A. Definisi Diare
Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang tidak biasa ( lebih dari 3 kali sehari),
juga perubahan dalam jumlah konsistensi (feses cair). Hal ini biasanya berkaitan dengan dorongan,
rasa tak nyaman pada area perianal, inkontinesia atau kombinasi dari faktor ini. Tiga faktor yang
menetukan keparahnya : sekresi intestinal, perubahan penyerapan mukosa dan peningkatan motilita.
Diare dapat akut atau kronis. Diare diklasifikasikan sebagi tinggi volume, rendah volume, sekresi,
osmotik atau campuran( Arafat,2016)
B. Etiologi
Faktor infeksi diare yaitu
1. Infeksi enteral : Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare
Faktor Malabsobsi : karbohidrat, lemak, protein Faktor makanan : basi, racun, alergi.
Faktor psikologis : rasa takut dan cemas.
C. Patofisiologi
Patofisiologi dari diare adalah meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal
merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan, cairan
sodium, potasium dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler kedalam tinja, sehingga
mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit dan dapat terjadi asidosis metabolik. Diare yang terjadi
merupakan proses dari transpor aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus
halus, sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit.
Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga mengurangi fungsi
permukaan intestinal. Perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan
bahan-bahan makanan ini terjadi pada sindrom malabsorbsi. Peningkatan motilitas intestinal dapat
mengakibatkan gangguan absorbsi intestinal.
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ada 3 macam yaitu:
1. Gangguan Osmotik Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan dalam rongga yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik
dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena
terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan sehingga timbul diare.
Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri kambuh berlebihan,
selanjutnya timbul diare pula.
D. Gejala Klinis
1. Peningkatan frekuensi dan kandungan cairan dalam feses
2. Kram abdomen, distensi, bising usus, anoreksia dan rasa haus
3. Kontraksi spasmodik yang sakit dari anus dan mengejan tak efektif mungkin terjadi setiap kali
defekasi
4. Feses yang banyak mengandung air menandakan penyakit usus halus
5. Feses berwarna keabu-abuan menandakan malabsirpsi usus
6. Mukus dan pus dalam feses menunjukan enteritis inflamsi atau kolitis
7. Bercak minyak pada air toilrt merupakan diagnostik dari insufiesnsi pankreas ( Arafat,2016)
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan.
2. Pemeriksaan intubasi duodenum.
3. Pemeriksaan elektrolit dan creatinin.
4. Pemeriksaan tinja, PH, Leukosit, glukosa, dan adanya darah.
F. Penatalaksanaan Medis
1. Untuk diare ringan, tingkatkan masukan cairan peroral, mungkin diresepkan glukosa oral atau
larutan elektrolit
2. Untuk diare sedang , obat-obatan non spesifik, difenoksilat dan loperamid untuk menurunkan
motilitas dari sumber non infeksius
3. Diresepkan antimikrobial jika telah terindetifikasi preparat infeksius atau diare memburuk
4. Terapi intravena untuk hidrasi cepat, terutama untuk pasien yang muda atau lansia
G. Pengkajian Data Dasar Keperawatan Kasus Penyakit
a. Identitas klien
b. Riwayat keperawatan Awal serangan : gelisah, suhu tubuh meningkat, anoreksia kemudian
timbul diare.
Keluhan utama : feses semakin cair, muntah, kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala
dehidrasi, BB menurun, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput kadir mulut dan bibir
kering, frekuensi BAB lebih dari 4x dengan konsisten encer.
c. Riwayat kesehatan masa lalu Riwayat penyakit yang diderita, riwayat inflamasi
d. Riwayat Psikososial keluarga
e. Kebutuhan dasar
Pola Eliminasi Mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4x sehari
Pola Nutrisi Diawali dengan mual, muntah, anoreksia, menyebabkan penurunan BAB
Pola Istirahat dan Tidur Akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman
Pola Aktifitas Akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri akibat
disentri abdomen.
f. Pemeriksaan Penunjang
Darah Ht meningkat, leukosit menurun
Feses Bakteri atau parasit
Elektrolit Natrium dan Kalium menurun
Urinalisa Urin pekat, BJ meningkat
Analisa Gas Darah Antidosis metabolik (bila sudah kekurangan cairan)
g. Data Fokus
1. Subjektif
Kelemahan, Diare lunak s/d cair, Anoreksia mual dan muntah, Tidak toleran terhadap diit,
Perut mulas s/d nyeri (nyeri pada kuadran kanan bawah, abdomen tengah bawah), Haus,
kencing menurun, Nadi mkeningkat, tekanan darah turun, respirasi rate turun cepat dan dalam
(kompensasi ascidosis).
2. Objektif
Lemah, gelisah, Penurunan lemak / masa otot, penurunan tonus, Penurunan turgor, pucat, mata
cekung, Nyeri tekan abdomen, Urine kurang dari normal, Hipertermi, Hipoksia /
Cyanosis,Mukosa kering,Peristaltik usus lebih dari normal.
Penyerapan sari-sari
makanan dalam
Saluran pencernaan tidak adekuat
DIARE
I. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit Volume Cairan b/d Kehilangan cairan disebabkan diare
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b /d Mual dan muntah diakibatkan
gangguan peristaltic usus
J. Intervensi Keperawatan
1. Diare berhubungan dengan faktor-faktor infeksi, makanan, psikologis
Perempuan
Klien
Resiko Kerusakan
intergritas kulit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b /d Mual dan muntah diakibatkan
PROSES KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN
KEPERAWATAN INTERVENSI EVALUASI
Upaya pencegahan
Makanan harus selalu dicui bersih
Makanan harus dimasak dengan benar
Simpanan makanan/minuman ditempat tertutup
Air selalu dimasak jika dijadikan air minum
Daftar Pustaka :
Diyono .(2016). Buku Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Edisi Pertama
Arafat Rosyidah, dkk. (2016). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Buku kedokteran. Jakarta.
Kamitsuru shigemi, dkk. (2018). NANDA-1 Diagnosi Keperawatan. Buku Kedokteran. Jakarta.
Wagner Chery M, dkk. (2016). Nursing Interventions Classification.