Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN

KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW.7 KECAMATAN

KOTO TANGAH KOTA PADANG

OLEH :

KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas

sumber daya manusia, disamping juga merupakan karunia Tuhan yang perlu

disyukuri. Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan serta

dilindungi dari ancaman yang merugikan. Derajat kesehatan dipengaruhi oleh

banyak faktor yaitu: lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.

Faktor lingkungan termasuk keadaan pemukiman atau perumahan, tempat kerja,

sekolah, tempat umum, air, udara, tekhnologi, keadaan social, pendidikan dan

ekonomi, sedangkan perilaku tergambar dalam kebiasaan sehari-hari seperti pola

makan, kebersihan keluarga dan gaya hidup. Pelayanan kesehatan mencakup

sarana kesehatan, program kesehatan, dan tenaga kesehatan (Mubarak, 2005).

Salah satu pelayanan kesehatan yang memberikan konstribusi penting dalam

peningkatan derajat kesehatan adalah keperawatan yang berwenang memberikan

asuhan keperawatan pada komunitas. Komunitas dipandang sebagai target pelayanan

kesehatan sehingga diperlukan suatu kerja sama yang melibatkan secara aktif

masyarakat untuk mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Asuhan keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara

kesehatan masyarakat serta peran serta masyarakat dalam melakukan upaya preventif,
promotif dan mempertahankan kesehatanya. Praktik dilaksanakan secara

komprehensif dan umum, tidak hanya terbatas pada usia kelompok tertentu atau

diagnosa tertentu. Tanggung jawab yang dominan adalah terhadap komunitas secara

keseluruhan dan pelayanan deberikan secara langsung, berkelanjutan dan tidak

episodik yang ditujukan kepada individu, keluarga dan kelompok maupun masyarakat

(Mahyuddin, 2009).

Keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan profesional

yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan pada masyarakat

dengan pendekatan pada resiko tinggi melalui peningkatan kesehatan, pencegahan

penyakit serta tidak kuratif dan rehabillatif. Sedangkan pendekatan yang digunakan

adalah dengan pengkajian, analisis data dan diagnosis keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi. Dalam perawatan kesehatan masyarakat keterlibatan kader

kesehatan, tokoh-tokoh masyarakat formal dan informal sangat diperlukan dalam

tahap pelayanan keperawatan secara terpadu dan menyeluruh sehingga masyarakat

benar-benar mampu dan mandiri dalam setiap upaya pelayanan kesehatan dan

keperawatan yang diberikan (Anderson & Mc Farlane, 2000).

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan

masyarakat melalui upaya, pertama pelayanan keperawatan secara langsung (direct

care) terhadap individu, keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas, kedua

perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (Health General


community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau issue kesehatan

masyarakat dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok. Dan selanjutnya

secara spesifik diharapkan : individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami,

menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut, merumuskan

serta memecahkan, menanggulangi masalah kesehatan yang dihadapi, mengevaluasi

sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi yang akhirnya dapat

meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (Mubarak,

2005). Praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan oleh mahasiswa Program

Pendidikan Sarjana Keperawatan STIKes Syedza Saintika Padang menggunakan

konsep Neuman. Pengkajian terdiri dari dua bagian utama yaitu inti komunitas (core)

dan delapan sub sistem yang melingkupinya, baik garis pertahanan maupun resistensi,

stressor maupun derajat reaksi. Core atau inti menggambarkan masyarakat yang

membentuk komunitas. Yang termasuk kedalam core adalah demografi, nilai dan

kepercayaan serta sejarah dari masyarakat. Sebagai anggota masyarakat, penduduk

setempat dipengaruhi oleh delapan subsistem komunitas, dan sebaliknya. Delapan

subsistem ini terdiri atas lingkungan, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik

dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi

(McFarlane, 1998).

Hasil pengumpulan data melalui metode whienshield survey, observasi,

wawancara dengan kepala lingkungan dan masyarakat serta pengambilan data


sekunder melalui fasilitas pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, puskesmas

pembantu, dan kegiatan Posyandu. Didapatkan masalah kesehatan terkait yaitu ; bayi,

balita dan toddler, anak usia sekolah, dewasa, lansia.

Berdasarkan masalah kesehatan yang ditemukan selanjutnya dilakukan

pengkajian dengan membuat beberapa pertanyaan dalam bentuk questioner yang

berhubungan dengan masalah kesehatan dan disebarkan kepada masyarakat

Lingkungan VIII Kelurahan Pangkalan Mansyur Kecamatan Medan Johor, kemudian

data yang telah terkumpul diolah untuk menentukan masalah kesehatan yang ada

dimasyarakat, dari masalah tersebut disusun diagnosa, merencanakan intervensi

keperawatan untuk menyelesaikan masalah, melaksanakan kegiatan yang telah

direncanakan dan mengevaluasinya bersama-sama perencanan, implementasi dan

evaluasi keperawatan komunitas.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas di Lingkungan

RW 07 Kecamatan Koto Tangah Tahun 2022. Melalui pendekatan Proses

keperawatan komunitas dengan menggunakan teori Community as partner.

2. Tujuan Khusus

Setelah praktek keperawatan komunitas, mahasiswa diharapkan mampu:


a. Mengkaji masalah kesehatan yang terdapat di masyarakat Lingkungan RW 07

Kecamatan Koto Tangah Tahun 2022.

b. Menyusun diagnosa keperawatan komunitas di Lingkungan RW 07

Kecamatan Koto Tangah Tahun 2022.

c. Menyusun perencanaan keperawatan komunitas di Lingkungan RW 07

Kecamatan Koto Tangah Tahun 2022.

d. Melakukan implementasi keperawatan komunitas di Lingkungan RW 07

Kecamatan Koto Tangah Tahun 2022.

e. Menyusun rencana tindak lanjut untuk program-program dan kegiatan yang

telah dilakukan di Lingkungan RW 07 Kecamatan Koto Tangah Tahun 2022.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Definisi Keperawatan Komunitas

Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah

tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta

berinteraki satu sama lain untuk mencapai tujuan. (Mubarak & Chayatin, 2009).

Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik

keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk

meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Sasaran dari keperawatan

kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi buruk, ibu hamil resiko

tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran keluarga yaitu keluarga

yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan dan prioritas. Sasaran

kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai

masalah kesehatan atau perawatan (Ratih Dwi Ariani, 2015)

Berbagai definisi dari keperawatan kesehatan komunitas telah dikeluarkan

oleh organisasi-organisasi profesional. Berdasarkan pernyataan dari American

Nurses Association (2004) yang mendefinisikan keperawatan kesehatan


komunitas sebagai tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan

kesehatan dari populasi dengan mengintegrasikan ketrampilan dan pengetahuan

yang sesuai dengan keperawatan dan kesehatan masyarakat. Praktik yang

dilakukan komprehensif dan umum serta tidak terbatas pada kelompok tertentu,

berkelanjutan dan tidak terbatas pada perawatan yang bersifat episodik.

(Effendi & Makhfudli, 2010)

Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang

ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi

dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan

penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra

dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan.

Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk

individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga

penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau

termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni, &

Supriyono, 2017).

2. Tujuan Keperawatan Komunitas

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan

kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:


a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,

keluarga, kelompok, dalam konteks komunitas.

b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general

community)

dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan

masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok

Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat mempunyai kemampuan untuk :

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami

b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut

c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan

d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi

e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan msaalah yang mereka hadapi ,

yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam mempelihara

kesehatan secara mandiri (self care)

3. Sasaran Keperawatan Komunitas

Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas

adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan, membimbing

dan mendidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk menanamkan


pengertian, kebiasaan dan perilaku hidup sehat sehingga mampu memelihara

dan meningkatkan derajad kesehatannya.

Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas (Depkes, 2006)

a. Sasaran individu

Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko

tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular (TB Paru, Kusta, Malaria,

Demam Berdarah, Diare, ISPA/Pneumonia) dan penderita penyakit

degeneratif.

b. Sasaran keluarga

Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap

masalah kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggi (high risk group),

dengan prioritas :

1) Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan

(Puskesmas dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.

2) Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan

mempunyai masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan

perkembangan balita, kesehatan reproduksi, penyakit menular.

3) Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah kesehatan

prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan

c. Sasaran kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan

terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak

terikat dalam suatu institusi.

1) Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara

lain Posyandu, Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil, Kelompok Usia

Lanjut, Kelompok penderita penyakit tertentu, kelompok pekerja

informal.

2) Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara lain

sekolah, pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan

(rutan), lembaga pemasyarakatan (lapas).

d. Sasaran masyarakat

Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai

risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan, diprioritaskan pada:

1) Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa) yang

mempunyai :

a) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain

b) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan

daerah lain

c) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain

d) Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare,

demam berdarah, dll)


e) Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau

akibat lainnya

4. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Komunitas

Menurut Depkes (2006) Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dapat

diberikan secara langsung pada semua tatanan pelayanan kesehatan , yaitu:

a. Di dalam unit pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll) yang

mempunyai pelayanan rawat jalan dan rawat nginap

b. Di rumah Perawat “home care” memberikan pelayanan secara langsung

pada keluarga di rumah yang menderita penyakit akut maupun kronis. Peran

home care dapat meningkatkan fungsi keluarga dalam merawat anggota

keluarga yang mempunyai resiko tinggi masalah kesehatan.

c. Di sekolah Perawat sekolah dapat melakukan perawatan sesaat (day care)

diberbagai institusi pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan tinggi,

guru dan karyawan). Perawat sekolah melaksanakan program screening

kesehatan, mempertahankan kesehatan, dan pendidikan kesehatan

d. Di tempat kerja/industri Perawat dapat melakukan kegiatan perawatan

langsung dengan kasus kesakitan/kecelakaan minimal di tempat

kerja/kantor, home industri/ industri, pabrik dll. Melakukan pendidikan

kesehatan untuk keamanan dan keselamatan kerja, nutrisi seimbang,

penurunan stress, olah raga dan penanganan perokok serta pengawasan

makanan.
e. Di barak-barak penampungan Perawat memberikan tindakan perawatan

langsung terhadap kasus akut, penyakit kronis, dan kecacatan fisik ganda,

dan mental.

f. Dalam kegiatan Puskesmas keliling Pelayanan keperawatan dalam

puskesmas keliling diberikan kepada individu, kelompok masyarakat di

pedesan, kelompok terlantar. Pelayanan keperawatan yang dilakukan adalah

pengobatan sederhana, screening kesehatan, perawatan kasus penyakit akut

dan kronis, pengelolaan dan rujukan kasus penyakit.

g. Di Panti atau kelompok khusus lain, seperti panti asuhan anak, panti wreda,

dan panti sosial lainya serta rumah tahanan (rutan) atau lembaga

pemasyarakatan (Lapas).

5. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas

a. Pelayanan pada kelompok kelompok resiko tinggi

b. Pelayanan perawatan pada kelompok wanita, anak-anak, lansia mendapat

perlakukan kekerasan

c. Pelayanan keperawatan di pusat pelayanan kesehatan jiwa

d. Pelayanan keperawatan dipusat pelayanan penyalahgunaan obat

e. Pelayanan keperawatan ditempat penampungan kelompok lansia,

gelandangan pemulung/pengemis, kelompok penderita HIV (ODHA/Orang

Dengan Hiv-Aids), dan WTS .


Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas

adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan,

membimbing dan mendidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat

untuk menanamkan pengertian, kebiasaan dan perilaku hidup sehat

sehingga mampu memelihara dan meningkatkan derajad kesehatannya.


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. PENGKAJIAN

1. Winshield Survey

Lokasi pengamatan : RT 1-8, RW 07 Kecamatan Koto Tangah Kota Padang

Kelompok : 1 (Satu)

a) Tipe perkampungan / pedesaan


(1) Perumahan yang ada di RT 1-8 sudah permanen
(2) Warga disana 60% berprofesi sebagai PNS, sedangkan 40% lainnya berprofesi sebagai
buruh lepas dan pedagang.
(3) 30% warga memiliki usaha di rumah.
b) Lingkungan tempat tinggal
(1) Tidak ada jarak antara rumah 1 dengan yang lainnya.
(2) Bangunan rumah rumah sudah permanen.
(3) Tidak terdapat apartemen di RW 07.
c) Umur area perumahan
(1) Tidak terdapat bangunan baru di Rw 07.
(2) Bangunan di RW 07 sudah lama tetapi terpelihara dengan baik.
(4) Tidak ada bangunan rusak yang terbengkalai.
d) Karakteristik social-kultural
(1) Penduduk di RT 07 terdiri dari balita sampai lansia.
(2) Mayoritas penduduk berusia paruh baya.
(3) Di RT 07 mayoritas warga berasal dari suku minang.
(4) Semua warga terlihat sibuk bekerja.
(5) Tidak terlihat adanya tanda kurang punya harapan.
e) Lingkungan
1) Tampak umum
(a) Halaman dan pekarangan terlihat kurang bersih, jalanan di RT 07 banyak berlubang
sehingga terdapat genangan air.
(b) Terdapat kandang ternak dan beberapa tanaman hias di depan rumah warga.
(c) Tidak terdapat patung atau tanda-tanda seni lain di rumah warga.
2) Bahaya lingkungan
(a) Teramati adanya polusi udara akibat banyaknya kendaraan yang melintas di RW tersebut.
(b) terlihat adanya sampah yang menumpuk.
(c) terdapat area bermain seperti lapangan serbaguna.
(d) Tidak ada penerangan di kanan-kiri jalan.
(e) Tidak terlihat adanya alat pemadam kebakaran.
(f) Lalu lintas ramai karena merupan jalan utama RW 07
3) Stressor lingkungan
(a) Terlihat adanya keramaian di sore hari oleh anak-anak bermain
(b) Tidak ada tanda-tanda yang menyebabkan banyak angka criminal.
(c) Tidak terlihat adanya penyalahgunaan NAPZA.
(d) Tidak terlihat adanya tanda-tanda kemiskinan. Warga terlihat memiliki ekonomi
menengah ke atas.
4) Sumber-sumber ( yang ada dan tidak ada )
(a) Tidak ada pasar di wilayah RW 07
(b) Terdapat transportasi umum seperti angkot kota.
(c) Tidak terdapat tempat rekreasi.
(d) terdapat tempat ibadah.
(e) Terdapat pelayanan keamanan berupa pos kamling di gerbang utama RW 07, dan pos
ronda di setiap RT
(f) Tidak terdapat apotek.
(g) Pernah terjadi kebakaran di RT 07
(h) Tidak terdapat kantor pos.
(i) Tidak terdapat ATM.
(j) Adanya mobil pengambil sampah.
(k) Tidak terlihat adanya mading.
f) Pelayanan kesehatan
1) Fasilitas kesehatan
(a) Tidak terdapat rumah sakit ataupun klinik. Terdapat praktek dokter di RW 07.
(b) Sumber pelayanan kesehatan
(1) Tidak terdapat puskesmas di RW 07.
(2) Tidak terdapat nursing center di RW 07.
(3) Terdapat praktik dokter swasta dan praktik bidan.

2. Pengkajian Inti Komunitas


a) Riwayat
1) Riwayat wilayah RW 07
2) pernah terjadi pemekaran wilayah.
3) Usia penduduk yang paling tua di wilayah tersebut 90 tahun.
A. Demografi
 Di RW ini 60% penduduknya berjenis kelamin perempuan dan 40% berjenis kelamin
laki-laki
 Tingkat pendidikan rata-rata penduduk di RW 07 adalah SLTA.
 Pekerjaan warga RW 60% adalah PNS. Sedangkan sisanya menjadi buruh lepas, pekerja
swasta dan pedagang.
 Tingkat penghasilannya bervariasi mulai dari 1,5-3 juta perbulan
 Status ekonomi menengah ke atas.

B. Statistik Vital
 Masalah kesehatan yang terjadi di RW 07 adalah demam berdarah, diabetes melitus,
hipertensi dan stroke.
 Selain kasus penyakit demam berdarah dan sebagainya yang telah disebutkan di atas
terjadi juga seperti batuk pilek yang mayoritas di derita oleh balita karena perubahan
cuaca.
 Dalam 2 tahun terakhir di RT 06 terjadi kasus demam berdarah namun sejauh ini tidak
sampai menyebabkan kematian.
C. Nilai dan Kepercayaan
 Mayoritas warga berasal dari suku minang dan beragama Islam. Ada beberapa orang
pendatang yang berasal dari suku dan agama lain seperti Katolik dan Protestan.
 Terdapat masjid di RT tersebut.
 Masyarakat jika sakit selain berobat ke rumah sakit juga berobat ke dokter praktek
ataupun klinik kesehatan, terkadang mereka juga membeli obat cina di toko obat.

4) Pengkajian Sub Sistem


a. Lingkungan Fisik
 Inspeksi
(6) Di RW 07 tidak terdapat peta rawan masalah
(7) Jarak RW 07 ke Pasar kurang lebih 2 km.
(8) Terdapat lapangan tempat anak-anak bermain di sore hari
(9) Data winshield survey terlampir
 Tanda Vital
(10) Kondisi iklim tropis dan saat ini musim hujan
(11) Kondisi lingkungan kurang bersih. Lokasi berdekatan dengan rawa dan terdapat
banyak genangan air .
 System Review
(12) Di RT 07 tidak ada kegiatan kerja bakti rutin pada warganya namun kerjabakti
akan diadakan saat lingkungan terlihat kotor atau ada keluhan dari masyarakat.
(13) Ada kegiatan pengajian rutin dan PKK yang di adakan setiap hari saptu.
b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
 Pelayanan yang di akses oleh warga RW 07 adalah praktik bidan, puskesmas dan praktik
dokter.
 Jika sakit rata-rata penduduk RW 07 datang langsung ke dokter praktik dan puskesmas.
 Harga untuk memperoleh pelayanan kesehatan relative murah atau terjangkau untuk
warga.
 Waktu pelayanan praktik dokter pagi : pukul 05.30 sampai 07.30 dan sore : 17.00 sampai
20.00. Tetapi waktu pelayan menjadi fleksibel jika pasien banyak atau ada kasus darurat
yang membutuhkan pertolongan segera.
 Pemberi layanan kesehatan adalah praktik dokter dan bidan
 Pengguna layanan kesehatan yang paling banyak adalah balita dan lansia
 Aksesibilitas dan penerima fasilitas kesehatan adekuat
 Askes ke puskesmas kurang lebih 2 km dari RW 07.
 Kegiatan posyandu diadakan setiap satu bulan sekali oleh swadaya masyarakat.

c. Ekonomi
 Pekerjaan penduduk 60% PNS, sisanya peternak, buruh, pedagang dan pekerja swasta.
Pendapatan keluarga rata-rata Rp 3.000.000.
 Pengeluaran penduduk relative, masing-masing keluarga mempunyai pengeluaran yang
berbeda-beda
 Masyarakat di RW 07 mampu menyediakan makanan yang bergizi baik dari segi
pengetahuan dan maupun keuangan.
 Ada sebagian masyarakat yang mempunyai tabungan kesehatan berupa asuransi
kesehatan, dan BPJS
 Pendapatan masyarakat RW 07 lebih besar dari pada pengeluaran.
d. Keamanan
 Lingkungan aman
 Terdapat pelayanan polisi lalu lintas di lampu merah atau di pinggir jalan raya
 Tidak pernah terjadi kebakaran
 Air di RW 07 berasal dari PDAM dan air tanah dan kondisi air jernih.
 Transportasi yang digunakan oleh warga adalah sepeda, sepeda motor, mobil, dan
angkutan umum.
 Kondisi jalan raya bagus, namun jalan masuk ke RT 6 agak rusak
e. Politik dan pemerintahan
 Kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat adalah dengan penyuluhan kesehatan
 Penyuluhan dilakukan oleh petugas kesehatan dari puskesmas tetapi penyuluhan
dilakukan hanya jika terjadi kasus.dimana puskesmas kurang tanggap terhadap masalah
kesehatan yang terjadi.
 Penyuluhan yang diberikan menyesuaikan dengan kasus
 Setelah dilakukan penyuluhan tidak terjadi perubahan apapun terhadap masyarakat dan
pola hidup masyarakatnya.
f. Komunikasi
 Alat komunikasi yang dimiliki keluarga seperti televisi, koran, telepon dan ponsel.
 Tidak ada alat komunikasi umum yang tersedia di RW 07.
 Media komunikasi di masyarakat dengan arisan, PKK dan pengajian.
 Tidak ada konsultasi oleh tenaga medis dengan masyarakat RW 07
g. Pendidikan
 Ada 2% warga yang buta huruf. Warga yang buta huruf kebanyakan lansia.
 Mayoritas berpendidikan sampai SLTA.
 Tidak terdapat fasilitas pendidikan di RW 07.
 Tidak terdapat perpustakaan ataupun mading disana.
h. Rekreasi
 Warga RW 07 memiliki kebiasaan untuk makan bersama di luar. Hal ini terbukti dengan
banyaknya warung makan yang laris di daerah ini.
 Tidak terdapat tempat hiburan apapun di RW 07 sehingga warga harus pergi jauh untuk
mendapatkan hiburan.
ANALISIS DATA KOMUNITAS

Kategori Data Pernyataan Kesimpulan


Geografi :  Lingkungan perumahan  Ada media perkembangbiakan
dekat dengan persawahan nyamuk
Lingkungan fisik
 Banyak terdapat genangan  Kelembaban lingkungan tinggi
air di sekitar rumah  Lingkungan kurang sehat
 Lingkungan sekitar rumah
warga basah dan lembab
saat musim penghujan

Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah


data geografi menjadi factor predisposisi bagi perkembangbiakan nyamuk
Demografi :  40% penduduk di RT 06  Jumlah penduduk yang berusia
adalah lansia lansia dan balita tinggi
Usia
 20% penduduk di RT 06  Rasio ketergantungan tinggi
adalah balita

Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan data


demografi tersebut konsisten atau berubah
Statistik Vital  20% warga terkena DBD /  Prevalensi kejadian DBD
tahun tinggi
 Wabah DBD selalu datang
saat musim hujan maupun
pergantian musim

Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah


data statistic vital meningkatkan terjadinya DBD di RT 06
System Review  Tidak ada kegiatan kerja  PHBS rendah
bakti rutin oleh warga RT
06
 Kegiatan kerjabakti
dilakukan jika ada laporan
warga yang terkena DBD

Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah


data system review berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan warga
tentang kebersihan lingkungan di RT 06
Ekonomi  Penghasilan masyarakat di  Status ekonomi masyarakat
RT 06 rata-rata menengah ke atas
Rp. 3.000.000,00  Kemampuan masyarakat untuk
 Pendapatan masyarakat RT menyediakan makanan sehat
06 lebih besar dari pada dan bergizi bagi keluarga baik
pengeluaran.
 80 % warga RT 06 adalah
pengusaha pasie semen.
 Masyarakat di RT 06
mampu menyediakan
makanan yang bergizi baik
dari segi pengetahuan dan
maupun keuangan.

Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah


data ekonomi berpengaruh terhadap kemampuan masyarakat untuk
menyediakan makanan sehat dan bergizi di RT 06
Pendidikan  Mayoritas warga  Tingkat pendidikan,
berpendidikan sampai pengetahuan dan kemampuan
SLTA. warga dalam menerima
 Warga dapat menerima informasi baik.
informasi baru dengan baik.
 Wawasan warga sudah
cukup baik dan luas.
 Hanya 2 % warga di RT 06
yang buta huruf. Warga
yang buta huruf adalah
lansia

Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah


data pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan dan kemampuan
warga dalam menerima informasi di RT 06

RUMUSAN DIAGNOSA
Masalah Etiologi Tanda dan gejala

( Aktual / potensial ) Berhubungan dengan Dimanifestasikan oleh


Tingginya angka kejadian  Prevalensi kejadian DBD  20% warga terkena DBD
DBD di wilayah RT 06 RW tinggi / tahun
04 Desa Bantulan  Ada media  Wabah DBD selalu
perkembangbiakan datang saat musim hujan
nyamuk maupun pergantian
 Kelembaban lingkungan musim
tinggi  Wabah DBD selalu
 Lingkungan kurang sehat datang saat musim hujan
maupun pergantian
musim,
 Lingkungan perumahan
dekat dengan
persawahan, banyak
terdapat genangan air di
sekitar rumah
 Lingkungan sekitar
rumah warga basah dan
lembab saat musim
penghujan

Rendahnya tingkat  PHBS rendah  Tidak ada kegiatan kerja


pengetahuan warga tentang bakti rutin oleh warga
kebersihan lingkungan di RT 06
wilayah RT 06 Desa  Kegiatan kerjabakti
Bantulan dilakukan jika ada
laporan warga yang
terkena DBD

DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Tingginya angka kejadian DBD di wilayah RT 06 RW 04 Desa Bantulan, berhubungan


dengan prevalensi kejadian DBD tinggi, ada media perkembangbiakan nyamuk,
kelembaban lingkungan tinggi, dan lingkungan kurang sehat dimanifestasikan oleh 20%
warga terkena DBD / tahun, wabah DBD selalu datang saat musim hujan maupun
pergantian musim, lingkungan perumahan dekat dengan persawahan, banyak terdapat
genangan air di sekitar rumah, lingkungan sekitar rumah warga basah dan lembab saat
musim penghujan.

2. Rendahnya tingkat pengetahuan warga tentang kebersihan lingkungan di wilayah RT 06


Desa Bantulan, berhubungan dengan PHBS rendah dimanifestasikan oleh tidak ada
kegiatan kerja bakti rutin oleh warga RT 06, kegiatan kerjabakti dilakukan jika ada
laporan warga yang terkena DBD
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

Diagnosa Keperawatan Komunitas A B C D E F G H


No.
1. Tingginya angka kejadian DBD di wilayah RT 06
RW 04 Desa Bantulan, berhubungan dengan
prevalensi kejadian DBD tinggi, ada media
perkembangbiakan nyamuk, kelembaban
lingkungan tinggi, dan lingkungan kurang sehat
dimanifestasikan oleh 20% warga terkena DBD /
5 4 3 3 3 2 4 4
tahun, wabah DBD selalu datang saat musim hujan
maupun pergantian musim, lingkungan perumahan
dekat dengan persawahan, banyak terdapat
genangan air di sekitar rumah, lingkungan sekitar
rumah warga basah dan lembab saat musim
penghujan.
2. Rendahnya tingkat pengetahuan warga tentang
kebersihan lingkungan di wilayah RT 06 Desa
Bantulan, berhubungan dengan PHBS rendah
dimanifestasikan oleh tidak ada kegiatan kerja 3 2 3 3 4 2 3 3
bakti rutin oleh warga RT 06, kegiatan kerjabakti
dilakukan jika ada laporan warga yang terkena
DBD

Keterangan :
A : ResikoTerjadi F : Sesuai dengan program
Pemerintah I. Dana

B : Resiko Keparahan G. Tempat


J. Fasilitas Kesehatan

C : Potensial untuk Pendkes H. Waktu


K. Sumber daya

D : Minat Masyarakat E : Kemungkinan diatasi

FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Dx. Kep Tujuan Tujuan Strategi Rencana Evaluasi


No.
Kom Umum Khusus Intervensi Kegiatan Kriteria Standar

1 Tingginya angka Setelah Setelah  Pember  Goton  Medi  Med


kejadian DBD di dilakukan dilakukan dayaan g a a
wilayah RT 06 RW tindakan tindakan masyar royon perke perke
04 Desa Bantulan, keperawatan keperawatan akat g mban mban
berhubungan komunitas komunitas dan gbiak g
dengan prevalensi dalam 2 dalam 2 tentang an biakan
kejadian DBD bulan, angka bulan penceg nyam nyamuk di
tinggi, ada media DBD di RT ahan uk di RT 06 RW
perkembangbiakan 06 RW 04  Tidak dan RT 04 Desa
nyamuk, Desa ada cara 06 Bantulan,
kelembaban Bantulan, media mengat RW Kecamatan
lingkungan tinggi, Kecamatan perke asi 04 Sidoarum
dan lingkungan Sidoarum mban DBD. Desa turun dari
kurang sehat menurun gbiak Bantu 30% menjad
dimanifestasikan an lan, 0%
oleh 20% warga nyam Keca  70 %
terkena DBD / uk matan Masy
tahun, wabah DBD Sidoa araka
selalu datang saat rum t RT
musim hujan  Preva 0% 06
maupun pergantian lensi RW
musim, lingkungan DBD 04
 Pendid
perumahan dekat menu  Pendidi Desa
ikan
dengan persawahan, run kan Bant
keseha
banyak terdapat kesehat  100 lan,
tan
genangan air di an % Keca
tentan
sekitar rumah, kepada Masy mata
g
lingkungan sekitar masyar arakat n
- Penger
rumah warga basah akat. RT Sido
tian
dan lembab saat 06 rum,
DBD
musim penghujan. RW meng
- Penye
04 erti
bab
Desa tenta
DBD
Bantu
- Cara
lan, ng
penula
Keca - Peng
ran
matan ertian
DBD
Sidoa DBD
- Tanda
rum, - Peny
dan
meng ebab
gejala
erti DBD
DBD
tentan - Cara
- Pence
g penu
gahan
- Penge aran
DBD
rtian DBD
DBD - Tand
- Penye a dan
bab gejal
DBD DBD
- Cara - Penc
penul gaha
aran DBD
DBD
- Tand
a dan
gejala
DBD
- Pence
gahan
DBD
FORMAT RENCANA KERJA (POA) ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

No. Masalah Tujuan Rencana Kegiatan Sasaran Waktu Te


1. Tingginya angka  Tidak ada  Gotong  Bapak-  Jum’ 
kejadian DBD di media royong bapak di at, 9
wilayah RT 06 RW 04 perkembangbia RT 06 Janua
Desa Bantulan, kan nyamuk RW 04 ri
berhubungan dengan desa 2015
prevalensi kejadian Sidoaru
DBD tinggi, ada media m
perkembangbiakan
nyamuk, kelembaban
 Prevalensi
lingkungan tinggi, dan  Jum’
DBD menurun  Ibu-ibu 
lingkungan kurang at, 9
di RT 06
sehat dimanifestasikan  Pendidikan Janua
RW 04
oleh 20% warga kesehatan ri
desa
terkena DBD / tahun, tentang 2015
Sidoaru
wabah DBD selalu - Pengertian
m
datang saat musim DBD
hujan maupun - Penyebab
pergantian musim, DBD
lingkungan perumahan - Cara
dekat dengan penularan
persawahan, banyak DBD
terdapat genangan air - Tanda dan
di sekitar rumah, gejala DBD
lingkungan sekitar  Pencegahan
rumah warga basah dan DBD
lembab saat musim
penghujan.
DOKUMENTASI IMPLENTASI DAN EVALUASI

NO HARI, IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI


TANGGAL, PERAWAT
JAM
1 Jumat ,  Penyuluhan S :
kesehatan DBD
9 Januari 2015  Masyarakat mengatakan
sudah paham tentang
15.30 WIB
pengertian, penyebab,
penularan, tanda dan
gejala, serta pencegahan
DBD.

O:

 Masyarakat terlihat antusias


mengikuti penyuluhan
tentang DBD
 Masyarakat dapat
mengetahui tentang
pengertian, penyebab,
penularan, tanda dan
gejala, serta pencegahan
DBD

A : Kurangnya pengetahuan tentang


DBD teratasi sebagian
P :Lakukan pemantauan kebersihan
lingkungan dusun Bantulan RT 6
RW 4 Desa Sidoarum, Godean
2 13 januari 2015 Evaluasi penyuluhan S :

10.00 WIB  Masyarakat mengatakan


bahwa hari minggu, tanggal
11 januari melakukan kerja
bakti,
 Masyarakat mengatakan
sudah membuat jadwal
kerja bakti 2 minggu sekali,
setiap hari minggu pagi.
 Masyarakat mengatakan
sedang merencanakan
pengasapan pada RT 06 RW
04 Dusun Bantulan Desa
Sidoarum Godean

O:

 Tidak ditemukan genangan


air di sekitar pemukiman
penduduk.
 Lingkungan rumah
penduduk terlihat lebih
bersih.
A:

 Tingginya angka kejadian


DBD teratasi sebagian

P:

 Pemantauan kebersihan
lingkungan Dusun Bantulan
RT 6 RW 4 Desa Sidoarum
Godean

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai