Dosen Pembimbing :
Dr. Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS
Oleh :
KELOMPOK 5
Dosen Pembimbing,
2
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas kemurahan-Nya
Puskesmas Medan Tuntungan pada tanggal 19 April s/d 02 Mei 2021 berjalan dengan baik dan
lancar. Adapun laporan praktik ini sebagai laporan hasil akhir dari praktik lapangan yang sudah
dilakukan kepada masyarakat di wilayah binaan. Kelompok mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing Stase Keperawatan Komunitas II yakni Ibu Dr. Siti Zahara Nasution, S.Kp.,
MNS atas bimbingan dan arahan selama mengikuti proses praktik lapangan di puskesmas.
Kelompok berharap dengan adanya laporan akhir ini bisa dijadikan sebagai sumber
masalah kesehatan yang sering terjadi di lingkungan masyarakat, memberi informasi metode
pengkajian yang tepat kepada masyarakat, dan sebagai referensi untuk pembelajaran bersama.
Kelompok menerima saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk laporan ini
agar lebih baik. Demikian laporan ini disusun, semoga pembaca mendapat ilmu yang
Kelompok 5
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak mendasar yang dimiliki oleh setiap warga Negara yang berada
di Indonesia dan setiap lapisan masyarakat memiliki hak yang sama dalam menerima pelayanan
kesehatan dari instansi yang memberikan ( Sanah, 2017). Pelayanan kesehatan Puskesmas (Pusat
Kesehatan Masyarakat) adalah bagian dari ruang publik yang menjadi pusat pelayanan medis.
Dalam Undang- undang puskesmas menjadi tempat dilakukannya skrining dan pusat
pengembangan kesadaran akan kesehatan yang artinya puskesmas memungkinkan menjadi ruang
bagi individu dan masyarkat untuk berpartisipasi dalam proses pelayanan kesehatan ( Marufi,
2015).
Menurut Depkes RI (2004), Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kesehatan (Sanah, 2017). Di Indonesia puskesmas merupakan tulang punggung
pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan pemerintah
kepada masyarakat tidak lepas dari peran puskesmasyang memberikan pelayanan yang
menyeluruh meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), promotif
(peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan) ( Sanah, 2017).
4
petugas kesehatan puskesmas sehingga pasien masih harus menunggu lama dalam menerima
pelayanan.
1.2 Tujuan
b. Mengetahui pelaksanaan peran dan fungsi Puskesmas dan jaringannya dalam memberikan
pelayanan kesehatan dasar serta permasalahan yang dihadapi;
5
BAB 2
KONSEP PUSKESMAS
Dalam regulasi dan kebijakan tentang Puskesmas, ditetapkan bahwa tugas pokok dan
fungsi Puskesmas mencakup empat hal menurut (PerMenKes No. 75, 2014) yaitu :
1. Paradigma Sehat
2. Pertanggungjawaban wilayah
9
3. Kemandirian masyarakat;
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
4. Pemerataan
10
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota di wilayah
kerjanya.
a) Struktrur Organisasi
Struktur organisasi puskesmas bergantung dari kegiatan dan bebas tuas masing-masing
puskesmas. Penyusunan struktur organisasi di satu kabupaten/kota dilakukan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah.sebagai
acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut:
11
a. Kepala Puskesmas
b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas dalam pengelolaan:
3. Keuangan
b) Kriteria Personalia
Kriteria personalia adalah penanggung jawab pembangunan kesehatan di tingkat
Kwcamatan. Sesuai dengan tanggung jawab tersebut dan besarnya peran kepala Puskesmas
dalam Penyelengaraan pembangunan kesehatan di tingkat Kecamatan maka jabatan kepala
Puskesmas adalah jabatan struktural eselon IV.
12
b) Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Puskesmas ialah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/ kota. Dengan
demikian, Puskesmas bertanggung Jwab kepada Dinas Kesehatan Kabupaten begitu pula
sebaliknya.
c) Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan Strata pertama yang dikelola oleh lembaga
masyarakat dan swasta, Puskesmas menjalin kerja sama termasuk penyelengaraan
rujukan dan memantau kegiatan yang diselenggarakan. Sedangkan sebagai pembina
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, Puskesmas melaksanakan bimbingan
teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan. Contohnya : Psyandu, Poskeskel,
dll.
d) Dengan Lintas Sektor
Tanggung jawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang dibebabnkan oleh dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
e) Dengan Masyarakat
Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan wilayah
kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagai objek dan
subjek pembangunan.
bekerja secara senergik, sehingga menghasilkan keluaran yang efisien dan efektif. Manajemen
puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta pengawasan, dan
pertanggungjawaban. Seluruh kegiatan diatas merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan
13
1. Perencanaan Puskesmas
yang akan datang setelah dibahas bersama dengan Badan Penyantun Puskesmas
(BPP). Setelah mendapat kejelasan dana alokasi kegiatan yang tersedia selanjutnya
2. Penggerakkan Pelaksanaan
dari :
14
1. Lokakarya mini bulanan adalah alat untuk penggerakan pelaksanaan kegiatan
Penyantun Puskesmas atau badan sejenis dan mitra yang lain puskesmas
1. Individu
rawan (vulnerable group). Sasaran individu dapat merupakan titik awal (entry point)
15
2. Keluarga
kesehatan.
3. Kelompok
4. Kelompok rawan yanmg tidak terikat dalam institusi contohnya: karang wreda,
4. Masyarakat
Wilayah kerja puskesmas, bisa kecamatan, faktor kepadatan penduduk, luas daerah,
keadaan geografi, dan keadaan infrastruktur lainnya. Untuk kota besar wilayah kerja
puskesmas rujukan yang berfungsi sebagai pusat rujukan dari puskesmas kelurahan yang
juga mempunyai fungsi koordinasi. Sasaran penduduk yang dilaksanakan oleh sebuah
16
puskesmas rata-rata 30.000 penduduk/luas wilayah yang masih efektif untuk sebuah
puskesmas disebuah pedesaan adalah suatu area dengan jari-jari 5km, sedangkan luas
wilayah kerja yang dipandang optimal adalah area dengan jari-jari 3 km.
Peran atau tugas dan tanggung jawab perawat dipuskesmas biasanya sudah
ditentukan oleh kepala puskesmas. Adapun rincian peran/tugas perawat antara lain:
5. Berperan serta dalam kegiatan studi epidemologi serta kesehatan masyarakat lainnya.
6. Bersama anggota tim dan organisasi profesi lainnya secara aktif terkoordinir, terlibat
pelayanan kesehatan
17
BAB 3
18
3.1.1 Program Pokok Puskesmas Medan Tuntungan
19
Menurut tingkatnya Posyandu dibagi 4 strata :
1. Pratama, kegiatan Posyandu strata ini belum mantap dan belum teratur tiap bulannya,
juga terbatas jumlah kader.
2. Madya, kegiatan Posyandu strata ini 8 kali dalam setahun, mempunyai kader sebanyak 5
orang dengan cakupan yang masih rendah dengan adanya dana sehat.
3. Purnama, kegiatan Posyandu strata ini lebih dari delapan kali dalam setahun dengan
kader lebih dari 5 orang dengan cakupan baik dan telah memiliki dana sehat.
4. Mandiri, kegiatan Posyandu strata ini sebanyak dua belas kali dalam setahun jumlah
kader lebih dari 5 orang, cakupan baik dan dana sehat sudah tersedia untuk lebih dari 50
% KK.
Pelayanan Posyandu dilakukan dengan pola 5 meja, yaitu :
Meja I : Pendaftaran
Meja II : Penimbangan Bayi dan Balita
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan
1. Mengenai Balita berdasarkan hasil penimbangagan berat badan yang
diikuti pemberian makanan, oralit dan Vitamin dosis tinggi
2. Mengenai gizi, kesehatan diri, perawatan payudara, ASI ekslusif dan
P2P terhadap ibu hamil dan menyusui
3. Menjadi peserta KB lestari, pemberian kondom, pil ulangan atau tablet
busa.
Meja V : Pelayanan tenaga kerja profesional meliputi KIA, KB, Imunisasi dan
pengobatan pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan setempat.
B. Keluarga Berencana
Pengertian
Keluarga Berencana adalah penggunaan cara-cara mengatur kesuburan agar
menjarangkan kelahiran selanjutnya untuk mencapai tujuan tertentu.
Sasaran
Pasangan usia subur, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Tujuan
Menaikkan kesehatan melalui upaya menjarangkan kelahiran dalam kelembagan
NKKBS.
Kegiatan
Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha usaha terpadu.
emberikan layanan kotrasepsi pada akseptor KB dalam bentuk Intra Uterine Device
(IUD), pil, kondom, suntikan, kontrasepsi mantap (KONTAP) dan susuk.
Menerima akseptor dan calolon akseptor yang dirurujuk dari pos-pos KB dan Posyandu.
Melayani konsultasi kemandulan dan konsultasi KONTAP.
Membuat laporan kegiatan KB bulanan, triwulan, dan tahunan.
Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha-usaha terpadu.
22
3.1.1.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Permasalahan gizi di Indonesia merupakan masalah yang cukup berat dan komplit. Pada
hakekatnya disebabkan keadaan ekonomi yang kurang dan kurangnya pengetahuan tentang nilai
gizi dari makanan yang ada. Penyakit - penyakit karena kurangnya gizi di Indonesia adalah
defisiensi protein kalori, defisiensi Vitamin A, dan defisiensi yodium.
Beberapa Kegiatan Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat adalah :
1. Mendata jumlah balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas
2. Melakukan survey terhadap keadaan gizi masyarakat terutama gizi masyarakat.
3. Melaksanakan pemberian vitamin A dosis tinggi untuk mencegah defisiensi.
Vitamin A pada balita juga diberikan pada ibu nifas. Vitamin A yang diberikan pada bulan
februari dan Agustus setiap tahunnya yaitu :
Pada umur bayi umur 6 bualan s/d 11 bulan diberikan vitamin A dengan dosis 100.000 IU
(kapsul biru).
Pada bayi umur 12 bulan s/d 5 tahun diberikan vitamin A dengan dosisi 200.000 IU (
Kapsul Merah).
4. Memberikan tablet penambah darah untuk mencegah dan mengobati anemia pada ibu
hamil dan menyusui.
5. Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan dengan
menanam sayuran dan buahan serta memelihara ternak terutama unggas.
Sasaran Imunisasi
Yang menjadi sasaran imunisasi adalah bayi, balita, dan anak sekolah.
Tujuan Imunisasi
Mencegah angka kesakitan dan angka kematian
Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil, dan pencegahan penyakit.
23
Jenis – jenis Imunisasi
1. BCG
a. Yang berguna untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit TB pada anak.
b. Cara pemberian, diberikan pada bayi umur 2-11 bulan, diberikan sekali.
c. Lokasi pemberian, pada lengan kanan atas dengan injeksi intrakutan, dosis 0,5 ml.
2. DPT
a. Yang berguna untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, dan Tetanus
b. Cara pemberian, diberikan pada umur 2- 11 bulan, diberikan kali interval 4 minggu.
c. Lokasi pemberian, pada paha bagian luar dengan injeksi intramuskular, dosis 0,5 ml.
3. Polio
a. Yang berguna untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Polio.
b. Cara pemberian, diberikan pada umur 0- 11 bulan, diberikan 4 kali.
c. Diberikan dengan dosis 2 tetes per oral.
4. Campak
a. Yang berguna untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
b. Cara memberian, diberikan pada umur 9-11 bulan, diberikan 1 kali.
c. Lokasi pemberian pada lengan kiri dengan injeksi subkutan, dosis 0,5 ml.
5. Toxoid Tetanus
a. Yang berguna untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus.
b. Cara pemberian, diberikan pada murid V SD, diberikan 2 kali dengan interval 4 minggu,
dengan injeksi subkutan.
6. Hepatitis B
a. Yang berguna untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B.
b. Cara pemberian, diberikan pada umur 2-11 bulan, diberikan kali interval 4 minggu.
c. Lokasi pemberian, pada paha bagian luar dengan injeksi intramuskular, dosis 0,5 ml.
25
3.1.1.6 Upaya Pengobatan
Dalam usaha pengobatan penderita tidaklah diobati secara kuratif melainkan juga
memberikan pengertian tentang prefentif terhahadap penyakit. Di Puskesmas Amplas
dilaksanakan pengobatan gratis untuk menolong penderita gawat darurat baik tindakan dasar
bagi pasien rawat jalan dan operasi terbatas maupun rawat inap sementara seperti kecelakaan lalu
lintas, persalinan, dan lain- lain.Pemeriksaan kesehatan masyarakat Puskesmas, kegiatan yang
dilakukan meliputi:
Pemeriksaan mendiagnosa penyakit dan memberikan obat melalui apotik yang ada di
puskesmas
Penyuluhan kepada pasien pada saat dilakukan pemeriksaan
Mengirim penderita yang tidak mampu dan melanjutkan pengobatan setelah penderita
dikembalikan
26
3.1.2 Program Pengembangan Puskesmas Medan Tuntungan
3.1.2.1 Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Pengertian
Usaha Kesehatan Sekolah UKS adalah wadah belajar untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di
sekolah maupun perguruan agama.
Tujuan
Menciptakan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka
pembentukan manusia seutuhnya. Kegiatan UKS di Puskesmas Amplas antara lain :
Mendata jumlah sekolah dan murid sekolah
Melakukan pemeriksaan berkala ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas.
Memberikan pendidikan kesehatan melalui kegiatan intra atau ekstra kurikuler misalnya
pelatihan dokter kecil dan dokter remaja.
Memberikan pelatihan Guru UKS serta pembinaan
Melaksanakan penyuluhan kesehatan pribadi, kesehatan gigi, kesehatan lingkungan, P2M,
imunisasi, P3K, dll
Membuat rencana kerja bulanan dan membuat laporan kerja bulanan, triwulan dan tahunan.
Kegiatan UKS di tingkat Sekolah Dasar
1. Penyuluhan mengenai :
a. Cuci tangan yang benar
b. Perilaku hidup bersih dan sehat
c. Pertolongan pertama Pada kecelakaan
d. Pemberantasan Penyakit menular
2. Pembentukan dokter kecil
4. Lau Cih : 87 Ha
3.2.2 Data Geografis
5. Sido Mulio : 82,3 Ha
- Luas Wilayah : 806,3 Ha
- Luas Kecamatan : 1. 911,3 Ha 6. Ladang Bambu : 135 Ha
30
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
31
3.2.4 Data Kesehatan
1) Sasaran Pemerintah
- Jumlah Bayi :517
- Jumlah Balita : 2202
- Jumlah Bumil : 542
- Jumlah Buteki/Bufas : 551
- Jumlah PUS : 4.241
- Jumlah Usila : 2. 083
- Jumlah Murid SMA : 2,064
- Jumlah Murid SMP : 1.354
- Jumlah Murid SD : 2.656
- Jumlah Murid TK : 198
2) Sasaran Kesehatan
RS. Pemerintah :1
RS. Swasta :-
Rs. Khusus/ RSIA :1
Balai Pengobatan :4
Rumah Bersalin :4
Laboratorium :-
Apotik :6
Optik :3
Puskesmas Pembantu :2
Toko Obat Berizin :1
Praktek DR. Umum Swasta : 4
Praktek Drg. Swasta :2
Praktek Bidan Swasta :2
Batra : Oukup :2
Dukun Patah :2
Pos Kesehatan :6
32
b. Sasaran Pendukung Kesehatan :
Jumlah Posyandu Balita : 15
Jumlah Posyandu Lansia :6
Jumlah Posyandu Bumil :6
33
3.2.7 Data-data Sumber Daya Manusia
34
3.2.8.2 Fasilitas Administrasi
Perlengkapan yang dimiliki oleh Puskesmas Medan Tuntungan dalam menjalankan
peranannya agar terlaksananya laporan administrsi antara lain : meja, kursi, lemari arsip,
komputer, kartu berobat pasien, buku catatan arsip, kartu laporan, formulir kegiatan la pangan,
buku laporan kegiatan, kartu KIA/KB, buku bendahara, dan papan tulis.
35
Alur berobat di Puskesmas Medan Tuntungan
36
BAB 4
PEMBAHASAN
Pandemi Covid-19 saat ini tidak menjadi hambatan bagi Mahasiswa Profesi Ners
Fakultas Keperawatan USU untuk melaksanakn Asuhan Keperawatan Komunitas yang
mendukug program Puskesmas Medan Tuntungan. Mahasiswa-mahasiswi Profesi Ners Fakultas
Keperawatan USU memulai kegiatan komunitas dengan melakukan survei keperawatan
komunitas pada tanggal 19 April – 21 April 2021 yakni dengan Penyebaran Instrumen atau
Kuesioner Observasi, Wawancara dan Studi Literatur.
Hasil survei yang dilakukan melalui wawancara dan observasi dan Studi Literatur di
secara umum didapatkan gambaran Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan berdasarkan
format survei adalah sebagai berikut:
Denah lokasi wilayah binaan mahasiswa yaitu di daerah Wilayah Kerja Puskesmas
Medan Tuntungan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan terdapat puskesmas pembantu yang
merupakan fasilitas kesehatan bagi masyarakat.
Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan terdapat beberapa sekolah seperti TK,
SD,SMP dan SMA sebagai fasilitas pendidikan bagi masyarakat.
Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan terdapat beberapa media edukasi
pencegahan covid-19 dalam bentuk baliho, spanduk, poster, stiker dan lainnya sebagai
fasilitas upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan
penularan covid-19.
Pada tahap pengkajian, kami melakukan studi literatur untuk mencari informasi terkait
program-program dari Puskesmas Medan Tuntungan dan kami memfokuskan kepada beberapa
program kerja yakni Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M),
Program Kesehatan Ibu dan Anak serta KB yang Berfokus Pada program KB, dan Upaya
Pembinaan Pengobatan Tradisional yang berfokus pada Pelayanan BATRA (Obat Tradisional)
atau Tanaman Obat Keluarga (TOGA).
37
Selain itu, untuk data UKS dan Posyandu dilakukan penyusunan angket yang diisi oleh
26 Kepala Keluarga, dimana melalui angket tersebut akan diperoleh informasi tentang masalah
kesehatan yang ada di keluarga responden masing-masing. Kemudian dilakukan penyebaran
angket kepada responden dan penggumpulan angket langsung diperiksa untuk melihat
kelengkapan dari angket yang telah diisi. Setelah angket terkumpul, dilakukan tabulasi data
melalui proses komputerisasi kemudian data disajikan dalam bentuk diagram untuk selanjutnya
dianalisa.
Disamping itu pada tahap ini juga dilakukan observasi lingkungan di wilayah binaan serta
wawancara untuk mendapatkan informai yang valid dan detail. Sehingga data tersebut dapat
menjadi data tambahan atau data pendukung yang digunakan dalam tahap pengkajian.
4.1 Pengkajian
4.1.1 Program Pokok Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) :
Pencegahan & Pemberantasan Covid-19.
Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari orang atau hewan
yang sakit, dari reservoir ataupun benda-benda yang mengandung bibit penyakit lainnya ke
manusia yang sehat. P2M bertujuan untuk mencegah terjadinya penularan dan penyebarluasan
penyakit menular di masyarakat.
a. Data Pengkajian
- Data pasien terkait Covid-19 di Kecamatan Medan Tuntungan pertanggal 20 April 2021 :
- Terdapat beberapa media edukasi seperti poster dan spanduk tentang Covid-19 di sekitar area
Puskesmas Medan Tuntungan.
- Terdapat tempat cuci tangan umum di sekitar area Puskesmas Medan Tuntungan.
38
- Terdapat peraturan wajib memakai masker saat memasuki area di sekitar area Puskesmas
Medan Tuntungan.
- Puskesmas bekerja sama dengan Pemko Medan dalam melakukan disinfeksi di sekitar kawasan
Medan Tuntungan.
- Puskesmas bekerja sama dengan Kecamatan dalam melakukan sosialisasi terkait Covid-19.
- Masih banyak masyarakat yang tidak mencuci tangan setelah memegang benda.
- Masih banyak masyarakat yang tidak menjaga jarak dengan lanjut usia.
- Masih banyak masyarakat yang menghadiri acara yang mengundang banyak orang.
- Masih banyak masyarakat yang memakai fasilitas umum dan tempat umum.
b. Analisa Data :
Berdasarkan pengkajian ditemukan bahwa data pasien terkait Covid-19 di Kecamatan Medan
Tuntungan pertanggal 20 April 2021, jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 (+) berjumlah 1017
orang (Sembuh : 940 orang, Meninggal : 25 orang, Rawat : 52 orang) dan pasien suspek Covid-
19 berjumlah 1330 orang (Pulang : 1272 orang, Rawat : 20 orang, Meninggal : 28 orang). Di
Puskesmas Medan Tuntungan terdapat beberapa media edukasi seperti poster dan spanduk
tentang Covid-19, terdapat tempat cuci tangan umum dan terdapat peraturan wajib memakai
masker saat memasuki area Puskesmas. Puskesmas telah melakukan beberapa program terkait
pencegahan Covid-19 diantaranya adalah bekerja sama dengan Pemko Medan dalam melakukan
disinfeksi di sekitar kawasan Medan Tuntungan, Puskesmas bekerja sama dengan Kecamatan
Medan Tuntungan dalam melakukan sosialisasi terkait Covid-19, mengadakan sosialisasi dan
monitoring pelaksanaan adaptasi kebiasaan baru dan mengadakan pembagian masker kepada
39
masyarakat. Dari hasil observasi ditemukan bahwa masih banyak masyarakat disekitar
Puskesmas yang tidak memakai masker di tempat umum, tidak mencuci tangan setelah
memegang benda, tidak menjaga jarak di tempat umum, tidak menjaga jarak dengan lanjut usia,
masih banyak masyarakat yang menghadiri acara yang mengundang banyak orang dan banyak
masyarakat yang memakai fasilitas umum dan tempat umum.
4.1.2 Program Pokok Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Serta KB : Keluarga Berencana
- Jumlah penduduk di wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan Kota Medan adalah
30.437 penduduk dengan rincian sebagai berikut :
- Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan, Kota
Medan Adalah 4.241.
- Data yang ada di Puskesmas Medan Tuntungan cakupan peserta KB aktif sebagai berikut
: IUD (Intra Uterine Device) 344, Metode Operasi Pria (MOP) 18, Metode Operasi
Wanita (MOW) 180, Implant 318, suntik 1.116, Kondom 70, Pil 592, total 2.638
(62,2%), dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 4.241orang.
40
- Terdapat sebanyak 1.603 (37,8%) PUS (Pasangan Usia Subur) yang belum menjadi
peserta KB aktif
- Puskesmas Medan Tuntungan sudah memiliki sarana dan prasarana yang cukup
mendukung seperti ketersediaan alat kontrasepsi seperti pil, IUD, suntik, kondom, dan
implant. Alat kontrasepsi implant belum memadai karena sering terjadi kekosongan
implant, karena peminat untuk menggunakan implant ini sangat banyak. WUS (Wanita
Usia Subur) lebih nyaman memakai implant dibandingkan alat kontrasepsi yang lainya.
IUD juga banyak tapi tidak sebanyak implant.
- Salah satu faktor calon akseptor tidak jadi menggunakan KB adalah jarak dari tempat ia
tinggal ke Puskesmas cukup jauh dan tidak memiliki kendaraan pribadi dan angkutan
kota (angkot) tidak melintasi di daerahnya. Maka dari itu pencapaian MKJP (Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang) di Puskesmas Tuntungan termasuk sangat rendah.
- Terdapat layanan konsultasi tentang KB di Puskesmas Medan Tuntungan
- Terdapat PUS (Pasangan Usia Subur) yang belum terpapar informasi mengenai KB
- Masih terdapat PUS (Pasangan Usia Subur) yang memiliki lebih dari 2 anak
- Terdapat upaya Puskesmas untuk melakukan penyuluhan tentang KB kepada pasangan
usia subur di wilayah kerja dengan jadwal yang tidak tertentu.
- Program KB di Puskesmas Medan Tuntungan bekerja sama dengan Dinas PPKB
(Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana) Kota Medan sehingga yang
mengadakan obat/alat kontrasepsi hanya dari PPKB.
b. Analisa Data
Berdasarkan Literature Review yang telah kami lakukan didapatkan data bahwa terdapat
sebanyak jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan
sebanyak 4.241 dan terdapat sebanyak 1.603 (37,8%) PUS yang belum menjadi peserta KB aktif
di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan. Program KB di Puskesmas Medan Tuntungan
bekerja sama dengan Dinas PPKB (Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana) Kota
Medan sehingga yang mengadakan obat/alat kontrasepsi hanya dari Dinas PPKB Kota Medan.
Kegiatan lain yang dilakukan oleh Puskesmas yaitu memberikan konseling dan penyuluhan
kepada PUS diwilayah kerja Puskesmas Tuntungan dengan jadwal yang tidak tertentu, namun
masih terdapat PUS (Pasangan Usia Subur) yang belum terpapar informasi mengenai KB dan
41
masih terdapat PUS (Pasangan Usia Subur) yang memiliki lebih dari 2 anak. Di Puskesmas
Medan Tuntungan juga Terdapat layanan konsultasi tentang KB. Infomasi lain yang kami
dapatkan bahwa salah satu faktor calon akseptor tidak jadi menggunakan KB adalah jarak dari
tempat ia tinggal ke Puskesmas cukup jauh dan tidak memiliki kendaraan pribadi dan angkutan
kota (angkot) tidak melintasi di daerahnya. Sehingga sangat penting dilakukan konseling dan
penyuluhan tentang KB yang lebih lanjut dan kontinu agar target dan sasaran dari Program KIA
dan KB tertutama KB dapat tercapai dengan maksimal.
a. Data Pengkajian :
42
b. Analisa Data :
Berdasarkan pengkajian yang didapatkan dari Kepala Camat Medan Tuntungan (Gelora
Ginting) dalam artikel, ditemukan bahwa masih banyaknya lahan milik pemerintah kota
Medan yang kosong sekitar 8 Ha dan tidak dipergunakan atau dikelola dengan baik.
Puskesmas Medan Tuntungan sendiri telah melakukan upaya untuk menciptakan lingkungan
hidup dengan memanfaatkan lahan/pekarangan sebagai alternatif untuk penanaman obat
Tradisional. Puskesmas juga telah mengembangkan pembinaan lingkungan terkait dengan
pengobatan tradisional, seperti pelayanan BATRA (Obat Tradisional) dengan membuat
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di taman. Selain itu Puskesmas sudah melaksanakan
penyuluhan tentang manfaat lingkungan sebagai bahan untuk menanam TOGA (Tanaman
Obat keluarga). Media pendukung juga sudah dibuat untuk memaksimalkan edukasi terkait
dengan pemeliharaan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) melalui poster dan juga leaflet.
Namun dari hasil observasi, minimnya tanaman obat yang ditemukan dipekarangan sekitar
rumah warga di kecamatan Medan Tuntungan, menjadi dasar bahwa masih banyaknya
keluarga yang belum menggunakan bahan tradisional sebagai Bahan Tanaman Obat Keluarga
(TOGA). Selain itu, belum adanya ditemukan penelitian ataupun artikel terkait dengan
perkembangan keluarga yang sudah menggunakan atau menerapkan program Pelayanan
BATRA yang diberikan oleh Puskesmas Medan Tuntungan.
a. Data Pengkajian
Diagram 1
Proporsi Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
23.1%
76.9%
43
Perempuan Laki-laki
Analisa :
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, persentase remaja berjenis kelamin perempuan yaitu
76.9% dan laki-laki berjumlah 23.1%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas remaja berjenis
kelamin perempuan.
Diagram 2
Proporsi Remaja Berdasarkan Usia
Analisa:
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, persentase remaja berusia 16-17 tahun yaitu sebanyak
53.8% dan remaja berusia 14-15 tahun sebanyak 46.2%. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas
remaja berada di usia tahap remaja akhir.
44
Diagram 3
Proporsi Remaja Berdasarkan Urutan Kelahiran
Analisa :
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, persentase remaja berdasarkan urutan kelahiran yaitu
76.9% adalah anak ke 1-2 dan anak ke 3-4 berjumlah 23.1%. Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas remaja adalah anak paling besar di keluarganya.
Diagram 4
Proporsi Remaja Berdasarkan Jumlah Saudara
45
Analisa :
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, persentase remaja berdasarkan urutan kelahiran yaitu
76.9% memiliki jumlah saudara 1-2 orang dan yang memiliki jumlah saudara 3-4 orang
sebanyak 23.1%. Hal ini menunjukkan pentingnya mempertimbangkan edukasi dan intervensi
yang tepat yang harus diberikan mengingat banyaknya tanggungan dalam keluarga.
Diagram 5
Proporsi Remaja yang Mengalami Menstruasi
Analisa :
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, persentase remaja berdasarkan yang mengalami
menstruasi, sebanyak 76.9% remaja telah menstruasi dan remaja yang tidak mengalami
menstruasi sebanyak 23.1%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas remaja telah mengalami
menstruasi karena jumlah responden remaja perempuan lebih banyak dari pada responden laki-
laki. Karena mayoritas remaja telah mengalami menstruasi, sangat penting untuk diberikan
penyuluhan tentang kesehatan reproduksi.
46
Diagram 6
Proporsi Remaja yang Mengalami Mimpi Basah
Analisa :
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, persentase remaja berdasarkan yang mengalami mimpi
basah yaitu sebanyak 76.9% remaja tidak mimpi basah (perempuan), dan remaja yang telah
mimpi basah sebanyak 23.1%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak mimpi
basah karena jumlah responden didominasi oleh perempuan.
Diagram 7
Proporsi Remaja berdasarkan Informasi Kesehatan Reproduksi
47
Analisa :
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, 76.9 % belum pernah mendapatkan informasi tentang
kesehatan reproduksi, 7.7% pernah dari orang tua, 7.7% pernah dari teman dan 7.7% pernah dari
majalah/buku/koran. Hal ini menunjukkan bahwa sangat penting diberikan informasi kepada
remaja tentang kesehatan reproduksi.
Diagram 8
Proporsi Remaja Berdasarkan Agama
Agama
7.7%
7.7%
84.6%
Analisa :
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, 84.6% beragama islam, 7.7% beragama protestan dan
7.7% beragama katolik. Hal ini menunjukkan perlu untuk mempertimbangkan aspek spiritual
yang dianut masyarakat ketika memberikan intervensi.
48
Diagram 9
Proporsi Remaja Berdasarkan Pendidikan Ayah
Analisa :
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, 84.6% Ayah dari remaja berpendidikan SMA, 7.7%
berpendidikan SMP dan 7.7% berpendidikan D3/S1/S2/S3. Hal ini menunjukkan perlu untuk
diberikannya tindakan keperawatan berupa penyuluhan kesehatan untuk semua remaja
Diagram 10
Proporsi Remaja Berdasarkan Pendidikan Ibu
49
Analisa :
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, 84.6%. Ibu dari remaja berpendidikan SMA, 7.7%
berpendidikan SMP dan 7.7% berpendidikan D3/S1/S2/S3. Hal ini menunjukkan perlu untuk
diberikannya tindakan keperawatan berupa penyuluhan kesehatan untuk semua remaja.
Diagram 11
Proporsi Remaja Berdasarkan Pekerjaan Ayah
Analisa :
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, 76.9% Ayah remaja bekerja sebagai petani, 30.8%
bekerja sebagai wiraswasta, 7.7% bekerja sebagai guru dan 7.7 % bekerja sebagai buruh. Dalam
hal ini perlu dipertimbangkan waktu dan kondisi yang sesuai dengan pekerjaan orang tua bila
saat diberikan tindakan keperawatan seperti penyuluhan mereka ingin mendampingi anaknya.
Diagram 12
Proporsi Remaja Berdasarkan Pekerjaan Ibu
50
Analisa :
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, 92.3 % Ibu dari responden bekerja sebagai Ibu Rumah
Tangga, dan 7.7% bekerja sebagai guru. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan waktu dan kondisi
yang sesuai dengan pekerjaan orang tua bila saat diberikan tindakan keperawatan seperti
penyuluhan mereka ingin mendampingi anaknya.
Diagram 13
Proporsi Remaja Berdasarkan Agama Ayah
Analisa :
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, 84.6% Ayah dari remaja beragama islam, 7.7%
beragama protestan dan 7.7% beragama katolik. Hal ini menunjukkan perlu untuk
mempertimbangkan aspek spiritual yang dianut masyarakat ketika memberikan intervensi.
Diagram 14
Proporsi Remaja Berdasarkan Agama Ibu
51
Analisa :
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, 84.6% Ibu dari remaja beragama islam, 7.7% beragama
protestan dan 7.7% beragama katolik. Hal ini menunjukkan perlu untuk mempertimbangkan
aspek spiritual yang dianut masyarakat ketika memberikan intervensi.
Diagram 15
Proporsi Remaja Berdasarkan Penghasilan Orang tua
Analisa :
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, 69.2% penghasilan orang tua sebanyak >3 juta/bulan,
23,1% berpenghasilan 2-3 juta/bulan dan 7.7% berpenghasilan 1-2 juta/bulan. Dalam hal ini
perlu perlu dipertimbangkan untuk memberikan intervensi mengingat penghasilan dari orang tua
responden.
52
2. Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi
Diagram 16
Proporsi Remaja Berdasarkan Pengetahuan
Analisa :
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, 69.2% pengetahuan remaja tentang kesehatan
reproduksi dalam kategori kurang dan 30.2% remaja memiliki pengetahuan dengan kategori
cukup. Hal ini menunjukkan bahwa sangat penting diberikan asuhan keperawatan berupa
pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi untuk meningkatkan pengetahuan pada
remaja.
53
3. Sikap Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi
Diagram 17
Proporsi Remaja Berdasarkan Sikap
Analisa :
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, 69.2% sikap remaja dalam kategori negatif dan 30.2%
remaja memiliki positif dengan kategori cukup tentang menjaga kesehatan reproduksinya. Dari
data dapat dilihat bahwa pengetahuan dan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi berbanding
lurus. Kurangnya pengetahuan mempengaruhi sikap remaja dalam menjaga kesehatan
reproduksinya. Hal ini menunjukkan bahwa sangat penting diberikan asuhan keperawatan berupa
pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi kepada remaja.
54
4.1.5 Program Pokok Posyandu : Gizi Pada Anak Balita
a. Data Pengkajian
100%
Analisa :
38,5%
61,5%
55
Analisa :
Berdasarkan data pada diagram di atas didapatkan hasil bahwa responden berusia17-25 tahun
61,5% dan responden berusia 26-35 tahun 38,5%
7,7%
15,4%
76,9%
Analisa :
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, mayoritas pendidikan ibu yang memilki anak balita
adalah SMA sebanyak 76,9%, SMP sebanyak 15,4%, dan berpendidikan sarjana sebanyak 23%.
Diagram 4 : Pekerjaan
100%
56
Analisa :
Diagram di atas menunjukkan bahwa 100% Ibu yang memiliki anak balita bekerja sebagai ibu
rumah tangga.
30,8%
69,2%
Analisa :
Dari data diatas Ibu memiliki jumlah anak balita 3-4 69,2% dan 1-2 anak 30,9%.
38,5%
61,5%
57
Analisa :
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, balita berusia 4-5 tahun 61,5% dan balita 1-3 tahun
38,5%.
100 %
Analisa :
Berdasarkan hasil diagram diatas diketahi bahwa 100% Tidak memiliki riwayat gizi buruk.
30,8%
69,2%
58
Analisa :
Berdasarkan hasil diagram diatas diketahi bahwa 69,2% ibu yang memiliki balita tidak pernah
mendapatkan penyuluhan mengenai gizi balita . Hanya 30,8% ibu yang pernah mendapatkan
penyuluhan tentang gizi balita. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya penyuluhan mengenai
gizi balita yang didapatkan, sehingga dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan ibu yang
memiliki balita mengenai pentingnya gizi balita.
53,8% 46,2%
Analisa :
Berdasarkan diagram di atas didapatkan hasil bahwa sebanyak 53.8% ibu yang memiliki balita
cukup pengetahuan tentang gizi balita dan sebesar 46.2% ibu yang memiliki balita kurang
pengetahuan tentang gizi balita.
59
3. Sikap Ibu Tentang Pemenuhan Gizi Pada Balita
38,5%
61,5%
Analisa :
Diagram diatas menunjukkan bahwa sebanyak 61,5% memiliki sikap negative dan sebesar
38,5% memiliki sikap positif.
60
4.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis data di atas, berikut ini tabel rumusan masalah/diagnosa
keperawatan yang muncul :
No Data Masalah
1 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Resiko tinggi meningkatnya
Menular (P2M) : Pencegahan & angka kejadian Covid-19
Pemberantasan Covid-19. berhubungan dengan masyarakat
tetap keluar rumah seperti biasa,
Data pasien terkait Covid-19 di Kecamatan
tidak menggunakan masker serta
Medan Tuntungan pertanggal 20 April 2021,
tidak menerapkan physical
jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 (+)
distancing sebagai langkah
berjumlah 1017 orang (Sembuh : 940 orang,
pencegahan Covid-19.
Meninggal : 25 orang, Rawat : 52 orang) dan
pasien suspek Covid-19 berjumlah 1330 orang
(Pulang : 1272 orang, Rawat : 20 orang,
Meninggal : 28 orang).
Masih banyak masyarakat yang tidak memakai
masker di tempat umum.
Masih banyak masyarakat yang tidak mencuci
tangan setelah memegang benda.
Masih banyak masyarakat yang tidak menjaga
jarak di tempat umum.
Masih banyak masyarakat yang tidak menjaga
jarak dengan lanjut usia.
Masih banyak masyarakat yang menghadiri
acara yang mengundang banyak orang.
Masih banyak masyarakat yang memakai
fasilitas umum dan tempat umum.
61
Observasi
Wawancara
2 Program Pokok Kesehatan Ibu dan Anak Serta Defisiensi kesehatan komunitas
KB : Keluarga Berencana pada agregat pasangan usia subur
diwilayah kerja Puskesmas Medan
Di Puskesmas Medan Tuntungan cakupan
Tuntungan berhubungan dengan
peserta KB aktif sebagai berikut : IUD (Intra
defisiensi pengetahuan ditandai
Uterine Device) 344, Metode Operasi Pria
dengan banyak pasagan usia subur
(MOP) 18, Metode Operasi Wanita (MOW)
yang memiliki lebih dari 2 anak
180, Implant 318, suntik 1.116, Kondom 70,
dan kurang terpapar informasi
Pil 592, total 2.638 (62,2%), dengan jumlah
tentang KB
Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak
4.241orang.
Terdapat sebanyak 1.603 (37,8%) PUS
(Pasangan Usia Subur) yang belum menjadi
peserta KB aktif
Alat kontrasepsi implant belum memadai
karena sering terjadi kekosongan implant,
karena peminat untuk menggunakan implant
ini sangat banyak.
Terdapat PUS (Pasangan Usia Subur) yang
belum terpapar informasi mengenai KB.
62
Salah satu faktor calon akseptor tidak jadi
menggunakan KB adalah jarak dari tempat ia
tinggal ke Puskesmas cukup jauh dan tidak
memiliki kendaraan pribadi dan angkutan kota
(angkot) tidak melintasi di daerahnya.
Observasi
Wawancara
63
warga di kecamatan Medan Tuntungan,
menjadi dasar bahwa masih banyaknya
keluarga yang belum menggunakan bahan
tradisional sebagai Bahan Tanaman Obat
Keluarga (TOGA)
Selain itu, belum adanya ditemukan penelitian
ataupun artikel terkait dengan perkembangan
keluarga yang sudah menggunakan atau
menerapkan program Pelayanan BATRA yang
diberikan oleh Puskesmas Medan Tuntungan.
Pelayanan Batra ( Obat Tradisional )
dilakukan puskesmas Medan Tuntungan setiap
Senin s/d Sabtu namun masih kurangnya
antusias masyarakat terkait pelayanan ini
Program kegiatan upaya pembinaan
pengobatan tradisional di Puskesmas belum
terlaksana dengan baik serta belum adanya
dilakukan pencatatan dan pelaporan
Masih banyak terdapat lahan kosong yang
tidak dikelola di Pemerintahan Kota Medan,
khususnya Kecamatan Medan Tuntungan
Belum adanya penelitian ataupun artikel
terkait perkembangan keluarga yang sudah
menggunakan atau menerapkan program
pelayanan BATRA yg diberikan oleh
puskesmas
64
4 Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) : Defisiensi pengetahuan remaja
Kesehatan Reproduksi Pada Remaja tentang kesehatan reproduksi
SMP/SMA berhubungan dengan kurangnya
paparan informasi ditandai dengan
Remaja berjenis kelamin perempuan yaitu
tingkat pengetahuan remaja yang
sebanyak 76.9% dan laki-laki sebanyak
masih kurang dan sikap yang
23.1%.
negatif terhadap kesehatan
Remaja terdiri dari usia 16-17 tahun yaitu
reproduksinya.
sebanyak 53.8% dan remaja berusia 14-15
tahun sebanyak 46.2%.
Agama yang dianut remaja terdiri dari 84.6%
beragama islam, 7.7% beragama protestan dan
7.7% beragama katolik.
Remaja yang mengalami menstruasi,
sebanyak 76.9% (semua remaja perempuan)
dan remaja yang tidak mengalami menstruasi
sebanyak 23.1% (laki-laki).
Remaja yang mengalami mimpi basah yaitu
sebanyak 23.% (semua remaja laki-laki) dan
yang tidak mimpi basah sebanyak 76.9%
(perempuan).
Berdasarkan paparan informasi tentang
Kesehatan reproduksi, 76.9 % remaja belum
pernah mendapatkan informasi tentang
kesehatan reproduksi, 7.7% pernah dari orang
tua, 7.7% pernah dari teman dan 7.7% pernah
dari majalah/buku/koran.
Remaja yang memiliki pengetahuan dalam
kategori kurang sebanyak 69.2% dan 30.2%
remaja memiliki pengetahuan dengan kategori
cukup tentang kesehatan reproduksi.
65
Remaja yang memiliki sikap negatif sebanyak
69.2% dan 30.2% remaja memiliki positif
terkait kesehatan reproduksinya.
Observasi :
Banyak remaja tampak malu saat pengkajian
karena merasa membahas kesehatan reproduksi
adalah hal yang tabu.
Wawancara :
Dari hasil wawancara dengan remaja diketahui
bahwa banyak remaja belum pernah mendapat
pendidikan kesehatan tentang kesehatan
reproduksi.
5 Program Pokok Posyandu : Gizi Pada Anak Defisiensi pengetahuan Ibu
Balita Dengan Balita berhubungan
dengan kurangnya terpaparnya
Ibu berusia 17-25 tahun 61,5% dan berusia 25-
informasi terkait gizi balita
35 tahun 38,5 %
ditandai dengan kurangnya
Pendidikan Ibu yang memiliki balita adalah
pengetahuan dan sikap ibu tentang
SMA sebanyak 76,9%, SMP sebanyak 15,4%,
gizi balita.
dan berpendidikan sarjana sebanyak 23%.
Pekerjaan Ibu yang memiliki balita 100%
adalah sebagai ibu rumah tangga.
Jumlah anak balita yang dimiliki 3-4 69,2% dan
1-2 anak 30,9%.
Usia anak balita 4-5 tahun 61,5% dan balita 1-3
tahun 38,5%.
Ibu yang memiliki balita 100% Tidak memiliki
riwayat gizi buruk pada balita nya.
Ibu yang memiliki balita tidak pernah
66
mendapatkan penyuluhan mengenai gizi balita
sebanyak 69,2% dan hanya 30,8% ibu yang
pernah mendapatkan penyuluhan tentang gizi
balita.
Ibu yang memiliki balita cukup pengetahuannya
tentang gizi balita sebesar 53.8% dan ibu yang
memiliki balita kurang pengetahuan tentang gizi
balita sebesar 46.2%.
Ibu yang memiliki balita bersikap negative
sebanyak 61,5% dan 38,5% memiliki sikap
positif.
Observasi
Wawancara
67
4. 3 Diagnosa Keperawatan
68
4.4 Perencanaan Tindakan Keperawatan (Intervensi Keperawatan)
Berikut ini adalah perencanaan keperawatan yang dilaksanakan :
69
kesehatan
kepada
masyarakat
tentang “Tanda
dan Gejala
Covid-19 dan
pencegahan
5M” dengan
menggunakan
media berupa
poster
6. Memberikan
pendidikan
kesehatan
kepada
masyarakat
tentang “Upaya
Pencegahan
Covid-19
Dirumah”
dengan
menggunakan
media berupa
booklet
7. Mengajarkan
kepada
masyarakat
bagaimana cara
mencuci tangan
yang baik dan
benar dengan
menggunakan
media berupa
70
poster
8. Mengevaluasi
pengetahuan
masyarakat
tentang Covid-
19
2 Defisiensi Setelah dilakukan Seluruh K.I.E 1. Bina hubungan April Verbal a Mengetahui
kesehatan tindakan keperawatan Pasangan saling percaya 2021 defenisi KB dan
komunitas pada selama 1 kali Usia Subur dengan Klien Alat kontrsepsi
agregat pertemuan diharapkan (PUS) di dan Keluarga b Mengetahui
pasangan usia Pasangan Usia Subur di wilayah 2. Identifikasi jenis-jenis alat
subur diwilayah wilayah kerja kerja pengetahuan dan kontrasepsi
kerja Puskesmas Puskesmas: Puskesmas pemahaman c Mengetahui
Medan a. Mengetahui klien tentang keuntungan dan
Tuntungan jenis-jenis alat Keluaga kerugian alat
berhubungan kontrasepsi Berencana dan kontrasepsi
dengan b. Mengetahui Jenis-Jenis Alat d Mampu
defisiensi keuntungan dan Kontrasepsi memutuskan alat
pengetahuan kekurangan 3. Berikan kontrasepsi apa
ditandai dengan setiap alat Penyuluhan yang akan
banyak pasagan kontrasepsi Kesehatan pada digunakan
usia subur yang c. Mengetahui Klien dan kedepannya
memiliki lebih manfaat KB Keluarga e Mengetahui
dari 2 anak dan d. Mampu Tentang “KB Pelayanan KB di
kurang terpapar memutuskan dan Jenis-jenis Masa Pandemi
informasi akan alat kontrasepsi” Covid-19 dan
tentang KB menggunakan menggunakan Menjalankan
alat kontrasepsi Leaflet Sesuai dengan
apa yang akan 4. Berikan Protokol
digunakan Penyuluhan Kesehatan
e. Mengetahui Kesehatan Pada
Pelayanan KB Klien dan
71
di Masa Keluarga
Pandemi Covid- tentang
19 dan “Pelayanan KB
Menjalankan di Masa
Sesuai dengan Pandemi Covid-
Protokol 19 ”
Kesehatan menggunakan
Poster
5. Memberikan
kesempatan
klien dan
keluarga untuk
bertanya
6. Mengevaluasi
pengetahuan
klien tentang
KB, Jenis-jenis
alat kontrasepsi
dan Pelayanan
KB di Masa
Pandemi Covid-
19.
3 Defisiensi Setelah dilakukan Masyarakat K.I.E 1. Membina April Verbal a. Mengetahui
pengetahuan tindakan keperawatan di wilayah Hubungan 2021 pengertian
Masyarakat di selama 1 kali kerja Saling TOGA
wilayah kerja pertemuan diharapkan Puskesmas Percaya b. Mengetahui
Puskesmas masyarakat di wilayah Dengan Klien jenis-jenis
Medan kerja Puskesmas: 2. Mengidentifi TOGA
Tuntungan kasi c. Mengetahui
tentang 1. Mengetahui jenis- Pengetahuan manfaat
pemanfaatan jenis TOGA Klien TOGA
tanaman 2. Mengetahui Tentang d. Mampu
tradisional manfaat TOGA Tanaman memanfaatkan
72
keluarga 3. Mampu Obat Perkarangan
(TOGA) memanfaatkan Keluarga Rumah Untuk
berhubungan Perkarangan (TOGA) TOGA
dengen Rumah Untuk 3. Melakukan e. Mampu
kurangnya TOGA Penyuluhan mendemonstras
informasi terkait 4. Mampu Tentang ikan Cara
pemanfaatan mendemonstrasika Jenis-jenis Menanam
tanaman n Cara Menanam TOGA dan TOGA yang
tradisional TOGA yang Benar Manfaatnya Benar
keluarga Menggunaka f. Mampu
(TOGA) n Leaflet memanfaatkan
4. Melakukan TOGA sebagai
Penyuluhan altermatif obat
Tentang tradisional
Pemanfaatan
Perkarangan
Rumah Untuk
TOGA
menggunakan
Poster
5. Mendemonstr
asikan Cara
Menanam
TOGA yang
Benar
6. Memberikan
Kesempatan
Klien untuk
Bertanya
7. Mengevalusi
pengetahuan
Klien tentang
TOGA
73
4 Defisiensi Setelah dilakukan Masyarakat K.I.E 1. Menciptakan April Verbal a. Mengetahui
pengetahuan tindakan keperawatan di wilayah suasana yang 2021 pengertian
remaja tentang selama 1 kali kerja aman dan kesehatan
kesehatan pertemuan diharapkan Puskesmas nyaman bagi reproduksi
reproduksi masyarakat di wilayah remaja b. Mengetahui
berhubungan kerja Puskesmas: 2. Membina alat reproduksi
dengan Hubungan pria dan wanita
kurangnya 1. Mengetahui Saling c. Mengetahui
paparan pengertian Percaya penyakit
informasi kesehatan Dengan menular
ditandai dengan reproduksi Remaja Psikomotor seksual
tingkat 2. Mengetahui alat 3. Mengidentifi d. Menghindari
pengetahuan reproduksi pria dan kasi perilaku yang
remaja yang wanita Pengetahuan menimbulkan
masih kurang 3. Mengetahui Remaja kehamilan pada
dan sikap yang penyakit menular Tentang remaja
negatif terhadap seksual Kesehatan e. Menghindari
kesehatan Reproduksi perilaku
reproduksinya. 4. Melakukan kenakaklan
Penyuluhan remaja atau
Tentang pergaulan
Kesehatan bebas
Reproduksi
Remaja
Dengan
Menggunaka
n Media PPT
dan Leaflet
via Zoom
Meeeting
5. Menunjukan
Video
Tentang
74
Dampak atau
Bahaya
Kenakalan
Remaja/Perga
ulan Bebas
6. Memberikan
Kesempatan
Remaja untuk
Bertanya
7. Mengevalusi
pengetahuan
Remaja
Tentang
Kesehatan
Reproduksi
5 Defisiensi Setelah dilakukan Masyarakat K.I.E 1. Membina April Verbal a. Mengetahui
pengetahuan Ibu tindakan keperawatan di wilayah Hubungan 2021 Gizi yang
Dengan Balita selama 1 kali kerja Saling Baik Pada
berhubungan pertemuan diharapkan Puskesmas Percaya Balita
dengan masyarakat di wilayah Khususnya Dengan Ibu b. Mengetahui
kurangnya kerja Puskesmas: Ibu Dengan dan Balita tanda dan
terpaparnya Anak 2. Menciptakan gejala Gizi
informasi terkait 1. Mengetahui Gizi Balita suasana yang Buruk Pada
gizi balita yang Baik Pada aman dan Balita
ditandai dengan Balita nyaman bagi c. Mengetahui
kurangnya 2. Mengetahui tanda Ibu dan cara
pengetahuan dan dan gejala Gizi Balita modifikasi
sikap ibu Buruk Pada Balita 3. Mengidentifi makanan
tentang gizi 3. Mengetahui cara kasi yang
balita. modifikasi Pengetahuan menarik
makanan yang ibu tentang Psikomotor untuk Balita
menarik untuk Gizi Pada d. Menunjukan
Balita Balita perilaku
75
4. Melakukan atau upaya
Penyuluhan untuk
Tentang Gizi menyediaka
Pada Balita & n makanan
Modifikasi yang baik
Makanan dengan gizi
yang Menarik seimbang
Untuk Balita bagi balita
Menggunaka
n Media PPT
dan Leaflet
via Zoom
Meeeting
5. Menunjukan
Video
Tentang
Demonstrasi
Cara
Modifikasi
Makanan
yang Menarik
Bagi Balita
6. Memberikan
Kesempatan
Ibu untuk
Bertanya
7. Mengevalusi
pengetahuan
Ibu Tentang
Pemahaman
Terhadap
Materi
Pendkes
76
4.5 Implementasi Keperawatan
4.5.2 Program Pokok Kesehatan Ibu dan Anak Serta KB : Keluarga Berencana
Pendidikan kesehatan tentang tanaman obat keluarga (TOGA) dilaksanakan pada hari
Jumat, 30 April 2021. Sebelum kegiatan penyuluhan dilakukan terlebih dahulu dilakukan
kegiatan observasi dan pendataan tentang tanaman obat keluarga (TOGA) di wilayah masing-
masing mahasiswa. Kemudian dilakukan penyuluhan tentang Jenis-Jenis Tanaman Obat
Keluarga (TOGA) Menggunakan Media Leaflet. Selain itu juga dilakukan penyuluhan dan
77
demonstrasi tentang Pemanfaatan Perkarangan Rumah Untuk Menanam TOGA Menggunakan
Media Poster. Setelah kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan dalam bentuk ceramah dan
demonstrasi dilanjutkan dengan mengevaluasi pengetahuan partisipan terkait materi yang telah
disampaikan.
4.5.4 Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) : Kesehatan Reproduksi Pada Remaja
SMP/SMA
Pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi remaja dilaksanakan pada hari
Kamis, 29 April 2021 di Platfrom Zoom Meeting. Sebelum kegiatan penyuluhan dilakukan
terlebih dahulu dilakukan kegiatan observasi dan pendataan tentang remaja di wilayah masing-
masing mahasiswa. Kemudian dilakukan pendidikan kesehatan tentang Kesehatan Reproduksi
Remaja di Platfrom Zoom Meeting dengan Menggunakan Media Power Point, Leaflet dan Video
Edukasi tentang Dampak Pergaulan Bebas pada Remaja. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 27
peserta dan berjalan dengan baik. Setelah kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan dalam bentuk
ceramah dilanjutkan dengan mengevaluasi pengetahuan partisipan terkait materi yang telah
disampaikan.
Pendidikan kesehatan tentang gizi pada anak balita dilaksanakan pada hari Rabu, 28
April 2021 di Platfrom Zoom Meeting. Sebelum kegiatan penyuluhan dilakukan terlebih dahulu
dilakukan kegiatan observasi dan pendataan tentang gizi pada anak balita di wilayah masing-
masing mahasiswa. Kemudian dilakukan pendidikan kesehatan tentang Gizi Pada Anak Balita
dan Modifikasi Makanan yang Menarik untuk Balita di Platfrom Zoom Meeting dengan
Menggunakan Media Power Point, Leaflet dan Video Edukasi tentang Demonstrasi Modifikasi
Makanan yang Menarik untuk Balita. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 27 peserta dan berjalan
dengan baik. Setelah kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan dalam bentuk ceramah dan
demonstrasi dengan video, dilanjutkan dengan mengevaluasi pengetahuan partisipan terkait
materi yang telah disampaikan.
78
4.6 Evaluasi Kegiatan
4.6.2 Program Pokok Kesehatan Ibu dan Anak Serta KB : Keluarga Berencana
Pendidikan kesehatan tentang tanaman obat keluarga (TOGA) dilaksanakan pada hari
Jumat, 30 April 2021. Penyuluhan tentang Jenis-Jenis Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Menggunakan Media Leaflet dan Penyuluhan serta demonstrasi tentang Pemanfaatan
Perkarangan Rumah Untuk Menanam TOGA Menggunakan Media Poster berjalan dengan baik
dan lancar. Masyarakat menjadi termotivasi untuk memanfaatkan TOGA dengan baik dan
memanfaatkan Perkarangan Rumah Untuk Menanam TOGA. Semua partisiapan dapat
79
bekerjasama dengan baik selama proses penyuluhan dan pemahaman partisipan menjadi
bertambah baik tentang materi yang disampaikan.
4.6.4 Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) : Kesehatan Reproduksi Pada Remaja
SMP/SMA
Pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi remaja dilaksanakan pada hari
Kamis, 29 April 2021 Pukul 10.00-11.00 WIB di Platfrom Zoom Meeting dihadiri oleh 27
Peserta. Pendidikan kesehatan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja di Platfrom Zoom Meeting
Menggunakan Media Power Point, Leaflet dan Video Edukasi tentang Dampak Pergaulan Bebas
pada Remaja berjalan dengan baik dan lancar. Selama kegiatan berlangsung, peserta juga aktif
dalam mengajukan beberapa pertanyaan dan setiap pertanyaan dapat dijawab oleh Mahasiswa
Kelompok 5 Profesi Ners dengan baik. Semua partisiapan dapat bekerjasama dengan baik selama
proses penyuluhan dan pemahaman partisipan menjadi bertambah baik tentang materi yang
disampaikan.
Pendidikan kesehatan tentang gizi pada anak balita dilaksanakan pada hari Rabu, 28
April 2021 Pukul 10.00-11.00 WIB di Platfrom Zoom Meeting dihadiri oleh 27 Peserta.
Pendidikan kesehatan tentang Gizi Pada Anak Balita dan Modifikasi Makanan yang Menarik
untuk Balita di Platfrom Zoom Meeting dengan Menggunakan Media Power Point, Leaflet dan
Video Edukasi tentang Demonstrasi Modifikasi Makanan yang Menarik untuk Balita berjalan
dengan baik dan lancar. Selama kegiatan berlangsung, peserta juga aktif dalam mengajukan
beberapa pertanyaan dan setiap pertanyaan dapat dijawab oleh Mahasiswa Kelompok 5 Profesi
Ners dengan baik. Semua partisiapan dapat bekerjasama dengan baik selama proses penyuluhan
dan pemahaman partisipan menjadi bertambah baik tentang materi yang disampaikan.
80
BAB 5
5.1 Kesimpulan
Puskesmas Medan Tuntungan memiliki tujuh program wajib, diantaranya Upaya
Promosi Kesehatan (Promkes) dengan Posyandu, Upaya Kesehatan Lingkungan (Kesling),
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat, Upaya Kesehatan Ibu dan Anak/ Keluarga Berencana (KIA-
KB), Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), Upaya Pengobatan dan
Upaya Pencatatan dan Pelaporan. Disamping itu, terdapat delapan program pengembangan di
Puskesmas Medan Tuntungan, diantaranya Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Upaya Kesehatan
Lansia, Upaya Kesehatan Olahraga, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Perawatan Kesehatan
Masyarakat, Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional Batra
atau TOGA dan Laboratorium Sederhana. Dalam pelaksanaannya, setiap program memiliki
keunggulan dan kelemahan. Kelebihan yang terdapat pada pelaksanaan puskesmas diantaranya
terdapat banyak posyandu yang aktif dan tepat waktu serta sesuai jadwal sebagai contoh
pelaksanaan senam lansia yang dilakukan setiap hari Kamis. Kelebihan lain yaitu di Puskesmas
Medan Tuntungan memiliki program pengembangan yang sangat kreatif dan inovatif yakni
Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional Batra atau TOGA yang sangat baik untuk mendukung
kesehatan keluarga dan dapat dijadikan penanganan awal jika anggota keluarga terserang suatu
penyakit. Selain itu, Program promosi kesehatan juga dijalankan dan dikontrol dengan sangat
baik. Namun demikian, terdapat juga kelemahan dalam beberapa program puskesmas yaitu pada
program upaya kesehatan KIA-KB, masih kurangnya ibu yang berkunjung ke Puskesmas Medan
Tuntungan untuk konsultasi dan melakukan KB.
81
5.2 Saran
Program yang dilakukan oleh Puskesmas Medan Tuntungan dapat lebih
dioptimalkan lagi dengan mempertimbangkan saran berikut :
82
DAFTAR PUSTAKA
Wayan et al, 2017. Dasar- Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Jurnal
Kepaniteraan Klinik Madya (KKM).
83
Lampiran 1. Planning of Action (POA)
Berdasarkan intervensi keperawatan yang telah disusun, berikut ini adalah kegiatan yang akan dilakukan:
Tanggal
No Topik Rencana Tindakan Tujuan Penanggung Jawab Sasaran
Pelaksanaan
1 Tanda dan - Membuat poster Adanya edukasi April 2021 Ketua: Dhani Masyarakat
Gejala Covid- tentang “Tanda menggunakan poster
19 serta dan Gejala tentang “Tanda dan Gejala Sekretaris: Irena
Covid-19
Pencegahan Covid-19 Pencegahan Fasilitator: Dhiyah, Fathiyah
Pencegahan
Covid-19 covid-19 dengan covid-19 dengan 5M”
dengan 5M 5M” menambah pengetahuan
- Memberikan masyarakat tentang covid-
edukasi pada 19
Masysrakat
2 Cegah covid-19 - Membuat poster Adanya edukasi April 2021 Ketua: Irena Masyarakat
dengan cuci tentang “Cara menggunakan poster
tangan Cuci Tangan tentang “Cara Cuci Sekretaris: Dhiyah
yang Baik dan
Tangan yang Baik dan Fasilitator: Dhani, Fathiyah
Benar”
- Memberikan Benar” menambah
edukasi pada pengetahuan masyarakat
Masysrakat mencegah terjadinya
penularan covid-19
84
3 Upaya - Membuat Adanya edukasi April 2021 Ketua: Dhiyah Masyarakat
Pencegahan Booklet Promosi menggunakan Booklet
Covid-19 Kesehatan Promosi Kesehatan Sekretaris: Fathiyah
tentang “Upaya
Dirumah tentang “Upaya Fasilitator: Dhani, Irena
Pencegahan
Covid-19 Pencegahan Covid-19
Dirumah” Dirumah” menambah
- Memberikan pengetahuan masyarakat
edukasi pada dalam mencegah
Masysrakat terjadinya penularan
covid-19 dalam keluarga
Dirumah.
85
Covid-19 Masyasrakat Pelayanan KB di Masa
Pandemi Covid-19
6 Penyuluhan - Membuat leaflet Adanya edukasi April 2021 Ketua : Miptah Masyarakat,
tentang tentang menggunakan leaflet khususnya di
“Pembinaan Pembinaan tentang “Pembinaan Sekretaris : Vini sekitar
Tanaman Obat
Tanaman Obat Tanaman Obat Keluarga Fasilitator : Tesya dan Yasmin wilayah kerja
Keluarga
Keluarga (TOGA) (TOGA)” menambah Puskesmas
(TOGA)” - Memberikan pengetahuan masyarakat Medan
edukasi kepada tentang jenis dan manfaat Tuntungan
masyarakat Tanaman Obat Keluarga
serta cara pemanfaatan
dari Tanaman Obat
tersebut.
7 Penyuluhan - Membuat Poster Adanya edukasi April 2021 Ketua : Tesya Masyarakat,
kesehatan tentang menggunakan poster khususnya di
tentang Pemanfaatan tentang “Pemanfaatan Sekretaris : Yasmin sekitar
Pekarangan
“Pemanfaatan Pekarangan Rumah untuk Fasilitator : Miptah dan Vini wilayah kerja
Rumah untuk
Pekarangan Tanaman Obat Tanaman Obat Keluarga Puskesmas
Rumah untuk Keluarga (TOGA)” menambah Medan
Tanaman Obat (TOGA) pengetahuan masyarakat Tuntungan
Keluarga - Memberikan tentang bagaimana cara
(TOGA)” edukasi kepada memanfaatkan pekarangan
masyarakat dan penanaman untuk
dijadikan Tanaman Obat
Keluarga (TOGA)
86
8 Penyuluhan - Membuat Adanya edukasi April 2021 Ketua : Miptah Remaja,
kesehatan Leaflet dan PPT menggunakan PPT dan khususnya di
tentang tentang Leaflet tentang Sekretaris : Khairiyah sekitar
“Kesehatan
“Kesehatan “Kesehatan Reproduksi Fasilitator : Nisa, Ratna, Doni, wilayah kerja
Reproduksi
Reproduksi Pada Remaja” Pada Remaja” menambah Yasmin, Tesya, Vini, Dhani, Puskesmas
Pada Remaja” - Memberikan pengetahuan Remaja Fathiyah, Dhiyah, Elliyana dan Medan
edukasi kepada tentang Kesehatan Irena Tuntungan
masyarakat Reproduksi Pada Remaja.
9 Menunjukan - Mencari Video Adanya edukasi April 2021 Ketua : Nisa Remaja,
Video Edukasi Edukasi menggunakan Video khususnya di
Tentang Rujukan tentang tentang “Dampak Sekretaris : Miptah sekitar
“Dampak
Dampak Kenakalan Remaja atau Fasilitator : Khairiyah, Ratna, wilayah kerja
Kenakalan
Kenakalan Remaja atau Pergaulan Bebas” Doni, Yasmin, Tesya, Vini, Puskesmas
Remaja atau Pergaulan menambah pengetahuan Dhani, Fathiyah, Dhiyah, Medan
Pergaulan Bebas” Remaja tentang Elliyana dan Irena Tuntungan
Bebas - Memberikan bagaimana dampak atau
edukasi kepada bahaya Kenakalan Remaja
masyarakat atau Pergaulan Bebas
sehingga Remaja dapat
menghidari hal tersebut .
10 Penyuluhan - Membuat Adanya edukasi April 2021 Ketua : Dani Ibu dengan
kesehatan Leaflet dan PPT menggunakan PPT dan Anak Balita,
tentang “ Gizi tentang “Gizi Leaflet tentang “Gizi Pada Sekretaris : Dhiyah khususnya di
Pada Balita dan
Pada Balita dan Balita dan Modifikasi Fasilitator : Miptah, sekitar
Modifikasi
Modifikasi Makanan yang Makanan yang Menarik Khairiyah, Nisa, Ratna, Doni, wilayah kerja
Makanan yang Menarik Untuk Untuk Balita” menambah Yasmin, Tesya, Vini, Puskesmas
Menarik Untuk Balita” pengetahuan ibu tentang Medan
- Memberikan
87
Balita” edukasi kepada Gizi Pada Balita dan Fathiyah, Elliyana dan Irena Tuntungan
masyarakat Modifikasi Makanan yang
Menarik Untuk Balita
sehingga gizi balita dapat
terpenuhi dengan baik dan
seimbang.
11 Menunjukan - Mencari Video Adanya edukasi April 2021 Ketua : Fathiyah Ibu dengan
Video Tentang Rujukan tentang menggunakan Video Anak Balita,
Demonstrasi “Demonstrasi tentang “Demonstrasi Sekretaris : Tesya khususnya di
Cara Modifikasi
Cara Cara Modifikasi Makanan Fasilitator : Dani, Dhiyah, sekitar
Makanan yang
Modifikasi Menarik Bagi yang Menarik Bagi Miptah, Khairiyah, Nisa, wilayah kerja
Makanan yang Balita” Balita” menambah Ratna, Doni, Yasmin, Vini, Puskesmas
Menarik Bagi - Memberikan pengetahuan ibu tentang Elliyana dan Irena Medan
Balita edukasi kepada cara modifikasi dan Tuntungan
masyarakat menyajikan Makanan
yang Menarik Bagi Balita
sehingga menarik
perhatian balita untuk
nafsu makan serta gizi
balita dapat terpenuhi
dengan baik dan
seimbang.
88
Lampiran 2. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
A. Tujuan Penyuluhan
1. Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan masyarakat memahami dan mengerti tentang
protokol kesehatan pencegahan Covid-19 (5M)
2. Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, masyarakat diharapkan dapat :
Menjelaskan tentang pengertian Covid-19.
Menjelaskan tentang tanda dan gejala Covid-19.
Menjelaskan proses penularan covid-19
Menjelaskan tentang protokol kesehatan pencegahan Covid-19 (5M)
B. Pokok Bahasan : Protokol Kesehatan Pencegahan Covid-19 (5M)
C. Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian Covid-19.
2. Tanda dan gejala Covid-19.
3. Menjelaskan proses penularan covid-19
4. Protokol kesehatan pencegahan Covid-19 (5M)
D. Kegiatan, Media, dan Alat Penyuluhan
Tahapan Kegiatan Penyuluhan (Mahasiswa) Kegiatan Audiens Media dan Alat
penyuluhan (Masyarakat) penyuluhan
Pembukaan :
1. Mengucapkan salam pembuka 1. Menjawab
2. Memperkenalkan diri salam
Pendahuluan
3. Menjelaskan maksud dan tujuan 2. Mendengarkan
5 menit
dilakukan penyuluhan 3. Mendengarkan
4. Menanyakan kepada audiens 4. Menjawab
sejauh mana pemahaman tentang pertanyaan
materi yang akan disampaikan penyuluh
Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tentang pengertian 1. Mendengar dan Poster Covid-19
Covid-19 memperhatikan
2. Menjelaskan tentang tanda dan 2. Mendengar dan
Penyajian gejala Covid-19 memperhatikan
20 menit 3. Menjelaskan proses penularan 3. Mendengar dan
covid-19 memperhatikan
4. Menjelaskan tentang protokol 4. Mendengar dan
kesehatan pencegahan Covid-19 memperhatikan
(5M)
Penutup :
1. Menyimpulkan materi bersama 1. Ikut
audiens menyimpulkan
Penutup materi bersama PosterCovid-19
5 menit 2. Mengevaluasi audiens terkait 2. Menjawab
materi yang telah diberikan pertanyaan
3. Menutup dan mengucapkan 3. Menjawab
salam salam
90
E. Evaluasi
1. Peserta :
Audiens mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai
Audiens kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan
Audiens mengerti tentang materi penyuluhan yang telah disampaikan terkait
dengan pengertian, tanda dan gejala Covid-19, proses penularan, dan protokol
kesehatan pencegahan Covid-19 (5M)
2. Penyuluh :
Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan
Bisa menjalankan peran sesuai tugas dan tanggung jawab
3. Suasana selama kegiatan penyuluhan kondusif
Referensi Penyuluhan:
EPIDEMIOLOGI UNIERSITAS GRIFFTH AUSTRALIA
91
MATERI PENYULUHAN
“PROTOKOL KESEHATAN PENCEGAHAN COVID-19 (5M)”
I. Definisi Virus Corona (Covid-19)
Coronavirus 2019 (COVID-19) adalah penyakit yang menyebabkan penyakit
pernapasan seperti pneumonia yang terdeteksi pertama kali pada bulan desember 2019 di
Wuhan, Cina (Lu, Stratton and Tang, 2020). Prevalensi COVID-19 di dunia khususnya di
Indonesia dari bulan maret sampai july mengalami penambahan yang signifikan(World
Health Organization, 2020). Penyakit coronavirus (COVID-19) akhirnya dinyatakan sebagai
pandemic atau penyakit yang penyebarannya telah merambah seluruh dunia. Hingga saat ini
COVID-19 masih terus meyebar dan menginfeksi banyak masyarakat di dunia termasuk di
indonesia.
92
● Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: > 30x/menit), distress pernapasan
berat atau saturasi oksigen pasien.
Untuk melawan virus COVID-19, hal utama yang perlu kita lakukan adalah
melakukan tindakan pencegahan yang di Kenal dengan 5 M :
1. Memakai masker,
2. Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau menggunakan handsanitizer
93
POSTER PROTOKOL KESEHATAN PENCEGAHAN COVID-19 (5M)
94
SATUAN ACARA PENYULUHAN
95
VI. KEGIATAN PENYULUHAN
2 15 menit PENYAJIAN :
- mendengar dan
1. Menjelaskan Uraian materi yang menyimak
akan disampaikan. -bertaya terkait hal-ha
Materi : yang kurang
a) Pengertian mencuci dimengerti dalam
tangan penyampaian materi
b) Manfaat mencuci yang disampaikan
tangan oleh pemateri
c) Langkah mencuci -menjawaab
tangan pertanyaan
d) Wktu terbaik untuk
mencuci tangan
2. Memberi Contoh terkait
penyuluhan
3. Membuat Latihan kepada
audience terkait penyuluhan, seperti
meminta audience untuk mengulang
96
kembali cara mencuci tangan yang
baik dan benar
3 10 menit PENUTUP : -mendengar dan
menyimak
a. TEST : meminta audience untuk -menjawab pertanyaan
menyimpulkan materi penyuluhan (menyimpulkan).
b. UMPAN BALIK : merespon dan
mengklarifikasi jawaban serta
pertanyaan dari audience.
c. TINDAK LANJUT : memotivasi
Audience untuk selalu menerapkan
cara mencuci tangan yang baik dan
benar
Evaluasi :
Prosedur :
Bentuk :
Jenis :
Jumlah peserta yang hadir :
97
f) Letakkan ujung jari telapak tangan kemudian gosok perlahan. Bilas dengan
aair bersih dan keringkan.
3. Kapan saja harus mencuci tangan :
a) setiap kali tangan kita kotor, mengetik, memegang uang, hewan/ binatang,
berkebun
b) sesudah buang air
c) sebelum menyusui bayi
d) setelah menceboki bayi atau anak
e) sebelum makan dan menyuapi anak
f) sebelum memegang makanan dan setelah makan
g) setelah bermain di tanah, lumpur atau tempat kotor
h) setelah bersin atau batuk
4. Slogan : Mari mencuci tangan dengan benar untuk mencegah virus Corona
98
POSTER CUCI TANGAN PAKAI SABUN DAN AIR MENGALIR
99
LAMPIRAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
100
D. Kegiatan, Media dan Alat Penyuluhan
Media dan
Tahapan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audiens
Alat
Penyuluhan (Perawat) (Masyarakat)
Penyuluhan
Pembukaan :
5. Mengucapkan salam 5. Menjawab salam
pembuka
6. Memperkenalkan diri 6. Mendengarkan
7. Menjelaskan maksud dan 7. Mendengarkan
tujuan dilakukan
Pendahuluan
penyuluhan
5 menit
8. Menanyakan kepada 8. Menjawab
audiens sejauh mana pertanyaan
pemahaman tentang penyuluah
materi yang akan
disampaikan
Pelaksanaan :
1. Menjelaskan pengertian 5. Mendengar dan
covid-19 memperhatikan
2. Menjelaskan tanda dan 6. Mendengar dan
gejala covid-19 meperhatikan
3. Menjelaskan proses
Penyajian
penularan covid-19 Booklet
10 menit
4. Menjelaskan upaya
pencegahan covid-19
(5M)
5. Menjelaskan upaya
pencegahan covid-19
dirumah
Penutup :
4. Menyimpulkan materi 4. Ikut
bersama audiens menyimpulkan
Penutup
5. Mengevaluasi materi materi bersama Booklet
5 menit
yang telah diberikan 5. Menjawab
6. Menutup dan pertanyaan
mengucapkan salam 6. Menjawab salam
E. Evaluasi Penyuluhan :
1. Peserta
- Audiens mengikuti kegiatan sampai selesai
- Audiens kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan dan
mengerti mengenai upaya pencegahan covid-19 berbasis keluarga
2. Penyuluh
- Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan
101
- Bisa menjalankan peran sesuai tugas dan tanggung jawab
3. Suasana selama kegiatan penyuluhan kondusif
Referensi Penyuluhan:
PDPI. (2020). PNEUMONIA COVID-19 DIAGNOSIS & PENATALAKSANAAN DI
INDONESIA
KEMENKES RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease
(COVID-19) (Revisi Kee; L. Aziza, A. Aqmarina, & M. Ihsan, Eds.). Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. (2020). PEDOMAN MANAJEMEN : Bagi
Pemerintah Daerah Dalam Penanganan COVID-19 dan Dampaknya. Jakarta
Lu, H., Stratton, C. W. and Tang, Y. (2020) „Outbreak of pneumonia of unknown etiology in
Wuhan, China: The mystery and the miracle‟, Journal of Medical Virology, 92(4), pp.
401–402. doi: 10.1002/jmv.25678.
Lu, Y. and Zhang, L. (2020) „Social media WeChat infers the development trend of
COVID19‟, Journal of Infection. Elsevier Ltd, 81(1), pp. e82–e83. doi:
10.1016/j.jinf.2020.03.050
Mk, W. et al. (2020) „Recommendation to Member States to improve hand hygiene practices
widely to help prevent the transmission of the COVID-19 virus by : 1 . Providing
universal access to public hand hygiene stations and making their use obligatory on
entering and leaving any‟, pp. 2–4.
WHO (2020). Novel Coronavirus (2019-nCoV): Situation report, 22 (Report). World Health
Organization. hdl:10665/330991.
102
MATERI PENYULUHAN
PROMOSI KESEHATAN “Upaya Pencegahan Penularan COVID-19 di Rumah ”
103
● 1-5 tahun : ≥ 40x/menit. 26 c. Pneumonia berat Pada pasien dewasa
● Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran napas
● Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: > 30x/menit), distress pernapasan
berat atau saturasi oksigen pasien.
Untuk melawan virus COVID-19, hal utama yang perlu kita lakukan adalah
melakukan tindakan pencegahan yang di Kenal dengan 5 M :
1. Memakai masker,
2. Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau menggunakan handsanitizer
104
V. Upaya Pencegahan Penularan COVID-19 Dirumah
1. Sering cuci tangan pakai sabun. Jika bepergian selalu membawa hand sanitizer.
Setiap anggota keluarga disarankan untuk cuci tangan dengan benar secara
teratur menggunakan air dan sabun atau hand sanitizer berbasis-alkohol. Menjaga
kebersihan tangan dalam keluarga adalah hal yang sangat penting, karena sekitar
98% penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Seringlah mencuci tangan dengan
sabun dan air selama 20 detik, terutama setelah mengeluarkan ingus, batuk, atau
bersin; pergi ke kamar mandi; dan sebelum makan atau menyiapkan makanan. Jika
sabun dan air tidak tersedia, gunakan hand sanitizer berbahan dasar alkohol minimal
60%. Mencuci tangan dengan sabun dan air adalah cara terbaik untuk menghilangkan
kuman, termasuk virus, di sebagian besar situasi. Sabun cuci tangan biasa telah cukup
untuk membersihkan tangan dari virus COVID-19 yang menempel.
Catatan : Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut Anda dengan tangan
yang tidak dicuci.
a. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sekitar 40–60 detik
b. Basahi tangan dengan air, beri sabun secukupnya pada telapak tangan dan gosok
secara lembut dengan arah memutar
c. Gosok punggung tangan dengan telapak tangan lainnya secara bergantian
d. Gosok sela-sela jari tangan
e. Gosok ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci
f. Gosok dan putar ibu jari dengan tangan yang lain secara bergantian.
Momen penting cuci tangan pakai sabun:
2. Memakai masker
Anggota Keluarga yang sehat perlu menggunakan masker, tetapi tidak perlu
menggunakan masker medis, dan dapat menggunakan masker kain. Gunakan masker
medis bagi orang sakit yang demam dan batuk-pilek. Selain itu, tetap gunakan
masker dirumah bagi anggota keluarga yang sedang mengalami gejala atau dalam
masa pemulihan. Cara Menggunakan Masker :
105
a. Tutup mulut, hidung, dan dagu dengan masker. Bagian masker yang berwarna
menghadap ke luar.
b. Tarik tali dan kaitkan ke telinga, atau ke bagian belakang kepala jika masker
menggunakan jenis tali bersambung.
c. Tekan bagian atas masker agar mengikuti bentuk hidung
d. Ganti masker secara rutin jika kotor atau basah
e. Lepas masker dengan cara memegang atau menarik tali
f. Untuk masker sekali pakai (seperti masker bedah), buang masker kotor ke
tempat sampah dengan cara melipat, agar bagian dalam tidak terlihat ke luar.
Untuk masker kain yang bisa dipakai lagi, dapat dicuci dengan sebelum bisa
dipakai kembali.
g. Cuci tangan pakai sabun setelah membuang masker yang telah digunakan.
4. Istirahat Cukup
Tidur adalah proses biologis yang kritis, dan kebenarannya adalah selalu
penting. Ketika keluarga menghadapi pandemi Covid-19, tidur menjadi lebih penting
karena manfaatnya yang luas untuk kesehatan fsik dan mental seluruh anggota
keluarga. Tidur memberdayakan sistem kekebalan tubuh yang efektif. Tidur yang
cukup dan berkualitas dapat membuat tubuh seluruh anggota keluarga lebih kuat
melawan paparan virus Corona.
Orang dewasa dalam keluarga membutuhkan waktu tidur sekitar 7–8 jam
setiap harinya, sedangkan anak-anak memerlukan waktu tidur 10 jam atau lebih.
Istirahat yang cukup juga bisa memupuk produksi Sel T di dalam tubuh yaitu
kelompok sel kekebalan tubuh yang berperan penting dalam sistem imun terhadap
virus COVID-19.
106
meningkatkan imunitas. Kondisi ini menjadi lebih relevan karena banyak dari kita
pada saat pandemi memiliki akses yang sangat terbatas menuju pusat kebugaran
(gym) dan taman/area publik di mana kita biasanya melakukan latihan maupun
aktivitas fsik bersama keluarga.
Lauk (Protein) hewani (telur dan ikan) dan lauk (Protein) nabati (tempe, tahu,
dan kacang kacangan) juga sangat baik oleh tubuh. Jangan lewatkan mengonsumsi 2-
4 porsi lauk hewani dan nabati dalam sehari (1 porsi sekitar 50- 75 gram).
Protein tinggi
9. Jika Tidak Ada Keperluan Mendesak, Sebaiknya Lansia Dan Balita Tetap Tinggal
Dirumah.
Lansia dan balita dalam keluarga adalah kelompok yang rentan terinfeksi virus
termasuk virus covid-19. Dengan demikian, untum meminimalkan risiko terinfeksi
108
virus covid-19 sangat disaranakan lansia dan balita untuk tetap berada dan
beraktivitas dirumah jika tidak ada keperluan mendesak. Jika terdapat keperluan yang
mendesak, lansia dan balita harus menerapka protocol kesehatan dengan ketat untuk
mencegah penularan.
Memahami bahwa sumber penyebaran dari orang yang suka bepergian ke luar
rumah Oleh karenanya, anggota keluarga yang bepergian ini perlu untuk lebih
ketat dalam menerapkan protokol kesehatan. Sepulang ke rumah, sebelum bertemu
anggota keluarga, pastikan untuk mandi (membersihkan diri).
109
Mengobati penyakit pernapasan
Menghilangkan stress
Menguatkan tulang
Melapangkan pernapasan
110
BOOKLET : PROMOSI KESEHATAN “Upaya Pencegahan Penularan COVID-19
Dirumah”
111
Satuan Acara Penyuluhan
(SAP)
Pelaksanaan :
Penyajian
1. Menjelaskan pengertian 1. Mendengar dan Poster
10 menit
KB memperatikan
112
2. Menjelaskan jenis-jenis 2. Mendengar dan
alat kontrasepsi meperhatikan
3. Menjelasakan tips KB di 3. Mendengar dan
masa pandemi covid-19 meperhatikan
Penutup :
1. Menyimpulkan materi 1. Ikut
bersama audiens menyimpulkan
Penutup
2. Mengevaluasi materi materi bersama Poster
5 menit
yang telah diberikan 2. Menjawab
3. Menutup dan pertanyaan
mengucapkan salam 3. Menjawab salam
E. Evaluasi Penyuluhan :
1. Peserta
- Audiens mengikuti kegiatan sampai selesai
- Audiens kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan dan
mengerti mengenai Keluarga Berencana
2. Penyuluh
- Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan
- Bisa menjalankan peran sesuai tugas dan tanggung jawab
3. Suasana selama kegiatan penyuluhan kondusif
113
MATERI
Pelayanan KB di Masa Pandemi Covid-19
Adalah 2 kapsul kecil yang terbuat dari silicon berisi 75 gram hormone
levonorgestrel yang ditanam di bawah kulit.
Cara Kerja
a Lendir serviks menjadi kental
b Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi
c Menekan ovulasi
Efektivitas
Dalam teori: 99,7%. Dalam praktek: 97-99%
Keuntungan
a Sekali pasang untuk 3 tahun
b Tidak mempengaruhi produksi ASI
c Tidak mempengaruhi tekanan darah
d Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian
e Baik untuk wanita yang tidak ingin punya anak lagi tetapi belum mantap
untuk di tubektomi
Efek samping
Kadang2 pada saat pemasangan akan terasa nyeri. Selain itu ditemukan
haid yang tidak teratur, sakit kepala, kadang2 terjadi spotting atau anemia
karena perdarahan yg kronis.
2. Kontrasepsi PIL
a. Menekan ovulasi
b. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu
c. Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses
implantasi
d. Memperkental lender serviks (mencegah penetrasi sperma)
Keuntungan
a Mudah penggunaannya dan mudah didapat
b Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid
c Mengurangi resiko terjadinya KET (Kehamilan Ektopik Terganggu) dan
Kista Ovarium
d Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan rahim
e Pemulihan kesuburan hampir 100%
Efek Samping
3. Kontrasepsi IUD
AKDR atau spiral, atau Intra-Uterine Devices (IUD) adalah alat yang dibuat dari
polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yg ditempatkan di dalam
rahim.Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan dapat dilepaskan bila
berkeinginan untuk mempunyai anak.
Cara Kerja
a Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri
c Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma masuk ke
dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
d Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
Efektivitas : sangat evektif
Keuntungan
a Tidak terganggu faktor lupa
b Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan
menggunakan tembaga T 380 A)
c Mengurangi kunjungan ke klinik
d Lebih murah dari pil dalam jangka panjang
Efek samping :
4. Kontrasepsi Kondom
Adalah sarung karet tipis yang dipakai oleh pria pada waktu bersenggama
Cara Kerja
Sarung karet ini mencegah sperma bertemu dengan ovum
Efektivitas
Dalam teori: 98%. Dalam praktek: 85%. Efektif jika digunakan dengan benar tiap kali
berhubungan.
Keuntungan
a.Dapat dipakai sendiri
b.Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
c.Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui
d.Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain
e.Tidak mengganggu kesehatan
f.Tidak ada efek samping sistemik
g.Tersedia secara luas
h.Tidak perlu resep atau penilaian medis
i.Tidak mahal (jangka pendek)
Kontraindikasi : alergi
5. Kontrasepsi tubektomi dan vasektomi
Adalah pemotongan/pegikatan kedua saluran telur wanita (tubektomi) atau kedua saluran
sperma laki-laki (vasektomi). Operasi tubektomi ada beberapa macam cara antara lain
adalah Kuldoskopik, Kolpotomi, Posterior, Laparoskopi, dan Minilaparotomi. Cara yang
sering diapaki di Indonesia adalah Laparoskopi dan Mini laparotomi.
Cara Kerja : Hal ini mencegah pertemuan sel telur dengan sperma
Keuntungan
a. Paling efektif
b. Mengakhiri kesuburan selamanya (keberhasilan pengembalian tidak bisa
dijamin).
c. Tidak perlu perawatan khusus
116
6. Kontrasepsi suntik
Cara Kerja:
Depo provera disuntikkan setiap 3 bulan sedangkan Noristerat setiap 2 bulan.Wanita
yang mendapat suntikan KB tidak mengalami ovulasi.
Efektivitas: Dalam teori: 99,75%. Dalam praktek: 95-97%.
Keuntungan
a. Merupakan metode yang telah dikenal oleh masyarakat
b. Dapat dipakai dalam waktu yang lama
c. Tidak mempengaruhi produksi air susu ibu
117
Poster Pelayanan KB di Masa Pandemi Covid-19
118
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
F. Tujuan Penyuluhan
3. Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan pasangan usia subur
(PUS) mampu memahami dan mengerti tentang keluarga berencana (KB) dan
mengetahui macam-macam metode kontasepsi yang dapat digunakan oleh
pasangan usia subur.
4. Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan pasangan usaia subur
(PUS) dapat :
PUS dapat menjelaskan tentang pengertian KB.
PUS dapat menjelaskan tentang manfaat KB.
PUS dapat menjelaskan tentang jenis-jenis metode alat kontrasepsi.
G. Pokok Bahasan : Keluarga Berencana (KB)
H. Sub Pokok Bahasan :
5. PUS dapat menjelaskan tentang pengertian KB.
6. PUS dapat menjelaskan tentang manfaat KB.
7. PUS dapat menjelaskan tentang jenis-jenis metode alat kontrasepsi.
I. Kegiatan, Media, dan Alat Penyuluhan
Tahapan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens Media dan
penyuluhan (Mahasiswa) (PUS) Alat
penyuluhan
Pembukaan :
7. Menyimpulkan 7. Ikut
materi bersama menyimpulkan
audiens materi bersama
Penutup
8. Mengevaluasi 8. Menjawab
10 menit
audiens terkait pertanyaan
materi yang telah
diberikan 9. Menjawab
salam
9. Menutup dan
mengucapkan salam
J. Evaluasi
4. Peserta :
Audiens mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai
Audiens kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan
Audiens mengerti tentang materi penyuluhan yang telah disampaikan
terkait dengan Keluarga Berencana (KB)
5. Penyuluh :
Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan
Bisa menjalankan peran sesuai tugas dan tanggungjawab
120
MATERI
KELUARGA BERENCANA (KB)
121
2. Kontrasepsi Suntik :
Efektifitas tinggi.
Tidak menggangu hubunganseksual.
A. Suntikan 1 bulan :
Mengandung estrogen danprogesterone.
Mengganggu produksi ASI.
B. Suntikan 3 Bulan :
Mengandung progsteron saja.
Tidak mengganggu produksiASI.
3. Kontrasepsi Implant :
Efektivitasnya 0,1 sampai 1 kehamilan per 100 perempuan. Menurut Saifudin
tahun 2010, keuntungan dipasang selama 5 tahun kontrol medis ringan dan
dilayani di daerah pedesaan biaya ringan.
5. Kontrasepsi Mantap :
1. Tubektomi :
Tubektomi adalah setiap tindakan yang dilakukan pada kedua saluran telur
wanita yang mengakibat- kan orang yang bersangkutan tidak akan
mendapatkan keturunan.
2. Vasektomi :
Vasektomi adalah kon- trasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan
suatu metode operatif minal pada pria yang sangat aman se- derhana dan
sangat efektif memakan waktu operasi yang sangat singkat dan tidak
memerlukan anestesi umum.
122
LEAFLET KB DAN METDE KONTRASEPSI
123
124
SATUAN ACARA PENYULUHAN
IX. MATERI
METODE
X. MEDIA
Leafleat , Poster dan Booklet
125
XI. KEGIATAN PENYULUHAN
2 15 menit PENYAJIAN :
- mendengar dan
1. Menjelaskan Uraian materi yang akan
menyimak
disampaikan.
Materi : -bertaya terkait hal-ha
1. Pengertian Tanaman Obat Keluarga
yang kurang
(TOGA)
2. Manfaat Tanaman Obat Keluarga dimengerti dalam
(TOGA)
penyampaian materi
3. Jenis-jenis Tanaman Obat Keluarga
(TOGA) yang disampaikan
oleh pemateri
-menjawaab
pertanyaan
126
Evaluasi :
1. Peserta :
Audiens mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai
Audiens kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan
Audiens mengerti tentang materi penyuluhan yang telah disampaikan terkait dengan
Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
2. Penyuluh :
Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan
Bisa menjalankan peran sesuai tugas dan tanggungjawab
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah tanaman berkhasiat yang ditanam di lahan
pekarangan yang dikelola oleh keluarga.
Manfaat Tanaman Obat Keluarga (TOGA) yaitu bisa sebagai bahan masakan dan juga
obat alternatif sebelum berobat ke pelayanan kesehatan.
127
MATERI PENYULUHAN TOGA
A. TOGA
Pengertian
Tanaman obat tradisional sering disebut dengan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) yang
biasanya ditanam oleh keluarga seperti di kebun juga halaman rumah dengan berbagai jenis
Tumbuhan ini biasanya digunakan sebagai pengobatan untuk pertolongan pertama seperti
batuk dan demam. Jenis tanaman yang sering ditanam di kebun dan halaman seperti
temulawak, kunyit, sirih, kembang sepatu, sambiloto dan sebagainya. Tumbuhan obat
tadisional juga tidak hanya sengaja ditanam masyarakat namun juga sering kali hanya tumbuh
Jenis Tanaman Obat Keluarga yang digunakan untuk Penyakit Kencing Manis dan
Cara Penggunaannya
Jenis Tanaman Obat Keluarga yang digunakan untuk Penyakit Darah Tinggi dan Cara
Penggunaannya
128
2 Daun Mindi (Melia azedarach L.) 15 gr tapak dara direbus minum
3 Mengkudu (Morinda citrifolia) Mengkudu masak diremas-remas lalu
airnya ditambah dengan asam, gula merah
dan garam secukupnya diminum dan
daunnya sebagai lalap.
4 Belimbing Wulu (Averrhoa bilimbi L.) Daun belimbing hulu direbus dengan air
sebanyak 3 gelas hingga airnya menjadi 1
gelas diminum.
5 Belimbing Manis (Averrhoa carambola 3-5 buah belimbing digodok air sedukan
L.) kemadu lalu diminum.
6 Calincing (Oxalis corniculata) 30-60 gram direbus diminum
7 Sambiloto (Andrographis paniculata Sambiloto 20 gr, kumis kucing 15 gr,
nees) temulawak 20 gr, kemuning 15 gr, rumput
mutiara 15 gr, jinten 5 gr. Cuci bersih bahan
kemudian dimasukkan kepanci
enamel/kuali tanah, takaran 3 gelas air,
rebus hingga setengahnya. Saring,
kemudian diminum pagi dan malam. Bisa
ditambahkan madu
8 Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) Ambil 5-7 irisan buah mahkota dewa
kering, diseduh dengan air panas hingga 1
gelas (200 ml). Bila tidak
Jenis Tanaman Obat Keluarga yang digunakan untuk Penyakit Diare dan Cara
Penggunaannya
129
3 Belimbing Manis (Averrhoa carambola 3-5 buah belimbing digodok air sedukan
L.) kemadu lalu diminum.
4 Melati (Jasminum officinale) Akar dicuci bersih lalu digiling dan
diminum
5 Calincing (Oxalis corniculata) 30-60 gram direbus diminum
Jenis Tanaman Obat Keluarga yang digunakan untuk Batuk dan Cara Penggunaannya
130
merebus gula hingga mendapat 120 ml
sirup. Diminum untuk dewasa: 3x sehari 1-
2 sdm, untuk anak – anak: 3x sehari 1 -2
sdt.
7 Seri/Talok (Muntingia calabura) 20 gram daun segar seri, dicuci dan direbus
dengan 3 gelas air sampai air rebusannya
tinggal setengah, digunakan lalu disaring.
Hasil saring diminum tiga kali sehari sama
banyak.
Jenis Tanaman Obat Keluarga yang digunakan untuk Flu dan Cara Penggunaannya
131
132
133
POSTER PEMANFAATAN PERKARANAGN RUMAH UNTUK MENANAM TOGA
134
BOOKLET PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA)
135
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, diharapkan ibu yang mempunyai balita akan
mampu mengetahui dan memenuhi kebutuhan gizi pada balita dan dapat membuat makanan
bergizi untuk balita.
XIV. MATERI
XV. METODE
2 15 menit PENYAJIAN :
- mendengar dan
1. Menjelaskan Uraian materi yang akan
menyimak
disampaikan.
Materi : -bertaya terkait hal-ha
1. Pengertian Balita Dan Gizi Balita
yang kurang
2. Masalah Gizi Pada Balita
3. Faktor Yang Mempengaruhi Asupan dimengerti dalam
Makanan
penyampaian materi
4. Kebutuhan Energi Dan Zat Gizi Balita
5. Prinsip Pemberian Makan Pada Balita yang disampaikan
6. Anjuran Makan Pada Balita
oleh pemateri
7. Pengelolaan Makana Pada Balita
-menjawaab
pertanyaan
1. Peserta :
Audiens mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai
Audiens kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan
Audiens mengerti tentang materi penyuluhan yang telah disampaikan terkait dengan Gizi
pada Balita
2. Penyuluh :
Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan
Bisa menjalankan peran sesuai tugas dan tanggungjawab
3. Suasana selama kegiatan penyuluhan berlangsung tengang dan kondusif.
Gizi adalah makanan atau zat-zat yang diperlukan oleh tubuh yang berhubungan dengan
kesehatan. Balita adalah anak yang menginjak usia diatas satu tahun.
UMUR 1 – 2 TAHUN
Anjuran pemberian makan :
a. Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
b. Beri nasi lunak 3 kali sehari.
138
c.Tambahkan:telur/ayam/ikan/tempe/tahu/dagingsapi/wortel/bayam/kacanghijau/santan/
minyak pada nasi lunak.
d. Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti: bubur kacang
hijau, pisang, biskuit, nagasari, dsb.
e. Beri buah-buahan atau sari buah.
f. Bantu anak untuk makan sendiri.
UMUR 2 – 5 TAHUN
Anjuran pemberian makan:
a. Beri makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari nasi,
lauk pauk, sayur dan buah.
b. Beri makanan selingn 2 kali sehari diantara waktu makan seperti bubur kacang hijau,
biscuit, nagasari.
c. Jangan berikan makanan yang manis dan padat kalori diantara waktu makan.
139
GIZI PADA BALITA
Balita adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun
juga termasuk golongan ini. Balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua yaitu batita
atau anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun dan anak usia lebih dari tiga tahun
sampai lima tahun yang dikenal dengan usia prasekolah (Proverawati dan wati, 2011).
Balita merupakan kelompok umur yang paling sering menderita kekurangan gizi dan
gizi buruk (Notoatmodjo, 2010). Kekurangan gizi dapat memberikan konsekuensi buruk,
dimana manifestasi terburuk dapat menyebabkan kematian. Tercatat ratusan juta anak di
dunia menderita kekurangan gizi yang artinya permasalahan ini terjadi dalam populasi
dengan jumlah yang sangat besar (UNICEF, 2013).
Asupan makanan merupakan salah satu penyebab langsung yang mempengaruhi status
gizi seseorang. Asupan makanan merupakan informasi penting tentang jenis dan jumlah
pangan yang dikonsumsi oleh seseorang atau sekelompok orang pada waktu tertentu. Asupan
makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan, baik kualitas maupun kuantitas akan
menimbulkan masalah gizi (Brown dalam Septiani 2017). Asupan makanan pada balita
dipengaruhi ketersediaan dan pola konsumsi pangan dalam rumah tangga dan pola
pengasuhan anak. Ketersediaan pangan dalam rumah tangga mengacu pada pangan yang
cukup dan tersedia dalam jumlah yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga
(Simangunsong, 2010).
Menurut Adriani (2016), masa balita merupakan masa kehidupan yang sangat penting
yang mana berlangsung proses tumbuh kembang sangat pesat yaitu pertumbuhan fisik dan
perkembangan psikomotorik, mental, dan sosial. Stimulasi psikososial harus dimulai sejak
dini dan tepat waktu untuk tercapainya perkembangan psikososial yang optimal. Dalam
mendukung pertumbuhan fisik balita perlu petunjuk praktis makanan dengan gizi seimbang
salah satunya dengan makan aneka ragam makanan yang memenuhi kecukupan gizi.
Kebutuhan gizi pada balita diantaranya energi, protein, lemak, karbohidrat, air, vitamin, dan
mineral.
140
1. Energi
Kebutuhan energi sehari pada tahun pertama 100-200 kkal/kg BB. Untuk tiap tiga tahun
pertambahan umur, kebutuhan energi turun 10 kkal/kg BB. Penggunaan energi dalam tubuh
adalah 50% atau 55 kkal/kg BB/hari untuk metabolisme basal, 5-10% untuk Specific
Dynamic Action, 12% untuk pertumbuhan, 25% atau 15-25 kkal/kg BB/hari untuk aktivitas
fisik dan 10% terbuang melalui feses. Zat-zat gizi yang mengandung energi terdiri dari
protein, lemak, dan karbohidrat. Dianjurkan agar jumlah energi yang diperlukan didapat dari
50-60% karbohidrat, 25-35% lemak, dan 10-15% protein.
2. Protein
Protein merupakan sumber asam amino esensial yang diperlukan sebagai zat pembangun,
yaitu pertumbuhan dan pembentukan protein dalam serum, hemoglobin, enzim, hormone
serta antibodi; menggantu sel-sel tubuh yang rusak; memelihara keseimbangan asam basa
cairan tubuh; dan sumber energi. Disarankan untuk memberikan 2,5-3 g/kg BB bagi bayi dan
1,5-2 g/kg BB bagi anak sekolah sampai adolesensia. Jumlah protein yang diberikan
dianggap adekuat jika mengandung semua asam amino esensial dalam jumlah cukup, mudah
dicerna dan diserap oleh tubuh, maka protein yang diberikan harus sebagian berupa protein
yang berkualitas tinggi seperti protein hewani.
3. Lemak
Kebutuhan lemak tidak dinyatakan dalam angka mutlak, dianjurkan 15-20% energi total
berasal dari lemak. Di Indonesia energi yang berasal dari lemak pada umumnya sekitar 10-
20%. Masukan lemak setelah umur 6 bulan sebanyak 30-35% dari jumlah energi seluruhnya
masih dianggap normal, akan tetapi seharusnya tidak lebih rendah lebih rendah.
4. Karbohidrat
Dianjurkan 60-70% energi total basal berasal dari karbohidrat. Pada ASI dan sebagian besar
susu formula bayi, 40-50% kandungan kalori berasal dari karbohidrat terutama laktosa.
Sebaiknya karbohidrat yang dimakan terdiri dari polisakarida seperti yang terdapat dalam
beras, gandum, kentang, dan sayuran. Gula yang terdapat dalam minuman manis, selai, kue,
gula-gula dan cokelat harus dibatasi dan tidak melebihi 10% dari jumlah energi.
Monosakarida dan disakarida lainnya terdapat dalam buahbuahan dan susu serta produk susu.
Buah, susu dan produk susu merupakan sumber vitamin dan trace element untuk anak yang
141
sedang tumbuh. Makanan yang terlalu manis dapat menyebabkan kerusakan gigi anak-anak.
Karbohidrat diperlukan anak-anak yang sedang tumbuh sebagai sumber energi.
Vitamin dan mineral esensial merupakan zat gizi yang penting bagi pertumbuhan dan
kesehatan. Vitamin digolongkan sebagai vitamin larut dalam lemak (ADEK) dan vitamin
larut dalam air yaitu vitamin B kompleks (B1, B2, Niacin, B6, asam pantotenik, biotin, asam
folat, dan B12) dan vitamin C. Vitamin untuk balita digunakan untuk:
a. Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel dan sebagai pengatur kepekaan
rangsang sinar pada saraf dan mata
b. Vitamin B1 berfungsi untuk metabolism karbohidrat, keseimbangan air dalam tubuh dan
membantu penyerapan zat lemak dalam usus
c. Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsang sinar ke saraf mata dan enzim, dan
berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel
d. Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatansel-sel darah merah dan dalam proses pertumbuhan
serta pekerjaan urat saraf
f. Vitamin D berfungsi mengatur kadar kapur dan fosfor, dan Bersama kelenjar anak gondok
memperbesar penyerapan kapur dan fosfor dari usus dan mempengaruhi kerja kelenjar
endokrin
g. Vitamin E berfungsi mencegah pendarahan bagi wanita hamil serta mencegah keguguran
dan diperlukan pada saat sel sedah membelah
h. Vitamin K berfungsi dalam pembentukan protombin yang berarti penting dalam proses
pembekuan darah
Pada usia anak 1-5 tahun sering mengalami kekurangan vitamin A, B, dan C sehingga
anak perlu mendapatkan 1-1 ½ mangkok atau 100-150 g sayur sehari. Pilihlah buah-buahan
berwarna kekuning-kuningan atau jingga dan buah-buahan yang asam seperti papaya, pisang,
142
manga, nanas, dan jeruk. Berikan 1-2 potong papaya sehari (100-200 g) atau 1-2 buah jeruk
atau buah lain.
Adapun kebutuhan gizi mineral mikro yang lebih dibutuhkan saat usia balita adalah:
1. Zat besi (Fe) Zat besi memiliki peranan dalam berbagai reaksi oksidasi reduksi. Zat besi
berperan sebagai gugus fungsional dari berbagai enzim dalam siklus krebs dan pembawa
electron dalam sitokrom, sebagai transportasi oksigen dalam darah, dan sebagainya.
Menurut seorang ahli gizi bernama Marzuki Iskandar, STP., MTP., kunci asupan zat
gizi yang baik adalah makanan yang sehat dan bervariasi sehingga anak dianjurkan untuk
mengonsumsi makanan dengan komposisi yang terdiri atas 55-67% karbohidrat, 20-30%
lemak, dan 13-15% protein untuk memenuhi kebutuhan perkembangan kecerdasan dan
pertumbuhan fisik yang optimal.
Menurut Kemenkes RI, 2014, keragaman makanan adalah aneka ragam konsumsi
kelompok pangan yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan dan
air yang beranekaragam dalam setiap kelompok pangan. Hal ini dikarenakan tidak ada
satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk
menjamin pertumbuhan dan mempertahankan kesehatannya. Contoh jenis pangan dari
berbagai kelompok pangan adalah sebagai berikut:
(a) Makanan pokok antara lain : beras, kentang, singkong, ubi jalar, jagung, talas, sagu,
sukun, dan sebagainya;
143
(b) Lauk pauk antara lain : ikan, telur, unggas, daging, susu dan kacangkacangan serta hasil
olahannya, dan sebagainya;
(c) Sayuran adalah sayuran hijau dan sayuran berwarna lainnya. Sayuran hijau antara lain :
kangkung, sawi, daun katuk, dan sebagainya. Sayuran warna lain antara lain : keluwih,
wortel, labu siam, dan sebagainya;
(d) Buah-buahan adalah buah yang berwarna antara lain : alpukat, mangga, durian, apel, dan
sebagainya
Ketika masuk usia tiga tahun, anak mulai bersifat ingin mandiri dalam memilih dan
menentukan makanan yang ingin dikonsumsinya. Pada usia 3- 5 tahun, anak sering menolak
makanan yang tidak disukai dan hanya memilih makanan yang disukai. Ketidaksukaan
seseorang terhadap jenis makanan tertentu akan berdampak pada pencapaian gizi seimbang
sehingga harus diperkenalkan dan diberikan aneka ragam makanan sejak usia dini. Konsumsi
beragam makanan pada balita dapat menjamin kelengkapan zat gizi yang diperlukan
tubuhnya, karena setiap makanan mengandung sumber zat gizi yang berbeda baik jenis
maupun jumlahnya. Namun perlu dipertimbangkan bahan makanan yang kurang
menguntungkan seperti es krim, kue-kue manis, permen, dan makanan ringan yang banyak
menggunakan bahan makanan tambahan (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016).
Pada usia 1-5 tahun anak sudah harus makan seperti pola makan keluarga yaitu;
sarapan, makan siang, makan malam, dan dua kali selingan. Porsi makan pada usia ini adalah
setengah dari porsi orang dewasa. Setelah anak berumur satu tahun, menu makanannya harus
bervariasi untuk mencegah kebosanan dan diberi susu, serealia (bubur beras, roti), daging,
sup, sayuran, dan buah-buahan (Depkes RI, 2000).
KEP (Kurang Energi Protein) adalah suatu keadaan dimana rendahnya konsumsi energi
dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi
(AKG). Anak disebut KEP apabila berat badannya kurang dari 80% indeks berat badan
menurut usia (BB/U) baku WHO-NCHS. KEP atau Protein Energy Malnutrition dapat
diartikan sebagai salah satu penyakit gangguan gizi yang penting dimana pada penyakit KEP
ditemukan berbagai macam keadaan patologis yang disebabkan oleh kekurangan energi
144
maupun protein dalam proporsi yang bermacam-macam. Kurangnya zat gizi makro (Energi
dan Protein) pada balita bisa menyebabkan KEP. Penyebab penting terjadinya KEP adalah
dimana kesadaran akan kebersihan baik personal hygiene maupun kebersihan lingkungan
yang masih kurang sehingga memudahkan balita untuk terserang penyakit infeksi. Terlihat
pula adanya sinergisme antara status gizi dan infeksi. Keduanya dipengaruhi oleh makanan,
kualitas mengasuh anak, kebersihan lingkungan dan lain-lain yang kesemuanya
mencerminkan keadaan sosial-ekonomi penduduk serta lingkungan pemukimannya.
2. Obesitas
Anak akan mengalami berat badan berlebih (overweight) dan kelebihan lemak dalam
tubuh (obesitas) apabila selalu makan dalam porsi besar dan tidak diimbangi dengan aktivitas
yang seimbang. Dampak obesitas pada anak memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskuler,
seperti : hiperlipidemia (tingginya kadar kolesterol dan lemak dalam darah), hipertensi,
hyperinsulinemia, gangguan pernafasan, dan komplikasi ortopedik (tulang). Apalagi bila hal
ini tidak teratasi, berat badan berlebih (obesitas) akan berlanjut sampai anak beranjak remaja
dan dewasa. Konsekuensinya pada anak juga menyangkut kesulitankesulitan dalam
psikososial, seperti diskriminasi dari teman-teman, self-image negative, depresi, dan
penurunan sosialisasi.
Upaya agar anak terhindar dari obesitas yakni kuncinya ada pada keluarga. Ada banyak
cara untuk mengendalikan kegemukannya :
a. Orangtua perlu melakukan pencegahan seperti mengendalikan pola makan anak agar tetap
seimbang. Awasi kebiasaan makannya, jangan berikan makanan yang kandungan lemaknya
tinggi.
b. Perbanyak makan sayuran setiap makan. Jangan banyak diberikan masakan yang
mengandung banyak lemak seperti santan yang terlalu kental.
c. Selain itu memberikan cemilan yang sehat seperti buah-buahan.
d. Jangan terlalu banyak memberikan makanan dan minuman manis, karena itu adalah
sumber kalori yang dapat meningkatkan berat badan.
e. Upayakan melibatkan anak pada aktivitas yang bisa mengeluarkan energinya, terutama di
luar ruangan seperti lari, berenang, atau bermain bola, dan lain-lain.
f. Dan tentunya konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi bagaimana solusinya yang terbaik
bagi anak Anda.
145
3. Kurang Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh
tubuh yang berguna untuk kesehatan mata, dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan
daya tahan tubuh untuk melawan penyakit misalnya campak, diare, dan penyakit infeksi
lainnya. Penyakit mata yang diakibatkan oleh kurangnya vitamin A disebut xeropthalmia.
Xeropthalmia adalah kelainan pada mata akibat kurang vitamin A, yaitu terjadi kekeringan
pada selaput lendir (konjungtiva) dan selaput bening (kornea) mata. Penyakit ini merupakan
penyebab kebutaan yang paling sering terjadi pada anak-anak usia 2 – 3 tahun. Vitamin A
berfungsi untuk pertumbuhan sel epitel dan pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf
retina mata. Jumlah yang dianjurkan berdasarkan Angka Kecukupan Gizi per hari 400 ug
retinol untuk anak-anak dan dewasa 500 ug retinol. Sumbernya ada di makanan hewani
sebagai retinol dan ada juga dari nabati sebagai pro vitamin A sebagai karotin, yang nantinya
dalam usus dengan bantuan tirosin baru dikonversi menjadi retinol.
146
untuk membuat jumlah normal hemoglobin dalam darah mereka. Anemia pada anak
disebabkan kebutuhan Fe yang meningkat akibat pertumbuhan si anak yang pesat dan infeksi
akut berulang. Gejalanya anak tampak lemas, mudah lelah, dan pucat. Selain itu, anak dengan
defisiensi (kurang) zat besi ternyata memiliki kemampuan mengingat dan memusatkan
perhatian lebih rendah dibandingkan dengan anak yang cukup asupan zat besinya. Zat besi
diperlukan untuk pembentukan sel darah merah dan juga diperlukan oleh berbagai enzim
sebagai faktor penggiat. Zat besi yang terdapat dalam enzim juga diperlukan untuk
mengangkut elektro (sitokrom), untuk mengaktifkan oksigen (oksidase dan oksigenase).
Defisiensi zat besi tidak menunjukkan gejala yang khas (asymptomatic) sehingga anemia
pada balita sukar untuk dideteksi. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi oleh tubuh,
kombinasikan bahan makanan sumber zat besi dengan vitamin C, misalnya berikan potongan
tomat dalam roti sandwich untuk anak.
147
penting dalam perkembangan anak. Masa balita adalah masa transisi terutama pada usia 1 – 2
tahun dimana anak akan mulai memakan makanan yang padat dan menerima rasa sertatekstur
makanan yang baru.
Kebutuhan nutrisi pada balita sebenarnya juga dipengaruhi oleh usia, besar tubuh, dan tingkat
aktivitas yang dilakukannya.
1. Energi : biasanya balita membutuhkan sekitar 1.000 samapi 1.400 kalori per hari.
2. Kalsium : dibutuhkan kurang lebih 500 mg per hari.
3. Zat besi : anak balita membutuhkan 7 mg per hari.4. Vitamin C dan D.
Tubuh anak terdiri dari struktur tulang, otot, peredaran darah, jaringan otak, dan organ-
organ lain. Perkembangan tiap struktur ini sangat dipengaruhi oleh masukan (intake) berbagai
macam nutrisi makanan penunjang pertumbuhan.Pada usia 2 tahun ini, anak-anak memiliki
kerangkan tubuh berupa tulang rawan sehingadengan pemberian masukan gizi berupa vitamin
dan mineral akan mempercepat pembentukan tulang (osifkasi). Anak usia 2 tahun juga sudah
mampu untuk berjalan dan melakukan semua gerakan tubuh yang dilakukan oleh otot. Hal ini
terjadi karena ribuan serabut otot yang semakin membesar dan terus bekerja. Artinya, otot
membutuhkan zat-zat dari asupan makanan yang diberikan pada anak. Selain zat gizi diatas,
air merupakan komponen utama dalam tubuh manusia secara umum. Pada anak sekolah 60%-
70% berat tubuh adalah air, Air juga merupakan kebutuhan & bagian dari kehidupan manusia
sehingga asupan air pun sebaiknya seimbang dengan jumlah yang dikeluarkan. Asupan air
yang kurang akan menimbulkan masalah kesehatan, begitupun sebaliknya asupan air yang
berlebih juga dapat menimbulkan masalah kesehatan, khususnya pada anak yang yang
menderita penyakit ginjal & gagal jantung . Kebutuhan rata-rata cairan untuk anak sekolah
adalah 1 – 1,5ml/Kkal/hr.
148
membahagiakan ketika makan dan selanjutnta anak merasa nyaman dalam menikmati
makanannya. Biasakan anak makan di meja makan tidak sambil bermain ataupun menonton
televisi. Seorang ibu atau pengasuh harus mampu menciptakan pola makan yang baik untuk
si anak, sehingga anak dapat belajar pola makan yang baik serta memilih makanan yang sehat
melalui teladan orang tua dan keterlibatannya dalam aktifitas makan. Jadikan kebiasaan
makan yang ingin dibiasakan dalam keluarga sebagai bagian dari kesepakatan antara anak
dan orang tua serta keluarga, anak perlu tau semua alasan dibalik kesepakatan tersebut,
dimana salah satunya adalah supaya tubuh tetap dalam kondisi sehat.
G. Penyusunan Menu
1. Menu Sehat Balita
Menu balita adalah susunan hidangan sekali makan yang secara keseluruhan harmonis
dan saling melengkapi untuk kebutuhan makanan seorang balita. Dalam hal kesehatan,
seringkali kita temui istilah menu seimbang yaitu menu yang mengandung semua golongan
bahan makanan yang dibutuhkan oleh balita dengan memperhatikan keseimbangan unsur-
unsur gizi yang terkandung didalamnya.
Konsep menu seimbang menekankan adanya unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh
tubuh balita dalam keadaan seimbang. Unsur gizi yang diperlukan tubuh ini digolongkan atas
pemberi tenaga atau energi, penyokong pertumbuhan, pembagunan dan pemeliharaan
jaringan tubuh serta pengatur metabolisme dan berbagai keseimbangan dalam sel tubuh.
Untuk dapat menyusun menu yangseimbang, kita perlu memiliki pengetahuan
mengenai bahan makanan dan zat gizi, kebutuhan gizi balita serta pengetahuan hidangan dan
pegolahannya. Menu sehari berarti susunan hidangan untuk satu hari, terdiri dari beberapa
waktu makan yaitu makan pagi,makan siang, makan malam,serta makan selingan antara
makan pagi dengan makan siang serta antara makan siang dengan makan malam.
149
Disamping hal tersebut perlu diperhatikan beberapa hal lain yang menunjang seluruh
proses komsumsi seseorang yaitu kebersihan,pengolahan yang tepat sehingga enak dimakan
suasana menyenangkan ketika makan.
Dalam meyusun menu untuk balita hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berkut:
a. Kombinasi rasa yaitu asin, manis, asam, pedas jika disukai.
b. Kombinasi warna hidangan yaitu warna merah, hijau, cokelat, kuning dan sebagainya.
c. Variasi bentuk potongan yaitu persegi, panjang, tipis, bulat dan sebagainya.
d. Variasi kering atau berkuah karena ada jenis hidangan berkuah banyak seperti sup,sayur
asam maupun yang sedikit kuah seperti, tumis sayur, sambal goreng serta yang kering seperti
ikan goreng, kering tempe.
e. Variasi teknik pengolahan yaitu ada hidangan yang diolah dengan teknik pengolahan
digoreng, direbus, disetup dan lain-lain sehingga member penampilan, tekstur dan rasa
berbeda pada pada hidangan tersebut.
f. Suhu makanan yang diberikan tidak boleh terlalu panas ataupun terlalu dingin.
UMUR 2 – 5 TAHUN
Anjuran pemberian makan:
a. Beri makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari nasi,
lauk pauk, sayur dan buah.
150
b. Beri makanan selingn 2 kali sehari diantara waktu makan seperti bubur kacang hijau,
biscuit, nagasari.
c. Jangan berikan makanan yang manis dan padat kalori diantara waktu makan.
4. Pengolahan Makan
Pengolahan makanan sangat menentukan hasil dan kualitas suatu masakan. Oleh sebab
itu perlu pengolahan makanan yang baik untuk nutrisi optimal artinya cukup untuk memenuhi
gizi. Kita tentunya berharap bahwa makanan yang kita masak dapat memenuhi nutrisi bagi
yang memakannya, sehat dan bergizi.
Pengolahan makanan, baik untuk keluarga maupun masyarakat, perlu mengetahui
bahwa proses pengolahan makanan dapat meningkatkan mutu makanan yang dikomsumsi
misalnya lebih baik dan mudah dicerna.
Namun dapat juga terjadi hal yang merugikan yaitu bahwa selama proses pengolahan
beberapa zat gizi yang ada pada bahan makanan dapat rusak atau hilang. Oleh sebab itu perlu
diperhatikan tahap-tahap dalam proses pengolahan beberapa zat gizi yang ada pada bahan
makanan dapat rusak atau hilang.Oleh sebab itu perlu di perhatikan tahap-tahap dalam proses
penyiapan makanan dapat rusak atau hilang. Oleh sebab itu perlu diperhatikan tahap-tahap
dalam proses penyiapan makanan yaitu penyiangan, bahan makanan, pencucian, pemotongan
dan pengolahan atau pemasakan dengan proses pemanasan sebagai berikut:
a. Pencucian dan penyiangan bahan makan
Pencucian makanan perlu dilakukan karena bahan makan yang berasal dari bawah tanah
sehingga membawa kotoran dari tanah,tapi juga ada bahan makanan yang kotor karena
serangga atau pun dicuci dengan air tidak bersih sehingga mengandung kotoran atau
racun limbah yang ada dalam air pencucinya.Proses pencucian sebaiknya sebelum
dipotong dengan menggunakan air bersih yang mengalir.
b. Pemotongan bahan makan
Pemotongan bahan makan bertujuan untuk memudahkan makan masuk kedalam mulut
dan mengunyah mengingat kondisi mulut dan gigi balita, terutama bahan makanan yang
agak liat dan keras. Pada proses pemotongan atau penghalusan bahan makan ini, zat-zat
gizi mudah keluar dari sel. Dalam keadaan ini bahan makan mudah terkena udara yang
mengandung oksigen sehingga dapat merusak zat tersebut bila terjadi reaksi oksidasi. Zat
gizi yang rusak oleh oksidasi udara antara lainseperti thiamin dan vitamin A atau
provitaminnya.
151
c. Proses Pengolahan atau Pemasakan
Umumnya pengolahan dilakukan dengan mempergunakan panas,baik panas langsung
seperti membakar,maupun panas tidak langsung yaitu menggunakan bahan perantara
seperti menggoreng dan merebus.Panas ini mengubah sifat-sifat kimia makanan yang
berakibat lebih lanjut padat sifat-sifat gizi.
Berbagai Olahan Makanan Sehat Untuk Balita
No. Bahan Makanan Hasil Olahan Makanan
1. Kentang Stick Kentang Keju
2. Nasi Dan Ayam Bola Nasi Ayam
3. Tahu Dan Wortel Telur Gulung Tahu Sayur
4. Sayur Selada Keripik Selada
5. Sayur Bayam Mie Bayam
6. Sayur Wortel Keripik Wortel
7. Sayur Bayam Dan Wortel Nugget Sayur Bayam Dan Wotel
8. Kentang Donat Kentang
9. Labu Donat Labu
10. Sayur Bayam Keripik Bayam
152
BALITA adalah anak
yang telah menginjak
usia diatas satu tahun
GIZI PADA BALITA atau lebih popular
dengan pengertian usia
anak di bawah lima
tahun. (Kemenkes RI)
155
156
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
A. Tujuan Penyuluhan
1. Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan remaja mampu
memahami dan mengerti tentang kesehatan reproduksi remaja (KRR).
2. Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan remaja dapat :
Remaja dapat menjelaskan tentang pengertian remaja
Remaja dapat menjelaskan tentang pengertian kesehatan reproduksi
Remaja dapat menjelaskan tentang organ reproduksi pada wanita dan pria
Remaja dapat menjelaskan tentang pubertas mimpi basah dan menstruasi
Remaja dapat menjelaskan tentang ciri-ciri perkembangan non-fisik remaja
Remaja dapat menjelaskan tentangciri-ciri perubahan psikologis pada
remaja
Remaja dapat menjelaskan tentang perilaku seksual pada remaja
Remaja dapat menjelaskan tentang masalah pada sistem reproduksi
Remaja dapat menjelaskan tentang kebijakan program dan strategi
kesehatan reproduksi
157
D. Kegiatan, Media, dan Alat Penyuluhan
2. Memperkenalkandiri 2. Mendengarkan
Pendahuluan
5 menit
3. Menjelaskan maksud 3. Mendengarkan
dan tujuan dilakukan
penyuluhan
158
Pelaksanaan : Metode :
Ceramah dan
1. Menjelaskan tentang 1. Mendengar dan diskusi
pengertian remaja memperhatikan
3. Mendengar dan
memperhatikan
159
Penutup :
1. Menyimpulkan 1. Ikut
materi bersama menyimpulkan
audiens materi bersama
Penutup
2. Mengevaluasi 3. Menjawab
10 menit
audiens terkait pertanyaan
materi yang
telah diberikan 4. Menjawab
salam
3. Menutup dan
mengucapkan salam
E. Evaluasi
1. Peserta :
Audiens mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai
Audiens kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan
Audiens mengerti tentang materi penyuluhan yang telah disampaikan
terkait dengan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
2. Penyuluh :
Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan
Bisa menjalankan peran sesuai tugas dan tanggungjawab
160
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI
1. Pengertian Remaja
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10 hingga 19 tahun. Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam
rentang usia 10-18 tahun. Sementara itu, menurut Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN), rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
Perbedaan definisi tersebut menunjukkan bahwa tidak ada kesepakatan universal mengenai
batasan kelompok usia remaja. Namun begitu, masa remaja itu diasosiasikan dengan masa
transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa ini merupakan periode persiapan menuju masa
dewasa yang akan melewa beberapa tahapan perkembangan penting dalam hidup. Selain
kematangan fisik dan seksual, remaja juga mengalami tahapan menuju kemandirian sosial
dan ekonomi, membangun identitas, akuisisi kemampuan (skill) untuk kehidupan masa
dewasa serta kemampuan bernegosiasi (abstract reasoning) (WHO, 2015).
Pada masa remaja terjadi perubahan fisik dan seksual yang signifikan sehingga
ketertarikan seksual terhadap lawan jenis cukup besar dan dorongan seksual juga
berkembang. Menurut Erikson (1950;1963), remaja akan beradaptasi dengan perubahan
tubuhnya serta belajar menerima perbedaan dengan individu lain, baik fisik maupun ideologi.
Perubahan fisik yang pesat dan perubahan hormonal merupakan pemicu masalah
kesehatan remaja serius karena timbulnya dorongan motivasi seksual yang menjadikan
remaja rawan terhadap penyakit dan masalah kesehatan reproduksi (kespro), kehamilan
remaja dengan segala konsekuensinya yaitu hubungan seks pranikah, aborsi, Penyakit
Menular Seksual (PMS), HIV-AIDS serta narkoba (Margaretha, 2012).
Hasil Survei Penduduk Antar Sensus 2015 menunjukkan bahwa penduduk usia 15-24
tahun mencapai 42.061,2 juta atau sebesar 16,5 persen dari total penduduk Indonesia. Hasil
Proyeksi Penduduk menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia remaja ini akan mengalami
peningkatan hingga tahun 2030 dan kemudian menurun sesudahnya. Perubahan jumlah
penduduk usia remaja tersebut terkait dengan transisi demografi di Indonesia, dimana angka
fertilisasi yang menurun telah mengubah struktur usia penduduk. Awalnya, proporsinya
terbesar adalah penduduk muda (usia 0-14 tahun). Namun seiring dengan menurunnya
fertilisasi terjadi perubahan dimana proporsi penduduk yang dominan bukan lagi penduduk
muda tetapi penduduk usia produktif (15-64). Di antara mereka yang ada dalam kelompok
usia produktif tersebut adalah remaja usia 15-24 tahun. Mereka inilah yang kelak akan
menjadi kelompok penduduk dewasa dan tua pada tahun 2030.
161
2. Pengertian Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh
tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam suatu yang berkaitan dengan
system reproduksi, fungsi dan prosesnya (WHO).
Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik,
mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang
pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan
bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum
dan sesudah menikah (Depkes RI, 2000).
Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan sosial
secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses
reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk
berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang
layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, spiritual yang memiliki hubungan yang
serasi, selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan antara keluarga dengan masyarakat
dan lingkungan (BKKBN,1996).
162
2. Organ reproduksi laki-laki :
1. Penis
2. Glans
3. Uretra
4. Vas deferens
5. Epidydimis
6. Testis
7. Scrotum
8. Kelenjar Prostat
9. Vesikula Seminalis
10. Kandung Kencing
Pubertas adalah proses kematangan dan pertumbuhan yang terjadi ketika organ-organ
reproduksi mulai berfungsi dan karakteristik seks sekunder mulai muncul (Wong, et al.
2009).
Pubertas merupakan titik pencapaian dari kematangan seksual pada anak perempuan yaitu
dengan terjadinya menarche. Menarche merupakan perdarahan yang terjadi pertama kali dari
uterus. Menarche pada perempuan terjadi pada masa pubertas sekitar dengan 12–14 tahun.
Usia menarche bervariasi pada setiap individu dan wilayah tempat tinggal. Usia menarche
dapat dikatakan normal apabila terjadi pada usia 12–14 tahun (Susanti, 2012).
Wong, et al. (2009) mengatakan bahwa pubertas dibagi atas tiga tahap yaitu :
1. Prapubertas :
Yaitu periode sekitar 2 tahun sebelum pubertas ketika anak pertama kali mengalami
perubahan fisik yang menandakan kematangan seksual.
2. Pubertas :
Merupakan titik pencapaian kematangan seksual, ditandai dengan keluarnya darah
menstruasi pertama kali pada remaja putri sedangkan pada remaja putra indikasi
seksualitasnya kurang jelas.
163
3. Pascapubertas :
Merupakan periode 1 sampai 2 tahun setelah pubertas, ketika pertumbuhan tulang
telah lengkap dan fungsi reproduksinya terbentuk dengan cukup baik. (Wong, et al.
2009) mengatakan bahwa secara umum peristiwa pubertas disebabkan oleh
pengaruh hormon dan dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior (adenohiposis)
sebagai respons terhadap stimulasi dari hipotalamus. Stimulasi gonad memiliki
fungsi ganda, yaitu :
1. Produksi dan pelepasan gamet produksi sperma pada pria dan kematangan serta
pelepasan ovum pada wanita.
2. Sekresi hormon seks yang sesuai, yaitu estrogen dan progesteron dari ovarium
(wanita) dan testosteron dari testis (pria).
Perubahan fisik dan perubahan psikologis pada perempuan dan laki-laki yang
disebabkan oleh pubertas daiantaranya :
Mimpi Basah
Mimpi basah merupakan keluarnya sperma tanpa rangsangan pada saat tidur, dan
umumnya terjadi pada saat mimpi tentang seks.
164
Proses Mimpi Basah :
Testis
memproduksi
sperma tiap hari
Sperma ditampung
ejakulasi
165
Mensturasi
Proses Mensturasi :
2. Pelepasan
sel telur yang
telah matang,
menunggu
untuk dibuahi
166
Seputar Mensturasi :
1. Perubahan emosi :
a. Sensitif (mudah menangis, cemas, frustasi dan tertawa)
b. Agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar yang berpengaruh, sehingga
misalnya mudah berkelahi
2. Perkembangan intelegansia :
a. Mampu berfikir abstrak, senang memberi kritik
b. Ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba.
Perilaku ingin mencoba hal-hal yang baru, merupakan hal yang sangat penting
bagi kesehatan reproduksi dalam masa remaja
167
Mengapa remaja melakukan hubungan seks :
a. Tekanan pasangan
b. Merasa sudah siap melakukan hubungan seks
c. Keinginan dicintai
d. Keingin tahuan tentang seks
e. Keinginan menjadi populer
f. Tidak ingin di ejek masih “perawan”
g. Film, tayangan tv, dan media massa (termasuk internet) menampakkan bahwa
normal bagi remaja untuk melakukan hubungan seks
h. Tekanan dari seseorang untuk melakukan hubungan seks
1. KTD
Pengertian :
Suatu kehamilan yang karena suatu sebab maka keberadaannya tidak di inginkan oleh
salah satu atau kedau orang tua bayi tersebut (kehamilan yang tidak diinginkan)
Sebab :
a. Pengetahuan tentang seks minim
b. Tidak menggunakan alat kontrasepsi
c. Alat kontrasepsi gagal
d. Pemerkosaan
168
Dampak :
a. Fisik : Pertumbuhan fisik belum selesai
b. Psikologis : Tidak siap mendidik dan mengasuh anak
c. Sosial Ekonomi : Tidak siap membiayai segala kebutuhan anak
2. Aborsi
Pengertian :
Berakhirnya kehamilan sebelum dua puluh minggu (20 minggu)
Alasan :
a. Mau terus sekolah
b. Takut orang tua
c. Ekonomi belum siap
d. Tidak mencintai yang menghamili
e. Pemerkosaan (bingung dengan status anaknya nanti)
Pesan :
Informasi mengenai aborsi tidak dimaksudkan untuk mempromosikan layanan aborsi,
tetapi agar remaja mengerti bahaya yang diakibatkan tindakan aborsi
3. IMS
Jenis / contoh :
a. Gonore (kencing nanah)
b. Sifilis (Raja singa)
c. Herpes Genitalis
d. Trikomonas Vaginalis
e. Chancroid
f. Klamidia
g. Condiloma Akuminata
h. Candidianis
i. Kutu Pubis
j. Hepatitis B
k. HIV/AIDS
Pencegahan :
a. Tidak ber-HUS
b. Ber-HUS yang sehat
169
c. Tidak berganti-ganti pasangan
d. Menggunakan kondom
e. Periksa ke dokter bila ada gejala mencurigakan
Pengobatan :
a. IMS ada yang bisa disembuhkan
b. Pengobatan oleh dokter
c. Jangan mengobati sendiri
4. HIV/AIDS
HIV banyak terdapat pada : darah, cairan sperma dan cairan vagina
HIV sedikit terdapat pada : air liur, air mata, keringat dan ASI
HIV tidak dapat hidup : diluar tubuh manusia dan pada temperatur > 60C
170
Gejala Klinis Pada Stadium AIDS :
171
B. Kebijakan yang saat ini dilakukan :
2. Program :
a. Program berbasis sekolah
172
b. Pusat Informasi dan Konsultasi Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR)
c. Pemberdayaan Masyarakat
Pemerintah memberda-yakan kelompok dalam masyarakat yang peduli kesehatan
reproduksi remaja (LSM, kelompok masyarakat madani, dll)
3. Strategi
a. Remaja dilibatkan dalam program mulai perencanaan sampai evaluasi
b. Program dikembangkan sesuai dengan kondisi masing-masing daerah
c. Tokoh masyarakat, tokoh agama dan orangtua dilibatkan dalam pengembangan
program
d. Pengembangan program melalui pendekatan lintas sektoral
e. Program disesuaikan dengan karakteristik kelompok sasaran (usia, jenis
kelamin, wilayah, dll)
173
LEAFLET KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
174
175
PPT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
176
Lampiran 3. Hasil Analisis SPSS
GIZI BALITA
Frequency Table
JENIS KELAMIN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
USIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PENDIDIKAN TERAKHIR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
177
Total 13 100.0 100.0
PEKERJAAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
JUMLAH ANAK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
USIA ANAK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
178
RIWAYAT GIZI BURUK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
179
Pie Chart
180
181
182
183
Statistics
TINGKAT
PENGETAHUA TINGKAT
N SIKAP
N Valid 13 13
Missing 0 0
184
Frequency Table
TINGKAT PENGETAHUAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
TINGKAT SIKAP
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
185
Pie Chart
186
187