Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN

Pada tinjauan pustaka dan meta-analisis studi longitudinal ini, didapatkan bahwa obesitas
mempunyai hubung kait dengan semua subtipe katarak manakala berat badan berlebihan hanya
mempunyai hubung kait dengan katarak PSC. Dari hasil temuan menunjukkan bahwa obesitas
mungkin merupakan faktor risiko yang idependen terhadap katarak terkait usia. Studi
menunjukkan obesitas berhubungan dengan peningkatan faktor risiko katarak nuklir sebanyak
12%, katarak kortikal sebanyak 34% dan katarak PSC sebanyak 52%. Meta-analisis yang
terdahulu menunjukkan bahwa merokok juga dikaitkan dengan peringkatan risiko katarak
sebanyak 41%. Merokok sebagian besarnya menyebabkan katarak nuklir. Manakala obesitas
dihubungkan dengan peningkatan risiko terkena katarak PSC. Katarak PSC memberikan afek
yang lebih parah pada penglihatan dan karena itu memerlukan tindakan bedah dengan lebih
segera dari tipe katarak lainnya. Oleh itu, tenaga kilins dan epidemiologis harus memandang
serius kepada impak obesitas terhadap katarak.
Stres oksidatif merupakan hal penting yang terlibat di dalam proses pembentukan
katarak. Individu dengan kadar leptin plasma yang tinggi (sitokin yang diekspresikan terutama
oleh adiposit) dapat meningkatkan akumulasi spesis oksigen reaktif dalam berbagai model
seluler. Selain itu, individu dengan obesitas mempunyai jumlah inflamasi sistemik yang lebih
tinggi dengan peningkatan kadar C-reaktif protein dan proinflamasi sitokin, di mana keduanya
mempromosi terjadinya katarak karena mempunyai asosiasi dengan inflamasi pada mata.
Obesitas mungkin mempunyai hubungan dengan pembentukan katarak karena komplikasi
sistemik dari obesitas termasuk diabetes, hiperlipidemia dan hipertensi merupakan faktor risiko
untuk katarak terkait usia.
Meta-analisis ini mempunyai beberapa kelebihan di mana hanya studi kohort longitudinal
yang dimasukkan yang menjadikan studi ini kurang bias dibanding dengan studi lainnya. Selain
itu, ukuran sampel di dalam studi ini besar dan jeda waktu untuk kontrol panjang, menjadikan
bukti-bukti yang didapatkan lebih meyakinkan. Bagaimanapun, meta-analisis ini juga terdapat
limitasi yang perlu diketahui. Pertama, bias potensial di dalam studi yang original dan isu
metodologi dapat mempengaruhi hasil dari meta-analisis. Kedua, individu dengan bedah katarak
dikecualikan dari analisis, menjadikan estimasi dari asosiasi kurang tepat oleh karena
berkurangnya jumlah kasus. Ketiga, jumlah studi prospektif kecil dan karena itu analisis sub-

kelompok mungkin tidak dapat diterima. Keempat, setiap studi menggunakan sistem tingkat
katarak yang berbeda, di mana dapat mempengaruhi estimasi dari insidens kasus. Bias dari
publikasi juga dapat mempengaruhi hasil dari meta-analisis ini karena kebiasaannya studi yang
memberikan hasil statistik yang signifikan akan lebih diutamakan untuk dipublikasi berbanding
studi yang memberikan hasil yang tidak signifikan.
KESIMPULAN
Tinjauan sitematik dan meta-analisis dari enam studi kohort ini mengkorfirmasi efek
longitudinal dari obesitas terhadap katarak terkait usia, terutama katarak PSC. Hasil dari metaanalisis menunjukkan bahwa perubahan perilaku termasuk diet yang sihat atau aktivitas fisik
dapat membantu untuk mengurangkan insidens katarak, sekaligus meningkatkan fungsi visual
dan kualitas hidup.

Anda mungkin juga menyukai