Anda di halaman 1dari 187

LAPORAN HASIL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN

DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

Dosen Pembimbing :
Dr. Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS

Periode Praktik : 19 April s/d 02 Mei 2021

Oleh :
KELOMPOK 5

Khairiyah Ningrum 201102122


Ratna sari Dewi 201102025
Khairunnisa 201102026
Doni Ananda 201102065
Yasmin Achmad Badegeil 201102068
Tesya Neks Widri 201102069
Miptah Anggraini Nasution 201102070
Vini Alvionita 201102071
Fathiyah Nabila Daulay 201102081
Dani Ramadhani 201102084
Ainul Mardhiyah Angkat 201102106
Elliyana Nainggolan 201102107
Irena Yesicca Simbolon 201102108

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
1
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Hasil Praktik Program Studi Pendidikan Ners Tahap Profesi

Asuhan Keperawatan Komunitas

Dosen Pembimbing,

Dr. Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS


NIP. 197103052001122001

Koordinator Mata Ajar Keperawatan Komunitas II

Fakultas Keperawatan USU

Lufthiani, S.Kep., Ns., M.Kep


NIP. 197702172017062001

2
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas kemurahan-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktik Keperawatan Komunitas II di

Puskesmas Medan Tuntungan pada tanggal 19 April s/d 02 Mei 2021 berjalan dengan baik dan

lancar. Adapun laporan praktik ini sebagai laporan hasil akhir dari praktik lapangan yang sudah

dilakukan kepada masyarakat di wilayah binaan. Kelompok mengucapkan terima kasih kepada

dosen pembimbing Stase Keperawatan Komunitas II yakni Ibu Dr. Siti Zahara Nasution, S.Kp.,

MNS atas bimbingan dan arahan selama mengikuti proses praktik lapangan di puskesmas.

Kelompok berharap dengan adanya laporan akhir ini bisa dijadikan sebagai sumber

informasi mengenai keadaan masyarakat di lingkungan Puskesmas, memberi informasi mengenai

masalah kesehatan yang sering terjadi di lingkungan masyarakat, memberi informasi metode

pengkajian yang tepat kepada masyarakat, dan sebagai referensi untuk pembelajaran bersama.

Kelompok menerima saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk laporan ini

agar lebih baik. Demikian laporan ini disusun, semoga pembaca mendapat ilmu yang

bermanfaat, sekian dan terima kasih.

Medan, Mei 2021

Kelompok 5

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak mendasar yang dimiliki oleh setiap warga Negara yang berada
di Indonesia dan setiap lapisan masyarakat memiliki hak yang sama dalam menerima pelayanan
kesehatan dari instansi yang memberikan ( Sanah, 2017). Pelayanan kesehatan Puskesmas (Pusat
Kesehatan Masyarakat) adalah bagian dari ruang publik yang menjadi pusat pelayanan medis.
Dalam Undang- undang puskesmas menjadi tempat dilakukannya skrining dan pusat
pengembangan kesadaran akan kesehatan yang artinya puskesmas memungkinkan menjadi ruang
bagi individu dan masyarkat untuk berpartisipasi dalam proses pelayanan kesehatan ( Marufi,
2015).

Menurut Depkes RI (2004), Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kesehatan (Sanah, 2017). Di Indonesia puskesmas merupakan tulang punggung
pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan pemerintah
kepada masyarakat tidak lepas dari peran puskesmasyang memberikan pelayanan yang
menyeluruh meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), promotif
(peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan) ( Sanah, 2017).

Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan


bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam memberikan pertolongan
pertama dengan standar pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang dikenal murah
seharusnya menjadikan puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat,
namun pada kenyataannya banyak masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada
dokter praktek atau petugas kesehatan praktek lainnya. Kondisi ini didasari oleh persepsi awal
yang negatif dari masyarakat terhadap pelayanan puskesmas, seperti pelayanan yang terkesan
seadanya, artinya puskesmas tidak cukup memadai dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat, baik dilihat dari sarana dan prasarananya maupun dari tenaga medis serta kurang
ramahnya pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dan ditambah lagi kurang disiplinnya

4
petugas kesehatan puskesmas sehingga pasien masih harus menunggu lama dalam menerima
pelayanan.

1.2 Tujuan

Puskesmas dalam menjalankan peran dan fungsinya sesuai regulasi/NSPK (norma,


standar, prosedur dan kriteria) yang berlaku dan dalam menghadapi berbagai tantangan strategis
seperti transisi epidemiologi, implementasi JKN, implementasi Standar Pelayanan Minimal
(SPM), pendekatan keluarga, serta gerakan masyarakat hidup sehat; dan (ii) merumuskan strategi
untuk penguatan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas (Kemenkes, 2018).

Secara khusus, tujuan kegiatan kajian ini antara lain :

a. Mengidentifikasi regulasi/NSPK yang mengatur peran dan fungsi Puskesmas dan


implikasinya;

b. Mengetahui pelaksanaan peran dan fungsi Puskesmas dan jaringannya dalam memberikan
pelayanan kesehatan dasar serta permasalahan yang dihadapi;

c. Menganalisis kapasitas Puskesmas berdasarkan standar Puskesmas yang sudah ditetapkan


dalam kebijakan dan peraturan yang ada (SDM, pembiayaan, dan lain-lain);

d. Mengidentifikasi isu-isu strategis berkaitan dengan kapasitas dan kesiapan Puskesmas


menghadapi berbagai tantangan pembangunan kesehatan; dan

e. Merumuskan rekomendasi strategi yang komprehensif untuk penguatan pelayanan kesehatan


dasar di Puskesmas dalam menghadapi tantangan dan mencapai tujuan pembangunan
kesehatan.

5
BAB 2

KONSEP PUSKESMAS

2.1 Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan


masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya ( Wayan et al, 2017).

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan


masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI No. 75 Tahun 2014).

2.2 Fungsi Puskesmas

Dalam regulasi dan kebijakan tentang Puskesmas, ditetapkan bahwa tugas pokok dan
fungsi Puskesmas mencakup empat hal menurut (PerMenKes No. 75, 2014) yaitu :

1) Sebagai pembina kesehatan wilayah


Puskesmas adalah pembina kesehatan wilayah di wilayah kerjanya (kecamatan dan
atau kelurahan). Fungsi dan kewenangan ini adalah perpanjangan dari fungsi dan
kewenangan Dinas Kesehatan yang menjadi pembina kesehatan wilayah
kabupaten/kota.
2) Menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat atau UKM
merupakan pelayanan dengan sasaran penduduk secara keseluruhan beserta
lingkungan kesehatannya. Pelayanan UKM umumnya dilakukan di luar gedung,
bekerja sama dengan aparat kecamatan dan desa, serta pranata sosial masyarakat.
3) Menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perorangan atau UKP
Menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan (UKP) adalah tugas pokok dan
fungsi Puskesmas berikutnya. Pelayanan UKP atau sering juga disebut pelayanan
kuratif, sasarannya adalah perorangan dan atau rumah tangga.
4) Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen Puskesmas
6
melaksanakan manajemen kesehatan, mulai dari pengelolaan sistem informasi,
perencanaan, penggerakan, dan pemantauan/evaluasi.

2.3 Tujuan Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah


mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di
wilayah kerja puskesmas, agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka
mewujudkan Indonesia sehat (PerMenKes No. 75, 2014) .

2.4 Visi dan Misi Puskesmas

2.4.1 Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselengarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya


Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran
masyarakat Kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangun kesehatan, yakni
masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator Kecamatan Sehat
yang ingin dicapai mencakup 4 Indikator yaitu ( Wayan et al, 2017) :

a. Indikator Lingkungan Sehat


b. Indikator Perilaku Sehat
c. Indikator Pelayanan kesehatan yang Bermutu
d. Indikator Derajat kesehatan yang Optimal
2.4.2 Misi Puskesmas

ada 4 Misi Puskesmas yaitu :

1. Menggerakkan pembangunan Kecamatan yang berwawasan Kesehatan. Puskesmas akan


selalu menggerakkan pembangunan sektor lain agar memperhatikan aspek kesehatan,
yaitu agar pembangunan tersebut mendorong lingkungan dan perilaku masyarakat
semakin sehat.
2. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat. Puskesmas adalah
7
berupaya agar keluarga dan masyarakat makin berdaya dibidang kesehatan, melalui
peningkatan pengetahuan dan kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan kesadaran individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya. Puskesmas selalu berupaya agar derajat kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat dapat terpilih bahkan semakin meningkat seiring dengan derap pembangunan
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.

2.5 Azas dan Upaya Penyelenggaraan Puskesmas

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus


menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas- azas penyelenggaraan
puskesmas yang dimaksud adalah sebagai berikut ( Wayan et al, 2017).:

1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah


Puskesmas harus bertanggung jwaban meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya dengan kegiatan antaa lain :
a. menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga
berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama secara merata dan terjangkau di
wilayah kerjanya.
2. Azas Pemebrdayaan Masyarakat
Puskesmas wajib memperdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat agar berperan
aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas dengan kegiatan antara lain :
a. Upaya kesehatan Ibu dan Anak, Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Bahagia (BKB).
b. Upaya Pengobatan :Posyandu, Pos Obat Desa (POD).
c. Upaya Perbaikan Gizi : Posyandu, Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi
d. Upaya Kesehatan Sekolah : Dokter Kecil, penyertaan Guru dan orang tua
e. Upaya Kesehatan Lingkungan : Kelompok pemakaian Air (Pokmair), Desa
8
Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL).
f. Upaya Kesehatan Usia lanjut : Posyandu Usila, Panti Werda
g. Upaya Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja ( Pos UKK).
h. Upaya Kesehatan Jiwa : Posyandu, Tim Pelaksanaan Kesehatan Jiwa Masyarakat
i. Upaya Pembibiayaan dan Jaminan Kesehatan (Inovatif ) : Dana Sehat, Tabungan Ibu
Bersalin (Tabulin), Mobilitas Dana Keagamaan.
3. Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayah
kerja yang harus melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, bermitra dengan
BPKM/BPP dan Organisasi masyarakat lainnya.
4. Azas Rujukan
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan pertama, yang bila tidak
mampu mengatasi masalah karena berbagai keterbatasan, bisa melakukan rujukan baik
secara vertikal ke tingkat yang lebih tinggi, atau secara horizontal ke Puskesmas Lainnya.
Ada 2 macam rujukan di Puskesmas :
a. Rujukan Upaya Kesehatan perorangan
b. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat

2.6 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas

1. Paradigma Sehat

Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya


mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.

2. Pertanggungjawaban wilayah

Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di


wilayah kerjanya.

9
3. Kemandirian masyarakat;

Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.

4. Pemerataan

Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau


oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial,
ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan

5. Teknologi Tepat Guna

Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi


tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak
buruk bagi lingkungan

6. Keterpaduan dan Kesinambungan

Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP


lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung dengan
manajemen Puskesmas.

2.4 Kedudukan Puskesmas

Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem Kesehatan


Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah Daerah:

a. Sistem Kesehatan Nasional


Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai sarana
pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

b. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota


Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota adalah sebagai
Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab

10
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota di wilayah
kerjanya.

c. Sistem Pemerintah Daerah


Kedudukan puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah sebagai Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan unit struktural
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.

d. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan


Strata Pertama Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi
pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta
seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan
masyarakat (PerMenKes No. 75, 2014).

2. 5 Model Manajemen Puskesmas

Menurut Sagung 2015 ada 5 model manajemen Puskeasmas yaitu :

1. Model PIE ( Planning, Implementation, evaluating)

2. Model POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controling)

3. Model P1-P2-P3 ( Perencanaan, pergerakan Pelaksanaan, pengawasan- pengendalian-


penilaian)

4. Model ARRIF ( Analisis, rumusan, rencana, implementasi dan forum komunikasi)

5. Model ARRIME ( Analisis, rumusan, rencana, implementasi, monitoring, evaluasi.

2.6 Organisasi Puskesmas

a) Struktrur Organisasi
Struktur organisasi puskesmas bergantung dari kegiatan dan bebas tuas masing-masing
puskesmas. Penyusunan struktur organisasi di satu kabupaten/kota dilakukan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah.sebagai
acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut:

11
a. Kepala Puskesmas

b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas dalam pengelolaan:

1. Data dan informasi

2. Perencanaan dan penilaian

3. Keuangan

4. Umum dan pengawasan

c. Unit PelaksanaTeknis Fungsional Puskesmas

1. Upaya kesehatan masyarakat termasuk pembinaan terhadap UKBM

2. Upaya kesehatan perorangan

3. Jaringan pelayanan puskesmas

4. Unit puskesmas pembantu

5. Unit bidan di desa/komunitas

b) Kriteria Personalia
Kriteria personalia adalah penanggung jawab pembangunan kesehatan di tingkat
Kwcamatan. Sesuai dengan tanggung jawab tersebut dan besarnya peran kepala Puskesmas
dalam Penyelengaraan pembangunan kesehatan di tingkat Kecamatan maka jabatan kepala
Puskesmas adalah jabatan struktural eselon IV.

2. 7 Tata Kerja Puskesmas


a) Dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, Puskesmas berkordinasi dengan kantor
kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselernggarakan di tingkat Kecamatan.
Koordinasi tersebut mencakup perencanaan, pergerakan pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian serta penilaian ( Wayan et al, 2017).

12
b) Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Puskesmas ialah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/ kota. Dengan
demikian, Puskesmas bertanggung Jwab kepada Dinas Kesehatan Kabupaten begitu pula
sebaliknya.
c) Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan Strata pertama yang dikelola oleh lembaga
masyarakat dan swasta, Puskesmas menjalin kerja sama termasuk penyelengaraan
rujukan dan memantau kegiatan yang diselenggarakan. Sedangkan sebagai pembina
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, Puskesmas melaksanakan bimbingan
teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan. Contohnya : Psyandu, Poskeskel,
dll.
d) Dengan Lintas Sektor
Tanggung jawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang dibebabnkan oleh dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
e) Dengan Masyarakat
Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan wilayah
kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagai objek dan
subjek pembangunan.

2.8 Manajemen Puskesmas

Manajemen puskesmas dapat digambarkan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang

bekerja secara senergik, sehingga menghasilkan keluaran yang efisien dan efektif. Manajemen

puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta pengawasan, dan

pertanggungjawaban. Seluruh kegiatan diatas merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan

berkesinambungan (Depkes RI, 2006).

13
1. Perencanaan Puskesmas

Arah perencanaan puskesmas adalah mewujudkan kecamatan sehat 2010.

Dalam perencanaan puskesmas hendaknya melibatkan masyarakat sejak awal sesuai

kondisi kemampuan masyarakat di wilayah kecamatan.

Pada dasarnya ada 3 langkah penting dalam penyusunan perencanaan yaitu :

a. Identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta

fasilitas pelayanan kesehatan tentang cakupan dan mutu pelayanan

b. Identifikasi potensi sumber daya masyarakat dan provider

c. Menetapkan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan masalah.

Hasil perencanaan puskesmas adalah Rencana Usulan Kegiatan (RUK) tahun

yang akan datang setelah dibahas bersama dengan Badan Penyantun Puskesmas

(BPP). Setelah mendapat kejelasan dana alokasi kegiatan yang tersedia selanjutnya

puskesmas membuat Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK). Proses perencanaan

dapat menggunakan instrumen Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) yang telah

disesuaikan dengan kondisi setempat atau dapat memanfaatkan instrument lainnya.

2. Penggerakkan Pelaksanaan

Puskesmas melaksanakan serangkaian kegiatan yang merupakan penjabaran

lebih rinci dari rencana pelaksanaan kegiatan. Penyelenggaraan penggerakan

pelaksanaan puskesmas melalui instrumen lokakarya mini puskesmas yang terdiri

dari :

14
1. Lokakarya mini bulanan adalah alat untuk penggerakan pelaksanaan kegiatan

bulanan dan juga monitoring bulanan kegiatan puskesmas dengan melibatkan

lintas program intern puskesmas.

2. Lokakarya mini tribulanan dilakukan sebagai penggerakan pelaksanaan dan

monitoring kegiatan puskesmas dengan melibatkan lintas sektoral, Badan

Penyantun Puskesmas atau badan sejenis dan mitra yang lain puskesmas

sebagai wujud tanggung jawab puskesmas perihal kegiatan.

3. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian

Untuk terselenggaranya proses pengendalian, pengawasan dan penilaian

diperlukan instrumen yang sederhana. Instrumen yang telah dikembangkan di

puskesmas antara lain:

a. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)

b. Penilaian/Evaluasi Kinerja Puskesmas sebagai pengganti dan stratifikasi.

2.9 Sasaran Kegiatan Puskesmas

Sasaran Puskesmas adalah individu,keluarga kelompok dan masyarakat yang

mempunyai masalah kesehatan akibat faktor kurang pengetahuan, ketidakmauan maupun

ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah kesehatannya.

1. Individu

Individu yang mempunyai masalah kesehatan dan termasuk dalam golongan

rawan (vulnerable group). Sasaran individu dapat merupakan titik awal (entry point)

untuk pembinaan keluarga.

15
2. Keluarga

Keluarga rawan yaitu keluarga yang rentan terhadap kemungkinan timbulnya

masalah kesehatan dan keluarga yang mempunyai individu bermasalah. Prioritas

pelayanan puskesmas pada keluarga rawan yang belum memanfaatkan layanan

kesehatan.

3. Kelompok

1. Kelompok rawan yang rentan terhadap masalah kesehatan

2. Prioritas pelayanan kesehatan

3. Kelompok rawan yang terikat dalam institusi, contohnya: panti, rutan/lapas,

pondok pesantren, lokalisasi WTS dan lain-lain.

4. Kelompok rawan yanmg tidak terikat dalam institusi contohnya: karang wreda,

karang balita, kelompok pekerja informal, perkumpulan penyandang penyakit

tertentu (seperti jantung, asma), kelompok remaja dan lain lain.

4. Masyarakat

Masyarakat dalam wilayah tertentu yang mempunyai masalah kesehatan atau

yang rentan terhadap kemungkinan timbulnya masalah kesehatan.

2.10 Wilayah Kerja Puskesmas

Wilayah kerja puskesmas, bisa kecamatan, faktor kepadatan penduduk, luas daerah,

keadaan geografi, dan keadaan infrastruktur lainnya. Untuk kota besar wilayah kerja

puskesmas bisa satu kelurahan sedangkan puskesmas di ibukota kecamatan merupakan

puskesmas rujukan yang berfungsi sebagai pusat rujukan dari puskesmas kelurahan yang

juga mempunyai fungsi koordinasi. Sasaran penduduk yang dilaksanakan oleh sebuah

16
puskesmas rata-rata 30.000 penduduk/luas wilayah yang masih efektif untuk sebuah

puskesmas disebuah pedesaan adalah suatu area dengan jari-jari 5km, sedangkan luas

wilayah kerja yang dipandang optimal adalah area dengan jari-jari 3 km.

2.11 Peran atau Tugas Perawat di Puskesmas

Peran atau tugas dan tanggung jawab perawat dipuskesmas biasanya sudah

ditentukan oleh kepala puskesmas. Adapun rincian peran/tugas perawat antara lain:

1. Melakukan pengawasan penyiapan poliklinik

2. Melakukan keperawatan paripurna

3. Menyeleksi kasus yang akan di follow up

4. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan

5. Berperan serta dalam kegiatan studi epidemologi serta kesehatan masyarakat lainnya.

6. Bersama anggota tim dan organisasi profesi lainnya secara aktif terkoordinir, terlibat

dalam bidang kesehatan serta aktivitas pembangunan masyarakat.

7. Berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program

pelayanan kesehatan

8. Melakukan supervise kesekolah/panti, ideentivikasi dan menemukan kasus yang

memerlukan pengobatan dan rujukan

9. Melakukan supervise pada pekerjaan yang terkena gangguan kesehatan tertentu,

menyelenggarakan rujukan yang diperlukan.

17
BAB 3

PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

3.1 Pelaksanaan Upaya Kesehatan Puskesmas Medan Tuntungan


Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional, dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dan harus diselenggaakan di setiap Puskesmas. Untuk Dinas Kesehatan
Kota Medan upaya penyelenggaraan kesehatan wajib Puskesmas ada 7 program wajib basic
seven yaitu :
1. Upaya Promosi kesehatatan
2. Upayaya kesehatan lingkungan
3. Upaya kesehatan Ibu dan nak serta keluarga berencana
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit menular
6. Upayaya Pengogobabatatan
7. Upaya Pencatatan dan Pelaporan

Upaya kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah Upaya yang ditetapkan berdasarkan


permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan
kemampuan Puskesmas, yang dipilih dari daftar upaya kesehatan Puskesmas yang telah ada,
yaitu :
1. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM)
6. Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ)
7. Upaya Kesehatan Mata (UKM)
8. Upaya Kesehatan Usia Lansia (USILA)
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional (BATRA)
10. Laboratorium sederhana

18
3.1.1 Program Pokok Puskesmas Medan Tuntungan

3.1.1.1 Upaya Promosi kesehatan


Tujuan
 Agar individu dan kelompok masyarakat secara keseluruhan melaksanakan perilaku
hidup sehat
 Agar individu dan kelompok masyarakat berperan aktif dalam upaya-upaya kesehatan,
serta ikut aktif dalam perencanaan dan penyelenggaraan Posyandu.
Kegiatan
 Memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat di lingkungan wilayah kerja
Puskesmas Amplas di dalam maupun di luar gedung berbentuk kegiatan : Posyandu,,
Posyandu lansia, Gizi KB, Imunisasi dan lain-lain.
 Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan membagikan brosur leaflet
info kesehatan

A. Posyandu ( Pos Pelayanan Terpadu )


Pengertian
 Posyandu merupakan suatu wadah pusat kegiatan pemberian pelayanan kesehatan dan
KB yang terpadu tingkat Desa
Sasaran
 Bayi, ibu hamil, ibu menyusui dan PUS ( Pasangan Usia Subur)
Tujuan
 Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran
 Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR
 Mempercepat diterimanya NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
 Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk
swakelola usaha- usaha kesehatan masyarakat
 Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan
kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan.
 Pendndekekatan dan pemerataan pelalayanan kesehatan pada masyarakat dalalam
usahaha meningkatkan cakupan penduduk dan geografi.

19
Menurut tingkatnya Posyandu dibagi 4 strata :
1. Pratama, kegiatan Posyandu strata ini belum mantap dan belum teratur tiap bulannya,
juga terbatas jumlah kader.
2. Madya, kegiatan Posyandu strata ini 8 kali dalam setahun, mempunyai kader sebanyak 5
orang dengan cakupan yang masih rendah dengan adanya dana sehat.
3. Purnama, kegiatan Posyandu strata ini lebih dari delapan kali dalam setahun dengan
kader lebih dari 5 orang dengan cakupan baik dan telah memiliki dana sehat.
4. Mandiri, kegiatan Posyandu strata ini sebanyak dua belas kali dalam setahun jumlah
kader lebih dari 5 orang, cakupan baik dan dana sehat sudah tersedia untuk lebih dari 50
% KK.
Pelayanan Posyandu dilakukan dengan pola 5 meja, yaitu :
 Meja I : Pendaftaran
 Meja II : Penimbangan Bayi dan Balita
 Meja III : Pengisian KMS
 Meja IV : Penyuluhan perorangan
1. Mengenai Balita berdasarkan hasil penimbangagan berat badan yang
diikuti pemberian makanan, oralit dan Vitamin dosis tinggi
2. Mengenai gizi, kesehatan diri, perawatan payudara, ASI ekslusif dan
P2P terhadap ibu hamil dan menyusui
3. Menjadi peserta KB lestari, pemberian kondom, pil ulangan atau tablet
busa.
 Meja V : Pelayanan tenaga kerja profesional meliputi KIA, KB, Imunisasi dan
pengobatan pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan setempat.

3.1.1.2 Upaya Kesehatan Lingkungan


Sasaran
 Daerah rawan banjir
 Daerah yang rawan penyakit menular
 Daerah percontohan dan pemukiman baru
 Tempat- tempat umum seperti terminal, pasar swalayan, rumah ibadah, sekolah dan lain-
lain
20
 Masyarakat yang padat penduduknya dan lingkungan kotor
Kegiatan
 Penggunaan sumber air bersih dan pembuatan WC yang memenuhi syarat kesehatan
 Higiene dan sanitasi tempat tinggal mencakup :
1. Mendata tempat pembuangan sampah dan sarana jamban keluarga
2. Mendata sarana air minum
3. Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan
4. Mendemonstrasikan tentang sumur yang baik untuk kesehatan
 Higiene dan sanitasi lingkungan, berupa pengawasan kesehatan tempat- tempat u,u, serta
tempat pengolahan dan penyajjiannya.
 Melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)

3.1.1.3 Upaya Kesehatan Ibu dan anak serta KB


A. Upaya kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Pengertian
KIA adalah upaya kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil,
ibu bersalin, bayi dan 3alita serta anak usia pra sekolah yang menjadi tanggung jawab
Puskesmasas, dalalam rangka meniningkatkan kesesehahatatan serta kesejahteraan bangsa
pada umumnya.
Sasaran
 Ibu hamil, ibu bersalin, balita, ibu nifas serta anak usia pra sekolah.
Tujuan
 Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu : timbang berat badan, mengukur
tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet tambah darah, serta
Vitamin
 Memberikan penyuluhan pada ibu hamil mengenai keadaan gizi, perawatan payudara,
ASI ekslusif, kebersihan diri dan lingkungan serta P2P.
 Memberikan motifasi agar ibu hamil ikut pelayanan KB membina Posyandu.
 Merujuk pasien ke Rumah Sakit apabila penyakitnya tidak dapat ditanggulangi
diPuskesmas.
 Pencatatan dan pelaporan KPKIA ( Kelompok Pembina Kesehatan Ibu dan anak ).
21
 Pemberian Imunisasi pada bayi, Balita, ibu hamil, anak sekolah dan calolon pengantin.
Kegiatan
 Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui dan KB
 Pertolongan persalinan di luar Rumah Sakit.
 Pemeriksaan dan pemeliharaan anak.
 Imunisasi dasar dan revaksinasi.
 Pengobatan sederhana dan pencegahan dehidrasi pada anak yang menderita diare dengan
pemberian cairan per oral.
 Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi ibu dan anak
 Bimbingan kesehatan jiwa anak
 Menjalankan kunjungan rumah
 Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
 Pelayanan keluarga berencana

B. Keluarga Berencana
Pengertian
Keluarga Berencana adalah penggunaan cara-cara mengatur kesuburan agar
menjarangkan kelahiran selanjutnya untuk mencapai tujuan tertentu.
Sasaran
 Pasangan usia subur, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Tujuan
 Menaikkan kesehatan melalui upaya menjarangkan kelahiran dalam kelembagan
NKKBS.
Kegiatan
 Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha usaha terpadu.
 emberikan layanan kotrasepsi pada akseptor KB dalam bentuk Intra Uterine Device
(IUD), pil, kondom, suntikan, kontrasepsi mantap (KONTAP) dan susuk.
 Menerima akseptor dan calolon akseptor yang dirurujuk dari pos-pos KB dan Posyandu.
 Melayani konsultasi kemandulan dan konsultasi KONTAP.
 Membuat laporan kegiatan KB bulanan, triwulan, dan tahunan.
 Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha-usaha terpadu.
22
3.1.1.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Permasalahan gizi di Indonesia merupakan masalah yang cukup berat dan komplit. Pada
hakekatnya disebabkan keadaan ekonomi yang kurang dan kurangnya pengetahuan tentang nilai
gizi dari makanan yang ada. Penyakit - penyakit karena kurangnya gizi di Indonesia adalah
defisiensi protein kalori, defisiensi Vitamin A, dan defisiensi yodium.
Beberapa Kegiatan Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat adalah :
1. Mendata jumlah balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas
2. Melakukan survey terhadap keadaan gizi masyarakat terutama gizi masyarakat.
3. Melaksanakan pemberian vitamin A dosis tinggi untuk mencegah defisiensi.
Vitamin A pada balita juga diberikan pada ibu nifas. Vitamin A yang diberikan pada bulan
februari dan Agustus setiap tahunnya yaitu :
 Pada umur bayi umur 6 bualan s/d 11 bulan diberikan vitamin A dengan dosis 100.000 IU
(kapsul biru).
 Pada bayi umur 12 bulan s/d 5 tahun diberikan vitamin A dengan dosisi 200.000 IU (
Kapsul Merah).
4. Memberikan tablet penambah darah untuk mencegah dan mengobati anemia pada ibu
hamil dan menyusui.
5. Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan dengan
menanam sayuran dan buahan serta memelihara ternak terutama unggas.

3.1.1.5 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular


Dalam pencegahan penyakit menular, diberikan imunisasi dimana imunisasi adalah
merupakan suatu tindakan memberikan kekebalan kepada tubuh terhadap penyakit tertentu.

Sasaran Imunisasi
 Yang menjadi sasaran imunisasi adalah bayi, balita, dan anak sekolah.

Tujuan Imunisasi
 Mencegah angka kesakitan dan angka kematian
 Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil, dan pencegahan penyakit.

23
Jenis – jenis Imunisasi
1. BCG
a. Yang berguna untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit TB pada anak.
b. Cara pemberian, diberikan pada bayi umur 2-11 bulan, diberikan sekali.
c. Lokasi pemberian, pada lengan kanan atas dengan injeksi intrakutan, dosis 0,5 ml.
2. DPT
a. Yang berguna untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, dan Tetanus
b. Cara pemberian, diberikan pada umur 2- 11 bulan, diberikan kali interval 4 minggu.
c. Lokasi pemberian, pada paha bagian luar dengan injeksi intramuskular, dosis 0,5 ml.
3. Polio
a. Yang berguna untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Polio.
b. Cara pemberian, diberikan pada umur 0- 11 bulan, diberikan 4 kali.
c. Diberikan dengan dosis 2 tetes per oral.
4. Campak
a. Yang berguna untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
b. Cara memberian, diberikan pada umur 9-11 bulan, diberikan 1 kali.
c. Lokasi pemberian pada lengan kiri dengan injeksi subkutan, dosis 0,5 ml.
5. Toxoid Tetanus
a. Yang berguna untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus.
b. Cara pemberian, diberikan pada murid V SD, diberikan 2 kali dengan interval 4 minggu,
dengan injeksi subkutan.
6. Hepatitis B
a. Yang berguna untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B.
b. Cara pemberian, diberikan pada umur 2-11 bulan, diberikan kali interval 4 minggu.
c. Lokasi pemberian, pada paha bagian luar dengan injeksi intramuskular, dosis 0,5 ml.

A. Pemberantasan Penyakit Menular


Pengertian
Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari orang atau hewan
yang sakit, dari reservoir ataupun benda-benda yang mengandung bibit penyakit lainnya ke
manusia yang sehat.
24
Sasaran
 Seluruh lapisan masyarakat
Tujuan
 Mencegah terjangkitnya penyakit
 Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal.
 Menurunkan angka kematian dan kesakitan.
Pemberantasan penyakit menular atau P2M dilaksanakan karena :
 Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi, Misalnya :penyakit campak,TB Paru.
 Masih tingginynya penyakit menular yang berhubungan dengan higiene dan
sanitassi, misalnya: Diare, Infeksi mata, Infeksi telinga dan Mastoid.
 Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang penularannya melalui
Vektor, misalnya :Demam Berdarah.
 Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang ditulari secara langsung,
TB Paru, ISP ,Campak,cacar air
Kegiatan-kegiatan P2M berupa :
 Mencari kasus sedini mungkin untuk melakukan pengobatan.
 Memberikan penyuluhan kesehatan daerah wabah di Puskesmas.
 Mengadakan imunisasi antara lain : BCG, DPT, Campak , Polio, DT dan TT.
 Langkah- langkah yang dilakukan dalam pengamatan dan pemberantasan penyakit
 Mengumpulkan dan menganalisa data tentang penyakit.
 Melaporkan penyakit menular.
 Menemukan kasus!kasus untuk mengetahui sumber penularannya.
 Tindakan permulaan untuk menahan penjalarannya.
 Menyembuhkan penderita hingga sehat.
 Pemberian imunisasi.
 Pemberantasan vektor nyamuk.
 Pendidikan kesehatan

25
3.1.1.6 Upaya Pengobatan
Dalam usaha pengobatan penderita tidaklah diobati secara kuratif melainkan juga
memberikan pengertian tentang prefentif terhahadap penyakit. Di Puskesmas Amplas
dilaksanakan pengobatan gratis untuk menolong penderita gawat darurat baik tindakan dasar
bagi pasien rawat jalan dan operasi terbatas maupun rawat inap sementara seperti kecelakaan lalu
lintas, persalinan, dan lain- lain.Pemeriksaan kesehatan masyarakat Puskesmas, kegiatan yang
dilakukan meliputi:
 Pemeriksaan mendiagnosa penyakit dan memberikan obat melalui apotik yang ada di
puskesmas
 Penyuluhan kepada pasien pada saat dilakukan pemeriksaan
 Mengirim penderita yang tidak mampu dan melanjutkan pengobatan setelah penderita
dikembalikan

3.1.1.7 Upaya Pencatatan dan Pelaporan


Tujuan
 Untuk menilai hasil kerja yang sudah dilakukan\
 Untuk dipergunakan sebagai badan dalam menyusun rencana kerja
Pembagian
- Laporam kejadian luar biasa
- Laporan pencatatan jumlah penyakit dan pengunjung puskesmas
- Laporan kasus penyakit menular
- Laporan kegiatan puskesmas dan Posyandu
- Laporan triwulan yaitu mencatat semua kegiatan Puskesmas dan rencana kerja selama
triwulan
- Laporan tahunan yaitu mencatat semua laporan dalam satu tahun yang diambil dari laporan
bulanan
- Laporan khusus berupa laporan kematian, penyakit dan obat

26
3.1.2 Program Pengembangan Puskesmas Medan Tuntungan
3.1.2.1 Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Pengertian
Usaha Kesehatan Sekolah UKS adalah wadah belajar untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di
sekolah maupun perguruan agama.
Tujuan
Menciptakan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka
pembentukan manusia seutuhnya. Kegiatan UKS di Puskesmas Amplas antara lain :
 Mendata jumlah sekolah dan murid sekolah
 Melakukan pemeriksaan berkala ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas.
 Memberikan pendidikan kesehatan melalui kegiatan intra atau ekstra kurikuler misalnya
pelatihan dokter kecil dan dokter remaja.
 Memberikan pelatihan Guru UKS serta pembinaan
 Melaksanakan penyuluhan kesehatan pribadi, kesehatan gigi, kesehatan lingkungan, P2M,
imunisasi, P3K, dll
 Membuat rencana kerja bulanan dan membuat laporan kerja bulanan, triwulan dan tahunan.
Kegiatan UKS di tingkat Sekolah Dasar
1. Penyuluhan mengenai :
a. Cuci tangan yang benar
b. Perilaku hidup bersih dan sehat
c. Pertolongan pertama Pada kecelakaan
d. Pemberantasan Penyakit menular
2. Pembentukan dokter kecil

Kegiatan UKS di tingkat SMP dan SMA


1. Penyuluhan mengenai :
a. HIV-AIDS
b. Kesehatan Reproduksi
c. Merokok dan Narkoba
27
2. Pembentukan Dokter Remaja
Sampai saat ini jumlah dokter remaja belum ada dikarenakan belum dilakukan
pemilihan kepengurusan yang baru.

3.1.2.2 Upaya Kesehatan Olahraga


Kegiatan yang dilalakukukakan adalah memberikakan penynyululuhan kepada
penununjnjanang Puskesmas agar menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga juga dilakukan
pendataan dan pembinaan kepada klub!klub olahraga yang ada di wilayah Puskesmas. Hasil
upaya kesehatan olahraga belum ada dikarenakan pengumpulan data belum selesai dilakukan.

3.1.2.3 Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat


Tujuan
1. Memberikan pelayanan perawatan secara menyeluruh kepada pasien atau keluarganya di
rumah pasien dengan mengikutsertakan masyarakat dan kelompok masyarakat
disekitarnya.
2. Membantu keluarga dan masyarakat mengenal kebutuhan kesehatannya sendiri dan cara-
cara penanggulangannya disesuaikan dengan batas-batas kemampuan mereka.
3. Menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan penyakit, peningkatan
dan pemulihan kesehatan individu dan keluarganya.
Cara-cara yang dilakukan dengan mengadakan penyuluhan perorangan, perkelompok dan
massal. Metode yang dilaksanakan yaitu bimbingan dan konseling, ceramah, diskusi kelompok,
demostrasi, dll. Hasil upaya perawatan kesehatan masyarakat belum ada dikarenakan
pengumpulan data belum selesai dilakukan.

3.1.2.4 Upaya Kesehatan Kerja


Pengertian
Kesehatan kerja adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam bidang
kesehatan kerja masyarakat baik dalam waktu sakit maupun sehat guna meningkatkan derajat
kesehatan para pekerja dan keluarannya.
Sasaran
Para pekerja dan keluarganya
28
Tujuan
Meningkatkan derajat kesehatan tiap pekerja agar dapat menjalankan Fungsinya seoptimal

3.1.2.5 Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut


Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut adalah bertujuan untuk mencegah dampak pengobatan
serta dapat diartikan pula kesehatan gigi dasar paripurna yang ditujukan pada individu, keluarga
dan masyarakat berpenghasilan rendah khususnya kelompok masyarakat awam.Kegiatan-
kegiatan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut yang dapat dilaksanakan :
 Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi, penambalan dan pencabutan gigi.
 Membuat rencana kerja dan laporan kegiatan.
 Pemeriksaan, pengobatan, perawatan gigi dan mulut serta rujukan penyuluhan kebersihan
gigi pada pasien yang berobat di Puskesmas.
 Usaha kesehatan gigi anak sekolah( UKGS.)
 Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa ( UKGMD)

3.1.2.6 Upaya Kesehatan Lanjut Usia


Kegiatan-kegiatan upaya kesehatan lanjut usia di Puskesmas adalah pelayanan kesehatan
lanjut usia yang dibagi dalam 6 kelompok utama di tiap lingkungan. Kegiatan- kegiatan yang
dilakukan dalam upaya kesehatan lansia ini dilakukan pada posyandu lansia yang kegiatannya
antara lain berupa :
1. Kegiatan Penyuluhan dan konseling
2. Pengngukukuran ntropometr
3. Pengukuran Tekanan Darah
4. Pengobatan dan rujukan

3.1.2.7 Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional


Kegiatan
 Pembinaan kepada masyarakat pengobat tradisional antara lain dukun beranak, dukun
patah, dukun pijat, tukang jamu, dan lain-lain.
 Memberikan penyuluhan tentang manfaat pekarangan untuk penanaman tanaman obat
keluarga (TOGA).
29
3.1.2.8 Laboratorium
Pelayanan Laboratorium di Puskesmas Medan Tuntungan belum terlaksana dengan baik.

3.2 Gambaran Umum Puskesmas Medan Tuntungan


3.2.1 Lokasi Puskesmas
Puskesmas : Medan Tuntungan
Kecamatan : Medan Tuntungan KETERANGAN
Alamat : Jl. Bunga Melati II Kelurahan
Luas Wilayah:
Kemenangan Tani Ling. II Kec.
1.Tanjung Selamat : 300 Ha
Medan Tuntungan
Kode Pos : 20132 2. Kemenangan tani : 150 Ha

Telp. : (061) 8365756 3. Namo Gajah : 101 Ha

4. Lau Cih : 87 Ha
3.2.2 Data Geografis
5. Sido Mulio : 82,3 Ha
- Luas Wilayah : 806,3 Ha
- Luas Kecamatan : 1. 911,3 Ha 6. Ladang Bambu : 135 Ha

- Jumlah Kelurahan :6 Jumlah Penduduk :


- Jumlah Lingkungan : 29
1.Tanjung Selamat : 13.456
- Jumlah KK : 5.150
2. Kemenangan tani : 5.758
- Jumlah KK Miskin : 1. 180 KK atau 8403 Jiwa
- Luas Tanah : 1.347 m² 3. Namo Gajah : 2.475

- Luas Bangunan : 894 m² 4. Lau Cih : 1.982


- Terdiri dari : Bangunan puskesmas Rawat
5. Sido Mulio : 2.020
Jalan dan rawat inap dilengkapi dengan :
6. Ladang Bambu : 4. 746
1. Rumah Dinas DokteR
2. Rumah Dinas para Medis
- Batas – batas wilayah kerja Puskesmas Medan Tuntungan
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Selayang
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

30
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

3.2.3 Data Demografi


a. jumlah penduduk/ kel.
1. Kel. Tanjung Selamat : 13.456
2. Kel. Kemenangan Tani : 5.758
3. Kel. Laucih : 1.982
4. Kel. Sidomulio : 2.020
5. Kel. Namo Gajah : 2.475
6. Kel. Ladang Bambu : 4. 746
b. Jumlah penduduk Menurut Mata Pencaharian
1. PNS : 4,5 %
2. TNI/Polri : 0,5 %
3. Swasta : 0,5 %
4. Wiraswasta : 1,5 %
5. Pensiunan : 1,5 %
6. Pedagang :3%
7. Petani : 30 %
8. Buruh : 10 %
9. Dll : 45 %
c. Jumlah Penduduk menurut Suku :
1. Suku Batak Karo : 30 %
2. Suku Melayu : 21 %
3. Suku Jawa : 15 %
4. Suku Batak Toba : 13 %
5. Suku Mandailing :8%
6. Suku Minang :7%
7. WNI Turunan :3%
8. Dll :3%

31
3.2.4 Data Kesehatan
1) Sasaran Pemerintah
- Jumlah Bayi :517
- Jumlah Balita : 2202
- Jumlah Bumil : 542
- Jumlah Buteki/Bufas : 551
- Jumlah PUS : 4.241
- Jumlah Usila : 2. 083
- Jumlah Murid SMA : 2,064
- Jumlah Murid SMP : 1.354
- Jumlah Murid SD : 2.656
- Jumlah Murid TK : 198
2) Sasaran Kesehatan
RS. Pemerintah :1
RS. Swasta :-
Rs. Khusus/ RSIA :1
Balai Pengobatan :4
Rumah Bersalin :4
Laboratorium :-
Apotik :6
Optik :3
Puskesmas Pembantu :2
Toko Obat Berizin :1
Praktek DR. Umum Swasta : 4
Praktek Drg. Swasta :2
Praktek Bidan Swasta :2
Batra : Oukup :2
Dukun Patah :2
Pos Kesehatan :6

32
b. Sasaran Pendukung Kesehatan :
Jumlah Posyandu Balita : 15
Jumlah Posyandu Lansia :6
Jumlah Posyandu Bumil :6

c. Jumlah Pendukung Kesehatan :


Jumlah Dasa Wisma :6
Jumlah Kader Balita : 75
Jumlah Kader Lansia : 18
Jumlah Dokter Kecil : 60
Jumlah Dokter Remaja : 70
Jumlah Patroli kesehatan : 29
Jumlah Guru UKS : 25

3.2.5 Data Pendidikan


- Jumlah SD : 11
- Jumlah SMP :5
- Jumlah SMA :9
- Jumlah TK :5
- Jumlah Perguruan Tinggi :2

3.2.6 Data Tempat-tempat Umum


- Rumah Ibadah : 32
- Hotel :1
- Rumah Makan : 23
- Tempat Pembuatan Minuman : 14
- Salon/ Tempat Hiburan : 14
- Kolam Renang :2
- Pasar Tradisional :1

33
3.2.7 Data-data Sumber Daya Manusia

No Jabatan Puskesmas Pustu Pustu


Induk L. Bambu M. Permai
1 Dokter Umum 3 1 1
2 Dokter Gigi 3 - -
3 Sarjana keperawatan 2 - -
4 Sarjana Kes. Mas 2 - 4
5 Sarjana Sains Terapan 1 - -
6 Bidan/ AKBID 9 3 3
7 Perawat/AKPER 15 4 -
8 Perawat Gigi 1 - -
9 Asisten Apoteker 5 3 -
10 Gizi 1 - -
11 Analis 2 - -
12 Sanitarian 1 - -
13 Tata Usaha 2 - -
14 LCPK 3 - -
15 Honor 1 1 1
TOTAL 51 12 11
TOTAL SDM : 76 Orang

3.2.8 Fasilitas Puskesmas

3.2.8.1 Fasilitas Gedung Puskesmas

No Fasilitas Gedung Jumlah


1. Ruang Kartun 1
2 Ruang KIA/KB 1
3 Ruang Pengobatan 1
4 Ruang Gigi dan Mulut 1
5 Ruang Obat 1
6 Ruang Rawat 2
7 Ruang Pertemuan 1
8 Ruang Gizi 1
9 Ruang Administrasi 1
10 Ruang Dokter 2
11 Gudang 3
12 Kamar Mandi 5
JUMLAH 13

34
3.2.8.2 Fasilitas Administrasi
Perlengkapan yang dimiliki oleh Puskesmas Medan Tuntungan dalam menjalankan
peranannya agar terlaksananya laporan administrsi antara lain : meja, kursi, lemari arsip,
komputer, kartu berobat pasien, buku catatan arsip, kartu laporan, formulir kegiatan la pangan,
buku laporan kegiatan, kartu KIA/KB, buku bendahara, dan papan tulis.

3.2.8.3 Fasilitas Imunisasi


- Lemari Es
- Alat- alat Imunisasi
- Vaksin seperti : BCG, DPT, Polio, Campak, TT, Hepatitis
- Termos

3.2.8.4 Fasilitas Alat- alat Kesehatan

- Alat-alat Pemriksa kesehatan


- Alat- alat pertolongan persalinan
- Alat-alat P3K
- Timbangan Bayi dan dewasa
- Dental Unit Chair
- Alat- alat perawat Gigi

35
Alur berobat di Puskesmas Medan Tuntungan

36
BAB 4
PEMBAHASAN

Pandemi Covid-19 saat ini tidak menjadi hambatan bagi Mahasiswa Profesi Ners
Fakultas Keperawatan USU untuk melaksanakn Asuhan Keperawatan Komunitas yang
mendukug program Puskesmas Medan Tuntungan. Mahasiswa-mahasiswi Profesi Ners Fakultas
Keperawatan USU memulai kegiatan komunitas dengan melakukan survei keperawatan
komunitas pada tanggal 19 April – 21 April 2021 yakni dengan Penyebaran Instrumen atau
Kuesioner Observasi, Wawancara dan Studi Literatur.
Hasil survei yang dilakukan melalui wawancara dan observasi dan Studi Literatur di
secara umum didapatkan gambaran Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan berdasarkan
format survei adalah sebagai berikut:
 Denah lokasi wilayah binaan mahasiswa yaitu di daerah Wilayah Kerja Puskesmas
Medan Tuntungan
 Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan terdapat puskesmas pembantu yang
merupakan fasilitas kesehatan bagi masyarakat.
 Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan terdapat beberapa sekolah seperti TK,
SD,SMP dan SMA sebagai fasilitas pendidikan bagi masyarakat.
 Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan terdapat beberapa media edukasi
pencegahan covid-19 dalam bentuk baliho, spanduk, poster, stiker dan lainnya sebagai
fasilitas upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan
penularan covid-19.

Pada tahap pengkajian, kami melakukan studi literatur untuk mencari informasi terkait
program-program dari Puskesmas Medan Tuntungan dan kami memfokuskan kepada beberapa
program kerja yakni Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M),
Program Kesehatan Ibu dan Anak serta KB yang Berfokus Pada program KB, dan Upaya
Pembinaan Pengobatan Tradisional yang berfokus pada Pelayanan BATRA (Obat Tradisional)
atau Tanaman Obat Keluarga (TOGA).

37
Selain itu, untuk data UKS dan Posyandu dilakukan penyusunan angket yang diisi oleh
26 Kepala Keluarga, dimana melalui angket tersebut akan diperoleh informasi tentang masalah
kesehatan yang ada di keluarga responden masing-masing. Kemudian dilakukan penyebaran
angket kepada responden dan penggumpulan angket langsung diperiksa untuk melihat
kelengkapan dari angket yang telah diisi. Setelah angket terkumpul, dilakukan tabulasi data
melalui proses komputerisasi kemudian data disajikan dalam bentuk diagram untuk selanjutnya
dianalisa.
Disamping itu pada tahap ini juga dilakukan observasi lingkungan di wilayah binaan serta
wawancara untuk mendapatkan informai yang valid dan detail. Sehingga data tersebut dapat
menjadi data tambahan atau data pendukung yang digunakan dalam tahap pengkajian.

4.1 Pengkajian
4.1.1 Program Pokok Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) :
Pencegahan & Pemberantasan Covid-19.

Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari orang atau hewan
yang sakit, dari reservoir ataupun benda-benda yang mengandung bibit penyakit lainnya ke
manusia yang sehat. P2M bertujuan untuk mencegah terjadinya penularan dan penyebarluasan
penyakit menular di masyarakat.
a. Data Pengkajian

- Data pasien terkait Covid-19 di Kecamatan Medan Tuntungan pertanggal 20 April 2021 :

Konfirmasi Covid-19 (+) Suspek


Sembuh Meninggal Rawat Jumlah Pulang Meninggal Rawat Jumlah
940 25 52 1017 1272 20 38 1330

- Terdapat beberapa media edukasi seperti poster dan spanduk tentang Covid-19 di sekitar area
Puskesmas Medan Tuntungan.

- Terdapat tempat cuci tangan umum di sekitar area Puskesmas Medan Tuntungan.

38
- Terdapat peraturan wajib memakai masker saat memasuki area di sekitar area Puskesmas
Medan Tuntungan.

- Puskesmas bekerja sama dengan Pemko Medan dalam melakukan disinfeksi di sekitar kawasan
Medan Tuntungan.

- Puskesmas mengadakan Sosialisasi dan Monitoring Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru.

- Puskesmas mengadakan Pembagian Masker kepada Masyarakat.

- Puskesmas bekerja sama dengan Kecamatan dalam melakukan sosialisasi terkait Covid-19.

- Masih banyak masyarakat yang tidak memakai masker di tempat umum.

- Masih banyak masyarakat yang tidak mencuci tangan setelah memegang benda.

- Masih banyak masyarakat yang tidak menjaga jarak di tempat umum.

- Masih banyak masyarakat yang tidak menjaga jarak dengan lanjut usia.

- Masih banyak masyarakat yang menghadiri acara yang mengundang banyak orang.

- Masih banyak masyarakat yang memakai fasilitas umum dan tempat umum.

b. Analisa Data :

Berdasarkan pengkajian ditemukan bahwa data pasien terkait Covid-19 di Kecamatan Medan
Tuntungan pertanggal 20 April 2021, jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 (+) berjumlah 1017
orang (Sembuh : 940 orang, Meninggal : 25 orang, Rawat : 52 orang) dan pasien suspek Covid-
19 berjumlah 1330 orang (Pulang : 1272 orang, Rawat : 20 orang, Meninggal : 28 orang). Di
Puskesmas Medan Tuntungan terdapat beberapa media edukasi seperti poster dan spanduk
tentang Covid-19, terdapat tempat cuci tangan umum dan terdapat peraturan wajib memakai
masker saat memasuki area Puskesmas. Puskesmas telah melakukan beberapa program terkait
pencegahan Covid-19 diantaranya adalah bekerja sama dengan Pemko Medan dalam melakukan
disinfeksi di sekitar kawasan Medan Tuntungan, Puskesmas bekerja sama dengan Kecamatan
Medan Tuntungan dalam melakukan sosialisasi terkait Covid-19, mengadakan sosialisasi dan
monitoring pelaksanaan adaptasi kebiasaan baru dan mengadakan pembagian masker kepada

39
masyarakat. Dari hasil observasi ditemukan bahwa masih banyak masyarakat disekitar
Puskesmas yang tidak memakai masker di tempat umum, tidak mencuci tangan setelah
memegang benda, tidak menjaga jarak di tempat umum, tidak menjaga jarak dengan lanjut usia,
masih banyak masyarakat yang menghadiri acara yang mengundang banyak orang dan banyak
masyarakat yang memakai fasilitas umum dan tempat umum.

4.1.2 Program Pokok Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Serta KB : Keluarga Berencana

Keluarga Berencana adalah penggunaan cara-cara mengatur kesuburan agar


menjarangkan kelahiran selanjutnya untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan dari program KB
adalah menaikkan kesehatan melalui upaya menjarangkan kelahiran dalam kelembagan NKKBS.
a. Data Pengkajian :

Data KB di Puskesmas Medan Tuntungan Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan :

- Jumlah penduduk di wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan Kota Medan adalah
30.437 penduduk dengan rincian sebagai berikut :

1. Kel. Tanjung Selamat 13.456

2. Kel. Kemenangan Tani 5.758

3. Kel. Laucih 1.982

4. Kel. Sidomulio 2.020

5. Kel. Namo Gajah 2.475

6. Kel. Ladang Bambu 4. 746

- Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan, Kota
Medan Adalah 4.241.
- Data yang ada di Puskesmas Medan Tuntungan cakupan peserta KB aktif sebagai berikut
: IUD (Intra Uterine Device) 344, Metode Operasi Pria (MOP) 18, Metode Operasi
Wanita (MOW) 180, Implant 318, suntik 1.116, Kondom 70, Pil 592, total 2.638
(62,2%), dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 4.241orang.

40
- Terdapat sebanyak 1.603 (37,8%) PUS (Pasangan Usia Subur) yang belum menjadi
peserta KB aktif
- Puskesmas Medan Tuntungan sudah memiliki sarana dan prasarana yang cukup
mendukung seperti ketersediaan alat kontrasepsi seperti pil, IUD, suntik, kondom, dan
implant. Alat kontrasepsi implant belum memadai karena sering terjadi kekosongan
implant, karena peminat untuk menggunakan implant ini sangat banyak. WUS (Wanita
Usia Subur) lebih nyaman memakai implant dibandingkan alat kontrasepsi yang lainya.
IUD juga banyak tapi tidak sebanyak implant.
- Salah satu faktor calon akseptor tidak jadi menggunakan KB adalah jarak dari tempat ia
tinggal ke Puskesmas cukup jauh dan tidak memiliki kendaraan pribadi dan angkutan
kota (angkot) tidak melintasi di daerahnya. Maka dari itu pencapaian MKJP (Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang) di Puskesmas Tuntungan termasuk sangat rendah.
- Terdapat layanan konsultasi tentang KB di Puskesmas Medan Tuntungan
- Terdapat PUS (Pasangan Usia Subur) yang belum terpapar informasi mengenai KB
- Masih terdapat PUS (Pasangan Usia Subur) yang memiliki lebih dari 2 anak
- Terdapat upaya Puskesmas untuk melakukan penyuluhan tentang KB kepada pasangan
usia subur di wilayah kerja dengan jadwal yang tidak tertentu.
- Program KB di Puskesmas Medan Tuntungan bekerja sama dengan Dinas PPKB
(Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana) Kota Medan sehingga yang
mengadakan obat/alat kontrasepsi hanya dari PPKB.

b. Analisa Data
Berdasarkan Literature Review yang telah kami lakukan didapatkan data bahwa terdapat
sebanyak jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan
sebanyak 4.241 dan terdapat sebanyak 1.603 (37,8%) PUS yang belum menjadi peserta KB aktif
di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan. Program KB di Puskesmas Medan Tuntungan
bekerja sama dengan Dinas PPKB (Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana) Kota
Medan sehingga yang mengadakan obat/alat kontrasepsi hanya dari Dinas PPKB Kota Medan.
Kegiatan lain yang dilakukan oleh Puskesmas yaitu memberikan konseling dan penyuluhan
kepada PUS diwilayah kerja Puskesmas Tuntungan dengan jadwal yang tidak tertentu, namun
masih terdapat PUS (Pasangan Usia Subur) yang belum terpapar informasi mengenai KB dan

41
masih terdapat PUS (Pasangan Usia Subur) yang memiliki lebih dari 2 anak. Di Puskesmas
Medan Tuntungan juga Terdapat layanan konsultasi tentang KB. Infomasi lain yang kami
dapatkan bahwa salah satu faktor calon akseptor tidak jadi menggunakan KB adalah jarak dari
tempat ia tinggal ke Puskesmas cukup jauh dan tidak memiliki kendaraan pribadi dan angkutan
kota (angkot) tidak melintasi di daerahnya. Sehingga sangat penting dilakukan konseling dan
penyuluhan tentang KB yang lebih lanjut dan kontinu agar target dan sasaran dari Program KIA
dan KB tertutama KB dapat tercapai dengan maksimal.

4.1.3 Program Pengembangan Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional : Pelayanan


BATRA (Obat Tradisional) atau Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

a. Data Pengkajian :

- Pelayanan Batra ( Obat Tradisional ) dilakukan puskesmas Medan Tuntungan setiap


Senin s/d Sabtu namun masih kurangnya antusias masyarakat terkait pelayanan ini
- Puskesmas memberikan pembinaan pengobatan tradisional kepada dukun patah, shinse
dll
- Puskesmas mengadakan penyuluhan tentang manfaat lingkungan sebagai bahan untuk
menanam TOGA
- Terdapat Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di taman puskesmas
- Terdapat poster dan juga leaflet mengenai pemeliharaan Tanaman Obat Keluarga
(TOGA)
- Program kegiatan upaya pembinaan pengobatan tradisional di Puskesmas belum
terlaksana dengan baik serta belum adanya dilakukan pencatatan dan pelaporan
- Masih banyak terdapat lahan kosong yang tidak dikelola di Pemerintahan Kota Medan,
khususnya Kecamatan Medan Tuntungan
- Adanya potensi pada lahan yg dapat dimaksimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga
- Belum adanya penelitian ataupun artikel terkait perkembangan keluarga yang sudah
menggunakan atau menerapkan program pelayanan BATRA yg diberikan oleh
puskesmas

42
b. Analisa Data :
Berdasarkan pengkajian yang didapatkan dari Kepala Camat Medan Tuntungan (Gelora
Ginting) dalam artikel, ditemukan bahwa masih banyaknya lahan milik pemerintah kota
Medan yang kosong sekitar 8 Ha dan tidak dipergunakan atau dikelola dengan baik.
Puskesmas Medan Tuntungan sendiri telah melakukan upaya untuk menciptakan lingkungan
hidup dengan memanfaatkan lahan/pekarangan sebagai alternatif untuk penanaman obat
Tradisional. Puskesmas juga telah mengembangkan pembinaan lingkungan terkait dengan
pengobatan tradisional, seperti pelayanan BATRA (Obat Tradisional) dengan membuat
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di taman. Selain itu Puskesmas sudah melaksanakan
penyuluhan tentang manfaat lingkungan sebagai bahan untuk menanam TOGA (Tanaman
Obat keluarga). Media pendukung juga sudah dibuat untuk memaksimalkan edukasi terkait
dengan pemeliharaan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) melalui poster dan juga leaflet.
Namun dari hasil observasi, minimnya tanaman obat yang ditemukan dipekarangan sekitar
rumah warga di kecamatan Medan Tuntungan, menjadi dasar bahwa masih banyaknya
keluarga yang belum menggunakan bahan tradisional sebagai Bahan Tanaman Obat Keluarga
(TOGA). Selain itu, belum adanya ditemukan penelitian ataupun artikel terkait dengan
perkembangan keluarga yang sudah menggunakan atau menerapkan program Pelayanan
BATRA yang diberikan oleh Puskesmas Medan Tuntungan.

4.1.4 Program Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) : Kesehatan Reproduksi


Pada Remaja SMP/SMA

a. Data Pengkajian

1. Data Demografi Remaja (13 Responden)

Diagram 1
Proporsi Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin

23.1%

76.9%

43

Perempuan Laki-laki
Analisa :

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, persentase remaja berjenis kelamin perempuan yaitu
76.9% dan laki-laki berjumlah 23.1%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas remaja berjenis
kelamin perempuan.

Diagram 2
Proporsi Remaja Berdasarkan Usia

Analisa:

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, persentase remaja berusia 16-17 tahun yaitu sebanyak
53.8% dan remaja berusia 14-15 tahun sebanyak 46.2%. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas
remaja berada di usia tahap remaja akhir.

44
Diagram 3
Proporsi Remaja Berdasarkan Urutan Kelahiran

Analisa :

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, persentase remaja berdasarkan urutan kelahiran yaitu
76.9% adalah anak ke 1-2 dan anak ke 3-4 berjumlah 23.1%. Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas remaja adalah anak paling besar di keluarganya.

Diagram 4
Proporsi Remaja Berdasarkan Jumlah Saudara

45
Analisa :

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, persentase remaja berdasarkan urutan kelahiran yaitu
76.9% memiliki jumlah saudara 1-2 orang dan yang memiliki jumlah saudara 3-4 orang
sebanyak 23.1%. Hal ini menunjukkan pentingnya mempertimbangkan edukasi dan intervensi
yang tepat yang harus diberikan mengingat banyaknya tanggungan dalam keluarga.

Diagram 5
Proporsi Remaja yang Mengalami Menstruasi

Analisa :

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, persentase remaja berdasarkan yang mengalami
menstruasi, sebanyak 76.9% remaja telah menstruasi dan remaja yang tidak mengalami
menstruasi sebanyak 23.1%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas remaja telah mengalami
menstruasi karena jumlah responden remaja perempuan lebih banyak dari pada responden laki-
laki. Karena mayoritas remaja telah mengalami menstruasi, sangat penting untuk diberikan
penyuluhan tentang kesehatan reproduksi.

46
Diagram 6
Proporsi Remaja yang Mengalami Mimpi Basah

Analisa :

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, persentase remaja berdasarkan yang mengalami mimpi
basah yaitu sebanyak 76.9% remaja tidak mimpi basah (perempuan), dan remaja yang telah
mimpi basah sebanyak 23.1%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak mimpi
basah karena jumlah responden didominasi oleh perempuan.

Diagram 7
Proporsi Remaja berdasarkan Informasi Kesehatan Reproduksi

47
Analisa :

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, 76.9 % belum pernah mendapatkan informasi tentang
kesehatan reproduksi, 7.7% pernah dari orang tua, 7.7% pernah dari teman dan 7.7% pernah dari
majalah/buku/koran. Hal ini menunjukkan bahwa sangat penting diberikan informasi kepada
remaja tentang kesehatan reproduksi.

Diagram 8
Proporsi Remaja Berdasarkan Agama

Agama

7.7%
7.7%

84.6%

Islam Protestan Katolik

Analisa :

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, 84.6% beragama islam, 7.7% beragama protestan dan
7.7% beragama katolik. Hal ini menunjukkan perlu untuk mempertimbangkan aspek spiritual
yang dianut masyarakat ketika memberikan intervensi.

48
Diagram 9
Proporsi Remaja Berdasarkan Pendidikan Ayah

Analisa :

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, 84.6% Ayah dari remaja berpendidikan SMA, 7.7%
berpendidikan SMP dan 7.7% berpendidikan D3/S1/S2/S3. Hal ini menunjukkan perlu untuk
diberikannya tindakan keperawatan berupa penyuluhan kesehatan untuk semua remaja

Diagram 10
Proporsi Remaja Berdasarkan Pendidikan Ibu

49
Analisa :

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, 84.6%. Ibu dari remaja berpendidikan SMA, 7.7%
berpendidikan SMP dan 7.7% berpendidikan D3/S1/S2/S3. Hal ini menunjukkan perlu untuk
diberikannya tindakan keperawatan berupa penyuluhan kesehatan untuk semua remaja.

Diagram 11
Proporsi Remaja Berdasarkan Pekerjaan Ayah

Analisa :

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, 76.9% Ayah remaja bekerja sebagai petani, 30.8%
bekerja sebagai wiraswasta, 7.7% bekerja sebagai guru dan 7.7 % bekerja sebagai buruh. Dalam
hal ini perlu dipertimbangkan waktu dan kondisi yang sesuai dengan pekerjaan orang tua bila
saat diberikan tindakan keperawatan seperti penyuluhan mereka ingin mendampingi anaknya.

Diagram 12
Proporsi Remaja Berdasarkan Pekerjaan Ibu

50
Analisa :

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, 92.3 % Ibu dari responden bekerja sebagai Ibu Rumah
Tangga, dan 7.7% bekerja sebagai guru. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan waktu dan kondisi
yang sesuai dengan pekerjaan orang tua bila saat diberikan tindakan keperawatan seperti
penyuluhan mereka ingin mendampingi anaknya.

Diagram 13
Proporsi Remaja Berdasarkan Agama Ayah

Analisa :

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, 84.6% Ayah dari remaja beragama islam, 7.7%
beragama protestan dan 7.7% beragama katolik. Hal ini menunjukkan perlu untuk
mempertimbangkan aspek spiritual yang dianut masyarakat ketika memberikan intervensi.

Diagram 14
Proporsi Remaja Berdasarkan Agama Ibu

51
Analisa :

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, 84.6% Ibu dari remaja beragama islam, 7.7% beragama
protestan dan 7.7% beragama katolik. Hal ini menunjukkan perlu untuk mempertimbangkan
aspek spiritual yang dianut masyarakat ketika memberikan intervensi.

Diagram 15
Proporsi Remaja Berdasarkan Penghasilan Orang tua

Analisa :

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, 69.2% penghasilan orang tua sebanyak >3 juta/bulan,
23,1% berpenghasilan 2-3 juta/bulan dan 7.7% berpenghasilan 1-2 juta/bulan. Dalam hal ini
perlu perlu dipertimbangkan untuk memberikan intervensi mengingat penghasilan dari orang tua
responden.

52
2. Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi

Diagram 16
Proporsi Remaja Berdasarkan Pengetahuan

Analisa :

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, 69.2% pengetahuan remaja tentang kesehatan
reproduksi dalam kategori kurang dan 30.2% remaja memiliki pengetahuan dengan kategori
cukup. Hal ini menunjukkan bahwa sangat penting diberikan asuhan keperawatan berupa
pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi untuk meningkatkan pengetahuan pada
remaja.

53
3. Sikap Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi

Diagram 17
Proporsi Remaja Berdasarkan Sikap

Analisa :

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, 69.2% sikap remaja dalam kategori negatif dan 30.2%
remaja memiliki positif dengan kategori cukup tentang menjaga kesehatan reproduksinya. Dari
data dapat dilihat bahwa pengetahuan dan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi berbanding
lurus. Kurangnya pengetahuan mempengaruhi sikap remaja dalam menjaga kesehatan
reproduksinya. Hal ini menunjukkan bahwa sangat penting diberikan asuhan keperawatan berupa
pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi kepada remaja.

54
4.1.5 Program Pokok Posyandu : Gizi Pada Anak Balita

a. Data Pengkajian

1. Data Demografi Ibu Dengan Balita (13 Reposden)

Diagram 1: Jenis Kelamin Ibu

100%

Analisa :

Diagram di atas menunjukkan bahwa 100% yaitu berjenis kelamin perempuan.

Diagram 2: Usia Ibu Dengan Balita

38,5%
61,5%

55
Analisa :

Berdasarkan data pada diagram di atas didapatkan hasil bahwa responden berusia17-25 tahun
61,5% dan responden berusia 26-35 tahun 38,5%

Diagram 3 : Pendidikan Terakhir

7,7%

15,4%

76,9%

Analisa :

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, mayoritas pendidikan ibu yang memilki anak balita
adalah SMA sebanyak 76,9%, SMP sebanyak 15,4%, dan berpendidikan sarjana sebanyak 23%.

Diagram 4 : Pekerjaan

100%

56
Analisa :

Diagram di atas menunjukkan bahwa 100% Ibu yang memiliki anak balita bekerja sebagai ibu
rumah tangga.

Diagram 5 : Jumlah Anak

30,8%

69,2%

Analisa :

Dari data diatas Ibu memiliki jumlah anak balita 3-4 69,2% dan 1-2 anak 30,9%.

Diagram 6 : Usia Anak

38,5%
61,5%

57
Analisa :

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, balita berusia 4-5 tahun 61,5% dan balita 1-3 tahun
38,5%.

Diagram 7 : Riwayat Gizi Buruk

100 %

Analisa :

Berdasarkan hasil diagram diatas diketahi bahwa 100% Tidak memiliki riwayat gizi buruk.

Diagram 8 : Mendapat Penyuluhan Gizi

30,8%

69,2%

58
Analisa :

Berdasarkan hasil diagram diatas diketahi bahwa 69,2% ibu yang memiliki balita tidak pernah
mendapatkan penyuluhan mengenai gizi balita . Hanya 30,8% ibu yang pernah mendapatkan
penyuluhan tentang gizi balita. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya penyuluhan mengenai
gizi balita yang didapatkan, sehingga dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan ibu yang
memiliki balita mengenai pentingnya gizi balita.

2. Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Pada Balita

Diagram 9 : Tingkat Pengetahuan

53,8% 46,2%

Analisa :

Berdasarkan diagram di atas didapatkan hasil bahwa sebanyak 53.8% ibu yang memiliki balita
cukup pengetahuan tentang gizi balita dan sebesar 46.2% ibu yang memiliki balita kurang
pengetahuan tentang gizi balita.

59
3. Sikap Ibu Tentang Pemenuhan Gizi Pada Balita

Diagram 10 : Tingkat Sikap

38,5%
61,5%

Analisa :

Diagram diatas menunjukkan bahwa sebanyak 61,5% memiliki sikap negative dan sebesar
38,5% memiliki sikap positif.

60
4.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis data di atas, berikut ini tabel rumusan masalah/diagnosa
keperawatan yang muncul :
No Data Masalah
1 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Resiko tinggi meningkatnya
Menular (P2M) : Pencegahan & angka kejadian Covid-19
Pemberantasan Covid-19. berhubungan dengan masyarakat
tetap keluar rumah seperti biasa,
 Data pasien terkait Covid-19 di Kecamatan
tidak menggunakan masker serta
Medan Tuntungan pertanggal 20 April 2021,
tidak menerapkan physical
jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 (+)
distancing sebagai langkah
berjumlah 1017 orang (Sembuh : 940 orang,
pencegahan Covid-19.
Meninggal : 25 orang, Rawat : 52 orang) dan
pasien suspek Covid-19 berjumlah 1330 orang
(Pulang : 1272 orang, Rawat : 20 orang,
Meninggal : 28 orang).
 Masih banyak masyarakat yang tidak memakai
masker di tempat umum.
 Masih banyak masyarakat yang tidak mencuci
tangan setelah memegang benda.
 Masih banyak masyarakat yang tidak menjaga
jarak di tempat umum.
 Masih banyak masyarakat yang tidak menjaga
jarak dengan lanjut usia.
 Masih banyak masyarakat yang menghadiri
acara yang mengundang banyak orang.
 Masih banyak masyarakat yang memakai
fasilitas umum dan tempat umum.

61
Observasi

Masyarakat masih keluar rumah seperti biasa dan


tidak menerapkan physical distancing serta tetap
melakukan aktivitas yang memicu keramaian dan
kerumunan.

Wawancara

Dari hasil wawancara dengan masyarakat


diwilayah binaan masyarakat keluar rumah
dikarenakan harus bekerja

2 Program Pokok Kesehatan Ibu dan Anak Serta Defisiensi kesehatan komunitas
KB : Keluarga Berencana pada agregat pasangan usia subur
diwilayah kerja Puskesmas Medan
 Di Puskesmas Medan Tuntungan cakupan
Tuntungan berhubungan dengan
peserta KB aktif sebagai berikut : IUD (Intra
defisiensi pengetahuan ditandai
Uterine Device) 344, Metode Operasi Pria
dengan banyak pasagan usia subur
(MOP) 18, Metode Operasi Wanita (MOW)
yang memiliki lebih dari 2 anak
180, Implant 318, suntik 1.116, Kondom 70,
dan kurang terpapar informasi
Pil 592, total 2.638 (62,2%), dengan jumlah
tentang KB
Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak
4.241orang.
 Terdapat sebanyak 1.603 (37,8%) PUS
(Pasangan Usia Subur) yang belum menjadi
peserta KB aktif
 Alat kontrasepsi implant belum memadai
karena sering terjadi kekosongan implant,
karena peminat untuk menggunakan implant
ini sangat banyak.
 Terdapat PUS (Pasangan Usia Subur) yang
belum terpapar informasi mengenai KB.

62
 Salah satu faktor calon akseptor tidak jadi
menggunakan KB adalah jarak dari tempat ia
tinggal ke Puskesmas cukup jauh dan tidak
memiliki kendaraan pribadi dan angkutan kota
(angkot) tidak melintasi di daerahnya.
Observasi

Keluarga terlihat banyak yang memiliki lebih dari


2 anak

Wawancara

Dari hasil wawancara dengan keluarga diketahui


bahwa banyak keluarga yang belum mendapatkan
penyuluhan tentang KB

3 Program Pengembangan Upaya Pembinaan Defisiensi pengetahuan


Pengobatan Tradisional : Pelayanan BATRA Masyarakat di wilayah kerja
(Obat Tradisional) atau Tanaman Obat Puskesmas Medan Tuntungan
Keluarga (TOGA) tentang pemanfaatan tanaman
tradisional keluarga (TOGA)
 Pelayanan Batra ( Obat Tradisional )
berhubungan dengen kurangnya
dilakukan puskesmas Medan Tuntungan setiap
informasi terkait pemanfaatan
Senin s/d Sabtu namun masih kurangnya
tanaman tradisional keluarga
antusias masyarakat terkait pelayanan ini
(TOGA)
 Berdasarkan pengkajian yang didapatkan dari
Kepala Camat Medan Tuntungan (Gelora
Ginting) dalam artikel, ditemukan bahwa
masih banyaknya lahan milik pemerintah kota
Medan yang kosong sekitar 8 Ha dan tidak
dipergunakan atau dikelola dengan baik.
 Dari hasil observasi, minimnya tanaman obat
yang ditemukan dipekarangan sekitar rumah

63
warga di kecamatan Medan Tuntungan,
menjadi dasar bahwa masih banyaknya
keluarga yang belum menggunakan bahan
tradisional sebagai Bahan Tanaman Obat
Keluarga (TOGA)
 Selain itu, belum adanya ditemukan penelitian
ataupun artikel terkait dengan perkembangan
keluarga yang sudah menggunakan atau
menerapkan program Pelayanan BATRA yang
diberikan oleh Puskesmas Medan Tuntungan.
 Pelayanan Batra ( Obat Tradisional )
dilakukan puskesmas Medan Tuntungan setiap
Senin s/d Sabtu namun masih kurangnya
antusias masyarakat terkait pelayanan ini
 Program kegiatan upaya pembinaan
pengobatan tradisional di Puskesmas belum
terlaksana dengan baik serta belum adanya
dilakukan pencatatan dan pelaporan
 Masih banyak terdapat lahan kosong yang
tidak dikelola di Pemerintahan Kota Medan,
khususnya Kecamatan Medan Tuntungan
 Belum adanya penelitian ataupun artikel
terkait perkembangan keluarga yang sudah
menggunakan atau menerapkan program
pelayanan BATRA yg diberikan oleh
puskesmas

64
4 Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) : Defisiensi pengetahuan remaja
Kesehatan Reproduksi Pada Remaja tentang kesehatan reproduksi
SMP/SMA berhubungan dengan kurangnya
paparan informasi ditandai dengan
 Remaja berjenis kelamin perempuan yaitu
tingkat pengetahuan remaja yang
sebanyak 76.9% dan laki-laki sebanyak
masih kurang dan sikap yang
23.1%.
negatif terhadap kesehatan
 Remaja terdiri dari usia 16-17 tahun yaitu
reproduksinya.
sebanyak 53.8% dan remaja berusia 14-15
tahun sebanyak 46.2%.
 Agama yang dianut remaja terdiri dari 84.6%
beragama islam, 7.7% beragama protestan dan
7.7% beragama katolik.
 Remaja yang mengalami menstruasi,
sebanyak 76.9% (semua remaja perempuan)
dan remaja yang tidak mengalami menstruasi
sebanyak 23.1% (laki-laki).
 Remaja yang mengalami mimpi basah yaitu
sebanyak 23.% (semua remaja laki-laki) dan
yang tidak mimpi basah sebanyak 76.9%
(perempuan).
 Berdasarkan paparan informasi tentang
Kesehatan reproduksi, 76.9 % remaja belum
pernah mendapatkan informasi tentang
kesehatan reproduksi, 7.7% pernah dari orang
tua, 7.7% pernah dari teman dan 7.7% pernah
dari majalah/buku/koran.
 Remaja yang memiliki pengetahuan dalam
kategori kurang sebanyak 69.2% dan 30.2%
remaja memiliki pengetahuan dengan kategori
cukup tentang kesehatan reproduksi.

65
 Remaja yang memiliki sikap negatif sebanyak
69.2% dan 30.2% remaja memiliki positif
terkait kesehatan reproduksinya.

Observasi :
Banyak remaja tampak malu saat pengkajian
karena merasa membahas kesehatan reproduksi
adalah hal yang tabu.

Wawancara :
Dari hasil wawancara dengan remaja diketahui
bahwa banyak remaja belum pernah mendapat
pendidikan kesehatan tentang kesehatan
reproduksi.
5 Program Pokok Posyandu : Gizi Pada Anak Defisiensi pengetahuan Ibu
Balita Dengan Balita berhubungan
dengan kurangnya terpaparnya
 Ibu berusia 17-25 tahun 61,5% dan berusia 25-
informasi terkait gizi balita
35 tahun 38,5 %
ditandai dengan kurangnya
 Pendidikan Ibu yang memiliki balita adalah
pengetahuan dan sikap ibu tentang
SMA sebanyak 76,9%, SMP sebanyak 15,4%,
gizi balita.
dan berpendidikan sarjana sebanyak 23%.
 Pekerjaan Ibu yang memiliki balita 100%
adalah sebagai ibu rumah tangga.
 Jumlah anak balita yang dimiliki 3-4 69,2% dan
1-2 anak 30,9%.
 Usia anak balita 4-5 tahun 61,5% dan balita 1-3
tahun 38,5%.
 Ibu yang memiliki balita 100% Tidak memiliki
riwayat gizi buruk pada balita nya.
 Ibu yang memiliki balita tidak pernah

66
mendapatkan penyuluhan mengenai gizi balita
sebanyak 69,2% dan hanya 30,8% ibu yang
pernah mendapatkan penyuluhan tentang gizi
balita.
 Ibu yang memiliki balita cukup pengetahuannya
tentang gizi balita sebesar 53.8% dan ibu yang
memiliki balita kurang pengetahuan tentang gizi
balita sebesar 46.2%.
 Ibu yang memiliki balita bersikap negative
sebanyak 61,5% dan 38,5% memiliki sikap
positif.
Observasi

Mayoritas Ibu yang memiliki balita terlihat


kurang memahami pentingnya gizi untuk balita

Wawancara

Dari hasil wawancara dengan Ibu yang memiliki


balita diketahui bahwa banyak yang bersikap
negative dalam pemenuhan gizi balita dan belum
pernah mendapatkan penyuluhan terkait gizi
balita.

67
4. 3 Diagnosa Keperawatan

1. Resiko tinggi meningkatnya angka kejadian Covid-19 berhubungan dengan masyarakat


tetap keluar rumah seperti biasa, tidak menggunakan masker serta tidak menerapkan
physical distancing sebagai langkah pencegahan Covid-19.
2. Defisiensi kesehatan komunitas pada agregat pasangan usia subur diwilayah kerja
Puskesmas Medan Tuntungan berhubungan dengan defisiensi pengetahuan ditandai
dengan banyak pasagan usia subur yang memiliki lebih dari 2 anak dan kurang terpapar
informasi tentang KB.
3. Defisiensi pengetahuan Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Medan Tuntungan
tentang pemanfaatan tanaman tradisional keluarga (TOGA) berhubungan dengen
kurangnya informasi terkait pemanfaatan tanaman tradisional keluarga (TOGA).
4. Defisiensi pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi berhubungan dengan
kurangnya paparan informasi ditandai dengan tingkat pengetahuan remaja yang masih
kurang dan sikap yang negatif terhadap kesehatan reproduksinya.
5. Defisiensi pengetahuan Ibu Dengan Balita berhubungan dengan kurangn terpaparnya
informasi terkait gizi balita ditandai dengan kurangnya pengetahuan dan sikap ibu
tentang gizi balita.

68
4.4 Perencanaan Tindakan Keperawatan (Intervensi Keperawatan)
Berikut ini adalah perencanaan keperawatan yang dilaksanakan :

Dx Keperawatan Hari/ Evaluasi


No Tujuan Sasaran Strategi Intervensi Tempat
Komunitas Tanggal Kriteria Standar
1 Resiko tinggi Setelah dilakukan Masyarakat K.I.E 1. Membina April Verbal a. Mengetahui
meningkatnya tindakan keperawatan di wilayah hubungan saling pengertian
angka kejadian selama 1 kali kerja percaya dengan covid-19
covid-19 pertemuan diharapkan Puskesmas masyarakat b. Mengetahui
berhubungan masyarakat wilayah 2. Mengidentifika- tanda dan gejala
dengan kerja Puskesmas si pengetahuan covid-19
masyarakat yang mampu: masyarakat c. Mengetahui
tetap keluar a. Mengenali tanda dan tentang “Tanda Psikomotor cara pencegahan
rumah seperti gejala covid-19 dan Gejala covid-19
biasa, tidak b. Mengetahui cara Covid-19” d. Mampu
menggunakan penyebaran covid-19 3. Mengidentifika- mempraktekkan
masker serta c. Mengetahui si pengetahuan langkah-langkah
tidak pentingnya masyarakat cuci tangan
menerapkan physical distancing tentang “Upaya dengan benar
physical d. Mengetahui cara Pencegahan e. Mengetahui
distancing pencegahan covid-19 Covid-19 pentingnya
sebagai langkah e. Mengetahui cara dengan 5M” physical
pencegahan mempraktekkan 4. Mengidentifika- distancing dan
covid-19 CTPS si pengetahuan stay at home
masyarakat
tentang “Cara
Mencuci
Tangan yang
Baik dan
Benar”
5. Memberikan
pendidikan

69
kesehatan
kepada
masyarakat
tentang “Tanda
dan Gejala
Covid-19 dan
pencegahan
5M” dengan
menggunakan
media berupa
poster
6. Memberikan
pendidikan
kesehatan
kepada
masyarakat
tentang “Upaya
Pencegahan
Covid-19
Dirumah”
dengan
menggunakan
media berupa
booklet
7. Mengajarkan
kepada
masyarakat
bagaimana cara
mencuci tangan
yang baik dan
benar dengan
menggunakan
media berupa
70
poster
8. Mengevaluasi
pengetahuan
masyarakat
tentang Covid-
19

2 Defisiensi Setelah dilakukan Seluruh K.I.E 1. Bina hubungan April Verbal a Mengetahui
kesehatan tindakan keperawatan Pasangan saling percaya 2021 defenisi KB dan
komunitas pada selama 1 kali Usia Subur dengan Klien Alat kontrsepsi
agregat pertemuan diharapkan (PUS) di dan Keluarga b Mengetahui
pasangan usia Pasangan Usia Subur di wilayah 2. Identifikasi jenis-jenis alat
subur diwilayah wilayah kerja kerja pengetahuan dan kontrasepsi
kerja Puskesmas Puskesmas: Puskesmas pemahaman c Mengetahui
Medan a. Mengetahui klien tentang keuntungan dan
Tuntungan jenis-jenis alat Keluaga kerugian alat
berhubungan kontrasepsi Berencana dan kontrasepsi
dengan b. Mengetahui Jenis-Jenis Alat d Mampu
defisiensi keuntungan dan Kontrasepsi memutuskan alat
pengetahuan kekurangan 3. Berikan kontrasepsi apa
ditandai dengan setiap alat Penyuluhan yang akan
banyak pasagan kontrasepsi Kesehatan pada digunakan
usia subur yang c. Mengetahui Klien dan kedepannya
memiliki lebih manfaat KB Keluarga e Mengetahui
dari 2 anak dan d. Mampu Tentang “KB Pelayanan KB di
kurang terpapar memutuskan dan Jenis-jenis Masa Pandemi
informasi akan alat kontrasepsi” Covid-19 dan
tentang KB menggunakan menggunakan Menjalankan
alat kontrasepsi Leaflet Sesuai dengan
apa yang akan 4. Berikan Protokol
digunakan Penyuluhan Kesehatan
e. Mengetahui Kesehatan Pada
Pelayanan KB Klien dan
71
di Masa Keluarga
Pandemi Covid- tentang
19 dan “Pelayanan KB
Menjalankan di Masa
Sesuai dengan Pandemi Covid-
Protokol 19 ”
Kesehatan menggunakan
Poster
5. Memberikan
kesempatan
klien dan
keluarga untuk
bertanya
6. Mengevaluasi
pengetahuan
klien tentang
KB, Jenis-jenis
alat kontrasepsi
dan Pelayanan
KB di Masa
Pandemi Covid-
19.
3 Defisiensi Setelah dilakukan Masyarakat K.I.E 1. Membina April Verbal a. Mengetahui
pengetahuan tindakan keperawatan di wilayah Hubungan 2021 pengertian
Masyarakat di selama 1 kali kerja Saling TOGA
wilayah kerja pertemuan diharapkan Puskesmas Percaya b. Mengetahui
Puskesmas masyarakat di wilayah Dengan Klien jenis-jenis
Medan kerja Puskesmas: 2. Mengidentifi TOGA
Tuntungan kasi c. Mengetahui
tentang 1. Mengetahui jenis- Pengetahuan manfaat
pemanfaatan jenis TOGA Klien TOGA
tanaman 2. Mengetahui Tentang d. Mampu
tradisional manfaat TOGA Tanaman memanfaatkan
72
keluarga 3. Mampu Obat Perkarangan
(TOGA) memanfaatkan Keluarga Rumah Untuk
berhubungan Perkarangan (TOGA) TOGA
dengen Rumah Untuk 3. Melakukan e. Mampu
kurangnya TOGA Penyuluhan mendemonstras
informasi terkait 4. Mampu Tentang ikan Cara
pemanfaatan mendemonstrasika Jenis-jenis Menanam
tanaman n Cara Menanam TOGA dan TOGA yang
tradisional TOGA yang Benar Manfaatnya Benar
keluarga Menggunaka f. Mampu
(TOGA) n Leaflet memanfaatkan
4. Melakukan TOGA sebagai
Penyuluhan altermatif obat
Tentang tradisional
Pemanfaatan
Perkarangan
Rumah Untuk
TOGA
menggunakan
Poster
5. Mendemonstr
asikan Cara
Menanam
TOGA yang
Benar
6. Memberikan
Kesempatan
Klien untuk
Bertanya
7. Mengevalusi
pengetahuan
Klien tentang
TOGA
73
4 Defisiensi Setelah dilakukan Masyarakat K.I.E 1. Menciptakan April Verbal a. Mengetahui
pengetahuan tindakan keperawatan di wilayah suasana yang 2021 pengertian
remaja tentang selama 1 kali kerja aman dan kesehatan
kesehatan pertemuan diharapkan Puskesmas nyaman bagi reproduksi
reproduksi masyarakat di wilayah remaja b. Mengetahui
berhubungan kerja Puskesmas: 2. Membina alat reproduksi
dengan Hubungan pria dan wanita
kurangnya 1. Mengetahui Saling c. Mengetahui
paparan pengertian Percaya penyakit
informasi kesehatan Dengan menular
ditandai dengan reproduksi Remaja Psikomotor seksual
tingkat 2. Mengetahui alat 3. Mengidentifi d. Menghindari
pengetahuan reproduksi pria dan kasi perilaku yang
remaja yang wanita Pengetahuan menimbulkan
masih kurang 3. Mengetahui Remaja kehamilan pada
dan sikap yang penyakit menular Tentang remaja
negatif terhadap seksual Kesehatan e. Menghindari
kesehatan Reproduksi perilaku
reproduksinya. 4. Melakukan kenakaklan
Penyuluhan remaja atau
Tentang pergaulan
Kesehatan bebas
Reproduksi
Remaja
Dengan
Menggunaka
n Media PPT
dan Leaflet
via Zoom
Meeeting
5. Menunjukan
Video
Tentang
74
Dampak atau
Bahaya
Kenakalan
Remaja/Perga
ulan Bebas
6. Memberikan
Kesempatan
Remaja untuk
Bertanya
7. Mengevalusi
pengetahuan
Remaja
Tentang
Kesehatan
Reproduksi
5 Defisiensi Setelah dilakukan Masyarakat K.I.E 1. Membina April Verbal a. Mengetahui
pengetahuan Ibu tindakan keperawatan di wilayah Hubungan 2021 Gizi yang
Dengan Balita selama 1 kali kerja Saling Baik Pada
berhubungan pertemuan diharapkan Puskesmas Percaya Balita
dengan masyarakat di wilayah Khususnya Dengan Ibu b. Mengetahui
kurangnya kerja Puskesmas: Ibu Dengan dan Balita tanda dan
terpaparnya Anak 2. Menciptakan gejala Gizi
informasi terkait 1. Mengetahui Gizi Balita suasana yang Buruk Pada
gizi balita yang Baik Pada aman dan Balita
ditandai dengan Balita nyaman bagi c. Mengetahui
kurangnya 2. Mengetahui tanda Ibu dan cara
pengetahuan dan dan gejala Gizi Balita modifikasi
sikap ibu Buruk Pada Balita 3. Mengidentifi makanan
tentang gizi 3. Mengetahui cara kasi yang
balita. modifikasi Pengetahuan menarik
makanan yang ibu tentang Psikomotor untuk Balita
menarik untuk Gizi Pada d. Menunjukan
Balita Balita perilaku
75
4. Melakukan atau upaya
Penyuluhan untuk
Tentang Gizi menyediaka
Pada Balita & n makanan
Modifikasi yang baik
Makanan dengan gizi
yang Menarik seimbang
Untuk Balita bagi balita
Menggunaka
n Media PPT
dan Leaflet
via Zoom
Meeeting
5. Menunjukan
Video
Tentang
Demonstrasi
Cara
Modifikasi
Makanan
yang Menarik
Bagi Balita
6. Memberikan
Kesempatan
Ibu untuk
Bertanya
7. Mengevalusi
pengetahuan
Ibu Tentang
Pemahaman
Terhadap
Materi
Pendkes
76
4.5 Implementasi Keperawatan

4.5.1 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) : Pencegahan &


Pemberantasan Covid-19.

Pendidikan kesehatan tentang pencegahan penularan covid-19 dilaksanakan pada hari


Senin, 26 April 2021. Sebelum kegiatan penyuluhan dilakukan terlebih dahulu dilakukan
kegiatan observasi dan pendataan tentang covid-19 di wilayah masing-masing mahasiswa.
Kemudian dilakukan penyuluhan tentang Tanda dan Gejala Covid-19 Serta Pencegahan dengan
5M menggunakan media Poster. Selain itu juga dilakukan penyuluhan dan demonstrasi tentang
Cara Cuci Tangan yang Baik dan Benar Menggunakan Media Poster. Penyuluhan tentang
Pencegahan Penularan Covid-19 Dirumah juga dilakukan dengan menggunakan media Booklet.
Setelah kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan dalam bentuk ceramah dan demonstrasi
dilanjutkan dengan mengevaluasi pengetahuan partisipan terkait materi yang telah disampaikan.

4.5.2 Program Pokok Kesehatan Ibu dan Anak Serta KB : Keluarga Berencana

Pendidikan kesehatan tentang Keluarga Berencana dilaksanakan pada hari Selasa, 27


April 2021. Sebelum kegiatan penyuluhan dilakukan terlebih dahulu dilakukan kegiatan
observasi dan pendataan tentang KB di wilayah masing-masing mahasiswa. Kemudian dilakukan
penyuluhan tentang Keluarga Berencana dan Metode-Metode Kontrasepsi menggunakan media
Leaflet. Selain itu juga dilakukan penyuluhan tentang Pelayanan KB Selama Pandemi Covid-19
Menggunakan Media Poster. Setelah kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan dalam bentuk
ceramah, dilanjutkan dengan mengevaluasi pengetahuan partisipan terkait materi yang telah
disampaikan.

4.5.3 Program Pengembangan Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional : Pelayanan


BATRA (Obat Tradisional) atau Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

Pendidikan kesehatan tentang tanaman obat keluarga (TOGA) dilaksanakan pada hari
Jumat, 30 April 2021. Sebelum kegiatan penyuluhan dilakukan terlebih dahulu dilakukan
kegiatan observasi dan pendataan tentang tanaman obat keluarga (TOGA) di wilayah masing-
masing mahasiswa. Kemudian dilakukan penyuluhan tentang Jenis-Jenis Tanaman Obat
Keluarga (TOGA) Menggunakan Media Leaflet. Selain itu juga dilakukan penyuluhan dan

77
demonstrasi tentang Pemanfaatan Perkarangan Rumah Untuk Menanam TOGA Menggunakan
Media Poster. Setelah kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan dalam bentuk ceramah dan
demonstrasi dilanjutkan dengan mengevaluasi pengetahuan partisipan terkait materi yang telah
disampaikan.

4.5.4 Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) : Kesehatan Reproduksi Pada Remaja
SMP/SMA
Pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi remaja dilaksanakan pada hari
Kamis, 29 April 2021 di Platfrom Zoom Meeting. Sebelum kegiatan penyuluhan dilakukan
terlebih dahulu dilakukan kegiatan observasi dan pendataan tentang remaja di wilayah masing-
masing mahasiswa. Kemudian dilakukan pendidikan kesehatan tentang Kesehatan Reproduksi
Remaja di Platfrom Zoom Meeting dengan Menggunakan Media Power Point, Leaflet dan Video
Edukasi tentang Dampak Pergaulan Bebas pada Remaja. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 27
peserta dan berjalan dengan baik. Setelah kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan dalam bentuk
ceramah dilanjutkan dengan mengevaluasi pengetahuan partisipan terkait materi yang telah
disampaikan.

4.5.5 Program Pokok Posyandu : Gizi Pada Anak Balita

Pendidikan kesehatan tentang gizi pada anak balita dilaksanakan pada hari Rabu, 28
April 2021 di Platfrom Zoom Meeting. Sebelum kegiatan penyuluhan dilakukan terlebih dahulu
dilakukan kegiatan observasi dan pendataan tentang gizi pada anak balita di wilayah masing-
masing mahasiswa. Kemudian dilakukan pendidikan kesehatan tentang Gizi Pada Anak Balita
dan Modifikasi Makanan yang Menarik untuk Balita di Platfrom Zoom Meeting dengan
Menggunakan Media Power Point, Leaflet dan Video Edukasi tentang Demonstrasi Modifikasi
Makanan yang Menarik untuk Balita. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 27 peserta dan berjalan
dengan baik. Setelah kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan dalam bentuk ceramah dan
demonstrasi dengan video, dilanjutkan dengan mengevaluasi pengetahuan partisipan terkait
materi yang telah disampaikan.

78
4.6 Evaluasi Kegiatan

4.6.1 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) : Pencegahan &


Pemberantasan Covid-19.

Pendidikan kesehatan tentang pencegahan penularan covid-19 dilaksanakan pada hari


Senin, 26 April 2021. Penyuluhan tentang Tanda dan Gejala Covid-19 Serta Pencegahan dengan
5M menggunakan media Poster berjalan dengan baik. Begitu juga dengan penyuluhan dan
demonstrasi tentang Cara Cuci Tangan yang Baik dan Benar Menggunakan Media Poster
berjalan dengan baik. Penyuluhan tentang Pencegahan Penularan Covid-19 Dirumah yang
dilakukan dengan menggunakan media Booklet juga berjalan dengan baik dan lancar. Semua
partisiapan dapat bekerjasama dengan baik selama proses penyuluhan dan pemahaman partisipan
menjadi bertambah baik tentang materi yang disampaikan.

4.6.2 Program Pokok Kesehatan Ibu dan Anak Serta KB : Keluarga Berencana

Pendidikan kesehatan tentang Keluarga Berencana dilaksanakan pada hari Selasa, 27


April 2021. Penyuluhan tentang Keluarga Berencana dan Metode-Metode Kontrasepsi
menggunakan media Leaflet dan Penyuluhan tentang Pelayanan KB Selama Pandemi Covid-19
Menggunakan Media Poster berjalan dengan baik dan lancar. Pasangan Usia Subaur dapat
menentukan metode kontrasepsi yang akan digunakan. Semua partisiapan dapat bekerjasama
dengan baik selama proses penyuluhan dan pemahaman partisipan menjadi bertambah baik
tentang materi yang disampaikan.

4.6.3 Program Pengembangan Upaya Pembina an Pengobatan Tradisional : Pelayanan


BATRA (Obat Tradisional) atau Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

Pendidikan kesehatan tentang tanaman obat keluarga (TOGA) dilaksanakan pada hari
Jumat, 30 April 2021. Penyuluhan tentang Jenis-Jenis Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Menggunakan Media Leaflet dan Penyuluhan serta demonstrasi tentang Pemanfaatan
Perkarangan Rumah Untuk Menanam TOGA Menggunakan Media Poster berjalan dengan baik
dan lancar. Masyarakat menjadi termotivasi untuk memanfaatkan TOGA dengan baik dan
memanfaatkan Perkarangan Rumah Untuk Menanam TOGA. Semua partisiapan dapat

79
bekerjasama dengan baik selama proses penyuluhan dan pemahaman partisipan menjadi
bertambah baik tentang materi yang disampaikan.

4.6.4 Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) : Kesehatan Reproduksi Pada Remaja
SMP/SMA
Pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi remaja dilaksanakan pada hari
Kamis, 29 April 2021 Pukul 10.00-11.00 WIB di Platfrom Zoom Meeting dihadiri oleh 27
Peserta. Pendidikan kesehatan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja di Platfrom Zoom Meeting
Menggunakan Media Power Point, Leaflet dan Video Edukasi tentang Dampak Pergaulan Bebas
pada Remaja berjalan dengan baik dan lancar. Selama kegiatan berlangsung, peserta juga aktif
dalam mengajukan beberapa pertanyaan dan setiap pertanyaan dapat dijawab oleh Mahasiswa
Kelompok 5 Profesi Ners dengan baik. Semua partisiapan dapat bekerjasama dengan baik selama
proses penyuluhan dan pemahaman partisipan menjadi bertambah baik tentang materi yang
disampaikan.

4.6.5 Program Pokok Posyandu : Gizi Pada Anak Balita

Pendidikan kesehatan tentang gizi pada anak balita dilaksanakan pada hari Rabu, 28
April 2021 Pukul 10.00-11.00 WIB di Platfrom Zoom Meeting dihadiri oleh 27 Peserta.
Pendidikan kesehatan tentang Gizi Pada Anak Balita dan Modifikasi Makanan yang Menarik
untuk Balita di Platfrom Zoom Meeting dengan Menggunakan Media Power Point, Leaflet dan
Video Edukasi tentang Demonstrasi Modifikasi Makanan yang Menarik untuk Balita berjalan
dengan baik dan lancar. Selama kegiatan berlangsung, peserta juga aktif dalam mengajukan
beberapa pertanyaan dan setiap pertanyaan dapat dijawab oleh Mahasiswa Kelompok 5 Profesi
Ners dengan baik. Semua partisiapan dapat bekerjasama dengan baik selama proses penyuluhan
dan pemahaman partisipan menjadi bertambah baik tentang materi yang disampaikan.

80
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Puskesmas Medan Tuntungan memiliki tujuh program wajib, diantaranya Upaya
Promosi Kesehatan (Promkes) dengan Posyandu, Upaya Kesehatan Lingkungan (Kesling),
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat, Upaya Kesehatan Ibu dan Anak/ Keluarga Berencana (KIA-
KB), Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), Upaya Pengobatan dan
Upaya Pencatatan dan Pelaporan. Disamping itu, terdapat delapan program pengembangan di
Puskesmas Medan Tuntungan, diantaranya Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Upaya Kesehatan
Lansia, Upaya Kesehatan Olahraga, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Perawatan Kesehatan
Masyarakat, Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional Batra
atau TOGA dan Laboratorium Sederhana. Dalam pelaksanaannya, setiap program memiliki
keunggulan dan kelemahan. Kelebihan yang terdapat pada pelaksanaan puskesmas diantaranya
terdapat banyak posyandu yang aktif dan tepat waktu serta sesuai jadwal sebagai contoh
pelaksanaan senam lansia yang dilakukan setiap hari Kamis. Kelebihan lain yaitu di Puskesmas
Medan Tuntungan memiliki program pengembangan yang sangat kreatif dan inovatif yakni
Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional Batra atau TOGA yang sangat baik untuk mendukung
kesehatan keluarga dan dapat dijadikan penanganan awal jika anggota keluarga terserang suatu
penyakit. Selain itu, Program promosi kesehatan juga dijalankan dan dikontrol dengan sangat
baik. Namun demikian, terdapat juga kelemahan dalam beberapa program puskesmas yaitu pada
program upaya kesehatan KIA-KB, masih kurangnya ibu yang berkunjung ke Puskesmas Medan
Tuntungan untuk konsultasi dan melakukan KB.

81
5.2 Saran
Program yang dilakukan oleh Puskesmas Medan Tuntungan dapat lebih
dioptimalkan lagi dengan mempertimbangkan saran berikut :

a) Puskesmas sebaiknya menetapkan hari penyuluhan setiap minggunya yang dilakukan di


ruang tunggu pasien
b) Penyuluhan yang dilakukan di sekolah sebaiknya dilaksanakan secara rutin dengan media
yang lebih menarik bagi anak sekolah.
c) Penyuluhan tentang Program Upaya Kesehatan KIA-KB sebaiknya dilakukan rutin setiap
bulan dan kontinu di setiap kelurahan di wilayah kerja puskesmas.
d) Puskesmas sebaiknya melakukan monitoring terkait Tanaman Obat Keluarga di setiap
Rumah Masyarakat dan melakukan pembinaan yang rutin.

82
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes, 2018. Data Dasar Puskesmas. Jakarta : DepKes RI.

Marufih, I. 2015. Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Puskesmas : Kajian Kualitatif


Kultur Medis, Standarisasi Mutu, Konsep Puskesmas dan Relasi Dokter Pasien di
Kabupaten Jember. Jurnal IKEMAS, Volume 11, No. 1.

Permenkes RI No.75, 2014. Peraturan Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

Sanah, N. 2017. Pelaksanaan Fungsi Puskesmas ( Pusat Kesehatan Masyarakat ) dalam


Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan di Kecamatan Long Kali. Jurnal Ilmu
Pemerintah Volume 5, No. 1.

Wayan et al, 2017. Dasar- Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Jurnal
Kepaniteraan Klinik Madya (KKM).

83
Lampiran 1. Planning of Action (POA)

Planning of Action (POA)

Berdasarkan intervensi keperawatan yang telah disusun, berikut ini adalah kegiatan yang akan dilakukan:

Tanggal
No Topik Rencana Tindakan Tujuan Penanggung Jawab Sasaran
Pelaksanaan

1 Tanda dan - Membuat poster Adanya edukasi April 2021 Ketua: Dhani Masyarakat
Gejala Covid- tentang “Tanda menggunakan poster
19 serta dan Gejala tentang “Tanda dan Gejala Sekretaris: Irena
Covid-19
Pencegahan Covid-19 Pencegahan Fasilitator: Dhiyah, Fathiyah
Pencegahan
Covid-19 covid-19 dengan covid-19 dengan 5M”
dengan 5M 5M” menambah pengetahuan
- Memberikan masyarakat tentang covid-
edukasi pada 19
Masysrakat

2 Cegah covid-19 - Membuat poster Adanya edukasi April 2021 Ketua: Irena Masyarakat
dengan cuci tentang “Cara menggunakan poster
tangan Cuci Tangan tentang “Cara Cuci Sekretaris: Dhiyah
yang Baik dan
Tangan yang Baik dan Fasilitator: Dhani, Fathiyah
Benar”
- Memberikan Benar” menambah
edukasi pada pengetahuan masyarakat
Masysrakat mencegah terjadinya
penularan covid-19

84
3 Upaya - Membuat Adanya edukasi April 2021 Ketua: Dhiyah Masyarakat
Pencegahan Booklet Promosi menggunakan Booklet
Covid-19 Kesehatan Promosi Kesehatan Sekretaris: Fathiyah
tentang “Upaya
Dirumah tentang “Upaya Fasilitator: Dhani, Irena
Pencegahan
Covid-19 Pencegahan Covid-19
Dirumah” Dirumah” menambah
- Memberikan pengetahuan masyarakat
edukasi pada dalam mencegah
Masysrakat terjadinya penularan
covid-19 dalam keluarga
Dirumah.

4 Penyuluhan - Membuat Leaflet Adanya edukasi April Ketua : Khairiyah Masyarakat,


Kesehatan tentang “KB Dan menggunakan lealet Khususnya
tentang “KB Jenis-Jenis Alat tentang “KB Dan Jenis- 2021 Sekretaris : Nisa PUS
Kontrasepsi”
Dan Jenis-Jenis Jenis Alat Kontrasepsi” Fasilitator : Doni dan Ratna
- Memberikan
Alat edukasi pada menambah pengetahuan
Kontrasepsi” Masyarakat masyarakat tentang KB
Dan Jenis-Jenis Alat
Kontrasepsi serta dapat
memilih alat kontrasepsi
yang tepat

5 Penyuluhan - Membuat poster Adanya edukasi April Ketua : Doni Masyarakat,


Kesehatan tentang menggunakan poster Khususnya
tentang “Pelayanan KB tentang “Pelayanan KB di 2021 Sekretaris : Ratna PUS
di Masa Pandemi
“Pelayanan KB Masa Pandemi Covid-19 “ Fasilitator : Khairiyah dan
Covid-19”
di Masa - Memberikan menambah pengetahuan Nisa
Pandemi edukasi pada masyarakat tentang

85
Covid-19 Masyasrakat Pelayanan KB di Masa
Pandemi Covid-19

6 Penyuluhan - Membuat leaflet Adanya edukasi April 2021 Ketua : Miptah Masyarakat,
tentang tentang menggunakan leaflet khususnya di
“Pembinaan Pembinaan tentang “Pembinaan Sekretaris : Vini sekitar
Tanaman Obat
Tanaman Obat Tanaman Obat Keluarga Fasilitator : Tesya dan Yasmin wilayah kerja
Keluarga
Keluarga (TOGA) (TOGA)” menambah Puskesmas
(TOGA)” - Memberikan pengetahuan masyarakat Medan
edukasi kepada tentang jenis dan manfaat Tuntungan
masyarakat Tanaman Obat Keluarga
serta cara pemanfaatan
dari Tanaman Obat
tersebut.

7 Penyuluhan - Membuat Poster Adanya edukasi April 2021 Ketua : Tesya Masyarakat,
kesehatan tentang menggunakan poster khususnya di
tentang Pemanfaatan tentang “Pemanfaatan Sekretaris : Yasmin sekitar
Pekarangan
“Pemanfaatan Pekarangan Rumah untuk Fasilitator : Miptah dan Vini wilayah kerja
Rumah untuk
Pekarangan Tanaman Obat Tanaman Obat Keluarga Puskesmas
Rumah untuk Keluarga (TOGA)” menambah Medan
Tanaman Obat (TOGA) pengetahuan masyarakat Tuntungan
Keluarga - Memberikan tentang bagaimana cara
(TOGA)” edukasi kepada memanfaatkan pekarangan
masyarakat dan penanaman untuk
dijadikan Tanaman Obat
Keluarga (TOGA)

86
8 Penyuluhan - Membuat Adanya edukasi April 2021 Ketua : Miptah Remaja,
kesehatan Leaflet dan PPT menggunakan PPT dan khususnya di
tentang tentang Leaflet tentang Sekretaris : Khairiyah sekitar
“Kesehatan
“Kesehatan “Kesehatan Reproduksi Fasilitator : Nisa, Ratna, Doni, wilayah kerja
Reproduksi
Reproduksi Pada Remaja” Pada Remaja” menambah Yasmin, Tesya, Vini, Dhani, Puskesmas
Pada Remaja” - Memberikan pengetahuan Remaja Fathiyah, Dhiyah, Elliyana dan Medan
edukasi kepada tentang Kesehatan Irena Tuntungan
masyarakat Reproduksi Pada Remaja.

9 Menunjukan - Mencari Video Adanya edukasi April 2021 Ketua : Nisa Remaja,
Video Edukasi Edukasi menggunakan Video khususnya di
Tentang Rujukan tentang tentang “Dampak Sekretaris : Miptah sekitar
“Dampak
Dampak Kenakalan Remaja atau Fasilitator : Khairiyah, Ratna, wilayah kerja
Kenakalan
Kenakalan Remaja atau Pergaulan Bebas” Doni, Yasmin, Tesya, Vini, Puskesmas
Remaja atau Pergaulan menambah pengetahuan Dhani, Fathiyah, Dhiyah, Medan
Pergaulan Bebas” Remaja tentang Elliyana dan Irena Tuntungan
Bebas - Memberikan bagaimana dampak atau
edukasi kepada bahaya Kenakalan Remaja
masyarakat atau Pergaulan Bebas
sehingga Remaja dapat
menghidari hal tersebut .

10 Penyuluhan - Membuat Adanya edukasi April 2021 Ketua : Dani Ibu dengan
kesehatan Leaflet dan PPT menggunakan PPT dan Anak Balita,
tentang “ Gizi tentang “Gizi Leaflet tentang “Gizi Pada Sekretaris : Dhiyah khususnya di
Pada Balita dan
Pada Balita dan Balita dan Modifikasi Fasilitator : Miptah, sekitar
Modifikasi
Modifikasi Makanan yang Makanan yang Menarik Khairiyah, Nisa, Ratna, Doni, wilayah kerja
Makanan yang Menarik Untuk Untuk Balita” menambah Yasmin, Tesya, Vini, Puskesmas
Menarik Untuk Balita” pengetahuan ibu tentang Medan
- Memberikan
87
Balita” edukasi kepada Gizi Pada Balita dan Fathiyah, Elliyana dan Irena Tuntungan
masyarakat Modifikasi Makanan yang
Menarik Untuk Balita
sehingga gizi balita dapat
terpenuhi dengan baik dan
seimbang.

11 Menunjukan - Mencari Video Adanya edukasi April 2021 Ketua : Fathiyah Ibu dengan
Video Tentang Rujukan tentang menggunakan Video Anak Balita,
Demonstrasi “Demonstrasi tentang “Demonstrasi Sekretaris : Tesya khususnya di
Cara Modifikasi
Cara Cara Modifikasi Makanan Fasilitator : Dani, Dhiyah, sekitar
Makanan yang
Modifikasi Menarik Bagi yang Menarik Bagi Miptah, Khairiyah, Nisa, wilayah kerja
Makanan yang Balita” Balita” menambah Ratna, Doni, Yasmin, Vini, Puskesmas
Menarik Bagi - Memberikan pengetahuan ibu tentang Elliyana dan Irena Medan
Balita edukasi kepada cara modifikasi dan Tuntungan
masyarakat menyajikan Makanan
yang Menarik Bagi Balita
sehingga menarik
perhatian balita untuk
nafsu makan serta gizi
balita dapat terpenuhi
dengan baik dan
seimbang.

88
Lampiran 2. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)

Judul Penyuluhan : Protokol Kesehatan Pencegahan Covid-19 (5M)


Waktu penyuluhan : 30 Menit
Sasaran Penyuluhan : Masyarakat

A. Tujuan Penyuluhan
1. Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan masyarakat memahami dan mengerti tentang
protokol kesehatan pencegahan Covid-19 (5M)
2. Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, masyarakat diharapkan dapat :
 Menjelaskan tentang pengertian Covid-19.
 Menjelaskan tentang tanda dan gejala Covid-19.
 Menjelaskan proses penularan covid-19
 Menjelaskan tentang protokol kesehatan pencegahan Covid-19 (5M)
B. Pokok Bahasan : Protokol Kesehatan Pencegahan Covid-19 (5M)
C. Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian Covid-19.
2. Tanda dan gejala Covid-19.
3. Menjelaskan proses penularan covid-19
4. Protokol kesehatan pencegahan Covid-19 (5M)
D. Kegiatan, Media, dan Alat Penyuluhan
Tahapan Kegiatan Penyuluhan (Mahasiswa) Kegiatan Audiens Media dan Alat
penyuluhan (Masyarakat) penyuluhan
Pembukaan :
1. Mengucapkan salam pembuka 1. Menjawab
2. Memperkenalkan diri salam
Pendahuluan
3. Menjelaskan maksud dan tujuan 2. Mendengarkan
5 menit
dilakukan penyuluhan 3. Mendengarkan
4. Menanyakan kepada audiens 4. Menjawab
sejauh mana pemahaman tentang pertanyaan
materi yang akan disampaikan penyuluh
Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tentang pengertian 1. Mendengar dan Poster Covid-19
Covid-19 memperhatikan
2. Menjelaskan tentang tanda dan 2. Mendengar dan
Penyajian gejala Covid-19 memperhatikan
20 menit 3. Menjelaskan proses penularan 3. Mendengar dan
covid-19 memperhatikan
4. Menjelaskan tentang protokol 4. Mendengar dan
kesehatan pencegahan Covid-19 memperhatikan
(5M)
Penutup :
1. Menyimpulkan materi bersama 1. Ikut
audiens menyimpulkan
Penutup materi bersama PosterCovid-19
5 menit 2. Mengevaluasi audiens terkait 2. Menjawab
materi yang telah diberikan pertanyaan
3. Menutup dan mengucapkan 3. Menjawab
salam salam

90
E. Evaluasi
1. Peserta :
 Audiens mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai
 Audiens kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan
 Audiens mengerti tentang materi penyuluhan yang telah disampaikan terkait
dengan pengertian, tanda dan gejala Covid-19, proses penularan, dan protokol
kesehatan pencegahan Covid-19 (5M)
2. Penyuluh :
 Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan
 Bisa menjalankan peran sesuai tugas dan tanggung jawab
3. Suasana selama kegiatan penyuluhan kondusif

Referensi Penyuluhan:
EPIDEMIOLOGI UNIERSITAS GRIFFTH AUSTRALIA

91
MATERI PENYULUHAN
“PROTOKOL KESEHATAN PENCEGAHAN COVID-19 (5M)”
I. Definisi Virus Corona (Covid-19)
Coronavirus 2019 (COVID-19) adalah penyakit yang menyebabkan penyakit
pernapasan seperti pneumonia yang terdeteksi pertama kali pada bulan desember 2019 di
Wuhan, Cina (Lu, Stratton and Tang, 2020). Prevalensi COVID-19 di dunia khususnya di
Indonesia dari bulan maret sampai july mengalami penambahan yang signifikan(World
Health Organization, 2020). Penyakit coronavirus (COVID-19) akhirnya dinyatakan sebagai
pandemic atau penyakit yang penyebarannya telah merambah seluruh dunia. Hingga saat ini
COVID-19 masih terus meyebar dan menginfeksi banyak masyarakat di dunia termasuk di
indonesia.

II. Tanda dan Gejala Virus Corona (Covid-19)


Gejala klinis utamanya yaitu demam, batuk kering, kelelahan, dan myalgia (Chen et
al., 2020; Guan et al., 2020). Namun ada juga yang tidak muncul gejalanya, dan dalam
kondisi parah bisa menyebabkan gagal napas dan berakhir pada kematian .
Klasifikasi Klinis Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi :
a. Tidak berkomplikasi Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa
gejala yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat disertai
dengan nyeri tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri otot. Perlu
diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut usia dan pasien immunocompromises
presentasi gejala menjadi tidak khas atau atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus ditemui
tidak disertai dengan demam dan gejala relatif ringan. Pada kondisi ini pasien tidak memiliki
gejala komplikasi diantaranya dehidrasi, sepsis atau napas pendek.
b. Pneumonia ringan Gejala utama dapat muncul seperti : demam, batuk, dan sesak. Namun
tidak ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat ditandai
dengan batuk atau susah bernapas atau tampak sesak disertai napas cepat atau takipneu tanpa
adanya tanda pneumonia berat.
Definisi takipnea pada anak:
● < 2 bulan : ≥ 60x/menit
● 2-11 bulan : ≥ 50x/menit
● 1-5 tahun : ≥ 40x/menit. 26 c. Pneumonia berat Pada pasien dewasa
● Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran napas

92
● Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: > 30x/menit), distress pernapasan
berat atau saturasi oksigen pasien.

III. Proses Penyebebaran/Penularan Virus Corona (Covid-19)


COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus corona, sebuah makhluk sangat kecil
berukuran sekitar 125 nanometer namun bisa menyebabkan kematian. COVID-19 ditandai
dengan munculnya gejala batuk pilek, flu, demam, gangguan pernapasan,. Penularannya
melalui droplets atau percikan batuk atau bersin.
Virus dapat berpindah secara langsung melalui percikan batuk atau bersin dan napas orang
yang terinfeksi yang kemudian terhirup orang sehat. Virus juga dapat menyebar secara tidak
langsung melalui benda-benda yang tercemar virus akibat percikan atau sentuhan tangan
yang tercemar virus. Virus bisa tertinggal di permukaan benda-benda dan hidup selama
beberapa jam hingga beberapa hari, namun cairan disinfektan dapat membunuhnya.

IV. Upaya Pencegahan Covid-19 (5M)

Untuk melawan virus COVID-19, hal utama yang perlu kita lakukan adalah
melakukan tindakan pencegahan yang di Kenal dengan 5 M :

1. Memakai masker,

2. Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau menggunakan handsanitizer

3. Menjaga jarak (1-2 Meter)

4. Menjauhi kerumunan, serta

5. Membatasi mobilisasi dan interaksi.

Disamping itu, 5M tersebut harus didukung dengan Rutin Berolahlaraga, Istirahat


Yang Cukup, Jangan Panik/Stress dan Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Dengan
Mengkonsumsi Makanan yang Bergizi dan Seimbang.

93
POSTER PROTOKOL KESEHATAN PENCEGAHAN COVID-19 (5M)

94
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)


Sub Topik : Cegah Terjadi Penyebaran Covid-19 Dengan Cuci Tangan Pakai Sabun dan
Air Mengalir
Hari/Tanggal :
Waktu / Jam : 30 Menit
Tempat :
Peserta :
I. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan masyarakat dapat menerapkan cuci tangan pakai
sabun dengan benar
II. TUJUAN KHUSUS
Serelah diberikan penyuluhan selama 30 menit masyarakat mampu :
1. Menjelaskan manfaat mencuci tangan
2. Menjelaskan waktu cuci tangan
3. Mempraktekkan dan menerapkan cara mencuci tangan pakai sabun dengan baik dan
benar
III. MATERI
1. Pengertian mencuci tangan
2. Manfaat mencuci tangan
3. Langkah mencuci tangan
4. Wktu terbaik untuk mencuci tangan
IV. METODE
Ceramah Dan Tanya Jawab
V. MEDIA
Poster

95
VI. KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1 5 menit PENDAHULUAN : -mendengar dan


menyimak
1. Menjelaskan deskripsi materi
penyuluhan yang akan disampaikan

2. Menjelaskan Relevansi dan


manfaat Penyuluhan yang akan
disampaikan

3. Menjelaskan Tujuan Penyuluhan


yang akan disampaikan

2 15 menit PENYAJIAN :
- mendengar dan
1. Menjelaskan Uraian materi yang menyimak
akan disampaikan. -bertaya terkait hal-ha
Materi : yang kurang
a) Pengertian mencuci dimengerti dalam
tangan penyampaian materi
b) Manfaat mencuci yang disampaikan
tangan oleh pemateri
c) Langkah mencuci -menjawaab
tangan pertanyaan
d) Wktu terbaik untuk
mencuci tangan
2. Memberi Contoh terkait
penyuluhan
3. Membuat Latihan kepada
audience terkait penyuluhan, seperti
meminta audience untuk mengulang
96
kembali cara mencuci tangan yang
baik dan benar
3 10 menit PENUTUP : -mendengar dan
menyimak
a. TEST : meminta audience untuk -menjawab pertanyaan
menyimpulkan materi penyuluhan (menyimpulkan).
b. UMPAN BALIK : merespon dan
mengklarifikasi jawaban serta
pertanyaan dari audience.
c. TINDAK LANJUT : memotivasi
Audience untuk selalu menerapkan
cara mencuci tangan yang baik dan
benar

Evaluasi :
Prosedur :
Bentuk :
Jenis :
Jumlah peserta yang hadir :

VI. MATERI PENYULUHAN


1. Judul : Cegah Covid-19 dengan Cuci Tangan Pakai Sabun dan air mengalir
Tanpa kita sadari, tangan sebenarnya penuh dengan berbagai macam kuman dan virus yang
dapat mengakibatkan penyakit. Yuk cuci tangan dengan benar
2. 6 langkah cuci tangan pakai sabun :
a) Basahi tangan, gosok sabun pada telapak tangan kemudian usap dan gosok
kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar
b) Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
c) Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
d) Bersihkan punggung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci
e) Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

97
f) Letakkan ujung jari telapak tangan kemudian gosok perlahan. Bilas dengan
aair bersih dan keringkan.
3. Kapan saja harus mencuci tangan :
a) setiap kali tangan kita kotor, mengetik, memegang uang, hewan/ binatang,
berkebun
b) sesudah buang air
c) sebelum menyusui bayi
d) setelah menceboki bayi atau anak
e) sebelum makan dan menyuapi anak
f) sebelum memegang makanan dan setelah makan
g) setelah bermain di tanah, lumpur atau tempat kotor
h) setelah bersin atau batuk
4. Slogan : Mari mencuci tangan dengan benar untuk mencegah virus Corona

98
POSTER CUCI TANGAN PAKAI SABUN DAN AIR MENGALIR

99
LAMPIRAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Satuan Acara Penyuluhan


(SAP)

Judul Penyuluhan : PROMOSI KESEHATAN “Upaya Pencegahan COVID-19 di


Rumah”
Waktu Penyuluhan : 30 menit
Sasaran Penyuluhan : Masyarakat
A. Tujuan Penyuluhan
1. Umum : Setelah diberikan pendidikan kesehatan ini, para masyarakat
diharapkan dapat mengerti dan memahami tentang Upaya Pencegahan COVID-19 di
Rumah
2. Khusus : Setelah mengikuti penyuluhan, klien dan keluarga klien dapat
menegetahui dan memahami tentang :
1. Menjelaskan defenisi virus covid-19
2. Menjelaskan tanda dan gejala covid-19
3. Menjelaskan proses penularan covid-19
4. Menjelaskan upaya pencegahan covid-19 (5M)
5. Menjelaskan upaya pencegahan covid-19 dirumah
B. Pokok Bahasan : PROMOSI KESEHATAN “Upaya Pencegahan COVID-19 di
Rumah”
C. Sub Pokok Bahasan
1. Definisi covid-19
2. Tanda dan gejala covid-19
3. Proses penularan covid-19
4. Upaya pencegahan covid-19 (5M)
5. Upaya pencegahan covid-19 diRumah

100
D. Kegiatan, Media dan Alat Penyuluhan
Media dan
Tahapan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audiens
Alat
Penyuluhan (Perawat) (Masyarakat)
Penyuluhan
Pembukaan :
5. Mengucapkan salam 5. Menjawab salam
pembuka
6. Memperkenalkan diri 6. Mendengarkan
7. Menjelaskan maksud dan 7. Mendengarkan
tujuan dilakukan
Pendahuluan
penyuluhan
5 menit
8. Menanyakan kepada 8. Menjawab
audiens sejauh mana pertanyaan
pemahaman tentang penyuluah
materi yang akan
disampaikan

Pelaksanaan :
1. Menjelaskan pengertian 5. Mendengar dan
covid-19 memperhatikan
2. Menjelaskan tanda dan 6. Mendengar dan
gejala covid-19 meperhatikan
3. Menjelaskan proses
Penyajian
penularan covid-19 Booklet
10 menit
4. Menjelaskan upaya
pencegahan covid-19
(5M)
5. Menjelaskan upaya
pencegahan covid-19
dirumah
Penutup :
4. Menyimpulkan materi 4. Ikut
bersama audiens menyimpulkan
Penutup
5. Mengevaluasi materi materi bersama Booklet
5 menit
yang telah diberikan 5. Menjawab
6. Menutup dan pertanyaan
mengucapkan salam 6. Menjawab salam

E. Evaluasi Penyuluhan :
1. Peserta
- Audiens mengikuti kegiatan sampai selesai
- Audiens kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan dan
mengerti mengenai upaya pencegahan covid-19 berbasis keluarga
2. Penyuluh
- Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan
101
- Bisa menjalankan peran sesuai tugas dan tanggung jawab
3. Suasana selama kegiatan penyuluhan kondusif

Referensi Penyuluhan:
PDPI. (2020). PNEUMONIA COVID-19 DIAGNOSIS & PENATALAKSANAAN DI
INDONESIA
KEMENKES RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease
(COVID-19) (Revisi Kee; L. Aziza, A. Aqmarina, & M. Ihsan, Eds.). Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. (2020). PEDOMAN MANAJEMEN : Bagi
Pemerintah Daerah Dalam Penanganan COVID-19 dan Dampaknya. Jakarta
Lu, H., Stratton, C. W. and Tang, Y. (2020) „Outbreak of pneumonia of unknown etiology in
Wuhan, China: The mystery and the miracle‟, Journal of Medical Virology, 92(4), pp.
401–402. doi: 10.1002/jmv.25678.
Lu, Y. and Zhang, L. (2020) „Social media WeChat infers the development trend of
COVID19‟, Journal of Infection. Elsevier Ltd, 81(1), pp. e82–e83. doi:
10.1016/j.jinf.2020.03.050
Mk, W. et al. (2020) „Recommendation to Member States to improve hand hygiene practices
widely to help prevent the transmission of the COVID-19 virus by : 1 . Providing
universal access to public hand hygiene stations and making their use obligatory on
entering and leaving any‟, pp. 2–4.
WHO (2020). Novel Coronavirus (2019-nCoV): Situation report, 22 (Report). World Health
Organization. hdl:10665/330991.

102
MATERI PENYULUHAN
PROMOSI KESEHATAN “Upaya Pencegahan Penularan COVID-19 di Rumah ”

I. Definisi Virus Corona (Covid-19)


Coronavirus 2019 (COVID-19) adalah penyakit yang menyebabkan penyakit
pernapasan seperti pneumonia yang terdeteksi pertama kali pada bulan desember 2019 di
Wuhan, Cina(Lu, Stratton and Tang, 2020). Prevalensi COVID-19 di dunia khususnya di
Indonesia dari bulan maret sampai july mengalami penambahan yang signifikan(World
Health Organization, 2020). Penyakit coronavirus (COVID-19) akhirnya dinyatakan sebagai
pandemic atau penyakit yang penyebarannya telah merambah seluruh dunia. Hingga saat ini
COVID-19 masih terus meyebar dan menginfeksi banyak masyarakat di dunia termasuk di
indonesia.

II. Tanda dan Gejala Virus Corona (Covid-19)


Gejala klinis utamanya yaitu demam, batuk kering, kelelahan, dan myalgia (Chen et
al., 2020; Guan et al., 2020). Namun ada juga yang tidak muncul gejalanya, dan dalam
kondisi parah bisa menyebabkan gagal napas dan berakhir pada kematian .
Klasifikasi Klinis Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi :
a. Tidak berkomplikasi Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa
gejala yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat disertai
dengan nyeri tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri otot. Perlu
diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut usia dan pasien immunocompromises
presentasi gejala menjadi tidak khas atau atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus ditemui
tidak disertai dengan demam dan gejala relatif ringan. Pada kondisi ini pasien tidak memiliki
gejala komplikasi diantaranya dehidrasi, sepsis atau napas pendek.
b. Pneumonia ringan Gejala utama dapat muncul seperti : demam, batuk, dan sesak. Namun
tidak ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat ditandai
dengan batuk atau susah bernapas atau tampak sesak disertai napas cepat atau takipneu tanpa
adanya tanda pneumonia berat.
Definisi takipnea pada anak:
● < 2 bulan : ≥ 60x/menit
● 2-11 bulan : ≥ 50x/menit

103
● 1-5 tahun : ≥ 40x/menit. 26 c. Pneumonia berat Pada pasien dewasa
● Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran napas
● Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: > 30x/menit), distress pernapasan
berat atau saturasi oksigen pasien.

III. Proses Penyebebaran/Penularan Virus Corona (Covid-19)


COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus corona, sebuah makhluk sangat kecil
berukuran sekitar 125 nanometer namun bisa menyebabkan kematian. COVID-19 ditandai
dengan munculnya gejala batuk pilek, flu, demam, gangguan pernapasan,. Penularannya
melalui droplets atau percikan batuk atau bersin.
Virus dapat berpindah secara langsung melalui percikan batuk atau bersin dan napas orang
yang terinfeksi yang kemudian terhirup orang sehat. Virus juga dapat menyebar secara tidak
langsung melalui benda-benda yang tercemar virus akibat percikan atau sentuhan tangan
yang tercemar virus. Virus bisa tertinggal di permukaan benda-benda dan hidup selama
beberapa jam hingga beberapa hari, namun cairan disinfektan dapat membunuhnya.

IV. Upaya Pencegahan Covid-19 (5M)

Untuk melawan virus COVID-19, hal utama yang perlu kita lakukan adalah
melakukan tindakan pencegahan yang di Kenal dengan 5 M :

1. Memakai masker,

2. Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau menggunakan handsanitizer

3. Menjaga jarak (1-2 Meter)

4. Menjauhi kerumunan, serta

5. Membatasi mobilisasi dan interaksi.

Disamping itu, 5M tersebut harus didukung dengan Rutin Berolahlaraga, Istirahat


Yang Cukup, Jangan Panik/Stress dan Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Dengan
Mengkonsumsi Makanan yang Bergizi dan Seimbang.

104
V. Upaya Pencegahan Penularan COVID-19 Dirumah

1. Sering cuci tangan pakai sabun. Jika bepergian selalu membawa hand sanitizer.
Setiap anggota keluarga disarankan untuk cuci tangan dengan benar secara
teratur menggunakan air dan sabun atau hand sanitizer berbasis-alkohol. Menjaga
kebersihan tangan dalam keluarga adalah hal yang sangat penting, karena sekitar
98% penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Seringlah mencuci tangan dengan
sabun dan air selama 20 detik, terutama setelah mengeluarkan ingus, batuk, atau
bersin; pergi ke kamar mandi; dan sebelum makan atau menyiapkan makanan. Jika
sabun dan air tidak tersedia, gunakan hand sanitizer berbahan dasar alkohol minimal
60%. Mencuci tangan dengan sabun dan air adalah cara terbaik untuk menghilangkan
kuman, termasuk virus, di sebagian besar situasi. Sabun cuci tangan biasa telah cukup
untuk membersihkan tangan dari virus COVID-19 yang menempel.

Catatan : Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut Anda dengan tangan
yang tidak dicuci.

Cara mencuci tangan dengan benar:

a. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sekitar 40–60 detik
b. Basahi tangan dengan air, beri sabun secukupnya pada telapak tangan dan gosok
secara lembut dengan arah memutar
c. Gosok punggung tangan dengan telapak tangan lainnya secara bergantian
d. Gosok sela-sela jari tangan
e. Gosok ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci
f. Gosok dan putar ibu jari dengan tangan yang lain secara bergantian.
Momen penting cuci tangan pakai sabun:

a. Sebelum dan setelah makan


b. Setelah buang air besar dan buang air kecil
c. Setelah bersin dan batuk
d. Sebelum menyentuh mata, hidung, atau mulut Anda
e. Setelah menyentuh permukaan benda termasuk gagang pintu, meja, dll
f. Sebelum dan sesudah merawat seseorang yang sedang muntah atau diare serta
setelah merawat luka
g. Setelah menyentuh hewan, pakan ternak, atau kotoran hewan
h. Setelah menyentuh sampah
i. Jika tangan Anda terlihat kotor atau berminyak

2. Memakai masker
Anggota Keluarga yang sehat perlu menggunakan masker, tetapi tidak perlu
menggunakan masker medis, dan dapat menggunakan masker kain. Gunakan masker
medis bagi orang sakit yang demam dan batuk-pilek. Selain itu, tetap gunakan
masker dirumah bagi anggota keluarga yang sedang mengalami gejala atau dalam
masa pemulihan. Cara Menggunakan Masker :
105
a. Tutup mulut, hidung, dan dagu dengan masker. Bagian masker yang berwarna
menghadap ke luar.
b. Tarik tali dan kaitkan ke telinga, atau ke bagian belakang kepala jika masker
menggunakan jenis tali bersambung.
c. Tekan bagian atas masker agar mengikuti bentuk hidung
d. Ganti masker secara rutin jika kotor atau basah
e. Lepas masker dengan cara memegang atau menarik tali
f. Untuk masker sekali pakai (seperti masker bedah), buang masker kotor ke
tempat sampah dengan cara melipat, agar bagian dalam tidak terlihat ke luar.
Untuk masker kain yang bisa dipakai lagi, dapat dicuci dengan sebelum bisa
dipakai kembali.
g. Cuci tangan pakai sabun setelah membuang masker yang telah digunakan.

3. Jaga jarak atau menghindari kerumunan.


Jika tidak perlu sekali, jangan keluar rumah. Membatasi interaksi penting
karena penularan virus Corona dapat terjadi melalui droplet baik langsung maupun
tidak langsung.Kurangi kegiatan sosial di tengah masyarakat. Menghindari
kerumunan, atau menjaga jarak minimal 1 - 2 meter penting sebagai langkah awal
pencegahan. Menghindari kerumunan juga sangat penting dilakukan dengan tidak
melakukan kegiatan yang memicu keramaian seperti pesta, arisan, kampanye, dan
kegiatan lainnya. Hal ini dikarenakan, dengan adanya kegiatan yang berkerumun atau
berkumpul dapat mempercepat penularan virus Covid-19.

Jangan jalan-jalan atau piknik di tempat ramai bersama keluarga. Sebagai


pengganti, kita dapat mencari hiburan virtual dari membaca atau menyelami film-film
favorit bersama keluarga

4. Istirahat Cukup
Tidur adalah proses biologis yang kritis, dan kebenarannya adalah selalu
penting. Ketika keluarga menghadapi pandemi Covid-19, tidur menjadi lebih penting
karena manfaatnya yang luas untuk kesehatan fsik dan mental seluruh anggota
keluarga. Tidur memberdayakan sistem kekebalan tubuh yang efektif. Tidur yang
cukup dan berkualitas dapat membuat tubuh seluruh anggota keluarga lebih kuat
melawan paparan virus Corona.

Orang dewasa dalam keluarga membutuhkan waktu tidur sekitar 7–8 jam
setiap harinya, sedangkan anak-anak memerlukan waktu tidur 10 jam atau lebih.
Istirahat yang cukup juga bisa memupuk produksi Sel T di dalam tubuh yaitu
kelompok sel kekebalan tubuh yang berperan penting dalam sistem imun terhadap
virus COVID-19.

5. Rajin Berolahraga Bersama Keluarga di rumah

Pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung telah menimbulkan banyak


pertanyaan mengenai bagaimana olahraga dapat melindungi kita dari infeksi dengan

106
meningkatkan imunitas. Kondisi ini menjadi lebih relevan karena banyak dari kita
pada saat pandemi memiliki akses yang sangat terbatas menuju pusat kebugaran
(gym) dan taman/area publik di mana kita biasanya melakukan latihan maupun
aktivitas fsik bersama keluarga.

Olahraga rutin dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh


manusia dan dapat mencegah berbagai macam penyakit. Olahraga yang dapat
dilakukan selama pandemic COVID-19 bersama keluarga dalah seperti Yoga, Senam
Aerobik Dirumah, bersepeda atau berjalan kaki di sekitar lingkungan rumah dan
lainnya . Lakukan olahraga atau latihan fisik selama 20-45 menit/hari sebanyak 3 kali
dalam seminggu

6. Sediakan Bakanan Bergizi Dan Seimbang Bagi Keluarga di rumah


Upaya pencegahan COVID-19 dalam keluarga diperlukan juga pertahanan
tubuh yang optimal. Salah satunya dengan mengonsumsi makanan gizi seimbang.
Konsumsi gizi yang cukup sangat penting untuk sistem kekebalan tubuh yang akan
melindungi kita dari penyakit yang disebabkan oleh virus dan mencegah penyakit
lainnya. Konsep gizi seimbang harus terpenuhi unsur-unsur gizi lengkap
(karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air dan serat). Dalam jumlah yang
cukup tidak berlebihan dan tidak kekurangan dan sesuai kebutuhan tubuh.

Adapun makanan sumber karbohidrat kompleks (biji-bijian/beras) artinya


membatasi karbohidrat simpleks (gula, tepung2an dan produk turunan dari tepung).
Batasi konsumsi minyak sebisa mungkin bukan berasal dari gorengan. Selain itu,
untuk pertahanan tubuh terhadap virus harus memperhatikan vitamin dan mineral
yang mengandung vitamin A, B, C, D, E, asam lemak omega 3, selenium, zinc, besi
dan tembaga. Dengan mengonsumsi aneka ragam bahan makanan maka kecukupan
vitamin dan mineral pun dapat terpenuhi serta sayur dan buah sebagai makanan
sumber vitamin dan mineral atau antioksidan.

Mengkonsumsi sayur dan buah dapat meningkatkan daya tahan tubuh,


konsumsi buah 2- 3 porsi sehari (1 porsi sekitar 75-100 gram) serta sayur 3-4 porsi
sehari (1 porsi sekitar 100 gram), bukan hanya sayur dan buah tetapi lauk hewani dan
nabati juga harus terpenuhi.

Lauk (Protein) hewani (telur dan ikan) dan lauk (Protein) nabati (tempe, tahu,
dan kacang kacangan) juga sangat baik oleh tubuh. Jangan lewatkan mengonsumsi 2-
4 porsi lauk hewani dan nabati dalam sehari (1 porsi sekitar 50- 75 gram).

Berdasarkan halaman resmi WHO, dijelaskan beberapa hal yang penting


dalam mengonsumsi gizi seimbang:

 Ragam makanan pokok

 Buah dan sayur

 Kurangi makanan manis


107
 Perhatikan label kemasan

 Minum air putih (Minimal 8 Gelas perhari)

 Protein tinggi

7. Konsumsi Vitamin atau Suplemen Tambahan


Dalam upaya meningkatkan kekebalan tubuh di tengah pandemi COVID-19
ini, mengonsumsi vitamin C dan E menjadi salah satu cara yang kerap dianjurkan.
Kekurangan vitamin C dikaitkan dengan meningkatnya kerentanan terhadap infeksi,
dan respons imun yang kurang kuat. Vitamin C berperan sebagai agen antimikroba
yang dapat melawan berbagai mikroorganisme penyebab infeksi. Vitamin C dipercaya
mampu mencegah dan mengobati infeksi pernapasan dengan meningkatkan berbagai
fungsi sel kekebalan tubuh. Selain vitamin C, vitamin E juga dipercaya bermanfaat
bagi sistem kekebalan tubuh.. Banyak penelitian menunjukkan bukti bahwa efek
imunostimulan pada vitamin ini dapat memberi peningkatan resistensi terhadap
infeksi. Kekurangan vitamin E pun dipercaya berkontribusi terhadap menurunnya
sistem imun yang dikaitkan dengan meningkatnya kemungkinan infeksi. Oleh sebab
itu, memenuhi kebutuhan vitamin E dipercaya dapat meningkatkan dan menjaga
sistem kekebalan tubuh Anda sehingga terhindar dari berbagai penyakit.

Kebutuhan asupan harian vitamin C dan E yang direkomendasikan adalah


sebagai berikut :

8. Gunakan Uang Elektronik, Mengurangi Membayar Dengan Uang Cash.

WHO memang menyarakan pembayaran nontunai untuk mencegah dan


mengurangi penyebaran virus Covid-19, sehingga transaksi nontunai sangat
disarankan di masa pandemi ini. Hal ini disebabkan kerena melalui transaksi uang
tunai dapat meningkatkan risiko penularan covid-19 karena uang tunai sering
berpindah tangan dan bisa menjadi sarang berbagai bakteri serta virus. Sangat
disarankan transaksi keuangan dalam keluarga menggunakan uang elektronik.

9. Jika Tidak Ada Keperluan Mendesak, Sebaiknya Lansia Dan Balita Tetap Tinggal
Dirumah.
Lansia dan balita dalam keluarga adalah kelompok yang rentan terinfeksi virus
termasuk virus covid-19. Dengan demikian, untum meminimalkan risiko terinfeksi

108
virus covid-19 sangat disaranakan lansia dan balita untuk tetap berada dan
beraktivitas dirumah jika tidak ada keperluan mendesak. Jika terdapat keperluan yang
mendesak, lansia dan balita harus menerapka protocol kesehatan dengan ketat untuk
mencegah penularan.

10. Setiba Di Rumah Langsung Membersihkan Diri / Mandi.


Pemerintah menyarakan kepada masyarakat terutama keluarga untuk
langsung membersihkan diri begitu tiba di rumah, setelah beraktifitas di
luar. Mandi merupakan salah satu cara untuk mencegah penyebaran COVID-19,
khususnya kepada sesama anggota di rumah.

Memahami bahwa sumber penyebaran dari orang yang suka bepergian ke luar
rumah Oleh karenanya, anggota keluarga yang bepergian ini perlu untuk lebih
ketat dalam menerapkan protokol kesehatan. Sepulang ke rumah, sebelum bertemu
anggota keluarga, pastikan untuk mandi (membersihkan diri).

11. Kontrol Stress Dalam Keluarga

Stres yang berkepanjangan dapat meningkatkan produksi hormon kortisol.


Kadar hormon kortisol yang tinggi dapat mengganggu kerja sistem imun dalam
melawan infeksi. Oleh karena itu, upayakan untuk mengelola stres dengan baik
supaya sistem imun Anda tetap terjaga dan kuat melawan infeksi Covid-19. Stres bisa
dikendalikan dengan hal yang sederhana, misalnya dengan meningkatkan keimanan
ibadah kita, memandang dengan cerdas wabah virus ini, tidak panik dan ciptakan jiwa
pribadi optimis semua ini akan berakhir, dibalik kesulitan akan datang kemudahan.

Untuk mengatasi stress juga dapat dilakukan dengan menghabiskan waktu


luang dengan keluarga untuk rekreasi sederhana seperti menonton, mendengarkan
music, membaca, olahraga bersama keluarga dan aktivitas possitif lainnya.

12. Berjemur di Rumah


Berjemur adalah suatu usaha untuk mendapatkan sinar matahari pada pagi
maupun sore hari dengan cara berbaring, duduk atau tidur dibawah sinar matahari
(Aditya, 2015). Berjemur selama 10-15 menit dapat menghasilkan jumlah vitamin D
yang diperlukan oleh tubuh dalam satu hari. Fungsi vitamin D adalah untuk
meningkatkan penyerapan kalsium di dalam usus dan mentransfer kalsium melintasi
membran sel. Tulang menjadi lebih kuat. Vitamin D juga bisa memberikan
perlindungan terhadap jenis kanker antara lain kanker paru-paru, prostat, dan kulit,
serta penyakit lainnya seperti osteoporosis, rakitis, dan diabetes (Aditya, 2015).

Menurut Lontar (2015) terdapat beberapa manfaat berjemur langsung di


bawah matahari, yaitu:

 Membunuh kuman, bakteri, mikroba dan sejenisnya

 Membuat kulit tampak cerah

109
 Mengobati penyakit pernapasan

 Menambah dan menguatkan sistem kekebalan tubuh

 Menghilangkan stress

 Kualitas tidur yang nyenyak

 Menguatkan tulang

 Mengurangi risiko kanker

 Menjaga sirkulasi darah

 Melapangkan pernapasan

 Meningkatkan vitalitas seksual

 Membantu menurunkan kadar gula bagi penderita diabetes

 Membantu pembuangan racun atau detoksifkasi.

13. Mensterilkan Peralatan Dirumah


Mensterilkan Alat yang sering digunakan dirumah dengan Disinfektan adalah
upaya untuk Pencegahan COVID-19 dirumah. Untuk mencegah penularan virus
COVID-19, kebersihan merupakan komponen utama yang harus diperhatikan,
termasuk kebersihan rumah dan semua barang di dalamnya seperti pegangan pintu,
saklar lstruk, meja makan, kursi, remote AC/Televisi dan alainnya. Hal ini dapat
dilakukan dengan menyemprot atau membersihkan permukaan alat dan barang
dengan menggunkan desinfektan (dapat memanfaatkan cairan pemutih pakaian)
serta mencuci alat dan barang dengan baik menggunakna sabun atau detergen.

110
BOOKLET : PROMOSI KESEHATAN “Upaya Pencegahan Penularan COVID-19
Dirumah”

111
Satuan Acara Penyuluhan
(SAP)

Judul Penyuluhan : Pelayanan KB di Masa Pandemi Covid-19


Waktu Penyuluhan : 20 menit
Sasaran Penyuluhan : Pasangan Usia Subur
A. Tujuan Penyuluhan
1. Umum : ibu mengetahui macam-macam metode kontrasepsi yang digunakan
pasangan usia subur
2. Khusus : Setelah mengikuti penyuluhan, klien dan keluarga dapat menegetahui
dan memahami tentang :
1. Menjelaskan defenisi KB
2. Menjelaskan jenis-jenis alat kontrasepsi
3. Dan menjelasakan tips KB di masa pandemi covid-19
B. Pokok Bahasan : Keluarga Berencana
C. Sub Pokok Bahasan
 Definisi KB
 jenis-jenis alat kontrasepsi
 tips KB di masa pandemi covid-19
D. Kegiatan, Media dan Alat Penyuluhan
Tahapan Kegiatan Audiens Media dan Alat
Kegiatan Penyuluh (Perawat)
Penyuluhan (Masyarakat) Penyuluhan
Pembukaan :
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
pembuka
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan maksud dan 3. Mendengarkan
tujuan dilakukan
Pendahuluan
penyuluhan
5 menit
4. Menanyakan kepada 4. Menjawab
audiens sejauh mana pertanyaan
pemahaman tentang penyuluah
materi yang akan
disampaikan

Pelaksanaan :
Penyajian
1. Menjelaskan pengertian 1. Mendengar dan Poster
10 menit
KB memperatikan

112
2. Menjelaskan jenis-jenis 2. Mendengar dan
alat kontrasepsi meperhatikan
3. Menjelasakan tips KB di 3. Mendengar dan
masa pandemi covid-19 meperhatikan
Penutup :
1. Menyimpulkan materi 1. Ikut
bersama audiens menyimpulkan
Penutup
2. Mengevaluasi materi materi bersama Poster
5 menit
yang telah diberikan 2. Menjawab
3. Menutup dan pertanyaan
mengucapkan salam 3. Menjawab salam

E. Evaluasi Penyuluhan :
1. Peserta
- Audiens mengikuti kegiatan sampai selesai
- Audiens kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan dan
mengerti mengenai Keluarga Berencana
2. Penyuluh
- Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan
- Bisa menjalankan peran sesuai tugas dan tanggung jawab
3. Suasana selama kegiatan penyuluhan kondusif

113
MATERI
Pelayanan KB di Masa Pandemi Covid-19

I. Definisi Keluarga Berencana

Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untuk


mendapatkan objek-objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan, mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval
kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga, mengontrol saat kelahiran
dalam hubungan dengan umur suami istri.
II. jenis-jenis alat kontrasepsi
1. kontrasepsi implan

Adalah 2 kapsul kecil yang terbuat dari silicon berisi 75 gram hormone
levonorgestrel yang ditanam di bawah kulit.
Cara Kerja
a Lendir serviks menjadi kental
b Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi
c Menekan ovulasi
Efektivitas
Dalam teori: 99,7%. Dalam praktek: 97-99%
Keuntungan
a Sekali pasang untuk 3 tahun
b Tidak mempengaruhi produksi ASI
c Tidak mempengaruhi tekanan darah
d Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian
e Baik untuk wanita yang tidak ingin punya anak lagi tetapi belum mantap
untuk di tubektomi
Efek samping

Kadang2 pada saat pemasangan akan terasa nyeri. Selain itu ditemukan
haid yang tidak teratur, sakit kepala, kadang2 terjadi spotting atau anemia
karena perdarahan yg kronis.

2. Kontrasepsi PIL

Tablet yang mengandung hormone estrogen dan progesterone sintetik


disebut pil kombinasi dan hanya mengandung progesterone sintetik saja
disebut Mini Pil atau Pil Progestrin. Efektivitas teoritis untuk pil sebesar 99,7%
sedangkan efektivitas praktisnya sebesar 90-96%. Artinya pil cukup efektif jika
tidak lupa meminum pil secara teratur.
114
Cara Kerja

a. Menekan ovulasi
b. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu
c. Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses
implantasi
d. Memperkental lender serviks (mencegah penetrasi sperma)
Keuntungan
a Mudah penggunaannya dan mudah didapat
b Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid
c Mengurangi resiko terjadinya KET (Kehamilan Ektopik Terganggu) dan
Kista Ovarium
d Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan rahim
e Pemulihan kesuburan hampir 100%
Efek Samping

Penggunaan pil KB pada sebagian wanita dapat menimbulkan efek


samping, antara lain mual, berat badan bertambah, sakit kepala (berkunang-
kunang) perubahan warna kulit dan efek samping ini dapat timbul berbulan-
bulan.

3. Kontrasepsi IUD

AKDR atau spiral, atau Intra-Uterine Devices (IUD) adalah alat yang dibuat dari
polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yg ditempatkan di dalam
rahim.Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan dapat dilepaskan bila
berkeinginan untuk mempunyai anak.
Cara Kerja
a Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri
c Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma masuk ke
dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
d Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
Efektivitas : sangat evektif
Keuntungan
a Tidak terganggu faktor lupa
b Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan
menggunakan tembaga T 380 A)
c Mengurangi kunjungan ke klinik
d Lebih murah dari pil dalam jangka panjang
Efek samping :

a Perdarahan dan kram selama 2 minggu pertama setelah pemasangan.


Kadang-kadang ditemukan keputihan yg bertambah banyak. Disamping
115
itu pada saat berhubungan/senggama terjadi expulsi (IUD bergeser dari
posisi) sebagian atau seluruhnya
b Pemasangan IUD mungkin meninmbulkan rasa tidak nyaman dan
dihubungkan dengan resiko infeksi rahim.

4. Kontrasepsi Kondom

Adalah sarung karet tipis yang dipakai oleh pria pada waktu bersenggama
Cara Kerja
Sarung karet ini mencegah sperma bertemu dengan ovum

Efektivitas

Dalam teori: 98%. Dalam praktek: 85%. Efektif jika digunakan dengan benar tiap kali
berhubungan.
Keuntungan
a.Dapat dipakai sendiri
b.Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
c.Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui
d.Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain
e.Tidak mengganggu kesehatan
f.Tidak ada efek samping sistemik
g.Tersedia secara luas
h.Tidak perlu resep atau penilaian medis
i.Tidak mahal (jangka pendek)
Kontraindikasi : alergi
5. Kontrasepsi tubektomi dan vasektomi

Adalah pemotongan/pegikatan kedua saluran telur wanita (tubektomi) atau kedua saluran
sperma laki-laki (vasektomi). Operasi tubektomi ada beberapa macam cara antara lain
adalah Kuldoskopik, Kolpotomi, Posterior, Laparoskopi, dan Minilaparotomi. Cara yang
sering diapaki di Indonesia adalah Laparoskopi dan Mini laparotomi.
Cara Kerja : Hal ini mencegah pertemuan sel telur dengan sperma

Efektivitas : Dalam teori: 99,9%. Dalam praktek: 99%.

Keuntungan
a. Paling efektif
b. Mengakhiri kesuburan selamanya (keberhasilan pengembalian tidak bisa
dijamin).
c. Tidak perlu perawatan khusus

116
6. Kontrasepsi suntik

Kontrasepsi suntikan adalah hormone yang diberikan secara suntikan/injeksi untuk


mencegah terjadinya kehamilan. Adapun jenis suntikan hormone ini ada yg terdiri atas 1
hormon, & ada pula yg terdiri atas dua hormone sebagai contoh jenis suntikan yg terdiri 1
hormon adalah Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston & Noristerat. Sedangkan yg
terdiri dari atas dua hormone adalah Cyclofem dan Mesygna. KB suntik sesuai untuk wanita
pada semua usia reproduksi yang menginginkan kontrasepsi yang efektif, reversible, dan
belum bersedia untuk sterilisasi.

Cara Kerja:
Depo provera disuntikkan setiap 3 bulan sedangkan Noristerat setiap 2 bulan.Wanita
yang mendapat suntikan KB tidak mengalami ovulasi.
Efektivitas: Dalam teori: 99,75%. Dalam praktek: 95-97%.

Keuntungan
a. Merupakan metode yang telah dikenal oleh masyarakat
b. Dapat dipakai dalam waktu yang lama
c. Tidak mempengaruhi produksi air susu ibu

III. Tips KB di masa pandemi covid-19


a Akseptor IUD/implan/MOU/MOP:
Tidak perlu kontrol, Buat perjanjian dengan petugas kesehtan untuk pemeriksaan apabila
ada keluhan
b Akseptor suntik/pil :
Diharapkan datang pada petugas kesehatan sesuai dengan jadwal dan membuat perjanjian
sebelumnya. Apabila tidak memungkinkan dapat menggunakan kondom / senggama
terputus.
Untuk materi KIE dan konseling dapat diperoleh secara online

117
Poster Pelayanan KB di Masa Pandemi Covid-19

118
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Judul Penyuluhan : Keluarga Berencana (KB)


Waktu penyuluhan : 30 Menit
Sasaran Penyuluhan : Pasangan Usia Subur (PUS)

F. Tujuan Penyuluhan
3. Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan pasangan usia subur
(PUS) mampu memahami dan mengerti tentang keluarga berencana (KB) dan
mengetahui macam-macam metode kontasepsi yang dapat digunakan oleh
pasangan usia subur.
4. Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan pasangan usaia subur
(PUS) dapat :
 PUS dapat menjelaskan tentang pengertian KB.
 PUS dapat menjelaskan tentang manfaat KB.
 PUS dapat menjelaskan tentang jenis-jenis metode alat kontrasepsi.
G. Pokok Bahasan : Keluarga Berencana (KB)
H. Sub Pokok Bahasan :
5. PUS dapat menjelaskan tentang pengertian KB.
6. PUS dapat menjelaskan tentang manfaat KB.
7. PUS dapat menjelaskan tentang jenis-jenis metode alat kontrasepsi.
I. Kegiatan, Media, dan Alat Penyuluhan
Tahapan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens Media dan
penyuluhan (Mahasiswa) (PUS) Alat
penyuluhan
Pembukaan :

9. Mengucapkan salam 9. Menjawab


pembuka salam

10. Memperkenalka 10. Mendengarkan


n diri
Pendahuluan
5 menit
11. Mendengarkan
11. Menjelaskan
maksud dan tujuan
dilakukan
penyuluhan 12. Menjawab
pertanyaan
12. Menanyakan penyuluah
kepada audiens
119
sejauh mana
pemahaman tentang
materi yang akan
disampaikan
Pelaksanaan : Metode :
Ceramah dan
1. Menjelaskan tentang 7. Mendengar dan diskusi
pengertian KB memperhatikan
Penyajian
2. Menjelaskan tentang 8. Mendengar dan Media :
15 menit
manfaat KB memperhatikan Leaflet KB

3. Menjelaskan tentang 9. Mendengar dan


jenis-jenis metode alat memperhatikan
kontrasepsi
Penutup :

7. Menyimpulkan 7. Ikut
materi bersama menyimpulkan
audiens materi bersama
Penutup
8. Mengevaluasi 8. Menjawab
10 menit
audiens terkait pertanyaan
materi yang telah
diberikan 9. Menjawab
salam
9. Menutup dan
mengucapkan salam

J. Evaluasi
4. Peserta :
 Audiens mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai
 Audiens kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan
 Audiens mengerti tentang materi penyuluhan yang telah disampaikan
terkait dengan Keluarga Berencana (KB)
5. Penyuluh :
 Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan
 Bisa menjalankan peran sesuai tugas dan tanggungjawab

120
MATERI
KELUARGA BERENCANA (KB)

1. Apakah Keluarga Berencana (KB) itu ?


Upaya mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi
untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (Pasal 1 angka 8 Undang-Undang
Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga (“UU 52/2009”).

2. Apa manfaat Keluarga Berencana (KB) ?


a. Menghidari kehamilan resiko tinggi.
b. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
c. Meringankan beban ekonomi keluarga.
d. Membentuk keluarga bahagia dan sejahtera.

3. Apa saja jenis-jenis metode alat kontrasepsi ?


A. Metode Kontrasepsi alamiah :
1. senggama terputus.
2. Pantang Berkala.
3. Metode Lendir Serviks.
4. MAL (Metode Amenore Laktaasi).

B. Metode Kontrasepsi Sederhana :


1. Kondom.
2. Spermisida.
3. Diafragma.

C. Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih


1. Kontrasepsi Pil :
 Efektif bila digunakan dengan benar.
 Tidak menggangu hubungan seksual.
 Harus diminum setiap hari.
A. Pil Kombinasi (berisi 2 hormone yaituekstregone dan progesteron) :
 Tidak untuk ibu menyusui.
 Contoh microgynon, mercilon, diane, yasmin,dll.
B. Mini Pil (Berisi 1 hormone yaituprogesterone) :
 Tidak mengganggu ASI.
 Dapat terjadi gangguan haid.
 Contoh : excluton, microlut, dll.

121
2. Kontrasepsi Suntik :
 Efektifitas tinggi.
 Tidak menggangu hubunganseksual.
A. Suntikan 1 bulan :
 Mengandung estrogen danprogesterone.
 Mengganggu produksi ASI.
B. Suntikan 3 Bulan :
 Mengandung progsteron saja.
 Tidak mengganggu produksiASI.

3. Kontrasepsi Implant :
Efektivitasnya 0,1 sampai 1 kehamilan per 100 perempuan. Menurut Saifudin
tahun 2010, keuntungan dipasang selama 5 tahun kontrol medis ringan dan
dilayani di daerah pedesaan biaya ringan.

4. Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) :

5. Kontrasepsi Mantap :
1. Tubektomi :
Tubektomi adalah setiap tindakan yang dilakukan pada kedua saluran telur
wanita yang mengakibat- kan orang yang bersangkutan tidak akan
mendapatkan keturunan.
2. Vasektomi :
Vasektomi adalah kon- trasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan
suatu metode operatif minal pada pria yang sangat aman se- derhana dan
sangat efektif memakan waktu operasi yang sangat singkat dan tidak
memerlukan anestesi umum.

122
LEAFLET KB DAN METDE KONTRASEPSI

123
124
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

Sub Topik : Jenis dan Manfaat TOGA

Hari/Tanggal : Rabu/ 28 April 2021

Waktu / Jam : 30 Menit

Peserta : Masyarakat wilayah Binaan

VII. TUJUAN UMUM

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, diharapkan masyarakat mau melastarikan tanaman


obat keluarga disekitar rumah.

VIII. TUJUAN KHUSUS

Setelah mengikuti penyuluhan, masyarakat diharapkan akan mampu :


a. Menyebutkan pengertian tanaman obat keluarga (TOGA)
b. Menyebutkan Manfaat Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
c. Menyebutkan 3 Jenis tanaman Obat keluarga dan manfaatnya

IX. MATERI

1. Pengertian Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

2. Manfaat Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

3. Jenis-jenis Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

METODE

Ceramah Dan Demonstrasi

X. MEDIA
Leafleat , Poster dan Booklet

125
XI. KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1 5 menit PE PEDAHULUAN : -mendengar dan
menyimak
1. Menjelaskan deskripsi materi
penyuluhan yang akan disampaikan

2. Menjelaskan Relevansi dan manfaat


Penyuluhan yang akan disampaikan

3. Menjelaskan Tujuan Penyuluhan yang


akan disampaikan

2 15 menit PENYAJIAN :
- mendengar dan
1. Menjelaskan Uraian materi yang akan
menyimak
disampaikan.
Materi : -bertaya terkait hal-ha
1. Pengertian Tanaman Obat Keluarga
yang kurang
(TOGA)
2. Manfaat Tanaman Obat Keluarga dimengerti dalam
(TOGA)
penyampaian materi
3. Jenis-jenis Tanaman Obat Keluarga
(TOGA) yang disampaikan
oleh pemateri
-menjawaab
pertanyaan

3 10 menit PENUTUP : -mendengar dan


a. TEST : meminta audience untuk
menyimak
menyimpulkan materi penyuluhan
-menjawab pertanyaan
b. UMPAN BALIK : merespon dan (menyimpulkan).
mengklarifikasi jawaban serta
pertanyaan dari audience.
c. TINDAK LANJUT : memotivasi
Audience untuk membudidayakan
TOGA.

126
Evaluasi :

1. Peserta :
 Audiens mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai
 Audiens kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan
 Audiens mengerti tentang materi penyuluhan yang telah disampaikan terkait dengan
Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

2. Penyuluh :
 Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan
 Bisa menjalankan peran sesuai tugas dan tanggungjawab

3. Suasana selama kegiatan penyuluhan berlangsung tengang dan kondusif.

VI. MATERI PENYULUHAN


Judul : Tanaman Obat Keluarga

1. Pengertian Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah tanaman berkhasiat yang ditanam di lahan
pekarangan yang dikelola oleh keluarga.

2. Manfaat Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

Manfaat Tanaman Obat Keluarga (TOGA) yaitu bisa sebagai bahan masakan dan juga
obat alternatif sebelum berobat ke pelayanan kesehatan.

3. Jenis-jenis Tanaman Obat Keluarga (TOGA)


 Daun Katuk
 Daun Kelor
 Daun Bangun-Bangun
 Daun Sirih
 Daun Sop
 Kunyit
 Jahe
 Serai
 Bawang Putih
 Bawang Merah
 Mengkudu
 Kumis Kucing
 Belimbing Wuluh
 Kencur

127
MATERI PENYULUHAN TOGA
A. TOGA
Pengertian
Tanaman obat tradisional sering disebut dengan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) yang

biasanya ditanam oleh keluarga seperti di kebun juga halaman rumah dengan berbagai jenis

tumbuhan yang berkhasiat dan digunakan sebagai kebutuhan pengobatan keluarga.

Tumbuhan ini biasanya digunakan sebagai pengobatan untuk pertolongan pertama seperti

batuk dan demam. Jenis tanaman yang sering ditanam di kebun dan halaman seperti

temulawak, kunyit, sirih, kembang sepatu, sambiloto dan sebagainya. Tumbuhan obat

tadisional juga tidak hanya sengaja ditanam masyarakat namun juga sering kali hanya tumbuh

liar di sekitar rumah atau jalan-jalan.

B. Jenis -Jenis Tanaman TOGA dan Manfaatnya

Jenis Tanaman Obat Keluarga yang digunakan untuk Penyakit Kencing Manis dan
Cara Penggunaannya

No Nama Tanaman Cara Pengelolaannya


1 Cengkokak (Solanum rudepannum) 10-15 gr tanaman direbus lalu diminum
airnya
2 Tapak Dara (Catharanthas reseus) 15 gr tapak dara direbus minum
3 Belimbing Manis (Averrhoa carambola 3-5 buah belimbing digodok air sedukan ke
L.) dalam madu lalu diminum

Jenis Tanaman Obat Keluarga yang digunakan untuk Penyakit Darah Tinggi dan Cara
Penggunaannya

No Nama Tanaman Cara Pengelolaannya


1 Daun Suji (Pleomele angustifolia N.E Segengam daun suji direbus dan diminum
Brown) airnya

128
2 Daun Mindi (Melia azedarach L.) 15 gr tapak dara direbus minum
3 Mengkudu (Morinda citrifolia) Mengkudu masak diremas-remas lalu
airnya ditambah dengan asam, gula merah
dan garam secukupnya diminum dan
daunnya sebagai lalap.
4 Belimbing Wulu (Averrhoa bilimbi L.) Daun belimbing hulu direbus dengan air
sebanyak 3 gelas hingga airnya menjadi 1
gelas diminum.
5 Belimbing Manis (Averrhoa carambola 3-5 buah belimbing digodok air sedukan
L.) kemadu lalu diminum.
6 Calincing (Oxalis corniculata) 30-60 gram direbus diminum
7 Sambiloto (Andrographis paniculata Sambiloto 20 gr, kumis kucing 15 gr,
nees) temulawak 20 gr, kemuning 15 gr, rumput
mutiara 15 gr, jinten 5 gr. Cuci bersih bahan
kemudian dimasukkan kepanci
enamel/kuali tanah, takaran 3 gelas air,
rebus hingga setengahnya. Saring,
kemudian diminum pagi dan malam. Bisa
ditambahkan madu
8 Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) Ambil 5-7 irisan buah mahkota dewa
kering, diseduh dengan air panas hingga 1
gelas (200 ml). Bila tidak

Jenis Tanaman Obat Keluarga yang digunakan untuk Penyakit Diare dan Cara
Penggunaannya

No Nama Tanaman Cara Pengelolaannya


1 Lidah Mertua(Sansevieria trifasciata) 15-30 gr daun lidah mertua digondok lalu
diminum
2 Kemangi (Ceinum cannum) Daunya secukupnya dimakan sebagai lalap.
50 helai daun dicuci, kunyah-kunyah
sampai halus 2-3 menit, telan kemudian
minum air hangat

129
3 Belimbing Manis (Averrhoa carambola 3-5 buah belimbing digodok air sedukan
L.) kemadu lalu diminum.
4 Melati (Jasminum officinale) Akar dicuci bersih lalu digiling dan
diminum
5 Calincing (Oxalis corniculata) 30-60 gram direbus diminum

Jenis Tanaman Obat Keluarga yang digunakan untuk Batuk dan Cara Penggunaannya

No Nama Tanaman Cara Pengelolaannya


1 Cengkokak (Solanum rudepannum) 10-15 gr tanaman direbus lalu diminum
airnya
2 Jahe Merah (Zingeber officenale) Ambil jahe merah dan dibuat jus lalu
campur dengan 1 sendok makan madu,
minum 3 kali sehari.
3 Sirih (Piper betle L.) Daun sirih+gambir+pinang dikunyah
4 Mengkudu (Morinda citrifolia) Mengkudu masak diremas-remas lalu airnya
ditambah dengan asam, gula merah dan
garam secukupnya diminum dan daunnya
sebagai lalap.
5 Belimbing Manis (Averrhoa carambola Melancarkan kencing batu: 3-5 buah
L.) belimbing digodok air sedukan kemadu lalu
diminum.
6 Patiakan Kebo (Euphorbia hirta L.) Ambilah patikan kebo 1,2 g, jahe 48 g,
manis jangan 4,8 g, kapulogo 1,2 g,
cengkeh 4,8 g, sirih 14,4 g saga 2,4 g, poko
1,3 g, gula 78 g, air 120 ml. Patikan kebo,
jahe, sirih, saga dan poko dipotong –
potong, lalu rebuslah sampai mendidih.
Saring. Manisjangan dipotong – potong
juga, kapulogo ditumbuk, cengkeh, rebuslah
ketiga bahan tersebut dengan air saringan
tadi hingga mendidih, terus saring dan
gunakan air saringan tersebut untuk

130
merebus gula hingga mendapat 120 ml
sirup. Diminum untuk dewasa: 3x sehari 1-
2 sdm, untuk anak – anak: 3x sehari 1 -2
sdt.
7 Seri/Talok (Muntingia calabura) 20 gram daun segar seri, dicuci dan direbus
dengan 3 gelas air sampai air rebusannya
tinggal setengah, digunakan lalu disaring.
Hasil saring diminum tiga kali sehari sama
banyak.

Jenis Tanaman Obat Keluarga yang digunakan untuk Flu dan Cara Penggunaannya

No Nama Tanaman Cara Pengelolaannya


1 Lidah Mertua(Sansevieria trifasciata) 15-30 gr daun lidah mertua digondok
lalu diminum
2 Belimbing Manis (Averrhoa carambola L.) Melancarkan kencing batu: 3-5 buah
belimbing digodok air sedukan kemadu
lalu diminum.
3 Melati (Jasminum officinale) Akar dicuci bersih lalu digiling dan
diminum
4 Calincing (Oxalis corniculata) 30-60 gram direbus lalu diminum

131
132
133
POSTER PEMANFAATAN PERKARANAGN RUMAH UNTUK MENANAM TOGA

134
BOOKLET PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA)

135
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Gizi Pada Balita

Sub Topik : Pemberian Gizi seimbang pada Balita

Hari/Tanggal : Rabu/ 28 April 2021

Waktu / Jam : 30 Menit

Tempat : Via Zoom

Peserta : Ibu yang memiliki anak balita

XII. TUJUAN UMUM

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, diharapkan ibu yang mempunyai balita akan
mampu mengetahui dan memenuhi kebutuhan gizi pada balita dan dapat membuat makanan
bergizi untuk balita.

XIII. TUJUAN KHUSUS

Setelah mengikuti penyuluhan, ibu diharapkan akan mampu :


a. Menyebutkan pengertian gizi
b. Menyebutkan 3 kandungan zat gizi yang diperlukan balita
c. Menyebutkan 3 sumber-sumber protein, karbohidrat dan lemak.
d. Menyebutkan 3 akibat dari kekurangan gizi pada balita
e. Menyebutkan cara menyusun menu dan pengolahan makanan balita

XIV. MATERI

1. Pengertian Balita Dan Gizi Balita

2. Masalah Gizi Pada Balita

3. Faktor Yang Mempengaruhi Asupan Makan Balita

4. Kebutuhan Energi Dan Zat Gizi Balita

5. Prinsip Pemberian Makan Pada Balita

6. Anjuran Makan Pada Balita

7. Pengelolaan Makana Pada Balita

XV. METODE

Ceramah Dan Demonstrasi


136
XVI. MEDIA
Leafleat dan PPT

XVII. KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1 5 menit PENDAHULUAN : -mendengar dan
menyimak
1. Menjelaskan deskripsi materi
penyuluhan yang akan disampaikan

2. Menjelaskan Relevansi dan manfaat


Penyuluhan yang akan disampaikan

3. Menjelaskan Tujuan Penyuluhan yang


akan disampaikan

2 15 menit PENYAJIAN :
- mendengar dan
1. Menjelaskan Uraian materi yang akan
menyimak
disampaikan.
Materi : -bertaya terkait hal-ha
1. Pengertian Balita Dan Gizi Balita
yang kurang
2. Masalah Gizi Pada Balita
3. Faktor Yang Mempengaruhi Asupan dimengerti dalam
Makanan
penyampaian materi
4. Kebutuhan Energi Dan Zat Gizi Balita
5. Prinsip Pemberian Makan Pada Balita yang disampaikan
6. Anjuran Makan Pada Balita
oleh pemateri
7. Pengelolaan Makana Pada Balita
-menjawaab
pertanyaan

3 10 menit PENUTUP : -mendengar dan


a. TEST : meminta audience untuk
menyimak
menyimpulkan materi penyuluhan
-menjawab pertanyaan
b. UMPAN BALIK : merespon dan (menyimpulkan).
mengklarifikasi jawaban serta
pertanyaan dari audience.
c. TINDAK LANJUT : memotivasi
Audience untuk selalu memberikan
makanan bergizi untuk anak
balitanya.
137
Evaluasi :

1. Peserta :
 Audiens mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai
 Audiens kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan
 Audiens mengerti tentang materi penyuluhan yang telah disampaikan terkait dengan Gizi
pada Balita
2. Penyuluh :
 Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan
 Bisa menjalankan peran sesuai tugas dan tanggungjawab
3. Suasana selama kegiatan penyuluhan berlangsung tengang dan kondusif.

VI. MATERI PENYULUHAN


Judul : Gizi Pada Balita

1. Pengertian Balita Dan Gizi Balita

Gizi adalah makanan atau zat-zat yang diperlukan oleh tubuh yang berhubungan dengan
kesehatan. Balita adalah anak yang menginjak usia diatas satu tahun.

2. Masalah Gizi Pada Balita

 KEP (Kurang Energi Protein) atau Protein Energy Malnutrition


 Obesitas
 Kurang Vitamin A
 Gangguan akibat kekurangan iodium
 Anemi Zat Besi

3. Faktor Yang Mempengaruhi Asupan Makan Balita

 Lingkungan dan keluarga


 Media masa (Elektronik dan cetak)
 Teman sebaya
 Kondisi kesehatan

4. Kebutuhan Energi Dan Zat Gizi Balita

5. Prinsip Pemberian Makan Pada Balita

6. Anjuran Makan Pada Balita

UMUR 1 – 2 TAHUN
Anjuran pemberian makan :
a. Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
b. Beri nasi lunak 3 kali sehari.

138
c.Tambahkan:telur/ayam/ikan/tempe/tahu/dagingsapi/wortel/bayam/kacanghijau/santan/
minyak pada nasi lunak.
d. Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti: bubur kacang
hijau, pisang, biskuit, nagasari, dsb.
e. Beri buah-buahan atau sari buah.
f. Bantu anak untuk makan sendiri.

UMUR 2 – 5 TAHUN
Anjuran pemberian makan:
a. Beri makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari nasi,
lauk pauk, sayur dan buah.
b. Beri makanan selingn 2 kali sehari diantara waktu makan seperti bubur kacang hijau,
biscuit, nagasari.
c. Jangan berikan makanan yang manis dan padat kalori diantara waktu makan.

7. Pengelolaan Makana Pada Balita

a. Pencucian dan penyiangan bahan makan


b. Pemotongan bahan makan
c. Proses Pengolahan atau Pemasakan

139
GIZI PADA BALITA

Balita adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun
juga termasuk golongan ini. Balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua yaitu batita
atau anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun dan anak usia lebih dari tiga tahun
sampai lima tahun yang dikenal dengan usia prasekolah (Proverawati dan wati, 2011).

Balita merupakan kelompok umur yang paling sering menderita kekurangan gizi dan
gizi buruk (Notoatmodjo, 2010). Kekurangan gizi dapat memberikan konsekuensi buruk,
dimana manifestasi terburuk dapat menyebabkan kematian. Tercatat ratusan juta anak di
dunia menderita kekurangan gizi yang artinya permasalahan ini terjadi dalam populasi
dengan jumlah yang sangat besar (UNICEF, 2013).

Asupan makanan merupakan salah satu penyebab langsung yang mempengaruhi status
gizi seseorang. Asupan makanan merupakan informasi penting tentang jenis dan jumlah
pangan yang dikonsumsi oleh seseorang atau sekelompok orang pada waktu tertentu. Asupan
makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan, baik kualitas maupun kuantitas akan
menimbulkan masalah gizi (Brown dalam Septiani 2017). Asupan makanan pada balita
dipengaruhi ketersediaan dan pola konsumsi pangan dalam rumah tangga dan pola
pengasuhan anak. Ketersediaan pangan dalam rumah tangga mengacu pada pangan yang
cukup dan tersedia dalam jumlah yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga
(Simangunsong, 2010).

A. Kebutuhan Gizi Masa Balita

Menurut Adriani (2016), masa balita merupakan masa kehidupan yang sangat penting
yang mana berlangsung proses tumbuh kembang sangat pesat yaitu pertumbuhan fisik dan
perkembangan psikomotorik, mental, dan sosial. Stimulasi psikososial harus dimulai sejak
dini dan tepat waktu untuk tercapainya perkembangan psikososial yang optimal. Dalam
mendukung pertumbuhan fisik balita perlu petunjuk praktis makanan dengan gizi seimbang
salah satunya dengan makan aneka ragam makanan yang memenuhi kecukupan gizi.
Kebutuhan gizi pada balita diantaranya energi, protein, lemak, karbohidrat, air, vitamin, dan
mineral.

140
1. Energi

Kebutuhan energi sehari pada tahun pertama 100-200 kkal/kg BB. Untuk tiap tiga tahun
pertambahan umur, kebutuhan energi turun 10 kkal/kg BB. Penggunaan energi dalam tubuh
adalah 50% atau 55 kkal/kg BB/hari untuk metabolisme basal, 5-10% untuk Specific
Dynamic Action, 12% untuk pertumbuhan, 25% atau 15-25 kkal/kg BB/hari untuk aktivitas
fisik dan 10% terbuang melalui feses. Zat-zat gizi yang mengandung energi terdiri dari
protein, lemak, dan karbohidrat. Dianjurkan agar jumlah energi yang diperlukan didapat dari
50-60% karbohidrat, 25-35% lemak, dan 10-15% protein.

2. Protein

Protein merupakan sumber asam amino esensial yang diperlukan sebagai zat pembangun,
yaitu pertumbuhan dan pembentukan protein dalam serum, hemoglobin, enzim, hormone
serta antibodi; menggantu sel-sel tubuh yang rusak; memelihara keseimbangan asam basa
cairan tubuh; dan sumber energi. Disarankan untuk memberikan 2,5-3 g/kg BB bagi bayi dan
1,5-2 g/kg BB bagi anak sekolah sampai adolesensia. Jumlah protein yang diberikan
dianggap adekuat jika mengandung semua asam amino esensial dalam jumlah cukup, mudah
dicerna dan diserap oleh tubuh, maka protein yang diberikan harus sebagian berupa protein
yang berkualitas tinggi seperti protein hewani.

3. Lemak

Kebutuhan lemak tidak dinyatakan dalam angka mutlak, dianjurkan 15-20% energi total
berasal dari lemak. Di Indonesia energi yang berasal dari lemak pada umumnya sekitar 10-
20%. Masukan lemak setelah umur 6 bulan sebanyak 30-35% dari jumlah energi seluruhnya
masih dianggap normal, akan tetapi seharusnya tidak lebih rendah lebih rendah.

4. Karbohidrat

Dianjurkan 60-70% energi total basal berasal dari karbohidrat. Pada ASI dan sebagian besar
susu formula bayi, 40-50% kandungan kalori berasal dari karbohidrat terutama laktosa.
Sebaiknya karbohidrat yang dimakan terdiri dari polisakarida seperti yang terdapat dalam
beras, gandum, kentang, dan sayuran. Gula yang terdapat dalam minuman manis, selai, kue,
gula-gula dan cokelat harus dibatasi dan tidak melebihi 10% dari jumlah energi.
Monosakarida dan disakarida lainnya terdapat dalam buahbuahan dan susu serta produk susu.
Buah, susu dan produk susu merupakan sumber vitamin dan trace element untuk anak yang
141
sedang tumbuh. Makanan yang terlalu manis dapat menyebabkan kerusakan gigi anak-anak.
Karbohidrat diperlukan anak-anak yang sedang tumbuh sebagai sumber energi.

5. Vitamin dan Mineral

Vitamin dan mineral esensial merupakan zat gizi yang penting bagi pertumbuhan dan
kesehatan. Vitamin digolongkan sebagai vitamin larut dalam lemak (ADEK) dan vitamin
larut dalam air yaitu vitamin B kompleks (B1, B2, Niacin, B6, asam pantotenik, biotin, asam
folat, dan B12) dan vitamin C. Vitamin untuk balita digunakan untuk:

a. Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel dan sebagai pengatur kepekaan
rangsang sinar pada saraf dan mata

b. Vitamin B1 berfungsi untuk metabolism karbohidrat, keseimbangan air dalam tubuh dan
membantu penyerapan zat lemak dalam usus

c. Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsang sinar ke saraf mata dan enzim, dan
berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel

d. Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatansel-sel darah merah dan dalam proses pertumbuhan
serta pekerjaan urat saraf

e. Vitamin C berfungsi sebagai aktifator macam-macam fermen perombak protein dan


lemak, dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel, penting dalam pembentukan trombosit

f. Vitamin D berfungsi mengatur kadar kapur dan fosfor, dan Bersama kelenjar anak gondok
memperbesar penyerapan kapur dan fosfor dari usus dan mempengaruhi kerja kelenjar
endokrin

g. Vitamin E berfungsi mencegah pendarahan bagi wanita hamil serta mencegah keguguran
dan diperlukan pada saat sel sedah membelah

h. Vitamin K berfungsi dalam pembentukan protombin yang berarti penting dalam proses
pembekuan darah

Pada usia anak 1-5 tahun sering mengalami kekurangan vitamin A, B, dan C sehingga
anak perlu mendapatkan 1-1 ½ mangkok atau 100-150 g sayur sehari. Pilihlah buah-buahan
berwarna kekuning-kuningan atau jingga dan buah-buahan yang asam seperti papaya, pisang,

142
manga, nanas, dan jeruk. Berikan 1-2 potong papaya sehari (100-200 g) atau 1-2 buah jeruk
atau buah lain.

Adapun kebutuhan gizi mineral mikro yang lebih dibutuhkan saat usia balita adalah:

1. Zat besi (Fe) Zat besi memiliki peranan dalam berbagai reaksi oksidasi reduksi. Zat besi
berperan sebagai gugus fungsional dari berbagai enzim dalam siklus krebs dan pembawa
electron dalam sitokrom, sebagai transportasi oksigen dalam darah, dan sebagainya.

2. Yodium Yodium berfungsi mengatur pertumbuhan dan perkembangan, berperan dalam


perubahan karoten menjadi bentuk aktif vitamin A, sintesis protein, dan absorpsi karbohidrat
dari saluran cerna, berperan dalam sintesis kolesterol darah.

3. Zink Zink beperan dalam proses metabolisme, diantaranya:

a. Berperan dalam proses metabolism asam nukleat dan sintesis protein;

b. Berperan dalam pertumbuhan sel dan replikasi sel;

c. Mematangkan fungsi organ reproduksi, penglihatan, kekebalan tubuh, pengecapan, dan


selera makan;

Menurut seorang ahli gizi bernama Marzuki Iskandar, STP., MTP., kunci asupan zat
gizi yang baik adalah makanan yang sehat dan bervariasi sehingga anak dianjurkan untuk
mengonsumsi makanan dengan komposisi yang terdiri atas 55-67% karbohidrat, 20-30%
lemak, dan 13-15% protein untuk memenuhi kebutuhan perkembangan kecerdasan dan
pertumbuhan fisik yang optimal.

B. Keragaman Makanan Pada Balita

Menurut Kemenkes RI, 2014, keragaman makanan adalah aneka ragam konsumsi
kelompok pangan yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan dan
air yang beranekaragam dalam setiap kelompok pangan. Hal ini dikarenakan tidak ada
satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk
menjamin pertumbuhan dan mempertahankan kesehatannya. Contoh jenis pangan dari
berbagai kelompok pangan adalah sebagai berikut:

(a) Makanan pokok antara lain : beras, kentang, singkong, ubi jalar, jagung, talas, sagu,
sukun, dan sebagainya;

143
(b) Lauk pauk antara lain : ikan, telur, unggas, daging, susu dan kacangkacangan serta hasil
olahannya, dan sebagainya;

(c) Sayuran adalah sayuran hijau dan sayuran berwarna lainnya. Sayuran hijau antara lain :
kangkung, sawi, daun katuk, dan sebagainya. Sayuran warna lain antara lain : keluwih,
wortel, labu siam, dan sebagainya;

(d) Buah-buahan adalah buah yang berwarna antara lain : alpukat, mangga, durian, apel, dan
sebagainya

Ketika masuk usia tiga tahun, anak mulai bersifat ingin mandiri dalam memilih dan
menentukan makanan yang ingin dikonsumsinya. Pada usia 3- 5 tahun, anak sering menolak
makanan yang tidak disukai dan hanya memilih makanan yang disukai. Ketidaksukaan
seseorang terhadap jenis makanan tertentu akan berdampak pada pencapaian gizi seimbang
sehingga harus diperkenalkan dan diberikan aneka ragam makanan sejak usia dini. Konsumsi
beragam makanan pada balita dapat menjamin kelengkapan zat gizi yang diperlukan
tubuhnya, karena setiap makanan mengandung sumber zat gizi yang berbeda baik jenis
maupun jumlahnya. Namun perlu dipertimbangkan bahan makanan yang kurang
menguntungkan seperti es krim, kue-kue manis, permen, dan makanan ringan yang banyak
menggunakan bahan makanan tambahan (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016).

Pada usia 1-5 tahun anak sudah harus makan seperti pola makan keluarga yaitu;
sarapan, makan siang, makan malam, dan dua kali selingan. Porsi makan pada usia ini adalah
setengah dari porsi orang dewasa. Setelah anak berumur satu tahun, menu makanannya harus
bervariasi untuk mencegah kebosanan dan diberi susu, serealia (bubur beras, roti), daging,
sup, sayuran, dan buah-buahan (Depkes RI, 2000).

C. Masalah Gizi Pada Balita

1. KEP (Kurang Energi Protein) atau Protein Energy Malnutrition

KEP (Kurang Energi Protein) adalah suatu keadaan dimana rendahnya konsumsi energi
dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi
(AKG). Anak disebut KEP apabila berat badannya kurang dari 80% indeks berat badan
menurut usia (BB/U) baku WHO-NCHS. KEP atau Protein Energy Malnutrition dapat
diartikan sebagai salah satu penyakit gangguan gizi yang penting dimana pada penyakit KEP
ditemukan berbagai macam keadaan patologis yang disebabkan oleh kekurangan energi
144
maupun protein dalam proporsi yang bermacam-macam. Kurangnya zat gizi makro (Energi
dan Protein) pada balita bisa menyebabkan KEP. Penyebab penting terjadinya KEP adalah
dimana kesadaran akan kebersihan baik personal hygiene maupun kebersihan lingkungan
yang masih kurang sehingga memudahkan balita untuk terserang penyakit infeksi. Terlihat
pula adanya sinergisme antara status gizi dan infeksi. Keduanya dipengaruhi oleh makanan,
kualitas mengasuh anak, kebersihan lingkungan dan lain-lain yang kesemuanya
mencerminkan keadaan sosial-ekonomi penduduk serta lingkungan pemukimannya.

2. Obesitas
Anak akan mengalami berat badan berlebih (overweight) dan kelebihan lemak dalam
tubuh (obesitas) apabila selalu makan dalam porsi besar dan tidak diimbangi dengan aktivitas
yang seimbang. Dampak obesitas pada anak memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskuler,
seperti : hiperlipidemia (tingginya kadar kolesterol dan lemak dalam darah), hipertensi,
hyperinsulinemia, gangguan pernafasan, dan komplikasi ortopedik (tulang). Apalagi bila hal
ini tidak teratasi, berat badan berlebih (obesitas) akan berlanjut sampai anak beranjak remaja
dan dewasa. Konsekuensinya pada anak juga menyangkut kesulitankesulitan dalam
psikososial, seperti diskriminasi dari teman-teman, self-image negative, depresi, dan
penurunan sosialisasi.
Upaya agar anak terhindar dari obesitas yakni kuncinya ada pada keluarga. Ada banyak
cara untuk mengendalikan kegemukannya :
a. Orangtua perlu melakukan pencegahan seperti mengendalikan pola makan anak agar tetap
seimbang. Awasi kebiasaan makannya, jangan berikan makanan yang kandungan lemaknya
tinggi.
b. Perbanyak makan sayuran setiap makan. Jangan banyak diberikan masakan yang
mengandung banyak lemak seperti santan yang terlalu kental.
c. Selain itu memberikan cemilan yang sehat seperti buah-buahan.
d. Jangan terlalu banyak memberikan makanan dan minuman manis, karena itu adalah
sumber kalori yang dapat meningkatkan berat badan.
e. Upayakan melibatkan anak pada aktivitas yang bisa mengeluarkan energinya, terutama di
luar ruangan seperti lari, berenang, atau bermain bola, dan lain-lain.
f. Dan tentunya konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi bagaimana solusinya yang terbaik
bagi anak Anda.

145
3. Kurang Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh
tubuh yang berguna untuk kesehatan mata, dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan
daya tahan tubuh untuk melawan penyakit misalnya campak, diare, dan penyakit infeksi
lainnya. Penyakit mata yang diakibatkan oleh kurangnya vitamin A disebut xeropthalmia.
Xeropthalmia adalah kelainan pada mata akibat kurang vitamin A, yaitu terjadi kekeringan
pada selaput lendir (konjungtiva) dan selaput bening (kornea) mata. Penyakit ini merupakan
penyebab kebutaan yang paling sering terjadi pada anak-anak usia 2 – 3 tahun. Vitamin A
berfungsi untuk pertumbuhan sel epitel dan pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf
retina mata. Jumlah yang dianjurkan berdasarkan Angka Kecukupan Gizi per hari 400 ug
retinol untuk anak-anak dan dewasa 500 ug retinol. Sumbernya ada di makanan hewani
sebagai retinol dan ada juga dari nabati sebagai pro vitamin A sebagai karotin, yang nantinya
dalam usus dengan bantuan tirosin baru dikonversi menjadi retinol.

4. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)


Pentingnya iodium dalam tubuh manusia untuk metabolisme terhadap penyakit
gondok. Kekurangan mineral iodium pada anak dapat menyebabkan pembesaran kelenjar
gondok, gangguan fungsi mental, dan perkembangan fisik. Zat iodium penting untuk
kecerdasan anak.
Gondok merupakan suatu gejala pembesaran pada kelenjar tiroid yang terjadi akibat
respons terhadap defisiensi/kekurangan iodium. Iodium adalah jenis elemen mineral mikro
kedua sesudah zat besi yang dianggap penting bagi kesehatan tubuh manusia walaupun
sesungguhnya jumlah kebutuhan tidak sebanyak zat-zat gizi lainnya. Manusia tidak dapat
membuat unsur/elemen iodium dalam tubuhnya seperti membuat protein atau gula, tetapi
harus mendapatkannya dari luar tubuh (secara alamiah) melalui sarapan iodium yang
terkandung dalam makanan serta minuman.

5. Anemia Zat Besi (Fe)


Anemia adalah keadaan dimana hemoglobin darah kurang daripada normal disebabkan
karena kurangnya mineral (Fe) sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit
(sel darah merah). Penyebab umum dari anemia adalah tidak memiliki cukup zat besi. Anak-
anak dapat mengalami anemia bila tidak ada kandungan zat besi dalam makanan mereka

146
untuk membuat jumlah normal hemoglobin dalam darah mereka. Anemia pada anak
disebabkan kebutuhan Fe yang meningkat akibat pertumbuhan si anak yang pesat dan infeksi
akut berulang. Gejalanya anak tampak lemas, mudah lelah, dan pucat. Selain itu, anak dengan
defisiensi (kurang) zat besi ternyata memiliki kemampuan mengingat dan memusatkan
perhatian lebih rendah dibandingkan dengan anak yang cukup asupan zat besinya. Zat besi
diperlukan untuk pembentukan sel darah merah dan juga diperlukan oleh berbagai enzim
sebagai faktor penggiat. Zat besi yang terdapat dalam enzim juga diperlukan untuk
mengangkut elektro (sitokrom), untuk mengaktifkan oksigen (oksidase dan oksigenase).
Defisiensi zat besi tidak menunjukkan gejala yang khas (asymptomatic) sehingga anemia
pada balita sukar untuk dideteksi. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi oleh tubuh,
kombinasikan bahan makanan sumber zat besi dengan vitamin C, misalnya berikan potongan
tomat dalam roti sandwich untuk anak.

D. Faktor Yang Mempengauhi Asupan Makan Balita


Lingkungan dan keluarga adalah merupakan factor yang sangat penting dalam
kebiasaan makan anak balita. Makanan apa yang menjadi kesukaan dan yang tidak
disukainya adalah gambaran dari lingkungan dimana balita tersebut berada. Lingkungan dan
keluarga yang memberi teladan makan yang baik akan membuahkan hasil yang baik pula
pada diri si anak. Media masa baik elektronik maupun cetak juga berdampak besar pada
asupan makan anak. Pada saat ini anak sangat mudah mengakses berita ataupun paparan iklan
di media massa. Untuk itu pendapingan anak dalam melihat berita maupun iklan khususnya
yang berhubungan dengan makanan di media perlu diperhatikan Teman sebaya sangat besar
pengaruhnya terhadap kebiasaan makan anak, kesenangan makan yang dilakukan seorang
teman akan saling mempengaruhi diantara mereka, untuk itu edukasi yang benar perlu
dilakukan dalam mengatasi permasalahan ini sesuai usianya. Kondisi yang tidak bisa
diabaikan dalam melihat asupan makan balita adalah kondisi kesehatan dan penyakit yang
dialami oleh anak. Kondisi Kesehatan yang tidak baik akan sangat mempengaruhi selera
makan anak, sehingga pada kondisi ini perlu perhatian khusus pada sianak sehingga masalh
gizi dapat dihindari.

E. Kebutuhan Energi Dan Zat Gizi Pada Balita


Usia balita tidaklah tumbuh sepesat pada masa bayi, tetapi kebutuhan nutrisi mereka
tetap merupakan prioritas yang utama. Di masa balita ini, nutrisi memegang peranan yang

147
penting dalam perkembangan anak. Masa balita adalah masa transisi terutama pada usia 1 – 2
tahun dimana anak akan mulai memakan makanan yang padat dan menerima rasa sertatekstur
makanan yang baru.
Kebutuhan nutrisi pada balita sebenarnya juga dipengaruhi oleh usia, besar tubuh, dan tingkat
aktivitas yang dilakukannya.
1. Energi : biasanya balita membutuhkan sekitar 1.000 samapi 1.400 kalori per hari.
2. Kalsium : dibutuhkan kurang lebih 500 mg per hari.
3. Zat besi : anak balita membutuhkan 7 mg per hari.4. Vitamin C dan D.
Tubuh anak terdiri dari struktur tulang, otot, peredaran darah, jaringan otak, dan organ-
organ lain. Perkembangan tiap struktur ini sangat dipengaruhi oleh masukan (intake) berbagai
macam nutrisi makanan penunjang pertumbuhan.Pada usia 2 tahun ini, anak-anak memiliki
kerangkan tubuh berupa tulang rawan sehingadengan pemberian masukan gizi berupa vitamin
dan mineral akan mempercepat pembentukan tulang (osifkasi). Anak usia 2 tahun juga sudah
mampu untuk berjalan dan melakukan semua gerakan tubuh yang dilakukan oleh otot. Hal ini
terjadi karena ribuan serabut otot yang semakin membesar dan terus bekerja. Artinya, otot
membutuhkan zat-zat dari asupan makanan yang diberikan pada anak. Selain zat gizi diatas,
air merupakan komponen utama dalam tubuh manusia secara umum. Pada anak sekolah 60%-
70% berat tubuh adalah air, Air juga merupakan kebutuhan & bagian dari kehidupan manusia
sehingga asupan air pun sebaiknya seimbang dengan jumlah yang dikeluarkan. Asupan air
yang kurang akan menimbulkan masalah kesehatan, begitupun sebaliknya asupan air yang
berlebih juga dapat menimbulkan masalah kesehatan, khususnya pada anak yang yang
menderita penyakit ginjal & gagal jantung . Kebutuhan rata-rata cairan untuk anak sekolah
adalah 1 – 1,5ml/Kkal/hr.

F. Prinsip Pemberian Makanan Anak Balita


Jadwal makan baik itu makan utama maupun snack harus diberikan secara teratur dan
terencana. Kondisi ini akan membuat ritme sal cerna menjadi terpola sehingga saluran cerna
anak akan bekerja dengan baik. Lama waktu makan maksimum 30 menit. Ketika anak sudah
mulai tidak lagi focus dengan makanannya hentikan pemberian makan. Diantara waktu
makan anak hanya boleh mengonsumsi air putih dan jangan terlalu banyak. Lingkungan
diusahakan bersifat netral, tidak ada paksaan atau hukuman pada si anak meskipun anak
hanya makan 1-2 suap saja. Begitu juga sebaliknya jangan memberikan makanan sebagai
hadiah pada anak kondisi ini akan memungkinkan anak mempunyai persepsi yan

148
membahagiakan ketika makan dan selanjutnta anak merasa nyaman dalam menikmati
makanannya. Biasakan anak makan di meja makan tidak sambil bermain ataupun menonton
televisi. Seorang ibu atau pengasuh harus mampu menciptakan pola makan yang baik untuk
si anak, sehingga anak dapat belajar pola makan yang baik serta memilih makanan yang sehat
melalui teladan orang tua dan keterlibatannya dalam aktifitas makan. Jadikan kebiasaan
makan yang ingin dibiasakan dalam keluarga sebagai bagian dari kesepakatan antara anak
dan orang tua serta keluarga, anak perlu tau semua alasan dibalik kesepakatan tersebut,
dimana salah satunya adalah supaya tubuh tetap dalam kondisi sehat.

G. Penyusunan Menu
1. Menu Sehat Balita
Menu balita adalah susunan hidangan sekali makan yang secara keseluruhan harmonis
dan saling melengkapi untuk kebutuhan makanan seorang balita. Dalam hal kesehatan,
seringkali kita temui istilah menu seimbang yaitu menu yang mengandung semua golongan
bahan makanan yang dibutuhkan oleh balita dengan memperhatikan keseimbangan unsur-
unsur gizi yang terkandung didalamnya.
Konsep menu seimbang menekankan adanya unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh
tubuh balita dalam keadaan seimbang. Unsur gizi yang diperlukan tubuh ini digolongkan atas
pemberi tenaga atau energi, penyokong pertumbuhan, pembagunan dan pemeliharaan
jaringan tubuh serta pengatur metabolisme dan berbagai keseimbangan dalam sel tubuh.
Untuk dapat menyusun menu yangseimbang, kita perlu memiliki pengetahuan
mengenai bahan makanan dan zat gizi, kebutuhan gizi balita serta pengetahuan hidangan dan
pegolahannya. Menu sehari berarti susunan hidangan untuk satu hari, terdiri dari beberapa
waktu makan yaitu makan pagi,makan siang, makan malam,serta makan selingan antara
makan pagi dengan makan siang serta antara makan siang dengan makan malam.

2. Syarat penyusunan menu untuk balita


Susunan hidangan sehari-hari untuk balita secara umum harus memenuhi beberapa
fungsi.Pertama mengandung makanan yang memuaskan selera serta memberikan rasa
kenyang.Kedua mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk masa pertumbuhannya serta
menjaga tubuh dalam kondisi sehat serta dapat melakukan kegiatan sehari-hari.Ketiga
memenuhi nilai-nilai sosial budaya yaitu kebiasaan,pantangan dan sebagainya dari
masyarakat setempat.

149
Disamping hal tersebut perlu diperhatikan beberapa hal lain yang menunjang seluruh
proses komsumsi seseorang yaitu kebersihan,pengolahan yang tepat sehingga enak dimakan
suasana menyenangkan ketika makan.

Dalam meyusun menu untuk balita hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berkut:
a. Kombinasi rasa yaitu asin, manis, asam, pedas jika disukai.
b. Kombinasi warna hidangan yaitu warna merah, hijau, cokelat, kuning dan sebagainya.
c. Variasi bentuk potongan yaitu persegi, panjang, tipis, bulat dan sebagainya.
d. Variasi kering atau berkuah karena ada jenis hidangan berkuah banyak seperti sup,sayur
asam maupun yang sedikit kuah seperti, tumis sayur, sambal goreng serta yang kering seperti
ikan goreng, kering tempe.
e. Variasi teknik pengolahan yaitu ada hidangan yang diolah dengan teknik pengolahan
digoreng, direbus, disetup dan lain-lain sehingga member penampilan, tekstur dan rasa
berbeda pada pada hidangan tersebut.
f. Suhu makanan yang diberikan tidak boleh terlalu panas ataupun terlalu dingin.

3. Anjuran makan untuk balita


UMUR 1 – 2 TAHUN
Anjuran pemberian makan :
a. Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
b. Beri nasi lunak 3 kali sehari.
c.Tambahkan:telur/ayam/ikan/tempe/tahu/dagingsapi/wortel/bayam/kacanghijau/santan/
minyak pada nasi lunak.
d. Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti: bubur kacang
hijau, pisang, biskuit, nagasari, dsb.
e. Beri buah-buahan atau sari buah.
f. Bantu anak untuk makan sendiri.

UMUR 2 – 5 TAHUN
Anjuran pemberian makan:
a. Beri makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari nasi,
lauk pauk, sayur dan buah.

150
b. Beri makanan selingn 2 kali sehari diantara waktu makan seperti bubur kacang hijau,
biscuit, nagasari.
c. Jangan berikan makanan yang manis dan padat kalori diantara waktu makan.

4. Pengolahan Makan
Pengolahan makanan sangat menentukan hasil dan kualitas suatu masakan. Oleh sebab
itu perlu pengolahan makanan yang baik untuk nutrisi optimal artinya cukup untuk memenuhi
gizi. Kita tentunya berharap bahwa makanan yang kita masak dapat memenuhi nutrisi bagi
yang memakannya, sehat dan bergizi.
Pengolahan makanan, baik untuk keluarga maupun masyarakat, perlu mengetahui
bahwa proses pengolahan makanan dapat meningkatkan mutu makanan yang dikomsumsi
misalnya lebih baik dan mudah dicerna.
Namun dapat juga terjadi hal yang merugikan yaitu bahwa selama proses pengolahan
beberapa zat gizi yang ada pada bahan makanan dapat rusak atau hilang. Oleh sebab itu perlu
diperhatikan tahap-tahap dalam proses pengolahan beberapa zat gizi yang ada pada bahan
makanan dapat rusak atau hilang.Oleh sebab itu perlu di perhatikan tahap-tahap dalam proses
penyiapan makanan dapat rusak atau hilang. Oleh sebab itu perlu diperhatikan tahap-tahap
dalam proses penyiapan makanan yaitu penyiangan, bahan makanan, pencucian, pemotongan
dan pengolahan atau pemasakan dengan proses pemanasan sebagai berikut:
a. Pencucian dan penyiangan bahan makan
Pencucian makanan perlu dilakukan karena bahan makan yang berasal dari bawah tanah
sehingga membawa kotoran dari tanah,tapi juga ada bahan makanan yang kotor karena
serangga atau pun dicuci dengan air tidak bersih sehingga mengandung kotoran atau
racun limbah yang ada dalam air pencucinya.Proses pencucian sebaiknya sebelum
dipotong dengan menggunakan air bersih yang mengalir.
b. Pemotongan bahan makan
Pemotongan bahan makan bertujuan untuk memudahkan makan masuk kedalam mulut
dan mengunyah mengingat kondisi mulut dan gigi balita, terutama bahan makanan yang
agak liat dan keras. Pada proses pemotongan atau penghalusan bahan makan ini, zat-zat
gizi mudah keluar dari sel. Dalam keadaan ini bahan makan mudah terkena udara yang
mengandung oksigen sehingga dapat merusak zat tersebut bila terjadi reaksi oksidasi. Zat
gizi yang rusak oleh oksidasi udara antara lainseperti thiamin dan vitamin A atau
provitaminnya.

151
c. Proses Pengolahan atau Pemasakan
Umumnya pengolahan dilakukan dengan mempergunakan panas,baik panas langsung
seperti membakar,maupun panas tidak langsung yaitu menggunakan bahan perantara
seperti menggoreng dan merebus.Panas ini mengubah sifat-sifat kimia makanan yang
berakibat lebih lanjut padat sifat-sifat gizi.
Berbagai Olahan Makanan Sehat Untuk Balita
No. Bahan Makanan Hasil Olahan Makanan
1. Kentang Stick Kentang Keju
2. Nasi Dan Ayam Bola Nasi Ayam
3. Tahu Dan Wortel Telur Gulung Tahu Sayur
4. Sayur Selada Keripik Selada
5. Sayur Bayam Mie Bayam
6. Sayur Wortel Keripik Wortel
7. Sayur Bayam Dan Wortel Nugget Sayur Bayam Dan Wotel
8. Kentang Donat Kentang
9. Labu Donat Labu
10. Sayur Bayam Keripik Bayam

152
BALITA adalah anak
yang telah menginjak
usia diatas satu tahun
GIZI PADA BALITA atau lebih popular
dengan pengertian usia
anak di bawah lima
tahun. (Kemenkes RI)

Guna makanan bagi Balita


1. Sebagai sumber zat
tenaga
2. Sebagai sumber zat
pembangun APA ITU GIZI ?
3. Sebagai sumber zat Gizi adalah makanan dan zat-zat
pengatur yang diperlukan oleh tubuh yang
OLEH : berhubungan dengan kesehatan
untuk mempertahankan
KELOMPOK 5 PROFESI NERS kehidupan, pertumbuhan dan 153
Stase Keperawatan Komunitas II fungsi organtubuh serta
menghasilkan energi
Fakultas Keperawatan USU
Anjuran makan untuk balita
Umur 1-2 tahun :

 Teruskan pemberian ASI sampai


umur 2 tahun
 Beri nasi lunak 3 kali sehari
 Tambahkan : telur, ayam, ikan,
tahu, tempe, wortel, bayam,
kacang hijau, santan, dan minyak
pada nasi lunak.
Prinsip pemberian makan
 Beri makanan selingan 2 kali
pada Balita sehari diantara waktu makan,
Kebutuhan energi dan zat seperti : bubur kacang hijau,
1. Jadwal makan makanan utama
besi pada balita : pisang, biskuit, dll.
maupun snack harus teratur
 Beri buah-buahan atau sari buah.
2. Lama waktu makan
Kebutuhan nutrisi padabalita  Bantu anak untuk makan sendiri
maksimum 30 menit
3. Diantara waktu makan anak dipengaruhi oleh usia, besar
hanya boleh mengkonsumsi air tubuh, dan tingkat aktivitas yang Umur 2-5 tahun :
putih dan tidak terlalu banyak dilakukannya.  Beri makanan yang biasa di
4. Tidak ada paksaan pada anak makan oleh keluarga 3 kali sehari,
meskipun hanya mau makan 1- 1. Energi : biasanya balita
yang terdiri dari nasi, lauk pauk,
2 suap saja. butuh 1.000 sampai 1.400
sayur dan buah.
5. Biasakan anak makan di meja kalori per hari
 Beri makanan selingan 2 kali
makan tidak sambil bermain 2. Kalsium : dibutuhkan
sehari diantara waktu makan
atau menonton tv kurang lebih 500 mg per
seperti bubur kacang hijau, biskuit
6. Menciptakan pola makan yg hari
dan nagasari
baik sehingga anak dapat 3. Zat besi : dibutuhkan 154
7 mg per hari  Jangan berikan makanan manis
belajar pola makan yang baik
4. Vitamin C dan D dan padat kalori diantara waktu
dan memilih makanan sehat
5. Dan memenuhi kebutuhan makan
melalui teladan orang tua
PPT GIZI PADA BALITA

155
156
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

JudulPenyuluhan : Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)


Waktupenyuluhan : 30Menit
SasaranPenyuluhan : Remaja

A. Tujuan Penyuluhan
1. Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan remaja mampu
memahami dan mengerti tentang kesehatan reproduksi remaja (KRR).
2. Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan remaja dapat :
 Remaja dapat menjelaskan tentang pengertian remaja
 Remaja dapat menjelaskan tentang pengertian kesehatan reproduksi
 Remaja dapat menjelaskan tentang organ reproduksi pada wanita dan pria
 Remaja dapat menjelaskan tentang pubertas mimpi basah dan menstruasi
 Remaja dapat menjelaskan tentang ciri-ciri perkembangan non-fisik remaja
 Remaja dapat menjelaskan tentangciri-ciri perubahan psikologis pada
remaja
 Remaja dapat menjelaskan tentang perilaku seksual pada remaja
 Remaja dapat menjelaskan tentang masalah pada sistem reproduksi
 Remaja dapat menjelaskan tentang kebijakan program dan strategi
kesehatan reproduksi

B. Pokok Bahasan : Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)

C. Sub Pokok Bahasan :


1. Remaja dapat menjelaskan tentang pengertian remaja
2. Remaja dapat menjelaskan tentang pengertian kesehatan reproduksi
3. Remaja dapat menjelaskan tentang organ reproduksi pada wanita dan pria
4. Remaja dapat menjelaskan tentang pubertas mimpi basah dan menstruasi
5. Remaja dapat menjelaskan tentang ciri-ciri perkembangan non-fisik remaja
6. Remaja dapat menjelaskan tentang ciri-ciri perubahan psikologis pada remaja
7. Remaja dapat menjelaskan tentang perilaku seksual pada remaja
8. Remaja dapat menjelaskan tentang masalah pada sistem reproduksi
9. Remaja dapat menjelaskan tentang kebijakan program dan strategi kesehatan
reproduksi

157
D. Kegiatan, Media, dan Alat Penyuluhan

Tahapan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens Media dan


penyuluhan (Mahasiswa) (PUS) Alat
penyuluhan
Pembukaan :

1. Mengucapkan salam 1. Menjawab


pembuka salam

2. Memperkenalkandiri 2. Mendengarkan
Pendahuluan
5 menit
3. Menjelaskan maksud 3. Mendengarkan
dan tujuan dilakukan
penyuluhan

4. Menanyakan kepada 4. Menjawab


audiens sejauhmana pertanyaan
pemahaman tentang penyuluh
materi yang
akan disampaikan

158
Pelaksanaan : Metode :
Ceramah dan
1. Menjelaskan tentang 1. Mendengar dan diskusi
pengertian remaja memperhatikan

Penyajian 2. Menjelaskan tentang


15 menit Pengertian Kesehatan 2. Mendengar dan Media :
Reproduksi. memperhatikan Leaflet dan
3. Menjelaskan tentang PPT KRR
Organ Reproduksi pada
perempuan dan laki-laki
4. Menjelaskan tentang
Pubertas Mimpi Basah
dan Mensturasi
5. Menjelaskan tentang
Ciri-ciri Perkembangan
Non-Fisik Remaja
6.Menjelaskan tentang
Ciri-ciri Perubahan
Psikologis Pada Remaja
7.Menjelaskan tentang
Perilaku Seksual Pada
Remaja
8.Menjelaskan tentang
Permasalah Kesehatan
Reproduksi Pada Remaja
9. Menjelaskan tentang
Kebijakan Program dan
Strategi Kesehatan
Reproduksi

3. Mendengar dan
memperhatikan

159
Penutup :

1. Menyimpulkan 1. Ikut
materi bersama menyimpulkan
audiens materi bersama
Penutup
2. Mengevaluasi 3. Menjawab
10 menit
audiens terkait pertanyaan
materi yang
telah diberikan 4. Menjawab
salam
3. Menutup dan
mengucapkan salam

E. Evaluasi
1. Peserta :
 Audiens mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai
 Audiens kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan
 Audiens mengerti tentang materi penyuluhan yang telah disampaikan
terkait dengan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
2. Penyuluh :
 Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan
 Bisa menjalankan peran sesuai tugas dan tanggungjawab

3. Suasana selama kegiatan penyuluhan berlangsung tengang dan kondusif.

160
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI

(KESPRO) PADA ANAK REMAJA

1. Pengertian Remaja
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10 hingga 19 tahun. Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam
rentang usia 10-18 tahun. Sementara itu, menurut Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN), rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
Perbedaan definisi tersebut menunjukkan bahwa tidak ada kesepakatan universal mengenai
batasan kelompok usia remaja. Namun begitu, masa remaja itu diasosiasikan dengan masa
transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa ini merupakan periode persiapan menuju masa
dewasa yang akan melewa beberapa tahapan perkembangan penting dalam hidup. Selain
kematangan fisik dan seksual, remaja juga mengalami tahapan menuju kemandirian sosial
dan ekonomi, membangun identitas, akuisisi kemampuan (skill) untuk kehidupan masa
dewasa serta kemampuan bernegosiasi (abstract reasoning) (WHO, 2015).

Pada masa remaja terjadi perubahan fisik dan seksual yang signifikan sehingga
ketertarikan seksual terhadap lawan jenis cukup besar dan dorongan seksual juga
berkembang. Menurut Erikson (1950;1963), remaja akan beradaptasi dengan perubahan
tubuhnya serta belajar menerima perbedaan dengan individu lain, baik fisik maupun ideologi.

Perubahan fisik yang pesat dan perubahan hormonal merupakan pemicu masalah
kesehatan remaja serius karena timbulnya dorongan motivasi seksual yang menjadikan
remaja rawan terhadap penyakit dan masalah kesehatan reproduksi (kespro), kehamilan
remaja dengan segala konsekuensinya yaitu hubungan seks pranikah, aborsi, Penyakit
Menular Seksual (PMS), HIV-AIDS serta narkoba (Margaretha, 2012).

Hasil Survei Penduduk Antar Sensus 2015 menunjukkan bahwa penduduk usia 15-24
tahun mencapai 42.061,2 juta atau sebesar 16,5 persen dari total penduduk Indonesia. Hasil
Proyeksi Penduduk menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia remaja ini akan mengalami
peningkatan hingga tahun 2030 dan kemudian menurun sesudahnya. Perubahan jumlah
penduduk usia remaja tersebut terkait dengan transisi demografi di Indonesia, dimana angka
fertilisasi yang menurun telah mengubah struktur usia penduduk. Awalnya, proporsinya
terbesar adalah penduduk muda (usia 0-14 tahun). Namun seiring dengan menurunnya
fertilisasi terjadi perubahan dimana proporsi penduduk yang dominan bukan lagi penduduk
muda tetapi penduduk usia produktif (15-64). Di antara mereka yang ada dalam kelompok
usia produktif tersebut adalah remaja usia 15-24 tahun. Mereka inilah yang kelak akan
menjadi kelompok penduduk dewasa dan tua pada tahun 2030.

161
2. Pengertian Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh
tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam suatu yang berkaitan dengan
system reproduksi, fungsi dan prosesnya (WHO).

Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik,
mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang
pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan
bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum
dan sesudah menikah (Depkes RI, 2000).

Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan sosial
secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses
reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk
berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang
layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, spiritual yang memiliki hubungan yang
serasi, selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan antara keluarga dengan masyarakat
dan lingkungan (BKKBN,1996).

Definisi kesehatan reproduksi sendiri telah diatur melalui Undang-Undang RI Nomor 36


Tahun 2009 tentang Kesehatan, yakni keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara
utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem,
fungsi, dan proses reproduksi pada laki-laki dan perempuan.

3. Organ Reproduksi pada perempuan dan laki-laki

1. Organ reproduksi perempuan :


1. Ovarium
2. Fimbrae
3. Tuba falopi
4. Uterus
5. Cervix
6. Vagina
7. Mulut Vagina

162
2. Organ reproduksi laki-laki :
1. Penis
2. Glans
3. Uretra
4. Vas deferens
5. Epidydimis
6. Testis
7. Scrotum
8. Kelenjar Prostat
9. Vesikula Seminalis
10. Kandung Kencing

4. Pubertas Mimpi Basah dan Mensturasi


Pubertas merupakan suatu tahapan yang sangat penting bagi wanita. Periode pubertas
akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi dewasa. Perubahan tersebut meliputi
perubahan hormon, perubahan fisik, perubahan psikologi dan sosial. Pubertas merupakan
proses perubahan ketidakmatangan fisik dan seksual menuju kematangan fisik dan seksual.
Fase kematangan fisik dan seksual dapat membuat organ reproduksi seorang remaja dapat
berfungsi untuk bereproduksi (Verawati dan Liswidyawati, 2012).

Pubertas adalah proses kematangan dan pertumbuhan yang terjadi ketika organ-organ
reproduksi mulai berfungsi dan karakteristik seks sekunder mulai muncul (Wong, et al.
2009).

Pubertas merupakan titik pencapaian dari kematangan seksual pada anak perempuan yaitu
dengan terjadinya menarche. Menarche merupakan perdarahan yang terjadi pertama kali dari
uterus. Menarche pada perempuan terjadi pada masa pubertas sekitar dengan 12–14 tahun.
Usia menarche bervariasi pada setiap individu dan wilayah tempat tinggal. Usia menarche
dapat dikatakan normal apabila terjadi pada usia 12–14 tahun (Susanti, 2012).

Wong, et al. (2009) mengatakan bahwa pubertas dibagi atas tiga tahap yaitu :

1. Prapubertas :
Yaitu periode sekitar 2 tahun sebelum pubertas ketika anak pertama kali mengalami
perubahan fisik yang menandakan kematangan seksual.

2. Pubertas :
Merupakan titik pencapaian kematangan seksual, ditandai dengan keluarnya darah
menstruasi pertama kali pada remaja putri sedangkan pada remaja putra indikasi
seksualitasnya kurang jelas.
163
3. Pascapubertas :
Merupakan periode 1 sampai 2 tahun setelah pubertas, ketika pertumbuhan tulang
telah lengkap dan fungsi reproduksinya terbentuk dengan cukup baik. (Wong, et al.
2009) mengatakan bahwa secara umum peristiwa pubertas disebabkan oleh
pengaruh hormon dan dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior (adenohiposis)
sebagai respons terhadap stimulasi dari hipotalamus. Stimulasi gonad memiliki
fungsi ganda, yaitu :
1. Produksi dan pelepasan gamet produksi sperma pada pria dan kematangan serta
pelepasan ovum pada wanita.

2. Sekresi hormon seks yang sesuai, yaitu estrogen dan progesteron dari ovarium
(wanita) dan testosteron dari testis (pria).
Perubahan fisik dan perubahan psikologis pada perempuan dan laki-laki yang
disebabkan oleh pubertas daiantaranya :

1. Perubahan fisik pada perempuan :


a. Payudara
b. Panggul
c. Tumbuh rambut disekitar ketiak dan vagina
d. Mensturasi

2. Perubahan fisik pada laki-laki :


a. Suara membesar
b. Tumbuh rambut disekitar ketiak, atas bibir (kumis), bawah bibir (janggut) dan
sekitar penis
c. Mimpi basah

3. Perubahan psikologis pada perempuan dan laki-laki :


a. Sensitif (mudah tersinggung dan mudah marah)
b. Irasional
c. Stress
d. Takut
e. Ingin mandiri
f. Ekspresif
g. Selalu ingin tahu

Mimpi Basah

Mimpi basah merupakan keluarnya sperma tanpa rangsangan pada saat tidur, dan
umumnya terjadi pada saat mimpi tentang seks.

164
Proses Mimpi Basah :

Testis
memproduksi
sperma tiap hari

Sperma ditampung

Tidak sadar (mimpi


Saat penuh terjadi
basah)

ejakulasi

Tidak sadar (mimpi Sengaja


basah) (masturbasi)

Seputar Mimpi Basah :

Pernyataan Tentang Mimpi basah :

a. Pada umumnya laki-laki akan mengalami mimpi basah ketika pubertas


b. Bila ereksi tidak selalu harus ejakulasi
c. Bila tidak mimpi basah, tidak normal
d. Bila tidak mimpi basah, penis meledak
e. Penis membesar bila ditarik-tarik
f. Yang mimpi basah hanya anak nakal

165
Mensturasi

Mensturasi merupakan proses peluruhan lapisan dalam (endo-metrium) yang


banyak mengandung pembuluh darah dari uterus melalui vagina secara siklik dan
periodik.

Proses Mensturasi :

1. Penebalan dinding rahim

2. Pelepasan
sel telur yang
telah matang,
menunggu
untuk dibuahi

3. Bila tidak dibuahi,


dinding rahim dan
sel telur akan luruh

166
Seputar Mensturasi :

a. Yang haid adalah perempuan kotor


b. Selama haid tidak boleh cuci rambut
c. Jika haid jangan olahraga
d. Jika haid jangan makan yang asam

5. Ciri-ciri Perubahan Kejiwaan Pada Remaja


Perubahan kejiwaan pada masa remaja, berlangsung lebih lambat dibandingkan
perubahan fisik, yang meliputi :

1. Perubahan emosi :
a. Sensitif (mudah menangis, cemas, frustasi dan tertawa)
b. Agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar yang berpengaruh, sehingga
misalnya mudah berkelahi

2. Perkembangan intelegansia :
a. Mampu berfikir abstrak, senang memberi kritik
b. Ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba.
Perilaku ingin mencoba hal-hal yang baru, merupakan hal yang sangat penting
bagi kesehatan reproduksi dalam masa remaja

6. Perilaku Seksual Pada Remaja


Pengertian pacaran : hubungan “romantis” antar dua orang yang berlawanan jenis
kelamin.

167
Mengapa remaja melakukan hubungan seks :
a. Tekanan pasangan
b. Merasa sudah siap melakukan hubungan seks
c. Keinginan dicintai
d. Keingin tahuan tentang seks
e. Keinginan menjadi populer
f. Tidak ingin di ejek masih “perawan”
g. Film, tayangan tv, dan media massa (termasuk internet) menampakkan bahwa
normal bagi remaja untuk melakukan hubungan seks
h. Tekanan dari seseorang untuk melakukan hubungan seks

Faktor yang paling mempengaruhi remaja melakukan hubungan seksual :


a. Punya pacar
b. Punya teman yang “setuju” dengan hubungan seks pra nikah
c. Punya teman “yang mempengaruhi atau mendorong” utk melakukan seks pra
nikah

7. Permasalah Kesehatan Reproduksi Pada Remaja


Beberapa permasalah kesehatan reproduksi yang dapat terjadi pada remaja diantaranya :

1. KTD
Pengertian :
Suatu kehamilan yang karena suatu sebab maka keberadaannya tidak di inginkan oleh
salah satu atau kedau orang tua bayi tersebut (kehamilan yang tidak diinginkan)

Sebab :
a. Pengetahuan tentang seks minim
b. Tidak menggunakan alat kontrasepsi
c. Alat kontrasepsi gagal
d. Pemerkosaan

Kerugian dan bahaya KTD pada remaja :


a. Remaja jadi putus sekolah
b. Kehilangan kesempatan meniti karir
c. Menjadi orang tua tunggal dan pernikahan dini yang tidak terencana
d. Kualitas dalam beraaptasi secara psikologis (sulit mengharapkan adanya perasaan
kasih sayang)
e. Kualitas beradaptasi menjadi orangtua (tidak bisa mengurus kehamilan dan
bayinya)
f. Perilaku yang tidak efektif (stress dan konflik)
g. Kesulitan beradaptasi dengan pasangan
h. Mengakhiri kehamilannya -> aborsi ilegal -> kematian dan kesakitan ibu

168
Dampak :
a. Fisik : Pertumbuhan fisik belum selesai
b. Psikologis : Tidak siap mendidik dan mengasuh anak
c. Sosial Ekonomi : Tidak siap membiayai segala kebutuhan anak

2. Aborsi
Pengertian :
Berakhirnya kehamilan sebelum dua puluh minggu (20 minggu)

Alasan :
a. Mau terus sekolah
b. Takut orang tua
c. Ekonomi belum siap
d. Tidak mencintai yang menghamili
e. Pemerkosaan (bingung dengan status anaknya nanti)

Dampak aborsi tidak aman :


a. Pendarahan
b. Infeksi alat reproduksi
c. Rubtur uterus (robek rahim)
d. Fistula genetalia

Pesan :
Informasi mengenai aborsi tidak dimaksudkan untuk mempromosikan layanan aborsi,
tetapi agar remaja mengerti bahaya yang diakibatkan tindakan aborsi

3. IMS
Jenis / contoh :
a. Gonore (kencing nanah)
b. Sifilis (Raja singa)
c. Herpes Genitalis
d. Trikomonas Vaginalis
e. Chancroid
f. Klamidia
g. Condiloma Akuminata
h. Candidianis
i. Kutu Pubis
j. Hepatitis B
k. HIV/AIDS

Pencegahan :
a. Tidak ber-HUS
b. Ber-HUS yang sehat

169
c. Tidak berganti-ganti pasangan
d. Menggunakan kondom
e. Periksa ke dokter bila ada gejala mencurigakan

Pengobatan :
a. IMS ada yang bisa disembuhkan
b. Pengobatan oleh dokter
c. Jangan mengobati sendiri

4. HIV/AIDS
HIV banyak terdapat pada : darah, cairan sperma dan cairan vagina
HIV sedikit terdapat pada : air liur, air mata, keringat dan ASI
HIV tidak dapat hidup : diluar tubuh manusia dan pada temperatur > 60C

HIV/AIDS menular melalui :


a. Menggunakan satu jarum suntik secara bergantian atau menggunakan jarum bekas
b. Hubungan seks secara berganti-gantian pasangan tanpa kondom
c. Dari ibu ke anak melalui kelahiran
d. Dari ibu ke anak melalui air susu ibu
e. Transfusi darah dari donor HIV/AIDS
f. Bayi dari ibu penderita HIV/AIDS
g. Hubungan seks dengan partner HIV/AIDS

Tahapan perjalanan HIV/AIDS :

170
Gejala Klinis Pada Stadium AIDS :

8. Kebijakan Program dan Strategi Kesehatan Reproduksi


1. Kebijakan
A. Kebijakan yang seharusnya dilakukan :
a. Pemenuhan hak
Remaja diberi akses maksimal dalam hal :
1. Informasi :
Kesehatan, termasuk kesehatan reproduksi (seksualitas, HIV/AIDS dan
NAPZA)
2. Pelayanan :
a. Layanan kesehatan terpadu, yang ramah remaja (youth friendly)
b. Pendidikan keterampilan hidup (life skill education)
b. Dukungan stakeholder
1. Pengakuan adanya masalah KRR
2. Pendidikan publik melalui kerjasama antara pemerintah dengan media massa
3. KRR masuk dalam Program Pembangunan Nasional dan Daerah
4. Koordinasi lintas sektor untuk kebijakan (KPA/KPAD, BNN/BNP, DIKNAS,
DEPKES, DEPAG, DEPSOS, BKKBN, LSM)
5. Pelayanan KRR yang terintegrasi: hubungan personal, nilai moral, tanggung
jawab dan kesetaraan gender

171
B. Kebijakan yang saat ini dilakukan :

2. Program :
a. Program berbasis sekolah

172
b. Pusat Informasi dan Konsultasi Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR)

c. Pemberdayaan Masyarakat
Pemerintah memberda-yakan kelompok dalam masyarakat yang peduli kesehatan
reproduksi remaja (LSM, kelompok masyarakat madani, dll)

d. Informasi KRR melalui media massa

3. Strategi
a. Remaja dilibatkan dalam program mulai perencanaan sampai evaluasi
b. Program dikembangkan sesuai dengan kondisi masing-masing daerah
c. Tokoh masyarakat, tokoh agama dan orangtua dilibatkan dalam pengembangan
program
d. Pengembangan program melalui pendekatan lintas sektoral
e. Program disesuaikan dengan karakteristik kelompok sasaran (usia, jenis
kelamin, wilayah, dll)

173
LEAFLET KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

174
175
PPT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

176
Lampiran 3. Hasil Analisis SPSS

GIZI BALITA

Frequency Table

JENIS KELAMIN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid PR 13 100.0 100.0 100.0

USIA

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 17-25 TAHUN 8 61.5 61.5 61.5

26-35 TAHUN 5 38.5 38.5 100.0

Total 13 100.0 100.0

PENDIDIKAN TERAKHIR

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SMP 2 15.4 15.4 15.4

SMA 10 76.9 76.9 92.3

PERGURUAN TINGGI 1 7.7 7.7 100.0

177
Total 13 100.0 100.0

PEKERJAAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid IBU RUMAH TANGGA 13 100.0 100.0 100.0

JUMLAH ANAK

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1-2 ANAK 9 69.2 69.2 69.2

3-4 ANAK 4 30.8 30.8 100.0

Total 13 100.0 100.0

USIA ANAK

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1-3 TAHUN 8 61.5 61.5 61.5

4-5 TAHUN 5 38.5 38.5 100.0

Total 13 100.0 100.0

178
RIWAYAT GIZI BURUK

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid TIDAK 13 100.0 100.0 100.0

MENDAPAT PENYULUHAN GIZI

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid YA 4 30.8 30.8 30.8

TIDAK 9 69.2 69.2 100.0

Total 13 100.0 100.0

179
Pie Chart

180
181
182
183
Statistics

TINGKAT
PENGETAHUA TINGKAT
N SIKAP

N Valid 13 13

Missing 0 0

184
Frequency Table

TINGKAT PENGETAHUAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid CUKUP 6 46.2 46.2 46.2

KURANG 7 53.8 53.8 100.0

Total 13 100.0 100.0

TINGKAT SIKAP

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid POSITIF 5 38.5 38.5 38.5

NEGATIF 8 61.5 61.5 100.0

Total 13 100.0 100.0

185
Pie Chart

186
187

Anda mungkin juga menyukai