(KMB 2)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST OP
LAPARATOMI: OBSTRUKSI ILEUS
NAMA : SUSANTI
NIM :201102079
KELOMPOK :7
STASE : KMB 1
DOSEN PEMBIMBING : Nunung Febriani Sitepu, S.Kep.,Ns.,MNS
FAKULTAS KEPERAWATAN
MEDAN
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
B. Etiologi
Adapun penyebab dari obstruksi usus dibagi menjadi dua bagian menurut jenis
obstruksi usus, yaitu:
1) Mekanis
Yaitu terjadi obstruksi intramunal atau obstruksi munal dari tekanan pada usus,
diantaranya:
c.Stenosisd. g. Abses
d.Strikture.
2)Fungsional
Yaitu akibat muskulator usus tidak mampu mendorong isi sepanjang usus. (Brunner and
Suddarth, 2002)
Manifestasi yang biasa timbul pada pasien post laparatomi ileus (menurut Dermawan, 2010)
yaitu Nyeri kram pada perut yang terasa seperti gelombang dan bersifat kolik. Pasien dapat
mengeluarkan darah dan mucus, tetapi bukan materi fekaldan tidak dapat flatus (sering muncul).
Muntah mengakibatkan dehidrasi dan juga dapat mengalami syok. Konstipasi mengakibatkan
peregangan pada abdomen dan nyeri tekan kemudian anoreksia dan malaise menimbulkan
demam dengan tanda terjadinya takikardi. Pasien mengalami diaphoresis dan terlihat pucat,lesu,
haus terus menerus, tidak nyaman, dan mukosa mulut kering
D. Patofisiologi
Ketika peristaltik berhenti daerah usus yang terlibat akan menjadi kembung dengan gas
dan cairan. Dalam satu hari kuranglebih 8 liter cairan dikeluarkan ke dalam lambung dan usus
halus, secaranormal sebagian besar cairan ini direabsorbsi di dalam kolon. Jika peristaltik
berhenti, bagaimanapun akan banyak cairan tertahan di dalam lambung dan usus kecil. Cairan
yang tertahan ini meningkatkan tekanan pada dinding mukosa dan jika tidak dikeluarkan
mengakibatkan iskemic nekrosis, invasi bakteri dan akhirnya peritonitis. Kehilangan sodium dan
ion-ion klorida menyebabkan keluarnya potassium dari sel mengakibatkan alkolosis
hypokalemik. Ketika obstruksi mekanik terjadi gelombang peristaltik sebelah proksimal dari
daerah obstruksi meningkat sebagai usaha untuk mendorong isi usus melewati obstruksi.Gerakan
peristaltik ini menyebabkan bising usus yang tinggi.
Kandungan abdomen akibat usus yang kembung akan menyebabkan ventilasi paru-paru
terganggu oleh tekanan pada diafragma. Tekanan pada kandung kemih dapat menyebabkan
retensia urine. Konstipasi terjadi padaobstruksi mekanik karena sebagian dari feses biasanya
lewat daerah obstruksi.Jika peristaltik berhenti sepenuhnya seperti pada ileus paralitik atau
obstruksiorganik yang komplit, maka tidak terjadi defekasi sama sekali (obstruksi).
1)Pemeriksaan radiologi
Dengan posisi terlentang dan tegak (lateral dekubitus) memperlihatkan dilatasi lengkung usus
halus disertai adanya batas antara air dan udara atau gas (air-fluid level) yang membentuk pola
bagaikan tangga.
Mempunyai suatu peran terbatas pada pasien dengan obstruksi usus halus.Pengujian Enema
Barium terutama sekali bermanfaat jika suatu obstruksi letakrendah yang tidak dapat pada
pemeriksaan foto polos abdomen. Pada anak-anak dengan intussuscepsi, pemeriksaan enema
barium tidak hanya sebagai diagnostik tetapi juga mungkin sebagai terapi.
c.CT Scan.
Pemeriksaan ini dikerjakan jika secara klinis dan foto polos abdomendicurigai adanya
strangulasi. CT Scan akan mempertunjukkan secara lebih telitiadanya kelainan-kelainan dinding
usus, mesenterikus, dan peritoneum. CT Scan harus dilakukan dengan memasukkan zat kontras
kedalam pembuluh darah. Pada pemeriksaan ini dapat diketahui derajat dan lokasi dari obstruksi.
d. USG
e.MRI
Walaupun pemeriksaan ini dapat digunakan, tetapi tehnik dan kontras yang ada sekarang ini
belum secara penuh mapan. Tehnik ini digunakan untuk mengevaluasi iskemia mesenterik
kronis.
f.Angiografi
Angiografi mesenterik superior telah digunakan untuk mendiagnosis adanya herniasi internal,
intussuscepsi, volvulus, malrotation, dan adhesi.
2. Pemeriksaan laboratorium
F. Penatalaksanaan
Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan cairan,
menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi,
mengatasi peritonitis dan syok bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaikikelangs
ungan dan fungsi usus kembali normal.
a.Resusitasi
Dalam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah mengawasi tanda - tanda vital,dehidrasi dan
syok. Pasien yang mengalami ileus obstruksi mengalami dehidrasidan gangguan keseimbangan
ektrolit sehingga perlu diberikan cairan intravena seperti ringer laktat. Respon terhadap terapi
dapat dilihat dengan memonitor tanda -tanda vital dan jumlah urin yang keluar. Selain pemberian
cairan intravena,diperlukan juga pemasangan nasogastric tube (NGT). NGT digunakan untuk
mengosongkan lambung, mencegah aspirasi pulmonum bila muntah danmengurangi distensi
abdomen.
b.Farmakologis
Pemberian obat - obat antibiotik spektrum luas dapat diberikan sebagai profilaksis. Antiemetik
dapat diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah.
c. Operatif
Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastrik untukmencegah sepsis sekunder.
Operasi diawali dengan laparotomi kemudian disusuldengan teknik bedah yang disesuaikan
dengan hasil eksplorasi selama laparotomi.Berikut ini beberapa kondisi atau pertimbangan untuk
dilakukan operasi : Jika obstruksinya berhubungan dengan suatu simple obstruksi atau adhesi,
maka tindakan lisis yang dianjurkan. Jika terjadi obstruksi stangulasi maka reseksi intestinal
sangat diperlukan. Pada umumnya dikenal 4 macam cara/tindakan bedahyang dilakukan pada
obstruksi ileus :
1) Koreksi sederhana (simple correction), yaitu tindakan bedah sederhana untukmembebaskan
usus dari jepitan, misalnya pada hernia incarcerata non-strangulasi, jepitan oleh streng/adhesi
atau pada volvulus ringan
2) Tindakan operatif by-pass, yaitu tindakan membuat saluran usus baru yang
“melewati” bagian usus yang tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal, Crohn disease, dan
sebagainya.
3) Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi,misalnya pada
Ca stadium lanjut.
4) Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-ujungusus untuk
mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada carcinomacolon, invaginasi, strangulata,
dan sebagainya. Pada beberapa obstruksi ileus,kadang-
kadang dilakukan tindakan operatif bertahap, baik oleh karena penyakitnya sendiri maupun
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a.Identitas
Biodata klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,suku dan gaya hidup.
b.Riwayat Kesehatan
1.Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji. Padaumumnya akan
ditemukan klien merasakan nyeri pada abdomennya biasanyaterus menerus, demam, nyeri tekan
dan nyeri lepas, abdomen tegang dan kaku.
Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan klien.
c. Pemeriksaan fisik
4. Sistem perkemihan : Retensio urine akibat tekanan distensi abdomen, anuria/oliguria, jika
syokhipovolemik
5.Sistem pencernaan :Distensi abdomen, muntah, bising usus meningkat, lemah atau
tidak ada,ketidakmampuan defekasi dan flatus.
Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien dengan ileusobstruksi adalah
sebagai berikut : (Doenges, M.E. 2001 dan Wong D.L)
1.Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan intake yang tidakadequat dan
ketidakefektifan penyerapan usus halus.
2.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrisi
3. Intervensi keperawatan
1.Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan intake yang tidakadequat dan
ketidakefektifan penyerapan usus halus
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam kebutuhan cairandan
elektrolit terpenuhi.Kriteria hasil :
d. Mukosa lembab
e. Elektrolit dalam batas normal (Na: 135-147 mmol/L, K: 3,5-5,5 mmol/L, Cl:94-111 mmol/L).
Intervensi :
Intervensi
7.Beri penjelasan kepada pasien dankeluarga tentang tindakan yangdilakukan: pemasangan NGT
dan puasa.
2.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrisi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam kebutuhan nutrisiteratasi.
Kriteria hasil :
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pola nafas menjadi efektif
Kriteria hasil : Pasien memiliki pola pernafasan: irama vesikuler, frekuensi: 18-
20x/menitIntervensi :
Intervensi
1. Observasi TTV: P, TD, N,S
Rasional : Perubahan pada pola nafas akibatadanya distensi abdomen dapat mempengaruhi
peningkatan hasil TTV
7.Berikan penjelasan kepada keluarga pasien tentang penyebab terjadinya distensi abdomen yang
dialami oleh pasien
Kriteria hasil : Pola eliminasi BAB normal: 1x/hari, dengan konsistensi lembek, BU normal :5-
35 x/menit, tidak ada distensi abdomen
Intervensi
Rasional : Mengetahui ada atau tidakny akelainan yang terjadi pada eliminasi fekal
Rasional : Gangguan motilitas usus dapatmenyebabkan akumulasi gas didalam lumen usus
sehingga terjadidistensi abdomen
5.Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga penyebab terjadinya gangguan dalam BAB
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam rasa nyeri teratasiatau
terkontrol
Kriteria hasil : Pasien mengungkapkan penurunan ketidaknyamanan; menyatakan nyeri
padatingkat dapat ditoleransi, menunjukkan rileks.
Intervensi :
Rasional : Nyeri hebat yang dirasakan pasien akibat adanya distensi abdomen dapat
menyebabkan peningkatanhasil TTV
2. Kaji keluhan nyeri, karakteristik danskala nyeri yang dirasakan pasien sehubungan dengan
adanya distensi abdomen
Rasional : Posisi yang nyaman dapatmengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien
4.Ajarkan dan anjurkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam saat merasa nyeri
5.Anjurkan pasien untuk menggunakan tehnik pengalihan saat merasa nyeri hebat.
Kriteria hasil : Pasien mengungkapkan pemahaman tentang penyakit saat ini dan
mendemonstrasikan keterampilan koping positif
Intervensi :
Rasional : Rasa cemas yang dirasakan pasien dapat terlihat dalam ekspresi wajahdan tingkah
laku
3.Berikan penjelasan kepada pasien dankeluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
sehubungan dengan keadaan penyakit pasien
4.Berikan kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan rasa takut ataukecemasan yang
dirasakan
6.Dorong dukungan keluarga dan orangterdekat untuk memberikan support kepada pasien
Rasional : Support system dapat mengurangi rasa cemas dan menguatkan pasien dalam
menerima keadaan sakitnya.
LAMPIRAN 3
I. BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.N
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 70 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Padamara 2/1 Purbalingga
Tanggal Masuk RS : 4 April 2017
No. Register : 02033546
Ruangan/ Kamar : Kenanga
Golongan Darah : -
Tanggal Pengkajian : 6 April 2017
Tanggal Operasi : 5 April 2017
Diagnosa Medis : Post Op Laparotomi eksplorasi : ileus obstruksi
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn.W
Hubungan dengan Pasien : Anak.
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Padamara 2/1 Purbalingga
2.Apakah menyebar
Tidak
D. Severity (mengganggu aktivitas)
Skala nyeri 7
E. Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya)
Nyeri hilang timbul
= perempuan = pasien
= laki-laki
VI. RIWAYAT/ KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Bahasa yang digunakan
Sehari-sehari pasien menggunakan bahasa Jawa dan terkadang menggunakan bahasa Indonesia
B. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien tidak mengerti akan penyakitnya. Pasien mengetahui penyakitnya dari tim medis
C. Konsep diri
1. Body image : .................................................................................................................
2. Ideal diri : pasien merasa kurang nyaman dengan kondisinya yang sedang sakit
3. Harga diri : .................................................................................................................
4. Peran diri : pasien adalah seorang IRT dan memiliki 2 orang anak
5. Personal identity : .................................................................................................................
D. Keadaan emosi
Emosi pasien terkontrol dengan baik
E. Perhatian tehadap orang lain/ lawan bicara
Pasien dapat berkomunikasi dengan orang lain tetapi sedikit lemah dalam berkata-kata
F. Hubungan dengan keluarga
Baik
G. Hubungan dengan saudara
Baik
H. Hubungan dengan orang lain
Baik
I. Kegemaran
Pasien tidak memiliki hobi
J. Daya adaptasi
...............................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................... .....................
K. Mekanisme pertahanan diri
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
VII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
KU pasien lemah
B. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 37 ℃. Nadi : 88 x/menit
TD : 130/80 mmHg RR : 22 x/menit
TB : 158 cm BB : 60 kg
C. Pemeriksaan kepala dan leher
1. Kepala dan
rambut Kepala
a. Bentuk : bentuk kepala mesochepal, tidak ada lesi dan tidak ada hematoma
b. Ubun-ubun : -
c. Kulit kepala : kulit kepala kotor dan berbau
Rambut
a. Penyebaran dan keadaan rambut : rambut merata dan sudah beruban.
b. Bau : berbau karena tidak pernah keramas rambut selama dirawat di RS
c. Warna kulit : sawo matang
Wajah
a. Warna kulit : sawo matang
b. Struktur wajah : simetris, tidak ada lesi
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan
Simetris kiri dan kanan
b. Palpebra
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
c. Konjungtivita dan sklera
Konjungtiva anemis dan sklera tidak ikterik
d. Pupil
Pupil isokor, refleks cahaya baik
e. Cornea dan iris
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
f. Visus
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
g. Tekanan bola mata
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi
Tulang hidung simetris
b. Lubang hidung
Lubang hidung bersih, tidak ada luka
c. Cuping hidung
Tidak bernafas dengan cuping hidung
4. Telinga
a. Bentuk telinga : simetris
b. Ukuran telinga : ...................................................................................................
c. Lubang telinga : tidak ada serumen
d. Ketajaman pendenganran : pendengaran sudah berkurang
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir :
Bibir lembab
b. Keadaan gusi dan gigi : gusi tidak berdarah, gigi sedikit kotor
c. Keadaan lidah : lidah kotor
d. Orofaring :
...................................................................................................
6. Leher
a. Posisi trachea :
Tepat berada di tengah, tidak ada nyeri menelan
b. Thyroid :
Tidak ada pembesaran tiroid.
c. Suara :
...................................................................................................
d. Kelenjar limfe :
Tidak ada pembesaran kelenjar limfa
e. Vena jugularis :
Tampak
f. Denyut nadi karotis :
Teraba
D. Pemeriksaan integumen
1. Kebersihan : bersih
2. Kehangatan : akral teraba hangat
3. Warna : warna kulit sawo matang
4. Turgor : baik
5. Kelembaban : lembab
6. Kelainan pada kulit : tidak ada
E. Pemeriksaan payudara dan ketiak
1. Ukuran dan bentuk payudara :
...................................................................................................
2. Warna payudara dan areola :
...................................................................................................
3. Kelainan payudara dan puting :
...................................................................................................
4. Aksila dan clavicula :
...................................................................................................
F. Pemeriksaan thoraks/ dada
1. Inspeksi thoraks
a. Bentuk thoraks : √Normal Pigeon
chest Burrel chest Flail chest
Funnel chest Kifos koliasis
Beri tanda ( ) pada kotak yang tersedia
b. Pernafasan
Frekuensi : 22 x/ menit
Irama : ...................................................................................................
c. Tanda kesulitan bernafas
Tidak ada bernafas dengan bantuan pernafasan
2. Pemeriksaan paru
a. Palpasi getaran suara : tidak ada nyeri tekan
b. Perkusi : sonor
c. Auskultasi
Suara nafas : v esik u ler
Suara ucapan : ...................................................................................................
Suara tambahan : tidak ada suara wheezing atau suara tambahan lain
3. Pemeriksaan jantung
a. Inspeksi :
Pergerakan dada simetris, ictus cordis tidak tampak
b. Palpasi
Pulsasi : tidak teraba massa, tidak ada teraba ictus cordis
c. Perkusi : Pekak
d. Auskultasi
Bunyi jantung : S1=S2
Bunyi tambahan : tidak ada
Murmur : tidak ada
Frekuensi : ...................................................................................................
G. Pemeriksaan abdomen
1. Inspeksi
a. Bentuk abdomen :
Terdapat luka post op laparotomi eksplorasi dan perut kembung
b. Benjolan/ massa :
...................................................................................................
c. Bayangan pemb. darah :
...................................................................................................
2. Auskultasi
a. Peristaltik usus 13 x/ mnt
b. Suara tambahan :
...................................................................................................
3. Palpasi
a. Tanda nyeri tekan :
Pasien merasa nyeri di daerah abdomen post op saat dipalpasi
b. Benjolan/ massa :
...................................................................................................
c. Tanda ascites :
...................................................................................................
d. Hepar :
...................................................................................................
e. Lien :
...................................................................................................
f. Titik Mc Burney :
...................................................................................................
4. Perkusi
a. Suara abdomen : Hipertimpani
b. Pemeriksaan ascites :
...................................................................................................
H. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
1. Genitelia
a. Rambut pubis :
...................................................................................................
b. Lubang uretra :
...................................................................................................
c. Kelainan pada genitalia eksterna dan daerah inguinal :
...................................................................................................................................................
2. Anus dan perineum
a. Lubang anus :
...................................................................................................
b. Kelainan pada anus :
...................................................................................................
c. Perineum :
...................................................................................................
I. Pemeriksaan muskuloskeletal/ ekstremitas
1. Kesimetrisan otot :
Ekstremitas Atas : lengkap, tidak ada oedema dikedua tangan, pergerakan normal, terpasang infuse RL 20
tpm di radialis sinistra
Ekstremitas bawah : lengkap, tidak ada edema, pergerakan normal
2. Pemeriksaan edema : Tidak ada edema
3. Kekuatan otot : Kuat
5 5
5 5
Kelainan pada ekstremitas dan kuku : Tidak ada , CRT > 3 detik
4.
J. Pemeriksaan neorologi
1. Tingkat kesadaran
GCS : 15, E4M6V5.kesadaran pasien compos mentis
2. Meningeal sign
.........................................................................................................................................................
3. Status mental
a. Kondisi emosi/ perasaan
...................................................................................................................................................
b. Orientasi
...................................................................................................................................................
c. Proses berpikir (ingatan, atensi, keputusan, perhitungan)
...................................................................................................................................................
d. Motivasi (kemauan)
...................................................................................................................................................
e. Persepsi
...................................................................................................................................................
f. Bahasa
Bahasa sehari-hari yang digunakan yaitu Jawa dan terkadang menggunakan bahasa Indonesia
...................................................................................................................................................
4. Nervus Cranialis
a. Nervus Olfaktorius/ N I
...................................................................................................................................................
b. Nervus Optikus/ N II
...................................................................................................................................................
c. Nervus Okulomotoris/ N III, Trochliaris/ N IV, Abdusen/ N VI
...................................................................................................................................................
d. Nervus Trigeminus/ N V
...................................................................................................................................................
e. Nervus Fasialis/ N VII
...................................................................................................................................................
f. Nervus Vestibulocochlearis/ N VIII
...................................................................................................................................................
g. Nervus Glossopharingeus/ N IX, Vagus/ N X
...................................................................................................................................................
h. Nervus Asesorisus/ N XI
...................................................................................................................................................
i. Nervus Hipoglossus/ N XII
...................................................................................................................................................
5. Fungsi Motorik
a. Cara berjalan
...................................................................................................................................................
b. Romberg test
...................................................................................................................................................
c. Tes jari-hidung
...................................................................................................................................................
d. Pronasi-supinasi test
................................................................................................................................ ...................
e. Heel to shin test
...................................................................................................................................................
6. Fungsi Sensori
a. Identifikasi sentuhan ringan
...................................................................................................................................................
b. Tes tajam-tumpul
...................................................................................................................................................
c. Tes panas dingin
...................................................................................................................................................
d. Tes getaran
...................................................................................................................................................
e. Streognosis test
...................................................................................................................................................
f. Graphestesia test
...................................................................................................................................................
g. Membedakan dua titik
...................................................................................................................................................
h. Tropognosis test
......................................................................................................................................... ..........
7. Reflek
a. Reflek Bisep
...................................................................................................................................................
b. Reflek Trisep
...................................................................................................................................................
c. Reflek Brachioradialis
.................................................................................................................................................. .
d. Reflek Patelar
...................................................................................................................................................
e. Reflek Tendon Achiles
...................................................................................................................................................
f. Reflek Plantar
...................................................................................................................................................
VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
A. Pola tidur dan kebiasaan
1. Waktu tidur : 22.00 malam , 3-4 jam
2. Waktu bangun : 06.00 pagi
3. Masalah tidur : Pasien merasa Nyeri pada luka post operasi
4. Hal-hal yang mempermudah tidur :Tidak ada
5. Hal-hal yang mempermudah bangun :
Pasien mengatakan tidur terasa susah semenjak operasi karna adanya nyeri pada luka post operasi
B. Pola eliminasi
1. B A B
Pasien belum BAB dan flatus (buang angin) sejak operasi
a. Pola BAB : ................................... Penggunaan laksatif
: tidak
b. Karakter feses : ............................... BAB terakhir : 2 hari yang lalu ..
c. Riwayat perdarahan : tidak................................... Diare : tidak
2. B A K
a. Pola BAK : 6-8x/hari................................... Inkontinensi: tidak
b. Karakter urin : jernih kekuningan.................... Retensi : tidak
c. Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : tidak
d. Riwayat penyakit ginjal/ kandung kemih : tidak
e. Penggunaan diuretika : tidak
f. Upaya mengatasi masalah :
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
C. Pola makan dan minum
1. Gejala (Subyektif)
pasien belum mendapatkan diit karena pasien masih dipuasakan pada post op laparotomi
a. Diit (Type) : .....................................
Jlh makan/ hari : ...................
b. Pola diit :
....................................................................................
c. Kehilangan selera makan :
Mual :
muntah :
d. Nyeri ulu hati :
....................................................................................
e. Yang berhu6bungan dengan :
....................................................................................
f. Disembuhkan dengan :
....................................................................................
g. Alergi/ intoleransi makanan :
....................................................................................
h. Berat badan biasa :
60 kg....................................................................................
2. Tanda (Obyektif)
Berat badan sekarang : ........... Kg, Tinggi badan 158 cm
Bentuk tubuh : ....................................................................................
3. Waktu pemberian makan : ....................................................................................
4. Jumlah dan jenis makanan : ....................................................................................
5. Waktu pemberian cairan : minum 5-6 x/ hari
6. Masalah makan dan minum
a. Kesulitan mengunyah :Tidak ada
b. Kesulitan menelan :Tidak ada.
c. Tidak dapat makan sendiri : Makan minum pasien dibantu oleh
keluarga
7. Upaya mengatasi masalah
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
D. Kebersihan diri/ personal hygine
1. Pemeliharaan badan : badan pasien hanya di lap dengan air hangat
2. Pemeliharaan gigi dan mulut : pasien sikat gigi 1x/hari
3. Pemeliharaan kuku : kuku tidak dibersihkan selama di RS
E. Pola kegiatan/ aktivitas
Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG/ DIAGNOSTIK
F. Diagnosa Medis
Post op laparatomi ileus obstruktif
...............................................................................................................................................................
G. Pemeriksaan diagnostik/ penunjang medis
1. Laboratorium
Tanggal : 4/April/2017 Nilai normal :
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hematologi
Darah Lengkap
Hematokrit 36 Δ 35 – 47
MCHC L 28.8 δ 32 – 36
Hitung Jenis
Segmen 50.7 δ 50 – 70
Limfosit L 16.6 δ 25 – 40
Kimia Klinik
3. ECG
Tidak ada pemeriksaan pada data kasus pasien
4. USG
T : nyeri hilang
timbul
DO : Penyempitan aliran darah
- pasien tampak menahan
nyeri Aliran darah ke usus terhambat
- pasien tampak meringis
kesakitan dan gelisah
- KU lemah
- TTV : Ileus Obstruksi
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 88x/menit
RR : 22x/menit Penatalaksanaan operatif (Laparatomi)
Suhu : 37℃ Terputusnya kontinuitas jaringan
- Terdapat luka jahitan post op
di daerah abdomen dan
inguinal
Adanya luka jahitan post op di abdomen dan
- Pemeriksaan RO Abd 3 posisi inguinal
Hasil : ileus obstruksi dan Pengeluaran mediator kimia
hernia femoralis inkarserata
Nyeri dipersepsikan
Nyeri Akut
2. DS: Penatalaksanaan operatif ( Laparatomi)
1.Pasien mengatakan untuk Defisit perawatan
aktivitas makan & minum Terputusnya kontinuitas jaringan diri:Mandi
dibantu oleh keluarga
DO: Adanya luka post op di abdomen dan
1. KU pasien lemah inguinal
2. Kulit kepala kotor & berbau
3. Rambut pasien tidak
dikeramas selama dirawat di RS
hanya terbaring di tempat tidur Pengeluaran mediator kimia
4. Gigi pasien sedikit kotor &
lidah tampak kotor Merangsang reseptor nyeri
5. Badan pasien hanya di lap
1x/hari dengan air hangat
6. Kuku pasien kotor & tidak Nyeri dipersepsikan
pernah dipotong selama di RS
7. ADL pasien dibantu oleh Nyeri
keluarga
8. KU pasien lemah, kekuatan Kelemahan
otot 5
ADL dibantu
3. DS: Adanya luka post op di abdomen & inguinal Gangguan Pola Tidur
1. Pasien mengatakan tidur
terasa susah semenjak operasi Pengeluaran mediator kimia
karna adanya nyeri pada luka
post op
DO:
1. waktu tidur : 3-4 jam Merangsang reseptor nyeri
2. Skala nyeri 7
Nyeri dipersepsikan
Nyeri
Merangsang saraf otonom
REM menurun
1. Nyeri akut b/d pelaksanaan operatif (laparatomi) d/d adanya luka jahitan post op di abdomen dan
inguinal
2. Defisit Perawatan Diri : Mandi b/d kelemahan d/ d ADL pasien dibantu, aktivitas mandi kurang
3. Gangguan Pola tidur b/d nyeri d/d adanya luka post op di abdomen & inguinal
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH