DISUSUN OLEH:
1. Sekar Wulandari (201708055)
2. Sinta Diah A (201708056)
3. Widriyatul Lianah (201708058)
4. Yossy Febryarti (201708059)
Disetujui Oleh:
Ketua LPPM
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata dapat
kami selesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan serta turut membantu
kalancaran pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yaitu :
1. Zaenal Abidin,S.KM.,M.Kes (Epid) selaku Ketua STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun.
12. Mbah Go selaku tuan rumah selama kami tinggal di Desa Gunungan.
13. Seluruh masyarakat Desa Gunungan, Kecamatan Kartoharjo Kabupaten
Magetan
14. Ibu Indah dan keluarga selaku Kader yang membantu kelompok 6 di Desa
Gunungan, Kecamatan Kartoharjo Kabupaten Magetan
15. Mahasiswa STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun yang mengikuti kegiatan
KKN.
Laporan Pelaksanaan Kegiatan KKN ini telah kami susun seoptimal mungkin,
namun kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam laporan ini. Oleh
karena itu, kami mohon saran dan masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan
laporan ini.
terkait.
PENDAHULUAN
Kabupaten Magetan dengan jumlah penduduk 46.763 jiwa dan dengan luas
signifikan jumlahnya. Selain itu wilayah yang berada di jalur strategis lintas
yang tidak rasional selama ini telah memberikan dampak negatif berupa
pemborosan dana, efek samping dari penggunaan obat yang kurang tepat akan
antara lain tepat diagnosis, tepat indikasi penyakit, tepat pemilihan obat, tepat
dosis, tepat cara pemberian, tepat interval waktu pemberian, tepat lama
Obat yang diberikan harus efektif dan aman dengan mutu terjamin, serta
tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau, tepat informasi, tepat
Dari data sekunder pada bulan Februari 2020 yang diperoleh dari
orang menderita myalgia. Sebagian besar penderita adalah lansia dan manula.
Dari uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian untuk melihat kesesuaian
Februari untuk penderita ISPA non pneumonia, diare non spesifik dan
myalgia?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1.4 Manfaat
bagi masyarakat.
perilaku sehat.
2. Puskesmas Maospati
3. Mahasiswa
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
2.1.1 PengertianPuskesmas
75, 2015).
2.1.2 TujuanPuskesmas
bermutu.
2.2.1 Definisi
menerima obat yang tepat untuk kebutuhan klinis, dalam dosis yang
memenuhi kebutuhan untuk jangka waktu yang cukup, dan dengan biaya
(Kemenkes, 2011):
a. Tepat diagnosa
d. Tepat dosis
i. Obat yang diberikan harus efektif dan aman dengan mutu terjamin
k. Tepat informasi
atau biayanya. Penggunaan obat tidak rasional dapat berakibat pada hal
dan mortalitas
2.2.2 Tujuan
2014) meliputisebagaiberikut:
terjangkau.
membahayakan pasien.
pelayanan kesehatan.
(Kemenkes, 2017):
a. Indicator peresepan
2. % peresepandengannama generic
3. % peresepandengan antibiotic
4. % peresepandengansuntikan
b. Indicator pelayanan
1. Reratawaktukonsultasi
2. Reratawaktupenyerahanobat
c. Indicator fasilitas
2. Ketersediaandaftarobatessensial
3. Ketersediaankey drugs
yang dihitung berdasarkan tiga penyakit yaitu ISPA non pneumonia, diare
non spesifik dan myalgia. Dari ketiga penyakit tersebut ditetapkan empat
d. Praktek polifarmasi
e. Ketepatan indikasi
a. Indikator peresepan
2. Proses pengobatan
3. Ketepatan diagnostik
c. Cara pengisian
d. Penolahan/penyajian data
e. Pengiriman laporan
bagian atas dan bagian bawah. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari
telinga tengah dan pleura. Infeki akut adalah infeksi yang berlangsung
sampai dengan 14 hari (Rahajoe, 2010). Infeksi ini disebabkan oleh virus,
jamur dan bakteri, ISPA akan menyerang host apabila ketahanan tubuh atau
a. Non pneumonia yaitu mencakup kelompok pasien dengan batuk yang tidak
bernafas.
c. Pneumonia berat yaitu didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran
bernafas disertai sesak nafas atau tarikan dinding dada bagian bawah ke arah
dalam.
Tanda dan gejala ISPA bervariasi antara lain demam, pusing, malaise
(lemas), anoreksia (tida nafsu makan), gelisah, batuk, keluar sekret, stridor
tarikan dada), hipoksia (kurang oksigen), dan dapat berlanjut pada gaga
(Nelson, 2010).
2.3.4 Pengobatan
Pengobatan atau tata laksana terapi pada infeksi saluran nafas akut
penyebab dari penyakit ini umumnya lebih dominan oleh virus yang tidak
gejala yang timbul seperti batuk, flu, demam dan nyeri lebih dikedepankan
dan oksigen.
2.4 Diare
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan feses berbentuk cair
atau setengah cair (setengahpadat) kandungan air tinja lebih banyak dari
biasanya lebihdari 3 kali sehari. Diare terjadi akibat pergerakan yang cepat
dari materi tinja epanjang usus besar. Diare dapat disebabkan oleh berbagai
2. Diare non spesifik adalah diare yang disebabkan oleh kuman khusus
1. Diare akut adalah sebagai pasase tinja cair atau lembek dengan jumlah
cekung, selaput lendir kering, mata cekung, kurang air mata, turgor
c. Sakit perut/kram
d. Borborygmi
e. Eritema perianal
2.4.4 Pengobatan
hilang, hal ini penting khususnya pada bayi dan pasien yang lemah dan
yang termasuk dalam golonan ini antara lain kaolin, pectin, dan attapulgit.
3. Antimotilitas
tambahan pada terapi penggantian cairan dan elektrolit. Obat yan termasuk
golonan ini antara lain codein fosfat, co-fenotro, loperamid HCl, dan
morfin.
4. Antibiotik
Antibiotik digunakan pada diare akut yang disebabkan oleh infeksi bakteri
diare yaitu:
disebabkan giardiasis.
2.5.1 DefinisiMyalgia
Myalgia adalah nyeri otot yang terjadi karena kontraksi otot secara
spasme atau meradang. Ketika otot meradang, bengkak atau kaku karena
2.5.2 Klasifikasi
a. Fibriomyalgia
nyeri otot yang luas, yang biasa terjadi pada daerah tengkuk, punggung
dan pinggang.
b. Myosfacial poin
titik nyeri lebih sedikit dan jika ditekan timbul rasa nyeri yang menjalar
ke arah tubuh lain. Penyakit ini disebabkan oleh kesalahan postur atau
olahraga. Nyeri timbul pada otot yang banyak melakukan aktivita saat
olahraga, dapat timbul langsung pasca olahraga atau ttimbul 8-24 jam
pasca olahraga.
(Novita, 2014):
a. Nyeri sendi
b. Kekakuan
c. Kelelahan
berdenging.
Terapi pada myalgia dapat dapat secara non farmaologis dan secara
akupuntur
Hal ini dilakukan agar otot yang cedera dapat mengalami pemulihan
selama istirahat
b. Farmakologis
1. Analgesik
a. Paracetamol
b. Tramadol
a. Asam mefenamat
sehari.
sehari.
3. Vitamin
200unit/hari.
BAB III
ANALISIS MASALAH
Desa/Kelurahan : Maospati
Kecamatan : Maospati
Kabupaten : Magetan
a. Populasi
serta peristiwa dan gejala yang terjadi dalam masyarakat atau di dalam
data evaluasi pemantauan obat rasional nasional yaitu pasien ISPA non
Maospati, Magetan.
b. Sampel Penelitian
sesuai dengan data evaluasi pemantauan obat rasional nasional yaitu resep
pasien ISPA non pneumonia, diare dan myalgia pada bulan Februari 2020
Ispa non 25 3 2 2 5 1 15 -
pneumo
nia
Diare 25 3 8 5 5 3 2 2
Myalgia 25 3 - - 3 2 9 12
Tabel 3.1 Data Penggunaan Obat Rasional Pada Bulan Februari 2020 di
Puskesmas Maospati
Nasional adalah data pasien yang berobat ke Puskesmas dengan diagnosis tunggal
16 ISPA non pneumonia (batuk pilek), diare akut non spesifik, dan penyakit
sistem otot dan jaringan. Batas toleransi penggunaan antibiotik pada ISPA non
0,0% untuk penggunaan antibiotik dan untuk mialgia 0,0% untuk penggunaan
injeksi. Sedangkan batas toleransi rata-rata item obat per lembar resep adalah
3,21 item. Berdasarkan tabel 3.1, jumlah penderita ISPA non pneumonia
dewasa, dan 15 lansia. Penderita diare sebanyak 25 penderita terdiri dari 8 balita,
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
pasien ISPA non pneumonia yg paling banyak diderita pada usia lanjut yaitu
sebanyak 15 pasien, 25 pasien diare non spesifik yang paling banyak diderita
usia balita yaitu sebanyak 8 pasien, 25 pasien myalgia yang paling banyak
Keseluruhan data yang didapat dan diolah pada penelitian ini sejumlah 75
resep obat pasien. Hasil dan pembahasan dibagi dalam beberapa bagian yaitu
POR Nasional.
Tabel 4.1 Jenis kelamin pasien ISPA non Pneumonia bulan Februari 2020 di
Puskesmas Maospati
Tabel 4.2 Jenis kelamin pasien diare non spesifik bulan Februari 2020 di
Puskesmas Maospati
Jenis kelamin Jumlah pasien Prosentase (%)
Perempuan 20 80.0
Laki-laki 5 20.0
Total 25 100.0
Tabel 4.3 Jenis kelamin pasien myalgia bulan Februari 2020 di Puskesmas
Maospati
Ispa non 25 3 2 2 5 1 15 -
pneumo
nia
Diare 25 3 8 5 5 3 2 2
Myalgia 25 3 - - 3 2 9 12
Kelompok Frekuensi
Golongan Obat
Penyakit Peresepan
Analgesik, Antipiretik, Antiinflamasi Non Steroid 27
Antihistamin 14
Antibiotik 2
Antiasma 3
ISPA
Antipsikotropika 1
nonpeneumoni
Ekspektoran 24
a
Bronkodilator 4
Obat Lain :
Maag 3
Vitamin 9
Obat diare:
Guanistrep (Kaolin dan pectin) 6
Atapulgit 19
Oralit 17
Zink 1
Diare Non Antibiotik 3
Spesifik Antihistamin 1
Obat Lain :
Vitamin
Analgesik, Antipiretik, Antiinflamasi Non Steroid 13
Maag 20
CTM 1
Analgesik Antipiretik, Antiinflamasi Non Steroid 34
Vitamin 26
Obat Lain :
Maag 6
Myalgia
Mual 3
Vertigo 4
Antihistamin 9
Asam urat 4
Antihipertensi 1
Antihiperlipid 4
Maospati golongan obat ISPA yang paling banyak diresepkan oleh dokter
Pada kasus diare non spesifik, golongan obat yang paling banyak
diresepkan untuk diare non spesifik adalah obat diare. Obat diare sendiri
terdiri dari kaolin dan pectin, attapulgit, zink dan oralit. Frekuensi
pemberian obat diare untuk kaolin dan pectin sebanyak 6 kali, Attapulgit
analgesik non narkotik yang paling dominan diresepkan oleh dokter yaitu
pada analgesik non narkotik yang paling sering diresepkan adalah natrium
pertama. Selain itu, obat-obat tersebut telah sesuai dengan indikasi untuk
gatal pada hidung atau tenggorokan saat batuk yang terjadi pada pasien
gejala dari penyakit ISPA. Obat zink dan oralit masingmasing digunakan
vitamin B pada pasien mialgia (BPOM RI, 2014; IDI, 2017; BNF, 2018).
Nasional
antibiotik untuk penyakit ISPA non pneumonia adalah sebesar ≤20% setiap
bulan
ISPA non spesifik di Puskesmas Maospati pada bulan Februari sebanyak 8%,
hal ini dapat dikatakan bahwa peresepan antibiotik pada pasien ISPA non
POR Nasional.
peresepan antibiotik untuk penyakit diare non spesifik sebesar 12%. Hal ini
Maospati pada bulan januari tidak memenuhi indikator POR Nasional. Seperti
Dasar tersebut ditentukan oleh adanya data surveilans lokal dan wawasan
Pada kasus myalgia, batas toleransi dari indikator POR Nasional untuk
Berdasarkan
hasil pada tabel 4.6 persentase peresepan injeksi pada bulan januari untuk
Nasional. Hal ini dikarenakan tidak ada peresepan injeksi yang masuk untuk
Nasional
digunakan meliputi tepat indikasi, tepat jenis obat, tepat dosis, tepat cara
pemberian dan tepat durasi penggunaan obat. Berdasarkan hasil pada tabel 4.4
Puskesmas Maospati untuk kasus ini selama bulan Januari telah memenuhi
obat parasetamol tablet 500 mg, CTM tablet 4 mg, dan gg. Peresepan obat
tersebut mayoritas sudah dilakukan secara tepat dan memenuhi dari kelima
kriteria. Hal tersebut ditunjukkan pada Panduan Praktik Klinis (2017) bahwa
common cold, sinusitis, dan otitis media yang bermanfaat untuk mengurangi
gejala-gejala yang dirasakan pasien seperti demam, batuk disertai rasa gatal,
Peresepan obat untuk diare non spesifik yang sebagian besar sudah
antibiotik. Peresepan obat untuk diare non spesifik perlu menjadi perhatian
nyeri pada otot. Hal ini juga sudah sesuai dengan peresepan di puskesmas
100%
BAB V
PENUTUP
5.1..................................................................................................................... KESIMPULA
1) Berdasarkan indikator POR Nasional, peresepan antibiotik di
5.2..................................................................................................................... SARAN
peresepan obat.
DAFTAR PUSTAKA