Anda di halaman 1dari 49

Presentasi Kasus

ATRESIA ANI POST KOLOSTOMI POST


PSARP

Sariyani
pembimbing:
dr. Sindu Saksono, Sp.B-Sp.BA
dr. Shalita Dastamuar, SpB-SpBA

Departemen Ilmu Bedah


Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
2015
PENDAHULUAN

Suatu kelainan kongenital tanpa anus atau anus tidak sempurna, termasuk
didalamnya agenesis ani, agenesis rektum dan atresia rektum.
FISTULA
REKTOVES ATRESIA
TIBULAR
FISTULA ANI
REKTOVAG
INA FISTULA
REKTOURETRA
FISTULA
PERINEAL

sindroma VACTERL
(Vertebra, Anal, Cardial, Traceoesofageal,
1:5000 kelahiran
Renal,Limb)
STATUS PASIEN
IDENTITAS
Nama Pasien : Nn. COK
Usia : 7 Bulan
Tanggal Lahir : 26 Oktober 2014
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Sumber Harapan Kab. OKU Timur
Pekerjaan : Belum Bekerja
Agama : Islam
Suku Bangsa : Melayu
Medical Record : 854998
MRS : 13 Mei 2015
Tanggal Pemeriksaan : 26 Mei 2015
ANAMNESIS
Keluhan Utama : tidak ada lubang anus sejak lahir
Keluhan Tambahan : Sulit BAB, feses keluar dari lubang dekat
bawah vagina, perut kembung
ANAMNESIS
Riwayat Perjalanan Penyakit:
Bayi perempuan lahir di rumah dan ditolong oleh bidan
dengan persalinan spontan, lahir langsung menangis
dengan skor APGAR tidak diketahui, riwayat injeksi vit. K
tidak diketahui dari ibu G1P0A0, hamil aterm dengan
riwayat ibu demam (-) KPSW (-) ketuban kental (-), hijau
(-) bau busuk (-).
ANAMNESIS
Riwayat Perjalanan Penyakit:
3 hari setelah lahir, ibu penderita mengeluh anak sulit BAB,
feses keluar dari lubang dekat bawah vagina, perut kembung,
mual muntah tidak ada, tidak demam, disusui seperti biasa.
Anak dibawa ke dokter RSUD belitang dan didiagnosis
menderita penyakit Atresia Ani. Penderita dibawa ke RSUP
dr. Mohammad Hoesin Palembang dan pada usia 9 hari
penderita di operasi kolostomi.
Pada sekarang usia 7 bulan, penderita berobat ke RSUD
Belitang dan dirujuk ke RSMH untuk rencana pembuatan
lubang anus.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Penyakit Jantung disangkal
Penyakit Ginjal disangkal
Diare disangkal
Alergi disangkal

Riwayat Operasi:
Kolostomi (04-11-14)

Riwayat Penyakit Dalam Keluarga:


Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal.
Riwayat Kehamilan:
Usia ketika hamil : 19 tahun
Asuhan Antenatal : 1-2 kali per bulan di bidan dan diberi suplemen besi,
folat, dan vitamin B kompleks.
Kebiasaan selama hamil : -

Riwayat Kelahiran :
Penolong : Bidan
GPA : G1P0A0
Usia Gestasi : Aterm
Cara Persalinan : Spontan
Berat Lahir : 2900gram
Keadaan Setelah Lahir : langsung menangis
Riwayat Asupan Nutrisi:
0-6 bulan : ASI eksklusif on demand
6 bulan-sekarang : ASI, bubur susu, bubur tepung beras, bubur buah (pisang, papaya,
dan jeruk).

Riwayat Imunisasi:
BCG : (+), skar (+)
Polio : Polio-1, Polio-2, Polio-3, Polio-4
Hep.B : Hep.B-1, Hep.B-2, Hep.B-3
DPT : DPT-1, DPT-2, DPT-3
Campak : (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan
Sensorium : Compos Mentis
Nadi : 136 kali/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
Pernapasan : 34 kali/menit, reguler
Suhu : 36,4C
Berat Badan : 7000 gram
Panjang Badan : 59 cm
Lingkar Kepala : 43,5 cm
CRT : <2 detik
Pemeriksaan Khusus
Kepala : Ubun-ubun datar, normosefali,
Mata : Pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+), mata cekung (-/-)
Hidung : Nafas cuping hidung (-), epistaksis tidak ada, sekret tidak
ada
Leher : Pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran massa (-).
Thoraks : Simetris
Cor :
I = iktus kordis tidak terlihat
P = iktus kordis tidak teraba
P = belum dapat dinilai
A = Bunyi jantung I dan II (+) normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo :
I = dinamis (pergerakan dinding dada kanan sama dengan dinding dada kiri)
P = Stemfremitus dada kanan sama dengan dada kiri
P = Sonor pada kedua lapang paru
A = Vesikuler (+/+) normal, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen :
I = datar, kolostomi regio kiri bawah: lancar, warna merah (+), feses (+),
kantong kolostomi (+)
P = Lemas, nyeri tekan (-), hepar dan lien sulit dinilai
P = Timpani
A = Bising usus (+)
Ekstremitas : Akral hangat (-), akral anemis (-)
Genitalia : terdapat fistula rektovestibuler
Anus : lubang anus (-)

Status gizi (perempuan, usia 7bulan)


kurva WHO (z-scores)
BB/U : 0 s.d -2 SD : Gizi normal
TB/U : < -3 SD : perawakan sangat pendek
BB/TB : 2 s.d 3 SD : obesitas
Kurva Nellhaus
Lingkar kepala : -2 SD s.d 2 SD : normocephali
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DISTAL LOPOGRAFI
KESAN:
Atresia ani letak tinggi dengan fistula
DIAGNOSIS
Atresia Ani letak tinggi dengan fistula rektovestibuler
Post Kolostomi

DIAGNOSIS BANDING
Atresia Ani letak tinggi dengan fistula rektovestibuler
Post Kolostomi
Atresia Ani letak tinggi dengan fistula rektovagina Post
Kolostomi
TATALAKSANA
Observasi tanda vital
ASI on demand
Diet bubur susu 3 kali sehari
Pro PSARP

(pasca operasi)
IVFD Kaen IB 700cc+ Kcl 10mEq/24jam
Ceftriaxone 2x250mg IV
Paracetamol fl 3x80mg IV

TATALAKSANA POST PSARP


(Terapi pasca operasi)
IVFD Kaen IB 700cc+ Kcl 10mEq/24jam
Ceftriaxone 2x250mg IV
Paracetamol fl 3x80mg IV

Perawatan post operasi


2 minggu post operasi: Businasi
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
LAMPIRAN
FOTO POST OPERASI
FOTO 5 HARI POST OPERASI
Tinjauan Pustaka
Gambaran atresia ani pada laki-laki8
Gambaran atresia ani pada Perempuan
Etiologi
Atresia ani atau anus imperforata dapat
disebabkan karena:
Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan
daerah dubur, sehingga bayi lahir tanpa lubang
dubur
Gangguan organogenesis dalam kandungan
Berkaitan dengan sindrom down
Manifestasi klinis
Gejala yang menunjukan terjadinya malformasi anorektal
terjadi dalam waktu 24-48 jam. Gejala itu dapat berupa:
1. Perut kembung
2. Muntah
3. Tidak bisa buang air besar
4. Pada pemeriksaan radiologis dengan posisi tegak serta
knee chest dapat dilihat sampai dimana terdapat
penyumbatan.
Beberapa jenis kelainan yang sering ditemukan bersamaan
dengan malformasi anorektal adalah:

Kelainan kardiovaskuler
atrial septal defect
paten ductus arteriosus
tetralogi of fallot
vebtrikular septal defect.

Kelainan gastrointestinal
Kelainan yang ditemui berupa kelainan trakeoesofageal (10%), obstruksi
duodenum (1%-2%)
Kelainan tulang belakang dan medulla spinalis
Kelainan lumbosakral : hemivertebrae, skoliosis, butterfly vertebrae,
dan hemisacrum.
Kelainan spinal :myelomeningocele, meningocele, dan teratoma
intraspinal.

Kelainan traktus genitourinarius


Kelainan traktus urogenital kongenital :malformasi anorektal.
PSARP
Posterosagittal anorectoplasty, selanjutnya disebut
PSARP, diperkenalkan oleh Pena dan de Vries
pada tahun 1982.

Macam PSARP adalah minimal, limited, dan full


PSARP.
Prosedur PSARP
Pasien dalam posisi prone dengan elevasi pada pelvis.
Dengan bantuan stimulator dilakukan identifikasi anal
dimple. Insisi dimulai dari tengah sakrum ke bawah
melewati pusat sfingter eksterna sampai ke depan
kurang lebih 2 cm.
Insisi diperdalam dengan membuka subkutis, lemak,
parasagittal fibre dan muscle complex.
Tulang coccygeus dibelah sehingga tampak otot levator
Otot levator dibelah sehingga tampak dinding belakang
rektum.
Rektum dibebaskan dari dinding belakang dan jika ada
fistula dibebaskan juga, rektum dipisahkan dengan
vagina di depannya.
Dengan jahitan rektum ditarik melewati otot levator,
muscle complex dan parasagittal fibre kemudian
dilakukan anoplasty dan dijaga agar tidak tegang.
Komplikasi
Komplikasi mayor yang membutuhkan reoperasi biasanya sekitar 2%,
paling sering pada kasus repair kloaka.

Komplikasi minor yang sering terjadi adalah


infeksi perineal
dehisensi luka operasi
trauma uretra atau vagina
trauma pada saraf daerah pelvis
stenosis ani,
prolaps mukosa rektum
fistula yang rekuren.
Dari segi fungsi anus kadang didapatkan soiling maupun inkontinensia.
Bowel management dengan pemberian enema, laksan, irigasi, atau
penurun siklus transit feses seperti loperamid pada banyak kasus
dapat mengatasi komplikasi postoperasi ini.

pada kasus atresia ani letak tinggi sering disertai tidak terbentuknya
atau tidak sempurnanya sistem otot yang menentukan fungsi
kontinensia. Sehingga terapi apapun yang diberikan tidak akan
membuat fungsi anus menjadi normal 100% seperti yang diharapkan.

Tindakan bedah yang sempurna tidak selalu disertai fungsi kontinensia


yang sempurna.
Analisis Masalah
Anamnesis:
bayi perempuan Atresia Ani dengan
berusia 7 bulan fistula
tidak ada lubang anus rektovestibular
anak sulit BAB
feses keluar dari lubang dekat bawah vagina
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan abdomen didapatkan pada inspeksi keadaan
perut datar, terdapat kolostomi regio kiri bawah: lancar, warna
merah, feses tidak ada, kantong kolostomi ada, pada palpasi perut
lemas dan pada auskultasi bising usus (+). tidak distensi usus,
Kolostomi menghilangkan obstruksi usus dan mencegah
enterokolitis
Pemeriksaan penunjang
Berdasarkan pemeriksaan
radiologis berupa foto polos
abdomen dan distal lopografi
menyimpulkan bahwa pasien
mengalami atresia ani dengan
fistula letak tinggi, terpasang
kolostomi pada kolon
transversum dengan ujung
distal rectum mendatar.
Diagnosis
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang Atresia Ani letak tinggi
dengan fistula rektovestibuler Post Kolostomi.

Pada kasus ini direncanakan tindakan bedah berupa


PSARP pada penderita.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai