Anda di halaman 1dari 39

REFERAT

ILEUS OBSTRUKTIF

Pembimbing:
Dr.H.Reiza Farsa,Sp.B.,MH.Kes
Oleh:
Saeful Ambari
09310235
KEPANITRAAN KLINIK ILMU BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM KOTA TASIKMALAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
2013

A. Latar Belakang
Obstruksi intestinal merupakan kegawatan dalam
bedah abdominalis yang sering dijumpai,
merupakan 20% dari seluruh kasus gawat
abdomen dan 80 % berasal dari usus halus. Gawat
perut dapat disebabkan oleh kelainan di dalam
abdomen berupa inflamasi, dan penyulitnya, ileus
obstruktif, iskemik, dan perdarahan. Sebagian
kelainan dapat disebabkan oleh cedera langsung
atau tidak langsung yang mengakibatkan
perforasi saluran cerna atau perdarahan.

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA

A. Anatomi Usus
1. Usus Halus
. terbentang dari pylorum sampai
katup ileosekal
. dibagi menjadi duodenum, jejenum,
dan ileum

2. Usus Besar
Usus besar dibagi menjadi
Caecum
colon
colon
colon
colon
colon

ascendens,
transversum,
descendens,
sigmoideum,

Rectum
canalis analis

B. Fisiologi usus
1. Usus halus
Usus halus mempunyai dua fungsi
utama : pencernaan dan absorbsi
bahan-bahan nutrisi dan air. Proses
pencernaan dimulai dalam mulut dan
lambung dilanjutkan di dalam
duodenum terutama oleh kerja enzimenzim pankreas yang menghidrolisis
karbohidrat, lemak, dan protein menjadi
zat-zat yang lebih sederhana.

Proses pencernaan disempurnakan


oleh sejumlah enzim dalam getah
usus (sukus enterikus). Banyak di
antara enzim-enzim ini terdapat pada
brush border villi dan mencernakan
zat-zat makanan sambil diabsorbsi
Isi usus digerakkan oleh peristalsis
yang terdiri atas dua jenis gerakan,
yaitu segmental dan peristaltik

2. Usus besar
Fungsi usus besar yang paling
penting adalah mengabsorpsi air,
natrium, khlorida, dan asam lemak
rantai pendek serta mengeluarkan
kalium dan bikarbonat
Kolon sigmoid berfungsi sebagai
reservoir yang menampung massa
feses yang sudah dehidrasi sampai
defekasi berlangsung

Gerakan retrograd dari kolon


memperlambat transit materi dari
kolon kanan, meningkatkan absorbsi.
Pendorong antegrad melibatkan
segmen panjang 0,5-1,0 cm/detik,
20-30 detik panjang, tekanan 100200 mmHg, tiga sampai empat kali
sehari, terjadi dengan defekasi.

Gas kolon berasal dari udara yang


ditelan, difusi dari darah, produksi
intralumen. Nitrogen, oksigen,
karbon dioksida, hidrogen, metan.
Bakteri membentuk hidrogen dan
metan dari protein dan karbohidrat
yang tidak tercerna. Normalnya 600
ml/hari

C. Ileus Obstruktif
1. Definisi
. Ileus obstruktif adalah suatu
penyumbatan mekanis pada usus di
mana merupakan penyumbatan
yang sama sekali menutup atau
menganggu jalannya isi usus, yaitu
oleh karena kelainan dalam lumen
usus, dinding usus atau luar usus
yang menekan.

Etiologi

Etiologi

Hernia
Volvulus

Adhesi

Oklusi mesentrial

Tumor

Invaginasi

3. Klasifikasi
Berdasarkan lokasi obstruksinya
1. Ileus obstruktif letak tinggi : obstruksi
mengenai usus halus (dari gaster
sampai ileum terminal).
2. Ileus obstruktif letak rendah : obstruksi
mengenai usus besar (dari ileum
terminal sampai rectum).

Berdasarkan stadiumnya
1. Obstruksi sebagian (partial obstruction) : obstruksi
terjadi sebagian sehingga makanan masih bisa
sedikit lewat, dapat flatus dan defekasi sedikit.
2. Obstruksi sederhana (simple obstruction) :
obstruksi/sumbatan yang tidak disertai terjepitnya
pembuluh darah (tidak disertai gangguan aliran
darah).
3. Obstruksi strangulasi (strangulated obstruction) :
obstruksi disertai dengan terjepitnya pembuluh
darah sehingga terjadi iskemia yang akan
berakhir dengan nekrosis atau gangren.

4. Patofisiologi
Penyumbatan intestinal mekanik
pasase lumen usus terganggu gas
dan cairan pada bagian proksimal
distensi hipersekresi kelenjar
pencernaan absorbsi usus pun
menurun syok hipovolemik
Peristaltik pada bagian proksimal usus
meningkat

Pada obstruksi mekanik sederhana, hambatan


pasase muncul tanpa disertai gangguan
vaskuler dan neurologik. Makanan dan cairan
yang tertelan, sekresi usus dan udara akan
berkumpul dalam jumlah yang banyak jika
obstruksinya komplit. Bagian proksimal dari
usus mengalami distensi dan bagian distalnya
kolaps
Pada obstruksi mekanik risiko terjadinya
dehidrasi, iskemik, nekrosis, perforasi,
peritonitis dan kematian

5. Manifestasi Klinis
Macam ileus

Nyeri Usus

Distensi

Obstruksi simple
tinggi

++

Obstruksi simple
rendah
Obstruksi
strangulasi

Paralitik
Oklusi vaskuler

Bising usus

Muntah
borborigmi
+++

Meningkat

Ketegangan
abdomen
-

+++

Meningkat

Tak tentu

(kolik)
+++
(Kolik)
++++

Lambat, fekal
++

+++

(terusmenerus,
terlokalisir)

+
+++++

biasanya
meningkat

++++
+++

+
+++

Menurun
Menurun

DIAGNOSA
Obyekti f - Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
- Perut distensi
- darm kontur dan darm steifung.
- Benjolan pada regio inguinal, femoral dan skrotum
menunjukkan suatu hernia inkarserata.
- Invaginasi dapat terlihat massa abdomen berbentuk sosis.
- adhesi bila ada bekas luka operasi sebelumnya
Auskultasi
Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi. Pada fase
lanjut bising usus dan peristaltik melemah sampai hilang
Perkusi : Hipertimpani
Palpasi
Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi,
hernia.

Rectal Toucher
Isi rektum menyemprot : Hirschprung
disease
Adanya darah dapat menyokong adanya
strangulasi, neoplasma
Feses yang mengeras : skibala
Feses negatif : obstruksi usus letak
tinggi
Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi
Nyeri tekan : lokal atau general
peritonitis

7. Pemeriksaan Penunjang
Radiologik
Untuk menegakkan diagnosa secara
radiologis pada ileus obstruktif dilakukan
foto abdomen 3 posisi.

1. Ileus obstruksi letak tinggi :


Dilatasi di proximal sumbatan (sumbatan
paling distal di ileocecal junction) dan
kolaps usus di bagian distal sumbatan.
Coil spring appearance
Herring bone appearance
Air fluid level yang pendek-pendek dan
banyak (step ladder sign)

Ileus obstruksi letak rendah :


Gambaran sama seperti ileus obstruksi
letak tinggi
Gambaran penebalan usus besar yang
juga distensi tampak pada tepi abdomen
Air fluid level yang panjang-panjang di
kolon

Dilatasi usus

Herring Bone

Step Ladder

Berikut usus besar melebar sampai ke tingkat kolon


distal menurun. Ada kesan kepadatan jaringan
lunak pada tingkat obstruksi (X). Tidak ada gas
terlihat dalam kolon sigmoid. Obstruksi tidak mutlak
pada pasien ini sebagai volume kecil gas telah
mencapai rektum (panah).

Radiografi polos abdomen menunjukkan beberapa tingkat udaracairan (panah), beberapa dengan lebar lebih dari 2,5 cm. Selain
itu, ketinggian vertikal diferensial lebih dari 2 cm antara tingkat
udara-cairan yang sesuai dalam lingkaran usus yang sama
(dilingkari area). Ada juga distensi diameter usus kecil untuk
lebih dari 2,5 cm dan rasio diameter usus-usus kecil lebih besar
dari 0,5.

Terapi
Dasar pengobatan obstruksi usus
meliputi :
Penggantian kehilangan cairan dan
elektrolit
Dekompresi traktus gastrointestinal
Pemberian obat obat antibiotik spektrum
luas dapat diberikan sebagai profilaksis.
Antiemetik dapat diberikan untuk
mengurangi gejala mual muntah

Terapi Operatif
Pada umumnya dikenal 4 macam (cara) tindakan bedah
yang dikerjakan pada obstruksi ileus.
1) Koreksi sederhana (simple correction).Tindakan bedah
sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan,
misalnya pada hernia incarcerata non-strangulasi,
jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus ringan.
2) Tindakan operatif by-pass.Membuat saluran usus baru
yang "melewati" bagian usus yang tersumbat, misalnya
pada
tumor
intralurninal,
Crohn
disease,
dan
sebagainya.
3) Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal
dari tempat obstruksi, misalnya pada Ca stadium lanjut.
4) Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat
anastomosis ujung-ujung usus untuk mempertahankan
kontinuitas lumen usus, misalnya pada carcinomacolon,
invaginasi strangulata, dan sebagainya.

Post-operatif
Pengobatan pasca bedah sangat penting
terutama dalam hal cairan dan
elektrolit. Kita harus mencegah
terjadinya gagal ginjal dan harus
memberikan kalori yang cukup. Perlu
diingat bahwa pasca bedah usus pasien
masih dalam keadaan paralitik

Komplikasi
Nekrosis usus
Perforasi usus
Sepsis
Syok-dehidrasi
Abses
Sindrom usus pendek dengan malabsorpsi
dan malnutrisi
Pneumonia aspirasi dari proses muntah
Gangguan elektrolit

PROGNOSIS
Prognosis tergantung kondisi klinik
pasien sebelumnya. Setelah
pembedahan dekompresi,
prognosisnya tergantung dari
penyakit yang mendasarinya

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai