44% pada obstruksi non
strangulata. Hematokrit yang meningkat dapat timbul pada dehidrasi. Selain itu dapat
ditemukan adanya gangguan elektrolit. Analisa gas darah mungkin terganggu, dengan
alkalosis metabolik bila muntah berat, dan metabolik asidosis bila ada tanda-tanda shock,
dehidrasi dan ketosis.

Radiologik
Adanya dilatasi dari usus disertai gambaran step ladder dan air fluid level pada foto
polos abdomen dapat disimpulkan bahwa adanya suatu obstruksi. Foto polos abdomen
mempunyai tingkat sensitivitas 66% pada obstruksi usus halus, sedangkan sensitivitas 84%
pada obstruksi kolon.
Pada foto polos abdomen dapat ditemukan gambaran step ladder dan air fluid level
terutama pada obstruksi bagian distal. Pada kolon bisa saja tidak tampak gas. Jika terjadi
stangulasi dan nekrosis, maka akan terlihat gambaran berupa hilangnya muosa yang reguler
dan adanya gas dalam dinding usus. Udara bebas pada foto thoraks tegak menunjukkan
adanya perforasi usus. Penggunaan kontras tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan
peritonitis akibat adanya perforasi.
CT scan kadang-kadang digunakan untuk menegakkan diagnosa pada obstruksi usus halus
untuk mengidentifikasi pasien dengan obstruksi yang komplit dan pada obstruksi usus besar
yang dicurigai adanya abses maupun keganasan.

Gejala klinis
Terdapat 4 tanda kardinal gejala ileus obstruktif.
1. Nyeri abdomen
2. Muntah
3. Distensi
4. Kegagalan buang air besar atau gas(konstipasi).
Gejala ileus obstruktif tersebut bervariasi tergantung kepada :
1. Lokasi obstruksi
2. Lamanya obstruksi
3. Penyebabnya
4. Ada atau tidaknya iskemia usus
Gejala selanjutnya yang bisa muncul termasuk dehidrasi, oliguria, syok hypovolemik,
pireksia, septikemia, penurunan respirasi dan peritonitis. Terhadap setiap penyakit yang
dicurigai ileus obstruktif, semua kemungkinan hernia harus diperiksa.

Nyeri abdomen biasanya agak tetap pada mulanya dan kemudian menjadi bersifat kolik. Ia
sekunder terhadap kontraksi peristaltik kuat pada dinding usus melawan obstruksi.
Frekuensi episode tergantung atas tingkat obstruksi, yang muncul setiap 4 sampai 5
menit dalam ileus obstruktif usus halus, setiap 15 sampai 20 menit pada ileus obstruktif
usus besar. Nyeri dari

ileus obstruktif usus halus

demikian

biasanya

terlokalisasi

supraumbilikus di dalam abdomen, sedangkan yang dari ileus obstruktif usus besar
biasanya tampil dengan nyeri intaumbilikus.
Dengan berlalunya waktu, usus berdilatasi, motilitas menurun, sehingga gelombang
peristaltik menjadi jarang, sampai akhirnya berhenti. Pada saat ini nyeri mereda dan
diganti oleh pegal generalisata menetap di keseluruhan abdomen. Jika nyeri abdomen
menjadi

terlokalisasi

baik,

parah,

menetap

dan tanpa remisi, maka ileus obstruksi

strangulata harus dicurigai.


6

Muntah refleks ditemukan segera setelah mulainya ileus obstruksi yang memuntahkan
apapun makanan dan cairan yang terkandung, yang juga diikuti oleh cairan duodenum,
yang kebanyakan cairan empedu . Setelah ia mereda, maka muntah tergantung atas tingkat
ileus obstruktif. Jika ileus obstruktif usus halus, maka muntah terlihat dini dalam perjalanan
dan terdiri dari cairan jernih hijau atau kuning. Usus didekompresi dengan regurgitasi,
sehingga tak terlihat distensi. Jika ileus obstruktif usus besar, maka muntah timbul lambat
dan setelah muncul distensi. Muntahannya kental dan berbau busuk (fekulen) sebagai
hasil pertumbuhan bakteri berlebihan sekunder terhadap stagnasi. Karena panjang usus yang
terisi dengan isi demikian, maka muntah tidak mendekompresi total usus di atas obstruksi.
Distensi pada ileus obstruktif derajatnya tergantung kepada lokasi obsruksi dan

makin

membesar bila semakin ke distal lokasinya. Gerkakan peristaltik terkadang dapat dilihat.
Gejala ini terlambat pada ileus obstruktif usus besar dan bisa minimal atau absen pada
keadaan oklusi pembuluh darah mesenterikus.

Diagnosis banding

Epidemiologi
Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan
penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus. Setiap tahunnya 1
dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus. Di Amerika diperkirakan sekitar
300.000-400.000 menderita ileus setiap tahunnya. Di Indonesia tercatat ada 7.059 kasus ileus
paralitik dan obstruktif tanpa hernia yang dirawat inap dan 7.024 pasien rawat jalan pada
tahun 2004 menurut Bank data Departemen Kesehatan Indonesia.
Terapi ileus obstruksi biasanya melibatkan intervensi bedah. Penentuan waktu kritis serta
tergantung atas jenis dan lama proses ileus obstruktif. Operasi dilakukan secepat yang layak
dilakukan dengan memperhatikan keadaan keseluruhan pasien.

Faktor Risiko
7

Penyakit ini merupakan penyakit bawaan yang disebabakan disfungsi umum kelenjar eksokrin
pancreas. Keadaan ini menyebabkan berkurangnya enzim pancreas yang mengalir ke lumen
usus halus sehingga isi usus halus menjadi kental dan menyumbat lumen usus. Gambaran
radiologis yang ditemukan ialah pelebaran usus dan tampak bayangan udara yang granular
diantara mekonium yang kental tersebut.
Obstruksi mekanik, menurut lokalisasinya dibagi menjadi :
1.

Obstruksi mekanik rendah

Obstruksi mulai dari caecum sampai anorektal. Obstruksi ini paling banyak disebabkan oleh
tumor ganas, penyebab lainnya adalah :
- Volvulus
- Scibala
- Paralise colon distal (pseudoparalise)

2.

Obstruksi mekanik tinggi

Menurut letaknya dapat dibedakan menjadi :


a. Obstruksi diatas pylorus, dapat disebabkan :
- Stenosis pylorus
- Strictur
- Obstruksi oleh karena keganasan
- Bezoar
Pada obstruksi ini gejalanya yang menonjol adalah : muntah-muntah dimana muntahannya
dapat dirasakan seperti asam lambung, serangan rasa nyeri lebih sering, distensi abdomen
agak kurang.

b. Obstruksi dibawah pylorus. Obstruksi terjadi mulai dari pylorus sampai ileocaecal junction,
obstruksi ini sering ditemukan pada :
- Adhesion (perlengketan)
- Hernia interna
- Volvulus
- Gumpalan Ascaris
Pada obstruksi ini muntahannya faeculent (feces) warna kuning seperti tinja. Serangan nyeri
perut agak jarang, tetapi perut lebih distensi.

Etiologi
Ileus obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang disebabkan oleh
sumbatan mekanik. Rintangan pada jalan isi usus akan menyebabkan isi usus terhalang dan
tertimbun di bagian proksimal dari sumbatan, sehingga pada daerah proksimal tersebut akan
terjadi distensi atau dilatasi usus.
Obstruksi usus juga disebut obstruksi mekanik misalnya oleh strangulasi, invaginasi, atau
sumbatan di dalam lumen usus. Pada obstruksi harus dibedakan lagi obstruksi sederhana dari
obstruksi strangulasi. Obstruksi sederhana ialah obstruksi yang tidak disertai terjepitnya
pembuluh darah. Pada strangulasi ada pembuluh darah yang terjepit sehingga terjadi iskemia
yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangren yang ditandai dengan gejala umum berat,
yang disebabkan oleh toksin dari jaringan gangren. Jadi strangulasi memperlihatkan
kombinasi gejala obstruksi dengan gejala sistemik akibat adanya toksin dan sepsis. Obstruksi
usus yang disebabkan oleh hernia, invaginasi, adhesi, dan volvulus mungkin sekali disertai
strangulasi. Sedangkan obstruksi oleh tumor atau obstruksi oleh cacing askaris adalah
obstruksi sederhana yang jarang menyebabkan strangulasi.
Ada beberapa penyebab ileus obstruktif, yaitu:
-

Adhesi (perlekatan usus halus)

Merupakan penyebab tersering ileus obstruktif, dengan prevalensi 50-70% dari semua kasus.
Adhesi bisa disebabkan oleh riwayat operasi intraabdominal sebelumnya atau proses
9

inflamasi intraabdominal. Obstruksi yang disebabkan oleh adhesi berkembang sekitar 5% dari
pasien yang mengalami operasi abdomen dalam hidupnya. Perlengketan congenital juga dapat
menimbulkan ileus obstruktif di dalam masa anak-anak
-

Hernia inkarserata ekternal (inguinal, femoral, umbilical, insisional, atau parastomal)

Merupakan penyebab kedua terbanyak dan merupakanan penyebab tersering pada pasien yang
tidak memiliki riwayat operasi abdomen. Hernia interna (paraduodenal, kecacatan
mesentericus, dan hernia foramen Winslow) juga bisa menyebabkan hernia tipe ini
-

Neoplasma

Tumor primer usus halus dapat menyebabkan obstruksi intralumen, sedangkan tumor
metastase atau tumor intraabdominal dapat menyebabkan obstruksi melalui kompresi
eksternal
-

Intusepsi (masuknya usus proksimal ke bagian distal) usus halus

Menimbulkan obstruksi dan iskemia terhadap bagian usus yang mengalami intususepsi.
Tumor, polip, pembesaran limfe mesentericus dapat dijadikan sebagai petunjuk awal
intususepsi
-

Penyakit Crohn

Dapat menyebabkan obstruksi sekunder sampai inflamasi akut selama masa infeksi atau
karena striktur yang kronik
-

Volvulus

Sering disebabkan oleh adhesi atau kelainan congenital, seperti maltorasi usus. Volvulus lebih
sering sebagai penyebab obstruksi usus besar.
-

Batu empedu yang masuk ke ileus

Inflamasi yang berat dari kantong empedu menyebabkan fistula dari saluran empedu ke
duodenum atau usus halus yang menyebabkan batu empedu masuk ke traktus gastrointestinal.
Batu empedu yang besar dapat terjepit di usus halus, umumnya pada bagian ileum terminal
atau katup ileocaecal yang menyebabkan obstruksi
-

Benda asing, seperti bezoar


10

Divertikulum Meckel yang bisa menyebabkan volvulus, intususepsi atau hernia Littre

Fibrosis kistik dapat menyebabkan obstruksi parsial kronik pada ileum distalis dan kolon
kanan sebagai akibat adanya benda seperti mekonium

Berdasarkan penyebabkan, ileus obstruktif dapat dibedakan menjadi tiga kelompok:


1. Lesi-lesi intraluminal, misalnya fekalit, benda asing, bezoar, batu empedu
2. Lesi-lesi intramural, misalnya malignasi atau inflamasi
3. Lesi-lesi ekstramural, misalnya adhesi, hernia, volvulus atau intususepsi.

Ileus obstruktif dibagi lagi menjadi tiga jenis dasar:


1. Ileus obstruktif sederhana, dimana obstruksi tidak disertai dengan terjepitnya
pembuluh darah (strangulasi)
2. Ileus obstruktif strangulasi, dimana obstruksi disertai dengan penjepitan pembuluh
darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangrene
yang ditandai dengan gejala umum berat, yang disebabkan oleh toksin dari jaringan
gangrene
3. Ileus obstruktif jenis gelung tertutup, dimana terjadi bila jalan masuk dan keluar suatu
gelung usus tersumbat, dimana paling sedikit terdapat dua tempat obstruksi

11

Gambar 1. Macam-macam Penyebab Ileus

Patofisiologi
Usus di bagian distal kolaps, sementara bagian proksimal berdilatasi. Usus yang berdilatasi
menyebabkan penumpukan cairan dan gas, distensi yang menyeluruh menyebabkan pembuluh
darah tertekan sehingga suplai darah berkurang (iskemik), dapat terjadi perforasi. Dilatasi dan
dilatasi usus oleh karena obstruksi menyebabkan perubahan ekologi, kuman tumbuh
berlebihan sehingga potensial untuk terjadi translokasi kuman. Gangguan vaskularisasi
menyebabkan mortalitas yang tinggi, air dan elektrolit dapat lolos dari tubuh karena muntah.
Dapat terjadi syok hipovolemik, absorbsi dari toksin pada usus yang mengalami strangulasi.

Dinding usus halus kuat dan tebal, karena itu tidak timbul distensi berlebihan atau ruptur.
Dinding usus besar tipis, sehingga mudah distensi. Dinding sekum merupakan bagian kolon
yang paling tipis, karena itu dapat terjadi ruptur bila terlalu tegang. Gejala dan tanda obstruksi
usus halus atau usus besar tergantung kompetensi valvula Bauhini. Bila terjadi insufisiensi
katup, timbul refluks dari kolon ke ileum terminal sehingga ileum turut membesar.
Pengaruh obstruksi kolon tidak sehebat pengaruh pada obstruksi usus halus karena pada
obstruksi kolon, kecuali pada volvulus, hampir tidak pernah terjadi strangulasi. Kolon
merupakan alat penyimpanan feses sehingga secara relatif fungsi kolon sebagai alat penyerap
12

sedikit sekali. Oleh karena itu kehilangan cairan dan elektrolit berjalan lambat pada obstruksi
kolon distal.
Komplikasi
1. CA rektum
2. Peritonitis karena absorbsi toksin dalam rongga peritonium sehinnga terjadi
peradangan atau infeksi yang hebat pada intra abdomen
3. Sepsis, infeksi akibat dari peritonitis, yang tidak tertangani dengan baik dan cepat.
4. Perforasi dikarenakan obstruksi yang sudah terjadi selalu lama pada organ intra
abdomen.

Penatalaksanaan
Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan cairan,
menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi, mengatasi peritonitis dan syok
bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus
kembali normal
a. Resusitasi
Dalam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah mengawasi tanda - tanda vital,
dehidrasi dan syok. Pasien yang mengalami ileus obstruksi mengalami dehidrasi dan
gangguan keseimbangan ektrolit sehingga perlu diberikan cairan intravena seperti
ringer laktat. Respon terhadap terapi dapat dilihat dengan memonitor tanda - tanda
vital dan jumlah urin yang keluar. Selain pemberian cairan intravena, diperlukan juga
pemasangan nasogastric tube (NGT). NGT digunakan untuk mengosongkan lambung,
mencegah aspirasi pulmonum bila muntah dan mengurangi distensi abdomen.
b. Farmakologis
Pemberian obat - obat antibiotik spektrum luas dapat diberikan sebagai profilaksis.
Antiemetik dapat diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah.
c. Operatif
Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastrik untuk mencegah
sepsis sekunder. Operasi diawali dengan laparotomi kemudian disusul dengan teknik
bedah yang disesuaikan dengan hasil eksplorasi selama laparotomi. Berikut ini
13

beberapa kondisi atau pertimbangan untuk dilakukan operasi: Jika obstruksinya


berhubungan dengan suatu simple obstruksi atau adhesi, maka tindakan lisis yang
dianjurkan. Jika terjadi obstruksi stangulasi maka reseksi intestinal sangat diperlukan.
Pada umumnya dikenal 4 macam cara/tindakan bedah yang dilakukan pada obstruksi
ileus:
a)

Koreksi sederhana (simple correction).

Hal ini merupakan tindakan bedah sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya
pada hernia incarcerata non-strangulasi, jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus ringan.
b)

Tindakan operatif by-pass.

Membuat saluran usus baru yang melewati bagian usus yang tersumbat, misalnya pada
tumor intralurninal, Crohn disease, dan sebagainya.
c)

Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi,

misalnya pada Ca stadium l.


d)

Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-

ujung usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada carcinoma colon,
invaginasi, strangulata, dan sebagainya. Pada beberapa obstruksi ileus, kadang-kadang
dilakukan tindakan operatif bertahap, baik oleh karena penyakitnya sendiri maupun karena
keadaan penderitanya, misalnya pada Ca sigmoid obstruktif, mula-mula dilakukan kolostomi
Pencegahan dan edukasi
Penggantian kehilangan cairan dan elektrolit ke dalam lumen usus sampai pencapaian tingkat
normal hidrasi dan konsentrasi elektrolit bisa dipantau dengan mengamati pengeluaran urin
(melalui kateter), tanda vital, tekanan vena sentral dan pemeriksaan laboratorium berurutan.
Dekompressi tractus gastrointestinal dengan sonde yang ditempatkan intralumen dengan
tujuan untuk dekompressi lambung sehingga memperkecil kesempatan aspirasi isi usus, dan
membatasi masuknya udara yang ditelan ke dalam saluran pencernaan,sehingga mengurangi
distensi usus yang bisa menyebabkan peningkatan tekanan intalumen.
Pemberian antibiotika untuk pencegahan pertumbuhan bakteri berlebihan bersama dengan
produk endotoksin dan eksotoksin.
Ia biasanya dinasihatkan untuk melambatkan makan oral sehingga ileus sembuh secara
klinikal. Walau bagaimanapun, kehadiran ileus tidak menghalang makan enteral. Makan
secara Postpyloric ke dalam usus kecil boleh dilakukan secara berhati-hati . Gula-gula getah
boleh menjadi satu bentuk makan palsu yang merangsang motilitas usus.

Prognosis
14

Mortalitas ileus obstruktif ini dipengaruhi banyak faktor seperti umur, etiologi, tempat dan
lamanya obstruksi. Jika umur penderita sangat muda ataupun tua maka toleransinya terhadap
penyakit maupun tindakan operatif yang dilakukan sangat rendah sehingga meningkatkan
mortalitas. Pada obstruksi kolon mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan obstruksi usus halus.

Kesimpulan

Daftar pustaka:

15

Anda mungkin juga menyukai