Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN KELOMPOK

KULIAH KERJA NYATA ( KKN)

KELOMPOK 23
DESA TAWANGREJO KECAMATAN GEMARANG
KABUPATEN MADIUN
Tanggal 22 FEBRUARI – 6 MARET 2021

Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan dalam Pelaksanaan Program


Kuliah Kerja Nyata

Disusun Oleh :

1. Tri Setyo Wahyuni

2. Vidiana Putri Erviani

3. Wahyu Pratita Mirzadevi

4. Yuniar Tri Wijayanti

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN


2021
LEMBAR PENNGESAHAN

LAPORAN AKHIR KELOMPOK KKN


DESA TAWANGREJO KECAMATAN GEMARANG
KABUPATEN MADIUN
TAHUN 2021

KELOMPOK 23

Madiun, 6 Maret 2021

Disetujui Oleh :

Ka Prodi Pembimbing I

(Mega Arianti P., S.Kep., Ns., M.Kes) (Priyoto, S. Kep.,Ns., M. Kes)


NIS. 2013092 NIS. 20150115

Ka. LPPM

(Aris Hartono, S. Kep.,Ns., M. Kes)


NIDN. 0716047801

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah suatu kegiatan intrakurikuler yang

memadukan pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian, dan

pengabdian masyarakat) dengan cara memberikan kepada mahasiswa

pengalaman belajar dan bekerja dalam kegiatan pembangunan masyarakat

sebagai wahana penerapan dan pengembangan ilmu dan teknologi yang

dilaksanakan di luar kampus dalam waktu mekanisme kerja dan teknologi

persyaratan tertentu.

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan investasi untuk keberhasilan

pembangunan bangsa. Untuk itu perlu diselenggarakan pembangunan kesehatan

secara menyeluruh agar terwujud masyarakat yang sehat, mandiri, dan

berkeadilan.(UUD 1945,pasal 28 H ayat 1).

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Dalam keadaan yang sehat

manusia dapat melakukan berbagai hal. Jika manusia dalam keadaan yang tidak

sehat (sakit) maka aktivitasnya akan terganggu. Masalah kesehatan adalah

masalah yang kompleks. Kesehatan sendiri diartikan meliputi kesehatan badan,

rohani (mental), dan sosial bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit,

cacat, dan kelemahan. Beberapa masalah kesehatan tersebut dapat ditempuh

dengan metode pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif, preventif dan

promotif.

Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5

Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini

3
didukung oleh program sektoral lainnya, yaitu Program Indonesia Pintar,

Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia

Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan yang

kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis Kementrian

Kesehatan Tahun 2015-2019. (Kemenkes, 2015).

Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajad

kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat

Upaya kesehatan  yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari upaya

kesehatan wajib  dan upaya kesehatan pembangunan. Upaya kesehatan wajib

merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh puskesmas di

indonesai. Upaya kesehatan wajib yang ditetapkan berdasarkan komitmen

nasional, regional, dan global, serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan yang wajib

diselenggarakan oleh Puskesmas adalah promosi kesehatan, pelayanan

pengobatan, kesehatan ibu dan anak, pemberantasan penyakit menular, kesehatan

lingkungan, dan gizi. Rincian informasi yang dikumpulkan adalah apakah

masing-masing upaya kesehatan wajib tersebut diselenggarakan atau tidak.

Upaya kesehatan wajib yang dilaksanakan di Puskesmas adalah : Promosi

Kesehatan, Pelayanan Pengobatan, Kesehatan Ibu dan Anak/Keluarga Berencana

(KIA/KB), Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), Kesehatan Lingkungan

(Kesling) dan Gizi.

4
Jumlah orang dengan hipertensi di dunia terus meningkat tiap tahunnya

sekitar 1,13 Milyar, diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta orang meninggal

akibat hipertensi beserta komplikasinya, dan hampir 1,5 juta merupakan

penduduk wilayah Asia Tenggara (WHO, 2015). Berdasarkan Hasil Riset

Kesehatan Dasar Tahun 2018, persentase hipertensi di Indonesia sebesar 34,1%

(Riskesdas, 2018). Data Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2018,

persentase hipertensi di Provinsi Jawa Timur sebesar 22.71% atau sekitar

2.360.592 penduduk (Dinkes Provinsi Jawa Timur, 2018). Data Dinas

Kesehatan Kabupaten Madiun tahun 2018 didapatkan 10 puskesmas dengan

penderita hipertensi yang tergolong tinggi antara lain Puskesmas Geger,

Dagangan, Jetis, Gemarang, Saradan, Pilangkenceng, Krebet, Wonoasri,

Sawahan, Klegenserut (Dinkes Kabupaten Madiun, 2018). Berdasarkan hasil

data sekunder wilayah kerja di Puskesmas Gemarang, Kecamatan Gemarang,

Kabupaten madiun tahun 2020, pada desa Tawangrejo total penderita hipertensi

yaitu 48,1%,

Hal tersebut dilakukan survey terhadap beberapa indikator yang telah

disebutkan setelah melakukan survey ditemukan prioritas masalah terdapat pada

indikator perilaku masyarakat yang masih belum menyadari pentingnya

pengobatan hipertensi sehingga masyarakat masih belum faham pentingnya

pengobatan hipertensi.

Dalam hal ini kelompok kami mengambil masalah penderita hipertensi

belum melakukan pengobatan secara teratur, penderita tb paru yang berobat

5
belum sesuai standart, penderita gangguan jiwa berat, belum diobati dan

ditelantarkan yang telah disetujui oleh masyarakat dengan melalui adanya

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).

Dengan latar belakang diatas kelompok kami mengambil masalah

pengeloaan sampah sebagai prioritas masalah dan disetujui oleh masyarakat desa

saat musyawarah masyarakat desa (MMD). Dengan prioritas masalah

pengelolaan sampah kelompok kami bersama masyarakat Desa Tawangrejo

menyepakati intervensi untuk mengatasi masalah tersebut dengan mengadakan

penyuluhan tentang pentingnya pengobatan hipertensi.

1.2 Perumusan Masalah

Dalam mengidentifikasi permasalahan kesehatan yang ada di

Desa Tawangrejo terdapat beberapa permasalahan antara lain :

1. Bagaimana gambaran umum pemerintahan Desa Tawangrejo Kec

Gemarang Kab Madiun

2. Bagaimana system kesehatan di Desa Tawangrejo Kec Gemarang Kab

Madiun

3. Apa sajakah prioritas masalah kesehatan di Desa Tawangrejo Kec

Gemarang Kab Madiun

4. Bagaimana alternative pemecahan masalah kesehatan di Desa Tawangrejo

Kec Gemarang Kab Madiun

5. Bagaimana tingkat keberhasilan dari penerapan alternatif masalah

kesehatan di Desa Tawangrejo Kec Gemarang Kab Madiun.

6
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Melaksanakan community diagnosis di Desa Tawangrejo

Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun berdasarkan indikator

Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur, Penderita

tuberkulosis mendapat pengobatan sesuai standar, Penderita

gangguan jiwa mendapat pengobatan dan tidak ditelantarkan.

1.3.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) Desa antara

lain sebagai berikut:

1. Menganalisis situasi di Desa Tawangrejo Kec Gemarang Kab

Madiun.

2. Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat di Desa

Tawangrejo Kec Gemarang Kab Madiun.

3. Memprioritaskan masalah kesehatan di Desa Tawangrejo Kec

Gemarang Kab Madiun.

4. Menganalisis masalah kesehatan di Desa Tawangrejo Kec

Gemarang Kab Madiun

5. Memecahkan masalah kesehatan dan memberi alternative solusi di

Desa Tawangrejo Kec Gemarang Kab Madiun

6. Mengimplementasikan program pemecahan masalah kesehatan di

Desa Tawangrejo Kec Gemarang Kab Madiun

7. Mengevaluasi program pemecahan masalah kesehatan di Desa

Tawangrejo Kec Gemarang Kab Madiun

7
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Puskesmas

a. Memberikan gambaran informasi kesehatan di Desa Tawangrejo Kec.

Gemarang Kab. Madiun.

b. Dari informasi tersebut, dapat membantu arahan pengambilan kebijakan

guna pengembangan kesehatan di lingkungan Desa Tawangrejo

Kec.Gemarang Kab.Madiun.

1.4.2 Manfaat Bagi Desa


a. Mendapatkan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada di Desa

Tawangrejo Kec. Gemarang Kab. Madiun sehingga diharapkan adanya

perubahan perilaku bagi masyarakat

b. Dari informasi tersebut, masyarakat dapat lebih menyadari akan pentingnya

hidup sehat dan perilaku sehat

1.4.3 Manfaat Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Sarana melatih mahasiswa dalam menyelesaikan berbagai masalah

kesehatan masyarakat dengan aplikasi langsung dilapangan.

1.4.4 Manfaat Bagi Mahasiswa


a. Mendapatkan atau menambah pengalaman serta wawasan secara aktif dan

interaktif dengan masyarakat Desa Tawangrejo Kec. Gemarang Kab.

Madiun mengenai pemecahan masalah dengan menentukan alternatif

pemecahan masalah kesehatan.

b. Meningkatkan dan melatih kemampuan serta keterampilan dalam

melakukan penelitian dan penulisan laporan kegitan KKN. Dengan survey,

mahasiswa mampu melatih soft skill pada saat praktek dilapangan, yaitu

8
bersosialisai dan berinteraksi dengan masyarakat yang ada di Desa

Tawangrejo Kec Gemarang Kab Madiun.

c. Mahasiswa mampu melakukan tahap-tahap intervensi secara tepat.

9
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 PIS PK

2.1.1 Pendahuluan

Dalam rangka melaksanakan Program Indonesia Sehat, Kementerian

Kesehatan telah menerbitkan Pedoman Umum Program Indonesia Sehat

dengan Pendekatan Keluarga. Pedoman tersebut menyatakan bahwa pelaksana

terdepan dari Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga adalah

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Oleh karena itu, penerbitan

Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga harus

segera diikuti dengan penerbitan petunjuk teknisnya. Menurut Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan

Masyarakat, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan

perorangan (UKP) tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya

promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas bertanggung jawab atas

satu wilayah administrasi pemerintahan, yakni kecamatan atau bagian dari

kecamatan. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 juga

menegaskan adanya dua fungsi Puskesmas berikut: A. penyelenggaraan UKM

tingkat pertama, yakni kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan

10
dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. B. penyelenggaraan

UKP tingkat pertama, yakni kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan

kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan

penyakit, dan memulihkan kesehatan perseorangan. Fungsi UKM dan UKP

harus seimbang, agar upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat

tercapai. Upaya Kesehatan Perorangan saja dengan program JKN yang diikuti

oleh seluruh rakyat pun belum cukup untuk mengangkat derajat kesehatan

masyarakat. 2 Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen Puskesmas Melalui

Pendekatan Keluarga Pendahuluan Pendekatan keluarga adalah salah satu cara

Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan

mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya

dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan

pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan

mengunjungi keluarga-keluarga di wilayah kerjanya. Kunjungan rumah

(keluarga) dilakukan secara terjadwal dan rutin, dengan memanfaatkan data

dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga (Prokesga). Puskesmas tidak

hanya mengandalkan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang

selama ini dilakukan, melainkan juga langsung berkunjung ke keluarga dalam

menjangkau keluarga. Pendekatan keluarga melalui kunjungan rumah tidak

mematikan UKBM-UKBM yang ada, tetapi justru memperkuat UKBM-

UKBM yang selama ini dirasakan masih kurang efektif. Puskesmas akan

dapat mengenali masalah-masalah kesehatan yang dihadapi keluarga secara

menyeluruh (holistik) dengan mengunjungi keluarga di rumahnya. Anggota

11
keluarga yang perlu mendapatkan pelayanan kesehatan kemudian dapat

dimotivasi untuk memanfaatkan UKBM yang ada dan/atau pelayanan

Puskesmas. Keluarga juga dapat dimotivasi untuk memperbaiki kondisi

lingkungan yang sehat dan faktor-faktor risiko lain yang selama ini merugikan

kesehatannya, dengan pendampingan dari kader-kader kesehatan UKBM

dan/atau petugas kesehatan Puskesmas. Pelaksanaan pendekatan keluarga di

Puskesmas mencakupi langkah-langkah sebagai berikut: a. pendataan

kesehatan keluarga menggunakan formulir Prokesga oleh Pembina Keluarga

(dapat dibantu Kader Kesehatan). b. pembuatan dan pengelolaan pangkalan

data Puskesmas serta pengolahan data oleh tenaga pengelola data Puskesmas.

c. analisis, perumusan intervensi masalah kesehatan, dan penyusunan rencana

Puskesmas oleh tim manajemen Puskesmas. d. pelaksanaan penyuluhan

kesehatan melalui kunjungan rumah oleh Pembina Keluarga. e. pelaksanaan

pengorganisasian masyarakat dan pembinaan UKBM. f. pelaksanaan

pelayanan keshatan (dalam dan luar gedung) oleh tenaga kesehatan

Puskesmas. Menyimak uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan pendekatan keluarga di Puskesmas akan memperkuat manajemen

Puskesmas. Manajemen Puskesmas mengintegrasikan seluruh manajemen

yang ada (program/pelayanan kesehatan, sumber daya, pemberdayaan

masyarakat, sarana dan prasarana, sistem Petunjuk Teknis Penguatan

Manajemen Puskesmas Melalui Pendekatan Keluarga 3 Pendahuluan

informasi Puskesmas dan mutu) dalam menyelesaikan masalah prioritas

kesehatan di wilayah kerjanya.

12
Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen Puskesmas Melalui

Pendekatan Keluarga Pendahuluan Program Indonesia Sehat dengan

Pendekatan Keluarga dimulai dengan integrasi ke dalam Manajemen

Program/Pelayanan Kesehatan. Integrasi ini dengan sendirinya akan

mendorong manajemen aspek-aspek lain untuk mendukung pelaksanaan

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Manajemen

13
Program/Pelayanan Kesehatan Puskesmas dilaksanakan melalui tiga tahapan,

yaitu Perencanaan (P1), Penggerakan-Pelaksanaan (P2), dan

PengawasanPengendalian-Penilaian (P3). Perencanaan (P1) adalah tahap

menyusun rencana usulan kegiatan (RUK) dan rencana pelaksanaan kegiatan

(RPK) yang didasari oleh fakta dan data. Penggerakan-Pelaksanaan (P2)

adalah tahap melaksanakan hal-hal yang sudah tercantum dalam RPK dan

mendorong pencapaiannya melalui lokakarya mini (lokmin) secara berkala.

Pengawasan-Pengendalian-Penilaian (P3) adalah tahap memantau

perkembangan pencapaian (yang juga dilakukan melalui lokmin berkala),

melakukan koreksi pelaksanaan kegiatan, dan menilai pencapaian kegiatan

pada pertengahan dan akhir tahun. Penguatan manajemen Puskesmas melalui

pendekatan keluarga akan terjadi baik dalam tahap P1, tahap P2, maupun

tahap P3. Perencanaan (P1) akan diperkuat dengan bertambahnya data seluruh

keluarga di wilayah kerja Puskesmas yang berasal dari Prokesga.

Penggerakan-Pelaksanaan (P2) akan diperkuat karena Puskesmas dapat

melaksanakan pelayanan yang benar-benar sesuai dengan masalah kesehatan

yang dihadapi keluarga-keluarga (masyarakat). Pelayanan tersebut bukan

hanya terintegrasi untuk setiap golongan umur, melainkan juga mengikuti

siklus hidup manusia, karena fokus perhatiannya adalah pada keluarga, selain

individu-individu anggota keluarga. Lokakarya mini dapat dimanfaatkan

untuk menggerakkan kegiatan-kegiatan yang lebih efektif dan efisien, serta

meningkatkan koordinasi lintas program dan kerjasama lintas sektor.

Lokakarya Mini dapat juga dimanfaatkan untuk melakukan pengawasan dan

14
pengendalian pelaksanaan kegiatankegiatan yang lebih efektif dan efisien,

serta penilaian secara lebih tepat. Penilaian yang dilakukan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota akan dapat memacu kompetisi sehat antar-

Puskesmas. Petunjuk Teknis berisi uraian tentang persiapan pelaksanaan

langkah-langkah pelaksanaan pendekatan keluarga yang diintegrasikan ke

dalam langkah-langkah pelaksanaan manajemen Puskesmas (P1, P2, dan P3),

penguatan manajemen sumber daya dan pemberdayaan, dan langkah-langkah

teknis manajerial.

2.2 Penyakit Menular dan Tidak Menular

2.2.1 Pengertian Penyakit

Sebelum kita mendeskripsikan suatu penyakit kita juga harus

memahami konsep penyakit itu sendiri, agar kita dapat mendeteksi penyakit

tersebut dan melakukan tindakan kesehatan sesuai prosedur pelayanan

kesehatan. Perbedaan konsep penyakit antara tenaga kesehatan dan

masyarakat menyebabkan gagalnya peningkatan pelayanan kesehatan dalam

masyarakat. Berikut beberapa pendapat tentang definisi penyakit, antara lain :

a. Menurut Kathleen Meehan Anas

Penyakit adalah suatu kesakitan pada organ tubuh yang biasanya memiliki

sedikitnya 2 sifat dari kriteria ini : agen atiologik telah iketahui, kelompok

tanda serta gejala yang dapat di identifikasi, atau perubahan anatomi yang

kosisten.

15
b. Menurut dr. Beate Jacob

Suatu penyimpangan dari keadaan tubuh yang normal atau

ketidakharmonisan jiwa

c. Menurut Wahyudin Rajab, M.epid

Keadaan yang bersifat objektif dan rasa sakit yang bersifat subyektif.

d. Menurut dr. Eko Dudiarto

Kegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi

secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul

gangguan pada fungsi atau struktur organ atau sistem tubuh.

e. Menurut Azizan haji Baharudin.

Keadaan yang diakibatkan oleh kerusakan keseimbangan fungsi

tubuh dan bagian badan. Jadi dari beberapa pendapat diatas, dapat

disimpulkan penyakit adalah suatu keadaan tidak normal pada suatu

organisme atau minda yang menyebabkan ketidakseimbangan,

disfungsi, atau tekanan/stres kepada orang yang terkait atau

berhubungan dengannya. Kadang kala istilah ini digunakan secara

umum untuk menerangkan kecederaan, kecacatan, sindrom,

simptom, keserongan tingkah laku, dan variasi biasa sesuatu struktur

atau fungsi, sementara dalam konteks lain boleh dianggap sebagai

kategori yang boleh dibedakan.

2.2.2 Penyakit Menular

a. Pengertian Penyakit Menular

16
Penyakit menular dapat didefinisikan sebagai sebuah penyakit

yang dapat ditularkan (berpindah dari orang satu ke orang yang lain,

baik secara langsung maupun perantara). Penyakit Menular ini

ditandai dengan adanya agent atau penyebab penyakit yang hidup dan

dapat berpindah serta menyerang penderita.

b. Karakteristik Penyakit Menular

Karakteristik utama penyakit menular adalah sebagai berikut :

1) Penyakit-penyakit tersebut sangat umum terjadi di masyarakat

2) Beberapa penyakit dapat menyebabkan kematian atau kecacatan

3) Beberapa penyakit dapat menyebabkan epidemik

4) Penyakit-penyakit tersebut sebagian besar dapat dicegah dengan

intervensi sederhana

5) Penyakit-penyakit tersebut banyak menyerang bayi dan anak-anak

c. Jenis Penularan Penyakit Menular

Jadi penyakit menular adalah penyakit yang menyerang

manusia yang bisa mengalami perpindahan penyakit ke manusia lain

dengan cara tertentu. Secara garis beras cara penularan penyakit

menular dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu :

1) Media Langsung dari Orang ke Orang (Permukaan Kulit)

Tiga sifat Utama Aspek Penularan Penyakit Dari Orang ke Orang

a) Waktu Generasi (Generation Time)

17
Masa antara masuknya penyakit pada pejamu tertentu sampai

masa kemampuan maksimal pejamu tersebut untuk dapat

menularkan penyakit. Hal ini sangat penting dalam mempelajari

proses penularan. Perbedaan masa tunas ditentukan oleh masuknya

unsur penyebab sampai timbulnya gejala penyakit sehingga tidak

dapat ditentukan pada penyakit dengan gejala yang terselubung,

sedangkan waktu generasi untuk waktu masuknya unsur penyebab

penyakit hingga timbulnya kemampuan penyakit tersebut untuk

menularkan kepada pejamu lain waktu tanpa gejala

klinik/terselubung.

b) Kekebalan Kelompok (Herd Immunity)

Kekebalan kelompok adalah kemampuan atau daya tahan suatu

kelompok penduduk tertentu terhadap serangan/penyebaran unsur

penyebab penyakit menular tertentu didasarkan tingkat kekebalan

sejumlah tertentu anggota kelompok tersebut. Herd immunity

merupakan factor utama dalam proses kejadian wabah di masyarakat

serta kelangsungan penyakit pada suatu kelompok penyakit tertentu.

c) Angka Serangan (Attack Rate)

Adalah sejumlah kasus yang berkembang atau muncul dalam

satu satuan waktu tertentu dikalangan anggoata kelompok yang

mengalami kontak serta memiliki resiko/kerentanan terhadap

penyakit tersebut. Angka serangan ini bertujuan untuk menganalisis

tingkat penularan dan tingkat keterancaman dalam keluarga, dimana

18
tata cara dan konsep keluarga, system hubungan keluarga dengan

masyarakat serta hubungan individu dalam kehidupan sehari-hari

pada kelompok populasi tertentu merupakan unit Epidemiologi

tempat penularan penyakit berlangsung.

2) Melalui Media Udara Penyakit yang dapat ditularkan dan menyebar

secara langsung maupun tidak langsung melalui udara pernapasan

disebut sebagai air borne disease.

3) Melalui Media Air Penyakit dapat menularkan dan menyebar secara

langsung maupun tidak langsung melalui air. Penyakit-penyakit yang

ditularkan melalui air disebut sebagai water home disease atau water

related disease.

d. Kelompok Utama Penyakit Menular

1) Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian sangat tinggi

2) Penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian dan cacat,

walaupun akibatnya lebih ringan dari yang pertama

3) Penyakit menular yang jarang, menimbulkan kematian dan cacat tetapi

dapat mewabah yang menimbulkan kerugian materi

e. Komponen Proses Penyakit Menular

1) Faktor Penyebab Penyakit Menular

Pada proses perjalanan penyakit menular di dalam masyarakat sektor

yang memegang peranan penting adalah :

2) Faktor penyebab/agent yaitu organisme penyebab penyakit menular

3) Sumber penularan yaitu reservoir maupun resources

19
4) Cara penularan khusus melalui mode of transmission factor penyebab

dikelompokkan dalam :

a) Kelompok arthropoda (serangga) seperti scabies, pediculosis dll

b) Kelompok cacing/helminth baik cacing darah maupun cacing perut

c) Kelompok protozoa seperti plasmodium, amuba, dll

d) Fungus/jamur baik ini maupun multiseluler

e) Bakteri termasuk spirochaeta maupun ricketsia

f) Virus dengan kelompok penyebab yang paling sederhana

f. Sumber Penularan

1) Penderita, penderita dapat menularkan penyakit yang sedang dideritanya

kepada orang lain yang sehat, misalnya melalui udara ketika bersin,

pemakaian bersama jarum suntik, dll.

2) Binatang sakit, binatang yang sakit juga dapat menularkan penyakit

kepada manusia, melalui gigitan, air liur, maupun kotorannya.

3) Benda, seseorang dapat tertular suatu penyakit apabila seseorang

menggunakan benda secara bersama dengan orang yang terkena

penyakit tersebut. Contohnya pada pemakaian bersama jarum suntik

oleh seseorang yang sehat dengan orang yang terinfeksi HIV,

kemungkinan tertylar penyakit HIV bagi orang tersebut sangat besar.

g. Cara Penularan

1) Kontak langsug (Direct Contact), yaitu cara penularan penyakit karena

kontak antara badan dengan badan, anatar penderita dengan orang yang

ditulari , misalnya : penyakit kelamin dan lain-lain.

20
2) Kontak tidka langsung (Indirect contact), yaitu cara penularan dengan

perantara benda-benda kontaminasi/karena telah berhubungan dngan

penderita, misalnya : pakaian dari lain-lain.

3) Melalui makanan/minuman (Food home infection) yaitu cara penularan

suatu penyakit melalui perantara makanan dan minuman yang telah

terkontaminasi. Penyakit yang menular dengan cara ini biasanya

penyakit saluran pencernaan misalnya : cacingan, demam tifoid dan

lain-lain. Cara penularan ini juga disebut sebagai “water home diseases”

dimana kebanyakan masyarakat menggunakan air yang tidak memenuhi

syarat kesehatan untuk keperluan rumah tangga.

4) Melalui udara (air home infections), yaitu cara penularan penyakit

melalui udra terutama pada penyakit saluran pernafasan. Seperti melalui

debu diudara yang sangat banyak mengandung bibit penyakit, seperti

pada penularan penyakit Tuberculosa. Dan melalui tetes ludah halus

(Droplet infections), penularan penyakit dengan percikan ludah seperti

pada penderita yang sakit batuk atau sedang berbicara misalnya pada

penyakit Diphtheri.

h. Contoh Penyakit Menular

1) Penyakit Kulit

Ini adalah salah satu jenis penyakit menular yang banyak sekali

jenisnya, dan mudah menular dari satu orang ke orang lain. Penularan

yang paling sering terjadi adalah melalui kontak langsung atau kita

21
menggunakan barang yang juga dipakai oleh penderita, contohnya

handuk, baju dll. Contoh : cacar air, kudis, panu dll

2) Parainfluenza

Penyakit virus pernafasan ini menjadi penting karena

penularannya yang sangat cepat seperti halnya penyakit menular lewat

pernafasan lainnya. Pada umumnya penyakit ini terjadi oleh infeksi

virus parainfluenza saja gejalanya hanya ringan atau subklinis. Terdapat

empat virus yang terdapat dalam keluarga parainfluenza yang ditandai

dengan tipe 1-4 yaitu virus mempunyai genom RNA helai-tunggal, tidak

bersegmen dengan pembungkus mengandung lipid yang berasal dari

pertunasan melalui membran sel. Bagian antigenik utama adalah

tonjolan-tonjolan protein pembungkus yang menunjukkan sifat-sifat

hemaglutinasi (protein HN) dan fusi sel (protein F).

Virus parainfluenza menyebar dari saluran pernafasan oleh

sekresi yang teraerosol atau kontak tangan langsung dengan sekresi.

Pada umur 3thn anak-anak biasanya mengalami infeksi tipe 1-3, tipe 3

bersifat endemik dan dapat menyebabkan penyakit pada bayi sebelum

umur 6 bulan, dan dapat mengganggu sistem imun. Sedangkan pada tipe

1&2 lebih musiman dan terjadi pada musim panas dan musim gugur,

tipe 4 lebih sukar tumbuh. Virus parainfluenza bereplikasi dalam epitel

pernafasan tanpa bukti adanya penyebaran sistemik, kecenderungan

menimbulkan penyakit pada jalan nafasa lebih besar pada laring,

trakhea, bronkus. Penghancuran sel pada jalan nafas atau dapat

22
menyebabkan invasi bakteri dan menimbulkan traketis bakteri.

Obstruksi tuba eustachii dapat menyebabkan invasi bakteri sekunder

ruang telinga tengah dan oitis media akut.

3) Demam Berdarah

Cara penularannya melalui virus yang terdapat pada nyamuk

Aighes Aygepti yang menghisap darah organ.

4) Penyakit Kelamin

Cara penularannya melalui hubungan sex yang tidak sehat dan

sering berganti pasangan. Penyakit yang timbul bukan hanya menyerang

alat kelamin saja tetapi dapat menjalar ke organ lain.

5) HIV/AIDS

Virus yang berasal dari simpanse ini dapat merusak sistem

imunitas, tetapi virus ini tidak menimbulkan kematian. Tapi jika virus

HIV mengenai penyakit lain seperti menyerang organ vital bisa

menimbulkan kematian. Apabila sistem imun pada tubuh telah rusak

resiko berbagai virus akan masuk ke tubuh pun snagat besar dan tubuh

akan rentan terhadap penyakit.

6) TBC

Tuberculosis (TBC, MTB, TB) adalah penyakit yang disebabkan

oleh bakteri “mycobacterium tuberculosis”. Yang menyerang pada

organ paru-paru, dan juga dapat menyerang pada organ lain. Bakteri

yang sekeluarga dengan bakteri mycobacterium tuberculosis ini juga

dapat menimbulkan infeksi dan memunculkan geja yang mirip. Bakteri

23
ini ditularkan melalui uadara (airborne), yaitu ketika penderita bersin

atau batuk dan bakteri akan keluar dan terhirup oleh orang sehat.

Biasanya penderita TBC akan diisolasi dikarenakan mudahnya

penyebaran penyakit TBC.

i. Cara Pencegahan Penyakit Menular secara Umum

1) Mempertinggi nilai kesehatan

Ditempuh dengan cara usaha kesehatan (hygiene) perorangan dan

usaha kesehatan lingkungan (sanitasi)

2) Memberi vaksinasi/imunisasi

Merupakan usaha untuk pengebalan tubuh, Ada dua macam yaitu

Pengebalan aktif yaitu dengan cara memasukkan vaksin (bibit penyakit

yang telah dilemahkan), sehingga tubuh akan dipaksa membuat antibodi.

Contohnya : pemberian ATS (Anti Tetanus Serum)

3) Pemeriksaan kesehatan berkala

Merupakan upaya mencegah munculnya atau menyebabkan suatu

penyakit, sehingga munculnya wabah dapat dideteksi sedini mungkin.

Dengan cara ini juga, masyarakat bisa mendapatkan pengarahan rutin

tentang perawatan kesehatan, penanganan suatu penyakit, usaha

mempertinggi nilai kesehatan, dan mendapat vaksinasi. Selain cara

diatas, gaya hidup sehat merupakan cara yang terpenting untuk

mencegah penyakit. Untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik

agar terhindar dari penyakit ada beberapa cara, antara lain :

a) Udara bersih, paru-paru pun sehat

24
Untuk terhindar dari gangguan pernafasan, hiruplah udara yang

bersih dan sehat. Caranya tidak perlu repot mencari udara

pegunungan, udara pagi pun sangat baik bagi paru-paru anda. Selain

itu hindari pula udara tercemar, seperti asap rokok, asap kendaraan

atau debu. Berihkan rumah dan ruangan kerja secara teratur,

termasuk perabot, kipas angin dan AC

b) Banyak minum air putih

Air putih adalah yang terbaik dari minuman apapun.

Biasakanlah minum air putih 8-10 gelas per hari. Kebiasaan ini akan

membantu menjaga kelancaran fungsi ginjal dan saluran kemih.

Upayakan untuk minum air hangat di malam hari dan air sejuk

(bukan air es) di siang hari. Tambahkan juga sedikit perasan jeruk

lemon atau jeruk nipis. Selain baik untuk menyegarkan diri, minuman

ini sekaligus membantu mengeluarkan toksin dari dalam tubuh.

c) Konsumsi menu bergizi dan seimbang

Pilihlah menu dengan gizi yang cukup, seimbang, dan

bervariasi. Perbanyak konsumsi sayuran hijau dan buah yang

mengandung banyak serat dan zat gizi yang diperlukan tubuh serat.

Sebisa mungkin hindari junk food dan makanan olahan, serta kurangi

konsumsi garam dan gula. Satu lagi, jangan lupa sarapan pagi.

Karena sarapan pagi dapat menunjang aktifitas kita sepanjang hari.

d) Seseimbangkan antara kerja, olahraga dan istirahat

25
Kerja keras tanpa istirahat sama sekali tidak ada untungnya

bagi anda. Biasakan itirahat teratur 7-8 jam pada malam hari, jangan

sering begadang atau tidur terlalu malam. Cobalah menggunakan

waktu senggang untuk berolahraga ringan atau sekedar melemaskan

otot-otot persendian. Dengan berolahraga -3 kali per minggu, selama

30-45 menit, cukup membuat tubuh bugar dan stamina prima.

e) Kontrol kerja otak

Otak, seperti halnya tubuh kita, dia juga butuh istirahat. Jangan

terlalu memberi beban terlalu banyak, karena otak pun memiliki

memori yang terbatas. Lakukan kegiatan diwaktu senggang yang

membuat otak bekerja lebih santai, misalkan melakukan hobi yang

menyenangkan seperti melukis, membaca novel terbaru atau hanya

sekedar mendngarkan musik.

f) Jalani hidup harmonis

Manusia merupakan mikrokosmos yang harus mematuhi alam

sebagai makrokosmos jika ia ingin tetap sehat. Gunakan akal sehat,

itu kuncinya, jangan mengorbankan hidup dengan menuruti

kesenangan diri lewat kebiasaan hidu yang buruk dan beresiko.

Misalkan, minum-minuman keras, merokok atau menggunakan obat-

obatan terlarang. Cobalah untuk menjalani hidup secara harmonis,

sebisa mungkin perkecil resiko terjadinya stres emosional atau psikis.

26
g) Gunakan suplemen gizi

Hanya jika perlu, tubuh kita memerlukan antioksidan (beta-

karoten), vitamin C, vitamin E, dan selenium. Semua zat ini

dibutuhkan oleh tubuh untuk meningkatkan vitalis dan

memperpanjang usia harapan hidup. Untuk memperoleh banyak cara

yang bisa dilakukan. Selain mengkonsumsi makanan segar, bisa juga

dengan cara mengkonsumsi suplemen kesehatan yang banyak dijual

dipasaran. Sebaiknya, penggunaan suplemen makanan lebih

dianjurkan sebagai terapi alternatif saja dengan mengutamakan jenis

suplemen makanan yang sudah diteliti dan bermanfaat.

2.2.3 Penyakit Tidak Menular

2.2.3.1 Pengertian Penyakit Tidak Menular

Penyakit tidak menular (PTM) atau penyakit non infeksi adalah suatu

penyakit yang tidak disebabkan karena kuman melainkan dikarenakan adanya

masalah fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia. biasanya

penyakit ini terjadi karena pola hidup yang kurang sehat seperti merokok,

faktor genetik, cacat fisi, penurunan usia, dan gangguan kejiwaan. Contohnya

sariawan, batuk, sakit perut, demam, hipertensi, DM, obesistas, osteoporosis,

depresi, RA, keracunan dan sebagainya. Penyakit tidak menular terjadi akibat

interaksi antara agen (Non living agen) dengan host dalam hal ini manusia

(faktor predisposisi, infeksi dll) dan lingkungan sekitar. Istilah PTM

mempunyai kesamaan arti dengan :

27
1) Penyakit kronik

Penyakit kronik dapat dipakai untuk PTM karena kelangsungan PTM

biasanya bersifat kronik/menahun atau lama. Namun adapula {TM yang

kelangsunganya mendadak/akut misalnya keracunan

2) Penyakit non infeksi

Sebutan penyakit non infeksi dipakai karena penyebab PTM biasanya

bukan oleh microorganisme. Namun tidak berarti tidak ada peran

microoeganisme dalam terjadinya PTM.

3) New Comunicable disease

Hal ini disebabkan PTM dapat menular yaitu melalui gaya hidup.

Dalam dunia modern dapat menular dengan cara sendiri. Gaya hidup

didalamnya dapat menyangkut pola makan, kehidupan seksual, dan

komunikasi global. Contoh : perubahan pada makan telah mendorong

perubahan peningkatan penyakit jantung yang berkaitan dengan makan

berlebihan yang mengandung kolesterol tinggi.

4) Penyakit Degeneratif

Disebut juga penyakit degeneratif karena kejaianya berkaitan dengan

proses degenerasi/ketuaan sehingga PTM banyak ditemukan pada usia

lanjut

2.2.3.2 Karakteristik Penyakit Tidak Menular

Dengan penyakit menular PTM mempunyai beberapa karatifisik

tersendiri seperti :

1) Penularan penyakit tidak melalui suatu rangkaian penularan tertentu

28
2) Masa intubasi yang panjang

3) Bersifat klinik (berurutan-larut)

4) Banyak menghadapi kesulitan diagnosis

5) Mempunyai fariasi yang luas

6) Memerlukan biaya yang tinggi dalam pencegahan dan

penanggulanganya

7) Faktor penyebab bermacam-macam/bahkan tidak jelas

29
2.2.3.3 Contoh penyakit tidak menular

1) Penyakit Kanker

Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit yang sangat ditakuti

saat ini. Kanker sebenarnya bukan penyakit atau rasa sakit. Sebenarnya

adalah sebuah nama untuk nama klompok besar bermacam-macam

perasaan tidak sehat dengan gejala-gejala yang sama. Faktor-faktor yang

dapat membantu tumbuhnya kanker ( tomor)

a) Firus-firus tertentu dianggap sebagai timbulnya kanker

b) Merokok membantu timbulnya kanker paru-paru dan timbulnya

kanker kerongkongan

c) Alkohol dalam jumlah yang besar juga dapat menimbulkan kanker

hati

2) Penyakit Diabetes Melitus

Penyakit ini juga merupakan salah satu macam penyakit tidak

menular adalah penyakit yang berkaitan dengan kadar gula dalam darah

yang tinggi, sebagai gambaran yang nyata dari seorang penderita

diabetes yang tidak terawat, adalah orang tersebut mengeluarkan

sejumlah besar urin yang mengandung kadar gula tinggi

3) Penyakit jantung

Macam-macam penyakit tidak menular lainya adalah penyakit

jantung. Kebanyakan orang yang karena perasaanya sendir mengira

bahwa dia menderita penyakit jantung adalah berjantungan sehat. Jika

30
orang tersebut diperiksa mungkin dapat ditemukan jantungnya

berdenyut terlalu cepat, terlalu lambat atau kurang teratur

4) Hipertensi

Suatu kondisi ketika tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi.

Biasanya hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah di atas 140/90,

dan dianggap parah jika tekanan di atas 180/120. Tekanan darah tinggi

sering kali tidak menunjukkan gejala. Seiring waktu, jika tidak diobati,

dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti penyakit jantung dan

stroke. Pola makan sehat dengan sedikit garam, olahraga rutin, dan

konsumsi obat dapat membantu menurunkan tekanan darah.

3 Pencegahan Penyakit Tidak menular

Empat tingkat pencegahan penyakit tidak menular

1) Pencegahan primordinal → dimaksutkan untuk memberikan kondisi

pada masyarakat yang memungkinkan penyakit tidak mendapat

dukungan daar dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor resiko lainya.

Upaya ini saat komplek, tidak hanya merupakan upaya dari kesehatan

tapi multimitra

2) Pencehagan tingkat pertama, meliputi :

a) Romosi kesmas, misal : kampanye kesadaran masyarakat, romosi

kesehatan, pendidikan kesmas.

b) Pencegahan kusus, misal : pencegahan keterpaparan pemberian

komopreventif

3) Pencegahan tingkat kedua, misal :

31
a) Diagnosis dini, misal dengan melakukan screening

b) Pengobatan, kemoterapi atau tindakan bedah

4) Pencegahan tingkat ketiga meliputi rehabilitasi, misal perawatan rumah

jompo, perawatan rumah sakit

4 Screening Penyakit Tidak Menular

Atau penyaringan adalah usaha untuk mendeteksi/mencari

penderita penyakit tertentu tanpa gejala dalam masyarakat atau

kelompok tertentu melalui suatu pemeriksaan/tes, yang secara singkat

dan dapat memisahkan mereka yang kemungkinan besar menderita,

yang selanjutnya didiagnosa dan lanjutkan dengan pengobatan.

Screening ini sangat erat kaitanya dengan faktor resiko dari PTM.

Sebagian besar penyakit tidak menular dapat dicegah bila kita

menghindari empat faktor resiko ( perilaku) yang utama yaitu :

1) Pemakain tembakau (merokok)

2) Kurangnya aktifitas fisik

3) Konsumsi alkohol

32
5 Faktor resiko

1) Pengertian

Faktor resiko digunakan untuk membedakan istilah etiologi yang

sering digunakan dalam penyakit menular atau diagnosis klinis

2) Jenis Faktor Resiko

Menurut dapat tidaknya faktor resiko diubah :

a) Suspected risk faktor : faktor risiko yang dicurigai, yakni faktor-

faktor yang belum mendapat dukungan dari hasil-hasil penelitian

sebagai faktor risiko, misalnya : rokok sebagai faktor risiko kanker

leher rahim

b) Establisher risk faktors : faktor yang telah ditegakan yakni faktor

risiko yang sudah mantap mendapat dukungan ilmiah penelitian

dalam perananya sebagai faktor yang berperan dalam kejadian suatu

penyakit, misalnya rokoksebagai faktor risiko terjadinya kanker paru

3) Kegunaan Idedenfikasi Faktor Resiko

Perlunya faktor resiko di ketahui dalam terjadinya penyakit dapat

berguna dalam hal hal berukut :

a) Prediksi : untuk meramalkan kejadian penyakit

b) Penyebab : kejelasan atau berat nya faktor resiko dapat mengakat

penyebab, setelah menghapuskan pengaruh dari faktor penggagu

c) Dianoksis : membantu proses dianogsis

33
d) Prefensi: jika suatu faktor resiko juga sebabgai penyebab,

penghilangan dapat digunan untuk pencegahan penyakit mekanisme

penyakit sudah di ketahui atau tidak.

2.2 USG

2.2.1 Definisi
Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas
masalah dengan metode teknik scoring. Proses untuk metode USG dilaksanakan
dengan memperhatikan urgensi dari masalah, keseriusan masalah yang
dihadapi, serta kemungkinan bekembangnya masalah tersebut semakin besar.
Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Urgency
Seberapa mendesak masalah tersebut harus dibahas dikaitkan dengan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan masalah tadi.
2. Seriousness
Seberapa serius masalah tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan masalah tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-
masalah lain kalau masalah penyebab masalah tidak dipecahkan. Perlu
dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat
menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan
suatu masalah lain yang berdiri sendiri.
3. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya masalah tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab masalah akan
semakin memburuk kalau dibiarkan.
2.2.2 Langkah-langkah USG
Dalam melaksanakan penentuan prioritas masalah dengan metode USG
persiapan yang perlu dilakukan antara lain :

34
a) Persiapan gugus tugas
Pembagian pekerjaan atau gugus tugas perlu dilaksanakan sebelum
pertemuan dimulai, dimana ditentukan siapa yang akan menjadi pimpinan
proses USG, siapa yang melakukan tugas sebagai notulis, dan orang yang
menulis di flipchart, siapa yang melakukan scoring dan menghitung
hasilnya untuk menetukan ranking, serta siapa yang membacakan hasilnya.
Susunan petugas untuk metode teknik scoring dengan metode USG,
yakni sebagai berikut :
 Pimpinan USG
 Petugas pencatat flipchart
 Petugas scoring dan ranking
 Personil yang bertugas sebagai notulis
b) Persiapan ruang pertemuan
Ruang pertemuan yang akan digunakan sebaiknya menggunakan
ruangan yang cukup luas dan nyaman. Meja dan tempat duduk diatur
setengah lingkaran atau seperti huruf U yang terbuka ujungnya atau meja
bundar (Round table), dimana pada ujung meja yang terbuka ditempatkan
flipchart atau papan tulis atau white board.
c) Persiapan peralatan atau sarana
Sarana atau peralatan yang diperlukan dalam proses kegiatan ini adalah:
 Daftar hadir
 Kertas flipchart, papan tulis atau whiteboard lengkap dengan alat
tulisnya.
 Alat tulis dimasing-masing meja.
 Kalkulator.
d) Peserta
Sebelum melakukan pemilihan atau seleksi untuk peserta, beberapa hal
yang perlu dijelaskan oleh pimpinan atau yang akan memimpin
pelaksanaan metode USG, yaitu

35
 Peserta yang akan bergabung dalam kelompok USG, adalah karena
kemampuan mereka untuk melakukan analisis dan mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan masalah.
 Menekankan pentingnya tugas kelompok.
 Menekankan pentingnya sumbangan pikiran setiap peserta.
 Memberikan petunjuk kegunaan hasil pertemuan.
 Memberikan sambutan yang bersifat hangat dan ramah, selanjutnya
tentukan siapa yang akan diundang atau dilibatkan dalam pertemuan
untuk melakukan proses metode USG.
 Jumlah peserta berkisar antara 7-10 peserta.
e) Data yang Dibutuhkan
Data atau informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan metode USG,
yakni sebagai berikut:
 Hasil analisa situasi
 Informasi tentang sumber daya yang dimiliki
 Dokumen-dokumen tentang perundang-undangan, peraturan, serta
kebijakan pemerintah yang berlaku.
2.2.3 Proses Penentuan Prioritas
Membuat daftar masalah
a) Mulailah dengan satu masalah dulu diselesaikan dan urutkan dari
U (Urgen), S (Serious) dan G (Growth).
b) Tentukan range untuk setiap kriteria baik U, S, G sesuai kesepakatan. Bisa
dibuat rentang (1-5).
c) Tentukan suara terbanyak dari peserta diskusi untuk mengisi tiap kolom
d) Kalikan hasil tiap-tiap kolom (U, S, G) dan hasilnya tuliskan pada hasil
total
e) Lanjutkan pada masalah kedua dan seterusnya. 
2.2.4 Kelebihan

36
a) Merupakan pandangan orang banyak dengan kemampuan sama sehingga
dapat dipertanggung-jawabkan.
b) Diyakini bahwa hasil prioritas dapat memberikan hasil yang obyektif.
c) Identifikasi dapat dilanjutkan, terutama untuk penyelesaian dalam bentuk
penyelasaian dengan pengelolaan manajemen atau tidak.

2.2.5 Kekurangan
a) Dengan metode USG lebih banyak berdasar asumsi dengan suatu
keterbatasan tertentu yang melemahkan eksistensi permasalahan.
b) Jika asumsi yang disepakati lebih banyak dengan keterbatasan, maka
hasilnya akan bersifat lebih subyektif.

37
BAB III

METODE KEGIATAN

3.1 Analisis Situasi

3.1.1 Analisis Situasi Umum Puskesmas Gemarang

1. Puskesmas Gemarang

Puskesmas Gemarang merupakan salah satu organisasi yang bersifat

fungsional. Puskesmas Gemarang sebagai unit pelaksana teknis Dinas

Kesehatan Kabupaten Madiun yang bertanggung jawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan diwilayah Kecamatan Gemarang.

2. Identitas Puskesmas Gemarang

Nama Puskesmas : GEMARANG

Alamat Puskesmas : Jl. Tgp No.17

Desa/Kelurahan : Mundu

Kecamatan : Gemarang

Kabupaten : Madiun

Kode Pos : 63156

No. Telp : 0811-3311-884

No. Fax :-

Email :-

38
3. Visi, Misi, dan Strategi Puskesmas Gemarang

a. Visi : Terwujudnya Kecamatan Gemarang Lebih Sehat dan


Mandiri 2020.
b. Misi :
1. Meningkatkan derajat kesehatan keluarga melalui
peningkatan pelayanan kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat sadar gizi.
2. Peningkatan akses pelayanan kesehatan yang
bermutu, bermutu dan merata.
3. Peningkatan profesionalisme aparatur Puskesmas
Gemarang dalam rangka optimalisasi manajemen
pelayanan kesehatan.

Tabel 3.1 Jenis Tenaga Kerja di Puskesmas Gemarang

No Jenis Tenaga Jumlah


1 KESEHATAN Dokter Umum 2
Dokter Gigi 1
Perawat 24
Perawat Gigi 1
Bidan 22
Apoteker/S1 Farmasi 0
Asisten Apoteker 1
Analisis Kesehatan 1
Fisioterapis 1
Gizi 1
Sanitasi 1
S1 Kesehatan Masyarakat 1
2 NON TU/ADMINISTRASI 5

KESEHATAN

Sumber: Data Puskesmas Gemarang Tahun 2018

Tabel 3.3 Wilayah Kerja Puskesmas Gemarang

No Desa Jumlah Jumlah Penduduk L+P


Dusun Kk

39
L P
1 2 3 4 5 6 7
1 Batok 6 1855 2302 2348 4650
2 Durenan 4 1889 2430 2479 4909
3 Gemarang 4 1453 1886 1925 3811
4 Nampu 4 1278 1911 1934 3845
5 Sebayi 4 1095 1502 1534 3036
6 Tawangrejo 7 2512 3133 3197 6330
7 Winong 4 2038 2685 2740 5425
Jumlah 35 12092 15568 15887 31455

Sumber : Data Puskesmas Gemarang Tahun 2018

1.1.1 Analisis Situasi Umum Lokasi KKN Terpadu

1. Geografis

Kecamatan Gemarang merupakan bagian wilayah Kab. Madiun yang

memiliki ± 40 km, dan luas wilayah 10,179,05 km². Dengan jumlah penduduk

Th. 2018 adalah 31.455 jiwa.

Secara fisik Kecamatan Gemarang memiliki batas wilayah :


- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Mejayan
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Nganjuk
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Saradan
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kare
Gambar 3.1 Peta Desa Tawangrejo

40
Sumber: Peta Wilayah Gemarang

2. Demografi

Dari data yang diperoleh adapun data demografis Desa Tawangrejo yaitu:

a. Jumlah Penduduk : 6330 jiwa

41
b. Jumlah KK (Kepala Keluarga) : 2512 KK

c. Jumlah RW : 17 RW

d. Jumlah RT : 57 RT

3. Ekonomi

Penduduk Desa Tawangrejo sebagian besar bekerja sebagai

petani, dan buruh petani selain itu ada juga sebagai karyawan swasta

dan lain sebagainya.

4. Sosial Budaya

Penduduk Desa Tawangrejo sebagian besar memeluk agama Islam.

Bentuk rumah penduduk sebagian besar masih berupa bangunan lama

ada juga yang sudah mulai melakukan renovasi. Penduduk Desa

Tawangrejo masih memegang teguh adat istiadat seperti bersih desa,

tingkepan, piton-piton, selapanan, kirim doa orang meninggal.

Adapun distribusi penduduk berdasarkan kelompok agama yang

dianut dapat dilihat pada tabel berikut, yaitu :

42
Tabel 3.4 Distribusi penduduk Berdasarkan Kelompok Agama di Desa

Tawangrejo Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun

Agama Jumlah (jiwa)


Islam 6300
Kristen 30
Jumlah 6330

Sumber : Profil Desa Tawangrejo, Tahun 2018

Berdasarkan tabel 3.6 diketahui bahwa mayoritas penduduk Desa

Tawangrejo beragama Islam.

3.1.2 Analisis Situasi Khusus

1. Populasi dan sampel

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh

KK yang ada di desa Tawangrejo, yaitu 2512 KK.

2. Sampel
Proses untuk mengambil jumlah responden pada tiap wilayah

RT menggunakan purposive sampling. Purposive sampling

merupakan salah satu teknik non random sampling dimana peneliti

menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri

khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan

dapat menjawab permasalahan penelitian. Pengambilan sampel

yang berdasarkan atas suatu pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat

populasi ataupun ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya.

Pengambilan sampel menurut (Notoatmodjo, 2010) menggunakan

rumus:

43
Menentukan jumlah sampel. Jumlah sampel dapat ditentukan

dengan menggunakan rumus slovin sebagai berikut :

N
n=
N d 2 +1

Keterangan:

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah KK

d = batas toleransi/nilai kritis (batas ketelitian)

Sehingga besar sampel di Desa Tawangrejo adalah sebagai

berikut:

N
n=
N d 2 +1

2512
=
2512 ( 0,05 )2 +1

2512
=
2512 ( 0,0025 ) +1

2512
¿
5,6275+ 1

2512
= = 379 Sampel
6,6275

44
Tabel 3.6 Sampel tiap RT di Desa Tawangrejo Kecamatan

Gemarang Kabupaten Madiun

No RW RT Jumlah Sampel
1. 001 1,2,57 21 KK

2. 002 3,4,5,6 28 KK
3. 003 7,8 14 KK
4. 004 9,10,11 21 KK
5. 005 12,13,14,20,56a 35 KK
6. 006 15,16,17,18,19 35 KK

7. 007 20,21 14 KK
8 008 22a, 23a 14 KK
9 009 22b, 23b 14 KK
10 010 24, 25, 26 21 KK
11 011 27, 28, 29, 36 28 KK
12 012 30, 31, 32, 33, 34 35 KK
13 013 35, 36, 37 21 KK
14 014 49, 50, 51, 52, 54 35 KK
15 015 44, 55, 56 21 KK
16 016 45, 46, 47, 48, 53 35 KK
17 017 40, 41, 42, 43 28 KK

45
3. Lokasi dan Waktu Pengambilan Data

Lokasi dan waktu pengambilan data pada kegiatan KKN adalah sebagai

berikut :

Lokasi : Desa Tawangrejo, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun.

Waktu : Tanggal, 22 Februari – 6 Maret 2021

3.2 Identifikasi Masalah

3.2.1 Identifikasi Program Studi Keperawatan

Berikut merupakan nilai kesenjangan yang didapatkan dari nilai capaian dengan

target yang ditentukan, sebagai berikut:

No Indikator Sasaran Target Capaian


∑ % ∑ %
1 Penderita hipertensi

melakukan pengobatan 379 379 100 265 70

belum secara teratur


2 Penderita tb paru yang

berobat masih belum 379 379 100 299 79

sesuai standar
3 Penderita gangguan

jiwa berat masih belum


379 379 100 315 83
diobati dan masih

ditelantarkan

Tabel 3.12 Kesenjangan Antara Target dengan Capaian (GAP)

Sumber: Data Primer Desa Tawangrejo

46
Jadi dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat 3 prioritas masalah

yang memiliki kesenjangan, yaitu antara capaian dengan target hipertensi

memperoleh nilai gap sebesar 70%, TBC memperoleh nilai gap sebesar 79%,

Penyakit gangguan jiwa memperoleh nilai gap sebesar 83%.

3.3 Prioritas Masalah

Penentuan Prioritas Masalah dengan Menggunakan Metode USG

(Urgency, Seriousness, Growth). Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas,

dapat ditentukan prioritas masalah melalui penghitungan dengan metode USG

(urgency, seriousness, growth) sebagai berikut:

Tabel 3.13 Penentuan Prioritas Masalah Menggunakan Metode USG

(Urgency, Seriousnesns, Growth) di Desa Tawangrejo Kecamatan

Gemarang Kabupaten Madiun

Hipertensi TB PARU PENDERITA GANGGUAN JIWA BERAT


U S G U S G U S G
5 5 2 3 4 4 2 3 3
12 11 8

Tabel 3.14 Keterangan USG (Urgency, Seriousnesns, Growth)

Urgency Seriousness Growth


1 = Tidak Mendesak 1 = Tidak Serius 1 = Tidak Berkembang
2 = Kurang Mendesak 2 = Kurang Serius 2 = Kurang Berkembang
3 = Cukup Mendesak 3 = Cukup Serius 3 = Cukup Berkembang
4 = Mendesak 4 = Serius 4 = Berkembang
5 = Sangat Mendesak 5 = Sangat Serius 5 = Sangat Berkembang

47
Dalam melakukan USG untuk menentukan prioritas masalah ini

diketahui oleh perwakilan masyarakat desa yang hadir dalam Musyawarah

Masyarakat Desa (MMD). Hasil diskusi dan perhitungan prioritas masalah

dengan menggunakan metode USG diatas, ditemukan 3 prioritas masalah

utama dengan nilai tertinggi yaitu:

1. Penderita hipertensi melakukan pengobatan belum secara teratur

2. Penderita tb paru yang berobat masih belum sesuai standar

3. Penderita gangguan jiwa berat masih belum diobati dan masih

ditelantarkan

3.4 Analisis Penyebab Masalah

3.4.1 Analisis Penyebab Masalah Program Kegiatan Keperawatan

Terdapat beberapa akibat yang menyebabkan timbulnya masalah

kesehatan yaitu diantaranya:

1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit tersebut

2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana cara

mengatasi penyakit tersebut

3. Kurangnya kesadaran masasyarakat untuk cek rutin di Puskesmas atau

di Poliklinik desa.

4. Kurangnya pengetahuan tentang penggunaan obat untuk penyakit

tersebut.

48
3.5 Pemecahan Masalah dan Alternatif Solusi

3.5.4 Pemecahan Masalah dan Alternatif Solusi Program Studi

Keperawatan

1. Hipertensi

a. Memberikan sosialisasi tentang Hipertensi pada lansia di

posyandu Lansia.

b. Melakukan pengecekkan tensi kepada lansia di posyandu lansia

2. TBC

a. Memberikan sosialisasi tentang penyakit menular pada lansia

di posyandu Lansia.

b. Memberikan sosialisasi tentang TBC pada lansia di posyandu

Lansia.

c. Memberikan sosialisasi tentang etika batuk

3. Gangguan Jiwa

a. Memberikan sosialisasi tentang gangguan jiwa pada lansia di

posyandu Lansia.

b. Memberikan sosialisasi tentang pengobatan pada Pasien

Gangguan Jiwa di Balai Desa.

3.6 Implementasi Program

3.6.4 Implementasi Program Kegiatan Keperawatan

1. Penyuluhan Hipertensi

49
Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan

tekanan darah yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ

tubuh sehingga timbul kerusakan lebih berat seperti stroke (terjadi

pada otak dan berdampak pada kematian yang tinggi), penyakit

jantung koroner (terjadi pada kerusakan pembuluh darah jantung) serta

penyempitan ventrikel kiri/bilik kiri (terjadi pada otot jantung). Selain

penyakit-penyakit tersebut, hipertensi dapat pula menyebabkan gagal

ginjal, penyakit pembuluh lain, diabetes mellitus dan lain-lain.

Dilakukanya peyuluhan tentang penyakit hipertensi dapat

memberikan informasi kepada masyarakat sehingga dapat mengurangi

angka kesakitan serta kematian karena hipertensi dalam masyarakat.

Kegiatan penyuluhan pertama dilakukan pada:

Hari : Kamis, 25 Februari 2021

Tempat : Rumah warga RT 4 Desa Tawangrejo

Waktu : 15.00 WIB - 16.30 WIB

Jumlah peserta yang hadir : 55 peserta

Kegiatan penyuluhan kedua dilakukan pada :

Hari : Senin, 1 Maret 2021

Tempat : Balai Desa Bayem wetan

Waktu : 08.00 WIB -10.00 WIB

Jumlah Peserta yang hadir : 95 Peserta

2. Penyuluhan Etika Batuk

50
Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan

tekanan darah yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ

tubuh sehingga timbul kerusakan lebih berat seperti stroke (terjadi

pada otak dan berdampak pada kematian yang tinggi), penyakit

jantung koroner (terjadi pada kerusakan pembuluh darah jantung) serta

penyempitan ventrikel kiri/bilik kiri (terjadi pada otot jantung). Selain

penyakit-penyakit tersebut, hipertensi dapat pula menyebabkan gagal

ginjal, penyakit pembuluh lain, diabetes mellitus dan lain-lain.

Dilakukanya peyuluhan tentang penyakit hipertensi dapat

memberikan informasi kepada masyarakat sehingga dapat mengurangi

angka kesakitan serta kematian karena hipertensi dalam masyarakat.

Kegiatan penyuluhan pertama dilakukan pada:

Hari : Kamis, 25 Februari 2021

Tempat : Rumah warga RT 4 Desa Tawangrejo

Waktu : 15.00 WIB - 16.30 WIB

Jumlah peserta yang hadir : 55 peserta

Kegiatan penyuluhan kedua dilakukan pada :

Hari : Senin, 1 Maret 2021

Tempat : Balai Desa Bayem wetan

Waktu : 08.00 WIB -10.00 WIB

Jumlah Peserta yang hadir : 95 Peserta

BAB IV

51
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Survey


1.1.1 Identifikasi Masalah Di Masyarakat

1. Mempersiapkan Instrumen Survey yang Akan digunakan, seperti Kuesioner

dan Tabel Ceklist.

Kuesioner yang digunakan adalah kuseioner yang diperoleh dari pihak

kampus dimana kuesioner tersebut sudah melingkupi prodi Kesehatan

Masyarakat, Keperawatan, Kebidanan, Farmasi, Rekam Medis.

2. Menentukan Responden Survey.

Responden survey yang digunakan pada kegiatan KKN sebanyak 264

KK yaitu Pusposif Sampling.

3. Melakukan Pengambilan Data

Pengambilan data responden dilakukan pada tanggal 4-5 Februari 2020

(Selasa-Rabu). Metode pengambilan data responden yang kami gunakan

adalah wawancara langsung/tanya jawab pada responden door to door.

4. Melakukan Pengolahan dan Analisis Data

Setelah pengambilan data primer total populasi selesai, kami

melakukan entry data dengan menggunakan Program Microsoft Excel.

Kami hanya mendapatkan 5 prioritas masalah sewaktu melakukan

MMD dikarenakan masyarakat menganggap 5 masalah tersebut yang paling

penting dan harus segera diselesaikan, sedangkan masalah lain dianggap bisa

diatasi dilain waktu.

Tabel 4.3 Hasil Indikator Masalah Prodi S1 Keperawatan

52
TARGET CAPAIAN KESENJANGAN
NO INDIKATOR SASARAN
∑ % ∑ % ∑ %
Kesadaran yang
1 Hipertensi 264 264 rendah
100 80 30 184 70

2 Diabetes Melitus 264 264 100 82 31 182 69

3 Myalgia 264 264 100 90 34 174 66


Penyuluhan
Memberikan
gizi balita
No Indikator Sasaran Target penyuluhan
Capaian
∑ tentang
% gizi ∑ balita%
1 Hipertensi 379 379 100 265 70
2 TBC 379 379 100 299 79
3 Penyakit Gangguan
379 379 100 315 83
Jiwa
1.1.2

Memprioritaskan Masalah

Setelah dilakukan SMD (Survey Mawas Diri) sampel populsi, kami

memperoleh informasi mengenai indikator yang menjadi 3 prioritas masalah

di Desa Tawangrejo yaitu

1) Penderita hipertensi melakukan pengobatan belum secara teratur

2) Penderita tb paru yang berobat masih belum sesuai standar

3) Penderita gangguan jiwa berat masih belum diobati dan masih

ditelantarkan

1. Intervensi Masalah

53
Setelah mendapatkan 3 prioritas masalah, maka langkah selanjutnya

adalah menyusun solusi atau alternatif.

1) Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Kesadaran yang
rendah akan PHBS

Penyuluhan
CTPS Memberikan
penyuluhan
dengan
menerapkan tata
cara CTPS yang
baik dan benar

Gambar 4.2 Alternatif Pemecahan Masalah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Kesadaran yang rendah


akan Penyakit Tidak
Menular

Cek Kesehatan
Gratis setiap
Memberikan
Posyandu Lansia
penyuluhan akan
pentingnya melakukan
cek kesehatan rutin di
Pustu.

54
Gambar 4.4 Alternatif Pemecahan Masalah Penyakit Hipertensi

1.2 Pembahasan

3.6.5 Hipertensi

Hasil dari temuan survey kesehatan tentang penyakit menular dan

tidak menular di dapatkan hasil di Desa Tawangrejo dari 264 anggota

keluarga yang dicheck tensi darah, ditemukan 29,5% dengan frekuensi 78

menderita hipertensi. Disebabkan karenan kurangnya pengetahuan dari

masyarakat dan minimnya posbindu untuk lansia di berbagai daerah di

Desa Tawangrejo. Minimnya layanan kesehatan yang ada di dekat

masyarakat membuat masyarakat malas untuk melakukan check rutin

tekanan darah. Dan kurangnya dukungan dari keluarga lansia unutk

mengajak lansia check tekanan darah.

Musyawarah Masyarakat Desa di tetapkan kesepakatan bahwa

hipertensi termasuk masalah kesehatan yang ada di Desa Tawangrejo.

Masyarakat Desa Tawangrejo beropini bahwa maslah hipertensi memang

perlu untuk diselesaikan. Oleh karena itu, hasil Musyawarah Masyarakat

Desa menyepakati intervensi untuk hipertensi yaitu cek tensi di setiap acara

kegiatan Posbindu dilaksanakan pada 13 Februari 2020 di Posbindu Desa

Tawangrejo, yang bertempat di rumah warga RT. 11, dan pada 14 februari

2020 dibalai Desa Tawangrejo, penyuluhan tentang bahaya hipertensi pada

55
masyarakat melalui acara yasinan rutin di Desa Tawangrejo. Setiap tanggal

6,13 dan 20 Februari 2021.

56
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil survey dapat disimpulkan sebagi berikut :

1. Desa Tawangrejo adalah salah satu desa yang terdapat di Kecamatan

Kartoharjo Kabupaten Magetan. Jarak tempuh antara Pustu dengan

Puskesmas ± 2km (± 7 menit dengan dengan kendaraan), sedangkan jarak

tempuh antara Pustu dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Sayidiman Magetan ± 25 km (30 menit)

2. Berdasarkan identifikasi masalah kesehatan dengan adanya survey terdiri

dari beberapa indikator dengan sampel 264 KK Desa Tawangrejo

didapatkan hampir keseluruhan warga di Desa Tawangrejo telah

mencapai target sasaran terhadap beberapa indikator yaitu Kesehatan Ibu

dan Anak, Penyakit Tidak Menular (PTM), Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS), Pengelolaan Obat, Jaminan Kesehatan. Berdasarkan survei

yang dilakukan terdapat masalah terbesar Kesehatan Ibu dan Anak yaitu

pada kategori Gizi Balita, Penyakit Tidak Menular (PTM) dengan

kategori Hipertensi, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu pada

kategori Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan Pengelolaan Sampah

dengan cara ditimbun, Pengelolaan Obat yaitu pada kategori Membeli

Obat Tanpa Resep yaitu dengan cara Membeli Obat Resep Dokter, Kartu

57
Identitas Berobat (KIB) kategori Manfaat dan Kegunaan Kartu Identitas

Berobat (KIB) dengan cara Pemahaman Manfaat dan Kegunaan KIB.

3. Berdasarkan data primer yang diperoleh di Desa Tawangrejo melalui

survei yang mencakup 5 Indikator, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) telah ditetapkan prioritas 2 masalah yaitu Cuci Tangan Pakai

Sabun (CTPS) dan Pengelolaan Sampah, Kesehatan Ibu dan Anak telah

ditetapkan prioritas masalah yaitu Gizi Balita, Penyakit Tidak Menular

(PTM) telah ditetapkan prioritas masalah yaitu Hipertensi, Pengelolaan

Obat telah ditetapkan prioritas masalah yaitu Membeli Obat Tanpa Resep,

Kartu Identitas Berobat (KIB) telah ditetapkan prioritas masalah yaitu

Rendahnya Pengetahuan Masyarakat akan Pentingnya Kartu Identitas

Bebobat (KIB)

4. Dalam menentukan akar penyebab masalah untuk Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) yaitu Gizi Balita, Penyakit Tidak Menular yaitu Penyakit

Hipertensi, untuk masalah Kesehatan Masyarakat menggunakan metode

Fish-Bone dengan teori H.L.Blum, yaitu perilaku, pelayanan kesehatan,

lingkungan, dan keturunan. Tetapi salah satu faktor keturunan tidak

diikutsertakan dalam metode ini, karena CTPS, Pengelolaan Sampah

adalah suatu program yang tidak ada hubungannya dengan faktor

genetika/keturunan. Pengelolaan Pembuangan Obat dan Kartu Identitas

Berobat (KIB).

5. Pemecahan masalah berasal dari pelaksanaan intervensi yang sudah

disepakati dari hasil Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).

58
6. Dari hasil Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) di Desa Tawangrejo

Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan disetujui adanya masalah

yang menjadi prioritas adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

dengan kategori Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan Pengelolaan

Sampah yang Ditimbun, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dengan kategori

Gizi Balita, Penyakit Tidak Menular dengan kategori Penyakit Hipertensi,

Pengelolaan Obat dengan kategori Pembuangan Tablet Obat, Kartu

Identitas Berobat dengan kategori Pemahaman Pentingnya Kartu Identitas

Berobat (KIB).

7. Dari beberapa permasalahan hasil Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

di Desa Tawangrejo dilakukan evaluasi program untuk Gizi Balita yaitu

dengan adanya adanya penyuluhan pada masyarakat dan diharap dapat

memahaminya, Penyakit Hipertensi yaitu dengan adanya penyuluhan

pada masyarakat dan diharap dapat memahaminya, Cuci Tangan Pakai

Sabun (CTPS) sudah memahami dengan mempraktikkan CTPS dengan

baik dan benar, Pengelolaan Sampah yaitu dengan adanya Bank Sampah

diharapkan lingkungan bersih dan rapi serta meminimalisir pembuangan

sampah sembarangan, Pengeloaan Tablet Obat yaitu dengan adanya

penyuluhan pada masyarakat diharap memahami dan melakukan dengan

baik dan benar, dan Kartu Identitas Berobat (KIB) dengan adanya

penyuluhan pada masyarakat dan diharap dapat memahami manfaat dan

kegunaan KIB.

59
2. Saran

Untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada di Desa Bayem

Wetan antara lain adalah :

1. Bagi petugas kesehatan Pustu, dengan melakukan perbaikan ataupun

peningkatan yang berkelanjutan bahwa pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat perlu selalu berkembang dan diperbarui agar sesuai dengan

tuntutan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi dan beragam.

2. Bagi masyarakat Desa Tawangrejo, perlu adanya peningkatan partisipasi

masyarakat dengan meningkatkan dan mengembangkan program

pengembangan desa terutama dalam bidang kesehatan serta meningkatkan

kesadaran masyarat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

3. Bagi mahasiswa, diharapkan dapat bermanfaat dan mampu meningkatkan

soft skill mahasiswa dalam melakukan penyuluhan dan pemberdayaan

masyarakat.

4. Bagi instansi, perlu memberikan dukungan lebih kepada Desa Tawangrejo

guna menjalin kerjasama yang lebih baik untuk kedepanya.

60
DAFTAR PUSTAKA

Asmoko H. 2013. Memahami Analisis Pohon Masalah.


http://www.bppk.depkeu.go.id/bdpimmagelang/images/unduh/memahamiananli
sispohonmasalah.pdf. diakses pada tanggal 24 Februari 2017, pukul 14.14 WIB.

Budiarti T, Maryanti D, Sujianti. 2011. Buku Ajar Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta:
Trans Info Media.

Damayani AD, Delmaifanis, Syafrudin. 2011. Himpunan PENYULUHAN


KESEHATAN Pada Remaja, Keluarga, Lansia, dan Masyarakat. Jakarta: Trans
Info Media.

Entjang I. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Fitri. 2015. http://sehat.link/pengertian-keluarga-sehat-secara-fisik-mental-dan-


sosial.info. diakses pada tanggal 13 Februari 2017, pukul 11.30 WIB.

Gibney j, michael, dkk. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC.

Irianto, Djoko Pekik. 2006. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan;
Ed.1. Yogyakarta: ANDI.

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Buku Saku FAQ (Frequently Asked Questions)
BPJS Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kepner CH, Benjamin BT. 1981. Manajer Yang Rasional. Jakarta: Erlangga.
Kertohoesodo S. 1997. Yang Perlu Diketahui Umum Tentang HIPERTENSI. Jakarta:
Gaya Indonesia.

61
Marimbi H. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar Pada Balita.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Mukti AG, Moertjahjo. 2008. SISTEM JAMINAN KESEHATAN Konsep


Desentralisasi Teristegrasi. Yogyakarta: PT. KHM.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.269/MENKES/PER/III/2008

tentang Rekam Medis

Pedoman Pengelolaan Rekam Medis di Rumah Sakit Tahun 2006

Muttaqin H. 2009. ABC Kesehatan Mental. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Nuraisiyyah I. 2008. Jurnal Perbedaan Penguasaan Konsep Sistem Indera Antara


Siswa yang Diajar dengan Metode Brainstorming dan Metode Tanya Jawab.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Nurarif AH, Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis dan Nanda. Yogyakarta: Medi Action.

Nurjasmi E, Romlah S, Wiratnoko T, et al. 2016. Buku Acuan MIDWIFERY


UPDATE 2016. Jakarta: Pengurus Pusat IKATAN BIDAN INDONESIA.

Pieter, Herri Zan dkk, 2010. Pengantar Psikologi Dalam Keperawatan. Edisi 1,
Jakarta; Kencana.

Prabowo, Eko. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogjakarta; Nuha Medika.

Proverawati A, Rahmawati E. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).


Yogyakarta: Nuha Medika.

62
Sander, Alex M.2007.PATOLOGI ANATOMI. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Suyono B. 2010. Ilmu Kesehatan dalam Konteks Kesehatan Lingkungan. Jakarta :


EGC.

Zulfan, Saam dkk. 2013. Psikologi Keperawatan. Edisi 2, Jakarta; PT Raja Grafindo
Persada.

. 2015. Buku Pedoman Pengalaman Belajar Lapangan ( PBL-I ). Madiun: Prodi


S1 Kesehatan Masyarakat.

63

Anda mungkin juga menyukai